Laporan PBL Muskuloskeletal Modul 1.doc

February 15, 2019 | Author: Arga Aditya | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

PBL Muskulo FKK UMJ...

Description

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Sist Sistem em musk muskul ulosk oskel elet etal al adal adalah ah penu penunj njan ang g bent bentuk uk tubu tubuh h dan dan berp berpera eran n dala dalam m  pergerakan. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, bursa, dan  jaringan – jaringan khusus yang menghubungkan struktur tersebut.Hipotesis bahwa tulang kepala berhubungan dengan tulang leher tampaknya cukup beralasan. Oleh karena itu tulang terdiri dari bermacam – macam sel, maka kelainan yang mengenainya banyak dan bermacam  – macam. Dan pada masa sekarang ini penyakit – penyakit muskuloskeletal banyak ditemukan diten tengah

masyar syaraakat.

Dan

kita

diharap rapkan

mamp ampu

untuk

memecahkan

dan

menang menanggul gulang anginy inyaa maka maka dari dari itu kita kita diberi diberikan kan skenar skenario io mengen mengenai ai masalah masalah mengen mengenai ai  penyakit – penyakit muskuloskeletal.

I.2 Tujuan Maha Mahasis siswa wa diha diharap rapka kan n dapa dapatt menj menjela elask skan an tent tentan ang g diag diagno nosis sis nyeri nyeri send sendi, i,pe peny nyeb ebab ab –   penyebab nyeri sendi,patofisiologi terjadinya nyeri sendi,dapat membedakan nyeri sendi akibat karena inflamasi dan nyeri sendi akibat karena mekanik.

I.3 Sasaran Pembelajaran 1. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menjelaskan menjelaskan tentang tentang anatomi anatomi sendi sendi lutut,tang lutut,tangan an dan kaki. kaki. 2. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menjelaskan menjelaskan tentan tentang g lingkup lingkup gerak gerak sendi masing masing – masing sendi tersebut di atas. 3. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menjela menjelaskan skan mekanis mekanisme me nyeri nyeri akibat akibat inflamasi inflamasi.. 4. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menjelaska menjelaskan n mekanisme mekanisme nyeri nyeri akibat akibat gangguan gangguan mekanik. mekanik.

1

5. Mahasi Mahasiswa swa mampu mampu menget mengetahu ahuii sendi sendi – sendi sendi yang sering sering mengen mengenai ai arthri arthritis tis gout, gout, osteoarthritis dan arthritis rheumatoid. 6. Maha Mahasi sisw swaa mamp mampu u meng mengga gamb mbar arka kan n kela kelain inan an – kela kelain inan an send sendii akib akibat at kare karena na inflamasi dan gangguan mekanik. 7. Mahasi Mahasiswa swa mampu mampu menyeb menyebutk utkan an jenis – jenis jenis pemerik pemeriksaan saan yang diperlu diperlukan kan untuk  untuk  mengarahkan diagnosis penyakit ini. 8. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu memberika memberikan n terapi yang sesuai sesuai dengan dengan penyakitny penyakitnya. a. 9. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menyeb menyebutkan utkan komplikasi komplikasi penyakit. penyakit. 10. Mahasiswa Mahasiswa mampu menyebutkan menyebutkan diagnosis banding dari arthritis arthritis gout,osteoa gout,osteoarthriti rthritiss dan arthritis rheumatoid. 11. Mampu menyebutkan menyebutkan cara – cara pencegahan nyeri sendi.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Skenario Seoran Seorang g wanita wanita muda, muda, dikons dikonsul ul dari dari polik poliklin linik ik kulit kulit dengan dengan keluha keluhan n nyeri nyeri sendi sendi pada pada  pergelangan tangan beserta jari – jari tangan, bersifat simetris. Penderita berobat di poli kulit oleh karena ada kemerahan di pipi kiri – kanan yang menurut penderita penderita akibat karena alergi  bedak pemutih yang dibelinya di took obat secara bebas. Namun kemerahan tersebut tidak  menghilang sekalipun penderita telah menghentikan memakai bedak pemutih tersebut. Tidak  ada saudaranya yang lain yang menderita seperti ini.

2.2 Kata kunci 1. Wanita mu muda 2. Keluhan Keluhan nyeri nyeri sendi pada pada pergelang pergelangan an tangan tangan beserta beserta jari – jari tangan, tangan, bersifat bersifat simetris 3. Kemerah Kemerahan an di di pipi pipi kiri kiri dan dan kana kanan n 4. Aler Alergi gi beda bedak k pemu pemuti tih h 5. Kemerahan Kemerahan tidak tidak hilang hilang walaupun walaupun telah mengh menghentik entikan an bedak pemutih pemutih 6. Tidak ada saudarany saudaranyaa yang yang lain yang menderita menderita seperti seperti ini ini

2.3 Pertanyaan 1. Apa yang yang di maksud nyeri? nyeri? Mekanisme Mekanisme nyeri, nyeri, inflamasi inflamasi dan dan mekanik  mekanik  2. Apa Apa itu itu nyer nyerii send sendi? i? 3. Anatom Anatomii sendi sendi lutu lutut, t, tanga tangan n dan dan kaki kaki 4. Macam penyaki penyakitt sendi dan dan Sebutkan Sebutkan ciri ciri – ciri dari dari masingmasing- masing penyak penyakit it tersebut? tersebut? (perbandingannya?)

3

5. Penyebab Penyebab wanita wanita mengalami mengalami kemerahan kemerahan dan dan kenapa kenapa kemerahan kemerahan tersebut tersebut tidak tidak hilang hilang walaupun sudah menghentikan bedak pemutih? 6. Obat apa apa saja saja yang dapat menyebabk menyebabkan an penyakit penyakit dalam skenario? skenario? 7. Diagno Diagnosis sis sement sementara ara penyak penyakit it pada pada skenari skenario? o? 8. Penatal Penatalaks aksana anaan an pada pada penyak penyakit it tersebu tersebut? t? 9. Jeni Jeniss peme pemeri riks ksaa aan? n? 10. Cara pencegahan pencegahan penyakit? penyakit?

2.4 Jawaban

1. PENG PENGER ERTI TIAN AN NYER NYERII

 Nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jar ingan yang sudah atau  berpotensi terjadi. Pada sebagian besar pasien, sensasi nyeri ditimbulkan oleh suatu cedera atau rangsangan yang cukup kuat untuk berpotensi mencederai (berbahaya). Pada kasus cedera atau berpotensi mencederai, nyeri memiliki fungsi protektif, memicu respons terhadap stress berupa penarikan, melarikan diri, atau imobilisasi bagian tubuh (misalnya, menarik jari tangan dari kompor panas). Namun, apabila fungsi protektif  ini sudah selesai, nyeri yang berlanjut dapat memperlemah pasien, karena sering disertai oleh suatu respons stress berupa meningkatnya rasa cemas, denyut  jantung,tekanan darah, dan kecepatan pernapasan. Walaupun merupakan merupakan pengalaman subjektif dengan komponen sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, nyeri memperlihatkan beberapa bukti objektif. Mengamati ekspresi wajah pasien, mendengarkan tangisan, atau erangan dan mengamati tanda-tanda vital dapat memberi  petunjuk mengenai derajat nyeri yang dialami pasien.



MEKANISME NYERI INFLAMASI

4

Pada proses inflamasi, misalnya pada arthritis,proses nyeri terjadi karena stimulus nosiseptor akibat pembebasan berbagai mediator biokimiawi selama proses inflamasi terjadi. Inflamasi terjadi akibat rangkaian reaksi imunologik yang dimulai oleh adanya antigen yang kemudian diproses oleh antigen presenting cells (APC) yang kemudia akan diekskresikan ke permukaan sel dengan determinan HLA yang sesuai. Antigen yang di ekspresikan tersebut akan diikat oleh sel T melalui reseptor sel T pada  permukaan sel T membentuk kompleks kompleks trimokuler. Kompleks trimokuler tersebut akan mencetuskan rangkaian reaksi imunologik dengan pelepasan berbagai sitokin (IL-1, IL-2) sehingga terjadi aktifasi mitosis dan poliferasi sel T tersebut. Sel T yang teraktifasi juga akan menghasilkan menghasilkan berbagai limfokin limfokin dan mediator mediator inflamasi yang  bekerja merangsang makrofag untuk meningkatkan meningkatkan aktifitas fagositosisnya dan merangsang poliferasi sel B untuk memproduksi antibody. Antibody yang dihasilkan akan membentuk kompleks imun yang akan menendap  pada organ target dan mengaktifkan sel radang untuk melakukan fagositosis yang diikuti oleh pembebasan metabolit asam arakidonat, radikal oksigen bebas, enzim  prates yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan kerusakan pada organ target tersebut. Prostaglandin berperan dalam meninbulkan nyeri pada proses inflamasi dapat memprovokasi nyeri secara langsung, tetapi harus ada kerjasama sinergistik dengan mediator inflamasi yang lain seperti histamine dan bradikinin. Pada proses inflamasi, terjadi interaksi 4 sistem yaitu system pembekuan darah, system kinin, system fibrinolisis dan system complement, yang akan membebaskan  berbagai protein inflamatif baik amin vasoaktif amupun zat kemotaktik yang akan akan menarik lebih banyak sel radang ke daerah inflamasi.



MEKANISME AKIBAT GANGGUAN MEKANIK  Jika ada antigen yg masuk ke dalam tubuh dan kemudian tubuh membentuk antibodi yang kemudian membentuk makrofag dan sitokinin, makrofag dan sitokinin itu kemudian membentuk interleukin 1 dan prostalgladin yang menyebabkan nyeri.

Klasifikasi Nyeri

1. Nyeri nosiseptik  nosiseptik  Adalah nyeri yang timbul akibat perangsang perangsangan an pada nosiseptor nosiseptor ( serabut serabut a-delta a-delta dan serabut – c) oleh rangsang mekanik,termal atau kemikal. Nyeri ini di bagi lagimenjadi 2 yaitu   Nyeri

5

somatic

Adalah nyeri yang timbul pada organ non visceral, misal nyeri pasca bedah, nyeri metastatik, nyeri tulang, nyeri artritik.   Nyeri

Viseral

Adalah nyeri yang berasal dari organ visceral, biasanyaakibat distensi organ yang  berongga,misalnya usus, kandung empedu, empedu, pancreas, jantung. 2. Nyeri non- nosiseptif  nosiseptif  Dibagi menjadi 2 yaitu   Nyeri

Neuropati

Timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf. Nyeri sering kali persisten, walaupun  penyebabnya sudah tidak ada, biasanya pasien merasakan seperti rasa tebakar, tersengan listrik atau alodini dan disestesia.   Nyeri

psikogenik 

Yaitu nyeri yang tidak memenuhi kriteria nyeri somatik dan nyeri neuropati dan memenuhi kriteria untuk depresi atau kelainan psikosomatik.

2. NYER NYERII SE SENDI NDI

 Nyeri sendi adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik,  berjalan progresif lambat, tidak meradang dan di tandai oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang barupada permukaan persendian.  Nyeri sendi sedikit lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki dan terutama ditemukan pada orang-orangyang berusia lebih dari 45 tahun. Gambaran klinis nyeri sendi umumnya akan terasa nyeri pada sendi apabila sendi  bergerak atau menanggung beban. Nyeri Nyeri ini akan berkurang bila pasien beristirahat. Ciri khas yang sering terlihat pada gambaran radiogram adalah penyempitan ruang sendi, keadaan ini terjadi karena rawan sendi menyusut.

3. ANATOMI ANATOMI SENDI LUTUT,TANGA LUTUT,TANGAN N DAN KAKI

6

ANATOMI SENDI

7

Articulatio humeri •

• •



• • •

Arti Articu cula lati tio o

: pers persed edia ian n terj terjad adii anta antara ra capu caputt humer umerii yan yang bulat lat den dengan gan cav cavitas itas glenoidalis scapulae yang dangkal dan berbentuk seperti buah pir. Fasies artikularis diliputi oleh rawan sendi hialin, dan cavitas glenoidalis diperdalam oleh adanya bibir fibro cartilage yang dinamakan labrum glenoidale. Tipe : Sinovial “ball and socket”. Capsula : Meliputi sendi dan di medial melekat pada pinggir cavitas glenoidalis diluar labrum; dilateral capsula melekat pada collum anatomikum humeri. Capsula artikularis ini tipis dan lemas memungkinkan gerakan yang luas. Capsula artikularis diperkuat oleh lembaran fibrosa yang berasal dari tendo muskuli subcapulari, supra spinatus, infra spinatus, dan teres minor (otot-otot manset rotator). Liga Ligame ment ntum um : Liga Ligame ment ntum um Glen Glenoh ohum umer eral ale, e, Liga Ligame ment ntum um hume humera rale le tran transv sver ersu sum, m, dan ligamentum coracohumerale. Persarafan : Nervus axillaris dan nervus suprascapularis. Pergerakan : sedikit gerakan meluncur dapat dilakukan. Membrana sinovial : Melapisi capsula artikularis artikularis dan melekat pada pada pinggir cartilage yang meliputi fasies artikularis. Membrane ini membentuk sarung disekitar tendon msculi biseps brachii caput longum. Membrane ini menonjol keluar dari dinding anterior capsula untuk membentuk   bursa subscapularis yang terletak dibawah musculus subscapularis.

Articulatio intercarpalia •

Arti Articu cula lati tio o



Tipe Capsula



8

: Di anta antara ra masin asingg-ma masi sing ng tula tulang ng pada ada deret eretan an pro proksim ksimal al ossa ssa carp carpi; i; di antara masing-masing tulang deretan distal ossa carpi; dan akhirnya articulatio mediocarpalia di antara ossa carpi deretan  proksimal dan deretan distal. : Sendi plane sinovial. : Capsula mengelilingi masing-masing sendi.









Liga Ligame ment ntum um

: Tul Tulan angg-tu tula lang ng dihu dihubu bung ngka kan n den denga gan n lig ligam amen entu tum m ant anter erio ior, r, post poster erio ior, r, dan interosseus yang kuat. Membrana sinovial : Melapisi capsula dan dan melekat pada pinggir-pinggir facies articularis. Rongga sendi (cavum articulare) articulation mediocarpalia meluas tidak hanya dikedua deretan ossa carpi tetapi  juga ke atas di antara ossa carpi yang menyusun deretan proksimal dan kebawah di antara ossa carpi yang menyusun deretan distal. Persa rsaraf rafan : Ne Nervu rvus in interosseu seus an anteri erior, ra ramus pr profundus ne nervi ra radialis, dan ramus profundus nervi ulnaris. Pergerakan : sedikit gerakan meluncur dapat dilakukan.

Articulatio Carpometacarpea Dan Articulation Intermetacarpea Dua sendi ini merupakan plana juncture synovialis yang mempunyai ligamentum anterior,  posterior, dan interrosseus. Semuanya mempunyai rongga sendi sendi bersama. Dan dapat dilakukan sedikit gerakan meluncur. Articulatio Carpometacarpea Pollex •

• • • •

Arti Articu cula lati tio o

: Di anta antara ra Os trap trapez eziu ium m dan basis asis ossi ossiss meta metaca carp rpii I yang ang berbe erbent ntu uk   pelana. Tipe : Sendi plane sinovial. Capsula : Capsula mengelilingi sendi. Membrana sinovial : Melapisi capsula dan membentuk membentuk rongga sendi yang yang terpisah. Perge rgerak rakan : Flexio, Extent entio, Abductio, Adductio, dan Rotatio.

Articulatio Metacarpophalangea • • • •





Arti rticulati atio Tipe Capsula Lig Ligamen amentu tum m

: Di Di an antara ca caput oss ossiis me metacar carpi dan dan basis sis ph phalang anges pro prox ximali : Sendi plane sinovial. : Capsula mengelilingi masing-masing sendi. : Lig Ligam amen entu tum m pal palma mare re meru erupak pakan lig ligamen amentu tum m yan yang g ku kuat dan dan mengandung beberapa fibrocartilago. Ligamentum ini melekat dengan erat pada phalanges Membrana sinovial : Melapisi capsula dan dan melekat pada pinggir-pinggir facies articulari, tetapi hanya sedikit pada os metacarpal. Ligamentum palmare sendi kedua, ketiga, keempat, dan kelima dihubungkan oleh ligamentum metacarpi transverasa profunda, yang memfiksasi caput ossis metacarpi secara bersama-sana. Ligamentum collaterale berbentuk  seperti pita yang terdapat pada masing-masing sendi. Masing-masing ligamentum berjalan ke distal dan depan dari caput ossa metacarpal menuju basis phalanges. Ligamentum collaterale tegang sewaktu flexio dan kendur sewaktu ekstensi. Pergerakan : Flexio, Extentio, Abductio, dan Adductio.

9

Articulatio Coxae, 588 •

• •





• •

Arti Articu cula lati tio o

: Adala dalah h pers persen endi dian an anta antara ra capu caputt fem femoris oris yang ang berb erbentu entuk k hemi hemisf sfer  er  dan acetabulum os coxae yang berbentuk mangkuk. Permukaan sendi actabulum berbentuk tapal kuda dan dibagian bawah takik disebut insicura acetabuli. Rongga acetabulum diperdalam dengan adanya fibrocartilago di bagian pinggirnya yang disebut sebagai labrum acetabuli. Labrum ini menghubungkan insicura acetabuli dan disini dikenal sebagai ligament transversum acetabuli. Tipe : Sinovial “ball and socket”. Capsula : Capsula membungkus sendi dan melekat di medial pa pada labrum acetabuli. Di lateral, capsula ini melekat di depan pada linea intertrochanterica femoris dan di belakang pada setengah aspek   posterior collum femoris. Pada pelekatannya di depan, yaitu pada linea intertrochanterica, beberapa serabutnya yang diikuti oleh  pembuluh darah, melipat ke atas sepanjang collum femoris sebagai sebuah pita, yang disebut retinacula. Pembuluh darah ini mendarahi caput dan collum femoris Liga Ligame ment ntum um : Liga Ligame ment ntum um ilio iliofe femo mora rale le,, liga ligame ment ntum um pubo pubofe femo mora rale le,, liga ligame ment ntum um ischiofemorale, ligamentum transversum acetabuli, ligamentum teres femoris. Membrana sinovial : Melapisi capsula dan dan melekat pada pinggir-pinggir facies articularis. Rongga sendi (cavum articulare) articulation mediocarpalia meluas tidak hanya dikedua deretan ossa carpi tetapi  juga ke atas di antara ossa carpi yang menyusun deretan proksimal dan kebawah di antara ossa carpi yang menyusun deretan distal. Persa rsaraf rafan : N. N. fe femoris ris, n. n. ob obturatouis, n. per pero oneus co communis, dan n. n. ti tibial Perge rgerak rakan : Fleksi, Ekste stensi, Rotasi asi Latera eral, da dan Rotasi medial. al.

Articulatio Genus •

Arti Articu cula lati tio o



Tipe



Capsula



Lig Ligamen amentu tum m

10

: Di atas atas terd terdap apat at cond condyl ylu us femo femori riss yang ang bulat ulat;; di bawa bawah h terd terdap apat at condylus tibiae dan meniscuris cartilaginosa; di depan terdapat articulation antara ujung bawah femur dan patella. Facies articularis femoris, tibia, dan patella diliputi oleh cartilage hyaline. Perhatikan  bahwa facies articularis condylus medialis dan lateralis. : Sendi antara femur dan tibia adalah sebuah sendi sinovial tipe ginglymus (sendi Engsel), tetapi mempunyai sedikit kemungkinan gerak rotasi. Sendi antara patella dan femur adalah sendi sinovial  jenis plana. : Capsula melekat pa pada pinggir fa facies ar articularis da dan sekeliling sisi serta aspek posterior sendi. Capsula tidak terdapat pada permukaan sendi, sehingga memungkinkan membrana sinovial membentuk  kantung ke atas di bawah tendon. : Lig Ligamen amentu tum m Extr Extrac acap apsu sula lar: r: Lig Ligam amen entu tum m coll collat ater eral alee late latera rale le,, ligamentum collaterale mediale, ligamentum popliteum obliquem. Ligamentum Intracapsular: Ligamentum cruciatum, Ligamentum cruciatum anterius, Ligamentum cruciatum posterious, Menisci.







Membrana sinovial : Melapisi capsula dan dan melekat pada pinggir-pinggir facies articularis. Persa rsaraf rafan : N. N. fe femoris ris, n. n. ob obturatouis, n. is ischi chiadicus, da dan ne nervus un untuk m. m. quadratus femoris. Perg Perger erak akan an : Fle Fleks ksi, i, Eksten stensi si,, Ab Abduks duksi, i, Adduk dduksi si,, Ro Rotasi tasi Later ateral al,, Ro Rotasi tasi med medial, ial, dan Circumduksi.

Articulatio Tibiofibularis Proksimalis •

• •



• •

Arti Articu cula lati tio o

: Ant Antar araa con condy dylu luss lat later eral alis is tib tibiae iae dan dan cap caput fib fibulae ulae.. Fac Facie iess art artic icul ular aris is rata dan diliputi oleh cartilage hialin. Tipe : Sendi plane sinovial. Capsula : Mengelilingi sendi dan melekat pada pinggir-pinggir permukaan sendi. Membrana sinovial : Melapisi capsula dan dan melekat pada pinggir-pinggir permukaan permukaan sendi. Persarafan : N. peroneus communis Perg Perger erak akan an : Sedi Sedik kit gera gerak kan melun eluncu curr ter terja jadi di sela selam ma per perg gerak erakan an send sendii lutu lutut. t.

Articulatio Tibiofibularis Distal •

Arti Articu cula lati tio o



Tipe Capsula Liga Ligame ment ntum um

• •

• •

Persarafan Perg Perger erak akan an

: Antar ntaraa insi insicu cura ra fib fibular ularis is pada pada ujun jung bawah awah tib tibia dan ujun jung bawa bawah h fibula. Permukan tulang yang berhadapan kasar. : Fibrosa : Tidak ada : Liga Ligame ment ntum um inte intero ross sseu eum, m, liga ligame ment ntum um ante anteri rior or dan dan post poster erio ior, r, dan dan transversum. : N. peroneus communis : Sedi Sedik kit gera gerak kan terj terjad adii sela selam ma gerak erakan an pada ada sen sendi perg pergel elan ang gan kaki.

Articulationes Tarsi: 1. Artic Articul ulari ariss Sub Subtal talar aris is Arti Articu cula lati tio o : Antar ntaraa per perm mukaa ukaan n infe inferi rio or cor corpu puss tali tali dan dan faci facies es media ediall per permu muka kaan an • atas calcaneus. Facies articulare diliputi cartilage hyaline. Tipe : Sendi plane sinovial. • Capsula : Membungkus sendi dan melekat pada pinggir area sendi kedua • tulang.

• • •

Lig Ligamen amentu tum m : Lig Ligamen amentu tum m medi medial alee dan dan lat later eral ale, e, dan dan liga ligam mentu entum m inte intero rose seus us.. Membrana sinovial sinovial : Melapisi capsula articulare. Pergerakan : meluncur dan rotasi.

11

2. Artic Articul ulati atio o Taloc Talocru rura raris ris Arti Articu cula lati tio o : Ant Antar araa cap capu ut tal talii yan yang g bulat ulat,, per permu muk kaan aan ata atass su susten stenta tacu culu lum m tal tali, i, dan •  permukaan posterior atau yang cekung dari os naviculare. Facies articulare diliputi oleh cartilage hyaline. Tipe : Sinovial. • Capsula : Membungkus sendi dengan tidak sempurna • Ligamentum : Ligamentum calcaneonavicul culare plant antare. re. • Membrana sinovial sinovial : Melapisi capsula articulare. • Pergerakan : Meluncur dan rotasi. •

3. Articul Articulatio atio calcan calcaneoc eocubo uboide ideaa Arti rticulati atio : An Antara uju ujun ng an anteri erior ca calcane aneus dan dan permu rmukaan poste sterior os os • cuboideum. Permukaan sendi ditutupi catilago hyaline. Tipe : Sendi plane sinovial. • Capsula : Membungkus sendi • Lig Ligamen amentu tum m : Lig Ligam amen entu tum m bif bifur urca cart rtu um, Ligam igamen entu tum m pla plan ntare tare lon longum, gum, • ligamentum plantare brevis Membrana sinovial sinovial : Melapisi capsula articulare. • Pergerakan : meluncur dan rotasi. •

4. PENYAKIT – PENYAKIT NYERI SENDI 1. Artritis Gout (Pirai )

Adala Adalah h suat suatu u sind sindro rom m klin klinis is yang yang memp mempun unya yaii gamb gambar aran an khus khusus us yait yaitu u artri artriti tiss akut akut,, merupakan jenis penyakit reumatik yang penatalaksanaannya mudah dan efektif. Gangguan metabo metabolism lismee yang yang berdas berdasark arkan an gout gout adalah adalah hiperu hiperurik rikemi emiaa yang yang di defini definisik sikan an sebaga sebagaii  peninggian kadar urat lebih dari Epidemiologi

Gout merupakan penyakit dominan pada laki – laki dewasa. Sebagaimana apa yang disa disamp mpai aika kan n oleh oleh Hipp Hippoc ocra rate tess bahw bahwaa gout gout jara jarang ng pada pada pria pria sebe sebelu lum m masa masa rema remaja ja (adolescens) sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause. Patogenesis Artritis Gout

12

Gout dapat bersifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung  pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat  proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

Pada keadaan normal kadar urat serum pada pria mulai meningkat setelah pubertas. Pada wanita kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause kadar urat serum meningkat seperti  pada pria. Gout Gout jara jarang ng terja terjadi di pada pada wani wanita. ta. Seki Sekitar tar 95% 95% pend pender erit itaa gout gout adal adalah ah pria. pria. Gout Gout dapa dapatt ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia. Ada prevalensi familial dalam penyakit gout yang mengesankan suatu dasar genetik dari penyakit ini. Namun ada sejumlah faktor  yang agaknya mempengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup. Diagnosis

Diagnosis artritis gout didasarkan pada kriteria American Rheumatism Association (ARA), yaitu : •

Terdapat kristal urat dalam cairan sendi atau tofus dan atau



Bila ditemukan 6 dari 12 kriteria tersebut dibawah ini : 1. Inflamasi maksimum pada hari pertama 2. Serangan artritis akut lebih dari satu kali 3. artritis nonartikuler  4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan 5. Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsofalangeal 6. Serangan pada sendi metatarsofalangeal unilateral 7. Serangan pada sendi tarsal unilateral 8. Adanya fokus 9. Hiperurisemia

13

10. Pada foto sinar-x tampak pembengkakan sendi asimetris 11. Pada foto sinar-x tampak kista subkortikal tanpa erosi 12. kultur bakteri cairan sendi negatif 

Diagnosa banding terutama dengan penyakit artritis monoartikular dan artritis yang timbulnya timbulnya akut, yaitu pseudogou pseudogout, t, artritis artritis piogenik, piogenik, demam reumatik, reumatik, artritis artritis reumatoid, reumatoid, artritis virus dan lain-lain. Dalam praktek sehari-hari ada dua jenis penyakit sendi yang harus dibedakan dengan penyakit pirai sendi yaitu pseudogout  yaitu  pseudogout dan dan artritis piogenik .

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan terapi artritis gout sebaiknya mengikuti pedoman terapi sebagai berikut : •

Hentikan serangan nyeri yang hebat pada serangan artritis gout akut



Berikan kolkisin sebagai pencegahan terhadap serangan berulang dari artritis gout



Evalua Evaluasi si kadar kadar asam urat urat dalam dalam urine urine selama selama 24 jam setelah setelah terapi terapi nonfar nonfarmak makolo ologi gi diberikan yaitu diet rendah purin dijalankan



Penanggulangan untuk artritis gout kronis

2. Osteoartritis

Adalah penyakit sendi degeneratif yang mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi, yang  berkembang secara lambat,disertai dengan pembentukan tulang baru, serta merupakan suatu  penyakit sendi degeneratif yang terutama terjadi pada orang yang berusia lanjut dan ditandai oleh degenerasi kartilago artikularis, perubahan pada membran sinovia serta hipertrofi tulang  pada tepinya. Rasa nyeri dan kaku, khususnya setelah melakukan aktivitas yang lama akan menyertai perubahan degeneratif tersebut. Insidens, Etiologi dan Patologi

Osteo Osteoar arth thri riti tiss meru merupa paka kan n bent bentuk uk peny penyak akit it sendi sendi yang yang pali paling ng serin sering g ditem ditemuk ukan an.. Diperk Diperkira irakan kan ⅓ dari dari orang orang berusia berusia >35 tahun, tahun, menunj menunjukk ukkan an bukti bukti radiog radiografi rafik k yang yang memperlihatk memperlihatkan an penyakit penyakit osteoarthrit osteoarthritis is dengan dengan prevalensi prevalensi yang terus meningkat meningkat sampai 80 tahun. Meskipun mayoritas pasien, khususnya yang berusia muda, menderita penyakit 14

ringan ringan dan relatif relatif asimpto asimptomati matik, k, osteoa osteoarth rthriti ritiss merupa merupakan kan salah salah satu dari dari beberap beberapaa  penyebab utama yang menimbulkan disabilitas disabilitas orang yang berusia > 65 tahun.

Penatalaksanaan

Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk mencegah atau menahan kerusakan yang lebih lanjut pada tersebut,dan untuk mengatasi nyeri dan kaku sendi guna mempertahankan mobilitas. Terapi fisik penting untuk menghilangkan nyeri dan mempertahankan kekuatan ototdan  jangkauan gerakan. Pemakaian obat – obatan dirancang untuk untuk mengontrol nyeri pada sendi demikian pula untuk mengendalikan timbulnya sinovitis. Obat – obat analgesik yang dapat dibeli bebas seperti asetominofen,aspirin dan ibuprofen biasanya cukup untuk menghilangkan nyeri.

3. Artritis Reumatoid

Adalah Adalah penyak penyakit it inflam inflamasi asi yang yang mengen mengenai ai jaring jaringan an ikat ikat sendi, sendi, bersifa bersifatt progre progresif, sif, simetri simetrik, k, dan sistemi sistemik k serta serta cender cenderung ung menjad menjadii kronik kronik.. Atau Atau arthriti arthritiss reumat reumatoid oid adalah adalah kelain kelainan an sistem sistemik ik dengan dengan manifes manifestas tasii utama utama pada pada persen persendia dian n yang yang berkem berkemban bang g secara secara  perlahan-lahan dalam beberapa minggu. Keluhan dan gejala

Sebagian besar pasien arthritis reumatoid yang berusia lanjut menderita penyakit tersebut sebagai suatu proses yang tengah berlangsung dan sudah dimulai.Kalau arthritis reumatoid  baru terjadi ketika seseorang sudah berusia lanjut, onsetnya dapat timbul perlahan atau terjadi secara akut. Pada kebanyakan pasien, keadaan artritis disertai dengan gejala konstitutional yang ringan atau sedang. Biasanya arthritis reumatoid terutama ditemukan pada persendian yang kecil pada tangan (yaitu di artikulasio artikulasio interfalangeal interfalangeal proksimal, proksimal, metakarpofalan metakarpofalangeal), geal), kemudian kemudian kaki (pada artiku artikulasi lasio o metata metatarsof rsofalan alangea geal, l, interfa interfalan langea geal) l) dan pergel pergelang angan an tangan tangan,, baru baru kemudi kemudian an  penyakit ini mengenai persendian yang besar (misalnya sendi siku, bahu, bahu, lutut). Gejala Khas

15

1. Rasa kaku kaku dan lemah pada pada pagi pagi hari yang yang berlansu berlansung ng lebih lebih dari dari 30 menit menit 2. Mengen Mengenai ai sendi – sendi kecil kecil sepert sepertii sendi sendi – sendi sendi jari tangan,j tangan,jari ari kaki,sen kaki,sendi di pada rahang,siku,lutut selain itu dapat menyerang otot,paru – paru,kulit,pembuluh darah,syaraf,dan mata 3. Cenderung Cenderung mengen mengenai ai wanita wanita dari pada laki – laki laki terutama terutama wanita usia usia produktif  produktif 

Diagnosis

Diagnosis arthritis reumatoid tidak bersandar pada satu karakteristik saja tetapi berdasar pada evaluasi dari sekelompok tanda dan gejala. Kriteria diagnostik adalah sebagai berikut: 1. Kekaku Kekakuan an pagi pagi hari hari (sek (sekura urangn ngnya ya 1 jam) jam) 2. Arthrit Arthritis is pada pada tiga tiga atau atau lebih lebih sendi sendi 3. Arthrit Arthritis is sendisendi-send sendii jari-ja jari-jari ri tanga tangan n 4. Arthr Arthrit itis is yan yang g sim simet etri riss 5. Nodula Nodula reumat reumatoid oid dan dan Faktor Faktor reumato reumatoid id dalam dalam serum 6. Perubahan-p Perubahan-perubah erubahan an radiolog radiologik ik (erosi (erosi atau dekalsif dekalsifikasi ikasi tulang) tulang)

Penatalaksanaan

Tujuan dari program pengobatan adalah 1.Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan. 2. untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari penderita. 3. untuk mencegah atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi.

4.Lupus Eritematosus sistemik 

Penyakit inflamasi multisistem yang tidak diketahui etiologinya dengan manifestasi klinik  dan laboratorik beragam. Prototipe penyakit autoimun. Gambaran klinis

Gejala yang paling sering adalah arthritis simetris atau atralgia, gangguan ini dapat ditemukan pada sekitar 90 % dari seluruh kasus, sering kali sebagai manifestasi awal. Sensisendi yang paling sering terserang adalah sendi-sendi proksimal tangan, pergelangan tangan,

16

siku, bahu, lutut, dan pergelangan kaki. Medula subkutan juga jarang ditemukan pada  penyakit ini. Gejala-gejala konstitusional adalah demam, rasa lelah, lemah, dan berkurangnya berat  badan yang biasanya timbul pada masa awal penyakit dan dapat dapat berulang dalam perjalanan  penyakit ini. Keletihan dan rasa lemah bias timbul sebagai gejala sekunder dari anemia ringan yang ditimbulkan oleh SLE. Manifestasi kulit mencakup ruang erithematosa yang dapat timbul pada pipi, leher, dan anggota gerak atau pada tubuh. Dapat timbul alopesia ( rambut rontok ), yang mana kadang-kadang dapat menjadi berat. Pleuritis ( nyeri dada ) dapat timbul akibat proses  peradangan kronik dari SLE. SLE juga dapat menyebabkan karditis yang menyerang menyerang miokardium, endokardium, atau pericardium.  Nefritis lupus timbul pada waktu antibodi antinuclear ( anti-DNA ) melekat pada antigennya ( asam deoksiribonukleat, atau DNA ) dan diendapkan pada glomerulus ginjal. SLE juga dapat menyerang system saraf pusat maupun perifer. Gejala-gejala yang ditimbulkannya meliputi perubahan tingkah laku ( depresi, psikosis ), kejang-kejang, gangguan saraf otak, dan neuropati perifer.

DIAGNOSIS

The American Rheumatism Association telah mengembangkan criteria untuk  memilah SLE. Adanya empat atau lebih dari ke-sebelas criteria baik secara serial maupun simultan cukup untuk menegakkan diagnosis. 1. Ruam di daerah malar  2. Ruam discoid 3. Fotosensitifitas 4. Ulkus mulut 5. Artritis ( tidak erosi, pada dua atau lebih sendi-sendi perifer ) 6. Serositis : pleuritis atau perikarditis 7. Gangguan pada ginjal ginjal : proteinuria persisten yang lebih lebih dari 0,5 g/hr g/hr atau adanya silinder  selular  8. Gangguan neurologik neurologik : kejang-kejang kejang-kejang atau psikosis 9. Gangguan darah : anemia hemolitik, leukopenia, limfopenia, limfopenia, atau trombositopenia. 10. Gangguan imunologik : sel-sel lupus eritematosus positif, anti-DNA, Anti Sm, atau suatu uji serologic positif palsu atau sifilis. 17

11. Anti bodi antinuclear 

PENYEBAB LUPUS

Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi. Pada lupus dan penyakit autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh ini berbalik melawan tubuh, dimana antibodi yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya sendiri. Antibodi ini menyerang sel darah, organ dan jaringan tubuh, sehingga terjadi  penyakit menahun. Mekanisme maupun penyebab dari penyakit autoimun ini belum sepenuhnya dimengerti. Penyebab dari lupus tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor  lingkungan dan keturunan. Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus: Infeksi Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin) Sinar ultraviolet Stres yang berlebihan Obat-obatan tertentu Hormon. Meskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen  penyebabnya tidak diketahui. Penemuan terakhir menyebutkan menyebutkan tentang gen dari kromosom 1. Hanya 10% dari penderita yang memiliki kerabat (orang tua maupun saudara kandung) yang telah maupun akan menderita lupus.Statistik menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% anak dari penderita lupus yang akan menderita penyakit ini.Lupus seringkali disebut sebagai penyakit wanita walaupun juga bisa diderita oleh pria. Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita, meskipun 10-15 kali lebih sering ditemukan  pada wanita. Faktor hormonal mungkin bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerang wanita. Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan/atau selama kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon (terutama estrogen) mungkin berperan dalam timbulnya penyakit ini.Meskipun demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka kejadian pada wanita dan pada masa pra-menstruasi, masih belum diketahui.Kadang-kadang obat jantung tertentu (hidralazin, prokainamid dan beta-bloker) dapat menyebabkan sindroma mirip lupus, yang akan menghilang bila pemakaian obat dihentikan. SLE KARENA OBAT

Ada sejumlah obat yang dapat menginduksi penyakit SLE pada orang-orang yang pekat. Sindrome ini memberikan gejala-gejala yang menyerupai gejala-gejala SLE, termasuk uji anti nuclear antibody ( ANA) yang positif, tetapi jarang menyerang ginjal dan system saraf pusat. Gejala-gejala SLE yang timbul akan menghilang dalam waktu beberapa minggu setelah obat yang menyebabkannya dihentikan. Hidralazin dan prokainamid adalh dua dari kelompok  obat-obatan yang paling sering menimbulkan gangguan ini. Selain itu ada juga beberapa obat yang menimbulkan ANA positif, misalnya penisilamin, hisoniazid, klorpromazin, dan obat18

obatan anti konvulsan seperti barbiturate, fenitoid, etosuksimid, metsuksimid, dan primidon. Beberapa obat dapat menyebabkan eksaserbasi SLE pada penderita yang sebelumnya berada dalam keadaan remisi. Kelompok ini mencakup sulfonamide, penisilin, dan kontraseptif oral.

5. PENYEBAB WANITA WANITA MENGALAMI MENGALAMI KEMERAHAN DAN MENGAPA KEMERAHAN TERSEBUT TIDAK HILANG WALAUPUN TELAH MENGHENTIKAN PEMAKAIAN BEDAK PEMUTIH Kemerahan dapat terjadi akibat alergi, dermatitis, sinar UV, pemakaian obat tertentu dan lainnya. Sehingga pengobatannya juga berbeda. Pemutih yang di pakai tidak terkontrol juga dapat menyebabkan proses timbulnya pembuluh darah di kulit. Kelainan ini dapat dihilangkan dengan pemakaian laser long pulse atau V beam yang mematikan pembuluh darah tersebut dengan pengobatan berulang pembuluh darah dapat hilang dan kulit bebas dari masalah kemerahan.

6 . JENIS OBAT YANG DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT DALAM SKENARIO •



Klorpromazin –  o

Klas kimia: Alifatik 

o

Potensi klinik: rendah

o

Toksisitas ekstrapiramidal: sedang

o

Kerja sedative: tinggi

o

Kerja hipotensif: tinggi

o

Keuntungan: generic

o

Kerugian: banyak efek samping

Metildopa

19

Kerja antihipertensi metildopa dihasilkan oleh perangsangan adrenoseptor 

o

alpha central oleh alpha minus – metilnorepinefrin atau alpha – metildopamin,  berdasarkan pada bukti bukti tersebut

1. Pada binatang binatang percobaan, percobaan, dosis dosis metildopa metildopa yang yang diberikan diberikan untuk untuk menurunk menurunkan an tekanan darah jauh lebih kecil, bila obat disuntikan secara langsung intraventrikular otak dibandingkan bila obat disuntikan intravena 2. Antagonis Antagonis reseptor reseptor alpha, alpha, terutama terutama antagon antagonis is alpha alpha quadrat quadrat selective, selective, yang diberikan secara central, akan menghambat hipertensi metildopa, baik  deberikan secara central maupun intravena 3. Inhibitor Inhibitor yang yang potent potent terhadap terhadap dopa dekarb dekarbosilase osilase,, yang diberik diberikan an secara central, akan memblokade efek antipertensi metildopa, jadi menunjukan  bahwa metabolism metildopa diperlukan untuk kerja kerja obat tersebut. •

Hidralasin Hidrafazin, suatu derivate hidrazin, melebarkan arterioli tetapi bukan vena.

o

Hidralazin telah ada sejak lama, walaupun pada mulanya tidak dianggap efektif karena terjadinya tatifilaksis terhadap efek antipertensi yang timbul secara cepat. Sekarang telah diketahui adanya keuntungan2 terapi kombinasi, dan hidralazin bias digunakan secara lebih efektif terutama pada hipertensi  berat. •

Prokainamid o

Kurang efektif pada penekanan aktifitas pacu ektopik yang abnormal tetapi lebih efektif pada penghambatan saluran natrium pada sel yang mengalami depolarisasi



Isoniazin o

Obat paling aktif dalam pengobatan pada penderita yang dapat mentoleransi obat tersebut atau pada mikobakterianya rentan



Dilatin



Penisilamin



Kuinidin

7. DIAGNOSIS BANDING PENYAKIT PADA SKENARIO Dari cirri – cirri gejala penyakit yang terdapat pada skenario menunjukkan diagnosis banding yang menunjukkan penyakit pada skenario yaitu : 20

a. Artritis Artritis Reumatoid Reumatoid (AR) (AR) merupakan merupakan suatu suatu penyakit penyakit inflamasi inflamasi sistemik sistemik kronik kronik dengan dengan manifestasi utama adalah poliartritis progresif, tetapi juga melibatkan seluruh organ tubuh Selain gejala artikuler, dapat pula menunjukkan gejala konstitusional berupa kelemahan umum, cepat lelah atau gangguan non-artikuler lainnya •

Faktor Faktor geneti genetik k dan dan lingk lingkung ungan an didu diduga ga berp berpera eran n pada pada AR  AR 



Adanya Adanya hubung hubungan an HLA HLA kelas kelas II II denga dengan n AR AR serop seroposi ositif  tif 



Faktor Faktor hormo hormonal nal juga juga berpe berperan ran AR, AR, pada pada wanita wanita hamil hamil serin sering g terjadi terjadi remis remisii



Tapi Tapi pember pemberian ian hormo hormon n estrog estrogen en ekster eksternal nal tidak tidak memb memberik erikan an hasil hasil



Thn 1930, 1930, infeksi infeksi diduga diduga sbg sbg penyeb penyebab ab krn onset peny ini timbu timbull secara tiba2 dgn gambaran inflamsi yang dominan.

 b. LUPUS ERITEMATOSUS ERITEMATOSUS SISTEMIK  

Penyakit inflamasi multisistem yg tidak diketahui etiologinya dengan manifestasi klinik dan laboratorik beragam.



Prototipe penyakit otoimun.



Produksi Ab terhadap komponen inti sel



Menyerang wanita muda 15-40 thn selama masa reproduksi dgn ratio 5:1



Belum diketahui dengan jelas



Multifaktorial : faktor genetik, lingkungan dan hormonal terhadap respon imun



Faktor genetik à fenotip LES



KELUHAN NYERI SENDI PADA PERGELANGAN TANGAN BESERTA JARI2 TANGAN BERSIFAT SIMETRIS



Ruam kulit merupakan manifestasi LES pada kulit yg yg telah lama dikenal oleh para ahli

Gejala konstitusional •

21

Kelelahan

• •

Penurunan berat badan demam

8.PENATALAKSANAAN PENYAKIT DALAM SKENARIO Penatalaksanaan dapat bersifat multifaset dan meliputi penyuluhan,terapi obat yang kompleks,dan tindakan- tindakan pencegahan. Periode timbulnya penyakit ini tersering adalah pada akhir masa remaja dan awal dari masa dewasa dari seorang wanita. Karena masa ini adalah tahun – tahun reproduksi yang paling prima,maka diperlukan penyuluhan serius dalam mengambil keputusan akan memiliki anak atau tidak.obat – obatan sitotoksik mungkin diperlukan untuk mengendalikan penyakit ini,dan obat-obatan ini s angat berpotensi untuk  mencelakakan bayi dalam kandungan. kandungan. Metode kontrasertif kontrasertif tidak boleh dengan memakai obat  – obatan oral,karena kontraseftif oral dapat memperberat penyakit ini. Alat yang dimasukkan ke dalam kandungan dapat menjadi suatu masalah bagi wanita yang mendapatkan pengobatan dengan kortikosteroid sistemik ,karena adanya potensi untuk menimbulkan infeksi. Terapi dengan obat mencakup pemberian obat obat anti radang (OAINS),kortikosteroid, antimalaria,dan imunosupresif. Pemilihan obat yang yang sesuai tergantung pada organ – organ yang terserang oleh penyakit penyakit ini. OAINS dipakai dipakai untuk mengatasi arthritis dan artralgia. Aspirin saat ini lebih jarang dipakai karena memiliki insidens hepatotoksik tertinggi , dan sebagian penderita juga mengalami gangguan pada hati. Penderita juga memiliki resiko tinggi terhadap efek samping obat – obatan AINS pada kulit,hati dan ginjal,sehingga pemberiannya harus dipantau dengan seksama Pemberian anti malaria kadang – kadang dapat efektif apabila AINS tidak dapat mengendalikan gejala – gejala. Biasanya anti malaria mula – mula diberikan dengan dosis tinggi untuk memperoleh memperoleh keadaan remisi. Bersihnya lesi kulit kulit merupakan parameter untuk  memantau pemakaian dosis. Pemberian imunosupresif ( siklofosfamid atau azatioprin) dapat dilakukan untuk menekan aktitas autoimun penyakit ter sebut. Obat – obatan ini biasanya dipakai ketika : 1. Diagno Diagnosis sis pasti pasti suda sudah h dite ditegak gakkan kan 2. Adanya Adanya geja gejala la – gejala gejala berat berat yang yang menga menganca ncam m jiwa 3. Kegagalan Kegagalan tindakan tindakan pengob pengobatan atan lainny lainnya, a, seperti seperti bila pemberian pemberian steroid steroid tidak  memberikan respon atau bila dosis dosis steroid harus diturunkan karena adanya efek  samping. 4. Tidak Tidak adanya adanya infeks infeksi,k i,keha ehamil milan an dan neopla neoplasma sma.. Serangan akut penyakit ini,terutama pada mereka yang juga memiliki nefritis interstisial,diobati dengan kortikosteroid oral dosis tinggi untuk waktu yang singkat.dosis obat – obatan ini biasanya dikurangi setelah beberapa minggu. Baik 

22

 penyakit ini dan kortikosteroid sistemik dapat menimbulkan perubahan perubahan tingkah laku dan akan sulit untuk dibedakan. Pengobatan yang masih bersifat eksperimen untuk penderita termasuk penyinaran limfoid total untuk mengubah system imunitas,dan pertukaran plasma untuk  mengurangi konsentrasi antibodi intravascular,kompleks imun dan mediator   peradangan lainnya. Aspek penting penting dari pencegahan pencegahan serangan penyakit penyakit ini ini adalah dengan dengan menghindari terkena sinar ultraviolet. Bagaimana sinar matahari dapat menimbulkan serangan penyakit ini masih dapat belum dimengerti sepenuhnya.salah satu penjelasan adalah DNA yang terkena sinar matahari secara normal akan bersifat antigenik,dan hal ini akan menimbulkan serangan setelah terkena sinar. Penderita harus dianjurkan untuk memakai payung ,topi,dan baju lengan panjang apabila ke luar rumah. Tabir matahari dengan faktor proteksi 15 harus dipakai untuk menahan SINAR UV. Tabir matahari ini harus dipakai setelah  berenang atau berolahraga berat. Penderita juga harus diberi daftar obat- obatan yang dapat menimbulkan serangan penyakit,agar timbulnya penyakit akibat  pemakaian obat – obat ini dapat dicegah.

9.JENIS PEMERIKSAAN UNTUK MENEGAKKAN DIAGNOSIS 1. Peme Pemeri riks ksaan aan Radi Radiol olog ogii Untuk mengetahui dengan pasti apakah ada tanda- tanda peradangan atau tidak pada sendi- sendi yang dicurigai.

2. Uji Uji labo labora rato tori rium um Pemeriksaan ini dilakukan untuk untuk mengetahui akan adanya antibodi yang mampu menghancurkan inti dari sel – sel tubuh sendiri. Selain mendeteksi adanya ANA, juga  berguna untuk mengevaluasi pola dari ANA dan antibody spesifik. Pola ANA dapat diketahui dari pemeriksaan preparat yang diperiksa dibawah lampu ultraviolet. Suatu  pemeriksaan banding untuk mengetahui mengetahui tipe ANA spesifik ini sudah dapat dilakukan dan berguna untuk membedakan penyakit ini dari tipe – tipe gangguan lain. Antibodi terhadap DNA untai ganda (dsDNA) merupakan uji spesifik. Gangguan reumatologik lain dapat juga menyebabkan ANA positif,tetapi antibodi anti- DNA  jarang ditemukan kecuali pada penyakit ini. Laju endap darah pada penderita biasanya meningkat. Ini adalah uji non spesifik  untuk mengukur peradangan dan tidak berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit.

23

Air kemih dieriksa untuk mengetahui adanya protein ,sel darah putih,sel darah merah dan silinder. Uji ini dilakukan untuk menentukan menentukan adanya komplikasi komplikasi ginjal dan untuk  memantau perkembangan penyakit ini. (patofisiologi Sylvia halaman 1233)

10.CARA PENCEGAHAN Pada umumnya diet yang sehat harus meliputi vitamin penting dan mineral merupakan yang  paling efektif mencegah dan memerangi lupus. Pengobatan lupus lupus harus menjamin bahwa  pasien sudah menkonsumsi nutrisi yang cukup cukup dan pengecakan rutin. Latihan pernapasan dan meditasi dapat dicoba untuk pengobatan lupus agar menenangkan pasien dan mengurangi resiko kulit bercak bercak.

BAB III KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

24

 Nyeri sendi adalah gangguan pada sendi s endi yang bergerak. Penyakit ini bersifat bersifa t kronik, berjalan  progresif lambat, tidak meradang dan di tandai oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya adanya pemben pembentuk tukan an tulang tulang baru baru pada pada permuk permukaan aan persen persendia dian.p n.peny enyaki akitt sendi sendi ada  bermacam – macam yaitu osteoarthritis,Reumatoid arthritis,Gout,lupus eritematosus sistemik  sis temik  dan lain – lain. Berdasarkan gejala dari Skenario yang di dapat, kelompok kami mene menent ntuk ukan an diag diagno nosi sis s band bandin ingn gnya ya yait yaitu u

Artr Artrit itis is Reum Reumat atoi oid d

dan dan

Lupu Lu pus s

Eritematosus sistemik seperti yang sudah dibahas dalam pembahasan di atas.

Diagnosis Penyakit Berdasarkan riwayat penyakit, gambaran klinisnya cenderung mengarah kepada: LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK  Karena LUPUS ERITEMATOSUS ERITEMATOSUS SISTEMIK memiliki memiliki Gejala khas yang terdapat pada skenario antara lain : 1. keluhan nyeri sendi pada pergelangan tangan beserta jari – jari tangan,bersifat simetris. 2. terdapat kemerahan di pipi kiri dan kanan 3. Alergi bedak pemutih yang mana lupus memang bisa disebabkan oleh obat. Karena ciri – ciri di atas adalah cirri dari LSE maka kami menarik diagnosis sementara penyakit dalam scenario ini adalah Lupus eritematosus sistemik. 3.2 SARAN Untuk pencegahan SLE diusahakan menghindari faktor faktor sebagai berikut: 1.

Konta ontak k den denga gan n sin sinar ar mata mataha hari ri

2.

Meng Menghi hind ndar arii infe infeks ksii viru virus/ s/ba bakt kter erii

3.

Meng Menghn hndr drii pmkaia pmkaian n obat-o obat-oba bata tan n yang yang dapat dapat memi memicu cu terj terjad adiny inya a SLE, SLE, misalnya sulfa

4.

Terminasi kehamilan

5.

Trauma fisik

25

DAFTAR PUSTAKA

A price, Sylvia. 2006. Patofisiologi. Jakarta. EGC Buku Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jakarta Katzung, Bertram. 1997. Farmakologi Dasar Dan Klinik . Jakarta. EGC www.medicastor.com Slide – Slide kuliah Sistem Muskuloskeletal

26

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF