LAPORAN PENDAHULUAN APENDIK
March 21, 2019 | Author: imam | Category: N/A
Short Description
LP Appendicitis...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN “APENDIKSITIS
Nama
: Imam Chanafi
NIM
: 1311053
CI KLINIK
(
CI INSTITUSI
)
(
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
)
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN APENDIKSITIS
A. Definisi
Apendiksitis adalah suatu radang yang timbul secara mendadak pada apendiks dan merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui. Apendiks disebut juga umbai cacing. Apendiksitis sering disalahartikan dengan istilah usus buntu, karena usus buntu sebenarnya adalah caecum. merupakan peradangan pada apendik verniformis. Apendik verniformis merupakan saluran kecil dengan diameter kurang lebih sebesar pensil dengan panjang 2 – 6 inci. Lokasi apendik pada daerah illiaka kanan, di bawah katup iliacecal, tepatnya pada dinding abdomen di bawah titik Mc Burney.
B. Etiologi
Apendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada faktorprediposisi yaitu: 1. Factor yang tersering adalah penyumbatan lumen apendik. Pada umumnya obstruksi ini terjadi karena: a. Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak. b. Adanya faekolit dalam lumen appendiks c.
Adanya benda asing seperti biji-bijian
d. Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya. 2. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan Streptococcus 3. Laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30 tahun (remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut. 4. Tergantung pada bentuk apendiks: a. Apendik yang terlalu panjang b. Massa appendiks yang pendek c. Penonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks d. Kelainan katup di pangkal appendiks (Nuzulul, 2009)
C. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala yang sering terjadi yaitu : 1. Nyeri kuadran bawah 2. Demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan. 3. Nyeri tekan 4. Terdapat konstipasi atau diare. 5. Nyeri lumbal, bila appendiks melingkar di belakang sekum. 6. Nyeri defekasi, bila appendiks berada dekat rektal. 7. Nyeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atau ureter. 8.
Apabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi menyebar, disertai abdomen terjadi akibat ileus paralitik.
D. Patofisiologi
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa appendiks mengalami bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elasitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra lumen. Tekanan tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema dan ulserasi mukosa. Pada saat itu terjadi apendisitis akut fokal yang dit andai dengan nyeri dengan nyeri epigastrium. Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding sehingga peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum yang dapat menimbulkan nyeri pada abdomen kanan bawah yang disebut apendisitis supuratif akut. Apabila aliran arteri terganggu maka akan terjadi infrak dinding appendiks yang diikuti ganggren. diikuti ganggren. Stadium Stadium ini disebut apendisitis ganggrenosa. Bila dinding appendiks rapuh maka akan terjadi prefesional disebut appendikssitis perforasi. Bila proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah appendiks hingga muncul infiltrat appendikkularis. Pada anak-anak karena omentum lebih pendek dan appendiks lebih panjang, dinding lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan untuk terjadi perforasi, sedangkan pada orang tua mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah.
E. Komplikasi
Komplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan Apendisitis 1. Abses Abses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus. Teraba massa lunak di kuadran kanan bawah atau atau daerah pelvis 2. Perforasi Perforasi adalah pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri menyebar ke rongga perut.
F. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis apendisitis akut biasanya berdasarkan gejala klinis dan tes laboratorium. Diagnosis ditegakkan bila memenuhi : 1. Gambaran klinis yang yang mengarah ke appendicitis seperti Nyeri di sekitar umbilikus dan epigastrium disertai anoreksia (nafsu makan menurun), nausea, dan sebagian dengan muntah. Beberapa jam kemudian nyeri berpindah ke kanan bawah ke titik Mc Burney disertai kenaikan suhu tubuh ringan 2. Demam lebih dari 37,50C 3. Laboratorium : lekositosis lekositosis yaitu yaitu lekosit > 10.000 /dl biasanya pada perforasi terdapat pergeseran ke kiri (netrofil segmen meningkat). 4. USG yang mungkin di temukan pada pemeriksaan ini : a. Lampiran buncit berisi cairan dengan diameter lebih dari 5 mm b. Ketebalan dinding 3 mm atau lebih besar
G. Penatalaksanaan
Tindakan penanganan yang dapat dilakukan pada penderita appendicitis meliputi penanggulangan konservatif dan operasi. a. Penanggulangan konservatif Penanggulangan konservatif terutama diberikan pada penderita yang tidak mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik berguna
untuk mencegah infeksi. Pada penderita appendicitis perforasi, sebelum operasi dilakukan penggantian cairan dan elektrolit, serta pemberian antibiotik sistemik. b. Operasi Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan appendicitis maka tindakan yang dilakukan
adalah
operasi
membuang
appendiks
(appendektomi).
Penundaan
appendektomi dengan pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses dan perforasi. Pada abses appendiks dilakukan drainage (mengeluarkan nanah).
PATHWAY APENDIKSITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDIKSITIS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien : Nama, umur, alamat, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan 2. Keluhan Utama : Biasanya pasien selalu mengeluh nyeri pada daerah perut. 3. Riwayat Kesehatan :
Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh nyeri pada daerah perut
Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit apa yang pernah diderita oleh klien seperti hipertensi, operasi abdomen yang lalu, apakah klien pernah masuk rumah sakit, obat-abatan yang pernah digunakan apakah mempunyai riwayat alergi dan imunisasi apa yang pernah diderita.
Riwayat penyakit keluarga
Pola Kesehatan
4. Pemeriksaan Fisik (secondary survey) 1. Keadaan Umum : a. Sistem kardiovaskuler (mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung) b. Sistem hematologi (mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan splenomegali) c. Sistem urogenital (ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang) d. Sistem muskuloskeletal (mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak) e. Sistem kekebalan tubuh (mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi a. Nyeri akut b. Defisiensi pengetahuan c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh d. Kekurangan volume cairan 2. Post Operasi a. Nyeri Akut b. Risiko infeksi c. Hipertermi
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Nyeri
akut berhubungan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC :
dengan:
Agen injuri (biologi, kimia,
pain
fisik, psikologis), kerusakan
NIC :
Pain Level, control, control,
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
comfort level
kualitas dan faktor presipitasi
jaringan Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. DS:
DO: - Posisi
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
untuk
menahan
nyeri
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
- Gangguan
tidur
(mata
kacau,
menyeringai) - Terfokus pada diri sendiri - Fokus (penurunan
menyempit persepsi
waktu, kerusakan proses
tehnik
Melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang
Mampu
mengenali
nyeri
(skala,
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
nonfarmakologi
kebisingan dengan
menggunakan manajemen nyeri
sayu, tampak capek, sulit gerakan
menggunakan
menemukan dukungan
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Tingkah laku berhati-hati
atau
Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
- Laporan secara verbal
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Tidak mengalami gangguan tidur
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
Tingkatkan Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
berpikir, interaksi
penurunan penurunan dengan
orang
dan lingkungan) - Respon autonom (seperti diaphoresis,
perubahan
tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil) - Tingkah
laku
ekspresif
(contoh
:
gelisah,
merintih,
menangis,
waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh panjang/berkeluh kesah) kesah) - Perubahan
dalam
makan dan minum
nafsu
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil
Kurang Pengetahuan
NIC :
NOC:
:
Kowlwdge : disease process
keterbatasan
kognitif,
Kowledge : health Behavior
interpretasi
terhadap
Berhubungan
informasi
dengan
yang
Intervensi
salah,
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
Jelaskan
tidak penyakit dengan dengan kriteria hasil:
mengetahui sumber-sumber informasi.
Pasien
tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
Menyatakan
secara
verbal adanya masalah DO:
ketidakakuratan
mengikuti
instruksi,
perilaku tidak tidak sesuai
dan
Pasien
dan
keluarga
mampu
melaksanakan
apa
lainnya
dijelaskan
perawat/tim
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
dan keluarga mampu menjelaskan kembali
yang
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
prosedur yang yang dijelaskan dijelaskan secara benar benar Pasien
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, penyakit, dengan cara yang tepat tepat
dan keluarga menyatakan pemahaman
pengobatan pengobatan DS:
penyakit
dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
informasi,
dari
bagaimana bagaimana hal ini berhubungan berhubungan dengan anatomi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….
kurangnya keinginan untuk pasien menunjukkan menunjukkan pengetahuan pengetahuan tentang proses mencari
patofisiologi
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
kesehatan
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil
Ketidakseimbangan
NOC:
Intervensi NIC:
a. Nutritional status: status: Adequacy of nutrient
Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh
b. Nutritional Status : food food and Fluid Fluid Intake
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
Berhubungan dengan :
c. Weight Control
nutrisi
kurang
dari
Ketidakmampuan
jumlah kalori kalori dan nutrisi yang yang dibutuhkan dibutuhkan pasien
untuk
memasukkan atau mencerna
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
nutrisi oleh karena faktor
selama….nutrisi selama….nutrisi kurang teratasi dengan indikator:
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat
catatan
Albumin serum
Pre albumin serum
Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
Hematokrit
Monitor lingkungan selama makan
Hemoglobin
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
- Nyeri abdomen abdomen
Total iron binding capacity
- Muntah
Jumlah limfosit
biologis,
psikologis
atau
ekonomi.
DS:
- Kejang perut - Rasa
penuh
DO: - Diare
berlebih
jam makan
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein,
tiba-tiba
setelah makan
- Rontok
makanan harian.
Hb dan kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan konjungtiva konjungtiva rambut
yang
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan keluarga tentang
- Kurang nafsu makan - Bising usus berlebih
manfaat nutrisi
Kolaborasi
dengan
dokter
tentang
kebutuhan
- Konjungtiva pucat
suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga
- Denyut nadi lemah
intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
Kelola pemberan anti emetik:.....
Anjurkan banyak minum
Pertahankan Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil NIC :
Defisit Volume Cairan
NOC:
Berhubungan dengan:
Fluid balance
Hydration
- Kehilangan
volume
Nutritional
cairan secara aktif - Kegagalan
Status Status : Food and Fluid Fluid Intake
- Haus
DO: turgor
kulit/lidah mukosa/kulit
kering
), jika diperlukan
dan BB, BJ urine normal,
total protein )
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas
Monitor vital sign setiap 15menit – 15menit – 1 1 jam
normal
Kolaborasi pemberian cairan IV
Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor
Monitor status nutrisi
kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada
Berikan cairan oral
rasa haus yang berlebihan
Berikan penggantian nasogatrik sesuai output
Orientasi terhadap waktu dan tempat baik
penurunan penurunan tekanan darah,
Jumlah dan irama pernapasan dalam batas normal
penurunan penurunan
Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal
- Perubahan status mental
pH
Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin, albumin,
- Pengisian vena menurun
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia
- Peningkatan denyut nadi,
volume/tekanan nadi
Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…..
DS :
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
defisit volume cairan teratasi dengan kriteria hasil:
- Membran
mekanisme
pengaturan pengaturan
- Penurunan
Intervensi
urin dalam dalam batas normal normal
(50 – (50 – 100cc/jam) 100cc/jam)
Dorong
keluarga
untuk
membantu
pasien
makan
Intake oral dan intravena adekuat
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
- Konsentrasi
urine
meningkat - Temperatur
tubuh
Persiapan untuk tranfusi
Pasang kateter jika perlu
Monitor intake dan urin output setiap 8 jam
meningkat - Kehilangan berat badan secara tiba-tiba - Penurunan urine output - HMT meningkat - Kelemahan
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Risiko infeksi
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC :
NIC :
Immune Status
Pertahankan Pertahankan teknik aseptif
Faktor-faktor Faktor-faktor risiko :
Knowledge : Infection control
Batasi pengunjung bila perlu
- Prosedur Infasif
Risk control
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
- Kerusakan jaringan dan
keperawatan
peningkatan peningkatan paparan paparan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama……
lingkungan
pasien tidak mengalami infeksi infeksi dengan dengan kriteria hasil:
- Malnutrisi
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Peningkatan paparan
Menunjukkan
kemampuan
untuk
mencegah
Gunakan
baju,
sarung
tangan
sebagai
alat
pelindung
Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum umum
lingkungan patogen
timbulnya infeksi
- Imonusupresi
Jumlah leukosit dalam batas normal
- Tidak adekuat pertahanan
Menunjukkan perilaku hidup sehat
sekunder (penurunan Hb,
Status
Leukopenia, penekanan
imun,
gastrointestinal,
dalam batas normal
genitourinaria
Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
Tingkatkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik:.................................
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
respon inflamasi)
lokal
- Penyakit kronik
Pertahankan Pertahankan teknik isolasi k/p
- Imunosupresi
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
- Malnutrisi - Pertahan primer tidak adekuat (kerusakan kulit, trauma jaringan, gangguan gangguan peristaltik)
kemerahan, panas, drainase
Monitor adanya luka
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil
Hipertermia
NOC:
Berhubungan dengan :
NIC :
Thermoregulasi
- penyakit/ penyakit/ trauma - peningkatan peningkatan
Setelah
metabolisme -
aktivitas
-
keperawatan
hasil:
dehidrasi
DO/DS: kenaikan
suhu
tubuh
diatas rentang normal
tindakan
yang Suhu tubuh dalam batas normal dengan kreiteria
dilakukan
selama………..pasien menunjukkan :
berlebih
serangan atau konvulsi (kejang)
Intervensi
Suhu 36 – 36 – 37C 37C Nadi dan RR dalam dalam rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa merasa nyaman nyaman
Monitor suhu sesering mungkin
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tekanan darah, nadi dan RR
Monitor penurunan tingkat kesadaran
Monitor WBC, Hb, dan Hct
Monitor intake dan output
Berikan anti piretik:
Kelola Antibiotik:……………………….. Antibiotik:………………………..
Selimuti pasien
Berikan cairan intravena
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
kulit kemerahan kemerahan
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
pertambahan pertambahan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor
takikardi
Kulit hangat
teraba
panas/
hidrasi
seperti
kelembaban membran mukosa)
turgor
kulit,
DAFTAR PUSTAKA
Pierce, A. grace,. Borley Neil. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : Erlangga. Sylvia, A price. 2005. Patofisiologi konsep klinis proses-proses keperawatan. Edisi 6. Jakarta : EGC Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K. 2013. NIC. Yogyakarta: Mocomedia. Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K. 2013. NOC. Yogyakarta: Mocomedia. Herdman, T. H. 2015. Diagnosis Keperawatan De finisi & Klasifikasi. Jakarta: EGC.
View more...
Comments