Laporan PBL Modul 2 IKAKOM

September 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan PBL Modul 2 IKAKOM...

Description

 

SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS LAPORAN MODUL 2 KEDOKTERAN KELUARGA

Disusun Oleh: KELOMPOK 5 CEMPAKA PUTIH

1.  Agung Dwi Saputro

(2011730118)

2.  Arafani Putri Y.

(2011730123)

3.  Dyah Raras P.

(2011730130)

4.  Fikri Idul Haq

(2011730132)

5.  Irawati

(20117301)

6.  Labibah Rasyid

(20117301)

7.  M. Thanthawi J.

(2011730151)

8.  M. Kamardi

(2011730152)

9.  Novita Putri W.

(2011730157)

10.  Vera Desniarti

(2011730166)

Tutor: Dr. Farsida PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013/2014

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya pada kelompok kami, sehingga kami dapat menyelesaikan menyelesaikan laporan tutorial modul 2 “Kedokteran Keluarga ” Sistem Kedokteran Komunitas tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah Keluarga” kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amien ya robbal alamin. Laporan ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas wajib yang dilakukan setelah selesai membahas kasus PBL. Pembuatan laporan inipun bertujuan agar kita bisa mengetahui serta memahami mekanisme serta aspek lain tentang sistem Penyakit Menular dalam Keluarga. Terimakasih kami ucapkan pada tutor kami “dr. Farsida Farsida““ yang  yang  telah membantu kami dalam kelancaran pembuatan laporan ini. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu membantu kami dalam mencari informasi, mengumpulkan data dan menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat  bermanfaatt bagi kelompok  bermanfaa kelompok kami kami pada khususnya khususnya dan bagi bagi pada pembaca pembaca pada umumnya. umumnya. Laporan kami masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangatlah kami harapkan untuk menambah kesempurnaan laporan kami.

Jakarta, Mei 2014

Kelompok 5 Cempaka Putih

 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

....................................... ................ ............................................. ............................................. ...............................2 ........2

Daftar Isi

......................................... .................... .............................................. ................................................... ..........................3 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1  Tujuan

............................................................................................4

1.2  Skenario

............................................................................................4

1.3  Kata/Kalimat Kunci ............................................................................................4 1.4  Rumusan Masalah

......................................... .................... .............................................. ................................................... ..........................5 5

BAB II PEMBAHASAN

......................................... .................... .............................................. ................................................... ..........................6 6

Daftar Pustaka

.................... ........................................ .............................................. ................................................... ..........................53 .53

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Tujuan Setelah

mempelajari modul modul ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan penatalaksanaan terhadap

 penderita penyakit penyakit dengan dengan pendekatan pendekatan dokter keluarga. keluarga.

1.2  Skenario Ibu Siti seorang ibu rumah tangga, sudah 4 hari menderita gatal pada daerah lipatan paha, sela antara jari jari tangan, demikian demikian juga dengan sela-sela jari kedua kakinya. kakinya. Disamping rasa gatal terutama pada malam hari, pada daerah tersebut juga timbul papul-papul dan papul vesikuler. Dokter Puskesmas mendiagnosa ibu ini menderita scabies. Ibu Siti bersama suami dan keempat anaknya tinggal di sebuah kampung di tepi sungai. Karena kampung ini belum mempunyai fasilitas PAM, maka semua kegiatan mencuci dilakukan di sungai tersebut. Selain yang tersebut di atas, anggota keluarga ibu Siti juga termasuk satu orang iparnya bersama istri dan dua orang anaknya. Mereka semua tinggal dalam rumah panggung dengan dua kamar tidur. 1.3  Kata/Kalimat Kunci a.   Ny. Siti, Ibu Rumah Rumah Tangga  b.  KU = 4 hari gatal di lipatan paha, sela jari tangan dan kaki c.  Diagnosa Dokter Puskesmas = Scabies d.  Belum ada fasilitas PAM maka, semua kegiatan mencuci dilakukan di sungai e.  Tinggal bersama suami dan keempat anaknya, termasuk satu orang iparnya bersama istri dan 2 orang anaknya. f.  Tinggal di Rumah Panggung dengan dua kamar tidur

 

1.4  Rumusan Masalah 1.  Jelaskan definisi dan fungsi dari Dokter Keluarga! 2.  Peran apa saja yang dilakukan Dokter Keluarga! 3.  Bagaimana pendekatan Dokter Keluarga untuk menangani kasus pada scenario? 4.  Jelaskan hubungan antara struktur dan fungsi keluarga dengan penularan scabies! 5.  Jelaskan hubungan antara perilaku sehat dengan penularan dan perjalanan penyakit dalam keluarga! 6.  Jelaskan hubungan antara aspek psikososial dalam hubungan antara anggota keluarga dengan  perjalanan  perjalana n penyakit penyakit scabies! scabies! 7.  Jelaskan aspek gizi keluarga dalam hubungannya dengan pengendalian penyakit scabies! 8.  Jelaskan hubungan antara aspek perumahan dengan penularan dan perjalanan penyakit scabies! Jelaskan kriteria rumah sehat dan air bersih! 9.  Bagaimana pencatatan dan pelaporan kasus pada scenario! 10.  Jelaskan system rujukan pada pasien scabies!

 

11. Bagaimana diagnostic holistic sesuai dengan scenario?

 

Problem Tree

 

Ny. Siti, IRT Ny

Keadaan Keluarga

Kesehatan Pribadi

Keadaan Lingkungan

Status Kesehatan Pasien

Diagnostik Holistik

Personal

Klinis

Eksternal dan Internal

Derajat Fungsional

Psikososial

 

BAB II PEMBAHASAN 1.  Jelaskan definisi dan fungsi dari Dokter Keluarga! Definisi Dokter Keluarga

Dokter yang bertanggung jawab melaksanakan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh, terpadu,  berkesinambungan,  berkesinam bungan, dan proaktif yang dibutuhka dibutuhkan n oleh pasiennya dalam kaitan sebaga sebagaii anggota dari satu unit keluarga, komunitas serta lingkungan dimana pasien tersebut berada, serta apabila kebetulan  berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi, bertindak sebagai koordinator dalam merencanakan konsultasi dan / atau rujukan yang diperlukan kepada dokter ahli yang sesuai. ( The American Academic of General Practice,1947:The American Board of Family  Pratice,1969:IDI,1989,Sin  Pratice,196 9:IDI,1989,Singapore gapore college college of General General Practice,1987 Practice,1987 ) Pengertian singkat : Dokter pelayanan primer yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif

untuk

pasien,

keluarga,

masyarakat

,lingkungan

yang

berkesinambungan

serta

 berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya jika memang dibutuhkan oleh pasien dalam melakukan melakukan manajemen masalah kesehatan. Fungsi Dokter Keluarga : 1.  Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk  pelayanan spesialist spesialistik ik yang diperlukan, diperlukan, 2.  Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat, 3.  Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit, 4.  Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya, 5.  Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan  penyakit, pengobata pengobatan n dan rehabilitasi, rehabilitasi, 6.  Menangani penyakit akut dan kronik, 7.  Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit, 8.  Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,

 

9.  Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan, 10.  Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya, 11.  Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien, 12.  Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar, 13.  Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

 

2.  Peran apa saja yang dilakukan Dokter Keluarga! Peran atau Tugas Dokter Keluarga, meliputi :

1.  Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan. 2.  Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat. 3.  Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit. 4.  Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya. 5.  Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan,  pencegahan  pencega han penyakit, penyakit, pengobatan pengobatan dan rehabilitasi. rehabilitasi. 6.  Menangani penyakit akut dan kronik. 7.  Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit. 8.  Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS. 9.  Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan. 10.  Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya. 11.  Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien. 12.  Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar. 13.  Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

 

3.  Bagaimana pendekatan Dokter Keluarga untuk menangani kasus pada scenario?

Penanganan yang perlu dilakukan kepada pasien adalah berikan Permetrin yang dioleskan kebagian lesi  bila perlu keseluruh tubuh, kemudian kemudian dibilas setela setelah h 8-24 jam setelahnya. Bila pa pada da 8 jam pertama sudah dibilas dengan air dan sabun, dilakukan mengolesan ulang. Pengobatan dilakukan juga kepada anggota kelurga yang tinggal serumah mencapai keberhasilan pengobatan, hingga tidak terjadi  pingpong  phenomena.    phenomena.

Scabies dapat dicegah melalui tindakan-tindakan seperti Health Promotion, Specific Protection, Early Diagnostic and Prompt Treatment. Sebagai dokter keluarga harus menjalankan pelayanan kesehatan yang holistic, komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan. Hal-hal yang perlu dokter keluarga lakukan adalah : a.  Penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang cara penularan  b.  Diagnosis Dini c.  Cara pengobatan scabies dan orang-orang yang kontak d.  Pengobatan Scabies secara massal dilakukan jika sudah dinyatakan menjadi Kejadian Luar Biasa e.  Sediakan sabun, sarana pemandian yang baik, dan tempat pencucian umum yang layak, sabun tetmosol jika ada sangat membantu dalam pencegahan terjadinya infeksi. f.  Edukasi untuk tidak berganti-ganti pasangan. g.  Edukasi untuk tidak menggunakan handuk, pakaian, sprei, dan alat atau benda yang menempel  pada tubuh secara bergantian bergantian h.  Selalu menjaga kebersihan dan hygine personal dan lingkungan i.  Jika ada salah satu keluarga atau orang terdekat yang mengalami kejadian scabies segera lakukan  pemeriksaan  pemeriks aan dan pengobata pengobatan n baik sec secara ara individu individu atau serentak. serentak.  j.  Berikan vaksin atau obat antiscabies pada hewan peliharaan yang dekat dengan manusia.

 

4.  Jelaskan hubungan antara struktur dan fungsi keluarga dengan penularan scabies! Ciri-ciri struktur keluarga Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan. Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan bahwa masing-masing anggot akleuarga mempunyai peran dan fungsi yang berdeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama dan peran ibu yang merawat anak-anak. Struktur keluarga Dominasi jalur hubungan darah



Patrilinieal. Keluarga yang berhubungan atau disusun melalui jalur garis keturunan ayah. Sukusuku di indonesi rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.



Matrilineal. Keluarga yang berhubungan atau disusun melalui jalur garis keturunan ibu. Suku  padang merupakan merupakan salah salah satu contoh suku suku yg menggunakan menggunakan struktur struktur keluarga keluarga matrilineal. matrilineal.

Dominasi keberadaan tempat tinggal



Patrilokal. Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari  pihak suami. suami.



Matrilokal. Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari  pihak istri.

Prinsip-prinsip pengambilan keputusan



Patriakal. Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.



Matriakal. Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.

 

 

Fungsi keluarga banyak jenisnya dan di indonesia fungsi keluarga tersebut dibedakan atas 8 jenis sesuai dengan peraturan No. 21 tahun 1994 sebagai berikut: 1.  Fungsi keagamaan: fungsi keluarga sebagai wahana persemian nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi ihsan agamis yang penuh iman dan taqwa. 2.  Fungsi kebudayaan: fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam kesatuan. 3.  Fungsi cinta kasih: fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri dan orang tua dengan anaknya. 4.  Fungsi melindungi: fungsi keluarga untuk menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi segenap anggota keluarganya. 5.  Fungsi reproduksi: fungsi keluarga yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang direncankan sehingga dapat menunjang terciptanya kesejahteraan ummat manusia di dunia serta penuh iman dan taqwa. 6.  Fungsi sosialisasi dan pendidikan: fungsi keluarga yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan dimasa depan. 7.  Fungsi ekonomi: fungsi keluarga sebagai pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga. 8.  Fungsi pembinaan lingkungan: fungsi keluarga yang memberikan kemampuan pada setiap keluarga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras dan seimbang sesuai daya lingkungan alam dengan lingkungan yang berubah dinamis.

 

5.  Jelaskan hubungan antara perilaku sehat dengan penularan dan perjalanan penyakit dalam keluarga!

Mengontrol Faktor Resiko Dalam Penanganan Skabies Pada Keluarga Ny. Siti

1.  Mengatur pola hidup yang tidak higienis, yang dapat mencegah timbulnya penyakit scabies. 2.  Keadaan lingkungan rumah yang dapat memungkinkan penularan scabies secara cepat le seluruh  penghuni dalam dalam keluarga keluarga tersebut. tersebut. 3.  Sarat rumah sehat yang belum terpenuhi 4.  Pemakaian barang-barang pribadi secara bersama-sama yang mempercepat penularan scabies.

 

6.  Jelaskan hubungan antara aspek psikososial dalam hubungan antara anggota keluarga dengan perjalanan penyakit scabies!

Untuk aspek psikososial jika dihubungkan dengan kasus pada skenario.

Akan didapatkan informasi

 bahwa : 1.  Tempat tinggal di sebuah kampung ditepi sungai; 2.  Luas rumah tidak sebanding dengan banyaknya anggota keluarga yang ada; 3.  Keluarga berobat ke layanan kesehatan jika keluhan sudah benar-benar mengganggu; 4.  Kebersihan kurang akibat tidak adanya fasilitas PAM dan semua kegiatan mencuci dilakukan disungai. Untuk hubungan antara anggota keluarga dengan perjalanan penyakit berdasarkan kasus pada skenario kita yaitu “Skabies”. Maka kita harus mengetahui dulu apa itu skabies. Skabies merupakan penyakit kulit akibat infestasi tungau Sarcoptes scabiei.  scabiei.  Penyakit ini mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprei, handuk, bantal, air yang masih terdapat Sarcoptes scabiei. scabiei. Gejala Penyakit ini dapat berupa warna merah, iritasi, dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela jari, siku, sekitar pergelangan tangan dan siku, ketiak, pinggang, paha dan bagian luar genital  pada pria, puting susu, daerah perut, dan selangkang selangkangan. an. Dapat pula menyerang menyerang daerah leher, telapak tangan, telapak kaki, pada orang yang lebih tua. Gejala lainnya muncul gelembung berair pada kulit, dan munculnya garis halus yang berwarna kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali Sarcoptes.

Gatal

yang

semakin

parah

pada

malam

hari

juga

merupakan

tanda

khasnya.

Penyebab Penyakit Scabies adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam  pengobatannya  pengobatan nya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies. Adapun proses penyakit Skabies yaitu sebagai berikut:  



Infeksi dari penyakit ini diawali dengan tungau betina atau nimfa stadium kedua yang secara aktif membuat terowongan di epidermis atau lapisan tanduk. Pada terowongan tersebut diletakkan 2-3  butir telur setiap hari. hari.

 



Telur menetas dalam 2-4 hari yang kemudian menjadi larva yang berkaki 6.

 

 



Dalam 1-2 hari larva berubah menjadi nimfa stadium pertama kemudian berkembang menjadi nimfa stadium kedua, yang berkaki 8. * Nymfa ini menjadi tungau betina muda, yang siap kawin dengan tungau jantan

 



Tungau berkembang menjadi tungau dewasa dalam 2-4 hari.

Untuk menyelesaikan daur hidup dari telur sampai bertelur lagi diperlukan waktu 10-14 hari. Waktu yang diperlukan telur menjadi tungau dewasa kurang lebih 17 hari. Tungau betina yang tinggal di sebuah kantong ujung terowongan, setelah 4-5 hari setelah kopulasi, akan bertelur lagi sampai berumur lebih kurang 3-4 minggu Jadi, ibu Siti yang bermukim di sebuah kampung ditepi sungai yang luas rumahnya tidak sebanding dengan banyaknya anggota keluarga. Seperti kita ketahui, ibu Siti bersama suami dan keempat anaknya juga satu orang iparnya bersama isteri dan dua orang anaknya berpotensi tertular penyakit seperti ibu Siti karena penyakit ini mudah menular dari manusia ke manusia juga mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan dengan penderita. Selain itu, kurangnya sanitasi akibat tidak adanya fasilitas PAM dan semua kegiatan mencuci dilakukan disungai secara tak langsung dapat menularkan penyakit tersebut karena masih terdapat Sarcoptes scabiei melalui scabiei melalui bahan yang dicuci seperti baju, seprei, handuk,  bantal, dll. dll.

 

7.  Jelaskan aspek gizi keluarga dalam hubungannya dengan pengendalian penyakit scabies!

Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) adalah pengaturan jumlah protein dan kalori serta jenis zat makanan yang dimakan disetiap hari agar tubuh tetap sehat. Tujuan diet TKTP a. Memberikan makanan secukupnya atau lebih dari pada biasa untuk memenuhi kebutuhan protein dan kalori. Maksudnya, jumlah makanan khusus kebutuhan protein dan kalori dibutuhkan dalam jumlah lebih dari  pada kebutuhan kebutuhan biasa. biasa.  b.

Menambah Menambah berat badan badan hingga hingga mencapai mencapai normal. normal.

Penambahan berat badan hingga mencapai normal menunjukkan kecukupan energi. Untuk mengetahui  berat badan yang normal, seseorag dapat menggunakan menggunakan kartu menuju sehat (KMS), untuk anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan kelompok usia lanjut. Bagi orang dewasa digunakan Indek I ndek  MasaTtubuh (IMT).  MasaTtubuh  (IMT). c.

Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan.

Artinya, dengan terpenuhinya kebutuhan energi / kalori dan protein di dalam tubuh, sehingga menjamin terbentuknya sel-sel baru di dalam jaringan tubuh. Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein yang  bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan daya tahan tubuh penderita sehingga dapat mempercepat mempercepat proses  penyembuhan  penyembu han Syarat Diet TKTP a.

Tinggi Energi

 b.

Tinggi Protein Protein

c.

Cukup mineral dan Vitamin

d.

Mudah dicerna

e.

Diberikan secara bertahap bila penyakit dalam keadaan darurat

f.

Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan dihindari. dihindar i.

Bahan Makanan Yang Termasuk Diet TKTP a.

Bahan makanan sumber protein

-

Sumber protein hewani : ayam, daging, hati, ikan, telur, susu, keju.

-

Sumber protein nabati : kacang-kacangan.

 

 b.

Bahan makanan makanan sumber sumber kalori.

-

Sumber karbohidrat karbohidr at : beras, jagung, ubi singkong, roti, kentang, mie, tepung.

-

Sumber lemak : minyak goreng, mentega.

Vitamin A : Hati ayam/sapi, wortel, tomat, bayam, mangga, pepaya, pisang Vitamin C : Jambu merah, tomat, jeruk, pepaya Vitamin E : susu, selada, pisang, ubi, ikan Selenium : semangka, bayam, ubi jalar, brokoli, jamur Penanganan gizi masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi para penderita saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan gizi masyarakat tidak saja ditujukan kepada penderitanya saja, tetapi seluruh masyarakat tersebut. Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, kependudukan, dan sebagainya. Oleh sebab itu,  penanganan atau perbaikan perbaikan gizi sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan kepada gangguan gangguan gizi atau kesehatan saja, melainkan juga kearah bidang-bidang yang lain. Misalnya penyakit gizi KKP (kekurangan kalori dan protein) pada anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi keluarga, peningkatan pengetahuan, dan sebagainya.

 

8.  Jelaskan hubungan antara aspek perumahan dengan penularan dan perjalanan penyakit scabies! Jelaskan kriteria rumah sehat dan air bersih! A. Hubungan Aspek Perumahan dengan Penularan dan Penjalaran Penyakit Scabies

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal : Menurut Keputusan MenKes RI No. 829/MENKES/SK/VII/1999, persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal adalah : 1.  Bahan Bangunan Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat –  zat –  zat yang membahayakan

kesehatan,

misalnya :

  Debu total tidak > 150 ug/m3.



  Asbes bebas tidak > 0.5 fiber/m3/4jam.



2.  Komponen & penataan ruang rumah

  Lantai kedap air & mudah dibersihkan.



  Dinding, ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dgn lubang ventilasi.



  Dinding kamar mandi & tempat cuci harus kedap air serta mudah dibersihkan.



  Dinding rumah harus dapat mencegah kebisingan dari luar.



Langit –   –  langit  langit harus mudah dibersihkan & tdk rawan kecelakaan.   Langit



  Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang



makan, ruang tidur, dapur, kamar mandi & ruang main anak.

  Ruang dapur harus dilengkapi sarana pembuangan asap.



3.  Pencahayaan Pencahayaan alam atau buatan, langsung atau tdk langsung, dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux & tdk menyilaukan. 4.  Kualitas Udara

  Suhu udara nyaman berkisar antara 18 –  18  –  30  30 C.



  Kelembaban udara berkisar antara 40 –  40 –  70%.  70%.



  Pertukaran udara 5 kaki kubik/mnt/penghuni.



  Konsentrasi gas CO2 tdk > 100 pm / 8 jam.



  Konsentrasi gas formaldehid tdk > 120 mg / m3.



5.  Ventilasi

  Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.



 

  Adanya lubang hawa yang berlokasi di bawah langit  –  langit   langit minimal 0.35% dari luas ruang



yang bersangkutan. 6.  Binatang penular penyakit Tidak ada tikus yang bersarang di dalam rumah. 7.  Air

  Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang.



  Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan yang



 berlaku. 8.  Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman. 9.  Limbah Limbah cair yang berasal dari rumah :

  tidak mencemari sumber air.



  tidak menimbulkan bau.



 



tidak mencemari permukaan tanah. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan :

   bau.



   pencema  pencemaran ran terhadap terhadap permukaan permukaan tanah & air tanah. tanah.



10.  Kepadatan Hunian

  Tidak padat hunian adalah bila luas seluruh ruangan termasuk kamar mandi dan jamban



dibagi jumlah penghuni ≥ 10 m2 / jiwa jiwa..

  Luas ruang tidur minimal 8 m2 untuk 2 orang, kecuali anak yang berusia < 5 tahun.



Hubungan dengan scenario KASUS : Ibu Siti tinggal bersama suami dan keempat anaknya dan satu orang ipar bersama istri serta dua orang anaknya. PENJELASAN :

  Rumah Panggung dengan dua kamar tidur ±70 m2.



  Dengan luas 70 m2  rumah dapat di tempati untuk 7 org, sedangkan jumlah orang yang



tinggal di rumah bu Siti adalah 10 orang.

 

  Untuk luas ruang tidur yang kurang besar seharusnya 1 kamar dengan luas minimal 8 m2



untuk 2 orang tetapi kamar tersebut ditempati lebih dari 2 orang. JADI, untuk perjalanan & penularan penyakit scabies ini terhadap anggota keluarga yang lain sangat  beresiko tinggi untuk terjadi penularan, terlebih kepada anak –  anak  –  anaknya   anaknya Ibu Siti yg tinggal bersama dalam 1 kamar ( 4 orang ) yang seharusnya 1 kamar hanya untuk 2 orang dan ditambah lagi dengan satu orang ipar bersama istri dan 2 anaknya.

8. b. Kriteria Rumah Sehat

Berikut adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh rumah yang sehat : 1. Memiliki Luasan Yang Cukup 

Kebutuhan ruang untuk setiap orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia di dalam rumah. Aktivitas itu meliputi tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus,c uci dan masak serta ruang gerak lainya. Dari hasil kajian, kebutuhan ruang perorang adalah 9 m2 dengan ketinggian rata rata langit langit adalah 2,8 m. 2. Memiliki Sirkul Sirkulasi asi Udara Yang Baik  

Sirkulasi udara menjadi sangat penting karena udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk  bernapas. Sirkulasi udara akan baik apabila terjadi pengaliran atau pergantia pergantian n udara secara kontinu melalui ruangan-ruangan dalam rumah. Hal ini menentukan kenyamanan yang memberikan kesegaran terhadap penghuni. Dengan suplai oksigen yang cukup maka tubuh akan tetap sehat. Agar memperoleh sirkulasi udara yang baik dapat dilakukan dengan membuat ventilasi silang dengan syarat lubang ventilasi minimal 5% dari luas lantai pada ruangan. Udara yang masuk sama dengan jumlah udara yang keluar tetapi udara yang masuk tidak berasal dari dapur atau kamar mandi.

Khusus untuk wc/kamar mandi gunakanlah blower atau exhaust fan untuk membuang udara keluar rumah.

 

Tanamlah jenis tanaman pagar sebagai penyaring udara yang akan masuk kedalam rumah yang membawa debu kotor.

3. Cukup Cahaya Matahari Yang Masuk  

Cahaya matahari dibutuhkan oleh setiap manusia dalam berbagai hal. Salah satunya adalah membantu  pembentukan  pembentuk an vitamin  vitamin D dalam tubuh. Selain itu cahaya matahari juga membantu pengaturan jam biologis tubuh (circadian (circadian rytme). rytme). Penglihatan kita akan cenderung baik karena pupil mata terlatih untuk  berkontraksi menebal dan menipis menipis saat terjadi perubahan perubahan cahaya. cahaya. Untuk menjamin masuknya cahaya matahari yang cukup, buatlah lubang cahaya minimal sepersepuluh dari luas lantai pada satu ruangan. Pastikan distribusi cahaya merata ke seluruh ruangan agar setiap kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan dalam rumah tidak perlu menggunakan lampu . Perhatikan  juga tingkat tingkat cahaya yang yang masuk, jangan jangan sampai sampai terlampau terlampau redup atau malah malah terlalu terlalu terang. Sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan minimal sekitar satu jam untuk setiap harinya, sedangkan cahaya paling efektif didapatka pada pukul 08 sampai pukul 16.

4. Kelembaban dan Suhu 

Sebuah rumah yang sehat ditandai dengan tingkat suhu udara dan kelembaban udara pada ruangan di dalamnya sesuai dengan suhu tubuh pada manusia normal. Kelembaban dan suhu pada rumah sebenarnya  berkaitan dengan dengan seberapa seberapa besar besar jumlah jumlah pencahayan pencahayan dan sirkulasi udara udara.  Pencahayaan dan sirkulasi udara yang tidak lancar menyebabkan rasa pengap atau sumpek dan menimbulkan tingkat kelembaban tinggi. Untuk mengatasinya maka seimbangkanlah tingkat pencahayaan dan sirkulasi udara, selain itu hindarilah perabotan yang menutupi sebagian besar lantai ruangan.

 

Mandi dan Dapur Tertata Baik    5. Sanitasi Kamar Mandi

Dapur dan kamar mandi menempati posisi teratas sebagai tempat berkembangnya kuman dan bakteri yang bisa menimbulkan berbagai penyakit dan ganguan kesehatan. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan beberapa hal seperti : Untuk Kamar mandi 

 

Perhatikanlah penempatan kamar mandi, sebisa mungkin hindari penempatan kamar mandi pada  jalur hilir mudik orang. Dan aliran sirkulasi jangan berarah dari kamar mandi ke ruangan lain. Buat agak memojok sehingga pemasangan exhaust fan bisa langsung mengarah keluar rumah.

 

Perhatikan kemiringan lantai kamar mandi agar pembuangan air kotor ke lubang pembuangan lancar dan tidak menggenang. Pakailah penutup lubang pembuangan agar tidak mudah masuk kuman dan bakteri, bau tidak sedap atau sumber penyakit lain yang datang dari luar rumah. Gunakan saluran pembuangan tertutup yang bisa dibersihkan sewaktu-waktu. Kemiringan saluran wc harus cukup agar penyiraman cepat dan mudah. Jauhkan sumber air bersih dari lokasi septic tank.





 



     







Untuk Dapur 

 



 



Pilihlah lokasi dapur yang sesuai, usahakan banyak lubang ventilasi dari luar tetapi tetap tertutup ke ruangan lain (aliran udara tidak dari dapur ke ruangan lain). Perhatikanlah pola pemipaan air bersih dan air kotor, skema kemiringan saluran pembuangan.

Kriteria Air Bersih

Berdasarkan standar peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih terdiri dari: Per Per syaratan yaratan F isik:  

Kualitas fisik yang dipertahankan atau dicapai bukan hanya semata-mata dengan pertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut keamanan dan dapat diterima oleh masyarakat pengguna air dan mungkin pula menyangkut segi estetika. Secara fisik dapat kita lihat bahwa:  



Air harus bersih dan tidak keruh.

 

         











Tidak berwarna Apapun. Tidak Berasa Apapun. Tidak berbau apapun. Suhu antara 10 –  10 –  25  25 c Tidak Meninggalkan endapan.

  Per Per syaratan yaratan Ki mi awi:  Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat konsentrasi tertentu yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam industri serta tidak minumbulkan kerusakankerusakan pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri. Beberapa unsur tertentu, sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan suatu kondisi  kondisi   air minum  minum  yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi kualitas yang menguntungkan. Persyaratan kimiawi antara lain yaitu :      







Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan. Cukup Yodium.

antara 6,5 –  6,5 –  9,2  9,2    pH air antara



Dalam hubungannya dengan masalah kualitas kimiawi tersebut di atas pada dasarnya unsur-unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 golongan:  

Unsur-unsur yang bersifat racun, Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu kesehatan.

 

Unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem atau penggunaannya untuk keperluan atau aktivitas manusia.

 

Unsur-unsur yang merupakan indikator pengotoran.







 : Per Per syaratan yaratan Bakteriol og ogi  i 

Dalam persyaratan ini ditentukan batasan tentang jumlah bakteri pada umumnya dan khususnya bakteri  penyebab penyakit penyakit (ekoli). (ekoli). Paramete Parame terr air be berr sih seca carr a r adiologi:  

     







Konduktifitas atau daya hantar. Pesistifitas. PTT atau TDS (kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)

 

9.  Bagaimana pencatatan dan pelaporan kasus pada scenario! 1.  Pencatatan kasus :

a.  Genogram  b.  Family folder: - 

Identitas



Pemeriksaan Fisis



Diagnosis Masalah



Tindakan / pengobatan



Pelayanan lain yang diberikan

2.  Pelaporan kasus:

Alur pengumpulan data dari Sub-sistem Informasi Puskesmas, Sub-sistem Informasi Rumah Sakit dan Sistem Terpadu Penyakit sebagai berikut:

A.Alur data dari Puskesmas 1 .   Data Puskesmas yang berasal dari kegiatan harian, baik dari k e g i a t a n dalam dalam gedung gedung maupu maupun n luar luar gedung gedung Puskesm Puskesmas as dan Puskesm Puskesmas as pem pembantuser bantuser ta bi da n

di desa , d iku mpul kan di Pus kesma s o leh masi ng masi ng peng pengel elol olaa pr prog ogra ram m di Pu Pusk skes esmas mas,, mis misal alny nyaa progr pro gram am keseh kes ehat atan an ibu ib u dan danana anak, k, pembe pemberan rantas tasan an penyak penyakit, it, promosi promosi kesehata kesehatan n dan lainnya..  2.  D a t a t e r s e b u t k e m u d i a n d i a g r e g a s i o l e h p e n g e l o l a S P 2 T P k e d a l a m formulir laporan bulanan Puskesmas (LB1 dan LB3). 3.  L a p o r a n b u l a n a n t e r s e b u t k e m u d i a n d i k i r i m k a n k e d i n a s k e s e h a t a n kabupaten. 4.  Kemudian dilakukan dilakukan rekapitulasi rekapitulasi seluruh Puskesmas Puskesmas oleh petugas SP2TP ka bu pa te n u nt uk di koo rd in as ika n den gan pen gel ol a pr og ra m di di na s kesehatan kabupaten 5.  Selanjutnya rekapitulasi rekapit ulasi laporan Puskes Puskesmas mas diteruskan ke dinas kesehata kesehatan n propinsi dan pusat (Departemen Kesehatan).

 

B.Alur data dari Rumah Sakit

1.  Data dari rumah rumah sakit baik pemerintah pemerintah mau maupun pun swasta swasta yang berasal berasal darik e g i a t a n h a r i a n , m e l i p u t i p e l a y a n a n r a w a t j a l a n d a n r a w a t i n a p , dikumpulkan oleh  p  peetu tug gas re rek kam medik rum rumah sakit. 2.  D a t a t e r s e b u t k e m u d i a n d i a g r e g a s i o l e h p e t u g a s r e k a m m e d i k d a l a m fo formulir laporan bulanan rumah sakit sebagai berikut: a.  a . L a p o r a n

data

keadaan

morbiditas

pasien

rawat

inap

rumah

rawat

inap

s a k i t (RL2a).  b.  Laporan data keadaan morbiditas pasien rawat raw at jalan rumah sakit(R sakit (RL2 L2b b). c.  c . L a p o r a n

data

keadaan

morbiditas

pasien

morbiditas

pasien

s u r v e i l a n s rum rumah ssaakit (R (RL2a1). d.  d . L a p o r a n

data

keadaan

rawat

jalan

s u r v e i l a n s rum rumah ssaakit (R (RL2b1). b1). e.   Laporan data status imunisasi (RL2c). 3.  L a p o r a n tersebut secara bersamaan dikirimkan ke dinas k e s e h a t a n kabupaten, kabupaten, dinas kesehatan kesehatan propinsi propinsi dan Departemen Departemen Kesehatan Kesehatan (DitjenP (DitjenPeelayanan Medik).

C.Alur data Sistem Terpadu Penyakit /STP

1.  U n t u k

m e l a k u k a n

m e n u l a r , pe pena nang nggu gula lang ngan an

u p a y a k kej ejad adia ian n

p e m b e r a n t as a n luar luar

bia biasa sa

(KL (KLB B)

peny penyak akit it

p e n y a k i t dan dan

ker kerac acun unan an,,

serta penanggulangan penyakit tidak menular diperlukan suatu sistem surveilans penyakit secara terpadu yang bersumber dari Puskesmas, rumah sakit danlaboratorium dengan menggunakan formulir STP Pus STP RS dan STPLab. STPLab. 2.  D a t a

STP

tersebut

di

atas

kemudian

diagregasi

dalam

f o r m u l i r ST STP P PUSPUS-KA KAB. B.,, STP STP RS-K RS-KAB AB.. dan dan STP STP LABLAB-KAB KAB ol oleh eh di dina nass kes keseh ehat atan an ka kabup bupat aten en..

3.  S e l a n j u t n y a r e k a p i t u l a s i l a p o r a n S T P t e r s e b u t d i t e r u s k a n k e d i n a s kesehatan  p  prrop opin inssi dan pu pussat (De (Departe rtemen Kesehatan). 

 

10.  Jelaskan system rujukan pada pasien scabies! Rujukan

Pengertian: Pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab penanganan pada dokter yang dimintai rujukan. Rujukan dapat diajukan pada pelayanan yang lebih tinggi stratanya atau yang memiliki keahlian dan peralatan yang yang diperlukan (rujukan vertikal) juga dapat diajukan kepada pelayanan yang stratanya sama (rujukan horizontal). Rujukan pada pelayanan kedokteran di Indonesia, dibagi menjadi : 1.  Rujukan Medis

  Rujukan Pasien



Pelimpahan wewenang untuk tindak lanjut yang diperlukan.

  Rujukan Ilmu Pengetahuan



Pengiriman dokter atau tenaga kerja untuk melakukan bimbingan, pendidikan ,atau pelatihan.

 



Rujukan Bahan Pemeriksaan Laboratorium Pengiriman bahan pemeriksaan laboratorium untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan. 2.  Rujukan Kesehatan

 



Rujukan Tenaga

Pengiriman dokter atau tenaga kesehatan untuk menanggulangi kasus penyakit atau problem kesehatan.

 



Rujukan Sarana

Pengiriman berbagai peralatan atau sarana medis maupun non-medis.

 



Rujukan Operasional

Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penanggulangan masalah kesehatan. 3.  Rujukan pada pelayanan dokter keluarga

 

Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab tidak total, melainkan terhadap penyakit yang ditanggulangi saja. Dan yang lain masih menjadi tanggung jawab dokter.

 

Dalam melakukan rujukan dokter tidak hanya melihat dari aspek medis saja, namun juga dalam aspek sosial-ekonomi.

 

Tujuan rujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga secara keseluruhan.







 

11.  Bagaimana diagnostic holistic berdasarkan scenario? DIAGNOSTIK HOLISTIK AWAL 1. Aspek Personal 

-

Alasan kedatangan: Riwayat gatal-gatal lama serta timbul bisul. Pasien menjadi mengurangi kegiatan menulis disekolah karena terganggu bisul.

-

Harapan : Gatal-gatal bisa hilang dan tidak timbul kembali dan beraktivit beraktivitas as kembali seperti semula.

-

Kekhawatiran

:

Takut

keluhannya

 bertambah berat dan tidak sembuh dari penyakitnya penyakitnya 2. Aspek Klinik  

-

Skabies dengan infeksi sekunder (ICD-10 B.86)

3. Aspek Risiko Internal 

-

Belum mengetahui penyebab dari penyakit yang

-

dialami

serta

penyebaran

dan penularan skabies.

 Lifestylee (menjaga kebersihan  Lifestyl kebersiha n diri yang kurang, tidur bersama, pemakaian pakaian berulang sebelum dicuci, seprai jarang dicuci, menggunakan handuk bersamaan, dan sering kontak langsung dengan teman sebaya)

4. Masalah fungsi psikososial, psikososial, dan lingkungan 

-

Keluarga berobat ke layanan kesehatan  jika

keluhan

sudah

benar-benar benar-benar mengga menggangu. ngu.

-

Kebersihan rumah kurang

-

Pencahayaan Pencahayaan dan ventilasi di dalam rumah kurang baik

-

Luas rumah

-

Tempat

tidak

tinggal

sebanding dengan banyaknya anggota keluarga yang ada.

berada

pada

daerah pemukiman yang padat

5. Skala Fungsional: 2 yaitu pasien mampu

melakuakan melakuak an pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah r umah namun mulai mengurangi aktivita aktivitas. s.

 

DIAGNOSTIK HOLISTIK AKHIR   1. Aspek Personal 

-

Alasan

kedatangan:

Riwayat

gatal-gatal yang dialami berkurang dan bisul yang dialami

sembuh. -

Harapan : Penyakit ini dapat sembuh sempurna.

-

Kekhawatiran : Kekhawatiran sakit tidak akan sembuh hilang.

2. Aspek Klinik  

-

Skabies (ICD-10 B.86)

3. Aspek Risiko Internal 

-

Keluarga dan pasien mengetahui penyebab dari

penyakit

yang

dialami

serta

 penyebaran  penyeba ran dan dan penularan skabies. -

 Lifestylee  Lifestyl

(menjaga

kebersihan kebersiha n diri

yang meningkat, teap tidur bersama, mencuci pakaian

 berulang setelah dicuci, rutin mencuci seprai,

mencuci handuk dan menjemur menjemur setelah dipakai

tetapi masih digunakan bersama) 4. Masalah fungsi psikososial, psikososial, dan lingkungan 

- Semua

anggota

keluarga

melakukan pengobatan.

-

Kebersihan Kebersiha n rumah tetap kurang.

-

Pencahayaan dan ventilasi tetap kurang.

5. Skala Fungsional: 1 yaitu pasien mampu melakuakan pekerjaan sehari-hari. sehari-ha ri.

 

Referensi 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF