LAPORAN PENDAHULUAN SEFALGIA

August 15, 2017 | Author: A'an Nur Rahman | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Sefalgia...

Description

LAPORAN PENDAHULUAN SEFALGIA

A. Definisi Sefalgia adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada daerah atas kepala memanjang dari orbital sampai ke daerah belakang kepala (area oksipital dan sebagian daerah tengkuk). Sefalgia dapat merupakan tanda dari proses penyakit tertentu baik ekstrakranial maupun intrakranial. (Addison, 2005)

B. Etiologi Berdasarkan penyebabnya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. 1. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas kelainan anatomi atau kelainan struktur, yaitu migrain, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepala klaster dan nyeri kepala primer lainnya. 2. Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang jelas terdapat kelainan anatomi maupun kelainan struktur dan bersifat kronis progresif, antara lain meliputi kelainan non vaskuler. (Boru, 2005) Menurut lama berlangsungnya, nyeri kepala tegang otot dibagi menjadi nyeri kepala episodik dan nyeri kepala kronis. Nyeri kepala tegang otot dikatakan episodik jika perlangsungannya kurang dari 15 hari dengan serangan yang terjadi kurang dari 1 hari perbulan (12 hari dalam 1 tahun). (George, 2006). Nyeri kepala ini sangat umum dan banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat sembuh dengan pemberian analgetik sedangkan apabila nyeri kepala tegang otot tersebut berlangsung lebih dari 15 hari selama 6 bulan terakhir dikatakan nyeri kepala tegang otot kronis. (Hooker, 1986)

Tumor dan abses serebral juga dapat menimbulkan nyeri kepala oleh karena terjadinya kompresi jaringan otak terhadap tengkorak sehingga meningkatkan tekanan intrakranial. Mual dengan atau tanpa muntah dapat menyertai nyeri kepala yang disebabkan oleh migrain, glaukoma, SOL (Space occupying lesions) dan meningitis. (Cady, 2007)

C. Patofisiologi Rangsang

nyeri

bisa

disebabkan

oleh

adanya

tekanan,

traksi,

displacement maupun proses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptornosiseptor pada struktur peka nyeri di kepala. Jika struktur tersebut yang terletak pada ataupun di atas tentorium serebelli dirangsang maka rasa nyeri akan timbul terasa menjalar pada daerah di depan batas garis vertikal yang ditarik dari kedua telinga kiri dan kanan melewati puncak kepala (daerah frontotemporal dan parietal anterior). Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf trigeminus. Sedangkan rangsangan terhadap struktur yang peka terhadap nyeri di bawah tentorium (pada fossa kranii posterior) radiks servikalis bagian atas dengan cabang-cabang saraf perifernya akan menimbulkan nyeri pada daerah di belakang garis tersebut, yaitu daerah oksipital, suboksipital dan servikal bagian atas. Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf kranial IX, X dan saraf spinal C-1, C-2, dan C-3. Akan tetapi kadang-kadang bisa juga radiks servikalis bagian atas dan N. oksipitalis mayor akan menjalarkan nyerinya ke frontal dan mata pada sisi ipsilateral. Telah dibuktikan adanya hubungan erat antara inti trigeminus dengan radiks dorsalis segmen servikal atas. Trigemino cervical reflex dapat dibuktikan dengan cara stimulasi n. supraorbitalis dan direkam dengan cara pemasangan elektrode pada otot sternokleidomastoideus. Input eksteroseptif dan

nosiseptif

dari

trigemino-cervical

reflex

ditransmisikan

melalui

polysinaptic route, termasuk spinal trigeminal nuklei dan mencapai servikal motorneuron. Dengan adanya hubungan ini jelaslah bahwa nyeri di daerah leher dapat dirasakan atau diteruskan ke arah kepala dan sebaliknya. (Kinik, 2010).

D. Manifestasi Klinis Nyeri kepala biasa berlangsung selama 30 menit hingga 1 minggu penuh. Nyeri bisa dirasakan kadang – kadang atau terus menerus. Nyeri pada awalnya dirasakan pasien pada leher bagian belakang kemudian menjalar ke kepala bagian belakang selanjutnya menjalar ke bagian depan. Selain itu, nyeri ini juga dapat menjalar ke bahu. Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat, pegal, rasa kencang pada daerah bitemporal dan bioksipital, atau seperti diikat di sekeliling kepala. Nyeri kepala tipe ini tidak berdenyut. Gejala lain yang juga dapat ditemukan seperti insomnia (gangguan tidur yang sering terbangun atau bangun dini hari), nafas pendek, konstipasi, berat badan menurun, palpitasi dan gangguan haid. (Boru, 2005).

E. Pemeriksaan Penunjang 1. CT Scan 2. MRI

F. Penatalaksanaan Medis Secara farmakologi, obat yang dapat meringankan nyeri kepala ini dilakukan dengan pemberian analgetik dan dapat ditambahkan obat antidepresan. Prognosis penyakit ini baik, dan dengan penatalaksanaan yang baik lebih dari 90% pasien dapat disembuhkan.

G. Penatalaksanaan Keperawatan 1. Diagnosis Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan ketegangan otot b. Mual berhubungan dengan nyeri kepala c. Konstipasi berhubungan dengan nyeri kepala

d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala 2. Intervensi Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan ketegangan otot NIC: Pain Management 1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitas 2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri 5) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau 7) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan.

b. Mual berhubungan dengan nyeri kepala c. Konstipasi berhubungan dengan nyeri kepala d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala NIC: 1) Tentukan kebiasaan tidurnya dan perubahan saat tidur. 2) Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru. 3) Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur, misalnya mandi hangat dan massage.

4) Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi ; rendahkan tempat tidur jika memungkinkan. 5) Kolaborasi dalam pemberian obat sedatif, hipnotik sesuai dengan indikasi.

Daftar Pustaka Addison B, Brown A, Edwards R, Gray G. 2005. Minor Illness or Mayor Disease. 5th Edition. London: Pharmaceutical Press. Boru, U.T., Kocer, A., Sur, H., Tutkan, H. and Atli, H. 2005. Prevalence and Characteristics of Migraine in Women of Reproductive Age in Istanbul, Turkey: A Population Based Survey. Tohoku J. 206 (1). 51-59. Cady, R. 2007. Pathophysiology of Migraine. In: The Pain Practitioner. 17(1): 6-9. George, K. O. 2006. Migraine Headache. National Institute of Health. Hooker WD, Raskin NH, 1986, Neuropsychologic alterations in classic and common migraine. Arc Neurology. 43. 709-12. Kinik, S. T., Alehan, F., Erol, I. and Kanra, A.R. 2010. Obesity and Paediatric Migraine. International Headache Society. Cephalalgia. 30 (105). NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. EGC: Jakarta.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF