LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA TB. PARU
October 3, 2017 | Author: Satya Putra Lencana | Category: N/A
Short Description
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. S GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA TB. ...
Description
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia salah satu penyakit yang ditakuti pada abad ke-19, TBC adalah penyebab nomor 8 kematian anak usia 1 hingga 4 tahun pada tahun ‟20- Berdasarkan data dari WHO tahun 1993 didapatkan fakta bahwa sepertiga penduduk bumi telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang dengan kematian 3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun 2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar 5-10 % berkembang menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir dengan kematianan. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia, setelah Cina dan India. Sulitnya memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri yang resisten terhadap obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat baru terus dilakukan. Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh dunia.Sekitar 80% dari seluruh kasus baru berhubungan dengan infeksi saluran nafas.Baik yang mengenai cabang-cabang pembuluh paru (bronkus, bronkiolus) atau yang mengenai jaringan paru-paru (pneumonia, TBC) (Barbara Engram, 1999). Penyakit infeksi paru merupakan penyakit infeksi yang paling sering ditemukan dimasyarakat maupun yang dirawat di rumah sakit, dan masih merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Penyakit infeksi paru berkisar 60-80 % dari seluruh penyakit paru, sedangkan sisanya 20-40 % adalah penyakit noninfeksi ( Agung Waluyo, 2000 ). Pola Penyakit 50 Peringkat Utama
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 1
menurut Departemen Kesehatan RI untuk pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia mencatat bahwa bronchitis kronis, emfisema, PPOK menempati urutan 14 dengan persentase kunjungan (1,2%), bronkitis akut dan bronkiolitis akut urutan 35 (0,5%), dan pneumonia urutan 39 (0,4%) ( Agung Waluyo, 2005). Pneumonia merupakan bagian dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bawah yang banyak menimbulkan kematian, hingga berperan besar dalamtingginya angka kematian .Pneumonia di negara berkembang disebabkan terutama oleh bakteri. Tanda – tanda fisis pada pneumonia adalah demam, sesak nafas, nyeri dada dan tanda- tanda konsolidasi paru ( perkusi paru yang pekak, ronkhi nyaring, suara pernafasan bronchial. Untuk memberi rasa nyaman dan mengurangi nyeri pada pasien pneumonia adalah dengan cara pijatan punggung, perubahan posisi, mendengarakan musik tenang, latihan nafas dalam dan anjurkan teknik menekan dada selama episode batuk. ( Doengus, 2000). Sejak tahun 1984 Depkes sesuai dengan pedoman WHO mulai melancarkan Program Penanggulangan ISPA dengan tujuan utama menurunkan angka kematian pneumonia pada anak-anak balita. Strategi penanggulangannya ialah meningkatkan cakupan imunisasi, tatalaksana baku ISPA untuk setiap tingkat pelayanan, penyuluhan mengenai ISPA. Penyuluhan ini bertujuan agar mengenal ISPA pneumonia dan segera mencari pertolongan yang tepat, memberi pengobatan secara tuntas.( Agung Waluyo, 2000 ).
B. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran perawatan pada penyakit pneumonia
C. Tujuan
1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran perawatan atau asuhan keperawatan pada pasien Pneumonia. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien Pneumonia b. Mampu membuat analisa data pada pasien Pneumonia. c. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien Pneumonia. d. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien Pneumonia.
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 2
e. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien Pneumonia. f.
Mampu membuat evaluasi pada pasien Pneumonia
D. Manfaat
1. Secara umum a. Menambah wawasan, pengetahuan penulis dan pembaca di bidang kesehatan khususnya pneumonia. b. Memberikan informasi mengenai masalah keperawatan pada pasien denganpneumonia dan penatalaksanaan masalah keperawatan. c. Meningkatkan ketrampilan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien Pneumonia. 2. Secara khusus a. Bagi Penulis Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit pneumonia agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik. b. Bagi Pembaca Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang pneumonia lebih dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit pneumonia. c. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan pneumonia sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik d. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambah informasi tentang pneumonia serta dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.
E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara Baik secara autoanamesa maupun allowanamnesa 2. Observasi
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 3
Mengadakan pengamatan langsung pada pasien dan ikut memberikan asuhan keperawatan pada pasien. 3. Studi Kepustakaan
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 4
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN A. PENGERTIAN
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas O2 lebih dari 21% pada tekanan atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. (http://athearobiansyah.blogspot.com) Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel – sel tubuh. Secara normal elemen tersebut diperoleh dngan cara menghirup oksigen setiap kali bernapas. Penympaian O2 kejaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hemaatologi. Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga diperlukan fungsi respirasi yang adekuat. Agar sel melakukan metabolisme untuk menghasilkan energi, sel memerlukan suplai oksigen dan nutrisi yang cukup pada tubuh. Nutrisi diperoleh dari asupan (intake) makanan dan cairan. Proses respirasi adalah proses keluar masuknya udara ke paru – paru dan terjadi pertukaran gas. (taroto martonah , 2009) Respirasi juga berarti gabungan aktivitas mekanisma yang berperan dalam proses suplai O2 ke seluruh tubuh dan pembuangan CO2 ( hasil pembakaran sel). (Iman Somantri, 2001) 1. Factor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen yaitu: a. Faktor Fisiologi
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 5
1) Menurunnya kemampuan mengikat oksigen seperti pada anemia. 2) Menurunya konsentrasi oksigen yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran pernapasan bagian atas. 3) Hipovolemia,
sehingga
tekanan
darah
menurun
yang
nengakibatkan terganggunya O2. 4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka dll. 5) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyakit kronis seperti TBC paru. b. Faktor Perkembangan 1) Bayi
premature
yang
disebabkan
kurangnya
pembentukan
surfaktan. 2) Bayi dan toddler, adanya resiko infeksi saluran pernapasan akut. 3) Usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernapasan dan merokok. 4) Dewasa muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paruparu. 5) Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosclerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun. c. Faktor Perilaku 1) Nutrisi: misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet tinggi lemak menimbullkan arteriosclerosis. 2) Exercise : akan meningkatkan kebutuhan oksigen. 3) Merokok : nikotin dapat menyababkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 6
4) Substance abuse (obat-obatan dan alcohol): menyebabkan intake nutrisi/ Fe menurun mengakibatkan hemoglobin menurun, alcohol menyebabkan depresi pusat pernapasan. 5) Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat. d. Faktor Lingkungan 1) Tempat kerja (polusi) 2) Suhu lingkungan 3) Ketinggian tempat dari permukaan laut. 2. Factor – faktor yang mempengaruhi pernapasan bisa berlangsung normal, yaitu: a. Suplai oksigen yang adekuat Tempat
tinggi
tidak
mengubah
komposisi
udara,
tapi
menyebabkan tekanan O2 menurun. Reaksi awal yang timbul berupa tanda dan gejala yang sama terlilhat pada setiap orang yang kekurangan okskigen. Tandanya berupa: nyeri kepala, sesak, lemah, mual, berkeringat, palppitasi, penglihatan kabur, pendengaran berkurang, dan mengantuk pada kondisi hipoksia bera. Oksigenasi dipengaruhi oleh: 1) Peningkatan ventilasi alveolus. 2) Penyesuaian komposisi asam basa darah dan cairan tubuh lain. 3) Peningkatan kapasitas pengangkutan O2 dan peningkatan curah jantung. b. Saluran udara yang utuh Pernapasan bisa terganggu / tidak karena faaktor penghambat pada saluran pernapasan (seperti adanya obstruksi). c. Fungsi pergerakan dinding dada dan diafragma yang normal. Gangguannya bisa disebabkan oleh fraktur iga atau luka tembus pada dada. d. Adanya alveoli dan kapiler yang bersama- sama berfungsi membentuk unit pernapasan terminal dalam jumlah yang cukup. e. Jumlah hemoglobin yang adekuat untuk membawa O2 pada sel tubuh.
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 7
f. Suatu system sirkulasi yang utuh dan pompa jantung efekif. g. Berfungsinya pusat pernapasan.
B. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGEN
1. Untuk mempertahkan oksigen yang adekuat pada jaringan. 2. Untuk menurunkan kerja jantung. 3. Untuk menurunkan kerja paru-paru. C. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN
1. Saluran Pernapasan Bagian Atas a. Hidung b. Sinus Paranasalis c. Faring d. Laring e. Trakhea 2. Saluran Pernapasan Bagian Bawah a. Bronkhus b. Bronkhiolus c. Bronkhiolus Terminalis d. Bronkhiolus Respiratory e. Duktus Alveolar dan Sakus Alveolar f. Alveoli g. Paru – paru h. Pleura
D. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
Bernapas / pernapasan merupakan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup dan CO2 yang dibuang.
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 8
Pernapasan ini terjadi secara otomatis walau dapalm keadaan tertidur sekalipun karena pengaruh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya, pernapasan terdiri dari: 1. Pernapasan Luar Adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler. 2. Pernapasan Dalam Adalah pernapaasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel – sel tubuh. E. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN
1. Tahap Perkembangan Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru –paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan napas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak – kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thoraks diasumsikan berbentuk oval. Sampai lanjut usia akan terjadi perubahan pada thoraks dan pola napas.
2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin, dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga semakin sedikit oksigen yang dapat dihirup individu. Sebagai respon panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit.
3. Gaya Hidup
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 9
Aktivitas dan latihan fisik meningkatkan laju, kedalaman pernapasan dan denyut jantung.
4. Status Kesehatan
Orang yang sehat system kardiovaskuler dan pernapsan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
5. Narkotika
Seperti morfin dapat menurunkan laju dan kedalaman pernapasan ketika depresi pusat pernapasan di medulla. Sehingga bila memberikan obat-obatan narkotik analgetik perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
6. Perubahan / Gangguan pada Fungsi Pernapasan
Kondisi yang berpengaruh pada pernapasan : a. Pergerakan udara ke luar atau ke dalam paru –paru. b. Difusi O2 dan Co2 antara alveoli dan kapiler paru. c. Transport O dan O2 dari dank e sel jaringan melallui darah. 7. Perubahan Pola Napas
Pernapasan normal dilakukan tanpa usaha. Bernapas yang sulit disebut dypsnoe (sesak napas). Kadang – kadang terdapat pernapasan cuping hidung. Orthopnoe yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan erdiri seperti pada penderita asma.
8. Obstruksi Jalan Napas
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 10
Obstruksi lengkap atau sebagian dapat terjadi sepanjang salluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).
F. PERUBAHAN FUNGSI PERNAPASAN
1. Hiperventilasi Merupakan upaya tubuh meningkatkan jumlah O2 dari paru – paru, agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hal ini disebabkan oleh: a. Kecemasan b. Infeksi/sepsis c. Keracunan obat – obatan. d.
Ketidakseimbangan asam basa seperti asidosis metabolic. Tanda
dan
gejala
berupa:
napas
pendek,
nyeri
dada,
menurunnyakonsentrasi, disorientasi, dan tinnitus.
2. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi slveolar tidak adekuat memenuhi penggunaan O2 untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Seperti apda atelektaksis (kolaps paru). Tanda dan gejala berupa: nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdisritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejanng, dan kardiak arrest.
3. Hipoksia
Yaitu suatu kondisi ketidakcukupan O2 di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Disebabkan olleh: a. Menurunnya Hb.
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 11
b. Berkurangnya konsentrasi oksigen jika di pegunungan. c. Ketidakmampuan jaringan mengikat oksigen seperti pada keracunan. d. Menurunnya difusi O2 seperti pada pneumonia. e. Menurunnya perfusi jaringan, seperti syok. f. Kerusakan/ gangguan ventilasi. Tanda hipoksia : kelelahan, kecemasan, menurunnya konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan clubbing.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
1. Metode Morfologis
a. Radiologi
Parenkim paru yang berisi udara memberikan resistensi yang kecil terhadap jalannya sinar X sehingga memberi bayangan yang sangat memancar. Bagian padat udara akan memberikan udara bayangan yang lebih padat karena sulit ditembus sinar X. benda yang padat member kesan warna lebih putih dari bagian berbentuk udara.
b. Bronkoskopi
Merupakan teknik yang memungkinkan visualisasi langsung trachea dan cabang utamanya. Biasanya digunakan untuk memastikan karsinoma bronkogenik, atau untuk membuang benda asing. Setelah tindakan ini pasien tidak bolelh makan atau minum selama 2 -3 jam sampai tikmbul reflex muntah. Jika tidak, pasien mungki9n akan mengalami aspirasi ke dalam cabanga trakeobronkeal.
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 12
c. Pemeriksaan Biopsi Manfaat biopsy paru –paru terutama berkaitan dengan penyakit paru yang bersifat menyebar yang tidak dapat didiagnosis dengan cara lain.
d. Pemerikasaan Sputum
Bersifat mikroskopik dan penting untuk mendiagnosis etiologi berbagai penyakit pernapasan. Dapat digunakan untuk menjelaskan organisme
penyebab
penyakit
berbagai
pneumonia,
bacterial,
tuberkulosa, serta jamur. Pemeriksaan sitologi eksploitatif pada sputum membantu proses diagnosis karsinoma paru. Waktu yang baik untuk pengumpulan sputum adalah pagi hari bangun tidur karena sekresi abnormal bronkus cenderung berkumpul waktu tidur.
2. Metode Fisiologis
Tes fungsi paru menggunakan spirometer akan menghasilkan : a. Volume Alun Napas (Tidal Volume – TV) Yaitu volume udara yang keluar masuk paru pada keadaan istirahat (±500ml). b. Volume Cadangan Inspirasi (Inspiration Reserve Volume – IRV) Yaitu volume udara yang masih dapat masuk paru pada inspirasi maksimal setelah inspirasi secara biasa. L = ±3300 ml, P = ±1900 ml. c. Volume Cadangan Ekspirasi (Ekspirasi Reserve Volume – ERV) Yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari paru melalui kontraksi otot ekspirasi setelah ekspirasi biasa. L = ± 1000 ml, P = ± 700 ml. d. Volume Residu (Residu Volume – RV)
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 13
Yaitu udara yang masih tersisa dlam paru setelah ekpsirasi maksimal. L = ± 1200 ml, P = ±1100 ml. Kapasitas pulmonal sebagai hasil penjumnlahan dua jenis volume atau lebih dalam satu kesatuan. e. Kapasitas Inspirasi (Inspiration Capacity – IC) Yaitu jumlah udara yang dapat dimasukkan ke dalam paru setelah akhir ekspirasi biasa (IC = IRV + TV) f. Kapasitas Residu Fungsional (Fungtional Residual Capacity – FRC) Yaitu jumlah udara paru pada akhir respirasi biasa (FRC = ERV + RV) g. Kapasitas Vital (Vital Capacity – VC) Yaitu volume udara maksimal yang dapat masuk dan keluar paru selama satu siklus pernapasan yaitu setelah inspirasi dan ekspirasi maksimal (VC = IRV + TV + ERV) h. Kapasitas Paru – paru Total (Total Lung Capacity – TLC) Yaitu jumalh udara maksimal yang masih ada di paru – paru (TLC = VC + RV). L = ± 6000 ml, P = ± 4200 ml. i. Ruang Rugi (Anatomical Dead Space) Yaitu area disepanjang saluran napas yangvtidak terlibat proses pertukaran gas (±150 ml). L = ± 500 ml. j. Frekuensi napas (f) Yaitu jumalh pernapsan yang dilakukan permenit (±15 x/menit). Secara umum, volume dan kapasitas paru akan menurun bila seseorang berbaring dan meningkat saat berdiri. Menurun karena isi perut menekan ke atas atau ke diafragma, sedangkan volume udara paru menungkat sehingga ruangan yang diisi udara berkurang. k. Analisis Gas Darah (Analysis Blood Gasses – ABGs) Sampel darah yang digunakan adalah arteri radialis (mudah diambil).
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 14
H. ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN a. Riwayat Kesehatan 1) Keluhan utama Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan siklus O2 dan CO2 antara lain: batuk, peningkatan produksi sputum, dipsnea, hemoptisis, wheezing, stridor, dan nyeri dada. a) Batuk (Cough) Yang perlu dikaji yaitu lamanya, bagaimana timbulnya, hubungannya dengan aktivitas, adanya sputum atau dahak. Peningkatan produksi sputum; meliputi warna, konsistensi, bau, jumlah karena hal itu menunjukkan keadaan dari proses patologis. Jika ada infeksi sputum akan berwarna kuning atau hijau, putih atau kelabu, dan jernih. Jika edema paru, sputum berwarna merah muda karena mengandung darah dalam jumlah yang banyak. b) Dipsnea Merupakan persepsi kesulitan bernapas/ napas pendek dan sebagai perasaan subjektif pasien. Yang perlu dikaji, apakah pasien sesak saat berjalan, dll. c) Hemoptisis Yaitu darah yang keluar melalui mulut saat batuk. Keadaan ini biasanya menandakan adanya kelainan berupa bronchitis kronis, bronkhiektasis, TB-paru, cystic fibrosis, upper airway necrotizing granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker paru, dan abses paru. d) Chest pain Nyeri dada bisa berkaitan dengan masalah jantung seperti gangguan konduksi (disritmia), perubahan kardiak output, kerusakan fungsi katup, atau infark, dll. Paru tidak memiliki
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 15
saraf yang sensitive terhadap nyeri tapi saraf itu dimiliki oleh iga, otot, pleura parietal, dan percabangan trakheobronkhial.
2) Riwayat kesehatan sekarang Ditanyakan / menjelaskan kronologi berjalannya penyakit pasien : a) Waktu terjadinya sakit Berapa lama sudah terjadinya sakit b) Proses terjadinya sakit Kapan mulai terjadinya sakit Bagaimana sakit itu mulai terjadi c) Upaya yang telah dilakukan
Selama sakit sudah berobat kemana Obat-obatan yang pernah dikonsumsi
d) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang TTV meliputi tekanan darah, suhu, respiratorik rate, dan nadi Adanya patofisiologi lain seperti saat diauskultasi adanya ronky, wheezing. 3) Riwayat kesehatan terdahulu Ditanyakan: a) Riwayat merokok, yaitu sebagi penyebab utama kanker paru – paru, emfisema, dan bronchitis kronis. Anamnesa harus mencakup: Usia mulai merokok secara rutin Rata – rata jumlah rokok yang dihisap setiap hari. Usai menghentikan kebiasaan merokok. b) Pengobatan saat ini dan masa lalu c) Alergi d) Tempat tinggal
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 16
4) Riwayat kesehatan keluarga Tujuan pengkajian ini: a) Penyakit infeksi tertentu seperti TBC ditularkan melalui orang ke orang. b) Kelainan alergi seperti asma bronchial, menujukkan suatu predisposisi keturunan tertentu. Asma bisa juga terjadi akibat konflik keluarga. c) Pasien bronchitis kronis mungkin bermukim di daerah yang tingkat polusi udaranya tinggi. Polusi ini bukan sebagai penyebab timbulnya penyakit tapi bisa memperberat..
b. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon) 1) Persepsi terhadap kesehatan – manajemen kesehatan 2) Pola aktivitas dan latihan 3) Pola istirahat tidur 4) Pola nutrisi - metabolic 5) Pola eliminasi 6) Pola kognitif perceptual 7) Pola konsep diri 8) Pola koping 9) Pola seksual – reproduksi 10) Pola peran hubungan
11) Pola nilai dan kepercayaan c. Pemeriksaan Fisik 1) Data klinik, meliputi: a) TTV b) KU 2) Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan: a) Mata Konjungtiva pucat (karena anemia)
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 17
Konjungitva sianosis ( karena hipoksemia) Konjungtiva terdapat pethecia ( karena emboli lemak atau endokarditis) b) Kulit Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer). Sianosis secara umum (hipoksemia) Penurunan turgor (dehidrasi) Edema Edema periorbital c) Jari dan kuku Sianosis Clubbing finger d) Mulut dan bibir Membran mukosa sianosis Bernapas dengan mengerutkan mulut. e) Hidung Pernapasan
dengan
cuping
hidung,
deviasi
sputum,
perforasi, dan kesimetrisan. f) Vena Leher Adanya distensi/ bendungan. g) Dada Inspeksi
Pemeriksaan mulai dada posterior sampai yang lainnya, pasien harus duduk.
Observasi dada pada sisi kanan atau kiri serta depan atau belakang.
Dada posterior amati adanya skar, lesi, dan masa serta gangguan tulang belakang (kifosis, skoliosis, dan lordosis)
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 18
Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.
Observasi pernapasan seperti pernapasan hidung, atau pernapasan diafragma serta penggunaan otot bantu pernapasan.
Observasi durasi inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi yang panjang menandakan adanya obstruksi jalan napas seperti pada pasien Chronic Airflow Limitation (CAL)/ Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
Kaji konfigurasi dada.
Kelainan bentuk dada: Barrel chest Akibat overinflation paru pada pasien emfisema. Funnel chest Missal pada pasien kecelakaan kerja yaitu depresi bagian bawah sternum. Pigeon chest Akibat ketidaktepatan sternum yang mengakibatkan peningkatan diameter AP. Kofiskoliosis Missal pada pasien osteoporosis dan kelainan musculoskeletal.
Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan dinding dada mengindikasikan adanya penyakit paru/ pleura.
Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inpsirasi yang mengindikasikan adanya obstruksi jalan napas.
Palpasi
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 19
Untuk
mengkaji
mengobservasi
kesimetrisan
abnormalitas,
pergerakan
dada
mengidentifikasi
dan
keadaan
kulit, dan mengetahui tactil premitus (vibrasi). Perkusi Mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya, dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Ada dua suara perkusi yaitu:
Suara perkusi normal: Resonan (sonor) : dihasilkan pada jaringan paru normal, umumnya bergaung dan bernada rendah. Dullness : dihasilkan di atas jantung atau paru. Tympany : dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
Suara perkusi abnormal: Hiperesonan : lebih rendah dari resonan seperti paru abnormal yang berisi udara. Flatness : nada lebih tinggi dari dullness seperti perkusi pada paha, bagian jaringan lainnya.
Auskultasi
Suara napas normal Bronchial/ tubular sound seperti suara dalam pipa, keras, nyaring, dan hembusan lembut. Bronkovesikuler sebagai gabungan antara suara napas bronchial dengan vesikuler. Vesikuler terdengar lembut, halus, sperti hembusan angin sepoi – sepoi.
Jenis suara tambahan Wheezing : suara nyaring, musical, terus – menerus akibat jalan napas yang menyempit. Ronchi : suara mengorok karena ada sekresi kental dan peningkatan produksi sputum.
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 20
Pleural friction rub : suara kasar, berciut, dan seperti gessekan akibat inflamasi dim pleura, nyeri saat bernapas. Crakles : Fine cracles : suara meletup akibat melewati daerah alveoli, seperti suara rambut digesekkan. Coars cracles: lemah, kasar, akibat ada cairan di jalan saluran napas yang besar. Berubah jika pasien batuk. d. Pemeriksaan Penunjang 1) Tes untuk menentukan keadekuatan system konduksi jantung. a) EKG b) Exercise stress test 2) Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah. a) Echocardiography b) Kateterisasi jantung c) Angiografi 3) Tes untuk mengetahui ventilasi dan oksigenasi a) Tes fungsi paru – paru dengan spirometri. b) Tes astrup c) Oksimetri d) Pemeriksaan darah lengkap. 4) Melihat struktur system pernapasan a) X- Ray thoraks b) Bronkhoskopi c) CT scan paru 5) Menentukan sel abnormal/ infeksi system pernapasan a) Kultur apus tenggorok b) Sitologi c) Specimen sputum (BTA)
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 21
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN Adapun diagnosa yang lazim muncul pada pasien dengan gangguan system pernapasan yaitu: a. Bersihan jalan napas tidak efektif b. Pola napas tidak efektif c. Kerusakan pertukaran gas d. Disfungsi respon penyapihan ventiler e. Intoleransi aktivitas f. Resiko aspirasi
3. PERENCANAAN NO. Dx 1.
TUJUAN (NOC)
INTERVENSI (NIC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Airway Suctioning (3160)
selama … x 24 jam diharapkan bersihan
jalan napas efektif sesuai dengan criteria: Respiratory status : airway patency
Pastikan kebutuhan oral/ tracheal suctioning
(0410)
Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suctioning
041004 Frekuensi napas dalam rentang
normal (16-24x/menit)
Informasikan
pada
dan
keluarga tentang suctioning
041005 Irama napas dalam rentang
Airway Management (3140)
normal (vesikuler) 041006 Mampu mengeluarkan sputum dari jalan napas
040305 Mudah dalam bernapas
Posisikan
pasien
untuk
memaksimalkan oksigenasi
040310 Tidak terjadi peningkatan suara
Buka jalan napas, gunakan teknik chin lyft atau jaw thrust bila perlu
Respiratory status : Ventilation (0403)
Identifikasi
pasien
perlunya
pemasangan alat jalan napas
napas. 040313 Tidak terjadi sesak napas
Bronkopneumonia TB Paru
klien
Stikes Madani Yogyakarta | 22
Aspiration Control (1918) 191801 Mampu mengidentifikasi factor resiko 191802 Mencegah factor resiko. 2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Airway Management (3140)
selama….X24 jam diharapkan pola napas
Buka jalan napas, gunakan teknik
efektif dengan criteria :
chin lyft atau jaw thrust bila perlu
Respiratory Status : Airway Patency
Posisikan
(0410)
pasien
untuk
memaksimalkan oksigenasi
041004 Frekuensi napas dalam rentang
Identifikasi
normal (16-24x/menit)
pasien
perlunya
pemasangan alat jalan napas
041005 Irama napas dalam rentang
Vital sign Monitoring (6680)
normal (vesikuler) 041006 Mampu mengeluarkan sputum
Monitor TD, nadi, suhu dan pernapasan
dari jalan napas
Respiratory status : Ventilation (0403)
Monitor pola napas tidak normal (kusmaul, apnea, dll)
040305 Mudah dalam bernapas
040310 Tidak terjadi peningkatan suara
Monitor warna, temperature, dan kelembaban kulit
napas. 040313 Tidak terjadi sesak napas Vital signs status (0802) 080201 Suhu dalam rentang normal (36,5 – 37,50C) 080203 Nadi radial dalam rentang normal (60-100x/menit) 3.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Airway management (3140)
selama ….X 24 jam diharapkan
pertukaran gas baik dengan kriteria : Electrolyte dan acid/ base balance (0600)
Bronkopneumonia TB Paru
Buka jalan napas, gunakan teknik chin lyft atau jaw thrust bila perlu
Posisikan
pasien
memaksimalkan oksigenasi
Stikes Madani Yogyakarta | 23
untuk
060002 Irama jantung dalam rentang
Identifikasi
normal (Lub-dub, regular)
pasien
perlunya
pemasangan alat jalan napas
060003 Frekuensi napas dalam rentang normal (16-24x/menit) Respiratory status : gas exchange (0402) 040202 Mudah dalam bernapas 040203 Tidak terjadi sesak napas 040204 4.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Mechanical Ventilation (3300)
selama … x 24 jam diharapkan penyapihan ventilasi spontan baik
Monitor
kelelahan
otot
pernapasan
dengan criteria:
Monitor bahaya gagal napas
Respiratory status : gas exchange
Gunakan teknik penenangan bila
(0402)
perlu
040202 Mudah dalam bernapas
Mechanical Ventilation Weaning
040203 Tidak terjadi sesak napas
(3310)
Respiratory status : Ventilation (0403)
040301 Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (16-24x/menit)
penurunan
kapasitas
vital, dll berdasarkan ketentuan
040302 Irama pernapasan dalam rentang normal (vesikuler)
Monitor
Monitor
status
cairan
dan
elektrolit secara optimal
040303 Tidak ada napas dalam
Kolaborasi dengan tim medis lain tentang pemenuhan nutrisi pasien serta ketentuan dietnya.
5.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Energy Management (0180)
selama … x 24 jam diharapkan tidak terjadi intoleransi aktivitas sesuai
kecukupan energy
criteria: Self – care : Activites of Daily Living (ADL) (0300)
Bronkopneumonia TB Paru
Kaji perasaan verbal tentang
Kaji penyebab kelelahan seperti nyeri, pengobatan, dll
Monitor intake nutrisi secara
Stikes Madani Yogyakarta | 24
030001 Tidak dibantu makan
adekuat sebagai sumber energy
030002 Tidak dibantu berpakaian 6.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Aspiration Precaution (3200)
selama … x 24 jam diharapkan tidak terjadi resiko aspirasi dengan criteria:
Monitor
kemampuan
reflex, reflex muntah, dll
Infection status (0703)
Monitor status paru – paru
070307 Tidak demam
Kaji jalan napas
070309 Tidak ada nyeri 070310 Tidak ada limfadenopati Risk Control (1902) 190202 Mampu memonitor resiko factor lingkungan' 190203 Mampu memonitor resiko factor kebiasaan diri 190206 Mempunyai keinginan untuk strategi pengontrolan resiko
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 25
batuk
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. S GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA TB. PARU DI RUANG DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOETRASNO REMBANG
Tgl. Masuk
: 11 Juli 2012
Jam
: 21.00 WIB
No. RM
: 25.68.83
Tgl. Pengkajian
: 12 Juli 2012
A. PENGKAJIAN IDENTITAS PASIEN PASIEN
PENANGGUNGJAWAB PASIEN
Nama
: Ib. S
Nama
: Bp. S
Umur
: 33 tahun
Umur
: 30 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMP
Perkerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Perkerjaan
: Montir (Bengkel)
Status Pernikahan : Menikah
Status Pernikahan
: Menikah
Alamat
Alamat
: Kedungrejo RT 2
: Kedungrejo RT 2 RW 2 Rembang
RW 2 Rembang
Jawa Tengah
Jawa Tengah Hub. dengan klien
: Suami Pasien
RIWAYAT KESEHATAN KELUHAN UTAMA
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 26
Pasien mengatakan “nafas saya sesak” RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Waktu terjadinya sakit : Pasien mengatakan “saya sesak dan batuk-batuk semenjak 3 minggu yang lalu”
Proses terjadinya sakit : Pasien mengatakan “Saya sesak dan batuk-batuk semenjak 3 minggu yang lalu pada saat saya sedang bersih-bersih di rumah, kepala saya pusing juga perut saya terasa mual”.
Upaya yang telah dilakukan : Pasien mengatakatan, “saya sudah berobat ke Puskesmas Kedungrejo sekitar 3 minggu yang lalu dan ke dokter N, tapi tidak ada perubahan dan langsung dirujuk ke RSUD dr. R. Soetrasno Rembang.
Hasil pemeriksaan sementara/sekarang : Pasien tampak tidak nyaman dikarenakan nafas sesak dan batuk. TD : 100/70 mmHG, Nadi : 100 x/menit, Suhu : 39oC, RR : 30 x/menit, BB : 55 kg, tinggi 165 cm, pernafasan tidak menggunakan otot dada dan tidak terlihat pembesaran otot sternokleidomastoideus. Pasien mengatakan, “saya merasa kedinginan”. Pasien tampak menggigil. Pasien terlihat batuk. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Penyakit dahulu : Pasien mengatakan “Saya tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti sekarang ini”
Perlukaan
:
Pasien mengatakan “Saya tidak ada riwayat tentang luka yang sulit untuk sembuhnya”
Di rawat di RS
:
Pasien mengatakan “Saya pernah dirawat di RS ± 6 tahun yang lalu saat keguguran di
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 27
RSUD dr. R. Soetrasno Rembang
Alergi obat/makanan : Pasien mengatakan "saya tidak ada alergi obat/makanan, tetapi setiap saya minum obat pil dada saya terasa sesak”.
Obat-obatan sekarang : Infuse RL 20 tpm IV, Injeksi Cefotaxin 2x1 gr IV, Injeksi Ranitidin 2x1 ampul IV, Injeksi Novalgin 1 ampul IV, Ambroxol 3x30 mg/oral, Paracetamol 4x500 mg/oral. RIWAYAT KELUARGA Hipertensi
Penyakit pembuluh darah
Diabetes Militus
Penyakit Darah
Lain-lain Pasien mengatakan, “Keluarga saya tidak ada yang menderita penyakit seperti Hipertensi, Diabetes Mellitus ataupun penyakit lainnya, serta tidak ada yang menderita penyakit TB Paru seperti yang saya derita sekarang ini”. GENOGRAM
Keterangan : : Laki-laki ; Perempuan
: Tinggal serumah : Meninggal dunia
: Pasien
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 28
POLA FUNGSI KESEHATAN POLA MANAJEMEN KESEHATAN – PERSEPSI KESEHATAN Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit : Pasien mengatakan “Saya hanya mengetahui tentang penyakit TB Paru yang sedang saya derita sekarang ini bahwa penyakit ini dapat menular”. Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan : Pasien mengatakan “Jika saya sesak dan batuk-batuk, saya segera mencari obat di warung dekat rumah saya seperti komix dll”. Faktor-Faktor resiko sehubungan dengan kesehatan : Pasien mengatakan “Saya tidak pernah merokok dan saya bekerja sebagai ibu rumah tangga” POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN Sebelum Sakit : Aktivitas
0
1
2
3
4
Kemampuan perawatan diri :
Mandi
Skor :
Berpakaian
0 : Mandiri
Eliminasi
1 : Dibantu sebagian
Mobilisasi T. tidur
2 : Perlu bantuan orang lain
Berpindah
Ambulasi
Naik tangga
3 : Bantuan orang lain dan alat 4 : Tergantung/tidak mampu
Selama Sakit : Aktivitas
0
1
Mandi Berpakaian
2
Eliminasi Mobilisasi T. tidur
Bronkopneumonia TB Paru
3
4
Kemampuan perawatan diri : Skor : 0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian 2 : Perlu bantuan orang lain 3 : Bantuan orang lain dan alat
Stikes Madani Yogyakarta | 29
Berpindah
Ambulasi
Naik tangga
4 : Tergantung/tidak mampu
POLA ISTIRAHAT TIDUR Sebelum Sakit
Selama Sakit
Pasien mengatakan “Saya biasanya tidur Pasien mengatakan “Selama sakit saya + jam, mulai tidur pukul 21.00 WIB dan biasanya tidur + 4 jam saja, mulai tidur terbangun pada pukul 05.00 WIB, juga pukul 23.00 WIB dan terbangun pada pukul termasuk tidur siang 1 jam. Tidur saya 03.00 WIB dan saya tidak pernah tidur puas/pulas tanpa ada gangguan pola tidur siang. Ketika saya tidur kemudian batuknya ataupun cema Pasien mengatakan “Saya muncul sehingga nafas saya sesak , saya jadi biasanya tidur + jam, mulai tidur pukul terbangun dan sulit untuk tidur kembali”. 21.00 WIB dan terbangun pada pukul 05.00 WIB, juga termasuk tidur siang 1 jam. Tidur saya puas/pulas tanpa ada gangguan pola tidur ataupun cemas karena fikiran”.
POLA NUTRISI METABOLIK Sebelum Sakit : Pasien
Selama Sakit :
mengatakan
“Saya
biasanya Pasien mengatakan “Selama sakit saya
makan 3x/hari (+ 12 sendok) setiap hanya makan 1x/hari (+ 3 sendok) setiap makan dengan porsi sedang, dengan lauk makan dengan porsi ringan. Saya tidak ikan, tempe dan kuah sop, terkadang juga nafsu
makan
dikarenakan
nyeri
saat
pakai daging ayam dan saya makan menelan. Seringnya saya makan makanan selalu
habis,
sering
menambah makan lagi”.
juga
untuk yang halus seperti bubur dan atau nasi saja, terkadang dipaksakan supaya saya bisa
Pasien mengetakan,”Saya minum air makan. putih 3x/hari sekitar 6 gelas sedang Pasien mengatakan “Saya hanya minum air ukuran 250 cc atau + 1500cc minum per putih sekitar 2x/hari sekitar 2 gelas sedang
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 30
harinya.
(250cc) atau + 500 cc minum per harinya. Pasien mengatakan, “Berat badan saya turun + 3 kg dari 58 menjadi 55 kg dalam kurun 3 minggu terakhir ini”.
POLA ELIMINASI Sebelum Sakit :
Selama Sakit :
Pasien mengatakan, “Saya BAB 1x/hari Pasien mengatakan, “selama sakit saya dilakukan
pada
pagi
hari
dengan BAB 1x/hari dilakukan pada pagi hari
konsistensi feses lembek, tidak keras dan dengan konsistensi feses lembek, tidak tidak cair, dan saya BAK + 6-7x/hari keras dan tidak cair. Saya BAK + 4-5x/hari dengan warna kuning jernih dan bau dengan warna kuning jernih, dengan bau yang khas (bau air kencing pesing), tidak yang khas (bau air kencing pesing), tidak ada darah ataupun nyeri saat kencing”.
ada darah ataupun nyeri saat kencing”.
POLA KOGNITIF PERSEPTUAL Sebelum Sakit : Pasien
mengatakan,
Selama Sakit : “saya
mampu Pasien mengatakan, “saya masih mampu
berkomunikasi dengan baik dan mengerti berkomunikasi dengan baik dan mengerti apa yang dibicarakan, berespon dan apa
yang
dibicarakan,
berespon
dan
berorientasi dengan baik dengan orang- berorientasi dengan baik dengan orangorang di sekitar saya”.
orang di sekitar saya”.
POLA KONSEP DIRI Gambaran Diri : Pasien mengatakan, “Saya senang dengan anggota tubuh saya meskipun saya terlihat agak kurusan”. Identitas Diri : Pasien mengatakan, “Saya bersyukur diciptakan sebagai perempuan dan saya bangga pada diri saya”. Peran Diri : Pasien mengatakan, “Saya berperan di rumah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dan saya dihargai oleh suami saya, anak-anak, sepupu dan keponakan-keponakan saya”.
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 31
Ideal Diri : Pasien mengatakan, “Harapan saya dapat menjadi ibu rumah tangga baik dan mampu mendidik dan membimbing anak-anak saya dan melayani suami saya sebagaimana mestinya serta menjaga keluarga saya dan orang tua”. Harga Diri : Pasien mengatakan, “Saya senang semua keluarga mendukung saya dan saya merasa diperhatikan . Saya ingin cepat sembuh dan segera beraktifitas seperti biasa lagi”. POLA TOLERANSI STRES-KOPING Sebelum Sakit :
Selama Sakit :
Pasien mengatakan, “jika ada masalah Pasien mengatakan, “saya masih tetap saya
selalu
terbuka
dengannaggota terbuka dengan anggota keluarga saya, dan
keluarga saya, jika ada masalah selalu setiap ada masalah selalu diselesaikan diselesaikan secara bersama-sama dan secara bersama-sama dan Alhamdulillah Alhamdulillah
masalah
dapat ada solusinya”
itu
terselesaikan”. POLA REPRODUKIF – SEKSUALITAS Sebelum Sakit : *Tidak
dikaji
Selama Sakit : karena
pasien *Tidak dikaji karena pasien menolak/tidak
menolak/tidak berkenan.
berkenan.
POLA HUBUNGAN PERAN Sebelum Sakit :
Selama Sakit :
Pasien mengatakan, “saya berhubungan
Pasien mengatakan, “saya masih bisa
dengan keluarga saya baik-baik saja
berhubungan dengan baik dengan keluarga
dan saya tidak merasa dikucilkan dari
dan masyarakat sekitar saya tanpa ada rasa
keluarga
dikucilkan dari orang-orang, malahan teman
serta
masyarakat
sekitar
saya”.
dan kerabat banyak yang mendo‟akan saya agar cepat sembuh”.
POLA NILAI DAN KEYAKINAN Sebelum Sakit :
Bronkopneumonia TB Paru
Selama Sakit :
Stikes Madani Yogyakarta | 32
Pasien mengatakan, “Sebelum sakit saya Pasien mengatakan, “Selama sakit sudah 2 beribadah sholat rutin 5 waktu dan hari terakhir ini saya tidak beribadah dilaksanakan
tepat
pada
waktunya, dikarenakan batuk dan sesak nafas saya
terkadang di rumah dan di masjid”.
Bronkopneumonia TB Paru
sekarang
Stikes Madani Yogyakarta | 33
PEMERIKSAAN FISIK PENAMPAKAN UMUM Keadaan umum
Pasien mengatakan, “saya masih merasa sesak dan masih sering batuk”. Pasien tampak lemah, penampilan cukup rapih dan tidak kotor”. KU : Lemah
Kesadaran
Compos mentis
GCS
Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6 Total : 15
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 39oC
RR : 30x/menit
Nadi : 100x/menit
Berat Badan
55 kg
Tinggi Badan
165 cm
HEAD TO TOE KEPALA DAN LEHER Rambut : Inspeksi :Rambut agak kering, warna hitam, rambut tidak berguguran dan tidak ada ketombe. Palpasi
:Rambut kering, ketika digaruk rambut tidak berguguran juga tidak ada ketombe.
Mata : Inspeksi : Bentuk kiri dan kanan sama (bulat), sclera putih kemerahan, pupil vasikontriksi saat disinari cahaya, konjungtiva tidak anemis dan mata terlihat sayu. Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan pada kedua bola mata, bola mata teraba lunak serta tidak ada benjolan.
Telinga : Inspeksi : Bentuk telinga kiri dan kanan sama (simetris), warna sawo matang, tidak ada lesi serta tidak ada serumen di lubang telinga. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada tragus dan Prosessusmastoideus. Hidung : Inspeksi : Bentuk agak mengembang, warna sawo matang, tidak ada pendarahan dan tidak
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 34
ada lender/secret. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada hidung. Mulut : Inspeksi : Warna bukal merah muda, bibir kehitaman, tidak ada lesi, tidak ada stomatitis, lidah berwarna merah muda. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada pipi. Gigi : Inspeksi : Gigi bersih, warna sedikit kuning, tidak ada karies dan tidak ada plak. Leher : Inspeksi : Warna sama dengan anggota tubuh lainnya (sawo matang), tidak ada lesi, gerakan fleksi dan rotasi dalam rentang baik (normal) dan tidak terlihat pembesaran vena jugularis. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan vena jugularis tidak teraba. DADA Inspeksi
: Bentuk dada tidak simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan otot tambahan ketika bernafas, warna sawo matang, tidak ada benjolan dan tidak ada lesi.
Palpasi
: Tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan pada dada, pengembangan dada pada saat inspirasi dan ekspirasi tidak simetris.
Perkusi
: Suara nafas vesikuler (normal), terdengar bunyi sonor pada dada dan pada daerah jantung perkusi redup.
Auskultasi : Terdengar bunyi pernafasan ronky basah. JANTUNG Inspeksi
: Tidak terlihat ictuscordis di intercosta ke 5 midclavicula sinistra.
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, dan teraba ictuscordis di intercosta ke 5 midclavikula sinistra.
Perkusi
: Terdengar bunyi redup dan pekak pada daerah ictuscordis.
Auskultasi : Auskultasi S1 dan S2 terdengar bunyi dalam rentang normal (lub-dub, lubdub) dan regular. ABDOMEN
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 35
Inspeksi
: Abdomen tidak buncit, kontur permukaan kulit baik, tidak ada lesi, tidak ada benjolan dan warna sama dengan anggota tubuh lainnya (sawo matang).
Auskultasi : Peristaltik 15x/menit Perkusi
: Terdengar bunyi timpani dan tidak ada penumpukan cairan.
Palpasi
: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan pada daerah abdomen dan seluruh
bagian
abdomen/kuadran baik kuadran kanan atas/bawah atau kiri atas/bawah. INGUINAL & GENETALIA
Inspeksi
: *Tidak diperiksa karena pasien menolak/tidak berkenan.
Palpasi
: *Tidak diperiksa karena pasien menolak/tidak berkenan. EKSTRIMITAS
Inspeksi :
Kekuatan otot
Tidak ada luka pada ekstrimitas bawah dan
5
5
atas, simetris kanan dan kiri. Tidak ada
5
5
fraktur tulang pada
ekstrimitas, warna
kulit sawo matang. Palpasi : Akral hangat ,denyut nadi parifer lemah,tidak ada nyeri,tekan pada kedua tangan dan kedua kaki,tidak ada edema
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 36
PEMERIKSAAN PENUNJANG Waktu Tgl dan Jam 12 Juli 2012 11.00 WIB
14 Juli 2012 09.07 WIB
Jenis Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
HEMATOLOGI Hemoglobin
0,9 g/dl
Normal = 11,7-15,5
Leukosit
7,7 ribu/mm3
Normal = 3,6-11,0
Eosinofil %
-%
Normal = 1-3
Basofil
-%
Normal = 0,1
Netrofil segmen
71,0%
Normal = 50-70
Limfosit
25,5%
Normal = 25-40
Monosit
3,5%
Normal = 2-8
MCV
81 Mikro m3
Normal = 80-100
MCH
29,0 pg
Normal = 26-39
MCHC
35,8 g/dl
Normal = 32-36
Hematokrit
30,6%
Normal = 35-47
Trombosit
258 ribu/mm3
Normal = 150-440
Eritrosit
4 juta/mm3
Normal = 3,8-5,8
RDW
14,5%
Normal = 11,5-14,5
MPV
7 mikro m3
Normal = 6,8-10
Gula darah sewaktu
106 mg/dl
Normal = 70-115
Cholesterol
149 mg/dl
Normal = < 200
Trigleserid
93 mg/dl
Normal = < 150
HDL Cholesterol
24,8 mg/dl
Normal = 36-77
106 mg/dl
Normal = < 130
3,00 mg/dl
Normal = 2,6-5,7
KIMIA
Direct LDL Cholesterol Direct Uric Acid
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 37
Ureum
11,7 mg/dl
Normal = 10-50
Creatinin darah
0,54 mg/dl
Normal = 0,5-0,9
SGOT
60 U/I
Normal = 0-31
SGPT
62 U/I
Normal = 0-32
Natrium
133,6 mmol/i
Normal = 135-145
Kalium
3,19 mmol/i
Normal = 3,5-5,5
Chloride
95,3 mmol/i
Normal = 98-108
Negatif
Normal = Negatif
Elektrolit :
14 Juli 2012
IMUNOSEROLOGI HbsAG Stik
09.07 WIB
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 38
TERAPI OBAT Waktu Tgl dan Jam 12 Juli 2012 08.00 WIB
20.00 WIB
Jenis Obat
Dosis
Infuse RL
500
ml 20 tpm
Injeksi IV : - Ranitidine
2x50
mg
- Cefotaxime
2x1000
mg
- Novalgine
3x2
mg
2x50
mg
- Cefotaxime
2x1000
mg
- Novalgine
3x2
mg
Injeksi IV : - Ranitidine
13 Juli 2012
Infuse RL
500
ml 20 tpm
10.00 WIB
Injeksi IV : - Cefotaxime
3x1000
mg
- Levofloxacine
1x500
mg
- Novalgine
3x2
mg
- Ranitidin
1x500
mg
3x1000
mg
3x2
mg
18.00 WIB
Injeksi IV : - Cefotaxime - Novalgine
22.00 WIB
Injeksi IV : - Ranitidine
2x50
mg
02.00 WIB
Injeksi IV : - Novalgine
3x2
mg
14 Juli 2012
Infuse RL
500
ml 20 tpm
10.00 WIB
Injeksi IV : - Cefotaxime
3x1000
mg
- Levofloxacine
1x500
mg
- Ranitidin
2x50
mg
- Novalgine
3x2
mg
- Amboroxol
3x30
mg
Oral :
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 39
- Parectamol
4x500
mg
18.00 WIB
Injeksi IV : - Cefotaxime
3x1000
mg
22.00 WIB
Injeksi IV : - Ranitidine
2x50
mg
02.00 WIB
Injeksi IV : - Cefotaxime
3x1000
mg
15 Juli 2012
Infus RL
500
ml 16 tpm
10.00 WIB
Injeksi IV : - Cefotaxime
3x1000
mg
- Levofloxacine
1x500
mg
- Ranitidine
2x50
mg
- Amboroxol
3x30
mg
13.00 WIB
Oral :
18.00 WIB
Injeksi IV : - Cefotaxime
3x1000
mg
21.00 WIB
Oral :
3x30
mg
22.00 WIB
Injeksi IV : - Ranitidine
2x 20
mg
02.00 WIB
Injeksi IV : - Cefotaxime
2x1000
mg
05.00 WIB
Oral :
3x30
mg
Bronkopneumonia TB Paru
- Amboroxol
- Amboroxol
Stikes Madani Yogyakarta | 40
DATA FOKUS DATA SUBYEKTIF (DS)
DATA OBYEKTIF (DO)
Pasien mengatakan “Saya sesak sejak * Dada : 3 minggu yang lalu”.
Inspeksi
Pasien mengatakan “Saya sesak dan Palpasi
: Bentuk dada tidak simetris : Pengembangan dada saat
batuk-batuk semenjak 3 minggu yang
inspirasi dan ekspirasi tidak
lalu, pada saat saya sedang bersih-
simetris
bersih di rumah. Pasien
mengatakan,”Kepala
Auskultasi : Terdengar suara pernapasan saya
pusing juga perut saya terasa mual” Pasien
mengatakan”Saya
ronky basah * TTV :
merasa RR
kedinginan”
: 30 x/menit
Suhu
: 39OC
Nadi
:100x/menit
TD
: 100/70 mmHG
Pasien mengatakan “Selama sakit saya Mata terlihat sayu biasanya tidur + 4 jam saja, mulai tidur Pasien terlihat mengigil pukul 23.00 WIB dan terbangun pada pukul 03.00 WIB dan saya tidak pernah tidur siang. Ketika saya tidur kemudian batuknya muncul sehingga nafas saya sesak , saya jadi terbangun dan sulit untuk tidur kembali”. Pasien mengatakan “Selama sakit saya hanya makan 1x/hari (+ 3 sendok)
BB:55 kg TB:165 cm
setiap makan dengan porsi ringan. Saya tidak nafsu makan dikarenakan nyeri saat menelan. Seringnya saya makan makanan yang halus seperti
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 41
bubur dan atau nasi saja, terkadang dipaksakan supaya saya bisa makan. Pasien
mengatakan
“Saya
hanya
minum air putih sekitar 2x/hari sekitar 2 gelas sedang (250cc) atau + 500 cc minum per harinya. Pasien mengatakan, “Berat badan saya turun + 3 kg dari 58 menjadi 55 kg dalam kurun 3 minggu terakhir ini”.
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 42
ANALISA DATA WAKTU
SYMTOM/SIGNS
TGL/JAM 12 Juli 2012 07.00 WIB
ETIOLOGI Adanya sekret
DS : Pasien
mengatakan
“Saya yang tertahan
sesak sejak 3 minggu yang
PROBLEM Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
lalu”. Pasien sesak
mengatakan dan
“Saya
batuk-batuk
semenjak 3 minggu yang lalu, pada saat saya sedang bersihbersih di rumah. DO : * Dada : Inspeksi : Bentuk dada tidak simetris Palpasi : Pengembangan dada saat inspirasi dan ekspirasi tidak simetris Auskultasi : Terdengar suara pernapasan ronky basah RR : 30 x/menit 12 Juli 2012 07.00 WIB
DS : Pasien mengatakan “Selama
Proses infeksi
Gangguan pola
sakit saya biasanya tidur + 4
(pneumonia) :
tidur
jam saja, mulai tidur pukul
secret dan batuk
23.00 WIB dan terbangun pada pukul 03.00 WIB dan saya tidak pernah tidur siang. Ketika saya tidur kemudian
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 43
batuknya
muncul
sehingga
nafas saya sesak , saya jadi terbangun dan sulit untuk tidur kembali”. DO : Mata terlihat sayu Pasien terlihat mengigil 12 Juli 2012 07.00 WIB
Ketidakmampuan
DS :
Pasien mengatakan “Selama menelan sakit
saya
hanya
makan
Ketidak seimbagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1x/hari (+ 3 sendok) setiap makan dengan porsi ringan. Saya
tidak
nafsu
dikarenakan menelan.
makan
nyeri
saat
Seringnya
saya
makan makanan yang halus seperti bubur dan atau saja,
terkadang
nasi
dipaksakan
supaya saya bisa makan. Pasien
mengatakan
“Saya
hanya minum air putih sekitar 2x/hari sekitar 2 gelas sedang (250cc) atau + 500 cc minum per harinya. Pasien
mengatakan,
“Berat
badan saya turun + 3 kg dari 58 menjadi 55 kg dalam kurun 3 minggu terakhir ini”. DO : BB:55 kg TB:165 cm
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 44
12 Juli 2012 07.00 WIB
DS : Pasien mengatakan,”Kepala saya pusing juga perut saya
Peningkatan laju
Hipertermia
metabolisme
terasa mual” Pasien mengatakan”Saya merasa kedinginan” DO : Suhu
: 39OC
Nadi
:100x/menit
TD
: 100/70 mmHG
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 45
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya sekret yang tertahan. 2. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan 4. Ganggaun pola tidur berhubungan dengan proses infeksi (pneumonia) : sekret dan batuk
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 46
C. PERENCANAAN NOC DAN NIC Waktu
No
Tujuan Keperawatan (NOC)
Rencana Tindakan (NIC)
Setelah di lakukuan tindakan
Respiratory
keperawatan 3x 24 jam pada
Acivity
Juli
pasien
Beri posisi semi vowler
2012
bersihan
Hr/tgl
Jam
Dx
Kamis
08.00
1
12
WIB
ketidakefektifan jalan
nafas
dapat -
Kaji
fungsi
Monitoring
kecepatan irama dan kedalama
Respiratoy Status Indicator :
serta
-
tambahan
normal (16-24x/menit) -
Pasien perbaikan
-
menunjukkan ventilasi
Catat
penggunaan
otot
kemampuan
untuk
keluarkan
dan
Excel
pernafasan
teratasi dengan kriteria hasil:
RR pasien dalam rentang
Ttd
mukosa/batuk
efektuf
oksigenasi jaringan adekuat -
Bersihkan sekret dari mulut
(tidak menunjukkan sesak
dan trakea
nafas, tidak ada sputum -
Pertahankan masukan cairan
pada saluran pernafasan)
sedikitnya 2500 ml per hari -
Kolaborasi pemberian oksigen dan obat-obatan sesuai dengan indikasi
Kamis
08.00
12
WIB
2
Setelah di lakukuan tindakan
Thermoregulation 0800
keperawatan 3x 24 jam pada -
Monitor suhu maksimal 4 jam
Juli
pasien hipertermia diharapkan
sekali
2012
dapat teratasi dengan kriteria -
Monitor TTV (TD,N.Suhu,RR)
hasil:
Monitor intake dan
Temperature 3900 -
-
Suip
output
cairan.
Regulation -
Selimuti pasien
Suhu dalam rentang normal -
Tingkatkan sirkulasi udara
(36-37)
Catat adanya fluktasi tekanan
Bronkopneumonia TB Paru
-
Stikes Madani Yogyakarta | 47
-
Nadi dan RR dalam rentang normal
(nadi
darah
60-
100x/menit.RR:1624X/Menit) -
Tidak ada perubahan warna kulit,dan tidak pusing tidak merasa mual
Kamis
08.00
12
WIB
3
Setelah di lakukuan tindakan
Nutrition Management
keperawatan 3x 24 jam pada -
Catat status nutrisi pasien pada
Juli
pasien
perubahan
penerimaan, catat turgor kulit,
2012
nutrisi kurang dari kebutuhan
BB, intergritas mukosa oral,
tubuh
kemampuan menelan, riwayat
dengan
dapat
mulai
teratasi
dengan kriteria hasil: Nutritional
mual/muntah/diare.
Status
(status -
nutrisi) : -
-
Alek
Pastikan pola diet biasa pasien Awasi
masukan
dan
Intake nutrisi meningkat
pengeluaran nutrisi dan BAB
sesuai dengan diit
secara periodik
Intake makanan dan cairan -
Selidiki adanya anoreksia
meningkat sesuai dengan diet -
Menunjukkan
perubahan
prilaku/pola hidup untuk menigkatkan/ mempertahakan BB.
Kamis
08.00
12
WIB
4
Setelah di lakukuan tindakan
Sleep Enhancement
keperawatan 3x 24 jam pada -
Mengintrusikkan pasien untuk
Juli
pasien pada pasien dengan
tidur lebih awal
2012
insomnia
Mengidentifikasi
diharapkan
dapat -
teratasi dengan kriteria hasil:
Bronkopneumonia TB Paru
Excel
penyebab
kekurangan tidur pasien
Stikes Madani Yogyakarta | 48
Sleep :
- Diskusi dengan pasien dan
-
Jam tidur lebih cepat
keluarga
-
Kebiasan
menigkatkan tekhnik tidur
tidur
kembali
seperti semula -
-
Atur
pasien
lingkungan
Kualitas tidur 7-8 jam dan
meningkatkan
nyenyak
untuk tidur.
Bronkopneumonia TB Paru
untuk
untuk
kenyamanan
Stikes Madani Yogyakarta | 49
D. IMPLEMENTASI Waktu
No
Tgl
Jam
Dx
Kamis
08.30
1
12 Juli
WIB
Implementasi -
2012 -
-
Respon
Mengkaji patologi penyakit
Ds:
dan potensial penyebaran
Pasien
infeksi
mengatakan”tenggorokan saya
Menganjurkan pasien etika
terasa gatal ketika batuk, tidak
batuk/bersin dan
tahu soal injeksi,dan saya akan
mengeluarkan pada tissue
mengikuti saran dari perawat.
dan menghindari meludah
Do:
Memonitor TTV
Kesadaran = CM
(TD,Nadi,suhu, RR)
Terpasang infuse RL 500
14.00
12 Juli
WIB
3
Memeriksa KU
-
Memberikan obat yang telah
TTV: TD:100/60 mmhg
di sarankan oleh dokter:
Nadi:80x/menit
-
Ranitidine 2x50 mg
Suhu:39oC
-
Cefotaxime 2x1000mg
Obat injeksi masuk berupa:
-
Novalgine 1 amp (2 mg)
-
Ranitidine 50 mg IV
-
Infuse RL 500 ml IV 20 tpm
-
Cefotaxime 100mg IV
-
Mengajarkan pasien batuk
-
Novalgine 2 mg IV
untuk batuk efektif dan
-
Infuse terpasang RL
-
2012
-
ml 20 tpm iv
500 ml 20 tpm IV
Mengkaji status nutrisi
Ds:
pasien pada penerimaan,catat
Pasien mengatakan”saya tidak
turgor kulit,BB,intergritas
nafsu makan dan saya dapat
mukosa oral riwayat
makan hanya setengah porsi
mual/muntah atau diare
yang disediakan RS + 5 sendok
Menanyakan bagaimana
Pasien mengatakan”tidak diare
nafsu makannya
dan muntah.
Bronkopneumonia TB Paru
Nama Excel
-
relaksasi
Kamis
Ttd
Stikes Madani Yogyakarta | 50
Excel
-
Mendorong pasien untuk
Do:
makan sedikit dan sering
-
Ekspresi wajah pasien datar
dengan makanan TKTP
-
Turgor kulit kembalinya cepat (1 detik)
Kamis
18.00
123
12 Juli
WIB
4
Memeriksa TTV dan KU
-
Mukosa bibir lembab
-
Ekspensi dada tak simetris
Ds:
Suip
pasien mengatakan “saya merasa dingin menggigil”
2012
pasien mengucapkan terima kasih” Do: Kesadaran : CM TD : 80 x/menit Suhu: 38oC RR : 28x/menit Terpasang infus RL 500 ml 20 tpm IV
Kamis
20.00
12 Juli
WIB
2
-
2012
Memberikan injeksi obat :
Ds :
Ranitidin 50mg IV
Pasien mmengatakan, “saya
Cefotaxcime 1000 mg
akan mencoba melakukannya”
IV
Do :
Novalgin 1 amp (2mg)
Obat masuk melalui IV berupa
IV
:
-
Paracetamol 500mg/oral Ambroxol 30mg/oral
Ranitidin 50mg IV Cefotaxcime 1000 mg IV
Mengajurkan pasien untuk
-
Novalgin 1 amp
memakai selimut jika tidur
-
Paracetamol 500 mg
-
Ambroxol 30 mg
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 51
Alek
Suhu: 38oC
jika merasa menggigil
Kamis
20.15
12 Juli
WIB
4
2012
-
Mengukur suhu pasien
-
Menganjurkan pasien untuk
Ds :
tidur lebih cepat
Pasien mengatakan, “iya saya
-
Menyelimuti pasien
mengerti dan akan mengikuti
-
Memonitor intake dan output
saran darimu dek”
cairan
Do :
Jelaskan pentingnya istirahat
Pasien mulai memejamkan
-
Alek
tidur dan pola tidur yang baik mata -
Mengkaji perubahan warna
Kuli tidak ada perubahan
kulit, turgor, pusing dan
warna, dan turgor kulit baik (1-
perasaan kenyamanan pasien. 2 detik dapat kembali).
Jumat
06.00
123
13 Juli
WIB
4
-
Mengukur TTV (mengukur
Ds :
TD, Nadi, Suhu dan RR) dan
Pasien mengatakan, “tadi
KU
malam saya tidur kurang
-
Mengontrol alira infuse
nyenyak, masih batuk-batuk
-
Mendengarkan keluhan
sedikit berdahak”.
pasien.
Do :
2012
Excel
Kesadaran : CM Terpasang infuse RL 500 ml TD : 90/60 mmHg Nadi : 100x/menit Suhu : 37,6oC RR : 28x/menit
Jumat
10.00
13 Juli
WIB
2012
1
-
Meningkatkan sirkulasi
Ds :
udara atau oksigen dengan
“Pasien mngucapkan
menggunakan kanul
“terimakasih‟.
sederhana
Do :
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 52
Suip
-
Jumat
10.10
13 Juli
WIB
2
2012
Memberikan injeksi obat
Obat masuk via IV berupa:
melalui IV yang disarannkan
Cefotaxcime 1000 mg IV
medis berupa:
Levofloxcacin : 50 mg IV
Cefotaxcime 1000 mg IV
Ranitidin : 50 mg
Levofloxcacin : 50 mg IV
Ranitidin : 50 mg
-
Mencatat adanya fluktuasi
Ds :
tekanan darah
Pasien mengucapkan,
Memberikan obat yang
terimakasih”.
disarankan medis berupa
Do :
Injeksi Norages 2 mg IV
TD : 100/60 mmHg
Mengganti cairan infuse RL
Suhu : 37,6oC
500 mml 20 tpm
Obat Norages masuk via IV 2
Mengukur suhu pasien
mg
-
-
-
Suip
Cairan infuse masuk / terpasang 500 ml 20 tpm IV Jumat
12.45
123
13 Juli
WIB
4
-
2012 -
-
Mengukur TTV (mengukur
Ds :
TD, nadi, suhu dan RR) dan
Pasien mengatakan, “nafsu
KU
makan saya bertambah”
Mengontrol aliran cairan
Pasien mengatakan, “tidak ada
infuse RL
pusing, tidak ada mual, tetapi
Mendengarkan dan mengkaji
jika batuk masih pusing”.
keluhan pasien.
Pasien mengatakan, “sesak saya sudah tidak ada, tetapi tidur masih susah”. Do : KU : Baik TD : 110/70 mmHg
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 53
Excel
Nadi : 104x/menit Suhu ; 37,5oC RR : 24x/menit Terpasang infuse RL 500 ml via IV
Jumat
13.00
13 Juli
WIB
2
2012
Memberikan obat yang
Ds :
diinstruksikan dokter berupa :
Pasien mengatakan, “iya mas,
-
Ambroxol 1 tab = 30 mg p.o
saya akan segera meminum
-
Paracetamol 1 tab = 500 mg
obatnya”
p.o
Do : Obat msuk via oral berupa: Ambroxol 30 mg/oral dan PCT 5000 mg/oral.
Jumat
18.00
13 Juli
WIB
1
2012
-
Memberikan posisi semi
Ds :
vowler
Pasien mengatakan,
Mempertahankan masuka
“terimakasih”.
cairan
Do :
Memberi/injeksi obat yang
Infuse terpasang RL 20 tpm
diinstruksikan medis berupa:
Obat masuk via IV berupa:
Cefotaxcime 1000 mg IV
Cefotaxcime 1000 mg IV
dan Norages 2 mg IV
Norages 2 mg IV
Memberikan obat yang
Ds :
diinstruksikan medis :
Pasien mengatakan, “ iya mas
-
Ambroxol 30 mg
saya akan segera tidur”
-
Paracetamol 500 mg
Do :
-
Menganjurkan pasien cepat
Obat masuk via berupa:
tidur
Ambroxol 30 mg/oral
-
-
Jumat
21.00
13 Juli
WIB
2012
2
-
PCT 500 mg/oral
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 54
Sabtu
14.00
123
14 Juli
WIB
4
2012
-
Mengukur TTV (TD, suhu,
Ds :
nadi dan RR).
Pasien mangatakan nafas saya
-
Mengontrol aliran infuse
sesak, pusing dan batuk serta
-
Mendengarkan keluhan
demam menggigil.
pasien.
Pasien mengatakan,”saya hanya sedikit makan 2 sendok, dan tidak bisa tidur. Dapat tidur hanya 2-3 menit. Pasien mengatakan, “perut saya mual” Do : Kesadaran : CM Terpasng infuse RL 500 ml 20 tpm TD : 110/70mmHg N : 80x/hari S : 38,4oC RR : 28x/menit
Sabtu
14.20
14 Juli
WIB
1
2012
-
-
-
Memposisikan pasien semi
Ds :
vowler
Pasien mengatakan, “sekarang
Menambahkan tekanan O2
nafas saya sudah lebih
dari 1 L menjadi 4 L dengan
nyaman”.
regulator
Do :
Mengganti cairan infuse RL
Cairan infuse terpasang RL
500 ml 20 tpm
500 ml 20 tpm. Aliran O2 mengalir dengan tekanan 4L
Sabtu
18.00
3
-
Menanyakan nafsu makan
Bronkopneumonia TB Paru
Ds :
Stikes Madani Yogyakarta | 55
14 Juli
WIB
2012 -
-
-
dan adanya nyeri saat
Pasien mengatakan, “nafsu
menelan makanan
makan saya menurun karena
Memastikn pola diet makan
karena tenggorokan saya masih
pasien (bubur halus)
sedikit nyeri untuk menelan”.
Perkusi dan palpasi abdomen
Pasien mengatakan, “Makan
apakah ada nyeri tekan/tidak
hanya 2 sendok dengan bubur
dan bagaimana suaranya
halus”.
Memberikan obat injeksi
Do :
Cefotaxime 1000 mg
Palpasi abdomen tidak ada nyeri tekan, suara timpani. Obat Cefotaxime 1000 mg masuk via IV.
Sabtu
22.00
14 Juli
WIB
3
2012
-
Mengontrol cairan infuse RL
Ds :
500 ml 20 tpm IV
Pasien mengucapkan,
Memberikan obat injeksi IV
“terimakasih”.
dan obat oral sesuai instruksi
Do :
medis berupa :
Obat masuk via IV berupa:
Levofloxcacin 500 mg
Levofloxcacin 500 mg
Injek.IV
Ranitidin 50 mg
-
Ranitidin 50 mg Injek.IV
Novalgin 2 mg
-
Novalgin 2 mg Injek.IV
-
-
Obat masuk via oral : -
Ambroxol 30 mg/oral
Ambroxol 30 mg/oral
-
Paracetamol 500 mg/oral
Paracetamol 500 mg/oral Terpasang infuse RL 500 ml 20 tpm
Ahad
10.00
123
15 Juli
WIB
4
Mengukur TTV (TD, nadi, suhu
Ds :
RR)
Pasien mengucapkan, “terimakasih”.
2012
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 56
Do : TD : 100/60 mmHg N : 90x/menit S : 35,5oC RR : 28x/menit
Ahad
10.15
15 Juli
WIB
3
-
2012 -
Mengkaji status nutrisi
Ds :
pasien (mencatata turgor
Pasien mengatakan, „nafsu
kulit)
makan saya bertambah, pagi
Menanyakan bagaimana
ini saya makan 1 porsi sedang
nafsu makannya dan adanya
yang disediakan RS dan
nyeri saat menelan makanan
alhamdulillah habis dan nyeri saat menelan saya sudah tidak ada”. Do : Pasien menunjukkan perubahan perilaku untuk meningkatkan asupan makanan/nutrisi. BB : 55 kg Turgor kulit baik.
Ahad
11.00
15 Juli
WIB
1
2012
Mengkaji satus pernafasan
Ds :
(irama, frekuensi dan kedalaman
Pasien mengatakan, “saya
nafas).
masih batuk dan sesak sedikit”. Do : KU : Sedang RR : 28x/menit, regular.
Ahad
13.00
15 Juli
WIB
4
-
Mengkaji frekuensi dan
Ds :
kualitas tidur.
Pasien mengatakan,
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 57
2012
-
Berdiskusi dengan paasien
“Alhamdulillah tadi malam
dan keluarga dalam
tidur saya nyenyak, tidur mulai
meningkatkan tehnik tidur.
pukul 21.00 WIB dan bangun pukul 05.00 WIB. Do : Konjungtiva merah muda, tidak pucat Mata tidak sayup Wajah tampak lebih segar Kualitas tidur 9 jam dan nyenyak
Ahad
13.15
15 Juli
WIB
2
Mengukur suhu pasien
2012
Ds : Pasien mengatakan, “saya sudah tidak ada pusing dan demam lagi”. Do : Suhu : 35,50C
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 58
E. EVALUASI Waktu
Dx. Keperwatan
Hr/tgl
Jam
Ahad,
13.30
Ketidakefektifan bersihan
15 Juli
WIB
jalan nafas berhubungan
2012
dengan adanya secret yang
EVALUASI
Ttd
S : Pasien mengatakan,”saya masih batuk dan sesak sedikit” O : KU : Sedang
tertahan
Pasien tampak lemah RR:28x/menit Suara nafas ronky A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi -
Kaji
irama
kecepatan
dan
kedalaman nafas pasien -
Kolaborasi dengan medis dalam memberikan tindakan keperawatan dan obat-obatan sesuai indikasi
Ahad
13.30
Hipertermi berhubungan
S : Pasien mengatakan, “sudah tidak
15 Juli
WIB
dengan peningkatan laju
pusing
metabolisme
O : Suhu : 35,5oC
2012
dan demam lagi”.
A : Masalah teratasi P : Pertahankan kondisi pasien
Ahad
14.00
Ketidakseimbangan nutrisi
S : Pasien mengatakan, „nafsu makan
15 Juli
WIB
kurang dari kebutuhan
saya bertambah, pagi ini saya makan 1
berhubungan dengan
porsi sedang yang disediakan RS dan
ketidakmampuan menelan
alhamdulillah habis dan nyeri saat
2012
menelan saya sudah tidak ada”. O : KU : Sedang TD : 100/60 mmHg
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 59
Excel
RR : 28x/menit, regular. Nadi : 90x/menit. BB 55 kg A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi -
Pastikan pola diet biasa pasien
-
Awasi masukan dan pengeluaran nutrisi dan BAB secara periodik
-
Selidiki adanya anoreksia
S : Pasien mengatakan, “Alhamdulillah Ahad
14.00
Ganggaun pola tidur
tadi malam tidur saya nyenyak, tidur
15 Juli
WIB
berhubungan dengan proses
mulai pukul 21.00 WIB dan bangun
infeksi : (pneumonia) secret
pukul 05.00 WIB.
2012
dan batuk
O : Konjungtiva merah muda, tidak pucat Mata tidak sayup Wajah pasien tampak lebih segar Kualitas tidur 9 jam dan nyenyak. A : Masalah teratasi P : Pertahankan kondisi pasien
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 60
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyerang organ paru. Penyebab infeksi ini karena sistem imun yang lemah sehingga bakteri dengan mudah masuk dalam tubuh. Sistem imun yang lemah ini salah satunya disebabkan oleh gaya hidup yang yang buruk seperti minum alkohol dan merokok. Pengobatan masih belum efektif dan optimal karena bakteri sudah resisten terhadap antibiotik tertentu. Pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan gaya hidup yang baik.
B. Saran
Peran perawat dalam penanganan permasalahan pasien dengan pneumonia sangat besar terutama dalam hal intervensi keperawatan disamping tim kesehatan lain. Oleh karena itu perawat diharapkan dapat melakukan perawatan yang intensif serta memberikan penyuluhan pada pasien dan keluarganya agar dapat mempercepat penyembuhan serta mencegah terjadinya komplikasi. Dibutuhkan kerjasama yang baik dengan keluarga dalam membantu pelaksanaan perawatan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien, di mana dengan bantuan tersebut pasien merasa terlindungi serta mendapat curahan kasih sayang dari keluarganya sehingga dalam proses penyembuhan terhadap penyakit lebih cepat.
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 61
DAFTAR PUSTAKA Somantri, Iman. 2008. KMB: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika Alsagaff, Hood, 2006, Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University Press, Surabaya. Pearce, Evelyn, 2006, Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Pooter, Patricia, A., 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4, EGC, Jakarta. Anonim1.Buku Ilmu Penyakit Dalam.Vol 3 Ed 4. Jakarta: EGC Misnadiarly.2008. Penyakit Infeksi saluran napas. Jakarta: Pustaka Populer Obor Yeni Kustanti, Christina. 2006. Pemeriksaan Fisik Thoraks. Yogyakarta: AKPER Bethesda http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/03/asuhan-keperawatan-kebutuhanoksigenasi.html.
Bronkopneumonia TB Paru
Stikes Madani Yogyakarta | 62
View more...
Comments