Laporan Pendahuluan Anc & Kehamilan Fisiologis
January 1, 2019 | Author: Rahmaa Cyank Quibly Stengchol | Category: N/A
Short Description
gdruuy8678...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ANTENATAL CARE
A. Konsep Dasar Antenatal Care 1. Defenisi Antenatal Care
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2010; 110). Asuhan
antenatal
adalah
upaya
preventif
program
pelayanan
kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. (Sarwono, 2008). Antenatal care (ANC) adalah bagian dari asuhan kebidanan yang komponen-
komponennya
meliputi
diagnosis
dan
manajemen
dini
kehamilan, penilaian dan evaluasi kesejahteraan wanita, penilaian dan kesejahteraan janin, pengurangan ketidaknyamanan umum pada ibu hamil, anticipatory guidancedan instruksi serta skrining komplikasi maternal dan fetal (Hani,dkk, 2010). Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persiapan persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Mannuaba, 2010) . Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal
Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005).
2. Tujuan Antenatal Care
a. Tujuan Umum 1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. 3) Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif. 6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang kembang secara normal. 7) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care ( ANC) adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan ba yi yang sehat. b. Tujuan Khusus 1) Mengenali dan mengobati penyulit -penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin. 2) Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak. 3) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari -hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. Menurut Wiknjosastro Wiknjosastro (2005) (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan
wanita
hamil
sebaik-baiknya
fisik
dan
mental
serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
3. Pemeriksaan Antenatal Care
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan. a. Trimester I (sebelum minggu ke-14). Informasi yang penting: 1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas dengan ibu hamil 2) Deteksi masalah dan penanganannya 3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, praktek tradisional yang merugikan 4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi. 5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan, istirahat, dsb) b. Trimester II (sebelum minggu ke-28) Sama seperti pada trimester I, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi oedema, periksa untuk mengetahui proteinuria. c. Trimester III (antara minggu 28-36) Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda d. Trimester III (setelah minggu 36) Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal/kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit (Syaifudin, 2010).
4. Menentukan usia kehamilan
Menentukan usia kehamilan yang akurat dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu: a.
Metode Rumus Neagle Metode Rumus Neagle digunakan untuk menghitung
usia
kehamilan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga tanggal saat anamnese dilakukan. Rumus Neagle memperhitungkan usia kehamilan berlangsung selama 280 hari (40 minggu). Usia kehamilan ditentukan dalam satuan minggu. Selain umur kehamilan, dengan rumus Neagle dapat diperkirakan pula hari perkiraan persalinan/lahir (HPL). Namun rumus ini hanya bisa digunakan untuk ibu yang siklus haidnya teratur. Cara menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL): 1)
Apabila HPHT pada bulan Januari dan pertengahan Maret (Sebelum dari tanggal 25) menggunakan rumus = +7 +9 +0 Contoh: HPHT : 6 Januari 2013 = 6 / 1 / 2013 = +7 +9 +0 Jadi HPLnya = 13 / 10 / 2013 (13 Okt 2013)
2)
Apabila HPHT lebih dari pertengahan Maret (Dari tanggal 25 dan selebihnya)
dan
bulan
seterusnya
sampai
akhir
Desember
menggunakan rumus = +7 -3 +1 Contoh: HPHT : 8 Juli 2013 = 8 / 7 / 2013 = +7 – 3 +1 Jadi HPLnya = 15 / 4 / 2014 (15 Apr 2014) b.
Metode Pengukuran TFU Metode pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri) dapat dilakukan dengan menggunakan pita ukur.Titik nol pita pengukur diletakkan pada
tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan. c.
Metode Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu
imaging diagnostic
(pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan bagian-bagian dalam tubuh manusia, dimana dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Penentuan usia kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu: 1) Mengukur diameter kantong kehamilan pada kehamilan 6 -12 minggu. 2) Mengukur jarak kepala bokong pada kehamilan 7-14 minggu. 3) Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu
5. Rumusan taksiran berat badan janin
a.
LOHNSON
1) Jika kepala belum masuk PAP maka rumusnya: Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 12 ) x 155 gram
2) Jika kepala sudah masuk PAP maka rumusnya: Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 11 ) x 155 gram b.
HODGE Rumus : tinggi fundus ( cm ) – N x 155 1)
HODGE I:
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
2)
HODGE II:
N = 12 bila kepala berada diatas spina isciadika
3)
HODGE III:
N = 11 bila kepala berada dibawah spina isciadika
Contohnya:
Diketahui TFU 26cm TBJ
= (TFU-13) x 155 = (26-13) x 155 = 2015 gram
Sedangkan TBJ menurut TFU normal UK 7 bulan adaah TBJ
= (TFU-13) x 155 = (30-13) x 155 = 2636 gram
Menghitung taksiran berat janin (TBJ) dengan rumus diatas keakuratannya akan meleset , karena faktor sbb: Ketebalan didnding abdomen, ini membuat kita kesulitan dalam menentukan lokasi fundus uteri. Rumus ini tidak dikhususkan untuk wanita Indonesia, pola makan yg berbeda akan menentukan besarnya janin.
6. Standar Minimal Antenatal Care
a. Timbang berat badan Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. b. Ukur lingkar lengan atas (LiLA). Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energy kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). c. Ukur tekanan darah. Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)
d. Ukur tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. e. Hitung denyut jantung janin (DJJ) Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin. f. Tentukan presentasi janin Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya
setiap
kali
kunjungan
antenatal.
Pemeriksaan
ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain. g. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini. h. Beri tablet tambah darah (tablet besi) Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama. i. Periksa laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi: 1) Pemeriksaan golongan darah 2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) 3) Pemeriksaan protein dalam urin 4) Pemeriksaan kadar gula darah. 5) Pemeriksaan darah Malaria
6) Pemeriksaan tes Sifilis 7) Pemeriksaan HIV 8) Pemeriksaan BTA
7. Jadwal Pelaksanaan
a. Kunjungan pertama (K1) K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8. Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal adalah sebagai berikut: 1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan. 2) Mengenali dan menangani penyulit - penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas. 3) Mengenali dan mengobati penyakit - penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin. 4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. 5) Memberikan nasehat - nasehat tentang cara hidup sehari – hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. b. Kunjungan ke-2 (K2) Pada
periode
ini
pemeriksaan
dilakukan
minimal
1
kali.
Hendrawan (2008) menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan obstetric yang berbeda - beda dalam rentang yang cukup luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan periksa kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II menurut Saifuddin (2002) ialah sebagai berikut: 1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya 2) Penapisan preeklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan.
3) Mengulang perencanaan persalinan. c. Kunjungan ke-4 (K4) K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester I (kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester ke-2 (>12 - 24 minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan setelah minggu ke 24 sampai dengan minggu ke 36. Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Kunjungan ini termasuk dalam K4. d. Penanganan Komplikasi (PK) PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi.AGB) dan kurang energi kronis (KEK).
B. Konsep Dasar Kehamilan 1. Defenisi Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (manuaba, 2007 : 4). Periode antepartum adalh periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode intrapartum (Helen Varney, 2006: 492). Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konspsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (4o mingggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2007: 89). Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi ( implantasi ) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010: 84).
2. Proses kehamilan
a. Fertilisasi Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu: 1) Tahap penembusan korona radiata Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi. 2) Penembusan zona pellusida Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu terlihat mampu menembus oosit. 3) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki) b. Pembelahan Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat lanjut. c. Nidasi / implantasi Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada
saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik (2
– 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi
berkelok – kelok.
Jaringan
ini
mengandung
banyak
cairan.(Marjati,dkk.2010: 37).
3. Pertumbuhan dan perkembangan Embrio
a. Masa pre embrionic Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan utama yaitu ekstoderm, endoderm serta mesoderm. b. Masa embrionic Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada didalam bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali disebut masa organogenesis/ masa pembentukan organ. c. Masa fetal Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir 1) Minggu ke-12
: Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram,
sirkulasi tubuh berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat refleks menghisap dan menelan, genitalia tampak dan dapat ditentukan jenis kelaminnya. 2) Minggu ke 16
: Panjang badan
16 cm, berat 10 gram, kulit sangat
transparan sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak terjadi rambut mulai tumbuh pada tubuh. 3) Minggu ke 20
: Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB,
wajah nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh sempurna. Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X kelenjar minyak telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat ibu setelah kehamilan minggu ke 18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 – 17 ml urine dikeluarkan setiap 24 jam.
4) Minggu ke 24
: Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap
dengan vernix kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam merespon rangsangan. 5) Minggu ke 28
: Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang
dengan baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak subkutan menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis turun ke skrotum. 6) Minggu ke 32
: Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih
membulat karena lemak disimpan disana, testis terus turun. 7) Minggu ke 36
: Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit
masih tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam skrotum pada minggu ke 36 ovarium perempuan masih berada di sekitar batas pelvis, kuku jari tangan dan kaki sampai mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terlihat lebih dipusat abdomen. 8) Minggu ke 40: Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui jalan lahir. Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus mendapatkan tambahan BB hampir 1 kg pada minggu tersebut (Marjati,dkk, 2010: 39).
4. Tanda dan Gejala
a. Tanda presumtif kehamilan 1) Amenore (terlambat datang bulan) Konsepsi
dan
nidasi
menyebabkan
tidak
terjadinya
pembentukan folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan. 2) Mual muntah Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan. 4) Sinkope atau pingsan Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu. 5) Payudara tegang Pengaruh
estrogen,
progesteron,
dan
somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama. 6) Anoreksia nervousa Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi. 7) Sering kencing Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing (kepala janin menekan) (Wiknjosastro, 2008). 8) Kram Perut Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim. 9) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormone estrogen. 10)
Epulis Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
11)
Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas 12)
Varises atau penampakan pembuluh vena Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis erta payudara. b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign) 1) Pembesaran Perut Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan. 2) Tanda Hegar Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus. 3) Tanda Goodel Pelunakan serviks 4) Tanda Chadwiks Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks. 5) Tanda Piskacek Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu. 6) Kontraksi Braxton Hicks Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
7) Teraba Ballotement Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksaan. 8) Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu. c. Tanda Pasti (Positive Sign) 1) Gerakan janin dalam rahim Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu. 2) Denyut jantung janin Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf ( misalnya doppler) 3) Bagian bagian janin Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir) 4) Kerangka janin Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG (Marjati dkk, 2010:72-75).
5. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
a. Sistem reproduksi 1) Uterus Uterus
akan
mengalami
pembesaran
akibat
peningkatan
hormone estrogen dan progesteron, uterusakan mengalmi hipertrofi dan hipervaskularisasi akibat dari pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan amnion dan perkembangan plasenta. Selain itu
akan terjadi perlunakan pada in hormone istmus uteri dan pembaesaran plasenta pada satu sisi uterus. 2) Serviks Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada serviks karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron 3) Vagina Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina, hipervaskularisasi pada vagina. 4) Ovarium Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan dari korpus luteum. 5) Payudara Terjadi hiperfaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan hormone estrogen dan progesteron. Selain itu juga terjadi peningkatan hormon somatomamotropin untuk produksi ASIsehingga menjadi lebih besar. b. Sitem pencernaan 1) Mulut dan gusi Peningkatan hormone estrogen dan progesterone meningkatkan aliran darah ke rongga mulut, hipervaskilarisasi pembuluh darah kapiler gusi sehingga terjadi edema dan hiperplastis, ketebalan epitel berkurang sehingga gusi lebih rapuh, timbulnya mual muntah menyebabkan kebersihan mulut terganggu dan meningkatkan rasa asam di mulut. 2) Lambung Terjadi relaksasi pada otot – otot pencernaan antaralain peristaltic di lambung,sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan mudahterjadi peristaltic balik ke esophagus. Selain itu, pengaruh dari peningkatanhormon hCG juga dapat menyebekan ibu hamil merasakan mual dan muntah
3) Usus halus dan usus besar Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih maksimal.Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air menjadi lebihlama. c. Sistem kardiovaskular Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volumedarah
dan
curah jantung.
Karena
diafragma
terdorong ke atas, jantung terangkat keatas dan berotasi kedepan. d. Sitem perkemihan Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakanakibat kompresi pada kandung kemih yang nantinya akan menimbulkan rasa inginberkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urin. e. Sistem integument 1) Muka Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasikekocklatan pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam akibat peningkatan hormone estrogen dan progesterone serta hormone melanokortikotropin. 2) Kulit Hipersensitifitas alergen plasenta sehingga menyebabkan gatal – gatal danpeningkatan keringat karena peningkatan kelenjar aporcrine akibat peningkatanhormone, kelenjar tersebut meningkat akibat BB dan kegiatan metabolic yangmeningkat serta peningkatan aktivitas kelanjar sebasea. 3) Perut Terdapat garis pigmentasi dari sifisis pubis sampai ke bagian atas fundus di garis tengah tubuh di induksi hormone timbul. f. System pernafasan 1) Hidung Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap peningkatan hormoneestrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan
atas. Karena pembesaran kapiler,terbentuklah edema dan hyperemia di hidung, faring, laring, trachea dan bronkus. 2) Toraks dan diafragma Semakin membesarnya uterus maka akan mengalami desakan pada diafragmasehingga diafragma naik 4 cm. Terjadi pelebaran sudut toraks dari 68º menjadi 103º. Peningkatan hormone progesteron menyebabkan peningkatan pusat syarafuntuk konsumsi oksigen. g. System neurologi dan muskulo skeletal 1) Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada sistim pernafasan, tekanan uterus pada syaraf, keletihan, dan sirkulasi yang buruk pada tungkai. 2) Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan berat membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan saraf ulnar, median, dan skiatik. 3) Terjadi hipertensi postural yang berhungan dengan perubahan hemodinamis. 4) Terjadi hipoglikemi 6. Perubahan psikologi Ibu Hamil Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual, muntah, keletihan,dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologis seperti berikut : a. Trimester pertama 1) Ibu membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,dan kesedihanMencari tahusecara aktif apakah memang benar – benar hamil denganmemperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering memberitahukan kepadaorang lain apa yang dirahasiakan. 2) Hasrat melakukan seks berbeda – beda, ada yang menigkat ada yang menurun. 3) Bagi seorang suami sebagai seorang ayah akan timbul kebanggaan, tetapibercampur dengan keprihatinan akan kesiapa untuk mencari nafkah bagikeluarganya.
b. Trimester kedua 1) Ibu merasa sehat dan sudah terbisa dengan kadar hormone yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang. 2) Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energy dan pikirannya lebih konstruktif 3) Ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama. c. Trimester ketiga 1) Ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya 2) Ibu khwatir akan bayinya yang akan segera lahir sewaktu – waktu 3) Ibu khawatir bayinya lahir tidak normal 4) Ibu bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari orang atau benda yang di anggap membahayakan bayinya. 5) Ibu merasa takut akan sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saatmelahirkan. 6) Tidak nyaman dengan kehamilannya, ibu meras dirinya jelek dan aneh
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Nama suami/istri, umur, agama, pendidikan, alamat, penghasilan. 2. Alasan datang Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau kunjungan ulang ataupun ada keluhan (Ari S,2009;167). 3. Keluhan utama Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terj adi, pada saat hamil adalah sering buang air kecil, Hemoroid, Keputihan, Sembelit dan Kram kaki ,napas sesak , nyeri ligamentum rotundum, Pusing/sinkop dan, mual muntah, sakit punggung (Ari S, 2009; 123 - 127). 4. Riwayat Kesehatan Selama
hamil,
ibu
dan
janin
dipengaruhi
oleh
kondisi
medis/sebaliknya. Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan. Bila tidak
diatasi
dapat
berakibat
serius
bagi
ibu.
Hipertensi
dapat
mempredisposisikan pada trombosit vena profilasi dan selanjutnya embolisme paru. Kondisi lain seperti asma, epilepsi, infeksi memerlukan pengobatan dan dapat menimbulkan efek samping pada janin. Komplikasi media utama seperti DM, jantung memerlukan keterlibatan dan dukungan spesialis medis. 5. Riwayat kesehatan Keluarga. Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC, jantung, DM, Asma akan berpotensi menurun kepada ibu dan akan berdampak pada kehamilan. 6. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu a) Kehamilan Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti hyperemesis, perdarahan pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur, dan bengkak – bengkak ditangan dan wajah. b) Persalinan Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan dan ditolong oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran terdahulu
melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada lokasi insisi di uterus, jika insisi uterus berada dibagian bawah melintang, nukan vertikal maka bayi diupayakan untuk dikeluarkan pervaginam. c) Nifas Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi. Kesehatan fisik dan emosi ibu harus diperhatikan (Wheeler, 2004: 37). 7. Riwayat haid Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi / kandungan, meliputi hal – hal seperti ; umur menarche (pada wanita indonesia umumnya sekitar 12 – 16 tahun) (Ari S, 2009:157), lamanya (frekuensi haid bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid (lebih awal atau lebih lambat dari siklus normal 28 hari), banyaknya darah, HPHT (membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran) (Wheeler, 2004: 36), keluhan saat haid(keluahn yang disampaikan dapat menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit kepala sampai pingsan atau jumlah darah yang banyak) (Ari S, 2009: 157). 8. Riwayat pernikahan Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama menikah dan berapa lama menikah. (Marjati dkk, 2010: 126). Jika hamil diluar nikah dan kehamilan tersebut tidak diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya. (Ari S,2009: 101) 9. Riwayat kehamilan sekarang. a) Trimester I: berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan, ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat. b) Trimester II: berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah atau belum merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan gerakan janin (gerakan pertama fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18 minggu dan pada multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang didapat (Marjati dkk,2010: 81).
c) Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat (Marjati dkk, 2010: 126). 10. Riwayat KB Apakah selama KB ibu tetap menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan KB jenis apa, sudah berhenti berapa lam, keluhan selama ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau t idak. 11. Pola kebiasaan sehari-hari a) Pola Nutrisi Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari( trimester akhir membutuhkan 30 – 40 gram), zat besi rata – rata 3,5 mg/hari, fosfor 2gr/hari dan vit A 50 gram. Dapat diperoleh dari 3xmakan dengan komposisi 1 entong nasi, satu entong nasi, satu potong daging/telur/tahu/tempe, satu mangkuk sayuran dan satu gelas susu dan buah (Ari S,2009: 63). b) Pola Istirahat Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun malam untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan istirahat ibu hamil:Malam + 8-10 jam/hari, Siang + 1-2 jam/hari c) Pola eliminasi BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar. Sedangkan untuk Bak ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan yaitu sering kencing. d) Pola Aktifitas Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari nemun tidak terlalu lelah dan berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu hamil utamanya trimester I dan II membuuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah. Kelelahan dalam beraktifitas akan banyak menyebabkan komplikasi pada setiap ibu hamil misalnya perdarahan dan abortus.
e) Pola seksual 1) Trimester I: Tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan abortus 2) Trimester II: Boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena perut ibu yang mulai membesar. 3) Trimester III: Tidak boleh terlalu sering dan hati-hati karena dapat menyebabkan
ketuban
pecah
dini
dan
persalinan
prematur
(Bobak,2004: 135). 12. Riwayat Psikososial Faktor – faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial, persepsi tentang hamil, apakah kehamilannya direncanakan/diinginkan. Bagaimana dukungan keluarga.(Bobak,2004;135) adanya respon positif dari keluarga terhadap kehamilannya akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya (Ari S,1009: 173). 13. Pola Seksual Gairah seksual menurun pada awal – awal kehamilan, kemudian meningkat pada trimester kedua karena ibu sudah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tubuhnya. (Helen Varney,2006: 37). 14. Pemeriksaan Fisik Diagnostik a) Keadaan umum Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris). b) Tinggi badan Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit. c) Berat badan Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan
selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masingmasing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar. d) Lingkar lengan atas (LILA) LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR. e) Tanda-tanda vital 1) Tekanan darah TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi. 2) Denyut nadi Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit. 3) Suhu Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5 oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan. 4) Pernapasan Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-24 kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung. f) Kepala dan Leher 1) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah 2) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna kuning/jaundice pada sklera 3) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi 4) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
g) Payudara 1) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar 2) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam 3) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus 4) Retraksi akibat adanya lesi 5) Masa atau pembesaran pembuluh limfe h) Abdomen 1) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi 2) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan
> 22
minggu 3) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu Pemeriksaan Leopold :
1) Leopold I i. Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil ii. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus iii. Konsistensi uterus 2) Leopold II i. Menentukan batas samping rahim kanan-kiri ii. Menentukan letak punggung janin iii. Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin 3) Leopold III i. Menentukan bagian terbawah janin ii. Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang 4) Leopold IV i. Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil ii. Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP i) Tangan dan kaki
1) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari 2) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises 3) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper j) Pemeriksaan panggul 1) Panggul : genital luar
Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya pembengkakan masa atau cairan kista 2) Panggul : menggunakan spekulum
Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum.
Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka 3) Panggul : pemeriksaan bimanual
Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa. 15. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) : Dari Janin: a. Djj pada bulan ke 4-5 b. Bising tali pusat c. Gerakan dan tendangan janin
16. Pemeriksaan Dalam a. Vaginal Toucher (VT) b. Rectal Toucher (RT)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan 2. Risiko kekurangan volume cairan 3. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan 4. Mual berhubungan dengan kehamilan 5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruski anatomik 6. Kelelahan berhubungan dengan kehamilan
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementsi yang dimaksud adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan, meliputi tindakan yang direncanakan oleh perawat, melaksanakan advis dokter dan ketentuan rumah sakit. D. EVALUASI
Perbandingan yang sistematis dari rencana tindakan masalah kesehatan dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak,M.Irene.2004. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA PKP Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Marjati,dkk.2010. Asuhan Salemba Medika
Kebidanan
pada Kehamilan
Fisiologis .Jakarta:
Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry.2005. Buku Ajar Keperawatan:Konsep, Proses, dan Praktik .Jakarta:EGC
Fundamental
Prawirohardjo,Sarwono.2007. Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka Salmah,dkk.2006. AsuhanKebidanan Antenatal.Jakarta:EGC Sulistyawati, Ari.2009. Asuhan Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Kebidanan
pada
Masa
Ummi Hani,dkk.2006. . Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis .Jakarta: Salemba Medika Unpad I.1983.Obstetri fisiologiI.Bandung:Eleman Varney,Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I .Jakarta: EGC
View more...
Comments