Laporan OPT Kacang Tanah
April 1, 2019 | Author: sitti nurkholifah | Category: N/A
Short Description
laporan opt...
Description
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) “Gulma, Hama, dan Penyakit Pada Tanaman Kavang Tanah A rachis his hy hypogea geae L.)” ( Arac L.)”
Oleh : SITTI NURKHOLIFAH NIM. D1B1 16 086 AGT-B
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan lengkap ini dengan baik tentang kesuburan tanah dan teknik pemupukan. Laporan lengkap ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan lengkap Organisme pengganggu tanaman. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan lengkap Organisme pengganggu tanaman Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan lengkap kesuburan tanah dan teknik pemupuk. Akhir kata kami berharap semoga laporan lengkap kesuburan tanah dan teknik pemupuk ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Kendari,
1
Juni
Sitti Nurkholifah Nim. D1B116086
2018
RIWAYAT HIDUP
SITTI NURKHOLIFAH (D1B116086)
Penulis
lahir
di
Kendari pada tanggal 17 mei 1998, penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Kasmudi dan Ibu Maryati. Penulis mulai memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2005 di SDN 2 Sawah dan lulus pada tahun 2010. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 5 Konawe Selatan, Kecamatan Kolono, Kabupaten Konawe Selatan pada tahun 2010, dan penulis lulus pada tahun 2013. Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 7 Konawe Selatan, dan masuk organisasi OSIS sebagai sekbid ke agamaan dan lulus pada tahun 2016. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas
Halu
Oleo
melalui
jalur
SBMPTN
dan
memilih
jurusan
Agroteknologi fakultas pertanian. Penulis masuk di salah satu organisasi dalam kampus yaitu LSIP FKIP UHO (Lingkar Studi Ilmiah Penalaran).
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................i KATA PENGANTAR....................................................................................ii RIWAYAT HIDUP.........................................................................................iii DAFTAR ISI....................................................................................................iv BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................1 1.2. Tujuan dan Kegunaan..................................................................................2 BAB 2. TINJAUAN PESTAKA.....................................................................3
2.1. Pengertian Kacang Tanah ..............................................................................3 2.2. Organisme Pengganggu Tanaman Kacang Tanah......................................3 BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM......................................................6
3.1. Tempat dan Waktu......................................................................................6 3.2. Alat dan Bahan...........................................................................................6 3.3. Prosedur Kerja............................................................................................6 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................8
4.1. Hasil............................................................................................................8 4.2. Pembahasan.................................................................................................9 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................12
3.1. Kesimpulan.................................................................................................12 3.2. Saran...........................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kacang tanah adalah tanaman polong-polongan / kacang kacangan dari family fabiodeae yang juga merupakan tanaman penting dari keluarga polong polongan kedua setelah tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman tropic yang tumbuh secara perdu yang memiliki tinggi 30 – 50 cm dan tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal kacang tanah sebagai bahan pangan industri. Tanaman ini biasanya di tanam di sawah atau tegalan secara tunggal atau ganda dalam sistem tumpangsari. Sebagai bahan pangan, biji kacang ini banyak mengandung lemak dan protein. Di Indonesia produksi kacang tanah, diantara jenis kacang - kacangan lainnya, menempati urutan kedua setelah kedelai. Salah satu penyebab rendahnya produksi adalah varietasnya rentan terhadap penyakit layu yang disebabkan bakteri Pseudomonas solanacearum serta penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan cercospora arachidicola atau cercosporidium personatum. Kehadiran gulma pada pertanaman kacang tanah merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil kacang tanah. Pengaruh gulma terhadap tanaman dapat terjadi secara langsung yaitu dalam hal bersaing untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Secara tidak langsung sejumlah gulma merupakan inang dari hama dan penyakit. Gulma yang dibiarkan tumbuh pada tanaman kacang tanah dapat menurunkan hasil sampai dengan 47% (Moenandir et al., 1996). Berdasarkan uraian diatas maka perlunya dilakukan praktikum organisme pengganggu tanaman pada tanaman kacang tanah.
1.2.Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui organisme pengganggu tanaman pada kacang tanah. Kegunaannya yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui organisme pengganggu tanaman pada kacang tanah.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kacang Tanah
Tanaman kacang tanah merupakan tanaman pangan. Produk tanaman kacang tanah yakni berupa kacang dapat diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan dari tahun ke tahun terus meningkat, seiring dengan produksi kacang tanah di Indonesia. Produk kacang tanah sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan sebagian kecil di ekspor (Sammy, 2014). Kacang tanah memiliki kandungan protein 25-30%, lemak 40-50%, karbohidrat 12% serta vitamin B1. Kacang tanah mengandung anti oksidan, yaitu senyawa tokoferol, selain itu mengandung arakhidonat, dan mineral (Kalsium, Magnesium, Phosphor, dan Sulfur), serta vitamin (riboflavin, thianin, asam nikotinik, vitamin E, dan vitamin A). Hal ini menempatkan Kacang tanah sebagai tanaman legum ke-2 di Indonesia setelah kedelai (Cibro, 2008). Tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang gembur, memiliki bahan organik tanah dalam jumlah cukup (Sianturi, 2008). Tanah yang baik bagi pertumbuhan kacang tanah adalah jenis tanah bertekstur pasir sampai lempung berdebu dengan drainase yang baik, penggenangan dapat menimbulkan penyakit busuk batang dan polong menjadi rusak (Susilawati, 2010). 2.2. Organisme Pengganggu Tanaman Kacang Tanah
Faktor biotis merupakan salah satu penyebab penurunan produksi kacang tanah. Faktor biotis adalah makhluk hidup yang menimbulkan kerusakan pada tanaman, seperti manusia, hewan/binatang, serangga, jasad mikro ataupun submikro dan lain sebagainya. Hama penting kacang tanah adalah pengisap daun ( Empoasca), pengorok daun (Stomopteryx subsecivella), ulat jengkal ( Plusia chalcites), ulat grayak (Spodoptera litura), kumbang daun ( Phaedonia inclusa). Sedangkan Penyakit utama pada kacang tanah antara lain layu bakteri ( Ralstonia solanacearum), bercak daun, karat ( Puccinia arachidis), dan busuk daun (Rani, 2010).
Organisme pengganggu tanaman khusus penyakit pada kacang tanah baik biji sampai pascapanen terdiri dari virus, bakteri, jamur, dan nematoda, akan tetapi yang paling dominan dari mikroorganisme tersebut adalah dari golongan jamur diantaranya adalah jamur penyebab penyakit bercak daun (Soesanto, 2013). Hama utama pada tanaman kacang tanah yang menyerang tanaman sejak tanaman tumbuh hingga menjelang panen terdiri lebih dari 20 spesies. Namun hanya beberapa hama utama yang penting yakni: pengisap daun (Kutu Aphis A. craccivora, kutu kebul Bemisia tabaci, tungau merah Tetranychus cinnabarius, Thrips spp. dan wereng Empoasca spp.), pemakan daun (ulat grayak Spodoptera litura, ulat jengkal Chrysodeixis chalsites) ulat penggulung daun Lamprosema indicata, ulat buah Helicoverpa spp., pengorok daun Aproerema modicela, hama polong (rayap Odontotermes spp, lundi Holotrichia spp., Dermaptera Anisolobis annulipes) , dan hama pemakan biji (Kumbang bubuk Tribolium casteneum, dan ulat biji Corcyra cephalonica) (Marwoto, 2013). Jumlah gulma yang ada di muka bumi menurut Rodgers dalam Gupta (1984) lebih dari 30.000 spesies, sebanyak 18.000 spesies merupakan gulma yang sering menyebabkan penurunan hasil tanaman budidaya. Menurut Buchanan et al . (1982), gulma yang sering mengganggu tanaman kacang tanah mencapai 34 spesies. Di Indonesia, menurut Sastroutomo (1990), gulma yang sering mengganggu tanaman kacang tanah ada 42 jenis, terdiri atas 14 jenis rerumputan, 4 jenis teki-tekian dan 24 jenis berdaun lebar. Dari 42 jenis tersebut, ada sepuluh jenis yang dominan yaitu: Echinochloa colona (tuton), Digitaria ciliaris (putihan), Cyperus rotundus (teki), Eleusine indica (lulangan), Ageratum conyzoides (wedusan), Phylantus niruri (meniran), Portulaca oleracea (krokot), Physalis minina (ceplukan), Cynodon dactylon (grinting) dan Cyperus iria. Moenandir (1985) melaporkan bahwa gulma Cyperus rotundus, Digitaria ciliaris, Eleusine indica, dan Comelina nudiflora (jeboran) rentan terhadap pengaruh naungan, sehingga apabila tanaman kacang tanah tumbuh lebih cepat, atau ditumpangsarikan dengan tanaman yang lebih tinggi akan menghasilkan naungan sehingga pertumbuhan gulma-gulma tersebut tertekan (Arief, 2013).
Perubahan iklim global secara tidak langsung akan memengaruhi fluktuasi populasi hama sehingga diperlukan metode dan teknologi pengendalian hama yang lebih efektif (Indiati, 2015).
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo pada hari Minggu, 14 April - 27 Mei 2018 pukul 16:00 WITA sampai selesai. 3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu pacul, sekop, parang, gembor, ember, gunting, paku tindis, kamera dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu benih kacang tanah, map plastik, kapur dan pupuk gaksi. 3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut : 1. Persiapan lahan Pembersihan lahan dari tanaman maupun kotoran lainnya. Setelah itu, dilakukan pembuatan bedengan dengan ukuran 3 cm x 1,5 cm dan membuat drainase dengan ukuran 50 cm. Sehingga diperoleh bedengan dengan jumlah 8 petakan. Setelah itu dilakukan pengapuran dengan dosis yang disesuaikan dengan luas petakan dengan rumus =
20000 (3 1,5) 10000
.
2. Persiapan pupuk kandang kambing Pupuk kambing diambil dari peternakan kambing di THR. Pupuk kambing harus dalam keadaan matang atau pupuk kambing sudah dalam keadaan kering. Pada saat pengaplikasian belum dalam keadaan matang maka dapat memicu pertumbuhan gulma. 3. Pengaplikasian pupuk kandang kambing
Pengaplikasian pupuk kandang kambing dilakukan 7 hari sebelum tanam (HST). Pengaplikasian pupuk kandang kambing dilakukan dengan metode sebar dalam setiap petakan.
4. Penanaman Penanaman dilakukan dengan metode lubang tanam atau ditugal. Benih kacang tanah dimasukkan ke dalam lubang tugalan tadi lalu ditutup dengan pupuk gaksi dengan dosis 40 gr perlubang tanam. Setiap petakan terdapat 12 tanaman. Sisa dari benih ditanam disekitar petakan untuk dilakukan penyulaman jika terdapat benih yang tidak tumbuh. 5. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, penggemburan, pemupupakan dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu padi dan sore hari. Penyiangan dilakukan setiap hari jika terdapat gulma dalam tanaman budidaya. Di dalam pemeliharaan tanaman tidak pengendalian gulma, hama dan penyakit karena yang mau diamati yaitu gulma yang terdapat pada tanaman budidaya, hama yang menyerang dan penyakit yang menyerang.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Tabel 1. Gambar gulma
Ageratum conyzoides L
Ageratum conyzoides L
(bebandotan )
(bebandotan )
Tabel 2. Gambar gejala serangan hama dan penyakit
Belalang
Belalang
Kerat Daun
4.2. Pembahasan
Kacang tanah adalah tanaman polong-polongan / kacang kacangan dari family fabiodeae yang juga merupakan tanaman penting dari keluarga polong polongan kedua setelah tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman tropic yang tumbuh secara perdu yang memiliki tinggi 30 – 50 cm dan tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Organisme
pengganggu
tanaman
adalah
suatu
organisne
dapat
menurunkan nilai produksi tanaman atau dapat merugikan dalam nilai ekonomi. organisme
pengganggu
tanaman
adalah
semua
organisme
yang
dapat
menyebabkan penurunan potensi hasil yang secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya .OPT terbagi menjadi tiga yaitu gulma, hama dan penyakit. Dimana, gulma merupakan yang tumbuhnya tidak dikehendaki tumbuh diareal tanaman budidaya yang merugikan secara ekonomis. Hama adalah seragga yang dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas tanaman dan merugikan secara nilai ekonomi. Penyakit adalah dimana sel dan jaringan tanaman tidak berfungsi secara normal yang ditimbulkan secara terus menerus oleh agen patogenik/faktor lingkungan dan akan menimbulkan perkembangan gejala. Berdasarkan hasil pengamtan diatas pada tabel 1 gulma yang terdapat pada kacang tanah yaitu terdapat beberapa tumbuhan gulma diantaranya yaitu babadotan, teki, rumput gajah, gulma kacang-kacangan. Menurut Buchanan et al. (1982), gulma yang mempunyai kesamaan dengan tanaman kacang tanah dalam hal tipe daun, sistem perakaran dan cara bereproduksi, mempunyai kemampuan bersaing yang lebih besar dibanding jenis-jenis gulma yang berbeda dengan kacang tanah. Biji memerlukan waktu 5 hingga 10 hari untuk berkecambah dan muncul di permukaan tanah, bahkan untuk biji-biji yang berukuran lebih besar dapat tumbuh lebih lambat. Oleh karena itu, tanah baru tertutup kanopi setelah tanaman berumur 25 – 40 hari, sedangkan biji-biji gulma berkecambah dan tumbuh lebih cepat terutama di daerah tropik. Akibatnya tanaman mendapat persaingan dengan gulma untuk mendapatkan air, hara, cahaya, ruang tumbuh dan faktor-faktor tumbuh yang lain. Hal demikian kurang menguntungkan bagi tanaman kacang tanah,
sehingga
apabila
pengendalian
gulma
terlambat
dilakukan
akan
mengakibatkan penurunan hasil yang cukup besar. Besarnya penurunan hasil akibat gangguan gulma ditentukan oleh derajat kompetisi yang besarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya seperti jenis dan kepadatan gulma, adanya
tanaman
lain,
kondisi
iklim,
kesuburan
tanah,
dan
gangguan
hama/penyakit Makin besar derajat kompetisi, akan mengakibatkan penurunan hasil tanaman yang lebih besar.
Pada tabel 2 hama yang terlihat yaitu belalang (valanga nigricornis), dan empoasca. Belalang termasuk hama paada tanaman kacang tanah karena belalang menyerang bagian daun yaitu memakan daun kacang tanah. Sementara empoasca termasuk vektor atau sebagai hewan penular penyakit. Dan penyakit yang tampak terlihat yaitu karat daun, kerat daun adalah penyakit yang sering menyerang tanaman kacang tanah. Petani selalu melakukan pengenalian yaitu menggunakan pestisida.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kehilangan hasil kacang tanah akibat gangguan gulma dapat berkisar antara 20 hingga 80%, bergantung pada jenis dan kerapatan gulma, serta waktu terjadinya gangguan gulma, apabila dilakukan penyiangan yang sering maka penurunan hasil yang diakibatkan oleh gulma akan berkurang. Gulma yang mempunyai kesamaan dengan tanaman kacang tanah dalam hal tipe daun, sistem perakaran dan cara bereproduksi, mempunyai kemampuan bersaing yang lebih besar dibanding jenis-jenis gulma yang berbeda dengan kacang tanah. Dari hasil praktikum bahwa penyerangan hama dan penyakit pada tanaman kacang tanah belum parah, karena tanaman masih muda dan tiap minggu dilakukannya penyiangan sehingga
gulma tidak terlalu
banyak dan dapat mencegah
penyerangan patogen, karena patogen suka menempel pada gulma karena gulma sebagai sumber inang patogen. 5.2. Saran
Saran saya yaitu untuk praktikum kedepannya praktikum dilakukan lebih awal atau sampai tanaman berumur tiga bulan agar lebih jelas dalam mengidentifikasi hama dan penyalit serta gulma yang mengganggu tanaman kacang tanah. Jika terlambat maka akan kurang mendapatkan hasil pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, H., dan E. Widaryanto, 2013. Pengelolaan gulma pada tanaman kacang tanah. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Cibro, M. A., 2008. Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah ( Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah. Universitas Sumatera Utara. Medan. Indiati, S. W., 2015. Pengelolaan hama thrips pada kacang hijau melalui pendekatan pengendalian hama terpadu. Jurnal. Litbang Pert , 34(2) : 51-60. Marwoto, 2013. Hama utama kacang tanah dan strategi pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Monograf Balitkabi No. 13. Rani, F., et al ., 2010. Laporan praktikum lapang pengendalian hama terpadu pada komoditas kacang tanah di desa carang pulang. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Sammy, S. N. R., 2014. Insidensi dan severitas penyakit bercak daun pada tanaman kacang tanah di desa lowian dan lowian satu kecamatan maesaan kabupaten minahasa selatan. Jurusan hama dan penyakit. Fakultas Pertanian. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Soesanto, L., 2013. Penyakit Karena Jamur. Kompendium Penyakit-penyakit Kacang Tanah. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Susilawati, P. N., 2010. Budidaya Kacang Tanah pada Lahan Kering. Diakses dari Jurnal-Jurnal Ilmiah, tanggal 31 Mei 2018.
View more...
Comments