Laporan Pendahuluan CA Mamae(Kanker Payudara)
June 27, 2019 | Author: fitria permata | Category: N/A
Short Description
laporan pendahuluan CA Mamae...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA DI RUANG ALAMANDA I RSUD. SLEMAN YOGYAKARTA
Oleh :
HAERUL ANWAR PN.16.0011
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA 2016/2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA DI RUANG ALAMANDA I RSUD. SLEMAN YOGYAKARTA
Laporan Pendahuluan ini telah dibaca dan diperiksa pada Hari / Tanggal :
Mahasiswa Praktikan
...............................................
Pembimbing Klinik
...........................................................
Pembimbing Akademik
.........................................................
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA I. TINJAUAN TEORI A. ANATOMI DAN FISIOLOGI 1. Anatomi Payudara
AP PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMA Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats kelenjr payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobules tersebut ada jaringan ikat
yang disebut ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk payudara. Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes
anterior dan a.
lateralis yang
bercabang
mammaria dari a.
interna,
a.
aksilaris, dan
torakalis
beberapa a.
interkostalis. Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni n.
intercostalis dan n.
kutaneus
brakius
medialis yang
mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas. Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral
dan
medial
dan
adapula
penyaliran
yang
ke
kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis. Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna,
juga
menuju
ke aksila
kontralateral ,
ke m.
rectus
abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan payudara kontralateral.
2. Fisiologi Payudara Payudara
merupakan
kelenjar
tubuloalveolar
yang
bercabang-cabang, terdiri atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan
ikat
dan
lemak.
Tiap
lobus
mempunyai duktus
ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir pada putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu : a)
Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia
b)
Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid
c)
Perubahan karena kehamilan dan laktasi.
B. PENGERTIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE) Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005). Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005) Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011) Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006). Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri
dari
gumpalan
yang
keras
dan
kenyal
tanpa
adanya
batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.
C. ETIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE) Sampai saat ini etiologi belum dapt di ketahui ,namun secara pasti bahwa penyebab itu sangat mungkin adalah multifaktorial yang sangat mempengaruhi satu sama lain,antara lain: 1. Pegaruh hormone Ternyata pengaruh pengobatan hormon yang memberikan hasil pada kanker payudara lebih lanjut 2. Virogen terbukti yang di lakukan pada kera,namun pada manusia belum terbukti. 3. Makanan terutama makanan yang banyak mengandung lemak ,tidak terbukti
dapat
memperbesar
atau
memperkecil
karsinoma
payudara. 4. Radiasi payudara ini sudah lama terbukti karena radiasi dapat menyebabkan mutagen.(presentasi kasus ca mammae umy,2005) Faktor resiko ca mamae: 1. Usia : a)
makin tinggi usia makin tinggi faktor resiko.
b)
Umur lebih dari 35 tahun.
c)
Melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 35
d) Tahun usia menapause lebih dari 55 tahun 2. Keluarga ibu,kuluarga kandung khususnya premenapause. 3. Patologi :dislasia atau kelainan fibrokistik tertentu.faktor resiko jarang sebagai akibat faktor penyebab. 4. Pernah mngalami terapi genikologis
D. PATHWAY
dan
PATOFISIOLOGI CA
MAMMAE
(CARSINOMA
MAMMAE)
Pathway
(Samsul, M. 2010)
Patofisiologi Proses terjadinya kanker karena terjadi perubahan struktur sel, dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal
sel
kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal. Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa
menopause
(postmenopause).
Respon
dan
prognosis
penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy).
E. MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE) Gejala umum Ca mamae adalah : 1. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara 2. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan 3.
Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
4. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas 5. Ada cairan yang keluar dari puting susu 6. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi 7. Ada rasa sakit 8. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat 9. Ada pembengkakan didaerah lengan 10. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
11. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar. 12. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam. 13. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange). 14. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah. 15. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
F. STADIUM CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE) 1.
Stadium 0
: kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada
tempatnya didalam payudara yang normal 2.
Stadium I
: tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan
belum menyebar keluar payudara 3.
Stadium IIa : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
4.
Stadium IIb : tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
5.
Stadium IIIa : tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlekatan satu sama lain
6.
Stadium IIIb : tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara atau dinding dada
7.
Stadium IV dinding dada.
: tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG CA MAMMAE 1. Pemeriksaan radiologis a. Mammografi / USG mamma yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker. b. X-foto thoraks. c. Kalau perlu : 1) Galaktografi. 2) USG Abdomen (Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista) 3) CT-scan (dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain). 4) Tulang-tulang. 5) Bone scan. Dsb 2. Pemeriksaan Laboratoriun a.
Rutin : darah lengkap, urin.
b.
Gula darah : puasa dan 2 jam pp.
c.
Enzym : alkali fosfatase, LDH.
d.
Petanda tumor : CEA, MCA, AFP.
e.
Hormon reseptor : ER, PR.
f.
Kalau perlu : aktivitas estrogen/”vaginal smear”.
3. Pemeriksaan Sitologis : a.
FNA dari tumor.
b.
Cairan kista.
c.
Cairan pleura.
d.
Sekret putting susu.
4. Pemeriksaan /patologis a.
Durante operase : “Vries coupe”.
b.
Pasca operasi : dari spesimen operasi
H. PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAE 1. Pembedahan a.
Mastectomy radikal yang dimodifikasi Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b.
Mastectomy total Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
c.
Lumpectomy/tumor Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial. Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal. e. Ouadranectomy. Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor. 2. Radiotherapy Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan. 3. Chemotherapy Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit. 4. Manipulasi hormonal. Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
II. ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE A. PENGKAJIAN 1. Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri. 2.
Riwayat Kesehatan Dahulu Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3.
Riwayat Kesehatan Keluarga Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior. b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak. c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan. d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi
dan
tidak
ada
gangguan
fungsi
pendengaran. e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan. f.
Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB. h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang.
i.
Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j.
Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon a. Persepsi dan Manajemen Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa. b. Nutrisi – Metabolik Kebiasaan
diet
buruk,
biasanya
klien
akan
mengalami
anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG. c. Eliminasi Biasanya
terjadi
perubahan
pola
eliminasi,
klien
akan
mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi. d. Aktivitas dan Latihan Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri. e. Kognitif dan Persepsi Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik. f.
Istirahat dan Tidur Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal. h. Peran dan Hubungan Biasanya
pada
sebagian
besar
klien
akan
mengalami
gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi sosial.
i.
Reproduksi dan Seksual Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.
j.
Koping dan Toleransi Stress Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan Diperlukan
pendekatan
agama
supaya
klien
menerima
kondisinya dengan lapang dada. Pemeriksaan Diagnostik 1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi. 2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 3. Penanda tumor 4. Mammografi 5. sinar X dada
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Pre Operasi : 1. Ansietas
berhubungan
dengan
diagnosa,
pengobatan,
dan
prognosanya . 2. Kurang pengetahuan tentang Kanker
mammae berhubungan
dengan kurang pemajanan informasi Post Operasi : 3. Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
pembedahan, mis; anoreksia 4. Gangguan rasa
nyaman nyeri
berhubungan dengan
proses
pembedahan 5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan 6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh 7. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan dalam citra diri
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI (NIC)
(NOC) PRE OPERASI
Ansietas berhubungan NOC :
NIC :
dengan
Anxiety
diagnosa,
pengobatan, prognosanya .
a. Anxiety control
dan b. Coping
(penurunan kecemasan)
Kriteria Hasil :
1. Gunakan pendekatan
1. Klien
mampu
mengidentifikasi dan
yang menenangkan 2. Nyatakan
mengungkapkan
jelas
gejala cemas
terhadap
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan
menunjukkan
tehnik
untuk
mengontol cemas 3. Vital
Reduction
sign
dalam
batas normal 4. Postur ekspresi
pelaku
pasien 3. Jelaskan
semua
prosedur
dan
yang
dirasakan
apa
selama prosedur 4. Temani pasien untuk
tubuh,
keamanan
wajah,
mengurangi takut
aktivitas
5. Berikan faktual
menunjukkan
diagnosis,
berkurangnya
prognosis
kecemasan
harapan
memberikan
bahasa tubuh dan tingkat
dengan
6. Dorong
dan
informasi mengenai tindakan
keluarga
untuk menemani anak 7. Lakukan back / neck rub 8. Dengarkan
dengan
penuh perhatian 9. Identifikasi
tingkat
kecemasan 10. Bantu
pasien
mengenal yang
situasi
menimbulkan
kecemasan 11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi 12. Instruksikan
pasien
menggunakan teknik relaksasi 13. Barikan
obat
untuk
mengurangi kecemasan Kurang tentang
pengetahuan NOC :
:
Dissease
penyakit, a. Kowlwdge : disease Process
perawatan,pengobatan kurang
Teaching
process
1. Kaji
paparan b. Kowledge :
terhadap informasi
health
Behavior
tingkat
pengetahuan
klien
dan keluarga tentang
Kriteria Hasil :
proses penyakit
1. Pasien dan keluarga
2. Jelaskan
tentang
menyatakan
patofisiologi penyakit,
pemahaman tentang
tanda dan gejala serta
penyakit,
penyebabnya
kondisi,
prognosis
dan
program pengobatan 2. Pasien dan keluarga
3. Sediakan
informasi
tentang kondisi klien 4. Berikan
informasi
mampu
tentang
melaksanakan
perkembangan klien
prosedur dijelaskan benar
yang secara
5. Diskusikan perubahan gaya
hidup
mungkin
yang
diperlukan
3. Pasien dan keluarga
untuk
mencegah
mampu menjelaskan
komplikasi
kembali
yang akan datang dan
apa
yang
dijelaskan
atau
perawat/tim
penyakit
kesehatan lainnya
di
masa
kontrol
proses
6. Jelaskan
alasan
dilaksanakannya tindakan atau terapi 7. Gambarkan komplikasi
yang
mungkin terjadi 8. Anjurkan klien untuk mencegah
efek
samping dari penyakit 9. Gali
sumber-sumber
atau dukungan yang ada 10. Anjurkan klien untuk melaporkan dan
gejala
tanda yang
muncul pada petugas kesehatan POST OPERASI Nutrisi
kurang
kebutuhan berhubungan pembedahan, anoreksia
dari NOC : tubuh
dengan
NIC :
a. Nutritional Status : Nutrition Management food and Fluid Intake
mis; Kriteria Hasil :
1. Kaji
adanya
alergi
makanan
1. Adanya peningkatan
2. Kolaborasi
dengan
berat badan sesuai
ahli
gizi
untuk
dengan tujuan
menentukan
jumlah
2. Berat
badan
ideal
sesuai dengan tinggi
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
badan
3. Anjurkan pasien untuk
3. Mampu
meningkatkan intake
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 4. Tidak
ada
tanda
tanda malnutrisi 5. Tidak penurunan
Fe. 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
terjadi
5. Berikan
berat
gula
badan yang berarti.
substansi
6. Yakinkan
diet
yang
dimakan mengandung tinggi
serat
untuk
mencegah konstipasi 7. Berikan
makanan
yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) 8. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori 9. Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi 10. Kaji
kemampuan
pasien
untuk
mendapatkan
nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring 1. BB
pasien
dalam
batas normal 2. Monitor
adanya
penurunan
berat
badan 3. Monitor
tipe
dan
jumlah aktivitas yang biasa dilakukan 4. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan 5. Monitor
lingkungan
selama makan 6. Jadwalkan pengobatan
dan
tindakan tidak selama jam makan 7. Monitor
kulit
dan
kering
perubahan
pigmentasi 8. Monitor turgor kulit 9. Monitor
mual
dan
muntah 10. Monitor
kadar
albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht 11. Monitor
pucat,
kemerahan, kekeringan
dan jaringan
konjungtiva 12. Monitor
kalori
dan
intake nuntrisi Gangguan
rasa NOC :
NIC :
nyaman
nyeri a. Pain Level,
Pain Management
berhubungan
dengan
proses pembedahan
b. Pain control,
1. Lakukan
c. Comfort level
nyeri
Kriteria Hasil :
komprehensif
1. Mampu
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
nyeri
mengontrol (tahu
pengkajian secara
penyebab
nyeri,
mampu
frekuensi,
kualitas
dan faktor presipitasi
menggunakan tehnik
2. Observasi
reaksi
nonfarmakologi
nonverbal
dari
untuk
mengurangi
ketidaknyamanan
nyeri,
mencari
bantuan) bahwa
berkurang
dengan
mengenali
nyeri
(skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) 4. Menyatakan
nyeri
kultur
rasa setelah
yang
mempengaruhi respon nyeri 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6. Evaluasi
nyeri berkurang
bersama
pasien
dan
kesehatan
tim lain
tentang
5. Tanda
vital
dalam
rentang
normal
mengetahui
pengalaman
4. Kaji
manajemen nyeri
nyaman
untuk
pasien
menggunakan
3. Mampu
teknik
komunikasi terapeutik
2. Melaporkan nyeri
3. Gunakan
ketidakefektifan kontrol
nyeri
masa
lampau 7. Bantu
pasien
dan
keluarga
untuk
mencari
dan
menemukan dukungan 8. Kontrol
lingkungan
yang mempengaruhi
dapat nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan kebisingan
dan
9. Kurangi
faktor
presipitasi nyeri 10. Pilih
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi dan inter personal) 11. Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk
menentukan intervensi 12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi 13. Berikan untuk
analgetik mengurangi
nyeri 14. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri 15. Tingkatkan istirahat 16. Kolaborasikan dengan ada
dokter
keluhan
jika dan
tindakan nyeri tidak berhasil
Analgesic Administration 1. Tentukan
lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat
sebelum
nyeri
pemberian
obat 2. Cek instruksi dokter
tentang
jenis
obat,
dosis, dan frekuensi 3. Cek riwayat alergi 4. Pilih analgesik yang diperlukan
atau
kombinasi
dari
analgesik
ketika
pemberian lebih dari satu 5. Tentukan
pilihan
analgesik tergantung tipe
dan
beratnya
nyeri 6. Tentukan
analgesik
pilihan,
rute
pemberian, dan dosis optimal 7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri
secara teratur 8. Monitor
vital
sign
sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali 9. Berikan
analgesik
tepat waktu terutama saat nyeri hebat 10. Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda dan gejala (efek samping) Kerusakan kulit
integritas NOC :
berhubungan a. Tissue
NIC : Integrity
: Pressure Management
dengan pengangkatan
Skin
and
Mucous
bedah jaringan
Membranes
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
Kriteria Hasil :
pakaian yang longgar
1. Integritas kulit yang baik
bisa
dipertahankan
2. Hindari kerutan padaa tempat tidur 3. Jaga kebersihan kulit
(sensasi,
agar tetap bersih dan
elastisitas,
temper
kering
atur,
hidrasi,
4. Mobilisasi
pigmentasi)
(ubah posisi pasien)
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit 3. Perfusi jaringan baik 4. Menunjukkan
proses
dalam
perbaikan
terjadinya
kulit
akan
adanya kemerahan 6. Oleskan lotion atau
kulit dan mencegah sedera
berulang 5. Mampu
setiap dua jam sekali 5. Monitor
pemahaman
pasien
minyak/baby oil pada derah yang tertekan 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien 8. Monitor status nutrisi
melindungi
kulit
pasien
dan
mempertahankan kelembaban
kulit
dan perawatan alami Gangguan body image NOC:
NIC :
berhubungan
dengan
a. Body image
Body
kehilangan bagian dan
b. Self esteem
enhancement
fungsi tubuh
Kriteria Hasil: 1. Body image positif 2. Mampu mengidentifikasi kekuatan personal 3. Mendiskripsikan
image
1. Kaji secara verbal dan nonverbal klien
respon terhadap
tubuhnya 2. Monitor
frekuensi
mengkritik dirinya
secara
faktual
perubahan
fungsi
tubuh 4. Mempertahankan interaksi sosial.
3. Jelaskan
tentang
pengobatan, perawatan, kemajuan dan
prognosis
penyakit 4. Dorong
klien
mengungkapkan perasaannya 5. Identifikasi
arti
pengurangan melalui pemakaian alat bantu 6. Fasilitasi
kontak
dengan individu lain dalam kelompok kecil
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2010. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC Erik T., (2005). Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer Karsono, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Prses Penyakit Edisi 4 buku 2 : Jakarta EGC Mansjoer, Arif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius Marilyan, Doenges E. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan
dan
pendokumentasian
perawatyan
px) Jakarta : EGC Medicastore,. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta Samsul,
M.
2010.
Asuhan
Keperawatan,
Artikl
kesehatan.
http://asuhankeperawatans.blogspot.co.id/2010/10/asuhan-kepera watan-kanker-payudara-ca.html. Diakses tanggal 16 Mei 2017. Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2013).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC Price Sylvia, A (2009), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 2008. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta. Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta. Sjamsuhidajat. R (2007), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta Wijaya. (2005). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd.
View more...
Comments