Laporan Pendahuluan HILL

October 11, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Pendahuluan HILL...

Description

 

LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP TEORI

 

A. Pengertian Hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang

lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009). Sedangkan menurut Mutakin (2011), hernia adalah penonjolan sebuah organ,  jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi  bagian-bagian tersebut. Hernia Inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen  berkembang sehingga usus menerobos ke bawah melalui celah. Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan (Nanda, 2016) Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan isi suatu organ seperti peritoneum, lemak, usus dan kandung kemih melalui bagian yang lemah

dari

dinding

abdomen

sehingga

menimbulkan

kantung

berisikan

material abnormal dengan penyebab congenital ataupun yang didapat.

B.  Klasifikasi

Menurut Amin Huda dan Hardhi Kusuma (2016), Hernia diklasifikasikan menjadi  beberapa, yaitu : 1.  Menurut letaknya a.  Hernia hiatal Kondisi dimana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun, melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut menonjol ke dada (thoraks).  b.  Hernia epigastrik

 

Terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk digaris tengah perut. Biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarang berisi usus. c.  Hernia unbilikal Berkembang disekitar umbilicus (pusat) yang disebabkan bukaan pada dinding  perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya. Jika kecil (kurang dari 1cm), hernia jenis ini biasanya menutup secara bertahap sebelum usia 2 tahun. d.  Hernia inguinalis Hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos kebawah melalui celah. Hernia tipe ini sering terjadi  pada laki-laki dari pada perempuan. e.  Hernia femoralis Muncul sebagai tonjolan dipangkal paha. Tipe ini lebihh sering terjadi pada wanita daripada pria. f.  Hernia insisional Dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia ini muncul sebagai tonjolan disekitar pusat yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak sepenuhnya menutup. g.  Hernia nucleus pulposi (HNP) Hernia yang melibatkan cakram tulang belakang. Diantara setiap tulang belakang ada diskus intervertebralis yang menyerap goncangan cakram dan meningkatkan menin gkatkan elastisitas dan mobilitas tulang belakang. Karena aktivitas dan usia, terjadi hernia diskus intervertebralis yang menyebabkan syaraf terjepit (sciatica). HNP pada umumnya terjadi dipunggung bawah pada tiga vertebra lumbar bawah. 2.  Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas : a.  Hernia bawaan atau konginetal  b.  Hernia dapatan atau akuisita 3.  Menurut sifatnya, hernia dibagi menjadi : a.  Hernia reponibel atau reducible

 

Yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

 

 b. Hernia ireponibel Yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Ini  biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus : perlekatan karena fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus. c.  Hernia strangulate atau inkarserata (incarceration : terperangkap, cancer :  penjara) Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali kedalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi. Secara klinis Hernia inkarserata lebih dimaksudkanuntuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulate. Hernia stangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen didalamnya karena tidak mendapatkan darah akibat pembuluh pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini merupakan keadaan gawat darurat karena perlunya mendapat pertolongan segera.

 

C. Etiologi Hal yang menyebabkan hernia menurut Haryono (2012) adalah :

1.  Kelainan bawaan atau konginetal 2.  Kelainan didapat, meliputi : a.  Jaringan kelemahan  b.  Luasnya daerah didalam ligament inguinal c.  Trauma d.  Kegemukan e.  Melakukan pekerjaan berat f.  Terlalu mengejan saat buang air kecil atau besar

 

D.  Anatomi dan Fisiologi

1.  Anatomi a.  Usus halus Panjangnya kira-kira 2-8 m dengan diameter 2,5 cm. Berentang dari sphincter pylorus ke katup ileocecal. Usus halus terdir terdirii dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum) panjangnya 25 cm, usus kosong (jejunum) 1-2 m, dan usus penyerapan (ileum) 2-4 m. 1.)  Usus dua belas jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum  berasal dari bahasa. Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. 2.)  Usus Kosong (jejunum) Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah  bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus  penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam  bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang  berarti "kosong". 3.)  Usus Penyerapan (illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum

 

memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.  b.  Usus Besar Usus besar dimulai dari katup ileocecal ke anus dan rata-rata panjangnya 1,5 m dan lebarnya 5-6 cm.Usus besar terbagi kedalam cecum, ce cum, colon, dan rectum. Vermiform appendix berada pada bagian distal d istal dari cecum. Colon terbagi menjadi colon ascending, colon transversal, colon descending, dan bagian sigmoid. Bagian akhir dari usus besar adalah rectum dan anus. Sphincter internal dan eksternal pada anus berfungsi untuk mengontrol pembukaan anus. 2.  Fisiologi a.  Fungsi usus halus adalah : 1.)  Sekresi mukus. Sel-sel goblet dan kelenjar mukosa duodenum akan mensekresi mukus guna melindungi mukosa usus. 2.)  Mensekresi enzim. Sel-sel mikrovilli (brush border cell) mensekresi sucrase, maltase, lactase dan enterokinase yang bekerja pada disakarida guna membentuk monosakarida yaitu peptidase yang bekerja pada polipeptida, dan enterokinase yang mengaktifkan trypsinogen dari pankreas. 3.)  Mensekresi hormon. Sel-sel endokrin mensekresi cholecystokinin, secretin, dan enterogastrone yang mengontrol sekresi empedu, pancreatic juice, dan gastric juice.

 

4.) Mencerna secara kimiawi. Enzim dari pankreas dan empedu dari hati masuk kedalam duodenum. 5.)  Absorpsi. Nutrisi dan air akan bergerak dari lumen usus kedalam kapiler darah dan lacteal dari villi. 6.)  Aktifitas

motorik.

Mencampur,

kontraksi

dan

peristaltik.

Gerakan

mencampur disebabkan oleh kontraksi serabut otot sirkuler pada usus menyebabkan chyme kontak dengan villi untuk diabsorpsi.  b.  Fungsi utama usus besar adalah : 1.)  Sebagai aktifitas motorik. Gerakan mengayun dan peristaltic akan menggerakkan zat sisa menuju kebagian distal.

 

2.)  Sekresi. Pada umumnya memproduksi mukus yang melindungi mukosas akan tidak mengalami injury, melunakkan feces yang memungkinkan bergerak dengan lancar kearah pelepasan dan menghambat pengaruh pembentukan keasaman oleh bakteri. 3.)  Absorpsi air, garam, dan chlorida. Colon mempunyai kemampuan mengabsorpsi 90% air dan garam dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. 4.)  Mensintesa vitamin. Bakteri pada usus halus akan mensintesa vitamin K, thiamin, riboflavin, vitamin B12, dan folic acid. 5.)  Membentuk feses. Feses terdiri dari ¾ air dan ¼ massa padat. Massa padat termasuk sisa makanan dan sel yang mati. Pigmen empedu memberikan warna pada feses. Dan menstimulasi gerakan isi usus kearah pelepasan. 6.)  Defekasi. Yaitu aktifitas mengeluarkan feces dari dalam tubuh keluar. Pada saat feses dan gas berada dalam rektum, tekanan dalam rektum meningkat, menyebabkan terjadinya reflex defekasi. (Evelyn C. Pearce, 2013)

E.  Faktor Resiko

1.  Jenis kelamin  kelamin  2.  Keturunan Keturunan   3.  Kondisi medis tetentu  tetentu  4.  Batuk kronis  kronis  5.  Sembelit kronis  kronis  6.  Kelebihan berat badan  badan  7.  KehamilanPekerjaan berat  berat  8.  Kelahiran premature

F.  Manifestasi Klinis

( Safitri, 2018)  2018) 

 

Menurut Heather Herdman (2012), tanda dan gejala yang sering muncul pada pasien hernia adalah : 1.  Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan sering nampak adalah benjolan dilipat  paha. 2.  Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan, b enjolan, bila isinya terjepit disertai rasa mual. 3.  Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila lelah ada komplikasi. 4.  Bila terjadi hernia inguinalis strangagulata, kulit biasanya menjadi merah dan panas, serta terasa sakit yang bertambah hebat. 5.  Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan gejala sakit saat kencing disertai hematuria.

G.  Patofisiologi

Tonjolan yang semakin besar, lama kelamaan tidak bisa masuk kembali secara spontan maupun dengan berbaring tetapi membutuhkan dorongan dengan jari yang disebut hernia reponable reponable.. Jika kondisi seperti ini dibiarkan saja maka dapat terjadi  perlengketan dan lama kelamaan perlengketan tersebut menyebabkan tonjolan yang tidak dapat dimasukkan kembali dan disebut hernia irreponable . Untuk mencegah terjadinya komplikasi pada hernia maka dilakukan pembedahan. Dari pembedahan tersebut terdapat luka insisi yang biasanya dapat membuat tidak nyaman sehingga mengurangi pergerakan dan resiko infeksi. (Liu & Campbell, 2011) 

 

PATHWAY

(Khaerudin, 2011) Kehamilan, batuk kronis,

Kelemahan otot abdomen

obesitas

karena usia atau secara konginetal

Tekanan intra abdomen

Peregangan rongga dinding Herniasi Cincin hernia  Hernia Inguinalis Penekanan pembuluh darah

Gangguan penyaluran isi (usus)

Strangulasi

Makanan tidak dapat dicerna

Penekanan Gangguan rasa nyaman dan nyeri

Pembedahan

Lama tersimpan simpul

Terputusnya kontinuitas

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

 jaringan lunak

Proses

Terputusnya

Destruksi

Keterbatasan

Penyembuhan

simpul

pertahanan

gerak

Peningkatan

Gangguan rasa nyaman : nyeri

Metabolisme Kebutuhan Nutrisi

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Resiko tinggi infeksi

Porte de

Hipoperistaltik Usus

Masuknya

Gangguan eliminasi BAB konstipasi

mikroorganisme

Defisit  perawatan diri

Gangguan mobilisasi fisik

 

  H.  Pemeriksaan Penunjang

1.  Sinar X abdomen menunjukan abnormalnya kadar gas dalam usus atau obstruksi usus 2.  Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih dan ketidakseimbangan elektrolit (Sumber : Grace dan Borley, 2007 dalam Amin Huda, 2016 ) I.  Penatalaksanaan

Menurut Mansjoer (2007) dalam Amin Huda (2016), penatalaksanaan hernia ada dua macam, yaitu : 1.  Penatalaksanaan Medis a.  Secara konservatif 1)  Reposisi, dilakukan secara bimanual dengan tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. 2)  Pemakaian

bantalan-bantalan

penyangga

atau

penunjang

untuk

mempertahankan isi hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.  b.  Secara operatif 1)  Herniotomi : pembebasan kantong hernia sampai kelehernya, kantong dibuka dan diisi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan kemudian direposisi kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong. 2)  Hernio

plastic

:

dilakukan

tindakan-tindakan

memperkecil

annulus

inguinalis iterus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. 3)  Hernioraphy : memotong seluruh kantong hernia atau dengan menjepit defek (bagian lemak di dinding rongga yang bersangkutan) didalam fasia 2.  Penatalaksanaan keperawatan

 

a.  Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia di tekan secara  perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong  b.  Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali c.  Celana penyangga d.  Istirahat baring e.  Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri f.  Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi

 

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

 

A. Pengkajian 1.  Identitas klien

2.  Keluhan Utama Keluhan klien sehingga dia membutuhkan perawatan medis. 3.  Riwayat Kesehatan a.  Riwayat Kesehatan Sekarang  b.  Riwayat Kesehatan Lalu c.  Riwata Kesehatan Keluarga 4.  Riwayat Psikososial Tentang kehidupan social klien, hubungan klien dengan yang lain, lingkungan rumah klien. 5.  Riwayat Spiritual Kaji tentang klien beribadah dan menjalankan kepercayaannya, ritual yang biasa dijalankan, dll. 6.  Pemeriksaan Fisik a.  Keadaan Umum Klien  b.  TTV

 

c. Pemeriksaan sistem pernafasan, pencernaan, dll 7.  Aktivitas sehari-hari a.   Nutrisi  b.  Cairan c.  Eliminasi d.  Istirahat Tidur, dll. 8.  Test Diagnostik 9.  Therapy Saat Ini B. Diagnosa Keperawatan

1.   Nyeri akut b.d agen injury fisik (0077, hal 172)

 

2.  Gangguan mobilisasi fisik b.d Nyeri (0054, hal 124) 12 4) 3.  Resiko infeksi b.d inkontiunitas jaringan sekunder terhadap tindakan pembedahan (0142, hal 304)

 

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah (0019, hal 56)

C. Intervensi  No.

1. 

Diagnosa

 Nyeri akut b.d agen injury fisik (0077, hal 172)

Tujuan

Intervensi

NOC 

Rasional

-  Mengetahui

NIC

keadaan

 

- Pain level -  Pain Control

Pain Management and Analgesic Administration

-  Comfort Level Setelah dilakukan tindakan

O (Observation)

jam -  Kaji

secara

diharapkan masalah nyeri

komprehensif

(lokasi,

akut dapat teratasi, dengan

durasi,

Kriteria Hasil :

kualitas,

-  Mampu mengontrol nyeri

 presipitasi)

(tahu

…x24

penyebab

mampu

faktor

dari

-  Melaporkan bahwa nyeri dengan

menggunakan manajemen

ketidaknyamanan -  Monitor

vital

sign,

sebelum dan sesudah  pemberian

-  Mengetahui

kualitas,

tempat,

skala, dan waktu nyeri -  Mendorong klien mencapai

nonverbal

untuk mengatasi nyeri)

nyeri

dan

reaksi

teknik non farmakologi

 berkurang

frekuensi,

nyeri, -  Observasi

menggunakan

klien

 penyebab,

nyeri

keperawatan

umum

analgetik

 pertama

kenyamanan dan mengurangi nyeri -  Klien

dapt

melakukan secara mandiri non

teknik

farmakologi

yang

telah

diajarkan N (Nursing Treathment)

-  Mempercepat  pengurangan

 

-  Mampu mengenali nyeri (skala,

frekuensi,

-  Gunakan

teknik

komunikasi

dan

untuk

tanda nyeri)

-  Cek

klien

nyaman

mengetahui

 pengalaman  pasien

-  Merasakan adanya nyaman setelah nyeri  berkurang

terapeutik

nyeri,

nyeri

intruksi

tentang

dokter

jenis

obat,

dosis, dan frekuensi -  Cek riwayat alergi -  Beri

analgesic

waktu

tepat

terutama

saat

nyeri hebat E (Education)

-  Ajarkan

teknik

 penanganan

nyeri

secara nonfarmakologi  C (Colaboration)

-  Kolaborasi

dengan

dokter dalam pemberian analgesic & terapi obat   2. 

Gangguan

Setelah dilakukan tindakan O (Observation)

mobilisasi fisik

keperawatan selama …x 24

 b.d nyeri

 jam,diharapkan klien dapat

(0054, hal 124)

melakukan

ADL

dengan

Kriteria Hasil : 

-  Berpartisipasi aktivitas

fisik

dalam

-  Observasi nilai ADL klien -  Monitor Vital sign N (Nursing Treathment)

 

tanpa -

-  Mengetahui keadaan

umum

klien -  Menentukan latihan

yang

sesuai untuk klien -  Mendorong klien

Bantu klien untuk mengidentifikasi

untuk melakukan

 

disertai

peningkatan

TTV klien -  Mampu

-  TTV klien dalam rentang normal (TD : 120/80 mmHg,

N

80x/menit,

: S

RR

60-

dilakukan 

semampunya

fisik

untuk -  Menambah

klien

mengembalikan motivasi diri

dan

 penguatan 

 pengetahuan keluarga / klien tentang  pentingnya latihan

E (Education)

:

36- -  Ajarkan ROM

:

18-

-  Edukasi

pentingnya

latihan bagi tubuh

20x/menit) -  Mampu dengan

aktivitas

melakukan -  Bantu

aktivitas sehari-hari secara mandiri

37,5oC,

aktivitas yang mampu

berpindah atau

tanpa C (Colaboration)

 bantuan alat

-  kolaborasi

dengan

tenaga

rehabilitasi

medic

dalam

merencanakan progam terapi yang tepat 3. 

Resiko infeksi  b.d inkontiunitas  jaringan sekunder terhadap tindakan  pembedahan (0142, hal 304)

-  Mengetahui

NOC

NIC

-  Immune status 

Infection Control

-  Knowledge : infection control  -  Risk control  Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24  jam diharapkan klien dapat terhindar dari resiko infeksi dengan Kriteria Hasil :

keadaan umum klien -  Mengetahui

O (Observation)

-  Monitor

tanda

dan

gejala infeksi sistemik

kerentanan

terhadap infeksi -  Inspeksi kondisi luka/ insisi bedah

setelah  pembedahan

dan local -  Monitor

keadaan luka

-  Menghindari terjadinya infeksi -  Menjaga agar luka tetap bersih

 

-  Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi -  Mendeskripsika proses  penularan penyakit, faktor yang

N (Nursing Treathment)

-  Berikan perawatan kulit

 penatalaksanaannya

-  Berikan terapi antibiotic  bila

mencegah terjadinya

 batas normal (500010.000) -  Menunjukkan perilaku

infection

-  Pertahankan asepsis

pada

teknik pasien

yang beresiko -  Pertahankan

teknik

isolasi

infeksi -  Jumlah leukosit dalam

perlu

 protection

-  Menunjukkan kemampuan untuk

 penyembuhan

 pada area epidemia

mempengaruhi  penularan serta

-  Mempercepat

E (Education)



Ajarkan

pasien

dan

keluarga tentang tanda dan gejala infeksi 

hidup sehat C (Colaboration)

-  Kolaborasi dengan dokter dalam  pemberian antibiotik 4. 

Ketidakseimban

NOC

gan nutrisi

-   Nutrition status : food Nutrition

kurang dari kebutuhan tubuh  b.d mual muntah (0019, hal 56)

and fluid intake

-  Untuk mengetahui

NIC management

-  Untuk

and monitoring

-   Nutrition status : nutrient O ( Observation)

intake -  Weight control

-  Kaji

adanya

mempertahankan alergi

makanan

Setelah dilakukan tindakan -  Monitor jumlah nutrisi keperawatan selama …x 24  jam diharapkan masalah

alergi pasien 

dan kandungan kalori

status nutrisi dalam kondisi seimbang  -  Untuk memonitor status gizi pasien 

 

nutrisi

pada

klien

dapat -  Monitor

teratasi dengan

adanya -  Untuk membantu

 penurunan berat badan -  Monitor

Kriteria Hasil : 

mual

dan

mempercepat  penyembuhan

-  Adanya peningkatan muntah  berat badan N (Nursing Treathment) -  Mampu

-  Berikan makanan yang

mengidentifikasi

terpilih

kebutuhan nutrisi

dikonsultasikan dengan

-  Tidak ada tanda-tanda

(sudah

ahli gizi)  -  Berikan substansi gula 

malnutrisi -  Menunjukkan

fungsi E (Education)

 pengecapan

dari -  Anjurkan

menelan -  Tidak terjadi penurunan

 berat badan yang berarti

pasien

untukmeningkatkan intake Fe, protein, dan vit C  -  Berikan

informasi

tentang

pentingnya

memenuhi

kebutuhan

nutrisi  C (Colaboration) -  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan

 jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan  pasien

D. Implementasi

Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan  

 

1.  Tindakan keperawatan mandiri Tindakan yang dilakukan tanpa pesanan dokter. Tindakan keperawatan mandiri dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan lingkungan yang tenang, mengompres hangat saat klien demam. 2.  Tindakan keperawatan kolaboratif Tindakan yang dilakuknoleh perawat apabila perawat bekerja dengan anggota  perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang bertahan untuk mengatasai masalah klien. Sumber : Setiadi (2012) E. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemati atau terencana tentang kesehatan  pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkeseimbangan berkeseimban gan dengan melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.   1.  Pasien dapat mempertahankan/ meningkatkan ambulan/aktivitas 2.  Infeksi tidak terjadi 3.  Kebutuhan nutrisi terpenuhi 4.  Peningkatan perfusi jaringan Sumber : Hidayat A. Aziz Alimul (2008)

 

DAFTAR PUSTAKA

Haryono, Rudi. 2012.  Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Pencernaan . Yogyakarta : Gosyen Publisher

Herdman, T Heather. 2012.  Diagnose Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 20 2012-2014 12-2014.. Dialih bahasakan oleh Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti, Barrarah Bariid, Monica Ester, dan Wuri Praptiani (ed). Jakarta : EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta : Salemba

 Nurarif, Amin Huda danDiagnosa Hardhi Kusuma. 2016. NOC  Asuhan Keperawatan  Penerapan Nanda, 2016. Asuhan NIC, dalam Berbagai Praktis Kasus. Kasus. Berdasarkan Yogjakarta : Mediaction Jogja

Safitri,Tania. 2018. “ Apa penyebab, gejala, faktor risiko Hernia”. Online. (https://www.google.com/amp/s/hallosehat.com/penyakit/hernis-inguinalisadalah/amp/, diakses adalah/amp/,  diakses 23-11-2018)

Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF