Laporan OJT

November 28, 2017 | Author: coco_hell7453 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan OJT...

Description

LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISIS COP ( Coefisien of Prestation ) PADA AIR DRYER DI PT. ASAHAN ALUMINIUM INDONESIA ( INALUM )

OLEH ARI SYAHPUTRA

( 0707230035 )

FITRI AMELIA

( 0707230065 )

KONSENTRASI KONVERSI ENERGI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN 2011

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus

ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang dunia industri mahasiswa yang dapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliaan, sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap dan mampu untuk berkompetisi ketika memasuki dunia kerja. Selain maksud di atas mata kuliah kerja praktek menjadi salah satu pendorong utama bagi tiap-tiap mahasiswa untuk mengenal kondisi di lapangan kerja dan untuk melihat keselarasan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan aplikasi praktis di dunia kerja. PT INALUM Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara ini dipilih pemohon kerja praktek karena perusahaan ini merupakan industri aluminium yang banyak menerapan Instrumen dalam memproses dan memproduksi alumunium,. Bidang ini merupakan salah satu bidang studi di Jurusan Teknik Mesin, dan akan menjadi salah satu bidang keahlian lulusan Jurusan Teknik Mesin UMSU. 1.2

Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Dalam pelaksanaan kerja praktek ini mempunyai beberapa tujuan antara lain

adalah : 1.2.1. Umum a) Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya. b) Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan nasional. c) Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmunya di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh. d) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami system kerja di dunia industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh.

2

1.2.2. Khusus (Akademis) a) Untuk memenuhi beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Mesin UMSU. b) Mengenal lebih jauh tentang peralatan yang sesuai dengan bidang yang dipelajari di Jurusan Teknik Mesin UMSU . c) Memperluas wawasan mahasiswa dalam bidang Mesin umumnya dan bidang Konversi Energi khususnya. 1.3

Manfaat-manfaat Dalam pelaksanaan kerja praktek ini mempunyai beberapa manfaat antara lain

adalah : 1) Bagi Mahasiswa a) Dapat memahami dan mengetahui berbagai macam aspek kegiatan perusahaan. b) Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh dengan Praktek Lapangan c) Memperoleh kesempatan untuk melatih ketrampilan dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan. d) Lebih memahami cara melakukan suatu menelitian untuk menghasilkan karya ilmiah e) Memperoleh pengetahuan yang berguna dalam perwujudan kerja yang akan dihadapi kelak, setelah mahasiswa tersebut menyelesaikan studinya. 2) Bagi fakultas a) Mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara khusunya dengan jurusan Teknik Mesin. b) Memperoleh kepercayaan dari Perusahaan tempat berlangsungnya Praktek Kerja Lapangan, jika kerja praktek yang dilaksanakan oleh mahasiswa berlangsung secara baik dan benar. 3) Bagi Perusahaan a) Sebagai bahan masukan perbaikan dari system kerja atau system yang lama. b) Mendapat informasi mengenai teknologi yang sedang berkembang. c) Mendukung dan berpartisipasi dalam program nasional dalam bidang pendidikan.

3

1.4

Batas Permasalahan Sesuai dengan tujuan Praktek Kerja Lapangan kami maka, kami membatasi

permasalahan ruang lingkup kegiatan di perusahaan PT.Inalum yang sesuai dengan Jurusan kami yaitu Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan Pabrik khususnya di Plant SMT : Adapun batas-batas permasalahan yang kami maksud di atas yaitu: a) Alat-alat Instrumen yang digunakan b) System pemeliharaan dan perawatan peralatan pabrik c) Proses pengkalibrasiaan/Tera ulang 1.5

Sistematika Penulisan Laporan Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah: a) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, praktek kerja lapangan, dan batasan permasalahan serta sistematika penulisan laporan. b) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini dijelaskan bagaimana sejarah dan wirayat ringkas PT INALUM dari dulu hingga saat ini,ruang lingkup PT INALUM, pembangkit listrik tenaga air, produksi aluminium batangan, manfaat PT INALUM, dan fasilitas pendukung lainnya. c) BAB III STRUKTUR ORGANISASI, MANAJEMEN DAN SMK3 Pada bab ini menjelaskan mengenai struktur organisasi perusahaan dan bentuk organisasi, produk dan penjualan serta sertifikasi dari PT INALUM. d) BAB IV SMELTER MAINTENANCE TWO (SMT) Pada bab ini dijelaskan mengenai struktur organisasi SMT, sistem Maintenance di SMT, serta mengenai Subseksi di SMT.

4

e) BAB V ANALISA COP (coefisien of prestation) PADA AIR DRYER TIPE GT7480 Pada bab ini dijelaskan mengenai Analisa COP (Coefisien of Prestation) pada Air Dryer tipe GT7480 dan f) BAB VI PENUTUP Pada bab ini akan dituliskan kesimpulan dari kerja praktek dan saran dari praktikan yang sifatnya membangun. 1.6

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu

: 20 Desember 2010 s/d 28 Januari 2011

Tempat Pelaksanaan

: PT.INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1

Sejarah Perusahaan Gagasan untuk mengelolah tenaga air sungai asahan sebagai pembangkit

listrik telah dimulai sejak tahun 1908. Pada tahun 1919 pemerintah Hindia Belanda mengadakan studi kelayakan proyek dan pada tahun1939 Perusahaan Belanda MEWA memenuhi pembangunan PLTA Siguragura, dengan pecahnya perang dunia II proyek ini tidak dapat diteruskan. Setelah terjadi kegagalan-kegalan untuk pemanfaatan potensi Sungai Asahan yang mengalir di Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai Asahan. Tekad untuk membangun pemanfaatan potensi sungai tersebut pun semakin kuat pada tahun 1972 ketika pemerintah menerima laporan tentang studi kelayakan Proyek PLTA dan Aluminium Asahan dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utamanya dari listrik yang dihasilkannya. Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, pemerintah Republik Indonesia dan 12 perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani perjanjian induk untuk PLTA dan pabrik peleburan Aluminium setelah melalui perundingan- perundingan yang panjang dengan bantuan ekonomi dari pemerintah Jepang yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975. Pada tanggal 6 Januari 1976, PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd yang didirikan di Jakarta. INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan proyek Asahan, sesuai dengan perjanjian induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Alumanium (NAA) Co, Ltd. Pada waktu perusahaan didirikan adalah 10 % dengan 90 %. Pada tanggal 20 Juli 1999 perbandingan tersebut menjadi 25% dan 75% dan sejak 29 Juni 1997 menjadi 41,13% dengan 58,87%.

6

Kemudian perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan NAA Co, Ltd kembali mengalami perubahan pada tanggal 10 februari 1997 yaitu menjadi 41,12% dan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam perjanjian induk, pemerintah Indonesia mengeluarkan SK Presiden No. 5 tahun 1976 yang melandasi terbentuknya Otarita Pengembangan proyek Asahan sebagai wakil pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan proyek Asahan. INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang Industri Aluminium dengan Investasi sebesar 411 milyar Yen. 2.2

Visi, Misi dan Nilai a) Visi Visi PT INALUM adalah: ” Inalum adalah perusahaan kelas dunia dalam bidang aluminium dan industri terkait.” b) Misi Misi PT INALUM adalah: 1) Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan (stakeholder) melalui produksi aluminium ingot yang berkualitas tinggidan produkproduk terkait serta mampu bersaing di pasar global. 2) Mendukung operasi pabrik peleburan aluminium yang menguntungkan dan berkelanjutan melalui pengoperasian pembangkit listrik tenaga air yang efektif dan efisien. 3) Mendukung pengembangan kelompok industri aluminium nasional yang pada akhirnya mendukung perkembangan ekonomi nasional. 4) Berpartisipasi

dalam

pengembangan

ekonomi

regional

melalui

pengelolaan operasi yang optimum secara menguntungkan. c) Nilai Nilai PT INALUM adalah ”Dengan mengoperasikan pabrik peleburan aluminium dan pembangkit listrik tenaga air untuk menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan (stakeholder), kami bekerjasama untuk melestarikan lingkungan dan yakin bahwa komitmen kami kepada masyarakat dan ekonomi sekitar adalah hal yang paling mendasar untuk mencapai Misi kami.”

7

2.3

Ruang Lingkup PT Inalum PT. INALUM terdiri atas: Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berada di sungai Asahan di Paritohan, Kec. Pintu Pohan Meranti, Kab. Toba Samosir. PLTA PT.INALUM yang terletak di sepanjang sungai Asahan terdiri dari : 1) Bendungan pengatur (Regulating Dam) yang berada di Siruar ± 14,5 Km dari Danau Toba. Fungsi dari bendungan Dam ini untuk mengatur kestabilan air keluar dari Danau Toba ke sungai Asahan untuk mensuplai air ke stasiun pembangkit listrik secara konstan. 2) Bendungan Penadah air Sigura-gura (Sigura-gura Intake Dam) yang berada di Simorea dan berfungsi sebagai sumber air yang stabil untuk stasiun pembangkit listrik Sigura-gura. Air yang tertampung pada bendungan ini digunakan di stasiun pembangkit listrik Sigura-gura yang berada 200 meter didalam pusat bumi dengan 4 unit Generator dengan kapasitas masing-masing 71,5 MW dan disebut PLTA bawah tanah yang pertama di Indonesia. 3) Bendungan Penadah Air Tangga (Tangga Intake Dam) terletak di Tangga dan berfungsi membendung air yang telah dipakai PLTA Siguragura untuk memanfaatkan kembali pada PLTA tangga. Bendungan ini berbentuk busur sehingga disebut bendungan Busur pertama di Indonesia. PLTA di Siguragura dan Tangga berkapasitas total : 1) Kapasitas terpasang

: 603 MW

2) Output tetap

: 426 MW

3) Output puncak

: 513 MW

Kemudian listrik yang dihasilkan oleh stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga disalurkan dengan melalui jaringan transmisi sepanjang 120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV ke Kuala Tanjung. Tegangan diturunkan melalui gardu induk Kuala Tanjung menjadi 33 KV untuk didistribusikan ketiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya. Masing-masing gedung tungku mempunyai 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.

8

Sesuai dengan perjanjian induk kelebihan tenaga listrik dengan batasan max 50 MW diserahkan kepada pemerintah melalui PLN. Kelebihan tenaga listrik tegangan 275 KV ini disalurkan melalui gardu induk Kuala Tanjung ke gardu induk PLN untuk didistribusikan ke masyarakat melalui jaringan transmisi 150 KV. Pabrik peleburan aluminium yang terletak di Kuala Tanjung, kecamatan Sei Suka, kabupaten Batu Bara. Propinsi Sumatera Utara. Pabrik peleburan PT.Inalum terdiri dari tiga pabrik utama yaitu :

c)

a)

Pabrik karbon ( Carbon plant )

b)

Pabrik reduksi ( Reduction plant )

Pabrik penuangan ( Casting plant ) PT Inalum membangun sarana yang diperlukan untuk kedua proyek, seperti : pelabuhan, jalan-jalan, perumahan karyawan, sekolah dan lain-lain, dengan investasi yang keseluruhannya berjumlah ± 411 milyar yen (US $ 920.476.000) = (Rp.381.997.540.000). Selain itu, PT Inalum juga membangun fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan oleh karyawannya, antara lain : a) Perumahan b) Sarana Olah Raga c) Tempat Ibadah d) Rumah Sakit e) Sekolah f) Tempat berbelanja g) Kantor Pos h) Kantor Telkom i) Sarana Rekreasi j) Dan lain – lain 2.4.

Perbandingan Saham Dan Jumlah Tenaga Kerja Perbandingan saham Keterangan

Pemerintah RI

NAA Co., Ltd

Awal pendirian

10,00 %

90,00 %

20 Juli 1979

25,00 %

75,00 %

29 Juni 1987

41,13 %

58,87 %

41,12 %

58,88 %

10 Pebruari 1998 Jumlah Karyawan

9

Kantor

2.5

Per 31 Maret 2009

Jakarta (IHO)

33 orang

Medan (IMO)

9 orang

Kuala Tanjung (ISP)

1776 orang

Paritohan (IPP)

243 orang

Jumlah

2601 orang

Alih Teknologi Pembangunan PT. INALUM merupakan suatu kesempatan baik untuk alih

teknologi dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh putra-putri Indonesia sebagai suatu media latihan. Untuk memenuhi harapan ini sebaiknya dilakukanlah alih teknologi dari para kontraktor asing. Pembangunan PT. INALUM membutuhkan teknologi yang rumit dengan berpartisipasi dalam pembangunan proyek ini banyak karyawan Indonesia memperoleh kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik konstruksi modern yang diperolehnya dari para kontraktor Jepang. Banyak pula staf Indonesia yang bekerja pada perusahaan kontraktor Jepang dan subkontraknya dikirim ke Jepang untuk mengikuti pelatihan. 2.6

Kinerja Perusahaan 2.6.1

Produksi dan Penjualan

Tahun Fiskal *)

Produksi

Penjualan Ekspor

Domestik

2004

246.935

161.512

78.629

2005

252.328

169.510

78.404

2006

247.842

168.010

78.202

2007

241.451

154.508

93.303

2008

245.525

152.007

97.112

*) Tahun Fiskal Perusahaan = April ~ Maret

Produksi ke

Tanggal Produksi

1 juta ton

8 Pebruari 1998

2 juta ton

2 Juni 1993

3 juta ton

12 Desember 1997

10

4 juta ton

16 Desember 2003

5 juta ton

11 Januari 2008

2.6.2. Sertifikat dan Penghargaan Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT. INALUM adalah : 1) Quality Managemen system (QMS) PT Inalum telah mendapatkan sertifikasi system manajemen Mutu ISO 9001 dari SGS Internasional memperoleh 2 (dua) setifikat, masing-masing: a) No.AU98/1054, sejak februari 1998 dari Joint Accreditation System Australia & New Zealand (JAS-ANZ) b) Enviromental No.:ID03/0239, sejak april 1998 dari United Kingdom Accreditation Service (UKAS) 2) Enviromental Management System (EMS) Dalam rangka turut melestarikan lingkunagan, PT Inalum telah mendapatkan sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan No : GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS Internasional & UKAS. 3) Sistem Management Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) PT INALUM telah menerapkan Sistem Menerapkan Sistem Majement K3 dan mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada tahun 2005 & 2008 (Sertifat No. : 00351/SE/2004 & No.:00351/SE/2007 untuk PLTA dan Sertifikat No.: 00352/SE/2004 & No.:00352/SE/2007 untuk pabrik peleburan ) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 1) PROPER PT INALUM juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat BIRU dalam Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu pada tahun 2004, 2005, dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. 2) Internassional Ship & Port Facillity Security (ISPS) Code

11

Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di Pelabuhan , PT INALUM telah mendapatkan sertifikat ISPS Code No.: 02/0161- DV tanggal 3 juni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia. 3) Sahwali Awards Perusahaan juga menerima Syahwali Awards tentang Environmentally Friendly Businessman pada tanggal 13 November 1992 dari Indonesia Environmentally Management Information Center (IEMIC) 2.7.

Proses Produksi Bahan-bahan

untuk

keperluan

produksi

alumunium

pertama

sekali

didatangkan melalui pelabuhan. Bahan-bahan tersebut adalah alumina, pitch dan kokas (coke). Alumina akan dimasukkan ke dalam silo alumina (alumina silo), kokas ke dalam silo kokas (coke silo) dan pitch ke dalam pitch Storage House. Pemasukan bahan-bahan tersebut menggunakan Belt Conveyor. Alumina yang berada

di dalam silo alumina kemudian dibawa ke Dry

Scubber untuk direaksikan dengan gas HF yang berasal dari Pot. Hasil dari reaksi ini adalah Reacted Alumina yang akan dimasukkan ke dalam Hopper Pot dengan menggunakan Anode Changing Crane (ACC). Dari Hopper Pot, Reacted Alumina akan dimasukkan ke dalam tungku reduksi. Kokas yang ada di dalam silo kokas akan dicampur ke dalam butt dan kemudian mengalami pemanasan. Kemudian dicampur dengan pitch yang berfungsi sebagai perekat (binder). Campuran ketiga bahan ini akan dicetak menggunakan Shaking Machine dan selanjutnya mengalami pemanggangan pada Baking Furnace. Hasilnya adalah blok-blok anoda. Semua proses ini berlangsung pada Anode Green Plant dan Anode Baking Plan. Blok-blok anoda kemudian akan dipasangi tangki (Anode Assembly) di Anode Rodding Plant. Anoda tersebut kemudian akan dikirimkan ke Reduktion Plant untuk keperluan proses elektrolisis alumina menjadi aluminium. Setelah ± 30 hari anoda diganti dan sisa-sisa anoda (butt) dibersihkan. Butt ini kemudian akan dihancurkan dan dimasukkan ke Butt Silo. Kemudian dipakai kembali sebagai bahan pembuatan anoda bersama kokas dan pitch. Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina. Pada proses ini akan dihasilkan gas HF yang akan dialirkan ke Dry Scrubber System untuk bereaksi 12

dengan alumina dan sebagaian dibuang melalui cerobong Gas Cleaning system. Alumunium cair yang dihasilkan pada tungku kemudian dibawa ke Cast House menggunakan Metal Transport Car (MTC). Di Cast House aluminium cair dimasukkan ke Holding Furnace, setelah itu alumina cair dituang ke Casting Machine untuk dicetak menjadi alumunium batangan (Aluminium Ingot) dengan berat masing-masing ingot ± 22,7 kg. desain produk PT Inalum adalah 225.000 ton aluminium per tahun. Namun, karena adanya perbaikan teknologi dan semakin tingginya tingkat efisiensi penggunaan arus, maka kapasitas produksi PT Inalum lebih tinggi dari desain produksinya. Demi kelancaran proses produksi di kedua proyek, PT Inalum membangun fasilitas- fasilitas antara lain : a)

Silo alumina

b)

Silo kokas

c)

CTP Yard

d)

Tangki minyak IDO

e)

Kantor

f)

Pembersih Gas

g)

Pelabuhan

h)

Dan lain – lain

BAB III STRUKTUR ORGANISASI, MANAJEMEN DAN SMK3 13

3.1

Struktur Organisasi Pendahuluan Setiap orang tentu mempunyai tujuan dan berusaha untuk mencapainya.

Tujuan itu akan berbeda bagi setiap orang lain karena pengaruh pengetahuan dan pengalamannya berbeda. Namun demikian setiap orang antara lain karena pengaruh pengetahuan dan pengalamannya berbeda. Namun demikian setiap orang akan sama dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, antara lain kebutuhan akan sandang pangan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk bergaul, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan diakui keberhasilannya. Oleh karena itu manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara sendiri. Dia harus bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuannya, atau beroraganisasi.Maka itu tercipta lah suatu Struktur Organisasi yang berbentuk Garis dan Staff berdassarkan fungsi.Struktur Organisasi yang terdapat pada PT INALUM adalah sebagai berikut : 1.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 1).

RUPS adalah organ Perseroan yang memegang kekuasaan

tertinggi.RUPS terdiri dari : a)

Rapat Tahunan yang diadakan selambat – lambatnya pada

akhir bulan September setiap tahun Kalender b)

Rapat Umum Luar Biasa diadakan setiap saat jika dianggap

perlu oleh Direksi dan/atau Pemegang Saham 2).

Hak

dan

wewenang

RUPS

adalah

mengangkat

dan

memberhentikan Komisaris dan Direksi. 2.

Tugas dan Wewenang Komisaris. 1). Komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasihat kepada direksi. 2). Komisaris

dapat

meminta

penjelasan

tentang

segala

hal

yang

dipertanyakan. 3). Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi berdasarkan keputusan yang disetujui oleh lebih dari ½ jumlah anggota komisaris jikalau mereka bertindak

14

bertentangan dengan anggaran dasar dan undang-undang dan peraturan yang berlaku. 3.

Direksi 1)

Keanggotaan a)

Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 6 (enam) orang

anggota, diantaranya seorang sebagai Presiden Direktur. b)

Para anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh

Rapat umum pemegang Saham. c)

Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang

diusulkan oleh para Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang- kurangnya 1 (satu) orang anggota Direksi harus dari calon yang diusulkan oleh pemegang saham pihak Indonesia. 2)

Masa Jabatan a)

Para anggota direksi dipilih untuk suatu jangka waktu

yang berakhir pada penutupan Rapat umum Pemegang saham Tahunan, kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak rapat umum pemegang saham untuk memberhentikan para anggota direksi sewaktu-waktu dan mereka dipilih kembali oleh rapat Umum Pemegang Saham. b)

Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka

masa jabatan anggota direksi tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum pemegang Saham menetapkan lain. 3)

Tugas dan Wewenang a)

Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan

tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. b)

Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota direksi

ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham dan wewenang

15

tersebut oleh rapat umum pemegang saham dapat dilimpahkan kepada komisaris. 4)

Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggungjawabnya sendiri, berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur dalam surat kuasa.

5)

Direksi berhak mewakili perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak lain atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

4.

Presiden Direktur Presiden Direktur adalah salah seorang Direksi yang oleh karena jabatannya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili perseroan.

5.

Direktur Direktur adalah anggota Direksi yang oleh karena jabatannya melaksanakan tugas untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ruang lingkup tugas/ fungsi masingmasing seperti tersebut dibawah ini:

6.

1).

Umum & Sumber Daya Manusia

2).

Perencanaan & Keuangan

3).

Bisnis

4).

Produksi

5).

Teknologi peleburan

6).

Koordinasi keuangan

Divisi Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk membantu Direktur dalam menuangkan ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang lingkup/ fungsi Direktur masing-masing. Divisi dikepalai oleh General Manager.

7.

Departemen

16

Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaa dari ketentuan-ketentuan yang telah digariskan/ ditentukan oleh divisi masing-masing. Departemen dikepalai oleh Senior Manager. atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 8.

Seksi Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/ digariskan oleh Departemen masing- masing. Seksi dikepalai oleh Manager. 9. Sub Seksi Badan atau orang yang dibentuk atau ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijakan yang telah ditentukan atau digariskan oleh Departeman masing-masing. Sub Seksi dikepalai oleh Junior Manager.

10.

Auditor Internal Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang bertanggung jawab atas pemeriksaan dan penilaian kegiatan perusahaan dan melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Presiden Direktur. Auditor Internal dibawah pengawasan Presiden Direktur membantu anggota organisasi yang bertanggung jawab atas tugas yang mereka emban dengan cara memberikan analis, penilaian, rekomendasi, pemberian nasihat dan informasi.

11.

Wakil Manajemen untuk ISO 9001 dan ISO 14001 (MR) Wakil Manajemen untuk sistem mutu (ISO – 9001) dan sistem lingkungan (ISO – 14001) diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden Direktur. Tugas dan tanggung jawab Wakil Manajemen antara lain: 1)

Memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh tingkatan

Manajemen mengenai implementasi sistem mutu dan sistem lingkungan perusahaan. 2)

Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan badan

sertifikasi Sistem Mutu (ISO- 9001) dan sistem Lingkungan (ISO – 14001).

17

3)

Memberikan

saran

kepada

Presiden

Direktur

untuk

melakukan Tinjauan Manajemen mengenai implementasi Sistem mutu dan Sistem lingkungan tindakan pencegahan serta koreksi sesuai dengan prosedur Mutu dan lingkungan. 4)

Bertanggung jawab atas fungsi Jaminan Mutu dan Kualitas

Lingkungn dengan memberikan masukan-masukan kepada Presiden Direktur terkait 3.2

Manajemen Sumber Daya Manusia

1.

Tujuan a) Menjamin karyawan yang diterima memiliki kompotensi yang sesuai dengan Standart Uraian Pekerjaan dan Kualifikasi Jabatan yang diberikan Perusahaan. b) Memperjelas tugas, tanggung jawab dan wewenang dalam proses perencanaan tenaga kerja dan rekrument tenaga kerja baru bagi Departeman/Seksi terkait.

2.

Ruang lingkup Mulai dari Perencanaan tenaga kerja, rekrument sampai dengan penempatan tenaga kerja baru.

3.

Rujukan a) Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per 05/MEN/1996, tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), elemen 6.3 c) Inalum Manual,IIC-IM-017 : Sumber Daya Manusia.

4.

Definisi

18

a) Perencanaan tenaga kerja adalah proses yang dilakukan perusahaan untuk menentukan kondisi ideal karyawan (jumlah, level, kompetensi dan kualifikasi) serta bagaimana organisasi harus bergerak dari kondisi tenaga kerja saat ini menuju kondisi yang diinginkan tersebut. b) Rekrumen adalah kegiatan seleksi dan penerimaan karyawan mulai dari rencana tenaga kerja, proses seleksi, pelatihan pengenalan perusahaan sampai kepada penempatannya. c) Seleksi administrasi adalah seleksi terhadap data pelamar yang masuk ke perusahaan berdasarkan Criteria yang ditetapkan perusahaan. d) Ujian tertulis adalah ujian yang dilaksanakan secara tertulis untuk mengetahui potensi, kemampuan akademik dan pengetahuan umum calon karyawan. e) Uji psikologis adalah tes psikologis yang dilakukan baik tertulis maupun wawancara yang dimaksudkan untuk mengetahui potensi, dinamika psikologis dan kompetensi calon karyawan. f) Wawancara adalah

tanya jawab secara lisan untuk mengetahui

inteleketual, sikap dan motivasi kerja serta kompotensi calon karyawan.

5.

Ketentuan umum a) Setiap penambahan karyawan baru harus disesuaikan dengan rencana kebutuhan yang telah mendapat persetujuaan dari pihak manajemen perusahaan. b) Pada dasarnya Perusahaan marekrut karyawan baru disesuikan dengan kebutuhan dan

perencanaan sumber daya manusia yang disusun oleh

HRD. c) Setiap calon karyawan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:  Usia minimal 18 tahun  Jenis kelamin ditetapkan sesuai kebutuhan perusahaan

19

 Mempunyai ijazah sesuai tingkat pendidikan yang dibutuhkan  Mengikuti proses rekrutmen yang diadakan oleh HRD bersama Departeman/Seksi terkait dan mengikuti ujian kesehatan oleh Dokter Rumah Sakit Perusahaan atau Lembaga Kesehatan lain yang ditunjukan oleh Perusahaan.  Menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan sesuai permintaan Perusahaan.  Kriteria penerimaan calon karyawan berdasarkan: pendidikan, usia maksimum tenaga kerja

6.

Prosedur dan tanggung jawab a) Perencanaan Karyawan 

HRD menyusun analisis perencanaan

tenaga kerja secara

tahunan berisikan jumlah karyawan yang ada sekarang, jumlah karyawan yang pensiun untuk tahun mendatang serta kebutuhan karyawan yang baru dengan melihat kebutuhan regenerasi, karyawan yang mengambil pensiun dini dan kebutuhan industri 

Masing-masing departeman/seksi mengirimkan permohonan

untuk penambahan karyawa baru dengan menggunakan formulir yang tersedia.  jabatan

Untuk penambah tenaga kerja level SLTP, SLTA dan untuk job

group

T/C/P,

formulir

dari

departemen

/seksi

ditandatangani hingga level DGM/DM, dan disetujui oleh IGH hingga level Direktur. 

Untuk penambahan tenaga kerja level Diploma 3 (D3), stara 1

(S1) dan untuk jabatan job group F/S/M/E/D, formulir dari Departeman/Seksi di tandatangani hingga level Direktur dan disetujui oleh IGH hingga level Presiden Direktur.

20



Berdasarkan masukan dari Departeman/Seksi tersebut, HRD

menyusun rencana tenaga kerja secara menyeluruh termasuk penambahan karywan baru yang dibutuhkan oleh masing-masaing Departemen/Seksi

serta

anggaran

yang

dibutuhkan

dan

menyampaikannya kepada pihak manajemen untuk mendapatkan persetujuan. 

Atas dasar butir (7.1.4) diatas, HRD menyampaikan rencana

Rekrutmen karyawan baru pada masing-masing Departemen/Seksi yang bersangkutan pada bulan yang telah ditetapkan setiap tahunnya.

b) Pelaksanaan Rekrutmen Karyawan Baru

3.3



Survey dan tes administrasi



Tes tertulis



Tes Psikologi



Wawancara



Tes kesehatan



Perjanjian kerja dan Pelatihan karyawan baru.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah Penerapan keselamatan terhadap orang, peralatan,

material dan lingkungan

di dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya

kecelakaan. Tujuan dan sasaran

Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

adalah untuk

mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit kerja serta menjamin yaitu : 1) Setiap tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja dalam keaadan selamat dan sehat 2) Setiap sumber-sumber produksi dipergunakan secara aman dan efisien 3) Proses produksi dapat berjalan dengan lancar. 4) Kecelakaan kerja adalah peristiwa

yang terjadi berhubungan dengan

hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja. 21

Beberapa pengertian tentang kecelakaan kerja adalah sebagai berikut: 1) Kecelakaan kerja yang tidak diiginkan seperti : bunuh diri, dimana perusahaan tidak menanggungnya. 2) Kecelakaan kerja yang terjadi secara dalam perjalanan berangkat atau pulang kerja tetapi harus sesuai jalur yang seharusnya dilewati. 3) Kecelakaan yang dapat dikatakan hanya hampir celaka yang dapat mengakibatkan kerusakan peralatan. Secara filosofis keselamatan kerja dapat diartikan sebagai upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani. Secara intelegensi atau keilmuan, keselamatan kerja dapat diartikan sebagai usaha untuk pencegahan tenaga kerja dari kecelakaan. Dalam kesehatan dan keselamatan kerja memiliki Landasan Hukum yaitu : 1) UUD 1945 (Pasal 27:2) 2) Undang-undang No.14/1969 (Pasal 9 dan 10) a) Tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas kesehatan dan keselamatan kerja. b) Pemerintah membina perlindungan kerja. 3) Undang-undang No.1/1970.

Ratio atau perbandingan kecelakaan (Frank E.Bird ’69) Kecelakaan fatal (serious/major injury)

1 10

Luka atau celaka ringan (minor injury)

30

Kerusakan property (property damage)

600

Hampir celaka (incident/near misses)

Lingkungan pabrik sangat rentan terhadap kecelakaan kerja, adapun faktor-faktor utama penyebab kecelakaan kerja adalah sebagai berikut : 1) Faktor Manusia (88%)

22

a) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (bercanda,tergesagesa,lamban,apatis,ingin tahu) b) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan c) Keletihan dan kelesuan (kurang tidur, begadang). d) Keadaan emosi dan mental e) Melanggar wewenang (tidak mengindahkan perintah atasan) 2) Faktor Teknis (10%) a) Peralatan yang tidak aman b) Sifat pekerjaan yang berbahaya dan lingkungan kerja (berdebu, bising, panas atau dingin) 3) Faktor Alam (2%) a) Banjir b) Gempa Bumi c) Cuaca yang ekstrim (sangat panas dan sangat dingin) Langkah-langkah penanggulangan kecelakaan kerja antara lain : 1) Faktor Manusia Mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku 2) Faktor Teknis a) Diberi pengaman peralatan b) Memakai alat perlindungan diri 3) Faktor Alam Menjaga dan melestarikan lingkungan tempat kerja Kerugian akibat kecelakaan kerja terdiri dari : 1) Korban 2) Waktu 3) Material 4) Alat-alat 5) Masyarakat 6) Keluarga 7) Lingkungan Safety Protector Standard, yaitu : 1) Helmet, melindungi kepala sesuai dengan standart internasional

23

2) Safety Glasses, melindungi mata dari percikan metal 3) Ear Plug, digunakan pada bagian gas cleaning untuk menghindari kebisingan 4) Masker, untuk melindungi dari bahaya debu yang digunakan sebagai pengganti handuk 5) Face Protector, menghindari dari percikan api kewajah dan mata saat start-up 6) Arm Protector, menghindari kulit lengan tangan dari percikan api saat start-up 7) Body Protector, berbentuk seperti baju yang melindungi badan dan harus berbentuk lengan panjang 8) Gloves, terbuat dari kulit untuk melindungi tangan 9) Working Clothes, baju berbentuk lengan panjang untuk melindungi badan 10) Foot Protector, menghindari kaki dari kejatuhan bahan metal 11) Safety Shoes, melindungi kaki dari bahaya saat bekerja Peraturan lalu lintas : 1) kendaraan harus mematuhi lalu lintas dan marka jalan 2) kecepatan maksimal 16 km/jam 3) dilarang mendahului kendaraan lain dan gunakan kendaraan yang sesuai dengan fungsi/kapasitas yang ditentukan 4) berhenti sesaat di setiap tanda stop 5) berikan tanda atau sign ketika ingin membelok 6) jarak antara satu kendaraan dengan kendaraan lain minimal 2 pot (10 meter)

Arah lalu lintas : 1) Arah kendaraan berlawanan arah dengan arah jarum jam, kecuali kendaraan operasi HRD, HP Car dan sepeda 2) Kendaraan dilarang mundur kecuali Helper dan mundur minimal 4 pot (20 meter)

24

BAB IV SMELTER MAINTENANCE TWO ( SMT ) 4.1.

Struktur Organisasi SGM Pengertian Maintenance Semua pengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga atau

memeliharaan suatu peralatan pada kondisi bias dipakai / siap operasi atau dengan memperbaikinya sehingga bebas dari kerusakan. Departemen Maitenance adalah suatu Departemen yang melekukan pekrjaan sebagai berikut :

25

1) Perencanaan,Administrasi dan Pengawasan terdapat pengelolaan operassi Maintenance Mekanika/Elektrikal dan Sipil dalam pelaksanaan kebijaksanaan Perusahaan. 2) Supervisi Koordinasi dan Pengawasan pekerjaan yang dilaksanakan oleh seksi EngineeringMekanikal / Elektrikal dan Sipil,Seksi Pemeliharaan Mekenikal / Elektrikal dan Seksi Perbaikan Mekanikal / Elektrikal. 3) Perencanaan,Administrasi,Koordinasi dan peleksanaan termasuk rencana pemakaian dan rencana operasi. Departemen Maintenance ( SGM ) dipimpin oleh Senior manager yang membawai 4 seksi,yang masing – masing seksi dipimpin oleh seorang Manager.

STRUKTUR ORGANISASI SGM

S.ANDIR SGM

M .ROZAKH SSW

GIYATY S SSW -1

(GIYATYS)

7

APLILIG

2(1)

(KU SD ARJAN TO)

3

(KU SD ARJAN TO)

5

SOETED JO SM T

RISALDI.DS SM O

ERW ANP SSW -3

KUSDARJANTO SSW -2

(ERW ANP)

4

SUSYAMW SSW -4

(ERW ANP)

3

SUSY AMW

ARIBOW O SM O-E

M AN GGA RAS SM O -M

SUSYAMW

JEVIAM RI

(ARIBOW O)

(M ANGG ARA.S)

3

3

BERTONS SM T

4

A RI PURW AN TO

3

3

HERI PRATIKTO

D W I YA THO M AINT& TECH

NU GRAHAM T OPERATIO N

BA BM BANGIR SM T-E

JAYASUK M A

(JAYASUKM A )

3

KUSW AN DI A

4

(NU GRAHA )

4

KALDU MM B

1(2)

1 2

1

4

5

7

4

5

8

Depertemen SGM terbagi dalam 4 Seksi yaitu : 1) Seksi Pelayanan & Pekerjaan ( SSW ) yang terdiri dari 4 Sub Seksi : a) SSW – 1 b) SSW – 2 c) SSW – 3 d) SSW – 4 2) Seksi Pemeliharaan – 1 (SMO) a) Mekanik b) Elektrik 3) Seksi Pemeliharaan – 2 (SMT) a) Mekanik

26

b) Elektric 4) Seksi Penyaluran Tenaga Listrik ( SES ) a) Operation b) Maintenance / LDC Ruang lingkup SGM Dalam peleksanaan pekerjaan 4 seksi dari Depertemen Maintenance mempunyai tugas sebagai berikut : 1)

Seksi Pelayanan & Pekerjaan (SSW) : a) Perencanaan dan koordinasi program Pemeliharaan / Pembaharuan peraltan. b) Administrsi prosedur pengadaan peralatan yang menyakut pekerjaan pemeliharaan Mekenik / Elektrik dan sipil. c) .Pemeriksaan yang menyakut hal – hal yang bersifat teknis dan Desain d) Pelaksanaan prosedur hukum menyakut engineering Mekanik/elekrtik. e) Supervisi,Inspeksi,Administrasi,Pemeliharaan,Pekerjaan sipil dan sarana umum. f) Pemeliharaan Acess Road g) Operasi Sarana Penunjang Pabrik Peleburan. h) Kontrol Budget Pemeliharaan peralatan dan koordinasi peleksanaan pekerjaannya. i) Pembuatan peralatan untuk operasi dari besi baja,suku cadangan mesing dan suku cadang lainnya. j) Perbaikan mesin – mesin dan peralatan lain. k) Administrasi dan pemeliharaan mesin – mesin kendaran mesin – mesin kendaraan Industri 2)

Seksi Pemeliharaan – 1 ( SMO ) a) Administrasi dan pemeliharaan mesin-mesin maupun peralatan produksi. b) Admintarsi

dan

supervise

Carbon

plan,Utility

&

Compresor,PUBC,General Crane,ABC/STC. 3.

Seksi Pemeliharaan – 2 ( SMT ) a) Administrasi dan pemeliharaan mesin-mesin maupun peralatan produksi. b) Admintarsi dan supervisi rekonntruksi

pot,Maint pot,Casting &Gas

recovery,Refaktor Material,ACC,Ladle Cleaning

27

4.

Seksi Penyaluran Tenaga Listrik ( SES ) a) Administrasi dan pemeliharaan Gardu Listrik b) Admintarsi dan supervise penyaluran tenaga listrik

4.2.

Struktur Organisasi SMT

SMT mempunyai tugas perawatan peralatan untuk : 1) Bagian perawatan Casting (CS) a) Casting Machine b) Furnace c) Servo Arm d) Perlengkapan lainnya 2) Bagian perawatan Gas Recovery (GR) a) Main fan b) Fitering System c) Reaktor d) Auxiliary 3) Bagian Perawatan RefractorTungku reduksi (PM-A&B) a) Tungku Reduksi dibangun – A b) Tungku Reduksi dibangun - B

28

c) Tungku Reduksi dibangun – C d) Perlengkapan lainnya 4) Bagian perawatan Refactory Material ( RM ) a) Baking (Baking Furnace) b) Casting plan (Holding & Melting Furnace) c) Rodding plan (Imduction & Holding furnace) d) Laddle Furnace 5) Bagian Perawatan Pot Reconstruksi (PR) a) Pot Reconstruksi Brick b) Pot Reconstruksi Mechanical c) Perlengkapan lainnya 6) Bagian perawatan Anode Change Crane (ACC-A,B&C) a) Preparation b) Minor Repair c) Inspection d) Replacement 7) Bagian perawatan Ladle Cleaning /Chatode (LC/CP-CF) a) Leadle Cleaning Shop b) Lining Material Shop Jenis maintenance yang dilakukan di seksi SMT adalah : 1. Breakdwon Maintenance Pemeliharaan yang dilakukan terhadap peralatan setelah peralatan tersebut mengalami kerusakan 2. Preventive Maintenance 3. Pemeliharaan terhadap peralatan yang dilakukan untuk mengurangi laju penurunan mutu peralatan sebelum mengalami kerusakan.Jenis Maintenance yang dilakukan : 1) Inspeksi Yaitu pemeriksaan teknis seluruh peralatan listrik yang ada di plant secara periodik (1 bln,2 bln,3 bln,dst) dengan kriteria penentuan periode inspeksi :

29

a) Frekuensi pemakaian /operasi alat b) Kondisi operasi : Ruangan Operasi dan Software 2) Overhaul Yaitu perawatan besar pada suatu peralatan dengan mengganti partpart yang consumable 4. Perencanaan Maintenance yang dilakukan diseksi SMT : 1) Long Run Maintenance Yaitu suatu perencanaan pemeliharaan jangka panjang untuk seluruh departemen elektrik,yang pokok disini adalah Overhoul dan Renewal peralatan. 2) Annual Maintenance Schedule Perencanaan pemeliharaan yang mencakup : Overhoul dan Renewal sesuai jadwal Long Run Maintenance serta jadwal inspeksi dan kalibrasi. 3) Monthly Maintenance Schedule Penjabaran perencanaan tahunan menjadi skala bulanan. 4) Daily Schedule Yaitu schedule harian dengan penerbitan Working Information Sheet (WIS). 5) Emergency work 6) Coordinating Meeting dengan SGM dan bagian operasi 7) Spare-part management

4.3.

Sub Seksi SMT 1. Maintenance of Busbar ,Pot Control ,PABX ,Contractor Zone.Subseksi ini dipimpin oleh seorang, JM dan GF.

