Laporan Pembuatan Kulit Sinetis

July 22, 2017 | Author: Muhammad Ridwan Prakoso | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Cara membuat kulit sintetis. Finil...

Description

Laporan Praktikum

PEMBUATAN KULIT SINTETIS

Disusun oleh: Septiana Dwi Utami 130101072 Teknologi Bahan Kulit B 2013

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLITEKNIK ATK

YOGYAKARTA 2015 PRAKTIKUM I PEMBUATAN KULIT IMITASI

A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengetahui alat dan bahan pembuatan kulit imitasi 2. Mengetahui cara pembuatan kulit imitasi B. DASAR TEORI Kulit Imitasi Menurut Anonimus (1988), kulit imitasi adalah bahan pengganti (material substitution) kulit alam dalam pembuatan atasan sepatu, atasan sandal, koper, pelapis tempat duduk (jok), dan sebagainya. Sedangkan menurut SNI 1294:2009, kulit imitasi adalah lembaran kulit tiruan yang dibuat dari kompon PVC atau PU sebagai lapisan atasnya dan kain sebagai lapisan dasar yang berfungsi sebagai penguat, ada yang diberi busa pada lapisan tengah atau tanpa busa diproses secara calendering, coating, atau laminating. Adapun penampang kulit imitasi adalah sebagai berikut:

V

V

top coat foam coat skin coat inforce coat

Gambar 2 .penampang kulit imitasi Sumber : Anonimus, 1988 Keterangan : a. Top Coat (lapisan atas) Top Coat adalah lapisan paling atas dari kulit imitasi yang menentukan corak/motif dari kulit imitasi yang dibuat dengan kertas khusus yang disebut “release paper”. Lapisan ini mempunyai ketebalan 0,12 mm. b. Foam Coat (lapisan busa) Foam Coat adalah lapisan yang berfungsi sebagai pengembang dan terletak tepat di bawah lapisan top coat. c. Skin Coat (lapisan skin) Skin Coat adalah lapisan yang berfungsi untuk merekatkan lapisan penguat (kain) dengan lapisan foam/lapisan busa.Lapisan ini memiliki ketebalan 0,06 mm.

d. Inforce coat (lapisan penguat) Inforce coat adalah lapisan yang berfungsi sebagai bahan penguat pada kulit imitasi. Inforce coat dibuat dari kain kaos tricot yang mempunyai ketebalan 0,40 mm. Menurut Anonimus (1988), kulit imitasi memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan kulit alam, misalnya : 1. Dalam hal mendapatkan bahan baku, bahan plastik lebih mudah didapat dalam jumlah yang besar dan harga yang murah. 2. Proses peoduksinya lebih mudah dan lebih cepat. 3. Ringan dan tahan terhadap air. Dalam suatu pustaka karangan K Shimitzu berjudul “synthetic leather “ diberikan definisi bagi synthetic leather sebagai berikut : satu lapisan bahan dasar yang terdiri dari serat sintetis atau serat regenerasi yang didapatkan, sehingga menjadi satu lapisan non woven, kemudian diimpregnasikan dengan poly urethane, kemudian dilapisi dengan poly urethane foam setebal beberapa ratus µm dan diberikan lapisan finish. Sifat-sifat fisis dari kulit imitasi belum menyamai kulit asli misalnya kuat tarik, kemuluran dan kuat sobek yang merupakan sifat yang penting dalam teknik pembuatan sepatu, disamping itu absorbsi air atau kelembaban yang penting dalam pemakain masih jauh. Disamping sifat-sifat tersebut diatas maka kekurangan lain dari kulit sintetis adalah kurang enaknya jika bahan ini langsung dikenakan ke kaki dan juga mudahnya terbentuk kerutkerut. Poli (Vinil Klorida) atau PVC PVC ternasuk dalam polimer thermosetting. Suatu substansi yang kehilangan bentuknya ketika dipanaskan dan menjadi rigid kembali ketika didinginkan. Proses ekstruksi dan injection moulding bisa membentuk PVC ke bentuk yang diinginkan karena sifatnya yang thermoplastik, daur ulang secara fisik PVC dapat dilakukan relatif mudah dimana material bisa dibentuk kembali dibawah proses pemanasan. PVC yang juga dikenal resin vinyl, didapat dari polimerisasi senyawa vinil klorida pada suatu reaksi polimerisasi adisi radikal

bebas.monomer vinil klorida didapatkan dari mereaksikan gas ethylene dengan chlorine untuk membentuk 1,2-dichloroethane. 1,2-dichloroethane kemudian dipecah untuk menghasilkan senyawa vinil klorida.Senyawa PVC ini dapat berwujud padatan dalam cairan perbandingan 50% yang tersuspensi yang umumnya digunakan dalam bahan eksperimen dan penelitian, wujudnya juga dapat berupa bubuk putih atau padatan krim yang berwarna. PVC memiliki range berat molekul dari 60000 hingga 140000 gram/mol. Jika ditinjau dari kestabilan, senyawa ini sangat stabil karena berbentuk polimer sehingga fasanya berbentuk padatan yang keras sehingga hampir tidak berpengaruh (tak bereaksi) terhadap kehadiran oksidator kuat. Dari segi safety, senyawa ini hampir tidak berbahaya dan mengganggu lingkungan karena tidak berpotensi mencemari udara, air maupun tanah. Selain itu, senyawa ini juga mudah terbakar. Bahan Pembuatan Kulit Imitasi Bahan untuk membuat kulit imitasi ada dua yaitu bahan dasar dan bahan pembantu kulit imitasi. Bahan dasar untuk lapisan luar yang digunakan dalam proses pembuatan kulit sinretis dapat berasal dari poli vinil klorida (PVC), poli urethane (PU) dan campuran antara PU dengan metil. PVC atau PU sebagai bahan baku diolah lewat proses komponding, dengan penambahan plasticizer, stabilizer, lubricant, filler, blowing agent dan pigmen. a. Plasticizer ( bahan pemlastis ) Plasticizer akan membuat bahan plastik yang bersifat keras, kaku, kurang fleksibel menjadi bahan plastik yang lunak, mudah dibentuk dana fleksibel jika dikenakan pemanasan . Bahan plasticizer dipilih sesuai dengan spesifikasi kulit yang diinginkan. Bentuknya berupa cairan berwarna bening. Terdapat dua jenis plasticizer, yaitu monomeric (phtalat) 90% dan polymeric (poliester) 10%. Yang umum dipakai adalah DOP (dikotil phtalat), di iso oktil phtalat ( DIOP ), dietil phtalat (DEP) dan celechlor. Jenis yang lain jarang dipakai karena harganya relatif mahal, dan khusus untuk spesifikasi tertentu.

b. Stabilizer ( bahan penstabil ) Stabilizer merupakan suatu bahan untuk menstabilkan sifat-sifat asli dari polimer, karena selam berlangsungnya proses pembentukan polimer tersebut, kemungkinan terjadi peruraian, degradasi ataupun perubahan warna pada persenyawaan polimer itu. Peristiwa-perisriwa tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh cahaya panas dan oksidasi yang menyebabakan polimer tersebut tidak stabil. Oleh karena itu perlu ditambahkan bahan penstabil untuk mencegah terjadinya peruraian oleh tingginya temperatur. Stabilizer ini berfungsi untuk menghambat pengaruh oksidasi pada produk dari PVC juga pengaruh cahaya matahari dan sinar UV, serta menjaga kestabilan pada saat proses berlangsung. Contoh stabilizer adalah kalsium stearat, barium stearat, cadmium stearat dan sebagainya.

c. Lubricant Lubricant berfungsi untuk mengontrol derajat penempelan pada permukaan roll dengan pemukaan akhir sheeting. Lubricant yang biasa digunakan adalah metallic soaps dan wax rantai panjang. d. Filler ( bahan pengisi ) Penambahan filler pada pembuatan kulit imitasi pada dasarnya untuk memperbaiki sifat-sifat fisika dari kulit imitasi, disamping untuk mengurangi biaya produksi karena akan menambah volume persatuan berat, sehingga pemakain resin sebagai bahan dasar dapat dikurangi, walaupun pemilihan filler dalam pengolahan bahan plastik secara umum disesuikan dengan penggunaannya. Keuntungan tambahan yang dapat diperoleh meliputi : tahan terhadap sinar UV, tahan lekuk, kekerasan bertambah, tahan terhadap perubahan bentuk karena panas dan dapat mengurangi sifat lekat. Contoh filler adalah CaCO3, CaSO4, BaSO4, clay. e. Blowing agent Blowing agent berfungsi sebagai bahan pembantu pengembang pada lapissan

tengah.

Jenis

yang

paling

umum

digunakan

adalah

azodikarbonamide / ACDM. Penggunaannnya tergantung dari rasio Phr

yang dikehendaki, agar kulit imitasi tidak terlalu gembos namun ketebalannya tercapai. f. Bahan pewarna Merupakan senyawa organik ataupun anorganik yang ditambahkan pada resin polimer untuk mendapatkan warna-warna tertentu, agar bahan plastik lebih menarik.Zat-zat warna yang dipakai, harus mempunyai persyaratan tertentu, antara lain : 1) Mampu memberi warna yang baik 2) Dapat memantulkan sinar dengan baik 3) Tahan terhadap udara panas atau sinar matahari 4) Tahan terhadap steam. Contoh bahan pewarna yaitu carbon black, plotosia amine dan sebagainya. g. Kertas cetak ( release paper) Kertas cetak yang digunakan dalam industri kulit sintetis ada berbagai jenis, seperti continental calf (CC), kid grain (KG), plain multikat (PM), cabra (CBR). Bahan-bahan ini kebanyakan di import dari Inggris dan Amerika. Tiap jenis kertas cetak tersebut mempunyai corak yang berbeda. h. Kain Kain yang digunakan sebagai bahan penguat lapisan yang merekat pada lapisan skin adalah jenis kain kaos / tricot dapat juga dipakai kain oskar (kain berbulu). Jenis dan ketebalan dari kain yang dipakai dapat bervariasi disesuaikan dengan kebutuhannya. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Roll baja b. Neraca analitis c. Mixer d. Oven e. Pengaduk f. Sendok g. Wadah plastik h. Gelas ukur i. Kaca j. Koran k. Lakban 2. Bahan Bahan

Formulasi (phr)

PVC DOP Epoxy Stabilizer Asam Stearat CaCO3 Kickers ADCM Pigmen

Dasar 100 50 3 5 -

Tengah 100 50 3 5 10 3 5 -

Atas 100 50 3 5 1 10 3

D. CARA KERJA 1) Pembuatan lapisan atas : a) Campuran 1 : campur pigmen + sedikit DOP dengan mixer b) Campuran 2 : campur DOP + stabilizer + epoxy dengan mixer c) Compounding : satukan campuran 1 dan 2, tambahkan PVC dan filler (CaCO3 dan asam stearat) sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan mixer selama 30 menit jangan sampai terbentuk gelembung. d) Lapisan atas dicoating setebal 0,4 mm dengan roll pada kertas embos e) Memanaskan lapisan atas di dalam oven dengan suhu 150 ˚C selama 10 menit lalu didinginkan. 2) Pembuatan lapisan tengah : a) Campuran 1 : campur DOP + stabilizer + epoxy dengan mixer b) Compounding : satukan campuran 1 dengan PVC, CaCO3, Kikckers, dan ADCM sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan mixer selama 30 menit jangan sampai terbentuk gelembung. c) Lapisan tengah dicoating seebal 0,6mm dengan roll di atas lapisan pertama d) Memanaskan lapisan atas di dalam oven dengan suhu 150 ˚C selama 10 menit lalu didinginkan. 3) Pembuatan lapisan bawah : a) Campuran 1 : campur DOP + stabilizer + epoxy dengan mixer b) Compounding : tambahkan campuran 1 dengan PVC sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan mixer selama 30 menit jangan sampai terbentuk gelembung c) Lapisan bawah dicoating setebal 0.8 mmdengan roll di aas lapisan tengah dan dilapisi kain penguat d) Memanaskan di dalam ven bersuhu 170˚C selama 10 menit e) mendinginkan lembaran kemudian melepas kertas emboss f) Jadilah kulit imitasi dengan warna hitam

E. PEMBAHASAN Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui alat, bahan serta cara pembuatan kulit sintetis. Kulit sintetis adalah lembaran plastik yang fleksibel, memiliki struktur seperti kulit asli dan biasanya berbahan baku PVC. Kulit imitasi ini dibuat dengan cara pelapisan ( coating ). Langkah pertama kita menyiapkan komponding untuk lapisan atas, tengah dan bawah. Lapisan atas (top) dibuat dengan mengkomponding campuran 1 (pigmen + DOP dimixer) dengan campuran 2 (DOP + stabilizer + epoxy dimixer). Campuan 1 dan campuran 2, ditambahkan PVC dan filler (CaCO3 dan asam stearat) sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan mixer selama 30 menit. Selanjutnya dihaluskan butiran-butirannya selama ± 1 jam, jangan sampai terbentuk gelembung. Untuk lapisan tengah (middle), campuran 1 ( DOP + stabilizer + epoxy dimixer) kemudian ditambahkan dengan PVC, CaCO3, kikckers dan ADCM sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan mixer selama 30 menit. Selanjutnya dihaluskan butiran-butirannya selama ± 1 jam, jangan sampai terbentuk gelembung. Sedangkan untuk lapisan bawah (base), campuran 1 (DOP + stabilizer + epoxy dimixer) kemudian ditambahkan dengan PVC sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan mixer selama 30 menit. Selanjutnya dihaluskan butiran-butirannya selam ± 1 jam. PVC berfungsi sebagai bahan baku. PVC termasuk dalam polimer thermoplastik dan PVC ini didapatkan dari polimerisasi senyawa vinil klorida pada suatu reaksi polimerisasi adisi radikal bebas. Pigmen / pewarna digunakan untuk mendapatkan warna-warna tertentu agar kulit imitasi yang dihasilkan lebih menarik. Pada praktikum ini digunakan jenis pewarna karbon black (hitam). DOP berfungsi sebagai plasticizer untuk menghasilkan kulit imitasi yang fleksibel. Stabilizer ditambahkan untuk menghambat pengaruh oksidasi pada produk dari PVC juga pengaruh cahaya matahari dan sinar UV, serta menjaga kestabilan pada saat proses berlangsung. Contoh stabilizer PVC adalah Ba-Cd, Ba-Cd-Zn, kikers. Sedangkan epoxy berfungsi sebagai lubricant yaitu untuk mengontrol derajat penempelan pada permukaan roll

dengan permukaan akhir sheeting. Selain itu kita juga perlu menambahkan filler. Filler yang digunakan yaitu CaCO3 dan asam stearat. Filler merupakan bahan pengisi yang ditujukan untuk mendapatkan spesifikasi sifat tertentu, seperti mengurangi kecenderungan terbakar, meningkatkan ketahanan pukul dari lembaran kulit imitasi serta dapat menekan biaya produksi. Penambahan ACDM sebagai blowing agent yang berfungsi sebagai bahan pembantu pengembang pada lapisan tengah agar kulit imitasi tidak terlalu gembos namun ketebalannya tercapai. Setelah semua bahan yang diperlukan sudah siap, terlebih dahulu kita memanaskan oven sampai suhunya 150oC. Kemudian menyiapkan kertas emboss untuk membuat kulit imitasi lapisan atas. Kertas emboss dituangi adonan berwarna hitam kemudian dicoating dengan roll pada ketebalan 0,5 mm. Lapisan atas (top) dirancang agar dapat memberikan sifat dekoratif, sehingga perlu ditambahkan pigmen pewarna dan motif sesuai keinginan. Motif dibuat dengan kertas emboss. Kertas emboss yang kita gunakan adalah kertas emboss yang biasa tanpa motif. Setelah suhu pada oven telah mencapai 150oC lapisan atas tersebut di oven selama 10 menit dan didinginkan. Selanjutnya lapisan tengah dicoating masing-masing setebal 0,5 mm dengan roll di atas lapisan atas. Lapisan tengah diperlukan untuk memperoleh ketebalan tertentu juga memberikan kelemasan tertentu. Lapisan tengah dipanaskan dengan oven pada suhu 150oC selama 10 menit. Kemudian lapisan bawah dicoating setebal 0,4 mm dengan roll diatas lapisan tengah dan dilapisi kain penguat atau kain pelapis. Kain pelapis yang digunakan yaitu untuk kulit imitasi digunakan kain tetron berwarna putih. Lapisan bawah dipanaskan pada oven suhunya 150oC selama 5 menit. Lembaran tersebut kemudian didinginkan lalu kertas emboss dilepaskan. Jadilah kulit imitasi dengan warna hitam dengan motif biasa. Berdasarkan pengamatan hasil praktikum , kulit imitasi yang dihasilkan memiliki beragam sifat. Ada yang lentur , fleksibel bahkan kaku. Hal ini disebabkan karena ketidakrataan adonan saat proses coating (terlalu tebal atau terlalu tipis), tebal atau tipisnya coating ini disebabkan oleh adonan yang terlalu encer ataupun terlalu kental. Adonan yang terlalu kental

disebabkan oleh tidak maksimalnya pencampuran sehingga bahan tidak terdistribusi secara merata, hal ini menyebabkan adonan menjadi kental dan saat proses coating yang terjadi adalah tidak rata. Sehingga kulit kaku. Kekakuan dari kulit juga disebabkan saat penekanan dalam coating tidak seimbang. Kulit yang dihasilkan berwarna hitam ada yang lentur, kaku dan permukaannya berlubang tidak mulus. F. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat kami sebagai berikut : a. Kulit imitasi ini dibuat dengan cara pelapisan ( coating ) dengan bahan dasar PVC dan terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan atas (top), lapisan tengah (middle) dan lapisan bawah (base). b. Untuk menghasilkan kulit imitasi yang lentur dan tidak mudah pecah maka pelapisan (coating) harus disesuaikan dengan standart aturan dan lapisan harus serata mungkin. c. Kulit imitasi yang kami hasilkan berwarna hitam, ada bagian yang lentur, kaku dan permukaannya berlubang tidak mulus.

PRAKTIKUM II ANALISA BAHAN MENGGUNAKAN ALAT FTIR A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menentukan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan melalui perlakuan pemanasan. 2. Memahami

prinsip

dasar

spektrofotometri

inframerah

dan

menggunakannya untuk indentifikasi zat. B. DASAR TEORI Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer alam yang telah kita kenal antara lain : selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu : plastik thermoplast dan plastik thermoset. Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan adanya panas. Yang termasuk plastik thermoplast antara lain : PE, PP, PS, ABS, SAN, nylon, PET, BPT, Polyacetal (POM), PC dll. Sedangkan palstik thermoset adalah plastik yang apabila telah mengalami kondisi tertentu tidak dapat dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk jaringan tiga dimensi. Yang termasuk plastic thermoset adalah : PU (Poly Urethene), UF (Urea Formaldehyde), MF (Melamine Formaldehyde), polyester, epoksi dll. Untuk membuat barang-barang plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki, maka dalam proses pembuatannya selain bahan baku utama diperlukan juga bahan tambahan atau aditif. Penggunaan bahan tambahan ini beraneka ragam tergantung pada bahan baku yang digunakan dan mutu produk yang akan dihasilkan. Berdasarkan fungsinya , maka bahan tambahan atau bahan pembantu proses dapat dikelompokkan menjadi : bahan pelunak (plasticizer), bahan penstabil (stabilizer), bahan pelumas (lubricant), bahan pengisi (filler), pewarna (colorant), antistatic agent, blowing agent, flame retardant dsb.

Prolipropilena (PP)

adalah polimer dengan penggunaan terbesar ketiga

di dunia setelah PE dan PVC. Polimer ini memiliki keseimbangan sifat yang baik sehingga dapat kita temui pada berbagai aplikasi, mulai dari kemasan makanan, perlengkapan rumah tangga, partotomotif, hingga peralatan elektronik. Berdasarkanilmu

kimia,

PP

adalah suatu makromolekul

thermoplastic (dapat dilelehkan) rantai jenuh (tidak memiliki ikatan rangkap) yang terdiri dari propilena sebagai gugus yang berulang.

Gambar 3. Rumus kimia PP Secara umum, PP memiliki sifat mekanis yang baik dengan massa jenis yang rendah, ketahanan panas dan kelembaban,serta memiliki kestabilan dimensi yang baik. Sifat-sifat yang penting dari polipropilen adalah: 1. Permukaan yang halus yang lunak, halus dan tahan goresan. 2. Memiliki daya stabilitas yang tinggi terhadap tekanan dan tarikan. 3. Mempunyai kelenturan yang baik. 4. Sangat baik sebagai bahan isolator elektrik, walaupun dalam keadaan yang sangat panas. 5. Beberapa hidrokarbon

akan

dapat

memperlunak

dan

mengembangkan polimer (etana, metana, propana, dll) 6. Walaupun dalam temperatur 105 0 F, 25 0 F tapi kerapuhan dibawah 0 0

F 7. Mempunyai permeabilitas yang rendah terhadap uap air dan gas 8. Memiliki ketahanan kimia yang baik. 9. Dapat digunakan sebagai pembungkus steril pada temperatur 212 0F. 10. Dengan mudah dapat menghasilkan warna gelap dan terang. Barang jadi dari bahan ini biasa memiliki bentuk mengkilap dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap umur. Titik lebur yang tinggi dari polipropilen memberi kemudahan untuk dicetak menjadi barang yang steril dan polimer ini memiliki kuat tarik yang tinggi pada kenaikan temperatur. Spektroskopi FTIR adalah salah satu metode untuk mengetahui kandungan

dari

suatu

senyawa.

Sistem

optik

Spektroskopi

FTIR

menggunakan aplikasi interferometer yaitu dilengkapi dengan cermin yang

bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Selain itu terdapat cermin pembagi berkas dan juga detektor. Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak (M) dan jarak cermin yang diam (F).Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah perbedaan lintasan optis. Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap perbedaan lintasan optis disebut sebagai interferogram. Sistem optik dari Spektroskopi infra merah yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistem optik Fourier Transform Infra Red. Cara Kerja Alat Spektrofotometer FTIR Sistim optik Spektrofotometer FTIR seperti pada gambar dibawah ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ( δ ). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistim optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.

Sistim optik interferometer Michelson pada Spektrofotometer FTIR. Pada

sistim

optik

FTIR

digunakan

radiasi

LASER

(Light

Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik. Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FTIR adalah TGS (Tetra Glycerine Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra merah. Keunggulan Spektrofotometer FTIR Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer FTIR memiliki dua kelebihan utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :

a. Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau scanning. b. Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah (slitless). C. ALAT DAN BAHAN a. Alat 1) FTIR 2) Gunting b. Bahan 1) Plastik D. CARA KERJA a. Menyiapkan instrumen FTIR b. Membuat masing-masing sampel yang telah ditentukan c. Memasukkan sampel ke dalam instrumen FTIR d. Mengamati grafik gugus fungsi sampel e. Print out hasil pengamatan Cara kerja alat uji Fourier Transform Infrared Spectrophotometer 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)

Hubungkan stop kontak alat dengan sumber listrik. Hubungkan stop kontak komputer dengan sumber listrik. Hidupkan alat dengan menekan tombol power. Pasang flashdisk Library. Hidupkan komputer. Buka software dengan meng-klik ikon “IRsolution” pada dekstop. Klik “Measure”, kemudian klik “Measurement”. Klik “Initialize”, jika muncul pertanyaan “Remove the market data?”,

klik “Yes”. 9) Tunggu sesaat hingga muncul “INIT success” pada kolom “Status”. 10) Klik “Measurement”, kemudian klik “Diagnostic”. 11) Tunggu sesaat, kemudian klik “Done”. 12) Klik “Data”, pada “Measurement Mode” pilih “% Transmittance”, pada No. Of Scans” diset “20”, pada “Resolution” pilih “2.0”, dan pada “Range” isikan “340” dan “4700”. 13) Klik “Instrument”, pada “Beam” pilih “Internal”, pada “Detector” pilih “standard”, pada “Mirror Speed” pilih “2.8”. 14) Klik “Measure”, kemudian klik “BKG”.

15) Saat muncul “Please prepare sampel compartment for background scan” pastikan kompartemen sampel kosong, kemudian klik “OK”. 16) Tunggu sesaat hingga muncul “FTIR Measurement ready” pada kolom “Status”. 17) Masukkan sampel yang akan diuji kedalam kompartemen. 18) Klik “Measure”, isikan nama/no. Sampel pada “Comment”, kemudian klik “Sampel”. 19) Tunggu sesaat hingga muncul “FTIR Measurement ready” pada kolom “Status”. 20) Klik “Search”, pilih “Libraries” yang akan digunakan, kemudian klik “Spectrum Search”. 21) Klik “Print From”, kemudian klik “File”. E. PEMBAHASAN Pada praktikum pembuatan barang plastik ini

bertujuan untuk

menentukan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan melalui perlakuan pemanasan serta memahami prinsip dasar spektrofotometri inframerah dan menggunakannya untuk indentifikasi zat. Adapun sampel yang kami gunakan yaitu plastik bekas bungkus donat. Seperti yang kita ketahui, plastik merupakan polimer sintetik yang terbentuk dari reaksi polimerisasi monomer - monomernya. Keberadaan gugus

R akan mempengaruhi jenis, sifat kimia, sifat mekanik, dan

penggunaan polimer. Zat aditif bermassa molekul rendah sering ditambahkan ke

dalam

polimer

untuk

memperoleh

sifat-sifat

berkaitan

dengan

keterbakaran dan keluwesannya. Zat aditif ini dapat berpindah ke dalam makanan atau minuman jika mengalami kontak yang cukup lama dengan makanan-minuman atau terkena perlakuan panas. Sehingga apabila digunakan tidak sesuai dengan aturan maka akan membahayaan kesehatan manusia. Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini ialah menyiapkan instrumen FTIR yang akan digunakan. Langkah selanjutnya yaitu menyiapkan sampel dengan cara memotong sampel plastik sesuai ukuran yang ditentukan kemudian dijepitkan didalam kertas yang sebelumnya telah diberi lubang berbentuk persegi di bagian tengah atas lalu di staples agar tidak mudah berubah posisi.

Setelah alat FTIR dan sampel sudah siap dipakai, lalu memasukkan sampel tersebut ke dalam instrumen FTIR. sebelum menentukan grafik dari sampel yang kita gunakan , kita harus mengetahui bentuk grafik dari blangko. Setelah itu baru kita mengamati grafik gugus fungsi dari sampel platik yang kita gunakan.Setelah mengetahui jenis grafik gugus fungsi sampel maka langkah selanjutnya yaitu mencetak hasil pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan data yang diperoleh, plastik bungkus donat memiliki gugus fungsi yang mirip sekali dengan PP (poly propilena). Sehingga dapat dikatakan bahwa kandungan dari plastik donat ini merupakan jenis Poly Propilena

(PP) dengan tambahan zat aditif yang aman bagi

kesehatan. F. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat kami simpulkan sebagai berikut : 1. Instrumen FTIR dapat digunakan untuk menganalisis gugus fungsi dan mengidentifikasi zat yang terkandung di dalam plastik. 2. Plastik bungkus donat yang kami gunakan sebagai sampel setelah dianalisis dengan FTIR termasuk jenis plastik yang memiliki gugus fungsi yang mirip sekali dengan PP (poly propilena). 3. Plastik bungkus donat yang kami uji dapat dikatakan aman bagi kesehatan manusia jika digunakan untuk membungkus makanan.

PRAKTIKUM III EMBOSS A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengetahui cara melakukan emboss dengan berbagai perlakuan 2. Mengetahui berbagai teknik dalam menggunakan mesin emboss yang berbeda B. DASAR TEORI Teknik emboss merupakan salah satu teknik pada olah latar. Emboss adalah metode untuk menghasilkan desain dengan efek timbul pada permukaan kain. Umumnya teknik emboss digunakan pada media kulit, kulit sintetis, dan kertas untuk membuat efek timbul pada permukaan. Prinsip pengerjaan teknik emboss dilakukan dengan cara membuat lempengan logam atau karet yang desainnya sudah diukir dala bentuk positif dan negatif lalu lempengan tersebut digunakan dalam proses penekanan diatas material yang akan digunakan. Beberapa material membutuhkan bantuan energi panas pada proses penekanan untuk hasil yang maksimal. Melihat kondisi saat ini, teknik emboss biasanya hanya diterapkan pada media yang kaku seperti kertas, logam tipis, media yang tebal seperti kulit dan media yang bervolume seperti kain berbulu. Material

kain

sintetis

bersifat

thermoplastis

sehingga

dapat

bertransformasi bentuk dan strukturnya jika terkena panas. Ketika kembali pada suhu normal, bentuk kain yang sudah bertransformasi akan stabil dan tidak kembali pada bentuk semula. Hal tersebut menimbulkan gagasan untuk menerapkan teknik emboss pada kain sintetis melalui penelitian ini. Energi panas tidak hanya dimanfaatkan untuk merubah struktur kain sintetis untuk diemboss, tetapi juga digunakan dalam proses printing. Penambahan teknik olah latar untuk memberi ragam tekstur pada permukaan kain sintetis. Teknik olah latar yang digunakan adalah teknik printing dengan energi panas, seperti flocking, sablon puff dan foiling. Teknik Emboss Menurut Collins English Dictionary, dalam bidang seni dan desain emboss adalah teknik untuk membentuk atau mengukir (desain atau hiasan) pada permukaan sehingga menimbulkan relief timbul dan ke dalam

permukaan. Teknik emboss adalah salah satu metode untuk pengaplikasian olah latar pada kain. Ada dua metode utama dalam teknik emboss, yaitu secara kimiawi dan mekanis. Secara mekanis, desain dipress pada permukaan kain, dalam kondisi panas, lembab dan beruap. Sedangkan secara kimiawi, desain dipress pada kain yang sebelumnya sudah diproses dengan campuran kimia seperti resin. Motif emboss akan bertahan permanen pada kain, jika tidak dirusak atau terpengaruh kembali oleh energi panas dengan suhu yang sama. Berikut adalah penjelasan dari beberapa teknik embos yang sudah ada “ 1. Teknik Embossing Roller Teknik embossing roller menggunakan alat yang terdiri dari silinder dengan material logam, karet dan plastik yang sudah diukir dengan motif. Media yang digunakan untuk di emboss lalu digiling menggunakan alat roller tersebut dengan tekanan tertentu sehingga motif yang ada di roller mampu membuat motif yang sama pada media tersebut. 2. Teknik Embossing Powder Embossing powder adalah serbuk yang lembut dan mudah meleleh. Serbuk ini digunakan untuk menciptakan efek timbul pada permukaan yang awalnya datar. Tahap pengerjaan dengan teknik embossing powder yaitu dengan membuat motif memakai lem atau perekat. Setelah itu serbuk ditabur sehingga melekat pada lem, lalu dipanaskan menggunakan heat gun sehingga serbuk meleleh dan menimbulkan efek timbul pada permukaan. 3. Teknik Cap atau Press Teknik emboss menggunakan cap prinsipnya hampir sama dengan roller embossing, hanya saja tidak memakai silinder melainkan plat datar yang diukir dengan motif. Cara kerja teknik menggunakan cap yaitu media yang akan di emboss, di press menggunakan embossing press machine dengan tekanan tertentu dan memakai elemen panas jika dibutuhkan atau dengan menggunakan heat press. Motif yang ada pada plat akan menghasilkan relief pada permukaan kain. C. ALAT DAN BAHAN a. Alat 1) Alat emboss press 2) Alat emboss roll

b. Bahan 1) Kulit sintetis 2) Kulit asli D. CARA KERJA a. Teknik embossing press 1) Meletakkan kulit pada papan press, bagian atas kulit diberi logam dengan motif tertentu 2) Apabila perlakuan emboss tanpa diberi tenaga tekanan dan waktu kulit dipress dengan menggunakan waktu sesuai dengan keinginan seperti 1 menit, 2 menit, dst. 3) Apabila perlakuan menggunakan temperatur maka suhu alat diatur, selanjutnya dipress dan di hitung waktu yang diperlukan 4) Apabila menggunakan tekanan maka tuas di tarik sampai didapat tekanan tertentu, dan waktu dihitung sesuai keinginan, setelah tercapai tuas ditarik kembali sehingga tekanan hilang, kulit diambil 5) Pada alat yang besar, untuk embossing pada kulit papan motif dipasang, selanjutnya kulit diletakkan di bawah papan motif, kulit ditekan dengan papan, pada suhu dan waktu tertentu yang telah diatur b. Teknik embossing roller 1) Kulit yang akan di embbos diletakkan dibawah alat yang telah diberi roller emboss dengan motif tertentu. 2) Alat digulung, maka kulit akan berjalan dan terdapat motif sesuai dengan motif pada alat. E. PEMBAHASAN Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik embbosing pada kulit. Kulit yang digunakan dalam percobaan adalah kulit sintetis hasil dari praktikum sebelumnya. Teknik embossing pada kulit terdapat 3 cara yaitu dengan teknik embossing roller yaitu media yang digunakan untuk di emboss lalu digiling menggunakan alat roller tersebut dengan tekanan tertentu sehingga motif yang ada di roller mampu membuat motif yang sama pada media tersebut, teknik embossing powder yaitu dengan membuat motif memakai lem atau perekat, setelah itu serbuk ditabur sehingga melekat pada lem, lalu dipanaskan

menggunakan

heat

gun

sehingga

serbuk

meleleh

dan

menimbulkan efek timbul pada permukaan. Dan terakhir adalah teknik cap

atau press yaitu media yang akan di emboss, di press menggunakan embossing press machine dengan tekanan tertentu dan memakai elemen panas jika dibutuhkan atau dengan menggunakan heat press. Motif yang ada pada plat akan menghasilkan relief pada permukaan kulit. Teknik yang digunakan pada kulit imitasi hasil dari praktikum sebelumnya yaitu teknik cap atau press yaitu kulit diletakkkan dibawah papan press diberi logam yang bertomif. Selanjutnya kulit dipress tanpa tekanan alat dengan waktu 1 menit, hasil dilihat bahwa motif terlihat pada kulit. kulit diemboss kembali pada bagian yang lain dengan memberi perlakuan suhu dan waktu, hasil kulit terlihat emboss nya tetapi tidak rata dan ada bagian kulit yang meleleh, dan perlakuan yang ketiga yaitu dengan menggunakan tekanan dari alat, hasil emboss tidak rata. Dari ketiga hasil tersebut yang sesuai untuk kulit imitasi yang telah dibuat yaitu dengan tekanan tangan dan waktu satu menit menghasilkan emboss pada kulit dengan motif timbul dan rata. Untuk kulit besar menggunakan teknik embossing press dimana kulit diletakkan dibawah mesin press yang mana motif press ini dapat dicopot dan diganti-ganti dengan motif seperti kulit buaya, jeruk kecil, bintik-bintik, dsb. Prosesnya menggunakan temperatur tertentu dan waktu telah diset, sehingga ketika waktu telah tercapai alat akan otomatis mengangkat, sehingga kulit dapat diambil, dan hasil dari motif pada kulit yaitu sesuai dengan pelat motif yang digunakan. Teknik embossing roller berupa alat kecil, dimana motif roller nya dapat dicopot dan diganti-ganti, untuk membuat emboss dengan mesin ini logam morif emboss dipasang, kulit ditaruh dibawah logam motif, selanjutnya alat diputar, maka kulit akan berjalan sesuai dengan gerak roller. Motif yang dihasilkan pada kulit yaitu memanjang sesuai dengan motif yang ada pada logam pencetak. Alat ini biasanya digunakan untuk membuat motif pada kulit-kulit kecil seperti ikat pinggang, dompet, dan tas. F. KESIMPULAN Berdasarkan dari praktikum dapat disimpulkan bahwa :

1) Teknik emboss yang dapat digunakan pada kulit imitasi yang telah dibuat yaitu teknik cap dengan perlakuan tekanan tangan dan waktu, menghasilkan emboss yang rata dan timbul. 2) Kulit besar dibuat motif dengan menggunakan mesin emboss cap yang motifnya dapat diganti-ganti sesuai dengan keinginan, dan menghasilkan motif pada kulit sesuai dengan papan plat motif. 3) Teknik emboss untuk kulit kecil digunakan teknik embossing roller dimana kulit dipasang dibawah alat yang terdapat roller bermotif sehingga motif dari roller akan ercetak di kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Diandra, Diza. Eksplorasi Teknik Emboss Dan Printing Dengan Energi Panas Dari Kain Sintetis. jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id, diakses 24 Desember 2015 pukul 13.01 http://mesinunimus.files.wordpress.com/2008/02/sifatkarakteristik-material-plastik.pdf, diakses 24 Desember 2015 pukul 12. 50 http://www.tripolyta.com/UserFiles/200912140808370.BukuSakuCatatan2-Pengetahuan%20Dasar%20Polipropilena.pdf, diakses 20 Desember 2015, pukul 15.05 http://www.scribd.com/doc/77752515/prinsip-ftir, Desember 2015 pukul 18.20

diakses

23

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF