LAPORAN PENDAHULUAN RPK
May 21, 2019 | Author: ajzy | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN PENDAHULUAN RPK...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Diagnosa Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan
B. Tinjauan Teori
Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (fitria, 2009).
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri, maupun
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993).
Faktor Predisposisi dan Presipitasi a. Faktor Predisposisi Menurut Iyus Yosep (2009) faktor penyebab perilaku kekerasan meliputi faktor predisposisi. Faktor predisposisi terjadinya masalah perilaku kekerasan adalah faktor biologis, psikologis, sosial budaya, dan presipitasi. 1) Faktor Psikologis a. Psychoanalytical theori Teori ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan akibat dari instinctual drives. b. Frustasi agresion Theori
Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap
3. Rentang Respon Marah
Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif. Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut : (Keliat, 1997).
Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
Pasif adalah respons dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang dialami.
Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak
5. Tanda dan Gejala Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai berikut: 1) Fisik a. Muka merah dan tegang
c. Mata melotot/ pandangan tajam d. Tangan mengepal e. Rahang mengatup f. Postur tubuh kaku g. Jalan mondar-mandir 2) Verbal a. Bicara kasar b. Suara tinggi, membentak atau berteriak c. Mengancam secara verbal atau fisik d. Mengumpat dengan kata-kata kotor
6. Penentuan Diagnosa Faktor Resiko (Nanda 2012 – 2014) a. Ketersediaan senjata b. Bahasa tubuh (misalnya sikap tubuh kaku, mengepal jari dan rahang terkunci, hiperaktivitas, denyut jantung cepat, nafas terengah-engah, cara berdiri mengancam) c. Kerusakan koknitif (penurunan fungsi intelektual, gangguan defisit perhatian) d. Riwayat penganiayaan pada masa anak-anak e. Riwayat penyalagunaan zat f. Riwayat ancaman kekerasan g. Riwayat menyaksikan prilaku kekerasan dalam keluarga h. Riwayat perilaku kekerasan terhadap orang lain i.
Riwayat perilaku kekerasan anti sosial
j.
Pelanggaran kendaraan bermotor
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN
Nama Klien No CM
DX Medis Ruangan
: …………………… : ……………………
: ………………….. : …………………..
Perencanaan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Resiko Mencederai
TUM
diri b/d perilaku
Klien tidak mencederai diri
Kriteria Evaluasi
Intervensi
kekerasan TUK: 1.
Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku
1. Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat:
1. Bina hubungan saling percaya dengan:
Beri salam setiap berinteraksi.
Wajah cerah, tersenyum
Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan
Mau berkenalan
Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
Ada kontak mata
Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
Bersedia menceritakan perasaan
Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
Buat kontrak interaksi yang jelas
Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien
2. Klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya:
Menceritakan penyebab perasaan
kekerasan yang
jengkel/kesal baik dari dir i sendiri maupun
dilakukannya
lingkungannya
2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya:
Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya
Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-
3. Klien menceritakan keadaan o
tanda perilaku kekerasan
o
o
3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya:
Fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi
Motivasi klien menceritakan kondisi fisik saat perilaku kekerasan terjadi
tegang, dan lain-lain.
Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya saat terjadi perilaku kekerasan
Emosional : perasaan marah, jengkel, bicara
Motivasi klien menceritakan kondisi psikologis saat terjadi perilaku kekerasan
kasar.
Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lainh saat terjadi
Sosial : bermusuhan
perilaku kekerasan
yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan. 4. Klien dapat mengidentifikasi jenis
4. Klien menjelaskan: o
perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama
4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini:
ini telah dilakukannya o
Perasaannya saat melakukan kekerasan
o
Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah
Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini permah dilakukannya.
Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi
Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialami teratasi.
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
5. Klien menjelaskan akibat tindak kekerasan yang
5. Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada:
Diri sendiri
o
Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll
Orang lain/keluarga
o
Orang lain/keluarga : luka, tersinggung,
Lingkungan
dilakukannya
ketakutan, dll o
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam
Lingkungan : barang atau benda rusak dll
6. Klien : o
6. Diskusikan dengan klien:
Menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan
Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan marah yang sehat
marah
Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah selain perilaku
mengungkapkan kemarahan
kekerasan yang diketahui klien.
Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah:
Cara fisik: nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olah raga.
Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain.
Sosial: latihan asertif dengan orang lain.
Spiritual: sembahyang/doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing-masing
7. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku
7. Klien memperagakan cara mengontrol perilaku
7. 1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang
kekerasan:
kekerasan
Fisik: tarik nafas dalam, memukul
7.2. Latih klien memperagakan cara yang dipilih:
Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih.
Verbal: mengungkapkan perasaan
Jelaskan manfaat cara tersebut
kesal/jengkel pada orang lain tanpa menyakiti
Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan.
Spiritual: zikir/doa, meditasi sesuai agamanya
Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna
bantal/kasur
mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.
7.3. Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah/jengkel 8. Klien mendapat dukungan keluarga
8. Keluarga:
untuk mengontrol perilaku kekerasan
8.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk
Menjelaskan cara merawat klien dengan
mengatasi perilaku kekerasan.
perilaku kekerasan
8.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan
Mengungkapkan rasa puas dalam merawat
8.3. Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan
klien
yang dapat dilaksanakan oleh keluarga. 8.4. Peragakan cara merawat klien (menangani PK ) 8.5.Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang 8.6. Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan 8.7. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
9. Klien menggunakan obat
9. Klien menjelaskan:
sesuai program yang
telah ditetapkan
9.1. Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak
Manfaat minum obat Kerugian tidak minum obat Nama obat Bentuk dan warna obat
menggunakan obat 9.2. Jelaskan kepada klien:
Jenis obat (nama, wanrna dan bentuk obat)
Dosis yang tepat untuk klien
Dosis yang diberikan kepadanya
Waktu pemakaian
Waktu pemakaian
Cara pemakaian
Cara pemakaian
Efek yang akan dirasakan klien
Efek yang dirasakan
10. Klien menggunakan obat sesuai program
9.3. Anjurkan klien:
Minta dan menggunakan obat tepat waktu
Lapor ke perawat/dokter jika mengalami efek yang tidak biasa
Beri pujian terhadap kedisplinan klien menggunakan obat.
View more...
Comments