JM

GF

ACCGROUP

GASCLEANING

CASTINGGROUP

BUSBARGROUP

POTCONTROL GROUP

TELKOMGROUP (PABX)

CONTRACTORE ZONEGROUP

Busbar Maintenance Pekerjaan pada busbar :

30

1)

Pemasangan peralatan PHS (Pasak Hubung Singkat),pada saat pot di

cut –out. 2) Pemasangan Shunt Resistor pada saat Baking / Preheating. 3)

Pemasangan Bridge Busbar untuk Blade Stop

4)

Pemasangan ACCD (Anode Current Distribution Device) pada saat

baking. 5) pengelasan (menyambung dan memutus)Busbar dengan MIG Welder Pot Control Maintenance Untuk mengontrol operasi saat di potreduksi dipergunakan suatu sistem control dengan memakai computer buatan CEGELEC Perancis. Kontrol yang dilakukan oleh computer pada pot reduksi adalah : 1). Pot Voltage Control 2). Metal Tapping Procedure 3). Anode Effect Detaction And Anode Effect Renewal Procedure 4). Crust Breaking 5). Anode Charging Procedure 6). Alumina feeding Procedure ACC Group : Tanggung jawab ACC Group : 1) Maintenance ACC ( tipe A dan B ) 2) Transverser 3) 25 ton OHC 4) 30 ton OHC Fungsi ACC : 1) Anode Charging 2) 3Alumina feeding 3) Crust Breaking 4) Metal tapping 5) Anode Busbar Raisin 6) Hoisting

31

Jenis motor yang dipakai di ACC : 1) Untuk Traveling a) Motor DC b) AC supply 2) Hoisting 3) Transversin CASTING Group Tanggung Jawab Maintenance Electric untuk 1) Casting Shop 2) SQA Building 3) Ladle Cleaning Shop ( LCS) 4) Clining Material Shop ( LMS )

Peralatan Utama : Casting Shop : 1) Holding Furnace dengan Electric heater 380 KW max control → TIC (Temperature Indicatore Controller) → 9 unit

2) Melting Furnace 1 unit bahan bakar elpiji + heavy oil 3) Casting Machine → 7 unit 4) Dross Processing Equipment 5) Water Cooking Tower 6) Lighting

7) Another Equipment : a) OHC b) Jib Crane c) Hoist GAS CLEANING Group Tanggung jawab gas cleaning group : 32

1) Material Handling from Alumina Silo S101 A,B,dan C to gas cleaning 2) Gas Cleaning System → Reacted Alumina Bin 3) Material Handling from Reacted Alumina Bin and Return Crust Silo to Distribution bin in Reduction Building SMT dibagi menjadi 2 : 1) SMT – Elektrik dan 2) SMT – Mekanik

BAB V ANALISIS COP (Coefisien of performance) PADA AIR DRYER TIPE RD–190D–GH, RD–240D–GH dan GT7480D 1. Pengertian Alat Pendingin Central

33

Alat pendingin central merupakan alat yang digunakan untuk mengkondisikan udara ruangan, dimana udara dingin dari alat tersebut dialirkan ke ruangan yang dikondisikan melalui saluran khusus ( ducting ). Bentuk dan cara pengoperasian dibuat sesederhana mungkin dengan memperhatikan keindahan dan kemudahan dalam perawatannya. Jenis pendingin udara ada beberapa macam : 1. Tipe window. 2. Tipe split. 3. Tipe central. 2. Dasar-Dasar Psikometrik Psikometrik merupakan suatu bahasan tentang sifat-sifat campuran udara dengan uap air, dan ini mempunyai arti yang sangat penting dalam pengkondisian udara karena udara pada atmosfir merupakan percampuran antara udara dan uap air, jadi tidak benar-benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang penting, yaitu penguasaan akan dasar-dasar bagan dan kemampuan menentukan sifat-sifat pada kelompok-kelompok keadaan lain, misalnya tekanan barometrik yang tidak standar. Untuk memahami proses-proses yang terjadi pada karta psikometrik perlu adanya pemahaman tentang hukum Dalton dan sifat-sifat yang ada dalam karta psikometrik, antara lain : 1. Temperatur bola kering. Temperatur bola kering merupakan temperatur yang terbaca pada termometer sensor kering dan terbuka, namun penunjukan dari temperatur ini tidak tepat karena adanya pengaruh radiasi panas.

2. Temperatur bola basah. Temperatur bola basah merupakan temperatur yang terbaca pada termometer dengan sensor yang dibalut dengan kain basah. Untuk mengukur temperatur ini diperlukan aliran udara sekurangnya adalah 5 m/s. Temperatur bola basah sering disebut dengan temperatur jenuh adiabatik. 3. Titik embun.

34

Titik embun adalah temperatur air pada keadaan dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan uap air dari udara. Jadi pada temperatur tersebut uap air dalam udara mulai mengembun dan hal tersebut terjadi apabila udara lembab didinginkan. Pada tekanan yang berbeda titik embun uap air akan berbeda, semakin besar tekanannya maka titik embunnya semakin besar. 4. Kelembaban relatif. Kelembaban relatif didefinisikan sebagai perbandingan fraksi molekul uap air di dalam udara basah terhadap fraksi molekul uap air jenuh pada suhu dan tekanan yang sama, atau perbandingan antara tekanan persial uap air yang ada di dalam udara dengan tekanan jenuh uap air yang ada pada temperatur yang sama. Kelembaban relatif dapat dikatakan sebagai kemampuan udara untuk menerima kandungan uap air, jadi semakin besar RH semakin kecil kemampuan udara tersebut untuk menyerap uap air. Kelembaban ini dapat dirumuskan :

RH =

Pw x100 % ………………………( 1 ) Pws

dimana : Pw

= Tekanan parsial uap air

Pws

= Tekanan jenuh uap air

( Stoecker, W.F and jones, J.W. 1989 . Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, edisi ke-2.Alih bahasa Ir.Supratman Hara.Jakarta : Erlangga )

5. Kelembaban spesifik (rasio kelembaban) Kelembaban spesifik (w) adalah berat atau massa air yang terkandung didalam setiap kilogram udara kering, atau perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering yang ada didalam atmosfir. Kelembaban spesifik dapat dirumuskan :

w=

Mw …………….……………( 2 ) Ma

Dimana : W

= Kelembaban spesifik

Mw

= Massa uap air

Ma

= Massa udara kering

35

( Stoecker, W.F and jones, J.W. 1989 . Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, edisi ke-2.Alih bahasa Ir.Supratman Hara.Jakarta : Erlangga )

6. Entalpi. Entalpi merupakan energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada temperatur tertentu, atau jumlah energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg udara kering dan x kg air ( dalam fasa cair ) dari 0oC sampai mencapai t oC dan menguapkannya menjadi uap air ( fasa gas). 7. Volume spesifik. Volume spesifik merupakan volume udara campuran dengan satuan meter-kubik per kilogram udara kering.

3. Proses Udara Thermal Proses udara yang terjadi dalam karta psikometrik adalah :

1. Proses pemanasan (Heating). 2. Proses pendinginan (Cooling). 3. Proses pelembaban (humidifikasi). 4. Proses penurunan kelembaban (dehumidifikasi). 5. Proses pemanasan dan pelembaban (Heating dan humidifikasi). 6. Proses pemanasan dan penurunan kelembaban (Heating dan dehumidifikasi). 7. Proses pendinginan dan pelembaban (Cooling dan humidifikasi). 8. Proses pendinginan dan penurunan kelembaban (Cooling dan dehumidifikasi). ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.1. Proses pemanasan (Heating). Proses pemanasan adalah proses penambahan kalor sensibel ke udara sehingga temperatur udara tersebut naik. Proses ini hanya disebabkan oleh perubahan temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio kelembaban. Garis proses pada karta psikometrik adalah garis horizontal ke arah kanan.

36

Gambar .1 Pemanasan Sensibel ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.2 Proses pendinginan (Cooling). Proses pendinginan adalah proses pengambilan kalor sensibel dari udara sehingga temperatur udara tersebut mengalami penurunan. Proses ini hanya disebabkan oleh perubahan temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio kelembaban. Garis proses pada karta psikometrik adalah garis horizontal ke arah kiri.

Gambar 2 Pendinginan Sensibel ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.3. Proses pelembaban (humidifikasi). Proses pelembaban adalah proses penambahan kandungan uap air ke udara sehingga terjadi kenaikan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses ini terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel . Garis proses pada karta psikometrik adalah garis vertikal ke arah atas.

37

Gambar 3 Pelembaban ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.4 Proses penurunan kelembaban (dehumidifikasi). Proses penurunan kelembaban adalah proses pengurangan kandungan uap air ke udara sehingga terjadi penurunan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses ini terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel. Garis proses pada karta psikometrik adalah garis vertikal ke arah bawah.

Gambar 4

Penurunan Kelembaban

( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.5 Proses pemanasan dan pelembaban (Heating dan humidifikasi). Pada proses ini udara dipanaskan disertai dengan penambahan uap air, yaitu dengan mengalirkan udara melewati ruangan semburan air atau uap yang temperaturnya lebih tinggi dari temperatur udara, sehingga didapatkan peningkatan kalor sensibel dan kalor laten secara bersamaan. Pada proses ini terjadi kenaikan rasio kelembaban, entalpi, Tdb, Twb dan kelembaban relatif. Garis proses pada karta psikometrik adalah garis kearah kanan atas.

38

Gambar 5 Pemanasan dan Pelembaban ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.6. Proses pemanasan dan penurunan kelembaban (Heating dan dehumidifikasi) Pada proses ini udara mengalami pendinginan dahulu sampai temperaturnya dibawah titik embun udara, pada temperatur ini udara mengalami pengembunan sehingga kandungan uap air akan berkurang, kemudian udara dilewatkan melalui koil pemanas sehingga temperatur udara akan meningkat. Proses ini terjadi pada alat pengering udara (dehumidifier). Pada proses ini terjadi penurunan rasio kelembaban, entalpi, Twb, entalpi dan kelembaban relatif tetapi terjadi peningkatan Tdb. Garis proses pada karta psikometrik adalah garis kearah kanan bawah.

Gambar . 6 Pemanasan dan Penurunan Kelembaban ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.7 Proses pendinginan dan pelembaban (Cooling dan humidifikasi) Proses ini dilakukan dengan melewatkan udara pada ruangan semburan air yang temperaturnya lebih rendah dari temperatur udara, tetapi lebih tinggi dari titik embun udara sehingga temperatur akan mengalami penurunan dan rasio kelembaban akan mengalami peningkatan.

39

Gambar 7. Pendinginan dan Pelembaban ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.) 3.8

Proses pendinginan dan penurunan kelembaban (Cooling dan dehumidifikasi). Proses ini dilakukan dengan cara melewatkan udara pada koil pendingin atau ruangan

semburan air dimana temperaturnya lebih rendah dari temperatur udara sehingga terjadi penurunan kalor laten dan kalor sensibel.

Gambar 8. Pendinginan dan Penurunan Kelembaban ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

4. Siklus Kompresi Uap

40

Siklus kompresi uap merupakan salah satu siklus yang digunakan dalam proses pendinginan, siklus kompresi uap memerlukan beberapa komponen utama agar siklus ini dapat bekerja dengan baik seperti kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Adapun proses ideal yang terjadi pada siklus kompresi uap adalah proses kompresi, kondensasi, proses ekspansi dan proses evaporasi, dan proses ini dapat digambarkan sebagai berikut : ( Stoecker, W.F and jones, J.W. 1989 . Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, edisi ke2.Alih bahasa Ir.Supratman Hara.Jakarta : Erlangga )

41

Gambar 9 Diagram P-H Sistem Kompresi Uap

4 Gambar .10 Diagram Sistem Kompresi Uap 1–2

Proses Evaporasi Pada tahap ini terjadi pertukaran kalor di evaporator, dimana kalor dari lingkungan

atau media yang didinginkan diserap oleh refrigerant cair dalam evaporator sehingga refrigerant cair yang berasal dari katup ekspansi yang bertekanan dan bertemperatur rendah

42

berubah fasa dari fasa cair menjadi uap yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi. Maka besar kalor yang diserap oleh refrigerant adalah : Qc = mº ( h2 – h1 ) ………………………( 3 ) Dimana : Qc

= Banyaknya kalor yang diserap di evaporator per satuan waktu ( kj/s).



= Laju aliran massa refrigerant ( kg/s).

h2 – h1 = Efek refrigerasi (kj/kg). 2–3

Proses Kompresi Tahap ini terjadi di kompresor dimana refrigerant yang berfasa uap dengan

temperatur dan tekanan rendah dikompresi secara isentropic sehingga temperatur dan tekanannya menjadi tinggi, besar kapasitas pemanasan dapat ditulis dengan persamaan : Qw = mº ( h3 – h2 ) ………………………( 4 ) Dimana : Qw

= Kapasitas pemanasan ( kj/s).



= Laju aliran massa refrigerant ( kg/s).

h3 – h2 = Kerja kompresi (kj/kg). 3–4

Proses Kondensasi Tahap ini terjadi di dalam kondensor, dimana panas dari refrigerant yang berfasa

uap dari kompresor dibuang ke lingkungan sehingga refrigerant tersebut mengalami kondensasi. Pada tahap ini terjadi perubahan fasa dari dari fasa uap superheat menjadi fasa cair jenuh, pada fasa cair jenuh ini tekanan dan temperaturnya masih tinggi. Besarnya kalor yang dilepaskan di kondensor adalah : qc = h3 – h4……………………….………( 5 ) Dimana : qc

= Kalor yang dilepas di kondensor (kj/kg)

h3

= Entalpi refrigerant yang keluar dari kompresor (kj/kg)

h4

= Entalpi refrigerant cair jenuh (kj/kg)

43

4–1

Proses Ekspansi Tahap ini terjadi di katup ekspansi dimana refrigerant diturunkan tekanannya yang

diikuti dengan turunnya temperatur isentalphi.

1)

Secara Umum Mengenai Refrigerant Refrigerant adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi, sehingga mengambil kalor suatu benda ekuivalen dengan mengambil sebagian energi dari molekul-molekulnya. Pada aplikasi tata udara (air conditioning), kalor yang diambil berasal dari udara. Untuk mengambil kalor dari udara, maka udara harus bersentuhan dengan suatu bahan atau material yang memiliki temperatur yang lebih rendah. Suatu mesin refrigerasi akan memiliki tiga sistem terpisah yakni: 1. Sistem refrigerant 2. Sumber daya untuk menggerakkan kompresor, yang berupa motor listrik 3. Sistem kontrol untuk menjaga suhu benda atau ruangan seperti di inginkan. Mesin refrigerant dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin pembeku

(freezer), pendingin sayur dan buah-buahan pada supermarket, mesin pembeku daging dan ikan, dan sebagainya. Peralatan ini dapat dijumpai mulai dari skala kecil pada rumah tangga hingga skala besar pada aplikasi komersial dan industri. Di samping itu, sistem refrigerant komputer uap jugga digunakan pada aplikasi tata udara. Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada apliksai sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial, dan industri, adalah sistem refrigerasi kompresi uap (vapor compression refrigeration). Pada sistem ini terdapat refrigeran (refrigerant), yakni suatu senyawa yang dapat berubah fase secara cepat dari uap ke cair dan sebaliknya. Pada saat terjadi perubahan fase dari cair ke uap, refrigeran akan mengambil kalor (panas) dari lingkungan. Sebaliknya, saat berubah fase dari uap ke cair, refrigeran akan membuang kalor (panas) ke lingkungan sekelilingnya.

44

Gambar 5. Sistem Pemipaan Komponen utama dari suatu sistem refrigerasi kompresi uap adalah: 1. 2. 3. 4.

Evaporator Kompresor Kondenser Alat ekspansi (metering device)

Semua komponen tersebut dihubungkan oleh suatu sistem pemipaan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5. 5. Evaporator Evaporator adalah komponen yang digunakan untuk mengambil kalor dari suatu ruangan atau suatu benda yang bersentuhan dengannya. Pada evaporator terjadi pendidihan (boiling) atau penguapan (evaporation), atau perubahan fasarefrigran dari cair menjadi uap. Refrigeran pada umumnya memiliki titik didih yang rendah. Sebagai contoh, refrigeran 22 (R22) memiliki titik didih -41° C. Dengan demikian, refrigeran mampu menyerap kalor pada temperatur yang sangat rendah. Evaporator dapat berupa koil telanjang tanpa sirip (bare pipe coil), koil bersirip (finned coil), pelat (plate evaporator) shell and coil, atau shell and tube

45

evaporator. Jenis evaporator yang digunakan pada suatu sistem refrigerasi tergantung pada jenis aplikasinya. 6. Kompresor Kompresor dikenal sebagai jantung dari suatu sistem refrigerasi, dan digunakan untuk menghisap dan menaikkan tekanan uap refrigeran yang berasal dari evaporator. Bagian pemipaan yang menghubungkan antara evaporator dengaan kompresor dikenal sebagai saluran hisap (suction line). Penambahan tekanan uap refrigeran dengan kompresor ini dimaksud agar refrigeran dapat mengembun pada temperatur yang relatif tinggi. Refrigeran yang keluar dari kompresor masih berfasa uap dengan tekanan tinggi. Perbandingan antara absolut tekanan buang (discharge pressure) dan tekanan isap (suction pressure) disebut dengan ratio kompresi (compression ratio). Kompresor

pada

sistem

refrigerasi

dapat

berupa

kompresor

torak

(reciprocating compresor), rotary, scrol, screw, dan centrifugal. Kompresor yang paling umum dijumpai dan terdapat dalam berbagai tingkat kapasitas adalah kompresor torak. Refrigeran yang masuk kedalam kompresor harus benar-benar berfasa uap. Adanya cairan yang masuk ke kompresor dapat merusak piston, silinder, piston ring dan batang torak. Karena itu, beberapa jenis mesin refrigerasi dilengkapi dengan liquid receiver untuk memastikan refrigeran yang diisap oleh kompresor benar-benar telah berfasa uap. 7. Kondensor Kondenser

berfungsi

untuk

mengembunkan

atau

mengkondensasikan

refrigeran bertekanan tinggi dari kompresor. Pemipaan yang menghubungkan antara kompresor dengan kondenser dikenal dengan saluran buang (discharge line). Dengan demikian, pada kondenser terjadi perubahan fasa uap ke cair ini selalu disertai dengan penbuangan kalor ke lingkungan. Pada kondenser berpendingin udara (air cooled condenser), pembuangan kalor dilakukan ke udara. Pada kondenser berpendingin air (water cooled condenser), pembuangan kalor dilakukan ke air.

46

8. Alat Ekspansi (Metering Device ) Komponen ini berfungsi memberikan satu cairan refrigeran dalam tekanan rendah ke Evaporator sesuai dengan kebutuhan. Pada alat ekspansi terjadi penurunan tekanan refrigeran akibat adanya penyempitan aliran. Alat ekspansi dapat berupa pipa kapiler, katup ekspansi termostatik. 9. Kinerja Sistem Refrigerasi Pada suatu sistem refrigerasi, besarnya kalor yang diambil oleh refrigeran pada evaporator dari lingkungannya akan sebanding dengan selisih entalpi antara keluaran dan masukan evaporator, ini dikenal dengan sebutan efek refrigerasi, qE atau qE = h1 – h4 di mana: qE = Efek refrigerasi, (kJ/kg) atau (Btu/lb) h2 = Entalpi refrigeran keluaran evaporator, (kJ/kg) atau (Btu/lb) h1 = Entalpi refrigeran masukan evaporator, (kJ/kg) atau (Btu/lb) Pada proses kompresi, entalpi refrigeran akan mengalami kenaikan akibat energi yang ditambahkan olehkompresor kepada refrigeran. Besarnya kenaikan energi refrigeran akan sebanding dengan kerja kompresor yang dinyatakan dengan: W = h2 - h1 di mana: W = Kerja kompresor, (kJ / kg) atau (Btu/lb) h2 = Entalpi refrigeran keluaran kompresor, (kJ/kg) atau (Btu/lb) h1 = Entalpi refrigeran masukan kompresor, (kJ/kg) atau (Btu/lb) Perbandingan antara besarnya kalor dari lingkungan yang dapat diambil oleh evaporator dengan kerja kompresor yang harus diberikan disebut sebagai koefisien kinerja (coeffisient of performance, COP) COP = qΕ/W atau COP = (h1 – h4) / (h2 – h1)

47

Maka besar COP selalu lebih besar dari satu. Pembuangan kalor (heat rejection) pada kondenser sebanding dengan panjang garis proses pada kondenser, yakni garis mendatar bagian atas pada plot siklus pada diagram tekanan entalpi. Pembuangan kalor pada kondenser dinyatakan dengan: qC = h2 – h3 Karena h2 – h3 = (h2 – h1) + (h1 – h4) Maka: qC = W + qC Atau dengan kata lain Pembuangan panas kondenser = kerja kompresor + efek refrigerasi.

48

Spesifikasi secara umum mengenai Air Dryer yang ada pada Pot Maintenance.

Performance

Rafed condition

ConditionUsing

Model number Description Media Inlet

Air

temp. Inlet

Air

Pressure Ambient temp. Air flow rate Inlet

air

temp. Inlet

air

press. Air outlet dew point Press. Drop

Electric characteristic

power Power Consumption Operation Current Starting

current Refrigerant Piping size of air inlet

GH Compreesed air

GT7480D

°C

2 ~ 50

5 ~ 60

Mpa

0,99

0.2 ~ 1.0

°C

2 ~ 40

2 ~ 43

m3/mi n ANR

31 / 36

78/92

°C

40

40

Mpa

7

0.7

°C

Under 10

10

Mpa

0,025

0.010/0.015

3 Phase AC200 50/60 Hz

3 Phase AC200/200 – 220V 50/60 Hz

Electric

kW

3,9/4,6

5,0/5,8

9,6/11.9

A

14,5/15,5

18,0/18,8

37.1/39.2

A

156/138 R22 3 B 10 K Flange

and outlet Piping size of drain outlet (main & manual) Mass

RD – 240D –

RD – 190D - GH

Rc 3/8 Kg

R-407C 4 B 10 K Flange

6 B 10 K Flange

2 – Rc ½ 1100

49

5.6. Perhitungan dan Hasil 1) Hasil Perhitungan pada Refrigerant Air Dryer Tipe RD-190D-GH Dik : Inlet Temperature 40°C

50

Air outlet Dew point 10°C h1 = 410 kj/kg h2 = 438 kj/kg h3 = h4 = 250 kj/kg

COP = =

h1 − h4 h2 − h1 410 kj / kg − 250 kj / kg 438 kj / kg − 410 kj / kg

= 5,7 2) Hasil Perhitungan pada Refrigerant Air Dryer Tipe RD-240 Dik : Inlet Temperature 40°C Air outlet Dew point 10°C h1 = 410 kj/kg h2 = 438 kj/kg h3 = h4 = 250 kj/kg

COP = =

h1 − h4 h2 − h1 410 kj / kg − 250 kj / kg 438 kj / kg − 410 kj / kg

= 5,7

51

3) Hasil Perhitungan pada Refrigerant Air Dryer Tipe GT7840D 52

Dik : Inlet Temperature 40°C Air outlet Dew point 10°C h1 = 419 kj/kg h2 = 448 kj/kg h3 = h4 = 265 kj/kg

COP = =

h1 − h4 h2 − h1 419 kj / kg − 265 kj / kg 440 kj / kg − 419 kj / kg

= 7,3

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 53

6.1 Kesimpulan 1. PT Inalum merupakan perusahaan peleburan aluminium yang menghasilkan aluminium ingot. Perusahaan ini merupakan usaha patungan antara pemerintah Indonesia dengan pemodal Jepang. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan aluminium ini adalah alumina yang diimpor dari Australia. Proses peleburan aluminium ini menggunakan reaksi elektrolisis

Hall-Heroult

dengan

mereaksikan

:

2Al2O3

+

3C

4Al + 3CO2. Dalam prosesnya digunakan katalis untuk mempercepat reaksi yang digunakan adalah Na3AlF6. Temperature yang digunakan untuk reaksi ini adalah 960 ºC, sumber panas ini adalah air lidrik yang disuplai dari PLTA asahan dengan arus yang digunakan sebesar 185.000 Ampere. 6.2. Saran 1. Untuk menyongsong era industri maju dan persaingan yang ketat serta penguasaan PT Inalum secara penuh oleh pihak Indonesia pada tahun 2013, maka perlu dilakukan penggantian alat - alat produksi yang telah tua, perbaikan gedung - gedung seperti : gedung reduksi, gedung karbon serta prasarana lainnya. 2. Untuk PKL yang akan datang sebaiknya pihak perusahaan dapat menambah waktu dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT Inalum.

54

55

56

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF