LAPORAN PENDAHULUAN PHBS
November 24, 2018 | Author: Sutarini | Category: N/A
Short Description
LAPORAN PENDAHULUAN PHBS...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH (PHBS)
I.
Konsep Dasar PHBS A. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan dimasyarakat (Maryunani A, 2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), advokasi), bina suasana ( social support ) dan pemberdayaan masyarakat (empowerman (empowerman)) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan (Maryunani A, 2013). Menurut Atikah & Eni (2012), beberapa indikator yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan pola hidup bersih dan sehat diantaranya adalah sebagai berikut: a. Ibu hamil memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. b.
Ibu hamil agar memeriksakan diri dan meminta pertolongan persalinan
kepada bidan/tenaga kesehatan. c.
Ibu memberikan ASI saja kepada bayinya selama 4 bulan pertama kelahiran
d.
Semua bayi harus diimunisasi lengkap sebelum usia 1 tahun.
e. Semua bayi dan balita harus ditimbang berat badannya sejak lahir sampai usia 5 tahun diposyandu dan sarana kesehatan f.
Setiap orang agar makan makanan yang mengandung unsur zat tenaga,
pembangun, zat pengatur sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
g.
Semua orang menggunakan garam beryodium untuk keperluan makan
sehari-hari h.
Ibu hamil agar minum tablet tambah darah atau tablet zat besi selama masa
kehamilan i. j.
Semua orang agar membuang air besar atau tinja di jamban atau WC Semua orang agar mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan
waktu akan makan k.
Semua orang agar menggunakan air bersih dan untuk minum agar dimasak
terlebih dahulu. l.
Setiap rumah, halaman dan pekarangan agar selalu bersih, bebas dari
sampah dan bebas dari sarang nyamuk m.
Setiap orang agar menggosok gigi paling sedikitnya 2 kali sehari, yaitu
sesudah makan dan sebelum tidur n.
Semua orang agar tidak merokok, terutama bila berdekatan dengan ibu hamil,
bayi dan di tempat umum o.
Semua orang agar menyadari bahaya HIV/AIDS dan berperilaku positif
untuk terhindar dari HIV/ AIDS namun tidak mengucilkan penderita p.
Semua orang agar berolahraga secara teratur
q. Semua orang agar menjadi peserta Dana Sehat (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).
B. Etiologi PHBS
Hal-hal yang mempengaruhi PHBS sebagian terletak di dalam diri individu itu sendiri, yang disebut faktor intern, dan sebagian terletak di luar dirinya yang disebut faktor ekstern (faktor lingkungan). 1. Faktor Internal a. Keturunan Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah demikianlah diturunkan dari orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah sifat-sifat yang diperoleh dari orang tua atau neneknya dan lain sebagainya. b. Motif
Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan, yang oleh Maslow dikelompokkan menjadi kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan rohani. 2. Faktor Eksternal Yaitu faktor-faktor yang ada di luar diri individu bersangkutan. Faktor-faktor ini mempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul unsur-unsur dan dorongan untuk berbuat sesuatu. a. Unsur-unsur perilaku bagi individu, meliputi pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana yang diperlukan untuk melakukannya, serta dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya. b. Unsur-unsur perilaku bagi individu sebagai anggota kelompok, meliputi pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana yang diperlukan untuk melakukannya, dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya, serta norma atau dukungan kelompok bahwa apa yang akan dilakukan itu benar atau bisa diterima oleh kelompoknya.
C. Pohon Masalah PHBS
Cakupan PHBS
Manusia
Metode
Pemberdayaan
Advokasi ke lintas
atau Penyuluhan
sektoral
Sarana
Lingkungan
Dana
Form pendataan PHBS yang kurang Kurangnya penyuluhan dari
Tidak adanya dana
petugas Puskesmas
untuk membuat septik
PHBS
tank
Jamban
sehat
tidak
yang
memenuhi
syarat
Perilaku warga yang masih
merokok
dalam rumah
D. Indikator PHBS
Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut dan pengasuh anak. Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan. Indikator PHBS rumah tangga yang digunakan yaitu mengacu kepada standar pelayanan minimal bidang kesehatan ada sepuluh indikator, yaitu : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
di
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga para medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya. 2. Memberi bayi ASI ekslusif Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (colostrums), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. 3. Menimbang bayi dan balita Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu. Dengan demikian dapat diketahui apakah balita tumbuh sehat atau tidak dan mengetahui kelengkapan imunisasi serta bayi yang dicurigai menderita gizi buruk. 4. Menggunakan air bersih Air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah tangga yang sehari-harinya memakai air minum yang meliputi air dalam kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotor air limbah. 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Aku t, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan mejadi bersih dan b ebas dari kuman.
6. Menggunakan jamban sehat Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk. 7. Memberantas jentik di rumah Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada dalam rumah seperti bak mandi atau WC, vas bunga, tatakan kulkas dan lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah bebas jentik adalah melakukan 3 M plus (menguras, menutup, mengubur plus menghindari gigitan nyamuk). 8. Makan buah dan sayur setiap hari Makan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta mengandung serat yang tinggi. Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Merebus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C. 9. Melakukan aktivitas fisik Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain ke giatan sehari-hari yaitu berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian,mencuci mobil dan turun tangga. S elain itu kegiatan olahraga seperti push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, fitness, dapat juga dilakukan sebagai aktifitas fisik.
10. Tidak merokok di dalam rumah Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok selama 1 bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok pasif. Bahaya perokok aktif dan perokok pasif adalah dapat menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih awal disbanding bukan perokok, menyebabkan penyakit paru-paru kronis, merusak gigi, stroke, kanker kulit, kemandulan, impotensi, kanker rahim dan keguguran.
E. Klasifikasi PHBS
Dari sepuluh indikator PHBS maka akan didapatkan empat klasifikasi rumah tangga yang menjalankan PHBS. Menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut 6,7,8 : 1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga. 2. Klasifikasi II (warna kuning): jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga. 3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai den gan 7 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga. 4. Klasifikasi IV (warna biru) : Klasifikasi III + ikut dana sehat Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008 mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak terpenuhi, maka tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.
F. Gejala Klinis PHBS G. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
Pemeriksaan diagnostic yang bisa dilakukan di dalam PHBS ini yaitu, pemeriksaan kesehatan secara rutin baik pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, asam urat, gula darah, cek lab (darah lengkap). H. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada PHBS yaitu : 1. Promotif
Promotif yang dimaksud disini yaitu pemberian informasi atau pendidikan kesehatan kepada keluarga atau masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat yang di mulai dari tatanan rumah tangga. 2. Preventif Preventif adalah pencegahan. Dimana preventif disini yaitu pencegahan risiko terserang atau terhindar dari berbagai jenis penyakit dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. I. Komplikasi
Bagi orang yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan berisiko terserang penyakit. Jika perilaku hidup bersih dan sehat ini tidak diterapkan maka akan berdampak pada timbulnya komplikasi penyakit lain. Komplikasi PHBS dapat menyebabkan : 1. Diare karena tidak menerapkan cuci tangan yang bersih. 2. Stroke, hipertensi, jantung yang disebabkan karena merokok. 3. Kematian yang disebabkan karena pada saat persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan.
II.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Data Subjektif a. Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, no registrasi, dan diagnose medis b. Keluhan Utama Sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah sakit kepala disertai rasa berat ditengkuk, sakit kepala berdenyut c. Riwayat Kesehatan Sekarang Pada sebagain besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala. Gejala yang dimaksud adalah sakit dikepala , pendarahan dihidung, pusing, wajah kemerahanan, dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada penderita hipertensi. Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobat, bisa timbl sakit kepala, kelelahan, muntah, sesak napas, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan otak, mata
jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran atau koma d. Riwayat Kesehatan Dahulu Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, DM, penyakit ginjal, obesitas, hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan obat kontrasepsi oral dll. e. Riwayat Kesehatan Keluarga Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
B. Data Objektif Pemeriksaan Fisik a. Aktivitas/ Istirahat 1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton. 2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea. b. Sirkulasi 1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi, perspirasi. 2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda. c. Integritas Ego 1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan). 2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. d. Eliminasi 1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada
masa yang lalu).
e. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol,
mual,
muntah
dan
perubahan
BB
akhir
akhir
ini
(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik 2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria. f. Neurosensori 1) Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis). 2) Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan. g. Nyeri/ketidaknyamanan 1) Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit kepala.
h. Pernafasan 1) Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea, ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok. 2) Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis. i.
Keamanan 1) Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor risiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia. b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal. c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM. 2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati 3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, p erbaikan ginjal. 5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
DIAGNOSA
Diagnosa Keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas sesuai dengan keadaan klien. Berikut diganosis keperawatan pada hipertensi dalam NANDA N IC-NOC (2015) 1. Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan
dalam
keluarga
berhubungan
dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. 2. Defisiensi pengetahuan PHBS berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
INTERVENSI
Berisi rumusan perencanaan asuhan keperawatan kepada klien serta rasional mengapa tindakan tersebut dilakukan.
No
Diagnosa Keperawatan
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
1.
Ketidakefektifan pemeliharaan dalam
NOC :
kesehatan 1. Keluarga mampu keluarga
berhubungan
dengan
ketidakmampuan keluarga menggunakan
1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga mengenai masalah
kesehatan dalam
kesehatan
dalam 2. Keluarga mampu
pelayanan kesehatan.
NIC :
meningkatkan derajat
keluarganya.
fasilitas
Intervensi
menggunakan pelayanan kesehatan dengan baik. 3. Jika ada anggota keluarga
2. Berikan Penkes kepada keluarga tentang : a. Manfaat dari pemeriksaan secara rutin b. Resiko yang terjadi
yang sakit keluarga mampu
apabila tidak melakukan
mengenal masalah kesehatan
pemeriksaan secara
dan mampu memberikan penanganan yang tepat bagi
rutin. c. Memberikan edukasi
anggota keluarga yang sakit.
tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
2.
Defisiensi
pengetahuan NOC :
NIC :
PHBS
berhubungan
1. Kaji
dengan informasi
kurangnya tentang
1. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit
kesiapan
dan
hambatan dalam belajar.
2. Mengidentifikasi efek
2. Tetapkan
dan
perilaku hidup bersih dan
samping obat dan
batas
tekanan
sehat.
kemungkinan komplikasi
“terkontrol dengan baik”.
yang perlu diperhatikan.
darah
pasien
dalam
mengidentifikasi
gaya
darah dalam parameter
hidup
sehat
normal.
misalnya : obesitas, rokok
3. Mempertahankan tekanan
4. Mampu menerapkan PHBS dalam keluarga.
3. Bantu
nyatakan
yang
tidak
dan alkohol, pola hidup penuh stres. 4. Intruksikan dan peragakan teknik pemantauan tekanan darah mandiri. 5. Demonstrasikan
pada
keluarga mengenai PHBS. 6. Berikan mengenai
informasi PHBS
dan
bagaimana penerapannya. 7. Motivasi untuk membuat program olahraga sendiri dalam menerapkan PHBS.
CATATAN PERKEMBANGAN
Berisi informasi tentang bangaimana perkembangan kondisi klien setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan.
III.
Daftar Pustaka
Mukono.2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya Mc. Kenzie, J.F., Neiger, B.L., & Smeltzer, J.L. 2005. Planning implementing and evaluation health promotion programs. San Fransisco, CA : Pearson Education. Perilaku
Hidup
Bersih
dan
Sehat.
2011.
(Online),
(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat ,diakses pada tanggal 14 Pebruari 2018) Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup
Bersih
dan
Sehat
(PHBS).
(Online),
(http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12 ,diakses pada tanggal 14 Pebruari
2018)
Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres Sumijatun, et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
OLEH :
NI LUH KOMANG MEGA RATNASARI P07120216077 TINGKAT 2B SEMESTER III
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PRODI D-IV KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
OLEH :
PUTU AYU SUTARINI DEWI P07120216073 TINGKAT 2B SEMESTER III
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PRODI D-IV KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2017/2018
View more...
Comments