Laporan Pendahuluan Asma

July 30, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Pendahuluan Asma...

Description

 

LAPORAN PENDAHULUAN “BAYI DENGAN PENYAKIT ASMA”

DOSEN PENGAMPU ERNI JUNIARTATI, S.ST, M.TR.KEB

BERNIKE RAHELLIA NISDA 191101011

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN PONTIANAK  JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG PRODI DIII TINGKAT 2B TAHUN 2020/2021

 

1. Pengertian

Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak  atau sulit bernapas.

2. Etiologi Obstruksi jalan napas pada asma disebabkan oleh:

a. Kontraksi Kontraksi otot otot sekitar sekitar bronkus bronkus sehingg sehinggaa terjadi terjadi penyempi penyempitan tan napas. napas.  b. Pembengkakanmembrane bronkus bronkus c. Bronkus Bronkus berisi mucus mucus yang yang kentalAda kentalAdapun pun faktor faktor predisposi predisposisi si pada asma asma yaitu: yaitu: 1. Genetik   Diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat, akibat adanya bakat alergi ini  penderita sangat mudah terkena asma apabila dia terpapar dengan faktor   pencetus.Adapun faktor pencetus dari asma adalah: a. Alergen Merupakan suatu bahan penyebab alergi. Dimana ini dibagi menjadi tiga, yaitu:  b. Inhalan yang yan g masuk masuk melalu melaluii salura saluran n pernap pernapasan asan seperti seperti debu, debu, bulu bulu binata binatang, ng, serbuk bunga, bakteri, dan polusi. c. Ingestan yang masuk melalui mulut yaitu makanan dan obat-obatan tertentu seperti  penisilin, salisilat, beta blocker, kodein, dan sebagainya. d. Kontaktan seperti perhiasan, logam, jam tangan, dan aksesoris lainnya yang masuk  melalui kontak dengan kulit. 2. In Infek feksi si salu salura ran n pern pernap apasa asan n Infeksi saluran pernapasan terutama disebabkan oleh virus.Virus Influenza merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering menimbulkan asma bronkhial, diperkirakan dua pertiga penderita asma dewasa serangan asmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran pernapasan (Nurarif & Kusuma, 2015) 3. Pe Peru ruba baha han n cuac cuacaa

 

Cuac Cu acaa lemb lembab ab dan dan hawa hawa yang yang di ding ngin in se seri ring ng memp mempen enga garu ruhi hias asma ma,,  perubahan cuaca menjadi pemicu serangan asma. 4. Ling Lingku kung ngan an kerj kerjaa Lingkungan kerja merupakan faktor pencetus yang menyumbang 2-15% klien asma. Misalnya orang yang bekerja di pabrik kayu, polisi lalu lintas,  penyapu jalanan. 5. Olahraga Sebagi Seb agian an besar besar pender penderita ita asma asma akan akan mendap mendapatk atkan an seranga serangan n asma asma bila bila sedang sed ang bekerj bekerjaa dengan dengan berat/ berat/akt aktivi ivitas tas berat. berat. Lari Lari cepat cepat paling paling mudah mudah menimbulkan asma 6. Stress Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan asma, selain itu juga dapat memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma harus segera diobati penderita asma yang mengalami stres harus diberi nasehat untuk menyelesaikan masalahnya.(Wahid & Suprapto, 2013). 3. Pato Patofi fisi siol olog ogii

Patofisiologi dari asma yaitu adanya faktor pencetus seperti debu, asap rokok, bulu  binatang, hawa dingin terpapar pada penderita. Benda-benda tersebut setelah terpapartern terpap arternyata yata tidak dikenali oleh sistem di tubuh tubuh penderita penderita sehingga dianggap sebagai seba gai benda benda asing asing (antig (antigen) en).. Anggap Anggapan an itu kemud kemudian ian memicu memicu dikelu dikeluark arkann annya ya antibody yang berperansebagai respon reaksi hipersensitif seperti neutropil, basophil, dan immunoglobulin E. masuknya antigen pada tubuh yang memicu reaksi antigen akan menimbulkan reaksi antigen-antibodi yang membentuk ikatan seperti key and lock (gembok dan kunci). Ikatan antigen dan antibody akan merangsang peningkatan  pengeluaran mediator kimiawi seperti histamine, neutrophil chemotactic show acting, epinefrin, norepinefrin, dan prostagandin. Peningkatan mediator kimia tersebut akan merangsang merang sang peningkata peningkatan n permiabilitas permiabilitas kapiler, kapiler, pembengka pembengkakan kan pada mukosa mukosa saluran  pernafasan (terutama bronkus). Pembengkakan yang hampir merata pada semua  bagian pada semua bagian bronkus akan menyebabkan penyempitan bronkus (bronkoko (bron kokontrik ntrikis) is) dan sesak nafas.Peny nafas.Penyempita empitan n bronkus bronkus akan menurunka menurunkan n jumlah jumlah oksigen luar yang masuk saat inspirasi sehingga menurunkan ogsigen yang dari darah. kondisi ini akan berakibat pada penurunan oksigen jaringan sehingga penderita pucat dan lemah. Pembengkakan mukosa bronkus juga akan meningkatkan sekres mucus

 

dan meningkatkan pergerakan sillia pada mukosa. Penderita jadi sering batuk dengan  produksi mucus yang cukup banyak (Harwina Widya Astuti 2010).

4. Tand Tanda a da dan Gej Gejal ala a

Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. 5. Komp Kompli lika kasi si Peny Penyak akit it

Sebagai berikut adalah dampak akibat penyakit asma yang bisa saja terjadi: 

Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi).



Menurunnya performa di sekolah atau di pekerjaan.



Tubuh sering terasa lelah.



Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak.



St Stat atus us asmat asmatik ikus us (k (kon ondi disi si asma asma pa parah rah ya yang ng tida tidak k re resp spon on de deng ngan an te terap rapii normal).



Pneumonia.



Gagal pernapasan.



Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru dan atelektasis. atelektasis .

 

Kematian.

6. Peme Pemeri riks ksaa aan n Diagno Diagnost stik  ik 

A. Pemerik Pemeriksaan saan labora laborator torium ium 1. Pe Peme meri riks ksaa aan n Sput Sputum um Pemeriksaan untuk melihat adanya: 

Kristal-krista Kristal -kristall charcot charcot leyden leyden yang merupakan degranulasi degranulasi dan kristal eosinopil.



Spiral curshman, yakni merupakan castcell (sel cetakan) dari cabang  bronkus.





Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus  Netrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat muscus  plug.

2. Pe Peme meri riks ksaa aan n dar darah ah

 

a. Anal Analisa isa Gas Darah Darah pada pada umum umumny nyaa no norm rmal al ak akan an tetapi tetapi da dapa patt te terja rjadi di hipoksemia, hipercapnia, atau sianosis.  b. Kadang pada darah terdapat peningkatan SGOT SGOT dan LDH c. Hi Hipo pona natre tremi miaa da dan n ka kada darr leuk leukos osit it ka kada dang ng di diat atas as 15 15.0 .000 00/m /mm3 m3ya yang ng menandakan adanya infeksi. d. Pe Peme meri riks ksaa aan n aler alergi gi menu menunj njuk ukka kan n pe peni ning ngka kata tan n Ig IgE E pa pada da wakt waktu u serangan dan menurun pada saat bebas serangan asma. B. Pemerik Pemeriksaan saan penunj penunjang ang Pemeriksaan penunjang pada pasien asma dapat dilakukan berdasarkan manifestasi klinis yang terlihat, riwayat, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium (Sujono riyadi & Sukarmin, 2009). Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah: 1. Tes Fu Fung ngsi si Paru Paru Menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversible, cara tepat diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometri dilakukan sebelum atau sesudah pemberian aerosol bronkodilator (inhaler atau nebulizer), peningkatan FEV1 atau FCV sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Dalam spirometry akan mendeteksi: 

Penurunan forced expiratory volume (FEV)



Penurunan paek expiratory flow rate (PEFR)



Kehilangan forced vital capacity (FVC)



Kehilangan inspiratory capacity (IC)(Wahid & Suprapto, 2013)

2. Pemeriksaan Pemeriksaan Radiol RadiologiP ogiPada ada waktu waktu serangan serangan menunj menunjukkan ukkan gambaran gambaran hiperinflamasi paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diagfragma yang menurun. Pada penderita dengan komplikasi terdapat gambaran sebagai berikut: 

Bila disertai dengan bronchitis, maka bercak-bercak di hilus akan  bertambah



Bila ada empisema (COPD), gambaran radiolusen semakin bertambah



Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrase paru.



Dapat menimbulkan gambaran atelektasis parue)Bila terjadi  pneumonia gambarannya adalah radiolusen pada paru.

3. Peme Pemeri riks ksaa aan n Tes Tes K Kul ulit it

 

Dilakukan untuk mencari faktor alergen yang dapat bereaksi positif pada asma secara spesifik4)Elektrokardiografia)Terjadi right axis deviationb)Adanya hipertropo otot jantung Right Bundle Branch Bockc)Tanda hipoksemia yaitu sinus takikardi, SVES, VES, atau terjadi depresi segmen ST negatif5)Scanning  paruMelalui inhilasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru(Wahid paru- paru(Wahid & Suprapto, 2013). 7. Pena Penata tala laks ksan anaa aan n Medik  Medik 

Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk pasien asma yaitu: a. Prinsi Prinsip p umum umum dalam dalam peng pengoba obatan tan asma: asma: 

Menghilangkan obstruksi jalan napas.



Menghindari faktor yang bisa menimbulkan serangan asma.



Menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit asma dan pengobatannya.

 b. Pengobatan pada asma 1. Peng Pengob obat atan an far farma mako kolo logi gi a. Bronko Bronkodil dilato ator: r: obat yang melebark melebarkan an saluran saluran napas. napas. Terbagi Terbagi menjadi menjadi dua golongan, yaitu: 

Adrenergik

(Adrenalin

dan

Efedrin),

misalnya

terbutalin/bricasama. 

Santin/teofilin (Aminofilin)

 b. Kromalin Bukan bronkhodilator tetapi obat pencegah seranga asma pada  penderita anak. Kromalin biasanya diberikan bersama obat anti asma dan efeknya baru terlihat setelah satu bulan. c. Ketolifen Mempunyai efek pencegahan terhadap asma dan diberikan dalam dosis dua kali 1mg/hari. Keuntungannya adalah obat diberikan secara oral. d. Kortik Kortikost ostero eroid id hidrok hidrokort ortiso ison n 100-200 mg jika tidak ada respon maka segera penderita diberi steroid oral. 2. Peng Pengob obat atan an non non farmak farmakol olog ogii a. Memb Memberi erika kan n pe peny nyul uluh uhan an

 

 b. Menghindari faktor pencetus c. Pemb Pember eria ian n cair cairan an d. Fisiot Fisioterap erapii napa napass ((sena senam m asma) asma) e. pemberian pemberian oksig oksigen en jika jika perlu(Wa perlu(Wahid hid & Suprapto Suprapto,, 2013). 2013). 3. Peng Pengob obat atan an sela selama ma stat status us asma asma a. In Infu fuss D5:R D5:RL L = 1 : 3 tia tiap p 24 ja jam m  b. Pemberian oksigen nasal kanul 4 L permenit c. Aminophili Aminophilin n bolus bolus 5mg/ 5mg/ KgBB KgBB diberika diberikan n pelan-pela pelan-pelan n selama selama 20 menit dilanjutkan drip RL atau D5 mentenence (20 tpm) dengan dosis 20 mg/kg bb per 24 jam d. Terbut Terbutalin alin 0.25 0.25 mg per per 6 jam secar secaraa sub kuta kutan n e. Dexame Dexametas tason on 10-2 10-2-mg -mg per 6 jam jam secara secara IV f. Antibi Antibioti otik k spekt spektrum rum luas(Pa luas(Padil dila, a, 2013 2013). ).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian

Dalam Dal am proses proses pember pemberian ian asuhan asuhan keperaw keperawata atan n hal yang yang paling paling pentin penting g dilaku dilakukan kan  pertama oleh seorang perawat adalah melakukan pengkajian. Pengkajian dibedakan menjad men jadii dua jenis jenis yaitu yaitu pengka pengkajia jian n skrinin skrining g dan pengka pengkajia jian n mendal mendalam. am. Kedua Kedua  pengkajian ini membutuhkan pengumpulan data dengan tujuan yang berbeda (NANDA, 2015). Pengkajian pada pasien asma menggunakan pengkajian mendalam mengenai kesiapan peningkatan manajemen kesehatan, dengan kategori perilaku dan subkategori subkat egori penyuluha penyuluhan n dan pembelajaran pembelajaran.. Pengkajian Pengkajian disesuaikan disesuaikan dengan dengan tanda mayor kesiapan peningkatanmanajemen kesehatan yaitu dari data subjektifnya pasien meng me ngek eksp spre resi sika kan n

kein keingi gina nann nnya ya

untu untuk k

meng mengel elol olaa

masa masala lah h

ke kese seha hata tan n

da dan n

 pencegahannya dan data objektifnya pilihan hidup sehari-hari s ehari-hari tepat untuk memenuhi tujuan program program kesehatanMen kesehatanMenurut urut (Muttaqin, (Muttaqin, 2008)peng 2008)pengkajia kajian n keperawatan keperawatan asma dimu dimula laii

da dari ri

Anam Anamne nesis sis

ri riwa waya yatt

pe peny nyak akit it,,

pe peng ngka kaji jian an

ps psik ikoo-so sosi sial al-ku -kult ltur ural al,,

 pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan pemeriksaan radiologi. a. Anamnesis Data yang dikumpul dikumpulkan kan saatpengkaj saatpengkajian ian meliputi meliputi nama, umur, dan jenis kelamin. Hal ini perlu dilakukan pada pasien asma karena sangat berkaitan. Status atopik  sangat mungkin terjadi pada serangan asma di usia dini karena dapat memberikan

 

implikasi, sedangkan faktor non-atopik menyerang pada usia dewasa. Lingkungan klien akan tergambarkan tergambarkan berdasarkan berdasarkan kondisi kondisi tempat tempat tinggal tinggal menggambark menggambarkan an kondisi lingkungan klien berada. Melalui tempat tinggal tersebut, maka dapat diketahui diket ahui faktor-fakto faktor-faktorr yang memungkin memungkinkan kan menjadi menjadi pencetus pencetus serangan serangan asma. Selain Sel ain itu status status perkaw perkawina inan n dan ganggu gangguan an emosio emosional nal yang yang dapat dapat muncul muncul di kelua eluarg rgaa atau atau ling lingku kung ngan an juga juga mer eru upak akan an fa fakt kto or pe pen nce cetu tuss se sera ran nga gan n asma.Perkerjaan serta suku bangsa juga perlu dikaji untuk mengetahui adanya  pemaparan bahan alergen. Hal lain yang perlu dikaji dari identitas klien ini adalah tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor rekam medis, asuransi kesehatan, dan diagnosis medis. Keluhan utama meliputi sesak napas, bernapas terasa berat pada dada, dan adanya keluhan sulit untuk bernapas.  b. Riwayat penyakit saat ini klien dengan serangan asma datang mencari pertolongan terutama dengan keluhan sesak napas yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti dengan gejalagejala lain seperti wheezing, penggunaan otot bantu napas, kelelahan, gangguan kesada kes adaran ran,, sianosi sianosis, s, dan peruba perubahan han tekana tekanan n darah. darah. Serang Serangan an asma asma mendad mendadak  ak  secara klinis dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama ditandai dengan  batuk-batuk berkala dan kering. Batuk ini terjadi karena iritasi mukosa yang kental ken tal dan mengum mengumpul pul.. Pada Pada stadium stadium ini terjad terjadii edema edema dan pemben pembengka gkakan kan  bronkhus. Stadium kedua ditandai dengan batuk disertai mukus yang jernh dan  berbusa. Klien merasa sesak napas, berusaha untuk bernapas dalam, ekspirasi memanjang diikuti bunyi mengi (wheezing). Pada stadium ini posisi yang nyaman dan disukai klien adalah duduk dengan tangan diletakkan pada pinggir tempat tidur, tampak pucat, tampak gelisah serta warna kulit mulai membiru. Stadium ketiga ditandai dengan suara napas hampir tidak terdengar inidikarenakan aliran ud udar araa ke kecil cil,, ba batu tuk k ((-), ), pe pern rnap apasa asan n tida tidak k terat teratur ur da dan n da dang ngka kal, l, asfik asfiksi siaa ya yang ng mengakibatkan irama pernapasan meningkat. Obat-obatan yang biasa dimiut harus dikaji oleh perawat serta memeriksa kembali apakah obat masih relevan untuk  digunakan kembali. c. Ri Riwa waya yatt pen penya yaki kitt dah dahul ulu u Penyak Pen yakit it yang yang pernah pernah dideri diderita ta pada pada masa-ma masa-masa sa dahulu dahulu seperti seperti adanya adanya infeks infeksii salu salura ran n

nap napas

atas atas,,

sa saki kitt

teng tenggo goro rok kan an,,

aman amande del, l,

sin sinusiti sitis, s,

dan

po poli lip p

hidung.Riwayat serangan asma, frekuensi, waktu, dan alergen-alergen dicurigai

 

sebaga seb agaii pencet pencetus us seranga serangan, n, serta serta riwaya riwayatt pengob pengobatan atan yang yang dilaku dilakukan kan untuk  untuk  meringankan gejala asma. d. Riwaya Riwayatt penyak penyakit it keluar keluargaP gaPeny enyaki akitt asma memiliki memiliki hiperse hipersensi nsitiv tivitas itas yang yang lebih lebih ditent dit entuka ukan n oleh oleh faktor faktor geneti genetik k dan lingku lingkunga ngan, n, sehing sehingga ga perlu perlu dikaji dikaji tentan tentang g riwayat penyakit asma dan alergi pada anggota keluarga. e. Pengka Pengkajia jian n psikopsiko-sosi sosio-k o-kult ultura urall Salah satu pencetus asma yaitu gangguan emosional yang didapat dari lingkungan  pasien mulai dari tempat kerja, tetangga, dan keluarga.. Koping tidak efektif dan ansiet ans ietas as yang yang berleb berlebih ih juga juga akan akan mudah mudah ditemu ditemuii dan agak berdam berdampak pak pada pada  perubahan mekanisme peran dalam keluarga, status ekonomi, dan asuransi keseh esehat atan an

pende enderi rita ta..

Bera Berad da

dala dalam m

kea ead daa aan n

yat atim im

pia iatu tu,,

men menga gala lam mi

ketidakhormatan hubungan dengan orang lain, sampai mengalami ketakutan tidak  dapat menjalankan peranan seperti semula juga akan mempengaruhi emosional serta psikis penderita. f. Pola Pola persep persepsi si dan dan tata tata laksan laksanaa hidup hidup sehat sehat Gaya hidup sangat berperan mengakibatkan serangan asma, sehingga klien dengan asma harusmengubah gaya hidupnya sesuai keadaan untuk menghindari terserang asma. Selain itu gejala asma dapat membatasi manusia untuk berperilaku hidup normal. g. Pola Pola hub hubun unga gan n dan dan pe pera ran n Klien perlu menyesuaikan kondisinya dengan hubungan dan peran klien, baik di lingkungn lingk ungn rumah tangga, tangga, masyarakat, masyarakat, maupun maupun lingkunga lingkungan n kerja serta perubahan perubahan  peran yang terjadi setelah klien mengalami serangan asma. h. Pola Pola perse perseps psii dan kon konsep sep diri diri Terh Te rham amba batn tnya ya re resp spon onss koop kooper erat atif if

pa pasi sien en

ju juga ga

da dapa patt

di dipe peng ngar aruh uhii

ol oleh eh

 persepsinya.Cara memandang diri yang salah juga akan menjadi stresor dalam kehidu keh idupan pan klien. klien. Kemun Kemungki gkinan nan terseran terserang g asma pun akan akan semaki semakin n mening meningkat kat seiring dengan bertambahnya stress dalam kehidupan. i.

Pola Pola pe pena nang nggu gula lang ngan an st stres resss Sala Salah h sa satu tu fa fakt ktor or in intr trin insi sik k seran seranga gan n asma asma ia iala lah h str stres es da dan n ke kete tega gang ngga gang ngan an emosio emo sional nal,, sehing sehingga ga pengk pengkajia ajian n terhad terhadap ap stres stres sangat sangat diperlu diperlukan kan melipu meliputi ti  penyebab, frekuensi dan pengaruh stress terhadap kehidupan klien serta cara klien

 j.

mengatasinya. Pola sensori dan kognitif 

 

Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri klien da dan n ak akhi hirn rnya ya memp mempen enga garu ruhi hi ju juml mlah ah str stress essor or ya yang ng di dial alam amii kl klie ien n sehin sehingg ggaa kemungkinan terjadi serangan asma berulang pun akn semakin tinggik. k. Pola Pola tata tata nilai nilai dan keperca kepercayaa yaan n Ked Ke dekat ekatan an klie klien n pada ada se sesu suat atu u yang ang diy iyak akin inii di dun unia ia dip ipec ecay ayaa da dap pat meningkatkan kekuatan jiwa klien. Mendekatkan diri dan keyakinan kepada-Nya merupakan metode stres yang konstruktif. l.

Pem emer erik iksa saan an fi fisi sik  k  Keadaan umum: hal yan perlu dikaji perawat mengenai tentang kesadaran klien, ke kecem cemasa asan, n, ke kege geli lisah sahan an,, ke kele lema maha han n suara suara bi bica cara, ra, de deny nyut ut na nadi di,, freku frekuen ensi si  pernapasan yang meningkat, penggunaan otot-otot bantu pernapasan, sianosis,  batuk dengan lendir lengket, dan posisi posisi istirahat klien. 1. B1 (Breathing (Breathing)Inpek )Inpeksi: si: pada klien klien asma terlihat terlihat adanya adanya peningk peningkatan atan usaha usaha dan frekuen frek uensi si pernap pernapasan asan,, serta serta penggu penggunaa naan n otot otot bantu bantu napas. napas. Inpeks Inpeksii dada dada terutamaa meliha terutam melihatt postur postur bentuk bentuk dan kesime kesimetri trisan san,, pening peningkat katan an diamet diameter  er  anteroposterior, retraksi otot-otot interkostalis, sifat dan irama pernapasan dan frekuensi. Palpasi: biasanya kesimetrisan, ekspansi, dan taktil fremitus normal Perkusi: Perku si: pada perkusi didapatkan didapatkan suara normal normal sampai sampai hipersonor hipersonor sedangkan diafragma menjadi datar dan rendah. Auskultasi: terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan ekspirasi lebih dari 4 detik atau lebih dari tiga kali in insp spir irasi asi,, de deng ngan an bu buny nyii na napa pass tamba tambaha han n ut utam amaa whee wheeezi ezing ng pa pada da ak akhi hir  r  ekspirasi. 2. B2 (b (blo lood od)D )Dam ampa pak k asma asma pa pada da statu statuss ka kard rdio iova vask skul uler er pe perl rlu u di dimo moni nito torr ol oleh eh  perawat meliputi: keadaan hemodinamik seperti nadi, tekanan darah, dan CRT. 3. B3 (B (Bra rain in)T )Tin ingk gkat at kesa kesada dara ran n sa saat at in infe feks ksii pe perl rlu u di dika kaji ji.. Di Disa samp mpin ing g itu itu diperlu dip erlukan kan pemeri pemeriksa ksaan an GCS, GCS, untuk untuk menent menentuka ukan n tingka tingkatt kesadar kesadaran an klien klien apakah composmentis, somnolen, atau koma. 4. B4 (B (Bla lad dder) der)Be Berk rkai aita tan n

den dengan gan

in inta tak ke

cair cairan an mak maka

per erh hitun itunga gan n

dan

 pengukuran volumeoutput urine perlu dilakukan, sehingga perawat memonitor  apakah terdapat oliguria, karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok. 5. B5 (Bowel)N (Bowel)Nyer yeri, i, turgor, turgor, dan tanda-tan tanda-tanda da infeksi infeksi sebaiknya sebaiknya juga juga dikaji dikaji,, halhalhal tersebu tersebutt dapat dapat merang merangsan sang g seranga serangan n asma. asma. Pengk Pengkajia ajian n tentan tentang g status status nu nutr trisi isi klie klien n meli melipu puti ti ju juml mlah ah,, freku frekuen ensi, si, da dan n ke kesu suli lita tan-k n-kesu esuli lita tan n da dala lam m

 

memnuh mem nuhii kebutu kebutuhan hanny nya. a. Pada Pada klien klien dengan dengan sesak sesak napas, napas, sangat sangat potens potensial ial terjadi kekurangan pemenuhan kebutuhan nutrisi, hal ini karena terjadi dipneu saatmakan, laju metabolisme, serta kecemasan yang dialami klien. 6. B6 (Bone)Me (Bone)Mengk ngkaji aji edema edema ekstrem ekstremita itas, s, tremor tremor dan tanda-tan tanda-tanda da infeksi infeksi pada pada ekstrem eks tremitas itas.Pa .Pada da integu integumen men perlu perlu dikaji dikaji adanya adanya permuk permukaan aan yang yang kasar, kasar, kering,, kelain kering kelainan an pigmen pigmentas tasi, i, turgo turgorr kulit, kulit, kelemb kelembaba aban, n, mengel mengelupa upass atau  bersisik, perdarahan, pruritus, eksim, dan adanya bekas atau tanda urtikraria atau dermatitis. Pada rambut, dikaji warna rambut, kelembaban, dan kusam. Tidur, dan istirahat klien yang meliputi: berapa lama klien tidur dan istirahat, serta berapa besar akibat kelelahan yang dialami klien juga dikaji, adanya wheezing, sesak, dan ortopnea dapat mempengaruhi pola tidur dan istirahat klien.Aktivitas sehari-hari klien juga diperhatikan seperti olahraga, bekerja, dan aktivitas lainnya. Aktivitas fisik juga dapat menjadi faktor pencetus asma yang disebut dengan exercise induced asma.

2. Di Diag agno nosa sa Kep Keper eraw awat atan an

Diagno Dia gnosa sa keperaw keperawatan atan merupa merupakan kan suatu suatu penila penilaian ian klinis klinis mengen mengenai ai respon respon klien klien terhada terh adap p masalah masalah keseha kesehatan tan yang yang dialam dialamii baik baik secara secara aktual aktual maupun maupun potens potensial. ial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk dapat menguraikan berbagai respon klien baik  individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2016).Diagnosa keperawatan merupakan fase kedua pada proses keperawatan. Pada fase diagnose, dilakukan penginterpretasi data pengkajian dan mengidentifikasi masalah masa lah keseha kesehatan tan,, risiko, risiko, dan kekuat kekuatan an pasien pasien serta serta merumu merumuska skan n pernya pernyataa taan n diagnosa (Kozier, B., Erb, G., Berman, diagnosa Berman, A. & Snyder, Snyder, 2010). Adapun diagnosa diagnosa yang diangkat diang kat dalam penelitian ini adalah kesiapan peningkatan peningkatan manajemen manajemen kesehatan kesehatan term termas asuk uk keda kedala lam m

kate katego gori ri peri perila laku ku deng dengan an su sub b ka kate tego gori ri pe peny nyul uluh uhan an da dan n

 pembelajaran (PPNI, 2016).

3. Intervensi

Inte Interv rven ensi si ke kepe pera rawa watan tan meru merupa paka kan n suat suatu u pe pera rawa wata tan n ya yang ng di dila laku kuka kan n pe pera rawa watt  berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan perawat untuk meningkatkan outcomepasien/klien (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2016). Intervensi keperawatan adalah segala treatmentyang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan

 

 pada pengetahuan dan penelitian klinis untuk mencapai luaran (outcome)yang diharapkan (PPNI, 2018).

4. Implem Implement entasi asi Kepera Keperawat watan an

Pada

proses

kepera raw watan,

implementasi

adalah

fa fasse

ketika

perawat

mengimplem mengim plement entasik asikan an interv intervens ensii kepera keperawat watan. an. Berdas Berdasark arkan an termino terminolog logii NIC, NIC, impl im pleme ement ntasi asi terd terdiri iri atas atas mela melaku kuka kan n da dan n mend mendok okum umen enta tasik sikan an tind tindak akan an ya yang ng merupakan tindakan keperawatan yang khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi interv ensi (atau program program keperawatan keperawatan). ). Perawat melaksanakan melaksanakan atau mendelegasi mendelegasikan kan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat tindakan keperawatan dan respons klien terhadap tindakan tersebut (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011).

5. Eval Evalua uasi si Kep Keper eraw awat atan an

Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan. Dalam konteks ini, evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah ketika klien da dan n

prof profesi esion onal al ke keseh sehata atan n

mene menent ntuk ukan an ke kema maju juan an kl klie ien n

menu menuju ju pe penc ncap apai aian an

tujuan tuj uan/ha /hasil, sil, dan keefek keefektifa tifan n rencan rencanaa asuhan asuhan kepera keperawat watan. an. (Kozie (Kozierr et al. al.,, 2011). 2011). Tujuan evaluasi adalah untuk menilai pencapaian tujuan pada rencana keperawatan yang telah ditetapkan, mengidentifikasi variabel-variabel yang akan mempengaruhi  pencapaian

tujuan, dan mengambil keoutusan apakah rencana keperawatan

diteruskan, modifikasi atau dihentikan (Manurung, 2011).

 

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2252/3/BAB%20II.pdf  

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF