LAPORAN OHMIC
December 5, 2017 | Author: Sivajothi Ramu | Category: N/A
Short Description
ohmic, mesin peralatan pengolahan pangan,...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN PENGOLAHAN PANGAN Pemanasan Ohmic dan Konduktivitas Listrik pada Bahan Makanan Cair
Oleh : Nama
: Siti Ulfah Az-Zahrah
NPM
: 240110100067
Shift/Kelompok
: 02/04
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 30 April 2013 Co.Ass
: Rizky Patria Dewaner Hendina Pratiwi
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ada berbagai macam bentuk proses penanganan bahan pangan, salah satu diantaranya adalah proses pemanasan ohmic. Pemanasan ohmic biasa disebut pula sebagai joule heating, electrical resistance heating, direct electrical heating, electroconductive heating, merupakan proses pemanasan yang disuplai dengan melewatkan arus listrik Alternating Current (AC) pada bahan pangan. Pemanasan ohmic dilakukan pada bahan pangan yang memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik. Besarnya kemampuan bahan sebagai penghantar listrik dinyatakan sebagai nilai konduktivitas listrik bahan. Dalam melakukan pemanasan ohmic, parameter penentu pemanasan pada bahan pangan tertentu harus dikontrol agar mencapai laju pemanasan yang dikehendaki. Salah satu cara mengendalikan laju pemanasan adalah dengan mengatur formulai larutan elektrolit pada bahan pangan. Untuk dapat mengatur formulasi tersebut, diperlukan pengetahuan mengenai konduktivitas listrik dari bahan. Oleh karena itu, pada praktikum ini, praktikan melakukan pengukuran konduktivitas listrik pada beberapa bahan pangan cair
1.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari praktikum ini adalah diantaranya sebagai berikut: 1. Mempelajari pengukuran konduktivitas listrik pada berbagai jenis makanan cair. 2. Membandingkan besar konduktivitas listrik bahan dengan dilakukannya pemanasan ohmic.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Makanan Cair 2.2 Pemanasan Ohmic 2.3 Konduktivitas Listrik
BAB III METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1. Konduktivimeter 2. Model static ohmic heater 3. Termometer air raksa 4. Stopwatch 5. Digital Clamp on Multimeter model VIP-3803 6. Regulator tegangan AC Matsunaga model 2415M 3000 kVA-10A 7. Gelas ukur 8. Tabung erlenmeyer 9. Tespen 10. Timbangan digital 11. Pipet tetes 12. Tisu 3.1.2 Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1. Susu segar A 100 ml 2. Susu segar B 100 ml 3. Larutan garam 0,3%; 0,5%; 0,8% b/v @ 100 ml 4. Larutan CMC 0,1%; 0,2%; 0,3% b/v @ 100 ml 5. Larutan jeruk 10%; 20%; 50% v/v @ 100 ml 6. Aquades 3.2 Prosedur Percobaan 1.
Menyiapkan sample bahan yang digunakan yaitu susu A, susu B, larutan garam, larutan CMC, dan larutan jeruk
2.
Melakukan pengukuran konduktivitas setiap bahan dengan menggunakan konduktivimeter. Setiap kali selesai mengukur satu jenis bahan, alat
dibersihkan dengan menggunakan aquades dan dikeringkan baru kemudian digunakan untuk pengukuran bahan yang lain. 3.
Mencatat setiap hasil pengukuran di dalam tabel.
4.
Membuat kurva untuk berbagai konsentrasi larutan terhadap konduktivitas listrik ekivalen.
5.
Membandingkan nilai konduktivitas bahan yang digunakan dengan nilai konduktivitas listrik air.
BAB IV HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Pengamatan Suhu dan Konduktivitas Bahan Konsentrasi Larutan Suhu Ruangan (°C) Konduktivitas listrik (mS/m) garam
0,8%
25,6
14,68
0,5%
25,6
10,86
0,3%
25,6
6,48
0,3%
25,6
0,421
0,2%
25,5
0,3319
0,1%
25,5
0,168
50%
25,7
1,961
25%
25,4
0,943
10%
25,5
0,393
Susu A
100%
25,5
4,76
Susu B
100%
25,3
5,29
CMC
Jus jeruk
Grafik 1. konsentrasi larutan terhadap konduktivitas listrik 16
Konduktivitas Listrik Bahan
14 12 10
Garam CMC
8
Jus jeruk 6
Susu A
4
Susu B
2 0 Konsentrasi Larutan
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum ini diantaranya: 1. Pengadukan, yang disebut juga sebagai agitasi, merupakan bagian dari proses
pencampuran
yang
bertujuan
untuk
mempercepat
proses
pencampuran. 2. Dari empat proses pengadukan yang dilakukan pada praktikum ini, jenis aliran yang tampak cenderung serupa, yaitu aliran turbulen. 3. Pengadukan yang dilakukan pada praktikum ini mengakibatkan pola aliran melingkar di sekitar pengaduk, yang disebut vorteks.
4.2 Saran Saran untuk praktikum ini diantaranya: 1. Praktikan sebaiknya memahami materi praktikum dengan baik sebelum melaksanakan praktikum. 2. Alat atau mesin yang digunakan untuk praktikum sebaiknya dipastikan dalam kondisi layak agar praktikum dapat dilakukan sesuai prosedur yang seharusnya. 3. Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan ketelitian praktikan, baik dalam melakukan pengamatan aliran dan pencatatan spesifikasi alat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1989. Buku Petunjuk Praktikum Proses dan Operasi Teknik I. Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Handoko, Djarot. 1992. Perancangan dan Pengujian Performansi Prototipe Alat Pengaduk Dodol. Skripsi. FATETA, IPB, Bogor. Irma. 2003. MODUL 1.09 Tangki Berpengaduk. Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II. Departemen Teknik Kimia ITB. terdapat pada http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2012/05/tdktangki-berpengaduk.pdf diakses pada 1 Mei 2013 [02:53 WIB]
LAMPIRAN
Gambar 1. Hand Mixer
Gambar 4. Dough beater
Gambar 2. Standing Mixer
Gambar 5. Penutup bowl pada standing mixer
View more...
Comments