Laporan Oral

November 28, 2017 | Author: Rifal Agustira | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

ORAL...

Description

ORAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam arti luas, farmakologi adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Senyawa awal ini disebut obat dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu mengenai cara mebuat, memformulasi, menyimpang dan menyediakan obat. Farmakologi terutama terfokus pada dua sub yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik. Tanpa pengetahuan farmakologi yang baik,seorang farmasis dapat menjadi suatu masalah bagi pasien karena tidaak ada obat yang aman secara murni. Hanya dengan penggunaan yang cermat, obat akan bermanfaat tanpa efek samping tidak diinginkan yang tidak mengganggu. Farmakokinetik

adalah

ilmu

yang

mempelajari

absorbsi, distribusi dan eliminasi (yaitu metabolisme) Kajian farmakokinetik sangat penting dilakukan

kiinetik untuk

menentukan profil obat. Dari data-data yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan dosis yang tepat , cara pemberian obat atau waktu interval pemberian obat dan data waktu eliminasi dapat ditentukan waktu henti obat. B. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetukan dan menghitung beberapa parameter farmakokinetik oral yaitu tetapan laju

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL absorbsi (Ka), tetapan laju eliminasi (K), waktu paruh (1/2), Cp maks, Tmaks, volume distribusi (Vd) dan luas daerah dibawah kurva (AUC) dari obat paracetamol terhadap hewan coba tikus (Rattus novegitus) dan untuk membandingkan hasil yang didapatkan dengan literatur yang ada. C. Maksud Percobaan Menentukan obat paracetamol di dalam tubuh yang diberikan secara oral dan menentukan volume distribusinya D. Prinsip Percobaan Penentuan parameter – parameter farmakokinetik oral yaitu tetapan laju absorbsi (Ka), tetapan laju eliminasi (K), waktu paruh (1/2), Cp maks, Tmaks, volume distribusi (Vd) dan luas daerah dibawah kurva (AUC) dari obat paracetamol terhadap hewan coba tikus (Rattus novegitus) berdasarkan perhitungan dengan spektrofotometer uv-vis yang dengan melihat serapan sampel.

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Umum Farmakokinetik dapat didefinisikan sebagai setiap proses yang dilakukan tubuhterhadap obat yaitu absorbs, distribusi, metabolisme dan eksresi. Dalam arti sempit, farmakokinetik khususnya mempelajari perubahan-perubahan konsentrasi dan obat dan metabolitnya dalam darah dan jaringan sebagai fungsi dan waktu

Broavabilitas (Ba)

adalah presebtase obat yang diresorpsi tubuh oleh satu dosis yang diberikan dan tersedia, untuk melakukan efek terapisnya. BA dapat diukur vivo (pad keadaan sesungguhnya pasien) dengan menetukan kadar plasma obat sudah tercapai steady state. Pada keadaan ini terjadi keseimbangan anatara kadar, praktis konstan karena jumlah zat yang diserap dan dieliminasi adalah sama (Tjay,2007) Pada umumnya obat diberikan dalam bentuk sediaan seperti tablet, kapsul , suspensi dan lain-lain. Suatu bentuk sediaan obat terdiri dari bahan obat dan bahan-bahan pembantu yang tersusun dalam formula dan diikuti dengan petunjuk cara proses pembuatan. Kita mengetahui bahwa sangat banyak sediaan farmasi dengan obat, dosis dan bentuk sediaan yang sama, diproduksi oleh industri-industri farmasi dengan nama-nama yang berbeda. Dengan berbagai alasan dari industri-industri, maka umumnya formula sediaan tersebut berbeda. Pada akhir tahun lima puluhan dan awal tahun enam puluhan

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL bermunculan laporan, publikasi dan diskusi yang mengemukakan bahwa banyak obat-obat dengan kandungan, dosis dan bentuk sediaan yang sama dan dikeluarkan oleh industri farmasi yang berbeda memberikan kemanjuran yang berbeda. Laporan-laporan dan publikasi-publikasi tersebut menyebabkan munculnya ilmu baru dalam bidang farmasi yaitu biofarmasi (Bourne, 2009). llmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat. (Shargel & Yu, 2012) Farmakologi medis adalah ilmu mengenai zat-zat kimia (obat) yang berinteraksi dengan tubuh manusia. Interaksi-interaksi ini dibagi menjadi dua jenis (Neal, 2006) : a. Farmakodinamik, yaitu efek obat terhadap tubuh, dan b. Farmakokinetik, yaitu bagaimana tubuh mempengaruhi obat dengan berlalunya waktu (yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi). Adapun

parameter

farmakokinetik

yang

digunakan

untuk

mengetahui bioavabilitas suatu obat adalah (Ganiswara ,2005). 1.

Daerah dibawah kurva (Area UnderCurva) adalah integritasi batas obat di dalam darah dari waktu t = o hingga t, dimana besar AUC berbanding lurus dengan jumlah total obat yang diabsorbsi. AUC merupakan salah satu parameter untuk menentukan bioavabilitas. Cara yang paling sederhana untuk menghitung AUC adalah dengan metode trapezoid.

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL 2.

Volume

distribusiadalahsuatu

parameter

farmakokinetik yang menggambarkan luas dan intensitas distribusi obat dalam tubuh. Volume distribusibukan merupakan volume yang sesungguhnya dari ruang yang ditempati obat dalam tubuh, tetapi hanya volume tubuh.Besarnya volume distribusi dapat digunakan sebagai gambaran, tingkat distribusi obat dalam darah. 3.

Konsentrasi

Tinggi

Puncak

(Cpmax)

adalah

konsentrasi dari obat maksimum yang diamati dalam plasma darah dan serum pemberian dosis obat. Jumlah obat biasanya dinyatakan dalam batasan konsentrasinya sehubungan dengan volume spesifik dar idarah, serum dan plasma. 4.

WaktuPuncak (tmax) adalahwaktu yang dibutuhkan unsure untuk mencapai level obat maksimum dalam darah (t max). serta parameter ini menunjukan laju absorsi obat dari formulasi. Laju absorbsi obat, menentukan waktu diperlukan untuk dicapai konsentrasi efektif minimum dan dengan demikian untuk awal dari efek farmakologis yang dikendaki.

5.

Waktuparuhobat (t½) adalah gambaran waktu yang dibutuhkan untuk suatu level aktivitas obat dan menjadi separuh dari level asli atau level yang dikendaki

6.

Tetapanabsorbsi

(Ka)

adalah

parameter

yang

mengambarkan laju absorbsi suatu obat, dimana agar suatu obat

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL diabsorbsi mula-mula obat harus larut dalam cairan pada tempat absorpsinya 7.

Tetapan eliminasi (K) adalah parameter yang gambarkan laju eliminasi suatu obat tubuh. Dengan ekskresinya obat dan metabolit obat, aktivitas dan keberadaan obat dalam tubuh dapat dikatakan berakhir. Penerapan dalam Farmasi. Volume distribusi akan beragam untuk setiap pasien; oleh karena itu, parameter ini dapat digunakan dalam

penentuan

dosis

atau

penyesuaian

dosis

untuk

menghasilkan kadar darah yang diharapkan pada setiap pasien. (Ansel, 2004). NilaiVD < 5 L menunjukkan bahwa obat dipertahankan dalam kompartemen vascular. NilaiVD < 15 L menunjukkan bahwa obat terbatas pada cairan ekstraseluler, sedangkan volume distribusi yang besar (VD > 15 L) menunjukkan distribusi di seluruh cairan tubuh total atau konsentrasi pada jaringantertentu. Volume distribusi dapat digunakan untuk menghitung bersihan obat (Neal, 2006). Bila suatu obat diberikan secara suntikan intravena, semua dosis yang diberikan masuk kedalam sirkulasi sistemik, tetapi halini mungkin tidak terjadi pada obat-obat yang diberikan peroral.Fraksi dari dosis obat yang masuk kedalam sirkulasi sistemik setelah pemberian secara oral dibandingkan dengan jumlah obat yang

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL masuksirkulasi

sitemik

disebut

(bioavailability

=

Proses-proses

F).

sebagai

ketersediaan

fisikadan

hayati

Kimia

yang

menyebabkan ketersediaan hayati berkurang (F kurangdari 1) meliputi kelarutan obat yang jelek, absorbsi gastrointestinal yang tidak lengkap, dan metabolisme yang cepat pada saat melalui hati sebelum sampai kesirkulasi sistemik (first-pass effect). Nilai F dapat diperoleh dengan menggunakanpersamaan: F=

( AUC)oral ( AUC )intravena

Pada saat keluar dari rumah sakit, seseorang pasien mungkin mengubah pengobatan parenteral menjadi pengobatan oral atau topikal untuk pengobatan mandiri dirumah. Dengan demikian, ketersediaan hayati bentuk sediaan yang dipertimbangkan dapat digunakan dalam mengubah bentuk sediaan obat untuk pasien menjadi yang lebih mudah digunakan. (Ansel, 2004). Bioekuivalensi digunakan dalam menentukan obat paten yang efektif untuk mensubstitusi obat generik, dan untuk membandingkan obat-obat bentuk garam atau ester yang berbeda (Ansel, 2004). Metabolisme obat biasanya terjadi dalam hati melalui satu atau dua jenis reaksi. Tahap 1 reaksi umumnya membuat molekul obat lebih polar dan larut dalam air sehingga mudah dieliminasi oleh ginjal. Tahap modifikasi termasuk oksidasi, hidrolisis dan reduksi. Tahap II reaksi melibatkan konjugasi untuk membentuk

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL glucuronides,

asetat

atau

sulfat.Reaksi

ini

umumnya

menonaktivkan aktivitas farmakologi obat dan membuatnya lebih cepat dieliminasi oleh ginjal. Organ lain yang memiliki kemampuan untuk mengeliminasi obat atau metabolit dari badan. Ginjal bisa mengekskresi obat dengan filtrasi glomerulus atau proses aktif seperti sekresi tubular proksimal. Obat juga dapat dieliminasi melalui empedu yang diproduksi oleh hati atau pengeluaran udara oleh paru-paru (Dipiro, 2008). Obat yang cukup larut lemak untuk dapat diabsorbsisecara oral, dengan cepat terdistribusi keseluruh kompartemen cairan tubuh (O).Banyak obat berikatanlemah dengan albumin plasma, dan terbentuklah keseimbangan antara obat terikat (PB) dan obat bebas (B) dalam plasma.Obat yang terikat pada protein plasma hanya terdapat system vascular dan tidak dapat menimbulkan aksi farmakologik (Neal, 2006). Proses yang terlihatadalah(Neal, 2006) : a. Eliminasi urin olehfiltrasi glomerulus b. Metabolisme, biasanya oleh hati c. Ambilan oleh hati danselanjutnya eliminasi melaluiempedu Parameter farmakokinetik 1. Area Under The Curve (AUC) (Tjay, 2007) Area under the curve (AUC) adalah permukaan dibawah kurva (grafik) yang menggambarkan naik turunnya kadar plasma sebagai fungsi dari waktu. AUC dapat dihitung secara matematis merupakan

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL ukuran untuk broavability suatu obat. AUC dapat digunakan untuk membandingkan

masing-masing

plasma

obat

kecepatan etiminasi tidak mengalami perbuahan. (Cn−1+Cn) tn ( AUC)tn−1 = 2

bia

penentuan

(tn-tn-1)

2. Tetapan laju reaksi ( Tjay, 2007) Orde reaksi menunjukkan cara bagaimana konsentrasi obat atau pereaksi mempengaruhi laju suatu reaksi kimia. a. Reaksi orde nol Bila jumlah obat A berkurang dalam suatu jaral waktu yang tetap, t maka laju hilangnya obat A dinyatakan sebagai dA dt =-k K0 adalah laju reaksi orde nol dan dinyatakan dalam satuan massa/waktu A= -kot-Ao A0 adalah jumlah obat A pada t=0. Berdasarkan persamaan zz dapat dibuat suaru grafik hubungan antara A terhadap t yang menghasilkan suatu garis lurus. Intersep y adalah sama dengan A0 dan sbp arah garis sama dengan K0. b. Reaksi Orde Satu Bila jumalh obat A berkurang dengan laju yang sebanding dengan jumlah obat A yang tersisa, maka laju hilangnya obat A dinyatakan sebagai dA dt =-ka (2.3) K adalah tetapan laju reaksi orde kesatu dan dinyatakan dalam satuan waktu-1 (missal:jam-1) integrasi persamaan 2.3 menghasilkan persamaan berikut Ln A= -kt + ln Ao (2.4) 3. Waktu paruh eliminasi (+1/2) (Tjay, 2007)

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL Kecepatan eliminasi obat dan dengan demikian juga plasma t1/2 tegantung dari kecepatan biotrans yang diperlukan oleh sejumlah obat/konsentrasi waktu paruh reaksi orde satu. Harga t1/2 untuk reaksi orde kesatu dapat diperoleh dari persamaan berikut 0,693 t½= K waktu paruh reaksi orde nol, berbeda dengan t ½ reaksi orde saru t ½ reaksi orde nol adalah sebanding dengan jumlah atau konsentrasi awal obat dan berbanding terbalik dengan tetapan orde nol Ko: 0,5. Ao t½= Ko 4. Tetapan laju eliminasi (Tjay, 2007) Laju eliminasi untuk sebagian bessar obat merupakan suatu proses kesatu. Tetapan laju eliminasi, K adalah suatu tetapan laju eliminasi menyatakan jumlah dari laju tiap proses ini : K = km + ke (4.1) Pernyataan laju reaksi unntuk gambar 4.1 adalah : dPB d t = -kDB

Integritas persamaan 4.2 menghasilkan persamaan berikut: −kt Log DB= 2,3 . +log DB Volume distribusi (rd) (Tjay, 2007) Volume distribusi menyatakan suatu factor yang harus diperhitungkan dan memperkirakan jumlah obat dalam tubuh dan konsentrasi obat yang ditemukan dalam kompartemen cuplikan dosis Vd = cp =

MUSHLIH 15020120239

DB c. p

FIRDAUS, S.FARM

ORAL

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL BAB III METODE KERJA A. Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang pengaduk, sendok tanduk, gelas kimia, timbangan analitik, gunting, kanula, kater, spoit, tabung efendrof dan vial B. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquades, Alkohol, Betadine, parasetamol, NaCMC dan tissue C. Cara Kerja 1. Siapkan hewan coba (tikus) 2. Dipuasakan selama 8-12 jam 3. Diambil darahnya 4. Ditampung dalam tabung efendrof 5. Disuntikan obat melalui rute oral 6. Kemudian biarkan selama 30 menit 7. Dilakukan pengambilan darah pada menit ke 0, 30, 60, 90 dan 120’ 8. Kemudian sampel darah disentrifugasi, ambil larutan jernihnya 9. Diukur absorbannya menggunakan spektro 10. Dicatat datanya dan hitung

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil praktikum t (jam) 2 4 6 8

MUSHLIH 15020120239

Abs 0,533 0,641 0,729 1,425

Cp 2,874 3,553 4,106 8,484

Log Cp 0,458 0,550 0,613 0,928

FIRDAUS, S.FARM

ORAL 10 12 14 16 18 20

1,582 1,023 0,894 0,719 0,495 0,329

9,471 5,955 5,144 4,044 2,635 1,591

0,976 0,774 0,711 0,606 0,420 0,201

Orde 0 a = 13,795 b = - 0,613 r = - 0,996 Orde 1 a = 2,231 b = - 0,101 r = - 0,998 1) k = -b x 2,3 = - (-0,101) x 2,3 = 0,232 jam-1 0,693 2) t ½ = k =

0,693 0,232

= 2,987 jam 3) ka t (jam)

Cp lama

2 4 6

2,874 3,553 4,106

Log Cp baru 2,029 1,827 1,625

Cp baru

Cp diff

106,905 67,142 42,169

104,031 63,589 38,063

Log Cp diff 2,017 1,803 1,580

a = 2, 231 b = - 0,101 r = - 0,999 y = a + bx = 2,231 + (-0,101)2 = 2,029 y = a + bx = 2,231 + (-0,101)4 = 1,827 y = a + bx = 2,231 + (-0,101)6 = 1,625 ka = - b x 2,3

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL = - (-0,109) x 2,3 = 0,250 jam-1 ka 2,3 log ( ) k 4) tmaks = ka−k 0,250 ) 0,232 0,250−0,282

2,3 log( =

5) Vd

=

2,3 log1,077 0,018

=

0,073 0,018

= 4,055 jam f x Do x ka = antilog a(ka−k ) =

0,8 x 500.000 x 0,250 antilog 2,231(0,018)

=

100.000 3,603

= 32.647,730 mL 6) Cp maks = [ A x e-k.tmaks ] - [ B x e-ka.tmaks ] = [ antilog 2,231xe-0,232x4,055 ]-[ antilog 2,237xe-0,237x4,055 ] = [ 170,215 x e-0,940 ] - [ 172,583 x e-1,013 ] = [170,215 x 0,390] – [172,583 x 0,363] = 66,383 – 62,647 = 3,716 µg/mL

7) AUC

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL [AUC]

tn

Cpn−1+Cpn 2

=

tn-1

(tn-tn-1)

AUC 24

=

3,553+ 2,874( 4−2) 1 2 = 6,427 µg menit/ml 6

AUC 4

4,106+3,553(6−4) 2

=

= 7,659 µg menit/ml 8

AUC 6

4,106+8,484 (8−6) 2

=

= 12,590 µg menit/ml 10

AUC 8

=

8,484+9,421(10−8) 2

= 17,955 µg menit/ml AUC 12 10

=

5,955+ 9,421(12−10) 2

= 15,426 µg menit/ml AUC 14 12

=

5,144 +5,955(14−12) 2

= 11,099 µg menit/ml 16

AUC 14

=

4,044+5,144 (16−14) 2

= 9,188 µg menit/ml AUC 18 16

=

2,635+ 4,044(18−16) 2

= 6,679 µg menit/ml

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL AUC 20 18

1,591+2,635( 20−18) 2

=

= 4,226 µg menit/mL

∑ AUC

= 6,427 + 7,659 + 12,590 + 17,955 + 15,426 + 11,099 +

17,955 + 9,188 + 6,679 + 4,226 = 15,649µg menit/ml

8)

t∞

AUC tn =

Cpn K

1,591 = 0,232 = 6,857 µg menit/ml

9)

AUC tt ∞0

=

F x Do Vd x K

0,8 x 500.000 = 32.647,730 x 0,232 400.000 = 7.574,273 = 52,810 µg menit/ml t∞

10) % AUC ekstrapolasi

=

=

AUC tn t∞ AUC t 0 6,857 15,649

x 100 %

x 100 %

= 43,9 % Jadi % AUC ekstrapolasi yang didapatkan adalah 43,9 % B. Pembahasan Farmakokinetik adalah suatu ilmu yang mempelajari kinetika absorbsi

MUSHLIH 15020120239

obat,

distribusi,

dan

eliminasi

(yakni

eksresi

dan

FIRDAUS, S.FARM

ORAL metabolisme).Uraian

dari

distribusi

dan

eliminasi

obat

sering

diistilahkan sebagai disposisi obat. Proses mulai dari masuknya obat ke dalam tubuh sampai dikeluarkan kembali disebut farmakokinetik. Termasuk dalam proses farmakokinetik ialah absorbsi, distribusi, biotransformasi / metabolisme dan ekskresi obat. Untuk menghasilkan efek, suatu obat harus terdapat dalam kadar yang tepat pada tempat obat itu bekerja. Unuk mencapai

tempat kerja, suatu

obat

harus melewati

berbagai

membran sel tubuh Dalam parameter farmakokinetik untuk obat yang diberikan secara intravena akan ditentukan nilai K, t ½ , Vd, dan nilai AUC.Dimana

K adalah tetapan laju eliminasi yang merupakan

kecepatan eliminasi obat setelah masuk ke dalam system sirkulasi, t ½ adalah waktu paruh yaitu waktu yang diperlukan agar jumlah obat dalam tubuh melarut setengah dari dosis. Sedangkan Vd adalah volume distribusi yaitu volume obat yang terdistribusi dan AUC (Area Under Curva) merupakan nilai yang menggambarkan biovailabilitas obat

dari jumlah dosis yang ada, dimana bioavailabilitas obat

merupakan jumlah obat yang mencapai system sirkulasi sistemik secara utuh yang memberikan efek. Adapun parameter farmakokinetik yang digunakan untuk sediaan oral adalah

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL 1) Daerah dibawah kurva (Area Under Curva) adalah integritasi batas obat di dalam darah dari waktu t = o hingga t, dimana besar AUC berbanding lurus dengan jumlah total obat yang diabsorbsi. AUC merupakan salahsatu parameter untuk menentukan bioavabilitas. Cara yang paling sederhana untuk menghitung AUC adalah dengan metode trapezoid. 2) Volume distribusi adalah suatu parameter farmakokinetik yang menggambarkan luas dan intensitas distribusi obat dalam tubuh. Volume distribusi bukan merupakan vilume yang sesungguhnya dari ruang yang ditempati obat dalam tubuh, tetapi hanya volume tubuh. Besarnya volume distribusi dapat digunakan sebagai gambaran, tingkat distribusi obat dalam darah. 3) Konsentrasi Tinggi Puncak (Cpmax) adalah konsentrasi dari obat maksimum yang diamati dalam plasma darah dan serum pemberian dosis obat. Jumlah obat biasanya dinyatakan dalam batasan konsentrasinya sehubungan dengan volume spesifik dari darah, serum dan plasma. 4) Waktu Puncak (tmax) adalah waktu yang dibutuhkan unsure untuk mencapai level obat maksimum dalam darah (t max). serta parameter ini menunjukan laju absorsi obat dari formulasi. Laju absorbsi obat, menentukan waktu diperlukan untuk dicapai konsentrasi efektif minimum dan dengan demikian untuk awal dari efek farmakolpgis yang dikendaki.

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL 5) Waktu paruh obat (t½) adah gambaran waktu yang dibutuhkan untuk suatu level aktivitas obat dan mesnjadi separuh dari leval asli atau level yang dikendaki 6) Tetapan absorbsi (Ka) adalah parameter yang mengambarkan laju absorbsi suatu obat, dimana agar suatu obat diabsorbsi mula-mula obat harus larut dalam cairan pada tempat absorpsinya BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa k = 0,232 jam -1, t1/2 = 2,987, ka = 0,250 jam -1, tmaks = 4,055 jam, Vd = 32.647,730 mL, Cp maks = 3,716 µg/mL, dan % AUC ekstrapolasi yang didapatkan adalah 43,9 % B. Saran Diharapkan asisten lebih mendampingi pratikannnya dalam melakukan percobaan ini.

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2015. “Penuntun Praktikum Farmakokinetik”. Universitas Muslim Indonesia : Makassar Aiache, JM. 1989. Farmasetika II Biofarmasi edisi 2. Airlangga University Press : Surabaya. Ganiswana Sulistia G. 2005. “Farmakologi dan Terapi, Edisi V”. Bagian Farmakologi Fakultas Kedfokteran UI : Jakarta. Shargel, L. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Edisi II, Airlangga University Press, Surabaya Bourne, D. W. A,. 2009. Pharmacocinetics and Biopharceutics. Available online at : Nugroho, AK., O Della-Pasqua, M Danhof, and JA Bouwstra. 2004. Compartemental Modeling of Transdermal Iontophoretic Transport : in vitro Model Derivation and Application. Pharm. Res. Stefanovski D, PJ Moate and RC Boston. 2003. WinSAAM: a windowsbased compartmental modeling system. School of Veterinary Medicine, University of Pennsylvania, PA 19348. USA. 52(9):1153-66. Neal, Michael .J. 2006. “At Glance Farmakologi Medis edisi Lima” Penerbit Erlangga:Jakarta Hasibuan, Poppy Anjelisa Z., 2008, Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara , Medan

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL PERHITUNGAN Dik : Dosis obat 500 mg Larutan stok 5 ml Berat tikus:

(I) 189 gram (II) 207 gram (III) 174 gram (IV) 238 gram

Berat rata-rata obat 599,82 mg Perhitungan dosis Tikus 200 gram = 0,018 x 500 mg = 9 mg Perhitungan larutan stok larutan stok=

5 ml x 9 gram=22,5 mg/ml 2

Perhitungan volume pemberian tiap tikus 1.

189 x 2=1,89ml 200

2.

174 x 2=1,74 ml 200

3.

207 x 2=2,7 ml 200

4.

238 x 2=2,38 ml 200

Perhitungan berat obat yang akan ditimbang

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

ORAL BYD=

22,5 mg/ml =26,9919mg 500 mg

MUSHLIH 15020120239

FIRDAUS, S.FARM

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF