Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Koroner
August 30, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Koroner...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG KORONER
Disusun Oleh : Novia Citra Haryono 14401.18.19018
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN PROBOLINGGO 2021
LAPORAN PENDAHULUAN PNYAKIT JANTUNG KORONER
I.
ANATOMI
FISOLOGI
Jantung Jantun g berbentuk berbentuk seperti pir/kerucut pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks (superior - posterior : C – II) berada di bawah dan basis (anterior - inferior ICS – V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah rongg ron ggaa dada dada (cavum (cavum thorak thoraks) s) sebelah sebelah kiri kiri yang yang terlin terlindun dung g oleh oleh costae costae tepatnya tepatn ya pada mediastinu mediastinum. m. Untuk Untuk mengetahui mengetahui denyutan denyutan jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat 3 pada orang dewasa sekitar 250-350 gram. Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu : Luar ar / pe peric ricar ardi dium um Berf Berfun ungs gsii sebag sebagai ai pe peli lind ndun ung g jantu jantung ng at atau au 1. Lu merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minuss dan di belakang minu belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral.
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu jantung. 2. Tengah/ miokardium Lapisan otot jantung yang menerima darah dari
arteri koronaria. Dala lam m / Endo Endoka kard rdiu ium m Di Dind ndin ing g da dalam lam at atriu rium m ya yang ng di dili lipu puti ti ol oleh eh 3. Da membrane yang mengilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender len der endoka endokardi rdium um kecual kecualii auriku aurikula la dan bagian bagian depan depan sinus sinus vena vena kava. Ruang-ruang jantung Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu : 1. Atrium dekstra : Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis. a. Muara atrium kanan terdiri dari : Vena cava superior, vena cava
inferior, sinus koronarius, osteum atrioventrikuler dekstra. b. Sisa fetal atrium kanan : fossa ovalis dan annulus ovalis. 2. Ventrikel dekstra : berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan terdiri dari : a. Valvula triskuspidal b. Valvula pulmonalis 3. Atrium sinistra : Terdiri dari rongga utama dan aurikula. 4. Ventrikel sinistra : Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrik atriov entrikuler uler sinistra sinistra dan dengan aorta melalu melaluii osteum aorta terdiri terdiri dari valvula mitralis dan dan valvula semilunaris aorta.
II.
DEFINISI
Pe Peny nyak akit it jant jantun ung g koro korone nerr (PJK (PJK)) meru merupa paka kan n pe peny nyak akit it ya yang ng disebabkan adanya plak yang menumpuk di dalam arteri koroner sehingga terjadi penyempitan atau sumbatan yang mensuplai oksigen (O2) ke otot jantung.
Penyakit
jantung
koroner
(PJK)
terjadi
karena
adanya
penyempitan pembuluh darah koroner yang berimbas pada otot jantung yang yan g kekura kekuranga ngan n darah darah sehinga sehinga terjad terjadii ganggu gangguan an fungsi fungsi jantun jantung. g. PJK
merupakan akibat adanya penyumbatan pembuluh darah koroner (Brunner dan Suddart.2017). III.
ETIOLOGI
Menuru Men urutt Fikria Fikriana, na, Riza. Riza. (2018) (2018) penyeb penyebab ab terjadi terjadinya nya penyak penyakit it jantung koroner pada perinsipnya disebabkan oleh dua faktor utama yaitu: 1. At Ater eros oskl kler eros osis is Aterosklerosis paling sering ditemukan sebagai sebab terjadinya penyakit arter art erii ko koro rone neri ria. a. Sala Salah h satu satu ya yang ng di diak akib ibat atka kan n Atero Aterosk skle lero rosis sis ad adal alah ah penimbunan jaringan fibrosa dan lipid didalam arteri koronaria, sehingga mem me mpers persem empi pitt
lu lum men
pemb pembu uluh luh
dara darah h
se seca cara ra
pr pro ogr gres esif if..
Aka kan n
membahayakan aliran darah miokardium jika lumen menyempit karena resistensi terhadap aliran darah meningkat. 2. Trombosis Gumpal Gum palan an darah darah pada pada mulany mulanyaa bergun bergunaa untuk untuk penceg pencegah ah pendar pendaraha ahan n berlanjut pada saat terjadi luka karena merupakan bagian 8 dari mekanisme pertahan tubuh. Lama kelamaan dinding pembuluh darah akan robek akibat dari pengerasan pembuluh darah yang terganggu dan endapan lemak. lem ak. Berkum Berkumpul pulny nyaa gu gumpa mpalan lan darah darah dibagi dibagian an robek robek terseb tersebut ut yang yang bersatu dengan kepingan-kepingan darah menjadi trombus. Trombosis dapat menyebabkan serangan jantung mendadak dan stroke. IV.
KLASIFIKASI
1. Angi Angina na pekt pektor oris is stab stabil il (APS (APS)) Sindroma klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak di dada, rahang, bahu, punggung ataupun lengan, yang biasanya oleh kerja fisik atau stres emosional dan keluhan ini dapat berkurang bila istirahat atau dengan obat nitrogliserin. 2. Sindro Sindroma ma Koron Koroner er Akut Akut (SKA) (SKA) Sindroma klinik yang mempunyai dasar patofisiologi, yaitu berupa ad adan anya ya erosi, erosi, fi fisu surr atau atau ro robe bekn knya ya pl plak ak arter arteros oskl kler eros osis is se sehi hing ngga ga meny enyeb ebab abk kan
tr trom ombo bosi siss
in intr trav avas asku kula larr
ya yan ng
meni menim mbul ulk kan
ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard.
Yang termasuk SKA adalah : a) Angina Angina pektoris pektoris tidak tidak stabil stabil (UAP, (UAP, unstable unstable angina angina pectori pectoris), s), yaitu: yaitu: b) Pasien dengan angina yang masih baru dalam 2 bulan, dimana angina cukup berat dan frekuensi cukup sering, lebih dari 3 kali per hari. c) Pasien Pasien dengan dengan angina angina yang bertamb bertambah ah berat, berat, sebelumny sebelumnyaa angina angina stabil, lalu serangan angina muncul lebih sering dan lebih lama (>20 menit), dan lebih sakit dadanya, sedangkan faktor presipitasi makin ringan d) Pasien dengan dengan serangan serangan angina angina pada pada waktu waktu istirah istirahat at V.
PATOFISIOLOGI
Menurut Price S. A. Wilson L. M. (2018) penyakit jantung koroner biasanya paling utama penyebab penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis. Aterosklerosis disebabkan oleh Faktor pemicu yang tidak diketa dik etahui hui yang yang dapat dapat menyeb menyebabk abkan an jaring jaringan an fibrosa fibrosa dan lipopr lipoprote otein in menumpuk di dinding arteri. Pada aliran darah 14 lemak diangkut dengan menempel pada protein yang disebut apoprotein. Keadaan hiperlipedemia dapat dap at merusa merusak k endote endoteliu lium m arteri. arteri. Mekani Mekanisme sme potens potensial ial lai lain n cedera cedera pembuluh darah mencakup kelebihan tekanan darah dalam sistem arteri. Kerusakan endotel itu sendiri dapat meningkatkan pelekatan dan agregasi trombosit serta menarik leukosit ke area tersebut. Hal ini mengakibatkan Low Densitiy Lipoprotein Lipoprotein (LDL) atau biasanya disebut dengan lemak jahat yang ada dalam darah. Semakin banyak LDL yang menumpk maka akan mengalami proses oksidasi. Plak dapat mengurangi ukuran lumen yang terdapat pada arteri yang terangsang dan menggangu aliran darah. Plak juga dapat menyebabk menyebabkan an ulkus ulkus penyebab penyebab terbentukn terbentuknya ya trombus, trombus, trombus akan terbentuk pada permukaan plak, dan penimbunan lipid terus menerus yang dapat menyumbat pembuluh darah. Lesi yang kaya lipid biasanya tidak stabil dan cenderung robek serta terbuka. Apabila fibrosa pembungkus plak pecah (ruptur plak), maka akan menyebabkan debris lipid lip id terhan terhanyut yut dalam dalam ali aliran ran darah darah dan dapat dapat menyu menyumba mbatt arteri arteri serta serta kapiler di sebelah distal plak yang pecah.
Akibatnya otot jantung pada daerah tersebut mengalami gangguan aliran darah dan bisa menimbulkan aliran oksigen ke otot jantung berkurang. Peri Peristi stiwa wa terse tersebu butt meng mengak akib ibatk atkan an sel miok miokar ardi dium um menj menjad adii iske iskemi mik k sehingga hipoksia. Mengakibatkan proses pada miokardium berpindah ke meta me tabo boli lism smee
an anae aero robi bik k
yang yang meng mengha hasi silk lkan an
as asam am la lakt ktat at se sehi hing ngga ga
merangsang ujung saraf otot yang menyebabkan nyeri 15 Jaringan menjadi iskemik dan akhirnya mati (infark) disebabkan karena suplai darah ke area miokar mio kardiu dium m tergan terganggu ggu.. Ketika Ketika sel miokar miokardiu dium m mati, mati, sel hancur hancur dan melepa mel epaska skan n beberap beberapaa iso enzim enzim jantun jantung g ke dalam dalam sirkula sirkulasi. si. Kenaik Kenaikan an kadar kreatinin kreatinin kinase (creatinine (creatinine kinase), kinase), serum dan troponin troponin spesifik jantung adalah indikator infark mioardium. VI.
PATHWAY
Aterosklerosis Trombosis
Aliran darah ke jantung menurun
Oksigen turun
Jaringan Miocard Iskemik Nekrose lebih dari 30 menit
Supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang
Supply Oksigen ke Miocard turun
Metabolisme an aerob
Timbunan asam laktat meningkat
Fatique
Intoleransi aktifitas
Pertukara gas
nyeri
Seluler hipoksia
Integritas membran sel berubah Sesak nafas Kontraklitas turun
Resiko penuruna n curah jantung
Kegagalan pompa
Gagal jantung
VII. VI I.
Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler
MANIF NIFESTA STASI KLI KLINI NIS S
1. Nyeri dada Gejala yang paling sering terjadi akibat akibat CAD adalah adanya nyeri dada atau biasa disebut dengan angina pectoris. Nyeri dada ini dirasakan sebagai rasa tidak nyaman atau tertekan di daerah dada, sesuai dengan lokasi otot jantung yang tidak mendapat pasokan oksigen. Nyeri dapat menjalar ke daerah bahu, lengan, leher, rahang, atau punggung. Keluhan akan dirasakan semakin memberat dengan adanya aktivitas.
2.
Sesak. ika jantun jantung g tidak tidak mampu mampu memomp memompaka akan n darah darah keselu keseluruh ruh tubuh tubuh akibat aki bat adanya adanya ganggu gangguan an pada pada kontrak kontraktili tilitas tas jantun jantung, g, hal ini dapat dapat mengak men gakiba ibatka tkan n penump penumpuka ukan n darah darah dijant dijantung ung sehing sehingga ga terjadi terjadi aliran aliran balik ke paru-paru hal ini menyebabkan timbulnya penumpukan cairan di dalam paru-paru maka seseorang akan mengalami sesak nafas
3.
Aritmia Adalah gangguan dalam irama jantung yang bisa menimbulkan perubahan elektrofisiologi otot-otot jantung.
4.
Mual muntah Nyeri yang dirasakan diras akan pada pasien dengan penyakit jantung adalah a dalah di da dada da da dan n di da daera erah h pe peru rutt kh khus usus usny nyaa ul ulu u ha hari ri te terg rgan antu tung ng ba bagi gian an jantung mana yang bermasalah. Nyeri pada ulu hati bisa merangsang pusat muntah. Area infark merangsang refleks vasofagal.
5.
Keringat dingin Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan ketekolamin yang meni me ning ngka katk tkan an
stimu stimula lasi si
simpa simpati tiss
sehin sehingg ggaa
te terj rjad adii
va vaso soko kont ntri riks ksii
pembuluh darah perifer sehingga kulit akan menjadi berkeringat, dingin dan lembab.
6.
Lemah dan tidak bertenaga Dapat
terj rjaadi
disebabkan
kare ren na
jantung
tidak
mamp ampu
memo me momp mpaka akan n da dara rahn hnya ya ke kese selu luru ruh h tu tubu buh h sehin sehingg ggaa supl suplai ai ok oksig sigen en kejaringan berkurang sehingga seseorang merasakan kelemahan.
VIII VI II.. PEME PEMERI RIKS KSAA AAN N PENU PENUNJ NJAN ANG G
Menurut Nurhidayat, (2011) pemeriksaan penunjang pada PJK, yaitu : 1. Lab Labor orat ator oriu ium m Dilaku Dil akukan kan pemeriks pemeriksaan aan LDL (≥ 130 mg/dL), mg/dL), HDL (pria ≤ 40 mg/d mg /dL, L, wani wanita ta ≤ 50 mg/d mg/dL) L),, kole kolest ster erol ol to tota tall (≥ 20 200 0 mg/d mg/dL) L),, da dan n trigliserida (≥ 150 mg/dL), CK (pria ≥ 5-35 Ug/ml, wanita ≥5-25 Ug/ml), CKMB (≥ 10 U/L), troponin (≥ 0,16 Ug/L), SGPT (pria ≥ 42 U/L, wanita 32 U/L), SGOT (pria ≥ 37 U/L, Wanita ≥ 31 U/L). 2. Elek Elektro troka kard rdio iogr gram am (EKG) (EKG) Pada hasil pemeriksaan EKG untuk penyakit jantung koroner yaitu terjadinya perubahan segmen ST yang diakibatkan oleh plak aterosklerosis maka memicu terjadinya repolarisasi dini pada daerah yang terkena infark atau iskemi iskemik. k. Hal tersebu tersebutt mengak mengakiba ibatka tkan n oklusi oklusi arteri arteri ko koron roner er yang yang meng me ngam amba bark rkan an ST elev elevasi asi pa pada da ja jant ntun ung g se sehi hing ngga ga di diseb sebut ut STEM STEMI. I. Penurunan oksigen di jaringan jantung juga menghasilkan perubahan EKG term termas asuk uk depr depres esii se segm gmen en ST. ST. Dima Dimana na ge gelo lomb mban ang g T meng mengga gala lami mi peningkatan, dan amplitudo gelombang 16 ST atau ata u T yang menyamai atau melebihi amplitude gelombang QRS 3. Foto Foto ron rontg tgen en dad dadaa Foto Fo to ro ront ntge gen n
dada dada dapa dapatt
meli meliha hata tada da tida tidakn knya ya pe pemb mbes esar aran an
(kardiomega (kardi omegali li ), menilai menilai ukuran ukuran jantung jantung dan dapat meliat gambaran gambaran paru. Yang Yan g tidak tidak dapat dapat diliha dilihatt adalah adalah kelain kelainan an pada pada korone koroner. r. Dari Dari ukuran ukuran jantung yang terlihat pada foto rontgen dapat digunakan untuk penilaian seorang apakah sudah mengalami PJK lanjut. 4. Echo Echoca card rdio iogr grap aphy hy Untuk mengambil gambar dari jantung memerlukan pemeriksaan scanner menggunakan pancaran suara. Untuk melihat jantung berkontraksi serta melihat bagian area mana saja yang berkontraksi lemah akibat suplai darahnya berhenti (sumbatan arteri koroner). 5. Treadmill
Dengan menggunakan treadmill dapat diduga apakah seseorang menderita PJK. Memang tingkat akurasinya hanya 84% pada laki-laki dan 72% pada perempuan. Dapat diartikan dari 100 orang laki-laki yang terbukti cuma 84 orang. IX.
PENATALAKSANAAN 1. Farmakologi
a. Morphi Morphin n merupaka merupakan n anti nyeri nyeri narkotik narkotik paling paling poten, poten, akan akan tetapi tetapi sangat san gat mendep mendepresi resi aktivi aktivitas tas pernaf pernafasan asan,, sehing sehingga ga tidak tidak boleh boleh digunakan pada pasien dengan riwayat gangguan pernafasan. b. Beta blocker, obat-obatan ini menurunkan beban kerja jantung. c. Obat Obat-o -oba bata tan n tr trom ombo boli liti tik k ditu dituju juka kan n un untu tuk k memp memper erba baik ikii ke kemb mbal alii aliran darah pembuluh darah koroner. 2. Non Farmakologi a. Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. b. Pasang monitor kontinyu EKG segera.
Pasien ien dalam dalam kondis kondisii bedrest bedrest untuk untuk menuru menurunka nkan n kerja kerja jantun jantung g c. Pas sehingga mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut. d. Pemasa Pemasangan ngan IV line untuk memudahkan memudahkan pemberian pemberian obat-obata obat-obatan n
dan nutrisi yang diperlukan. e. Nitroglycerin dapat diberikan dapat diberikan untuk menurunkan
beban kerja jantung dan memperbaiki aliran darah yang melalui arteri koroner
X.
KOMPLIKASI
1. Gagal Jantung Kongestif Gagal jantung kongestif merupakan kongesti pada sistem sirkulasi miokardium. Gagal jantung kongestif merupakan suatu keadaan dimana jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan (Wicaksono, 2019).
2. Syok Kardiogenik Syok kardiogenik ini ditandai oleh adanya gangguan fungsi pada ventrikel kiri yang di sebabkan oleh infark miokardium mengakibatkan ganggu gan gguan an berat berat pada pada perfus perfusii jaringa jaringan n dan pengha penghanta ntaran ran ok oksig sigen en ke jaringan yang khas
3. Edema Paru Edema paru merupakan suatu cairan abnormal yang tertimbun pada paru baik dalam alveoli atau dirongga intersitial. Paru menjadi kaku dan tidak dapat mengembang karena tertimbun cairan, sehingga udara tidak bisa masuk maka terjadi hipoksia berat (Wicaksono, 2019).
4. Pericarditis Akut Peri Perica card rditi itiss ak akut ut ad adal alah ah pe peny nyak akit it ya yang ng bi biasa asa di se sebu butt de deng ngan an peradangan pada pericardium yang bersifat jinak dan terbatas sendiri da dan n da dapa patt terja terjadi di mani manifes festa tasi si da dari ri pe peny nyak akit it siste sistemi mik. k. Efek Efek ya yang ng ditimb dit imbulk ulkan an dari dari pericar pericardit ditis is adalah adalah efusi efusi prikar prikardin dinal al yang yang memicu memicu tamponade jantung (Wicaksono, 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Fikriana, Riza. (2018). Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Kardiovaskuler. Yogyakarta: Deepublish. vol.2. Brunner Brun ner dan Suddart. Suddart. (2017). (2017). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol.2. Jakarta: EGC Mansjoer Arif dkk. (2016). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Media
Aesculapius. Jakarta. Wicaksono. (2019). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi 3. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Price Pri ce S. A. Wilson Wilson L. M. (2018) (2018) Patofisiologi- Konsep Klinis Proses- Proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta: 6. Jakarta: EGC Tim Pokja Po kja SLKI DPP PPNI (2019) (2019).. Selatan. StandarLuaranKeperawatan StandarLuaranKeperaw atan Indonesia. Indonesia. Dewan PengurusPusatPPNI:Jakarta Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Indonesia. Dewan PengurusPusatPPNI:Jakarta Selatan.
Indonesia. Tim Pokja SIKI DPP PPNI (201 (2019). 9). StandarIntervensiKeperawatan Indonesia. Dewan PengurusPusatPPNI:Jakarta Selatan.
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI
A. PENGKAJIAN Data Subjektif 1.
Identitas kl klien
Perlu Per lu ditany ditanyaka akan n : nama, nama, umur, umur, jenis jenis kelami kelamin, n, alamat alamat,, suku, suku, agama, agama, nomo nomorr regi regist ster er,, pend pendid idik ikan an,, tang tangga gall MRS, MRS, se sert rtaa pe peke kerj rjaa aan n ya yang ng berhubungan dengan stress atau sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Identitas tersebut digunakan untuk membedakan antara pasien yang satu dengan yang lain dan untuk mementukan resiko penyakit jantung koroner yaitu laki-laki umur di atas 35 tahun dan wanita lebih dari 50 tahun. Alasan Masuk Rumah Sakit Penderita dengan infark miokard akut mengalami nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang tidak khas, mual atau pusing, sesak napas dan kesulitan bernapas. 2. Kelu Keluha han n Ut Utama
Pasien Infark Miokard Akut mengeluh nyeri pada dada substernal, yang rasanya rasa nya taj tajam am dan meneka menekan n sangat sangat nyeri, nyeri, terus terus meneru meneruss dan dangka dangkal. l. Nyeri dapat menyebar ke belakang sternum sampai dada kiri, lengan kiri, lehe leher, r, rahan rahang, g, atau atau ba bahu hu kiri kiri.. Nyer Nyerii miok miokar ard d ka kada dang ng-k -kad adan ang g suli sulitt dilokalisasi dan nyeri mungkin dirasakan sampai 30 menit tidak hilang dengan istirahat atau pemberian nitrogliserin 3. Riwa Riwaya yatt P Pen enya yaki kitt a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien infark miokard akut mengeluh nyeri pada bagian dada yang yan g dirasak dirasakan an lebih lebih dari dari 30 menit, menit, nyeri nyeri dapat dapat menyeb menyebar ar samapi samapi lengan kiri, rahang dan bahu yang disertai rasa mual, muntah, badan lemah dan pusing a) Provoking incident : Apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
presipitasi nyeri
b) Qu Qual alit ity y of pa pain in : Sepe Seperti rti ap apaa ra rasa sa ny nyer erii ya yang ng di dira rasak sakan an at atau au
digamb dig ambark arkan an klien. klien. Apakah Apakah sepert sepertii terbak terbakar, ar, berden berdenyut yut,, atau atau menusuk 21 c) Region : Radiation, relief : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah
rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi. Severity ty (scale) of pain : Seberapa Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan dirasakan d) Severi klie klien, n, bisa bisa be berd rdas asark arkan an sk skal alaa ny nyer erii at atau au kl klien ien mene meneran rangk gkan an seberapa jauh rasa sakit memepengaruhi kemampuan fungsinya. e) Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
buruk pada malam hari atau siang hari b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada Pada klie klien n in infar fark k miok miokard ard ak akut ut pe perlu rlu di dika kaji ji mung mungki kin n pe pern rnah ah mempunyai riwayat diabetes mellitus, karena diabetes mellitus terjadi hilangnya sel endotel vaskuler 8 berakibat berkurangnya produksi nitri oksida sehingga terjadi spasme otot polos dinding pembuluh darah. Hipersenti Hiperse nti yang sebagian diakibatka diakibatkan n dengan dengan adanya adanya penyempita penyempitan n pada arteri renalis dan hipo perfusi ginjal dan kedua hal ini disebabkan lesi arteri oleh arteroma dan memberikan komplikasi trombo emboli c. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit jantung keluarga, diabetes mellitus, peningkatan kolesterol kolest erol darah, kegemukan, kegemukan, hipertensi, hipertensi, yang beresiko diturunkan diturunkan secara genetik berdasarkan kebiasaan keluarganya. 4. Genogram
(minimal terdiri dari tiga garis keturunan) Data Objektif 5. Peme Pemeri riks ksaa aan n Fisi Fisik k
a. Kesadaran TTV
TB
: Compos mentis : TD :142/82 mmHg N
: 100x/menit
RR
: 20 20x/menit
S
: 36 ‘C
: 150 cm
BB
: 55kg
b. Pemeriksaan head to toe 1. Kepala : 1. Rambut
: warna hitam campur putih (uban), bergelombang
2. Kulit ke kepala
: tidak ad ada le lesi, si, kulit ke kepala be bermi rminyak
2. Mata : 1. Kon onju jun ngtiv gtivaa
: aan nemis emis,, tid tidak ak ad adaa ko koto tora ran n di di p pan angk gkal al dan uju jun ng
2. Palpebrae
: tidak ada oedema
3. Sclera
: tidak ikterik
4. Pupil
: normal berbentuk bulat, diameter 3 mm dan reflek cahaya ( + )
3. Hidung : 1. Septum Septum deviasi deviasi tidak tidak ada, ada, tidak tidak ada ada polip, polip, rongga rongga hidung hidung bersih, terpasang kanul nasal 5 lt/menit 4. Telinga : 1. Daun telinga
: simetris antara kanan dan kiri, bersih
2. Liang Liang tel teling ingaa
: bersih bersih,, sediki sedikitt serumen serumen
3. Fungsi Fungsi penden pendengar garan an : sudah sudah mengal mengalami ami penu penurun runan an
5. Mulut : 1. Mulut bersih, bersih, bibir bibir tidak tidak sianosis, sianosis, lidah bersih, bersih, mukosa mukosa kering kering 6. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, ditemukan ditemukan distensi vena jugularis +3cmH2O. 7. Dada : ❖
Paru- paru Inspeksi
:B Beentuk si simetris, pe pergerakan da dada se sewaktu bernafas simetris
Palpasi
: ta tactil fr fremitus no normal an antara si sisi kanan dan kiri.
Perkusi
: sonor seluruh lapang paru
Ausk Au skul ulta tasi si
: su suar araa dasa dasarr ves esik iku ule ler, r, tid tidak te terd rdap apat at bu buny nyii
ronkhi ❖
Jantung Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis tidak teraba kuat Perkusi terdengar suara pekak
Ausku skultasi
: didapatkan irama ama ga gallop dengan bunyi jantung kedua yang pecah parakdosal parakdosal
8. Abdomen: Inspeksi
: Perut supel, umbilicus tidak menonjol, tidak ada asites, bentuk simetris.
Auskultasi
:P Peeristaltik us usus no normal 8 8x x/ me menit
Pa Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
Perkusi
: Timpani
9. Genetalia Bersih, tidak oedem. Pada anus tidak terdapat hemoroid. ❖
Ekst strrimitas
: Ad Ada pi pitting oed oedeem, u ujji k keekuatan otot n niilai ain nya 5, 5, tidak terdapat sianosis, tidak ada lesi
❖
Ekstrimitas Ekstr imitas bawah bawah : ada oedema, oedema, tidak tidak terdapat terdapat sianosis, sianosis, tidak tidak ada tidak terdapat sianosis, tidak ada lesi Ekstr Ek strim imit itas as atas atas : Lenga Lengan n kiri kiri ter terpa pasan sang g infu infuss RL 12t 12tpm pm tidak tidak Pengkajian Primer Airways
1) 2)
Sumbatan atau penumpukan secret. Wheezing atau krekles.
3)
Kepatenan jalan nafas.
Breathing 1) Sesak Sesak deng dengan an akti aktifita fitass ringan ringan atau atau istira istirahat hat.. 2) RR lebih lebih dari dari 24 24 kali/m kali/meni enit, t, irama irama iregu ireguler ler dang dangkal kal.. 3)
Ron onch chi, i, kr krek ekle les. s.
4) Eksp Ekspan ansi si da dada da tida tidak k pen penuh uh.. 5) Peng Penggu guna naan an otot otot ba bant ntu u nafa nafas. s.
Circulation
1) Nadi Nadi lem lemah ah,, tida tidak k tera teratu tur. r. 2)
Capil apilla lary ry re refi fill ll..
3)
Takikardi.
4) TD meni mening ngka katt / men menur urun un.. 5)
Edema.
6)
Gelisah.
7)
Akral dingin.
8) Kuli Kulitt p puc ucat at,, sia siano nosi sis. s. 9) Outp Output ut ur urin inee men menur urun un.. 10) 10) Nadi Nadi lemah, lemah, tidak teratu teratur. r. 11) 11) Capill Capillary ary refill. refill. 12 12)) Taki Takika kard rdi. i. 13) 13) TD menin meningka gkatt / menurun. menurun. 14) Edem dema. 15) 15) Geli Gelisa sah. h. 16 16)) Akra Akrall dingi dingin. n. 17) 17) Kulit Kulit pucat pucat,, sianosi sianosis. s. 18) 18) Outpu Outputt urine urine menurun menurun..
Disability Status mental : Tingkat kesadaran secara kualitatif dengan Glascow Coma Scale (GCS) dan secara kwantitatif yaitu : - Comp Compos os ment mentis is : Sa Sada darr se sepe penu nuhn hnya ya,, da dapa patt menj menjaw awab ab se semu muaa pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. - Apat Apatis is : kead keadaa aan n kesa kesada dara ran n ya yang ng se sega gan n untu untuk k be berh rhub ubun unga gan n dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. a cuh. - Somn Somnol olen en : kead keadaa aan n kes esad adar aran an ya yan ng mau mau tid tidur sa saja ja.D .Dap apat at dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur lagi. - Deliri Delirium um : keadaan keadaan kacau kacau motori motorik k yang sanga sangat, t, member memberont ontak, ak, berteriak-teriak, dan tidak sadar terhadap orang lain, tempat, dan waktu. - Sopo Sopor/ r/se semi mi ko koma ma : kead keadaa aan n kes esad adar aran an yan ang g men eny yer eru upa paii koma,reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsang nyeri.
- Koma Koma : ke kead adaa aan n ke kesad sadara aran n yang hila hilang ng sama sama sekal sekalii dan tidak tidak dapat dibangunkan dengan rangsang apapun.
Exposure Keadaan kulit, seperti turgor / kelainan pada kulit dsn keadaan ketidaknyamanan (nyeri) dengan pengkajian PQRST.
Pengkajian Sekunder AMPLE
1) Al Aler ergi gi : Ri Riwa waya yatt pa pasi sien en te tent ntan ang g al alerg ergii ya yang ng di dimu mung ngki kink nkan an pemicu terjadinya penyakitnya. 2) Medika Medikasi si : Berisi Berisi tentan tentang g pengob pengobatan atan terakhir terakhir yang yang diminu diminum m sebelum sakit terjadi (Pengobatan rutin maupun accidental). 3) Pa Past st Illn Illnes esss : Pe Peny nyak akit it te tera rakh khir ir ya yang ng di dide deri rita ta kl klie ien, n, ya yang ng dimungkinkan menjadi penyebab atau pemicu terjadinya sakit sekarang. 4) Last Meal : Makanan Makanan terakhir terakhir yang dimakan dimakan klien. 5) Environme Environment/ nt/ Event : Pengkajian Pengkajian environmen environmentt digunakan digunakan jika pasien dengan
kasus Non Trauma dan Event untuk pasien
Trauma.
Pemeriksaan Pemeriksaa n Pola
1) Pola Pola psikos psikososi osial al Rasa takut, gelisah dan cemas merupakan psikologis yang sering muncul pada klien dan keluarga.Hal ini terjadi karena rasa sakit, yang dirasakan oelh klien.Peubhan psikologis tersebut juga muncul akibat aki bat kurang kurangnya nya penget pengetahu ahuan an terhad terhadap ap penyeb penyebab, ab, proses proses dan penanganan
penyakit
infark
miokard
akut.Hal
ini
terjadi
dikare dik arenak nakan an klien klien kurang kurang kooper kooperati atiff dengan dengan perawa perawat. t. (Ni Luh Gede Y, 2011 : 94). 2) Pola Pola elim elimin inas asii Data Obyektif : normal, bising usus menurun. 3) Pola Pola mak makan anan an atau atau caira cairan n Data Subyektif Subyektif : mual, anoreksia, anoreksia, bersendawa, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar.
Data Obyektif : penurunan penurunan turgor kulit, kulit kering, berkering berkeringat, at, muntah,perubahan berat badan. 4) Pola ola hygi hygien enee Data Subyektif Subyektif atau Data Obyektif Obyektif : Kesulitan Kesulitan melakukan melakukan tugas perawatan. 5) Neu Neurose rosen nso sori ri Data Subyektif : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat). Data Obyektif : perubahan mental, kelemahan.
6. Peme Pemeri riks ksaa aan n Diagno Diagnost stik ik
EKG
a.
(Elektrocardiogram) Pada lead,, jari jaringa ngan n isk iskemi emiaa tet tetapi api mas masih ih ber berfun fungsi gsi aka akan n Pada EKG 12 lead menghasilk meng hasilkan an perub perubahan ahan gelombang T, menye menyebabk babkan an inerv inervasi asi saat aliran listrik darah menjauh dari jaringan iskemik, jaringan iskemik akan mengubah segmen ST menyebabkan depresi ST. b.
Test Laboratorium Darah Sela Se lama ma ser seran anga gan, n, sel sel-se -sell ot otot ot ja jant ntun ung g ma mati ti da dan n pe peca cah h seh sehin ingg ggaa protein-protein tertentu keluar masuk aliran darah. a. Kreatinin Pospokinase (CPK) termasuk dalam hal ini CPK-MB terdeteksi setelah 6-8 jam, mencapai puncak setelah 24 jam dan kembali menjadi normal setelah 24 jam berikutnya. LDH (Laktat Dehidrogen Dehid rogenisasi) isasi) terjadi pada tahap lanju lanjutt infark miokard yaitu setelah 24 jam kemudian mencapai puncak dalam 3-6 hari. Masih dapat dideteksi sampai dengan 2 minggu. Iso enzim LDH lebih spesifik dibandingkan dengan CPK-MB akan tetapi penggunaan klinis kli nisnya nya mas masih ih kal kalah ah aku akurat rat den dengan gan nil nilai ai tro tropo ponin nin,, ter teruta utama ma tropo tro ponin nin T. Ter Terny nyata ata iso isoenz enzim im CPK CPK-MB -MB mau maupun pun LDH sela selain in ditemukan pada otot jantung juga ditemukan pada otot skeletal.
b. Troponin T&I merupakan protein tanda paling spesifik cedera otot jantung, terutama troponin tr oponin T (TnT). Tn T sudah terdeteksi 3-4 jam
paca kerusakan miokard dan masih tetap tinggi dalam serum selama 1-3 minggu. Pengukuran serial enzim jantung di ukur setiap selama tiga hari pertama; peningkatan bermakna jika nilainya 2 kali batas tertinggi nilai normal. c. Keti Ketida daks ksei eimb mban anga gan n Elektrolit dapat dapat mempen mempengru gruhi hi konduk konduksi si dan kontraktili kont raktilitas, tas, misal hipokalemi, hipokalemi, hiperkalemi. hiperkalemi. Leukosi Leukositt (10 (10.00 .000020.000) tampak di hari ke 2 setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi. Kolesterol atau Trigliserida serum meningkat menunjukk menu njukkan an arteroskleros arterosklerosis is sebagai sebagai penyebab penyebab IMA. GDA dapat menunj men unjukk ukkan an hipoks hipoksia ia atau atau proses proses penyak penyakit it paru paru akut akut ataupun ataupun kronis. 7. Di Diag agno nosa sa Kep Keper eraw awat atan an
1. Nyer Nyerii Akut Akut berh berhub ubun unga gan n de deng ngan an ag agen en penc penced eder eraa fisi fisiol olog ogis is (misalnya inflamasi, iskemia,neoplasma). 2. Pen enur uru unan nan
cu cura rah h
jant jantu ung
be berh rhu ubu bung ngan an
de den nga gan n
per eru uba bah han
inotropik akibat iscemia miokard 3. Ansie Ansieta tass be berh rhub ubun unga gan n de deng ngan an kr krisi isiss situ situas asi, i, an ancam caman an terha terhada dap p konsep diri 8. Inte Interv rven ensi si Keper Keperaw awat atan an
Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut
SLKI
berhubungan dengan agen
(misalnya inflamasi,
Identifikasi lokasi,
Meringis
karakteristik, durasi,
menurun (5)
frekuensi, kualitas,
Sikap protektif
intensitas nyeri 2.
Kesulitan tidur menurun (5)
Identifikasi skala nyeri
Gelisah menurun (5)
Observasi 1.
menurun (5)
iskemia,neop lasma).
menurun (5)
pencedera fisiologis
Keluhan Keluh an nyeri
Intervensi (SIKI)
Terapeutik 3.
Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misalnya TENS, hipnosis,
terapi musik, terapi pijat, dll) 4.
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan)
Edukasi 5.
Jelaskan strategi meredakan nyeri
6.
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Penurunan
Kekuatan nadi
Kolaborasi dalam pemberian analgetik. Observasi
curah
perifer
jantung
meningkat (5)
primer penurunan curah
Ejection
jantung (meliputi dispnea,
dengan
fraction (EF)
kelelahan, edema,
perubahan
meningkat (5)
paroxymal nocturnal
Cardiac index
dyspnea, peningkatan CVP)
berhubungan
inotropik
1. Identi Identifik fikasi asi tanda/ tanda/gej gejala ala
akibat
(CI)
iscemia
meningkat (5)
sekunder penurunan curah
Gambaran
jantung (meliputi
EKG aritmia
peningkatan berat badan,
menurun (5)
hepatomegali, distensi vena
Dispnea
jugularis, palpitasi, ronchi
menurun (5)
basah, oliguria, batuk, kulit
Palpitasi
pucat)
miokard
menurun (5)
2. Identi Identifik fikasi asi tanda/ tanda/gej gejala ala
3. Monito Monitorr EKG 12 12 sadapa sadapan n 4. Monito Monitorr aritmia aritmia (kelainan (kelainan
irama dan frekuensi)
Terapeutik 5. Posisik Posisikan an pasien pasien semi semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman 6. Berikan Berikan diet diet jantun jantung g yang yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein, natrium, kolesterol, dan makanan tinggi lemak) 7. Berika Berikan n terapi terapi relaksasi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
Edukasi 8. Anjurk Anjurkan an berakt beraktivi ivitas tas fisik fisik sesuai toleransi 9. Anjurk Anjurkan an berakt beraktivi ivitas tas fisik fisik secara bertahap 10. Anjurkan Anjurkan berhenti berhenti merokok
Intoleransi
aktifitas berhubungan
Kolaborasi pemberian
antiaritmia Observasi
meningkat (5)
dengan kelemahan
Frekuensi nadi
1. Identifikasi gangguan
Keluha Kel uhan n lel lelah ah
fungssi tubuh yang
menurun (5)
mengakibatkan kelelahan
Di Disp spne neaa
2. Monitor kelelahan fisik
sa saat at
dan emosional
aktivitas
3. Monitor pola dan jam tidur
menurun (5)
Dispnea setelah aktivitas
Terapeutik 4. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan aktif 5. Berikan aktivitas distraksi
menurun (5)
yang menenangkan
Edukasi 6. Anjurkan klien tirah baring 7. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
View more...
Comments