LAPORAN PENDAHULUAN DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF) RUANG MELATI RSPAU Dr. S. HARDJOLUKITO - LANUD ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

April 21, 2018 | Author: Satya Putra Lencana | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Laporan Pendahuluan ini disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Dewasa 1 dan 2, yang diselenggarakan pad...

Description

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORAGIC FEVER  RUANG MELATI RSPAU Dr. S. HARDJOLUKITO Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Belajar Klinik Keperawatan Dewasa

Clinical Instructure : Febri S.Kep Ns

Disusun Oleh :

 Satya Putra Putra Lencana  M11.01.0015  M11.01.0015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN YOGYAKARTA 2013

satyaexcel.blogspot.com

DHF

>>

1

LAPORAN PPENDAHULUAN DHF (DENGUE HEMORAGIC FEVER)

A.

Pengertian

 Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah adalah penya penyakit kit menula menularr yang yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk  Aedes nyamuk  Aedes aegyph (Sri Rezeki H. Hadinegoro, Soegeng, dkk, 2004). 2004 ). Demam berdarah dengan (DBB) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dewasa dengan dengan gejala utama, utama, nyeri otot dan sendi, yang biasanya biasanya memburuk setelah dua hari pertama ( Arif Mansjoer, dkk, 2000). 2000).

B.

Etiologi

Penyebab Virus Dengue berdasarkan Usia : Demam berdarah dengue (DBD) / DHF adalah penyakit demam yang  berlangsung akut menyerang baik dewasa maupun anak-anak tetapi lebih  banyak menimbulkan korban pada anak-anak berusia > 15 tahun ( Thomas Surusa Surusa,, Ali Imran Imran Umar, Umar, 2004 2004 ).  Nyamuk  aedes aegyph aegyph maupun aedes aibopictus merupakan vektor penular virus dengue dari penelitian kepada orang orang lain lain dengan dengan melalu melaluii gigita gigitanny nnya. a. Nyamu Nyamuk k betina betina lebih lebih menyu menyukai kai menghisap menghisap darah korbannya korbannya pada siang hari terutama terutama pada waktu pagi hari dan senja hari ( Alan  Alan R. Tumbelaka, 2004 2004 ).

C.

Patofisiologi

Fenom Fenomena ena patofi patofisio siolog logii yang yang utama utama pada pada pender penderita ita DHF adalah adalah meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya  perembesan plasma keruang ekstra seluler. Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah adalah vitemi vitemiaa yang yang mengak mengakiba ibatka tkan n pender penderita ita mengal mengalami ami demam, demam, sakit sakit kepala, kepala, mual, mual, nyeri nyeri otot, otot, pegal-p pegal-pega egall diselu diseluruh ruh tubuh, tubuh, ruam ruam atau bintik bintik- bintik merah pada kulit (petekie), hyperemi tenggorokan, pembesaran

satyaexcel.blogspot.com

DHF

>>

2

kelenj kelenjar ar getah getah bening bening,, pembesa pembesaran ran hati hati (hepat (hepatome omegli) gli) dan pembes pembesaran aran limpa. Penin ening gkatan atan

perm permea eabi bili lita tass

dindi indin ng

kapil apiler er

menga engaki kiba batk tkan an

 berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoprotenia serta efusi pleum dan renjatan (syok). Gang Ganggu guan an hemo hemost stat atis is pada pada DHF DHF meny enyangk angkut ut 3 fakt faktor or yaitu aitu :  perubahan

vaskuler,

trombositopenia

dan

gangguan

koagulasi.

Hemoko Hemokonsen nsentras trasii (penin (peningka gkatan tan hematok hematokrit rit > 20%) 20%) menunj menunjukk ukkan an atau menggambar menggambarkan kan adanya adanya kebocoran kebocoran (perembesan) (perembesan) plasma sehingga sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena. D.

Pathway Virus Dengue

Viremia

Hipertermia

-

Hepatomegali

Depresi sum-sum tulang

Manifestasi perdarahan

Anoreksia Muntah

Permebilitas kapiler   meningkat

Permebilitas kapiler  meningkat

Kehilangan Plasma

Ketidakseimbangan nutisi < keb tubuh

Resti Kekurangan Volume cairan

Hipovolemi Efusi pleura asites hemokonsentrasi

Resiko tjd  perdarahan  perdarahan Resiko syok  hipovolemia

Syok 

Ketidakefektifan  perfusi jaringan jaringan perifer 

Kematian

satyaexcel.blogspot.com

DHF

>>

3

E.

Tanda dan Gejala

Kriteria klinis DBD / DHF menurut WHO (1997) 1.

Demam Demam menda mendadak dak ting tinggi gi selama selama 2-7 2-7 hari, hari, kemu kemudia dian n turun turun secar secaraa lisis lisis demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri  pada punggung, tulang, tulang, persendian dan kepala.

2.

Perdar Perdaraha ahan n (termas (termasuk uk uji uji bendung bendung posi positif tif)) seperti seperti petek petekie, ie, epista epistaksi ksis, s, hematemosis, melene.

3.

Hepatomegali

4.

Syok Syok : nadi nadi kecil kecil dan dan cepat cepat deng dengan an tekan tekanan an nadi nadi < 20 mmHg mmHghip hipoten otensi si disertai gelisah dan akral dingin.

5.

Kons Konsen entra trasi si (kad (kadar ar Ht > 20% 20% dan dan nor norma mal) l)

( Alan  Alan R. Tumbelaka, 2004 2004). ). Sela Selain in dema demam m dan dan perd perdar arah ahan an yang yang meru merupak pakan an ciri ciri khas khas DHF, DHF, gambaran lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF adalah : a.

Kelu Keluha han n pada pada salu salura ran n pern pernap apas asan an sepe sepert rtii batu batuk, k, pile pilek, k, saki sakitt wakt waktu u menelan.

 b.

Keluhan pada saluran pernapasan : mual, muntah, tidak nafsu makan (anoreksia), diare, konslipasi.

c.

Kelu Keluha han n sist sistem em yang yang lain lain : nyer nyerii atau atau sakit sakit kepal kepala, a, nyer nyerii pada pada otot otot,, tulang dan sendi, (break bone fever), nyeri otot abdomen, nyeri uluhati,  pegal-pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan (flushi (flushing) ng) pada pada muka, muka, pemben pembengka gkakan kan sekitar sekitar mata, mata, lakrin lakrinasi asi dan fotopobia, otot-otot sekitar mata sakit bila disentuh dan pergerakan  bola mata terasa pegal.

F.

Klasifikasi DHF

DHF diklasifikasi diklasifikasikan kan berdasarkan berdasarkan derajat beratnya penyakit, penyakit, secara klinis dibagi menjadi : (WHO, ( WHO, 1997 ). ). 1.

Derajat I Demam dengan uji bendung positif.

satyaexcel.blogspot.com

DHF

>>

4

2.

Derajat II Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.

3.

Derajat III  Nadi cepat dan lemah, tekanan nadi < 20 mmHg, hipotensi, akarl dingin.

4.

Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tak beraturan.

( Alan  Alan R. Tumbelaka, 2004 2004). ).

G.

Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium Penunjang/Laboratorium

Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai : 1.

Hb dan PCV meningkat (> 20%)

2.

Trombositopenia (< 100.000 /ml)

3.

Leuk Leukop open enia ia (mu (mung ngki kin n nor norma mall atau atau lek lekosi osito tosis sis))

4.

19 D. De Dengue po positif 

5.

Hasi Hasill peme pemeri riks ksaa aan n kimi kimiaa dara darah h menun enunju jukk kkan an hipo hipopr prot otei eine nemi mia, a,

hipokloremia, dan hiponatremia. 6.

Uriu Urium m dan dan PH PH dar darah ah mun mungk gkin in men menin ingk gkat at

7.

Asidosis metabolic P CO 2 < 35-40 mmHg dan HCO 2 rendah.

8.

SGot SGot /SGP /SGPT T mung mungki kin n meni mening ngka kat. t.

( Nursalam,  Nursalam, 2005). 2005). H.

Penat enatal ala aksan ksana aan Pasi Pasieen DHF DHF

Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut : 1.

Tirah irah barin aring g ata atau u ist istir irah ahat at bar barin ing g.

2.

Diet, ma makan lu lunak.

3.

Minu Minum m bany banyak ak (2-2 (2-2,5 ,5 lit liter er /24 /24 jam) jam) dap dapat at beru berupa pa jus jus,, susu susu,, sirup sirup,, teh teh manis dan beri penderita oralit.

satyaexcel.blogspot.com

DHF

>>

5

4.

Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam dan jika kondisi pasien memburuk observasi ketat tiap jam.

5.

Peri Periks ksaa Hb, Hb, Ht dan dan trom trombo bosi sitt tia tiap p har hari. i.

6.

Obat Obat anti antipi pire reti tik k atau atau komp kompre ress hang hangat at dibe diberi rika kan n apab apabil ilaa dipe diperl rluk ukan an untu untuk k menu menuru runk nkan an suhu suhu menj menjad adii < 39o C, dianjurkan dianjurkan pemberian pemberian  parasetamol, asetosial /salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) karena dapat menyebabkan gastritis, perdarahan atau asidosis.

7.

Pada Pada pasie pasien n dewa dewasa sa,, anal analge geti tik k atau atau seda sedati tive ve ringa ringan n kada kadang ng-k -kad adan ang g diperlukan untuk mengurangi sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi.

8.

Bila Bila tim timbul kejan ejang g dap dapat dib diberik erikan an diaz diazep epam am (kol (kolab abor oras asii deng dengan an dokter).

I.

Komplikasi

1.

Ensef sefalopati atif 

2.

Perd Perdar arah ahan an int intra rakt ktra rani nial al

3.

Hern Hernia ia bata batang ng otak  otak 

4.

Sepsis

5.

Pneumonia

6.

Hidr Hidras asii berle erleb bihan ihan

7.

Syok  

8.

Perda rdaraha ahan otak 

( Monica  Monica Ester, 1999). 1999).

J.

Diagnosa Keperawatan

Diagno Diagnosa sa keperaw keperawatan atan yang yang dapat dapat ditemu ditemukan kan pada pada pasien pasien dengan dengan DHF antara lain sebagai berikut : 1. Hiperte Hipertermi rmi hubung hubungan an dengan dengan proses proses penyakit penyakit.. 2. Keti Ketid dakse akseim imba ban ngan gan

nutr nutris isii

:

kura kuran ng dari dari keb kebutu utuhan han

tubu tubuh h

 berhubungan dengan mual, mual, muntah, anoreksia dan sakit menelan.

satyaexcel.blogspot.com

DHF

>>



3. Resik siko

kekurang angan

 perpindahan

cairan

volume

intravaskuler

cai cairan ke

berhubungan

ekstravaskuler.

dengan ( Panduan  Panduan

 Diagnosa Keperawatan Nanda Nanda 2009-2011) 2009-2011 ) K. No Dx 1

Perencanaan NOC dan NIC NOC

NIC

Setelah dilakukan tindakan

NIC - Thermoregulation 0800

keperawatan selama 3x24 jam,



Monitor suhu maksimal 4 jam sekali



Monitor TTV (TD,N.Suhu,RR)

dapat teratasi dengan kriteria hasil :



Monitor intake dan output cairan.

NOC - Temperature Regulation 3900



Selimuti pasien



Tingkatkan sirkulasi udara



Catat adanya fluktasi tekanan darah

 pasien dengan hipertermi diharapkan



Suhu dalam rentang normal (36-37)



 Nadi dan RR dalam rentang normal (nadi 60-100x/menit.RR:1624X/Menit)



Tidak ada perubahan warna kulit,dan tidak pusing tidak merasa mual

2

Setelah dilakukan tindakan

NIC - Nutrition Management

keperawatan selama 3x24 jam,



Catat status nutrisi pasien pada  penerimaan,catat turgor 

 pasien dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

kulit.BB,Intergritas mukosa

diharapkan dapat teratasi dengan

oral,kemampuan menelan,riwayat mual/muntah/diare

kriteria hasil : NOC - Nutritional Status (status nutrisi) :



Pastikan pola diet biasa pasien



Awasi masukan dan pengeluaran nutrisi dan BAB secara periodik 



Intake nutrisi meningkat

sesuai



Selidiki adanya anoreksia

dengan diit •

Intake makanan dan cairan meningkat sesuai dengan

satyaexcel.blogspot.com

diet

DHF

>>





Menunjukkan perubahan  prilaku/pola hidup untuk  menigkatkan/mempertahankan BB.

3

Setelah dilakukan tindakan

Fluid Management :

keperawatan selama 3x24 jam,



Monitor BB setiap hari



Set tetesan infus permenit



Tingkatkan oral intake



Monitor hasil lab yang relevan

 pasien dengan resiko kekurangan volume cairan diharapkan dapat teratasi dengan kriteria hasil : Balance Fluid: •

Tekanan darah dalam batas

(BUN, HMT, albumin)

normal •

Intake output 24 jam seimbang



Tidak ada suara nafas tambahan



Tidak ada asites



Monitor status hemodinamik 



Monitor TTV



Monitor tanda dan gejala retensi cairan



Tidak ada edema •



Berikan diet

Tidak gelisahh/cemas

satyaexcel.blogspot.com

DHF

>>

8

DAFTAR PUSTAKA

Doen Doeng gus ME, ME, Moo Moorho rhouse MF, GE Isst Isster er AC, 1999. 999.  Rencana Asuhan  Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian  Perawatan Pasien. Jakarta, EGC. Ester Ester Monica Monica,, 1999. 1999.  Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian  Demam Berdarah Dengue. Jakarta, EGC. Mans Mansjoe joerr Arif, Arif, Triy Triyan anti ti Kasp Kaspuji uji,, Savi Savitri tri Roki Rokimi mi,, Wa Ward rdha hani ni Wahy Wahyu u Ika, Ika, Setiawulan Wiwiek, 2000.  Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius.  Nursalam M. Nurs, Rekawati Susilaningrum, Sri Utami, 2005.  Asuhan  Keperawatan Bayi dan Anak. Anak. Jakarta : Salemba Medika. Herdman, T Heatrher, PhD, RN, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC Moorhe Moorhead, ad, Sue PhD, PhD, RN dkk. dkk. 2004. 2004. Nursin Nursing g Outcom Outcomee Classif Classificat ication ion (NOC) (NOC) Fourth Edition. United State of America : Mosby Elsevier  Moorhead, Sue PhD, RN dkk. 2004. Nursing Intervention Classification (NIC) United State of America : Mosby Elsevier 

Rezeki Rezeki Sri H. Hadine Hadinegor goro, o, Soege Soegeng ng Soegij Soegijant anto, o, 2004. 2004. Tatalaksan Tatalaksana a Demam  Dengue /Demam Berdarah Dengue Pada Pada Anak. Jakarta : FKUI. Surosa Surosa Thomas Thomas,, Ali Imran Imran Umar, Umar, 2004. 2004.  Epidemiologi dan Penanggulangan Penanggulangan  Penyakit Demam Berdarah Dengue. Dengue. Jakarta : FKUI. Sutaryo, 2004.  Perkembangan Patogenesis Demam Berdarah Dengue. Jakarta : FKUI. Soedar Soedarmo mo Sumarn Sumarno o Poorwo Poorwo,, 2004. 2004.  Masalah Demam Berdarah Dengue Di  Indonesia. Jakarta : FKUI. Tumbelaka Alan R, 2004. Diagnosis 2004.  Diagnosis Demam Dengue /Demam Berdarah Dengue. Jakarta : FKUI. Tucker SM, dkk, 1998. Standar Perawatan Klien Edisi V, Volume 4 . Jakarta, EGC. Wartona Tarwoto, 2006.  Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika satyaexcel.blogspot.com

DHF

>>

9

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF