laporan pendahuluan leukimia

November 8, 2018 | Author: aisyaalfianti | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

laporan pendahuluan leukimia...

Description

KATA PENGANTAR 

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah diberi nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan medikal bedah dengan  judul leukemia. Tidak lupa kita kirimkan shalawat beriring salam kepada junjungan kita nabi  besar Muhammad SAW karena atas berkat dari beliaulah kita dapat merasakan alam yang penuh p enuh dengan pengetahuan dan teknologi seperti saat ini. Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yusran Hasymi atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Tanjungpinang, 19 November 2014

Penulis

1

DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………… ………………………………………………………… …………………………………………………1 ………………………1 Latar belakang …………………………………………………………………………………3 Defiinisi

………………………………………………………………………………………4

Anatomi dan Fisiologi …………………………………………………………………………5 …………………………………………………………………………5 Etiologi ………………………… …………………………………………………… ……………………………………………………… …………………………………...7 ……...7 Manifestasi Klinis ………………………… ……………………………………………………… …………………………………………………..9 ……………………..9 Patofisiologi ………………………… ………………………………………………………… ………………………………………………………..11 ………………………..11 Penatalaksanaan ..……………………………… ..………………………………………………………… ……………………………………………..12 …………………..12 Prognosis …………………………… ……………………………………………………… ……………………………………………………...…13 …………………………...…13 Web Of Caution C aution ………………………… …………………………………………………… ……………………………………………………15 …………………………15 Pengkajian …………………………… ………………………………………………………… ……………………………………………………….16 ………………………….16 Diagnosa Keperawatan …………………………… …………………………………………………………… …………………………………………..17 …………..17 Intervensi ……………………………… ………………………………………………………… ……………………………………………………… ……………………………20 20 Daftar Pustaka …………………………… ………………………………………………………… ……………………………………………………24 ………………………24

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Leukemia merupakan merupakan kanker yang terjadi pada sel darah manusia. Untuk mengetahui tentang leukemia, kita harus mengenal dahulu dahulu sel-sel darah yang normal serta apa yang terjadi jika terkena terkena leukemia. Darah manusia terdiri dari cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga kelompok sel darah. Kelompok sel darah itu dibedakan menjadi menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan kepingkeping darah. Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi atau serangan penyakit lainnya. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari  paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh kembali ke  paru-paru. Keping-keping Keping-keping darah atau trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah. Ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang abnormal dan dalam  jumlah yang besar. Pada leukemia, sel darah yang abnormal tersebut adalah kelompok sel darah  putih. Sel-sel darah yang terkena leukemia akan sangat berbeda dengan sel darah normal, dan tidak mampu berfungsi seperti layaknya layaknya sel darah normal. Peran perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat berguna untuk memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatan dan kode etik dalam menangani pasien dengan diagnosa leukemia. Penyebab leukemia sejauh ini belum diketahui. Namun banyak penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa leukemia lebih sering menyerang kaum pria dibandingkan kaum wanita, dan juga pada kelompok orang kulit putih dibandingkan dengan orang kulit hitam. Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa hal tersebut dapat terjadi. terja di. Dalam makalah ini i ni kami sebagai sebaga i penulis akan a kan menerangkan meneran gkan asuhan keperawatan pada konsep teori teori penyakit leukemia leukemia dengan asuhan keperawatan keperawatan pada kasus penyakit leukemia tersebut.

3

1. DEFINISI

Sifat khas dari leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang yang normal. Juga terjadi  proliferasi di limpa, hati dan nodus limfatikus, serta invasi organ nonhematologis, seperti : meninges, traktus gastrointestinal, ginjal dan kulit. Leukemia sering di klasifikasikan sesuai jalur sel yang terlibat seperti limfositik atau mielositik, dan sesuai maturitas sel ganas tersebut, seperti akut ( sel imatur ) atau kronis ( sel terdeferensiasi ). Penyebab nya tidak di ketahui, tetapi cukup banyak bukti adanya pengaruh genetik dan patogenesis virus. Kerusakkan sumsum tulang akibat pajanan radiasi atau bahan kimia ( benzene ) dapat menyebab kan leukemia. KLASIFIKASI DAN KLINIS LEUKEMIA LEUKEMIA AKUT TIPE KLINIS TIPE LLA Leukemia limfositik akut ( ALL ) di LLK anggap sebagai suatu proliferasi ganas limfoblas. Paling sering terjadi pada anak-anak, dengan lakilaki lebih banyak dibanding dengan  perempuan, dan puncak insideni  pada usia 4 tahun. Setelah usia 15 tahun, ALL jarang terjadi LMA Leukemia mielogeneus akut ( AML LMK ) mengenai stem sel hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel myeloid : monosit, granulosit (  basofil, neutrofil, eosinofil,), eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena : insideni meningkat sesuai dengan  bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi

LEUKEMEMIA KRONIS KLINIS Leukemia limfositik kronis ( CLL ) cenderung merupakan kelainan ringan yang terutama mengenai individu antara usia 50 sampai 70 tahun

Leukemia mielogeneus kronis ( CML ) juga di masukkan dalam keganasan sel stem myeloid. namun, lebih banyak terdapat sel normal di banding pada bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. Abnormalitas genetic yang dinamakan kromosom Philadelphia di temukan pada 90 sampai 95 % klien dengan CML. CML  jarang menyerang individu berusia di bawah 20 tahun, namun insideni nya meningkat sesuai pertambahan usia.

4

ANATOMI DAN FISIOLOGI DARAH a) Anatomi Darah Sel darah putih, leukosit adalah sel adalah sel yang membentuk komponen darah. komponen  darah.   Sel darah putih ini  berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem dari sistem kekebalan tubuh. Sel tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x10 9 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter dalam  seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, kasus leukemia,   jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ dengan  organ atau jaringan atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti  seperti  organisme sel tunggal.  tunggal.  Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah  produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada padasumsum pad asumsum tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, biang, eosinofil, basofil,  basofil, dan fagosit dan fagosit termasuk  makrofaga, neutrofil,  makrofaga, neutrofil, dan sel dan sel dendritik. Ada dendritik. Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit disebut granulosit atau sel polimorfonuklear polimorfonuklear yaitu: 1.

Basofil. Sangat berkaitan dengan reaksi alergi, mengandung padatan granula sitoplasmik degan heparin , histamine dan zat lain yang meningkatkan inflamasi.

2.

Eosinofil. Granulosit yang berperan dlm system kekebalan dengan melawan parasit multiseluler dan

 beberapa infeksi. infeksi. 3.  Neutrofil. Berfngsi terutama melindungi tubuh terhadap materi asing dan dua jenis yang lain tanpa granula tanpa granula dalam sitoplasma: dalam sitoplasma: 1.

Monosit. Sel mononuclear berukuran besaryang dihasilkan sumsum merah tulang

2

Limfosit Berukuran lebih kecil daripada monosit dan memiliki inti yang besar.

5

 b) Fisiologi darah Fisiologi sel darah manusia 1. Leukosit Leukosit adalah sel darah berinti. Di dalam darah manusia, jumlah normal leukosit leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : limfosit sel kecil, sitoplasma sedikit, monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam. Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan  pada sebagian besar precursor (pra zatnya). Meski masing-masing jenis sel terdapat dalam sirkulasi darah, leukosit tidak secara acak terlihat dalam eksudat, tetapi tampak sebagai akibat sinyal-sinyal kemotaktik khusus yang timbul dalam berkembangnya proses peradangan. (Effendi, 2003) Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Ketika viskositas darah meningkat dan aliran lambat, leukosit mengalami marginasi, yakni bergerak ke arah perifer sepanjang sepanjang pembuluh darah. Kemudian melekat pada endotel dan melakukan gerakan amuboid. Melalui proses diapedesis, yakni yakni kemampuan leukosit untuk menyesuaikan dgn lubang kecillekosit, dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. Pergerakan leukosit di daerah intertisial pada jaringan meradang setelah leukosit beremigrasi, atau disebut kemotaktik terarah oleh sinyal kimia. (Effendi, 2003). Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai

6

 jumlah normal. Variasi kuantitatif dalam sel-sel darah d arah putih tergantung pada pad a usia. waktu lahir, 4 tahun dan pada usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai. (Effendi, 2003). Fungsi sel Darah putih Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme.

dengan

kemampuannya

sebagai

fagosit

(fago-

memakan),

mereka

memakan bakteria memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem ke sistem peredaran darah. melalui darah. melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20mikroorganisme 10-20mikroorganisme tertelan oleh sebutir  granulosit.   granulosit.  pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat  bergerak bebas didalam dan d an dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi ataucidera, menangkap organisme

hidup

dan menghancurkannya, menyingkirkan

bahan

lain

seperti

kotoran-

kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. Dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk  nanah.  Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah.  nanah.  demikian juga terdapat banyak  kuman  kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.

2. ETIOLOGI

Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut hasil  penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih meningkatkan risiko timbulnya penyakit leukemia. a.

Host

1) Umur, jenis kelamin, ras Insiden leukemia secara keseluruhan bervariasi menurut umur. LLA merupakan leukemia paling sering ditemukan pada anak-anak, dengan puncak insiden antara usia 2-4 tahun, LMA terdapat  pada umur 15-39 tahun, sedangkan LMK banyak ditemukan antara umur 30-50 tahun. LLK merupakan kelainan pada orang tua (umur rata-rata 60 tahun). Insiden leukemia lebih tinggi pada 7

 pria dibandingkan pada wanita. Tingkat insiden yang lebih tinggi terlihat di antara Kaukasia (kulit putih) dibandingkan dengan kelompok kulit hitam. Leukemia menyumbang sekitar 2% dari semua jenis kanker. Menyerang 9 dari setiap 100.000 orang di Amerika Serikat setiap tahun. Orang dewasa 10 kali kemungkinan terserang leukemia daripada anak-anak. Leukemia terjadi paling sering pada orang tua. Ketika leukemia terjadi pada anak-anak, hal itu terjadi paling sering sebelum usia 4 tahun.

2) Faktor Genetik Insiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah 20 kali lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia akut  juga meningkat pada penderita dengan kelainan kongenital misalnya agranulositosis kongenital, sindrom Ellis Van Creveld, penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi, sindrom Wiskott Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D. Pada sebagian penderita dengan leukemia, insiden leukemia meningkat dalam keluarga. Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada saudara kandung penderita naik 2-4 kali.19 Selain itu, leukemia juga dapat terjadi pada kembar identik. Berdasarkan penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga positif leukemia berisiko untuk menderita LLA (OR=3,75; CI=1,32-10,99) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 3,75 kali memiliki riwayat keluarga positif leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menderita leukemia.

 b. Agent 1) Virus Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada binatang. Ada  beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai salah satu penyebab leukemia yaitu enzyme reserve transcriptase ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui enzim ini ditemukan di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C yaitu jenis RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang. Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi terjadinya leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus jenis cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan kultur pada sel pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T yang umum 8

 pada propinsi p ropinsi tertentu di Jepang dan sporadis di tempat lain, khususnya di antara Negro Karibia dan Amerika Serikat. 2) Sinar Radioaktif Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan leukemia. Angka kejadian LMA dan LGK jelas sekali meningkat setelah sinar radioaktif digunakan. Sebelum proteksi terhadap sinar radioaktif rutin dilakukan, ahli radiologi mempunyai risiko menderita leukemia 10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak bekerja di bagian tersebut. Penduduk Hirosima dan Nagasaki yang hidup setelah ledakan bom atom tahun 1945 mempunyai insidensi LMA dan LGK sampai 20 kali lebih banyak. Leukemia timbul terbanyak 5 sampai 7 tahun setelah ledakan tersebut terjadi. Begitu juga dengan penderita ankylosing spondylitis yang diobati dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai insidens 14 kali lebih banyak. 3) Zat Kimia Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon) diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.18 Sebagian besar obat-obatan dapat menjadi penyebab leukemia (misalnya Benzene), pada orang dewasa menjadi leukemia nonlimfoblastik akut. Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan bahwa orang yang terpapar benzene dapat meningkatkan risiko terkena leukemia terutama LMA (OR=2,26 dan CI=1,17-4,37) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,26 kali terpapar benzene dibandingkan dengan yang tidak menderita leukemia.

4) Merokok Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya leukemia. Rokok mengandung leukemogen yang potensial untuk menderita leukemia terutama LMA. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko LMA. Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control memperlihatkan bahwa merokok lebih dari 10 tahun meningkatkan risiko kejadian LMA (OR=3,81; CI=1,37-10,48) artinya orang yang menderita LMA kemungkinan 3,81 kali merokok lebih dari 10 tahun dibanding dengan orang yang tidak menderita LMA. Penelitian di Los Angles (2002), menunjukkan adanya hubungan antara LMA dengan kebiasaan merokok. Penelitian lain di Canada oleh Kasim menyebutkan

9

 bahwa perokok berat dapat meningkatkan risiko LMA. Faktor risiko terjadinya leukemia pada orang yang merokok tergantung pada frekuensi, banyaknya, dan lamanya merokok. c.

Lingkungan (Pekerjaan) Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan pekerjaan dengan

kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang, sebagian besar kasus  berasal dari rumah tangga dan kelompok petani. Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control meneliti hubungan ini, pasien termasuk mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, petani dan pekerja di bidang lain. Di antara pasien tersebut, 26% adalah mahasiswa, 19% adalah ibu rumah tangga, dan 17% adalah petani. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang bekerja di pertanian atau peternakan mempunyai risiko tinggi leukemia (OR = 2,35, CI = 1,0-5,19), artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,35 kali bekerja di  pertanian atau peternakan dibanding orang yang tidak menderita leukemia.

3. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia ad alah sebagai berikut : a.

Pilek tidak sembuh-sembuh

 b. Pucat, lesu, mudah terstimulasi c.

Demam dan anorexia

d. Berat badan menurun e.

Ptechiae, memar tanpa sebab

f.  Nyeri abdomen g. Lumphedenopathy h. Hepatosplenomegaly Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalahartikan sebagai  penyakit rematik. Gejala lain dapat timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral(Iman, 1997). Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis normal terhambat, mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, sel darah merah, dan trombosit. Eritrosit dan trombosit jumlah nya rendah namun leukosit jumlah nya dapat rendah ataupun tinggi, tetapi selalu terdapat sel imatur. Manifestasi infiltrasi leukemia ke organ-organ lain sering terjadi pada ALL, daripada bentuk leukemia lain dan mengakibatkan nyeri Karena pembesaran hati atau limpa, sakit kepala, muntah Karena keterlibatan meninges, serta nyeri tulang

10

KOMPLIKASI Berikut ini dapat dicermati komplikasi yang timbul pada leukemia: 1. Anemia (kurang darah). Hal ini karena produksi sel darah merah kurang atau akibat  perdarahan. 2. Terinfeksi berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan sel darh putih yang ada kurang berfungsi dengan baik meskipun jumlahnya berlebihan tetapi sudah berubah menjadi ganas sehingga tidak mampu melawan infeksi dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Disamping itu,  pada leukemia, obat-obatan anti-leukemia menurunkan kekebalan. 3. Perdarahan. Hal ini terjadi sebagai akibat penekanan sel leukemia pada sumsum tulang sehingga sel pembeku darah produksinya pun berkurang. 4. Gangguan metabolism: Berat badan turun, Demam tanpa infeksi yang jelas, Kalium dan kalsium darah meningkat malahan ada yang rendah serta Gejala asidosis sebagai akibat asam laktat meningkat. 5. Penyusupan sel-sel pada organ-organ: Terlihat organ limpa membesar  Gejala gangguan saraf otak  Gangguan kesuburan, serta Tanda-tanda bendungan pembuluh darah paru. 6. Berbagai komplikapada kehamilan apabila penderita hamil. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Hitung darah lengkap: menunjukan normositik Hemoglobin : dapat kurang dari 10g/100ml Retikulosis : jumlah biasanya rendah Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF