Laporan Pembekalan Plpg i

October 7, 2017 | Author: kakaeka06 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Pembekalan PLPG...

Description

LAPORAN PEMBEKALAN MATERI PESERTA PLPG TAHUN 2017 Nama Peserta

: Ari Eka Prasetiyanto, S. Kom

NUPTK

: 4761 7626 6320 0032

Nomor Peserta PLPG

: 17051352510166

Bidang Studi Sertifikasi : 525 - Teknik Komputer dan Jaringan Sekolah Asal I.

: SMK Negeri 1 Ngasem Kabupaten Kediri

LAPORAN PEMBEKALAN PERIODE SATU A. Ringaksan Materi 1. Pengembangan Pendidikan Karakter Dan Potensi Peserta Didik Sebagai seorang pendidik tentunya tidak hanya bertugas mengajar di kelas saja, akan tetapi mendidik, mengajar, dan juga melatih. Hal ini sangat tepat apabila dikaitkan dengan pembentukan karakter yang baik bagi para peserta didik. Seperti apa seorang pendidik mendidik, bagaimana mengajar, dan bagaimana melatih para peserta didik. Semua tantangan di atas berawal dari pendidik itu sendiri, bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, diantaranya dengan kesan pertama pendidik itu berada di lingkungan kelas. Setiap peserta didik memiliki potensi. Potensi peserta didik yang dimaksud adalah kemampuan yang mungkin dikembangkan atau menunjang potensi lain. Potensi ini meliputi potensi fisik, intelektual, kepribadian, minat, potensi moral dan religius. Faktor-faktor yang memengaruhi potensi peserta didik berasal dari aspek internal dan eksternal. Selain itu, aspek fisik, psikologis dan lingkungan sosial budaya juga berperan penting. Pendidik harus mampu mengidentikasi dengan cermat keberagaman dari karakteristik peserta didik agar proses dan hasil belajardari peserta didik menjadi maksimal. Peserta didik memiliki pemahaman awal (entry behavior). Mengetahui pemahaman awal sangat penting untuk diperhatikan karena dengan

mengidentifikasi

kondisi pembelajaran dapat

memberikan informasi penting untuk guru dalam pemilihan strategi pengelolaan pembelajaran yang efektif dan bermakna yang sesuai

dengan karakteristik peserta didik. Dalam pembelajaran, peserta didik mengalami kesulitan belajar. Pengertian kesulitan belajar adalah suatu hambatan yang dialami oleh peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan. 2. Teori Belajar a.

Teori Behaviorisme Teori behaviorisme adalah sebuah teori pembelajaran yang berfokus pada perilaku yang bisa diamati dan adanya stimuli yang mengontrolnya. Ada beberapa tokoh teori belajar behaviorisme. Tokoh-tokoh aliran behavioristik tersebut antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur. Menurut Watson sebagai salah satu orang yang mengusung teori ini, belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon namun stimulus dan respon tersebut harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati. Jadi menurut teori ini perubahan mental tidak perlu terlalu diperhatikan. Teori belajar ini seolaholah menyampingkan perbedaan-perbedaan yang timbul diantara peserta didik dan kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi peserta didik. Pengaplikasian teori behaviorisme ini sering digunakan dalam mengembangkan teori pembelajaran disekolah-sekolah.

Hal ini dilakukan karena teori ini diyakini mampu mengukur pemahaman siswa terhadap pembelajaran itu sendiri. Pendidikan behaviorisme

merupakan

kunci

dalam

mengembangkan

keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Ciri dari teori belajar behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, b ersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,

menekankan

pentingnya

latihan,

mementingkan

mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar. Aplikasi teori belajar behaviorisme dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behaviorisme memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan

yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid. Metode behaviorisme ini sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang membuthkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti : Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentukbentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian. b.

Teori Belajar Humanistik Pengertian humanistik yang beragam membuat batasanbatasan aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik dala pendidikan. Dalam artikel “What is Humanistik Education?”, Krischenbaum menyatakan bahwa sekolah, kelas, atau guru dapat dikatakan bersifat humanistik dalam beberapa kriteria. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa tipe pendekatan humanistik dalam pendidikan. Ide mengenai pendekatan-pendekatan ini terangkum dalam psikologi humanistik. Dalam artikel “some educational implications of the Humanistic Psychologist” Abraham Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan behavioristik. Menurut Abraham, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan

hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanistik

biasanya

memfokuskan

penganjarannya

pada

pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan

positif

disini

erat

kaitannya

dengan

pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif, misalnya ketrampilan membangun dan menjaga relasi yang hangat dengan orang lain, bagaimana mengajarkan kepercayaan, penerimaan, keasadaran, memahami perasaan orang lain, kejujuran interpersonal, dan pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah meningkatkan kualitas ketrampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari. Selain menitik beratkan pada hubungan interpersonal, para pendidikan yang beraliran humanistik juga mencoba untuk membuat pembelajaran yang membantu anak didik untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan, dan berfantasi. Pendidik humanistik mencoba untuk melihat dalam spektrum yang luas mengenai perilaku manusia. “Berapa banyak hal yang bisa dilakukan manusia? Dan bagaimana aku bisa membantu mereka untuk melakukan hal-hal tersebut dengan lebih baik? Melihat hal-hal yang diusahakankan oleh para pendidik humanistik, tampak bahwa pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai hal yang mengganggu perkembangan, sementara humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi. Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanistik. Karena berpikir

dan

merasakan

saling

beriringan,

mengabaikan

pendidikan emosi sama dengan mengabaikansalah satu potensi terbesar manusia. Kita dapat belajar menggunakan emosi kita dan mendapat keuntungan dari pendekatan humanistik ini sama

seperti yang kita dapatkan dari pendidikan yang menitikberatkan kognisi. Berbeda dengan behaviorisme yang melihat motivasi manusia sebagai suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan fisiologis manuisa atau dengan freudian yang melihat motivasi sebagai berbagai macam kebutuhan seksual, humanistik melihat perilaku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih rendah atau lebih tinggi. Hal ini memunculkan salah satu ciri utama pendekatan humanistik, yaitu bahwa yang dilihat adalah perilaku manusia, bukan spesies lain. Akan sangat jelas perbedaan antara motivasi manusia dan motivasi yang dimiliki binatang. Hirarki kebutuhan motivasi maslow menggambarkan motivasi manusia yang berkeinginan untuk bersama manusia lain, berkompetensi,

dikenali,

aktualisasi

diri

sekaligus

juga

menggambarkan motovasi dalam level yang lebih rendah seperti kebutuhan fisiologis dan keamanan. Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikukum untuk memenuhi kebutuhankebutuhan ini. Beberapa psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang, untuk lebih baik, dan juga belajar. Jadi sekoah harus berhati-hati supaya tidak membunuh insting ini dengan memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi bukan hal yang benar apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis dan juga punya keinginan. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi, bukan sebagai konselor seperti dalam Freudian ataupun pengelola perilaku seperti pada behaviorisme. Secara

singkatnya,

penedekatan

humanistik

dalam

pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan

yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan

kemampuan

yang

mereka

punya

dan

mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan

interpersonal

sosial

dan

metode

untuk

pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Berikut adalah para tokoh dalam aliran psikologi humanistik. 3 tokoh aliran humanistik akan disinggung, namun demikian tokoh humanistik yang menjadi fokus dalam paper ini adalah 1. Carl Rogers 

Teori Rogers disebut humanis karena teori ini percaya bahwa setiap individu adalah positif, serta menolak teori Freud dan behaviorisme.



Asumsi dasar teori Rogers adalah kecenderungan formatif dan kecenderungan aktualisasi.



Diri (self) adalah terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi, di mana diri terdiri dari 2 subsistem yaitu konsep diri dan diri ideal.



Kebutuhan individu ada 4 yaitu : (1) pemeliharaan, (2) peningkatan diri, (3) penghargaan positif (positive regard), dan (4) Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)



Stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang tidak konsisten dan untuk menghindarinya adalah pertahanan (1) distorsi dan (2) penyangkalan. Jika gagal dalam menerapkan pertahanan tersebut konsep diri akan hancur dan menyebabkan psikotik.



Dalam terapi, terapis hanya menolong dan mengarahkan klien dan yang melakukan perubahan adalah klien itu sendiri.,

2. Arthur Combs (1912-1999) 

Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.

3. Maslow



Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal : (1) suatu usaha yang positif untuk berkembang, (2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut

untuk

mengambil

kesempatan,

takut

membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self). Maslow membagi

kebutuhan-kebutuhan

(needs)

manusia

menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi. c.

Teori belajar kognitivisme 1. Pengertian Kognitivisme Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri

manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas. a. Ciri-ciri Aliran Kognitivisme 

Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia



Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian



Mementingkn peranan kognitif



Mementingkan kondisi waktu sekarang



Mementingkan pembentukan struktur kognitif Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar

memperoleh

dan

mempergunakan

reppresentatif

yang

mewakili

bentuk-bentuk

obyek-obyek

itu

di

representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental, misalnya seseorang menceritakan

pengalamannya

selama

mengadakan

perjalanan keluar negeri, setelah kembali kenegerinya sendiri. Tampat-tempat yang dikunjuginya selama berada di lain negara tidak dapat diabawa pulang, orangnya sendiri juga tidak hadir di tempat-tempat itu. Pada waktu itu sedang bercerita, tetapi semulanya tanggapan-tanggapan, gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya. b. Tokoh-tokoh 

Teori

Perkembangan

oleh Jean konsep

Kognitif,

dikembangkan

Piaget. Teorinya memberikan utama

perkembangan dan

dalam

banyak

lapangan psikologi

berpengaruh

terhadap

perkembangan konsep kecerdasan. Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.

Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu guru.

oleh Guru

rangsangan

pertanyaan hendaknya

kepada

tilikan

banyak

peserta

dari

memberikan

didik

agar

mau

berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. 

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah : Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak; Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya; Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing; Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan temantemanya.



Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Bruner. Berbeda

dengan

Piaget,

Burner

melihat

perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kebudayaan. Bagi Bruner, perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan,

terutama

bahasa

yang

biasanya

digunakan. Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan

tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan

tinggi

disesuaikan

dengan

tingkap

perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian

dapat

dihasilkan

suatu

kesimpulan.

(discovery learning). Implikasi Teori Bruner dalam Proses Pembelajaran : Menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah; anak akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan dengan

pengalamannya

anak

akan

mencoba

menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur

idenya

dalam

rangka

untuk

mencapai keseimbangan di dadalam benaknya 

Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Ausebel, Proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan baru Proses belajar terjadi melaui tahap-tahap: 1 Memperhatikan stimulus yang diberikan 2 Memahami makna stimulus menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.



Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi

pelajarannya

didefinisikan

dan

kemudian

dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (advanced

organizer),

mempengaruhi

dengan

pengaturan

demikian

kemampuan

akan belajar

siswa. Advanced organizer adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi seluruh isi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa. Advanced organizer memberikan tiga manfaat yaitu : Menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi yang akan dipelajari.

Berfungsi

sebagai

jembatan

yang

menghubungkan antara yang sedang dipelajari dan yang akan dipelajari. Dapat membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah c. Aplikasi teori Kognitivisme Aplikasi teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran yaitu guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari

sederhana

kekompleks,

guru

menciptakan

pembelajaran yang bermakna, memperhatian perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa. d. Kelebihan dan kelemahan teori Kognitivisme 

Kelebihannya yaitu : menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.



Kekurangannya yaitu : teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan; sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti

intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.

3. Model Model Pembelajaran A. Hakikat Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. B. Macam-macam Model Pembelajaran 

Kelompok model interaksi sosial



Kelompok model pengolahan informasi



Kelompok model personal



Kelompok model-model sistem perilaku

4. Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi adalah suatu proses di mana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan patokanpatokan

tertentu,patokan

itu

yang

mengandung

baik

dan

buruk,memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat.  Tujuan evaluasi hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut;  1. Untuk mengetahui kemajuan anak didik setelah peserta didik menyadari selama jangka waktu tertentu.  2. Untuk

mengetahui

efisiensi

metode

pendidikan

yang

dipergunakan selama jangka waktu tertentu.  Teknik Evaluasi adalah suatu cara yang dapat ditempuh oleh seseorang dalam melakukan sesuatu.Berarti teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh oleh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Ada dua teknik evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu teknik tes dan non tes.  Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu: 

1. Kriteria acuan patokan  2. Kriteria acuan norma

B. Materi yang sulit dipahami Materi yang sulit kami pahami 1. Memahami Karakter siswa tingkat SMK dari berbagai latar belakang diimbangi dengan kemajuan teknologi dan menerapkan dengan teori pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik. 2. Berbagai Model Pembelajaran manakah yang sesuai dan diterapkan kepada peserta didik di sekolah kami karena ada beberapa siswa yang memiliki Berkebutuhan Khusus dan bagaimana dalam memberikan evalusi belajarnya.

C. Materi esensial apa saja yang tidak ada dalam Sumber Belajar materi yang menurut dianggap esensial tetapi tidak dijelaskan dalam bagian ini : 1. Paradigma Pembelajaran Abad 21 2. Belum adanya contoh atau study kasus secara aplikatif yang bisa diterapkan secara baik terhadap peserta didik yang memiliki karakter yang beraneka ragam.

D. Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam Sumber Belajar Menurut pendapat saya tidak ada materi yang tidak esensial dalam sumber belajar, semua sebagai bahan pembelajaran dan pengetahuan dan bisa menjadi bahan pertimbangan dan masukkan untuk di pakai dalam proses pembelajaran.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF