Laporan Pendahuluan ASKEP Dengue High Fever
May 21, 2018 | Author: Muhammad Ali Sidik S | Category: N/A
Short Description
Trimakasih...
Description
Laporan Pendahuluan ASKEP Dengue High Fever (DHF) atau ASKEP Demam berdarah Dengue (DBD) BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Medis
1. Definisi a. Demam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovirus. (Soedarmo Sumarno, 2005). b. Dengue ialah infeksi arbovirus (arthropod-borne (arthropod-borne virus) akut ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes. (Hasan Rusepno, 2007). c. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. (Hidayat A. Aziz Alimul, 2008). 2. Etiologi Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah virus Dengue. Di Indonesia, Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam grup B arthropediborne viruses viruses
(arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-1, DEN-2, DEN-2, DEN-3, dan DEN-
4.(Nursalam Susilaningrum, 2005). Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di Indonesia dikenal dua jenis nyamuk Aedes yaitu: a. Aedes Aegypti 1) Paling sering ditemukan
2) Adalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah. 3) Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih. 4) Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari. 5) Jarak terbang 100 meter b. Aedes Albopictus 1) Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, seperti pohon pisang, pandan kaleng bekas. 2) Menggigit pada waktu siang hari 3) Jarak terbang 50 meter. (Rampengan T H, 2007)
3. Klasifikasi rajat I
:
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positif,
trombositopenia, dan hemokosentrasi. rajat II
:
Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain
rajat III
:
Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah.
rajat IV
:
Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur. Yang disertai dengan
Dengue Shock Sindrom. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006). 4. Manifestasi klinis a. Demam tinggi selam 5-7 hari b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : petechie, ekimosis, hematoma. c. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria. d. Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi
2) Adalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah. 3) Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih. 4) Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari. 5) Jarak terbang 100 meter b. Aedes Albopictus 1) Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, seperti pohon pisang, pandan kaleng bekas. 2) Menggigit pada waktu siang hari 3) Jarak terbang 50 meter. (Rampengan T H, 2007)
3. Klasifikasi rajat I
:
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positif,
trombositopenia, dan hemokosentrasi. rajat II
:
Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain
rajat III
:
Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah.
rajat IV
:
Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur. Yang disertai dengan
Dengue Shock Sindrom. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006). 4. Manifestasi klinis a. Demam tinggi selam 5-7 hari b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : petechie, ekimosis, hematoma. c. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria. d. Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan uluh hati f.
Sakit kepala
g. Pembengkakan sekitar mata h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening i.
Tanda dan renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah). (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
5. Patofisiologi a. Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan dilepas C3a dan C5a, 2 peptida berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. b. Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. c. Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik, Renjatan terjadi secara akut. d. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006). Patoflow Demam berdarah Dengue DBD atau Patoflow Dengue High Fever DHF
1. Diagnostik test a. Darah lengkap : hemokosentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang) b. Serologi uji HI (hemoglutination inhibition test) c. Rontgen toraks : efusi pleura. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006). 2. Komplikasi
a. Ensefalopati dengue b. Kelainan ginjal c. Udem paru. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005). 3. Pengobatan dan Pencegahan a. Pengobatan Penatalaksanaan untuk klien Demam Berdarah Dengue adalah penanganan pada derajat I hingga derajat IV. Derajat I dan II 1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/kg BB/hari untuk anak dengan berat badan kurang dari 10kg atau bersama diberikan oralit, air buah atau susu secukupnya, atau pemberian cairan dalam waktu 24 jam antara lain sebagai berikut : a) 100 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 kg b) 75 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 26-30 kg c) 60 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 kg d) 50 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 kg
2) Pemberian obat antibiotik apabila adanya infeksi sekunder 3) Pemberian antipieritika untuk menurunkan panas. 4) Apabila ada perdarahan hebat maka berikan darah 15 cc/kg BB/hari. Derajat III 1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam, apabila ada perbaikan lanjutkan peberian RL 10 m/kg BB/jam, jika nadi dan tensi tidak stabil lanjutkan jumlah cairan berdasarkan kebutuhan dalam waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk.
2) Pemberian plasma atau plasma ekspander (dekstran L ) sebanyak 10 ml/kg BB/jam dan dapat diulang maksimal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam, apabila setelah 1 jam pemakaian RL 20 ml/kg BB/jam keadaan tekanan darah kurang dari 80 mmHg dan nadi lemah, maka berikan cairan yang cukup berupa infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam jika baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan selanjutnya. 3) Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg BB/jam keadaan tensi masih menurun dan dibawah 80 mmHg maka penderita harus mendapatkan plasma ekspander sebanyak 10 ml/kgBB/jam diulang maksimal 30 mg /kg BB/24 jam bila baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan diatas Derajat IV 1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 30 ml/kgBB/jam, apabila keadaan tekanan darah baik, lanjutkann RL sebanyak 10 ml/kgBB/jam. 2) Apabila keadaan tensi memburuk maka harus dipasang. 2 saluran infuse dengan tujuan satu untuk RL 10 ml/kgbb/1jam dan satunya pemberian palasma ekspander atau dextran L sebanyak 20 ml/kgBB/jam selam 1 jam, 3) Apabila keadaan masih juga buruk, maka berikan plasma ekspander 20 ml/kgBB/jam, 4) Apabila masih tetap memburuk maka berikan plasma ekspander 10 ml/kgBB/jam diulangi maksimun 30 ml/kgBB/24jam. 5) Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan perbaikan maka konsultasikan kebagian anastesi untuk perlu tidaknya dipasang central vaskuler pressure atau CVP. (Hidayat A Aziz Alimul, 2008). b. Pencegahan 1) Ada 3 cara pemberantasan vector a) Fogging focus
Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka kegiatan fogging hanya dilakukan bila hasil penyelidikan epidemologis bu tul-butul memenuhi kriteria b) Abatisasi Dilaksanakan di desa/ kelurahan endemis terutama di sekolah dan tempat-tempat umum.
c) Tanpa inteksida Membasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengan -
cara 3M:
Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat penampungan air bersih.
-
Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.
-
Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik dan barang bekas, lainnya yang dapat menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.
2) Penyuluhan (Health Education) Perawat dapat melakukan penyuluhan atau Health Education tentang cara pencegahan vektor efektif. Penyuluhan dapat dilakukan pada orang tua murid di sekolah-sekolah, di posyandu, yaitu di dalam rumah hendaknya selalu terang, tidak menggantungkan pakaian yang bekas dipakai terutama di kamar tidur karena nyamuk akan senang hinggap pada pakaian yang bekas dipakai yang sudah bau keringat. BAK kamar mandi atau jambangan bunga yang ada di dalam bunga agar sering dibersihkan dan diganti airnya setiap 2 hari sekali membenahi atau menata halaman supaya tidak ada tempat yang terisi air, seperti pecahan botol, tempurung kelapa, kaleng bekas atau benda-benda yang dapat menampung air. Dedaunan kering yang sudah menumpuk hendaknya disapu bersih. Selain itu juga air tidak tertampung, mengelola sampah sesuai situasi
dan kondisi setempat, apakah dibakar atau diangkat oleh mobil sampah untuk dibuang ke TPA sehingga nyamuk tidak berkembang biak. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).
4.
Prognosis Bila tidak terjadi renjatan dalam 24-36 jam biasanya prognosis akan menjadi baik kalau lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda perbaikan, kemungkinan sembuh kecil dan prognosis menjadi buruk. (Rampengan T.H, 2007).
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
Asuhan keperawawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan Asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. (kusnanto, 2004). Tahap – tahap
proses
keperawatan
meliputi
pengkajian,
diagnosa,
perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan. Kelima langkah tersebut dapat dijadikan pedoman dalam mencapai tujuan keperawatan yaitu : meningkatkan, mempertahankan kesehatan, atau membuat pasien mencapai kematian dengan tenang pada pasien terminal, serta memungkinkan pasien pasien atau keluarga dapat dapat mengatur kesehatan sendiri menjadi lebih baik. (Tarwoto wartonah, 2006). 1. Pengkajian Keperawatan Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu : Pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, ketiga mendokumentasikan dalam format yang dapat dibuka kembali. (Tarwoto wartonah, 2006)
Pengkajian pada anak dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue Menurut Nursalam 2005 adalah : a. Identitas pasien Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua. b. Keluhan utama Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah. c. Riwayat penyakit sekarang Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe virus yang lain. e. Riwayat imunisasi Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan. f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan napsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut, dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang. g. Kondisi lingkungan Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar). h. Pola kebiasaan 1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan berkurang, napsu makan menurun. 2) Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak mengalami diare atau konstipasi. Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa terjadi melena. 3) Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering terjadi hematuria. 4) Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang. 5) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat sarang nyamuk Aedes Aegypti. 6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan. i.
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgai berikut:
1) Grade I
: kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.
2) Grade II
:
kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan spontan petekie,
perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur. 3) Grade III
:
kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan tidak
teratur, serta tensi menurun. 4) Grade IV :
kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, pernapasan
tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru. j. Sistem integumen 1) Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab. 2) Kuku sianosis/tidak 3) Kepala dan leher Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV). 4) Dada Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada grade III dan IV. 5) Abdomen Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites. 6) Ekstremitas.
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan klien yang ada ada tanggung jawabnya. (Tarwoto wartonah,2006) Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit infeksi
Demam Berdarah
Dengue tergantung pada data yang ditemukan. Menurut Nursalam 2005 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain: a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus. b. Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer. c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan. d. Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia. e.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan permeabilitas kapiler, muntah dan demam.
f. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh. g. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah pernyataan singkat dalam pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada masalah kesehatan aktual dan resiko (Nursalam, 2001). Rencana keperawatan Pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut Nursalam 2005, Wong Dona L 2003 dan Doenges, Marilynn, E. dkk, 1999. adalah : a. Diagnosa keperawatan 1 Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus. uan
:
Anak menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
teria hasil
:
Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
Intervensi Keperawatan 1) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi dan pernapasan setiap 3 jam atau sering lagi. Rasional
:
Suhu 38,9-41,1oc menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola
demam dapat membantu dalam diagnosis. 2) Berikan penjelasan mengenai penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh. Rasional
:
Untuk memberikan pengetahuan pemahaman tentang penyebab dan memberikan
kesadaran kebutuhan belajar. 3) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam. Rasional
:
Perubahan dapat lebih tampak oleh orang terdekat, meskipun adanya
perubahan dapat dilihat oleh orang lain yang jarang kontak dengan pasien. 4) Catatlah asupan dan keluaran cairan. Rasional
:
Untuk mengetahui keseimbangan cairan baik intake maupun output.
5) Anjurkan anak untuk banyak minum paling tidak ± 2,5 liter tiap 24 jam dan jelaskan manfaat bagi anak.
Rasional
:
Untuk mempercepat proses penguapan melalui urine dan keringat, selain
itu dimaksudkan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. 6) Berikan kompres dingin pada daerah axila dan lipatan paha. Rasional
:
kompres air dingin dapat memberikan efek vasodilatasi pembululuh
darah. 7) Anjurkan agar anak tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal. Rasional
:
Untuk memudahkan dalam proses penguapan.
8) Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai dengan program dokter. Rasional
:
Pemberian terapi cairan intravena untuk mengganti cairan yang hilang dan obat-obatan
sebagai preparat yang di formulasikan untuk penurunan panas. erawatan 2 Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer. uan
:
a hasil
:
Nyeri berkurang atau terkontrol Anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri
Intervensi keperawatan. 1) Kaji tingkat nyeri yang dialami anak dengan menggunakan skala nyeri (0-10). Biarkan anak memutuskan tingkat nyeri yang dialami. Tipe nyeri yang dialami dan respons anak terhadap nyeri. Rasional
:
Mengindikasi
kebutuhan
untuk
intervensi
dan
juga
tanda-tanda
perkembangan resolusi komplikasi. 2) Atur posisi yang nyaman dan usahakan situasi yang tenang. Rasional
:
Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat mengurangi rasa nyeri
atau mengurangi stimulus nyeri.
3) Ciptakan suasana yang gembira pada anak, alihkan perhatian anak dari rasa nyeri (libatkan keluarga) misalnya: membaca buku, mendengar musik, dan menonton TV. Rasional
:
Untuk mengurangi rasa nyeri pada anak.
4) Berikan kesempatan pada anak untuk berkomunikasi dengan teman-temannya atau orang terdekat. Rasional
: Dapat menguragi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi akan intensitas rasa sakit. 5) Berikan obat-obat analgetik (kolaborasi dengan dokter).
Rasional
:
Memberikan penurunan nyeri/tidak nyaman.
c. Diagnosa Keperawatan 3 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan. uan
:
Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil
: Anak mengkonsumsi jumlah makanan yang adekuat.
Intervensi keperawatan 1) Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami oleh anak. Rasional
:
Untuk memberikan
nutrisi yang optimal meskipun kehilangan napsu
makan serta memotivasi anak agar mau makan. 2) Berikan makanan yang mudah ditelan, seperti bubur dan tim, serta dihidangkan selagi masih hangat Rasional`
:
Memudahkan proses menelan dan meringankan kerja lambung untuk
mencerna makanan dan menghindari rasa mual.
3) Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering. Rasional
:
karena porsi biasanya ditoleransi dengan lebih baik.
4) Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan dengan skala yang sama. Rasional
: Untuk membantu status nutrisi.
5) Mempertahankan kebersihan mulut pasien Rasional
: Untuk merangsang napsu makan.
6) Mempertahankan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit. Rasional
: Untuk menghindari intoleransi makanan.
7) Jelaskan pada keluarga manfaat makanan/ nutrisi bagi anak terutama saat sakit. Rasional
:
Makanan merupakan penambahan tenaga bagi orang sakit.
8) Catatlah jumlah/porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari. Rasional
:
Untuk mengetahui jumlah intake makanan dan penentuan dalam
pemberian diet dan selanjutnya. b. Diagnosa Keperawatan 4 Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia. Tujuan
: tidak terjadi perdarahan
Kriteria hasil
: Jumlah trombosit dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan 1) Monitor penurunan trombosit yang di sertai dengan tanda klinis Rasional
:
Untuk mengetahui perkembangan penyakit apabila terjadi perdarahan
bawah kulit. 2) Monitor jumlah trombosit setiap hari
Rasional
:
Mengetahui nilai batas normal dan perkembangan penyakit.
3) Berikan penjelasan mengenai pengaruh trombositopenia pada pada anak. Rasional
:
Penjelasan yang akurat tentang trombositopenia merupakan faktor
penyebab terjadinya syok apabila terjadi penurunan trombosit yang hebat. 4) Anjurkan anak untuk banyak istirahat Rasional
:
Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta membantu dalam
proses penyembuhan. c. Diagnosa Keperawatan 5 uan
:
a hasil
: -
Anak menunjukkan terpenuhinya tanda-tanda kebutuhan cairan. -
Anak mendapatkan cairan yang cukup
Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat yang dibutuhkan dengan tanda-tanda vital dan turgor kulit yang normal, membran mukosa lembab. Intervensi keperawatan.
1) Monitor keadaan umum pasien Rasional
: Untuk mengetahui perkembangan penyakit.
2) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-3 jam. Rasional
:
Untuk meningkatkan hidrasi dan mencegah dehidrasi.
3) Perhatikan keluhan pasien seperti mata kunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin dan sesak napas. Rasional
:
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi bila adanya kekurangan cairan
sehingga mendapatkan perawatan lebih baik. 4) Mengobservasi dan mencatat intake dan output. Rasional
:
Untuk menentukan status hidrasi
5) Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh. Rasional
: Menentukan adanya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. 6) Monitor nilai laboratorium : elektrolit darah, serum albumin.
Rasional
:
Menentukan adanya ketidakseimbangannya cairan dan elektrolit.
7) Mempertahankan intake dan output yang adekuat. Rasional
:
Pemenuhan kebutuhan cairan menurunkan resiko dehidrasi.
8) Monitor dan mencatat berat badan. Rasional
:
merupakan indikator cairan dan nutrisi.
9) Pasang infus dan beri terapi cairan intravena jik a terjadi perdarahan (kolaborasi dengan dokter) Rasional
: Pemberian infus dimaksudkan untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma.
d. Diagnosa Keperawatan 6 Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh. uan
:
Anak mendapat istirahat yang adekuat
ia hasil
:
- Anak melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan.
-
Kebutuhan istirahat anak terpenuhi. Intervensi keperawatan
1) Bantulah anak untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti: mandi, makan dan eliminasi, sesuai dengan tingkat keterbatasan anak. Rasional
:
Melindungi
anak
dari
cedera
memungkinkan penghematan energi atau kelemahan tubuh. 2) Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak
selama
melakukan
aktivitas
dan
Rasional
:
Bantuan keluarga membuat anak merasa aman secara moril dan fisik
serta membantu perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien. 3) Dekatkan dan siapkan alat-alat yang dibutuhkan di dekat anak Rasional
: e.
Memudahkan pasien dapat mengambil keperluannya.
Diagnosa Keperawatan 7 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.
uan
:
Keluarga menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal koping
yang adatif. ria hasil
:
- Keluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit dan terapinya
- Keluarga menunjukkan perilaku koping positif terhadap anak. Intervensi keperawatan 4) Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stress. Rasional
:
Karena hal ini biasanya terjadi dalam proses penyesuaian dan untuk
menguatkan pemahaman keluarga. 5) Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar, dan identifikasi faktor yang paling mencemaskan keluarga. Rasional
:
Agar keluarga mendapat dukungan
yang di
butuhkan sehingga
kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dapat dimaksimalkan. 6) Identifikasi koping yang biasa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan. Rasional
:
Untuk memberikan dukungan dan ketenangan sesuai kebutuhan.
7) Tanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk membuat anak atau keluarga menjadi lebih baik atau dan jika memungkinkan memberikan apa yang diminta oleh kelurga. Rasional
:
Untuk memberikan perawatan yang optimal terhadap intervensi lanjut.
8) Memenuhi kebutuhan dasar anak; jika anak sangat tergantung dalam melakukan aktivitas seharihari, ijinkan hal ini terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kemudian secara bertahap meningkatkan kemandirian anak dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Rasional
:
Untuk memberikan dukungan sehingga kemampuan
anak untuk
melakukan koping dapat di maksimalkan serta menurunkan resiko cedera. 4. Implementasi Keperawatan Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana-rencana perawatan. (Tarwoto Wartonah, 2006). Pendekatan tindakan keperawatan meliputi: a.
Independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lain.
b.
Interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya,misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
c.
Dependen,
tindakan
medis.Tindakan
dependen
tersebut
dilaksanakan.(Kusnanto, 2004). 5. Evaluasi Keperawatan
berhubungan
menandakan
dengan
suatu
cara
pelaksanaan
rencana
dimana
tindakan
tindakan medis
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Langkah-langkah evaluasi : a.
Daftar tujuan-tujuan pasien.
b.
Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu.
c.
Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien. d.
Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak. (Tarwoto Wartonah, 2006). ASUHAN KEPERAWATAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE
A. Pengkajian
1. Identitas Klien Nama
: T.S
Umur
: 12 Tahun
TTL
: Tondano 3 oktober 1999
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
: Tondano Roong ling I
Suku/ Bangsa
: Minahasa/ Indonesia
Anak Ke
: Satu
Tanggal MRS
: Kamis, 06-Mei-2010, Jam 10:14 Wita
Tanggal Pengkajian
: Jumat, 07-Mei-2010, Jam 14.00 Wita
Ruangan
: Debora, kamar 2, bed 2
No RM
: 6424
No Reg
: 502233
Diagnosa Medik
: Demam Berdarah Dengue
2. Identitas Orang Tua Nama Ayah
: Tn M.S
Umur
: 37 Tahun
Pendidikan
: Sarjana Strata I
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Tondano Roong I
Agama
: Kristen Protestan
Suku/ Bangsa
: Minahasa/ Indonesia
Nama Ibu
: Ny M.P
Umur
: 32 Tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
3. Identitas Saudara Kandung No
Nama
Usia
Hubungan
Status Kesehatan
1
F.S
5 Tahun
Adik
Sehat
4. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama
: Panas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang Sejak 4 hari yang lalu tanggal 02-05-2010 sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh panas, batuk-batuk, sakit kepala. Klien diberi minum obat parasetamol, panas turun tapi tak lama kemudian naik lagi sampai sampai 40 0C. tanggal 06-05-2010 keluarga membawa klien ke UGD RSU Bethesda GMIM Tomohon untuk mendapatkan perawatan. Dan dokter menganjurkan
untuk rawat inap di ruangan Debora. Saat pengkajian tanggal 07-05-2010 jam 14.00 klien mengatakan badan masih terasa panas dengan suhu tubuh 380C dan telah mendapat perawatan selama 1 hari. Klien mengatakan terdapat bintik-bintik merah ditangan dan kaki, napsu makan menurun ada mual dan muntah 2x, klien tampak lemah, c. Riwayat Kesehatan Lalu Sebelumnya Klien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang diderita sekarang dan tidak pernah dirawat di rumah sakit. d. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga mengatakan dalam keluarga hanya klien yang mengalami sakit seperti ini. e. Kondisi Lingkungan Klien tinggal bersama orang tua dan adik klien, tempat tersebut beratap genteng, dinding beton, lantai flur, terdiri dari 4 kamar klien dan adik klien tidur dalam satu kamar, WC dan kamar mandi berada di dalam rumah, sumber air minum air mineral isi ulang, penerangan listrik dan penanganan sampah di kumpul lalu di buang di tong sampah. Jenis rumah petak dan berdekatan dengan rumah tetangga.
f. Riwayat Psikososial Hubungan anak dan orang tua serta adik harmonis, klien termasuk anak yang cepat bergaul, akrab dengan teman-teman sebaya khususnya dirumah, hubungan anak keluarga dengan lingkungan sekitar termasuk tim medis baik, jika klien marah klien mengekspresikan perasaan dengan menangis atau mengungkapkan perasaan pada orang tua, dan jika klien gembira klien mengekspresikan perasaan dengan tertawa.
g. Riwayat Spritual Klien menganut agama Kristen protestan. Klien selalu ke ibadah sekolah minggu setiap hari minggu, dan kegiatan-kegiatan ibadah anak lainnya. Klien juga diajar orang tua untuk selalu berdoa sebelum makan, sebelum tidur dan bangun tidur. h. Reaksi Hospitalisasi 1) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa keadaan sakit adalah keadaan yang menakutkan karena apabila sakit sudah tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, tidak bisa kesekolah seperti hari-hari biasanya, dan harus tinggal dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan dalam proses penyembuhan. 2) Pemahaman Orang tua tentang sakit dan rawat inap Pada saat pengkajian orang tua klien mengatakan bahwa keadaan sakit merupakan suatu keadaan yang mencemaskan bagi setiap Orang tua terhadap anaknya, karena dapat membuat orang tua merasa terbebani Dan orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya, tampak gelisah dan mondar-mandir diruangan karena pertama kali anaknya dirawat di rumah sakit 5. Aktivitas Hidup Sehari-hari a. Nutrisi akit
:
Selera makan pasien baik, frekuensi makan 3x sehari, jenis
makanan : nasi, ikan, sayur. Porsi makan dihabiskan. Tidak ada pantangan atau alergi dalam makanan. i
:
Porsi makan tidak dihabiskan (hanya 5-6 sendok makan).Klien
makan 3x sehari, jenis makanan; bubur, ikan, sup, buah. Napsu makan kurang, mual dan muntah 2x
b. Cairan akit
:
Klien minum 6-7 gelas/hari, jenis air putih, susu kadang-kadang.
:
Minum 10 gelas/ hari
Jenis air putih, dan dianjurkan ditambah minum jus buah c. Eliminasi Sebelum sakit
: BAB 1-2x/hari Konsistensi lembek Warna coklat BAK 4-5/hari Warna kuning jernih
Saat dikaji
: Klien belum BAB BAK 6-7x/hari Warna kuning jernih
d. Istirahat/tidur akit
:
Tidur siang 1 jam, tetapi kadang-kadang tidak tidur siang karena
bermain Tidur malan 8-9 jam/hari :
Tidur siang 1 jam/hari
Tidur malam 10 jam/hari e. Personal hygiene akit
:
Mandi 2x/hari, memakai sabun mandi, cuci rambut memakai
shampoo, menggosok gigi 2x/hari dengan sikat dan pasta gigi
:
Klien hanya dimandikan dengan menggunakan waslap setiap
pagi. f. Aktivitas akit
:
Aktivitas klien ke sekolah dan bermain dengan teman sebaya
klien di rumah setelah pulang sekolah :
Klien tidak beraktivitas, klien hanya beristirahat karena sakit.
6. Pemeriksaaan Fisik a. Keadaan umum Klien tampak lemah, klien berpakaian sesuai dengan usia, bersih b. Kesadaran Composmentis c. Tanda-Tanda vital TD
: 110/70 mmHg
N
: 92 x/m
R
: 22x/m
Sb
: 38 0C
d. Antropometri TB
: 135 cm
BB sebelum sakit : 28 kg BB saat sakit
: 25 kg
7. Pemerikasaan Head to toe a. Kepala
peksi
:
Bentuk bulat, rambut warna hitam, distribusi rambut merata, tidak ada lesi dikulit
kepala, si
:
tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
b. Mata peksi
:
Pergerakan bola mata simetris kiri dan kanan, kongjungtiva merah muda, sclera tidak
ikterus. si
:
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
c. Hidung peksi
:
Terdapat rambut-rambut hidung, penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada
perdarahan. :
Tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba adanya polip
d. Telinga peksi
:
Simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada
perdarahan. :
Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
e. Mulut peksi
:
Bibir kering, mukosa mulut kering, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karies, tidak
ada perdarahan. f. speksi
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis dan kelenjar tiroid
:
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
g. Dada
Inspeksi
:
Pergerakan dada simetris.
Palpasi
:
Tidak ada nyeri tekan
skulatasi :
Bunyi napas bronkovesikuler, tidak terdengar bunyi tambahan seperti Wheezing atau ronchi
kusi
:
Bunyi resonan pada paru, dan bunyi pekak pada jantung.
h. Abdomen Inspeksi
:
Perut datar , tidak ada asites,
:
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar
Auskultasi :
Terdengar peristaltic usus
Perkusi
Bunyi timpani.
:
i. Ekstremitas atas peksi
:
Simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD RL 30tts/m di tangan kiri. ROM baik,
kekuatan otot 5 : j.
Tidak ada adema, akral teraba panas. Ekstemitas bawah
Inspeksi
:
Simetris kiri dan kanan, kedua tungkai dapat digerakkan, ROM baik,
kekuatan otot 5 Palpasi :
Tidak ada adema, akral teraba panas
k. Genetalia Inspeksi
:
bersih
l. Anus Inspeksi
:
Tidak ada haemoroid
m. Kulit si
:
Warna kuning langsat, terdapat bintik-bintik merah,
si
:
Turgor kulit baik, teraba panas.
8. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 06-05-2010 LED 10
Nilai Normal pada anak 0 -20
Hemoglobin 15,3 gr/dl
11,0-14,8 gr/dl
Leukosit 1000/dl
6000-12.000/dl
Hematokrit 44 %
34-45%
Trombosit 88.000/dl
150.000-450.000/dl
Tanggal 07-05-2010 jam 05.30 Hemoglobin 15.7gr/dl Hematokrit 45 % Leukosit 1000/dl Trombosit 73.000/dl 9. Terapi Medis RL 30 tts/mnt Sanmol 3 x ¾ tab Cefarox 2 x 100 mg Ocuson 3 x ¾ tab Starmuno 2 x 1 Trolit 5 sact/hari 10. Pengelompokkan Data Data subjektif a. Klien mengatakan badan terasa panas
b. Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x. c. Klien mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan d. Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya. Data Objektif a. Klien tampak lemah b. Sb 380C, N 92x/m c. Akral teraba panas d. Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok) e. BB sekarang 25 kg f. Bibir tampak kering g. Tampak bintik merah di kulit h. Trombosit 73.000/dl i.
Leukosit 1000/dl
j. Orang tua gelisah, mondar-mandir diruangan.
11. Tabel 1 Analisa Data NO DATA 1. DS :
PENYEBAB Virus Dengue (arbovirus)
Klien mengatakan badan terasa panas
Melalui gigitan nyamuk
DO : Klien tampak lemah
Masuk kedalam tubuh
Sb 380C, N 92x/m Akral teraba panas
Re infection oleh virus dengue dengan serotip
MASALAH Hipertemi
berbeda
Berekasi dengan antibody Meninbulkan respon peradangan 2
DS :
Menimbulkan respon peradangan
Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x
Menstimulasi medulla vomiting center
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Mual dan muntah Intake nutrisi kurang
DO : Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok) BB sekarang 25 kg Bibir tampak kering 3
Faktor resiko terjadi perdarahan yang lebih lanjut: Klien mengatakan
Terbentuk kompleks antibody dalam sirkulasi darah Pengaktifan system complement dan dilepaskannya anvilaktosin C3a dan C5a
timbul bintik-bintik merah di kedua kaki
Lepaskan histamine yang besifat vasoaktif
dan tangan Permeabilitas dinding
Potensial terjadi perdarahan
Tampak bintik merah
pembuluh darah meningkat
di kulit Trombosit 73.000/dl Leukosit 1000/dl
Kebocoran plasma di intertisium Penurunan jumlah cairan intravaskuler Trombositopenia
4
DS :
Perubahan status kesehatan anak
Perubahan peran keluarga
Orang tua bertanyaAnak harus dihospitalisai tanya tentang penyakit anaknya.
Timbul kekwatiran orang tua terhadap penyakit anak
DO : Orang tua gelisah dan mondar-mandir diruangan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai dengan DS : -
Klien mengatakan badan terasa panas DO :
-
Klien tampak lemah
-
Sb 380C, N 92x/m
-
Akral teraba panas
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan yang ditandai dengan DS : -
Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x DO :
-
Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)
-
BB sekarang 25 kg
-
Bibir tampak kering
3.
Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia factor resiko terjadi perdarahan yang lebih lanjut:
-
Orang tua mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan
-
Tampak bintik merah di kulit
-
Trombosit 73.000/dl
-
Leukosit 1000/dl
-
Terpasang IVFD RL 30 tts di tangan kiri.
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak yang ditandai dengan DS : -
Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
DO : -
Orang tua gelisah, dan mondar-mandir diruangan.
C. Tabel 2 Perencanaan Asuhan Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK T.S DENGAN PENYAKIT INFEKSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI PAVILIUN DEBORA RSU BETHESDA GMIM TOMOHON Nama
: T.S
Umur
: 12 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan Paviliun
N o 1
Hari/ Tangg al Jumat
Diagnosa Keperawatan
:
Debor
Perencanaan Keperawatan Tujuan /Kriteria Intervensi Rasional hasil Anak Observasi tandaSuhu 38,9-41,10c
Jam 14.00
07/05/ berhubungan
menunjukan
menunjukkan proses
Mengobservasi tanda-tan
2010
dengan proses
tanda-tanda vital jam
penyakit infeksi
vital
infeksi virus
dalam batas
Berikan kompres
akut.
Sb : 380c
yang ditandai
normal setelah
air hangat
Pemberian kompres
N : 92x/mnt
dengan
dilakukan
Anjurkan orang tua membuat
R : 22x/m
DS :
tindakan
untuk memberikan
vasodilatasi
TD: 110/70 mmHg
Klien
keperawatan
air banyak paling
Mempercepat proses
Jam 14.15
mengatakan
selama 3 hari
tidak ± 8-9 gelas
penguapan melalui
Memberikan kompres air
badan terasa
dengan criteria
/hari
urine dan keringat
hangat pada dahi
panas
hasil :
selain itu untuk
Menganjurkan anak untu
DO :
Badan tak
Anjurkan agar
mengganti cairan
minum banyak air/jus ja
Klien tampak
terasa panas
anak tidak
tubuh yang hilang
± 8-9 gelas/hari
Hipertermi
tanda vital setiap 4
Implementasi Keperawatan
lemah
Suhu dan nadi
memakai selimut
Untuk memudahkan
Jam 14.30
Sb 380C, N
dalam batas
dari pakaian yang
dalam proses
Menganjurkan klien untu
92x/m
normal 36,50c-
tebal
penguapan
memakai pakaian tipis ya
Akral teraba
37,20c dan 50-
panas
90 x/m
mudah menyerap keringa Anjurkan orang tua
Jam 18.00
untuk segera
Membantu menggati
mengganti pakaian
Memberikan rasa
pakaian anak karena suda
klien jika sudah
kenyamanan bagi
basah oleh keringat
basah oleh keringat
tubuh klien.
Berikan terapi
Jam 14.00
intravena dan obat-
Memberikan obat sanmo
obatan sesuai
tab
dengan progam
Pemberian terapi
Ocuson ¾ tab
dokter
intravena untuk
Mengganti cairan IVFD
mengganti cairan
30 tts/mnt
yang hilang dan obat-obatan sebagai preparat yang diformulasikan untuk penurunan panas 2
Jumat
Gangguan
Anak
Sajikan makan
Memudahkan proses
Jam 17.00
07/05/
nutrisi kurang
menunjukan
yang mudah
menelan dan
Menyajikan makanan
2010
dari kebutuhan
kebutuhan
ditelan, seperti
meringankan kerja
bubur, ikan, sayur, dalam
tubuh
nutrisi yang
bubur, serta
lambung untuk
keadaan hangat
berhubungan
adekuat setelah
dihidangkan selagi
mencerna makanan
Menganjurkan kepada
dengan mual
dilakukan
masih hangat
dan menghindari
orang tua untuk
dan muntah
tindakan
rasa mual
memberikan makan sedik
tidak ada napsu
keperawatan
Anjurkan kepada
Karena porsi kecil
sedikit tapi sering
makan yang
selama 3 hari
orang tua untuk
biasanya ditoleransi
Jam 17.30
ditandai dengan
dengan kriteria
memberikan
dengan baik.
Mencatat jumlah porsi
hasil:
makanan dengan
makanan yang dihabiska
DS :
Anak tidak
teknik porsi kecil
porsi
Klien
merasa mual dan tapi sering
Jam 19.00
mengatakan
muntah
Catat jumlah porsi
Menganjurkan pada klie
napsu makan
Nafsu makan
makanan yang
menurun, ada
meningkat
dihabiskan oleh
jumlah intake
mempertahankan kebersi
mual dan
Porsi makan
klien tiap hari
makanan dan
mulut dengan menggosok
muntah 2x
dihabiskan
penentuan dalam
gigi.
DO :
BB kembali
pemberian diet yang
Makanan yang
dan orang tua untuk
Pertahankan
selanjutnya.
Jam 21.00
disajikan tidak
kebersihan mulut
Untuk merangsang
Menimbang berat badan
di habiskan (
pasien
napsu makan
BB 25 kg
Untuk membantu
Menjelaskan kepada ora
status nutrisi
tua manfaat nutisi bagi an
Makanan
terutama saat sakit. harus
hanya 5-6 sendok) BB sekarang 25
bertambah ½ kg
Untuk mengetahui
Timbang berat badan tiap hari Jelaskan pada
kg
keluarga manfaat
merupakan
menkonsumsi makanan
Bibir tampak
makanan/nutrisi
penambahan
yang bergizi untuk
kering
bagi anak terutama
makanan bagi anak
menambah stamina dan
saat sakit
sakit
mempercepat proses penyembuhan Jam 18.00 Melayani obat cefarox da starmuno
3.
Jumat
Potensial terjadi
Tidak terjadi
Monitor tanda-
Untuk mengetahui
Jam 15.00
07/05/ perdarhan
perdarahan
tanda perdarahan
apabila ada tanda-
Memonitor tanda-tanda
2010
berhubungan
lanjut setelah
tanda perdarahan
perdarahan yaitu bintik-
dengan
dilakukan
lebih lanjut
bintik merah, yang timbul
trombositopenia
tindakan
Untuk mengetahui
dikulit
factor resiko
keperawatan
Monitor penurunan perkembangan
terjadi
selama 3 hari
trombosit
perdarahan lebih
dengan kriteria
lanjut
hasil:
Orang tua
Tidak ada
mengatakan
bintik-bintik
timbul bintik-
penyakit
Memonitor jumlah penurunan trombosit
Memberikan
73.000/dl
Anjurkan anak
relaksasi untuk
Jam 15.30
untuk banyak
anggota organ tubuh
Menganjurkan kepada an
istirahat
serta membantu
untuk beristirahat banyak
merah di kulit
dalam proses
dan mengurangi aktivitas
bintik merah di
Trombosit
penyembuhan
yang berlebihan karena a
kedua kaki dan
kembali
Membantu
membutuhkan energi leb
tangan
nnnormalnorma
meningkatkan
Jam 16.00
Tampak bintik
normal 150.000-
jumlah trombosit
Menganjurkan kepada
dalam tubuh
orang tua untuk lebih seri
Merangsang
memberikan anak minum
terjadinya
air/jus jambu yang banya
perdarahan dengan
I gelas /jam
kadar trombosit
Menganjurkan kepada an
turun
untuk tidak menggosok g
Indentifikasi kadar
dengan keras karena akan
trombosit dan
merangsang terjadinya
memberikan
perdarahan.
tindakan secara tepat
Jam 18.00
sehingga tanda-tanda
Mengambil darah untuk
Anjurkan anak merah di kulit
normal untuk banyak
Trombosit
450.000/dl minum
73.000/dl
Leukosit normal
Leukosit 6000-12000/dl Anjurkan agar 1000/dl anak tidak menggosok gigi dengan keras
Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan perdarahan dapat
pemeriksaan
diantisipasi lebih
Ht,Hb,trombosit sebanya
lanjut
2 cc
trombosit dan pemberian terapi
Melayani trolit 1 sachet
4
Jumat
Perubahan
Keluarga
Kaji perasaan dan
Karena hal ini
Jam 20.00
07/05/ proses keluarga
menunjukkan
persepsi orang tua
biasanya terjadi
Menanyakan dan
2010
berhubungan
perilaku koping
atau anggota
dalam proses
mengetahui kemampuan
dengan kondisi
posistif tentang
keluarga terhadap
penyesuaian dan
keluarga terhadap amban
anak yang
anaknya setelah
situasi yang penuh
untuk menguatkan
stress karena klien baru
ditandai dengan
dilakukan
stres
pemahaman keluarga pertama kali di rawat di
DS :
tindakan
Ijinkan orang tua
Agar keluarga
Mengijinkan kesempatan
Orang tua
keperawatan
untuk ungkapkan
mendapat dukungan
kepada orang tua untuk
bertanya-tanya
selama 2 jam
perasaan dan
yang dibutuhkan
mengekspresikan perasaa
tentang penyakit
dengan kriteria
identifikasi faktor
sehingga
dimana orang tua cemas
anaknya.
hasil :
yang paling
kemampuan mereka
karena anak mereka belu
:
Orang tua klien
mencemaskan
untuk mengatasi
sembuh sudah berapa kali
Orang tua
tenang dan
masalah dapat
diperiksa darahnya
gelisah, dan
memahami
dimaksimalkan
Mengetahui koping oran
mondar-mandir
tentang penyakit
Identifikasi koping
Untuk memberikan
tua dalam menghadapi
di ruangan
anak dan
yang bisa
dukungan dan
masalah sehingga dapat
terapinya.
digunakan dan
ketenangan sesuai
mengantisipasi keadaan
seberapa besar
kebutuhan
dengan mendengarkan
keberhasilannya
keluhan orang tua dan
dalam mengatasi
memberi penjelasan
keadaan.
sehingga orang tua meras
Tanyakan kepada
dihargai dan rasa cemas
keluarga apa yang
Untuk memberikan
dapat dilakukan
perawatan yang
untuk membuat
optimal terhadap
anak atau keluarga
intervensi lanjut
menjadi lebih baik.
dapat berkurang atau hila
D. Tabel 3 CATATAN PERKEMBANGAN RSU BETHESDA GMIM TOMOHON Nama : T.S
Paviliun : Debora
Umur : 12 Tahun Hari/ tanggal Sabtu
Diagnosa Keperawatan Hipertermi
08/05/2010 berhubungan
Implementasi Keperawatan Jam 14.00
. Mengontrol keadaan umum
Evaluasi Keperawatan Jam 22.00
S:
dengan proses
klien tampak sakit sedang
Klien mengatakan
infeksi virus
kesadaran composmentis
badan terasa hangat
masih terpasang IVFD RL 30
O:
tts/m
Akral hangat
. Mengobservasi vital sign:
Sb : 37,6 0c A:
b : 37,60c
Masalah peningkatan suhu tubuh mulai
: 90x/mnt
teratasi P:
: 20x/mnt
Lanjutkan tindakan keperawatan
D: 110/70 mmHg . Memberi motivasi pada klien untuk minum air putih dan jus jambu sebanyak 8-9 gelas/hari
Jam 16.00 . mengingatkan pada klien untuk selalu memakai baju tipis yang mudah menyerap keringat . Menganjurkan pada klien untuk banyak istirahat . Menggantikan pakaian klien yang basah oleh keringat. Jam 17.00 . Megobservasi vital sign : Sb : 37,6 0c N : 95 x/mnt R : 22x/mnt TD: 100/70 mmHg Jam 22.00 . Melayani obat sanmol dan ocuson 1 tab Sabtu 08/05/2010
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jam 15.00 . Menimbang berat badan klien BB 25,5 kg . Menganjurkan kepada klien
Jam 22.00 S: Klien mengatakan sudah mulai banyak
berhubungan
makan sedikit-sedikit tapi
makan,
dengan mual dan
sering
O:
muntah tidak ada . Menganjurkan kepada klien
Makanan yang
napsu makan
untuk makan makanan selagi
disajikan habis ¾ porsi
masih hangat.
BB 25 kg
Jam 18.00
A:
. Melayani makan malam
Masalah nutrisi mulai
bubur, ikan sayur, ikan,
teratasi
makanan di habiskan ¾ porsi
P: Lanjutkan intervensi keperawatan
Sabtu
Potensial terjadi
08/05/2010 perdarahan
Jam 16.00
Jam 22.00
. Mengobservasi tanda-tanda
S:
perdarahan, perdarahan
Orang tua mengatakn
spontan tidak ada
bintik merah sudah
. Menganjurkan pada klien
mulai bekurang
untuk minum air dan jus
A:
jambu ± 8-9 gelas/ hari agar
Bintik merah di
trombosit cepat naik
tangan dan kaki mulai
Jam 19.00
berkurang
. Mengambil darah untuk kontrol Hb, Ht, Tombosit. . Mengatur tetesan cairan infus 30 tts/mnt . Melayani obat trolit I sachet
Trombosit 85.000/dl Hb : 13,3 gr% Ht : 41 % A: Masalah potensial
terjadi perdarahan lanjut mulai teratasi P: Lanjutkan intervensi keperawatan.
CATATAN PERKEMBANGAN RSU BETHESDA GMIM TOMOHON Nama : T.S
Paviliun : Debora
Umur : 12 Tahun Hari/ tanggal Minggu
Diagnosa Keperawatan Hipertermi
Implementasi Keperawatan Jam 14.00
Evaluasi Keperawatan Jam 22.00
09/05/2010
berhubungan
. Mengontrol keadaan umum
S:
dengan proses
klien tampak sakit sedang
Klien mengatakan
infeksi virus
kesadaran composmentis
sudah tidak panas
. Mengobservasi vital sign:
O: Akral hangat
b : 36,50c
Sb : 360c A:
: 88x/mnt
Masalah peningkatan suhu tubuh teratasi
: 20x/mnt
P: Pertahankan tindakan
D: 100/70 mmH . Memberi motivasi pada klien untuk minum air putih dan jus jambu sebanyak 8-9 gelas/hari Jam 16.00 . Mengingatkan pada klien untuk selalu memakai baju tipis yang mudah menyerap keringat . Menganjurkan pada klien untuk banyak istirahat . Menggantikan pakaian klien yang basah oleh keringat.
keperawatan
Jam 17.00 . Megobservasi vital sign : Sb : 360c N : 90 x/mnt R : 22x/mnt TD: 100/70 mmHg Minggu 09/05/2010
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jam 15.00 . Menimbang berat badan klien BB 25,5 kg
Jam 22.00 S: Klien mengatakan
. Menganjurkan kepada klien
sudah mulai banyak
berhubungan
makan sedikit-sedikit tapi
makan, nafsu makan
dengan mual dan
sering.
meningkat.
muntah tidak ada . Menganjurkan kepada klien
O:
napsu makan
untuk makan makanan selagi
Makanan yang
masih hangat.
disajikan habis 1 porsi BB 25,5 kg
Jam 18.00
A:
. Melayani makan malam
Masalah nutrisi
bubur, ikan sayur, ikan,
teratasi
makanan di habiskan 1 porsi
P: Pertahankan intervensi keperawatan
View more...
Comments