Laporan Pembuatan Media dan Sterilisasi Mikroorganisme

March 18, 2017 | Author: FahmySihab | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Pembuatan Media dan Sterilisasi Mikroorganisme...

Description

PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA DAN STERILISASI I.

II.

TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengetahui cara membuat media pertumbuhan mikroorganisme. 2. Mengetahui jenis dan kegunaan media. 3. Mengetahui cara mensterilkan media. DASAR TEORI 1) Media Pertumbuhan Mikroba Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan (Volk, dan Wheeler, 1993). Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain: 1. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, 2. Harus mempunyai tekanan osmosis, 3. Tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, 4. Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, 5. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik (Sutedjo, 1991). Mikroorganisme tersebar di alam dengan berbagai macam jenis dan sifat fisiologis yang beragam, dimana mikroorganisme tersebut mempunyai kebutuhan akan nutrien yang berbeda-beda pula. Namun demikian susunan kimia selnya hampir sama atau lebih sama, yaitu terdiri atas air yang merupakan bagian terbesar, yaitu 80-90%, sedangkan sisanya berupa komponen lainnya seperti protoplasma, dinding sel, membran sitoplasma,

cadangan makanan (lemak, polisakarida, polifosfat, protein, dan lain-lain) yang berat keringnya kurang lebih 0-20%. Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong

tipe

holozoik.

Mikroorganisme

yang

dapat

menggunakan

makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler. Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupaa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorgamisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhanya. Bakteri memerlukan nutrien atau makanan untuk dapat tumbuh. Nutrient ini merupakan degradasi dari nutrient dengan molekul kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup yang meiputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh. Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi juga memerlukan pH yang tepat kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basah kecuali vibrio chlolerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40°C(Volk,1993).

Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Medium cair/broth/liquid medium Contoh: air pepton, nutrient broth, lactose b. Medium setengah padat/semi solid medium Contoh: sim agar, cary, brain agar c. Medium padat/solid medium Contoh: endo agar, PDA, nutrient agar Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti amilum, selulosa, gelatin, dan agar-agar). Untuk medium padat jumlah

agarnya 1,5% - 1,8%, pada medium semi solid atau setengah padat menggunakan kadar setengah dari medium padat, dan pada medium cair tidak digunakan pemadat (Ani, 2000). 2) Sterilisasi Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba, digunakan alat dan medium yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk membebaskan alat atau bahan-bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba. Menurut (Suriawati, 2005), Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa: a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170OC– 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan,

misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba). Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan

autoklaf

untuk

sterilisasi,

tutupnya

jangan

diletakkan

sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994). 3) Inokulasi Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998). Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu : 1. Menyiapkan ruangan Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam

kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986). 2. Pemindahan dengan dengan pipet Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986). 3. Pemindahan dengan kawat inokulasi Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel. Ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986). Untuk mengisolasi suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu : 1. Cara cawan gores 2. cara cawan tuang 3. Cara cawan sebar (Ani Murniati, 2002). 4) Pengamatan Mikroba Untuk menentukan jumlah mikroba suatu bahan dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, tergantung pada bahan dan jenis mikroba yang ditumbuhkan

atau

dikembangbiakan.

Dalam

analisa

mikrobiologi,

menghitung jasad renik suatu sediaan harus diperhitungkan sifat-sifat dari bahan yang akan diperiksa. Terutama: kelarutan, kemungkinan adanya zat anti mikroba, dan derajat kontaminasi yang diperkirakan.

Pertumbuhan dan perkembangan mikroorganismedalam bahan, akan menyebabkan perubahan-perubahan tertentu, yaitu perubahan

fisik dan

kimiawi, contoh: konsistensi bahan menjadi lunak, timbul gas atau aroma tertentu daan zat racun yang membahayakan. Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahu jumlah penyebaran akteri yang ada pada bahan. III.

PROSEDUR KERJA 1) ALAT a. b. c. d. e. f.

Autoklaf Kompor Beaker glass 100 mL Mortar porselen Tabung reaksi Bunsen spiritus

2) BAHAN a. b. c. d. e.

Air 60 ml Bubuk agar instan 5 gram Vitamin B kompleks 0.5 butir Gula pasir 5 gram Mikroba Aspergillus sp. f. g. h. i.

a. Autoklaf

g. h. i. j. k. l.

Kawat Kapas Spatula Timbangan Gelas arloji Pengaduk kaca

u. v. w. x. f. j. b. Kompor k.

Bunsen spirtus y. z. aa. ab. g. Kawat c. Beaker glass l.

ac. h. Kapas

m. n. d. Mortar porselen o. p.

ad. i. Spatula q. r. e. Tabung reaksi s. t.

ae. j. Timbangan

af.

k. Gelas arloji

ai. aj. ak. l. Pengaduk kaca ag. ah. al. am.

an. Gambar 3.1. Alat Prosedur Kerja 3) SKEMA KERJA ao. ap. aq. 60 mL air ar. 5 gram gula pasir dipanaskan as. 2,5at.gram bubuk agar ½ tablet au. vitamin B Campuran agar av. aw. Tuang dalam tabung reaksi yang sudah disterilkan dalam autoklaf, lalu miringkan ax. ay. az. ba. Media agar bb. bc. Tunggu hingga dingin bd. be. Media agar bf. Aspergillus sp. Inokulasi gores bg. Gambar 3.2. Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroba dan Sterilisasi Media agar sudah terdapat mikroba IV.

HASIL PENGAMATAN 1. DATA PENGAMATAN Tutup rapat, dibiarkan pada suhu ruang selama 3 hari bh. Tabel 4.1 merupakan data hasil pengamatan pembuatan media pertumbuhan mikroba dan sterilisasi Media sudah ditumbuhi mikroba bi. bj. Tabel 4.1 Pengamatan data hasil pengamatan pembuatan media pertumbuhan mikroba dan sterilisasi bk.

bl.

Perlakuan

bm.

Pengamatan

No . bn.

bo.

1.

autoklaf

Sterilisasi alat-alat menggunakan bp. steril

Alat-alat

sudah

bq.

br.

Panaskan 60 mL air, tambahkan bs.

2.

bubuk agar instan 2.5 gram, 5 gram gula

Campuran agar

pasir dan 1/2 butir vitamin B kompleks bt.

bu.

Tuang ke dalam tabung reaksi, bv.

3.

miringkan

tabung,

tutup

Media agar sudah

rapat jadi

menggunakan kapas, tunggu hingga dingin bw. bx.

Panaskan ujung kawat

by.

Kawat steril

4. bz.

ca.

Goreskan ujung kawat pada cb.

5.

biakan, pindahkan Aspergillus sp. terdapat mikroba

Media agar sudah

ke dalam media agar, lakukan dengan cepat dan tutup rapatcc.

rapat menggunakan kapas cd. Diamkan dalam suhu ruang selama ce.

6.

3 hari

Media agar sudah

ditumbuhi mikroba

cf. cg. ch. ci. cj. ck. DAFTAR PUSTAKA cl. cm. Tim Dosen Praktikum Teknologi Bioproses. 2015. Petunjuk Praktikum Teknologi Bioproses. Semarang: Fakultas Teknik. cn. Anonim. 2008. Pembuatan Media Agar dan Sterilisasi. http://makalahdanskripsi. blogspot.com/2008/08/pembuatan-media-agar-dansterilisasi.html. diakses pada tanggal 3 April 2015. co. Anonim. 2010. Laporan Mikrobiologi. http://myaluzz.wordpress.com/2010/02/09 /laporan-mikrobiologi/. Diakses pada tanggal 10 April 2015. cp. Anonim. 2010. Sterilisasi dan Pemuatan Mikroba. http://www.scribd.com/doc/ 24542047/ Sterilisasi-Dan-Pembuatan-Medium-Mikrobia-Dafi017. Diakses pada tanggal 11 April 2015.

cq.

Anonim. 2009. Laporan Pembuatan Media. http://pocilgembalasapi.blogspot.com /2009/11/laporan-pembuatan-media.html. diakses pada tanggal 10 April 2015.

cr. cs. ct. cu. cv. cw. cx. cy. cz. da. db. dc. dd. de. df. dg. dh. di. LAMPIRAN-LAMPIRAN

dj.

Medium agar dengan Aspergillus niger baru hari pertama

dk. dl. dm. dn. do. dp. dq.

dr. ds. Medium agar dengan Aspergillus niger baru hari 5 dt. du. BAB II dv. TINJAUAN PUSTAKA dw. dx. dy.

Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran

nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme. Medium agar merupakan salah satu tehnik yang sangat baik untuk memisahkan mikroba sehingga dapat diketahui masing-masing. Menurut Pelczar (1988) dasar makanan yang paling baik bagi pemeliharaan dan pembiakan bakteri adalah medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayursayuran, sisa makanan atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. dz.

Dalam pembuatan medium harus memenuhi syarat-syarat

berikut : ea. 

Medium harus memenuhi semua kebutuhan nutrien yang mudah

digunakan oleh mikroorganisme. eb. 

Medium tidak mengandung zat pengahambat pertumbuhan.

ec. 

Medium harus steril.

ed. 

Medium harus memiliki tekanan osmose, pH dll. ee.

Mikroorganisme tersebar di alam dengan berbagai macam jenis

dan sifat fisiologis yang beragam, dimana mikroorganisme tersebut mempunyai kebutuhan akan nutrien yang berbeda-beda pula. Namun demikian susunan kimia selnya hampir sama atau lebih sama, yaitu terdiri atas air yang merupakan bagian terbesar, yaitu 80-90%, sedangkan sisanya berupa

komponen lainnya seperti protoplasma, dinding sel, membran sitoplasma, cadangan makanan (lemak, polisakarida, polifosfat, protein, dan lain-lain) yang berat keringnya kurang lebih 0-20%. ef.

Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk

padat dan dapat pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler. eg.

Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan

pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru. eh.

Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-

zat sederhana yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa makanan dalam bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air selokan (gorong), atau bahan-bahan organik lain yang mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu.

ei.

Zat-zat tidak menghasilkan energi pada sel tetapi mutlak

diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjalankan fungsi sel diberi bermacam-macam nama seperti nutrilit esensial, faktor tumbuh, atau mikronutrien. ej.

Ada yang dikenal dengan mikronutrin anorganik. Beberapa

unsur logam berat (Co, Mo, Cu, Zn) sangat dibutuhkam untuk kehidupan sel meskipun jumlah yang digunakan sangat sedikit. Kadang-kadang jumlah itu demikian kecilnya sehingga sukar dideteksi, atau bila ditemukan tidak mudah dapat dipastikan apakah zat itu bersifat fungsional atau hanya kotoran belaka. Ada pula yang dikenal dengan mikronutrin organik. Contoh yang baik adalah vitamin. Banyak bakteri yang tidak membutuhkannya, sedangkan ada pula yang hampir selalu memerlukannya seperti halnya manusia. ek.

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi

yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan pula untuk osilasi, memperbnayak, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan mikroba. el.

em.Sumber: Anonim. 2008. Pembuatan Media Agar dan Sterilisasi. http://makalahdanskripsi. blogspot.com/2008/08/pembuatan-mediaagar-dan-sterilisasi.html. diakses pada tanggal 3 April 2015. en.

eo.

ep. Sumber : Anonym. 2009. Laporan Pembuatan Media. http://pocilgembalasapi.blogspot.com /2009/11/laporan-pembuatanmedia.html. diakses pada tanggal 10 April 2015.

eq.

er. Sumber: Anonim. 2010. Sterilisasi dan Pemuatan Mikroba. http://www.scribd.com/doc/ 24542047/ Sterilisasi-Dan-PembuatanMedium-Mikrobia-Dafi017. Diakses pada tanggal 11 April 2015. es.

ev.

et. BAB II eu. TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan

kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan ew.

fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993). Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat,

ex.

formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo, 1993). Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan agar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genus Gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100 oC dan akan cair apabila kurang lebih 43oC (Hadioetomo, 1993). Menurut Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan

ey.

melalui metode bacteriaological. Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998). Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan

bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan ez.

biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993). Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk

pertumbuhannya 20-40oC (Volk, 1993). fa. PH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan (Dwidjoseputro, 1994). fb. Menurut (Suriawati, 2005), Sterilisasi yang umum dilakukan dapat fc. a.

berupa: Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang

pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170OC– 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). fd.b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).

fe. c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba). ff. Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994). fg. Sumber : Anonim. 2010. Laporan Mikrobiologi. http://myaluzz.wordpress.com/2010/02/09 /laporan-mikrobiologi/. Diakses pada tanggal 10 April 2015.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF