Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

August 29, 2019 | Author: Reza Gustiawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

tugas di...

Description

LAPORAN OBSERVASI KAFE DAN RESTORAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perancangan Interior yang diampu oleh Asep Yudi P. M.Des

disusun oleh: Reza Gustiawan Yunan (1301746)

PRODI TEKNIK ARSITEKTUR DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2015

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan tugas observasi ke tiga kafe dan restoran di kota Bandung, untuk mata kuliah Perancangan Interior. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesarbesarnya kepada: 1. Allah SWT yang sudah menyertai dalam penyelesaian laporan ini. 2. Andi P., Arbin S., Fajar M., Faris N., Hilmi F., Farouq I., Elma L., selaku rekan yang telah membantu kegiatan observasi. 3. Semua pihak yang telah ikhlas berkontribusi dalam penyelesaian laporan ini. Dalam laporan ini masih banyak kiranya dijumpai kekurangan yang berkaitan kepada keterbatasan waktu, maupun kemampuan pengkajian karya laporan yang ada. Dengan demikian penulis sangat membutuhkan saran dan kritik yang membangun. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama seluruh masyarakat dan teman-teman sekalian.

Bandung, 12 Maret 2015

Penulis

A. BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desain interior pada prinsipnya merupakan upaya memecahkan masalah kehidupan yang berkaitan dengan ruang bagian dalam dari sebuah bangunan. Masalah yang harus dipecahkan dalam desain interior berkaitan dengan masalah fisik dan non fisik. Masalah fisik berkaitan dengan kondisi ruang yang terdiri atas unsur lantai, dinding, plafon, perabot, utilitas seperti jendela untuk memasukan cahaya alam, ventilasi untuk mengalirkan udara alami, pintu untuk mengakses hubungan antar-ruang, mekanikal dan elektrikal seperti saluran perlistrikan dan pemipaan. Masalah non fisik berkaitan dengan faktor manusia seperti kondisi psikologis, sosial dan budaya yang membentuk persepsi-persepsi dan perasaan terhadap suasana ruang tertentu1. Permasalahan yang kompleks tersebut perlu diperhitungkan dalam upaya mewujudkan sebuah desain interior yang memberikan penyelesaian masalah secara integral. Dengan menggunakan metolodogi desain yang sistematis (systematic design method)2 maka upaya pemecahan permasalahan pertama dapat dilakukan dengan mendeskripsikan permasalahan tersebut dengan cara mendata secara lengkap untuk kemudian diuraikan satu persatu secara runtut dalam

1

bentuk

analisis

masalah.

Setelah

itu

akan

ditemukan

titik-titik

Disamping perlu pemecahan integral secara metodologis, kompleksitas permasalahan desain ini juga perlu pemecahan integral secara multi disiplin ilmu. Oleh karena itu penggunaan metodologi, filosofi, atau bahkan penetapan objek desain yang bersifat wajar akan lebih mudah untuk diterima semua kalangan yang terlibat dalam sebuah perancangan (Buchanan dalam Margolin, 1995) 2 Metodologi ini dimaksudkan untu1) mengurangi jumlah kesalahan desain, redesain dan penundaan, (2) memungkinkan untuk lebih imajinatif dan perancangan-perancangan lebih lanjut (Jones dalam Cross, 198)

permasalahan yang menjadi bahan untuk menetapkan rumusan permasalahan. Dari rumusan permasalahan maka akan dimunculkan program kebutuhan perancangan berupa daftar yang berisi hal-hal yang harus dipenuhi dalam perancangan. Setelah program kebutuhan perancangan ditemukan maka proses pencarian ide-ide desain pun dimulai. Proses penggalian ide-ide awal ini disampaikan dalam bentuk gambar-gambar skematik atau sering disebut sebagai skematik desain. Dalam proses pengembangan skematik desain itulah sering terjadi kesulitan karena alternatif-alternatif pengembangan desain dapat simpang siur antara satu alternatif terhadap alternatif yang lain. Oleh karena itu ketika proses skematik desain berlangsung maka desainer harus mulai merumuskan apa yang disebut sebagai konsep desain. Keberadaan sebuah konsep desain dalam perancangan interior sangatlah penting. Dengan adanya konsep maka seluruh permasalahan yang akan dipecahkan dalam perancangan diformulasikan ke dalam satu perumusan yang bersifat abstrak, sebagai landasan atau panduan untuk diterjemahkan ke dalam tataran teknis, yaitu penerapan dari abstraksi konsep ke dalam perwujudan nyata yang dapat terukur dan tergambar secara visual. Dengan demikian maka diharapkan konsep desain akan dapat mengikat hasil perancangan menjadi sebuah desain yang terintegrasi secara utuh.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apa saja konsep yang diterapkan pada kafe yang dikaji? 2. Apa saja permasalahan yang umum dijumpai pada Kafe atau Restoran? 3. Bagaimana menyelesaikan permasalahan pada desain kafe yang keliru? 4.

C. Tujuan Penyusunan Laporan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui konsep yang diterapkan pada kafe yang dikaji 2. Memahami permasalahan yang umum dijumpai pada Kafe atau Restoran 3. Memahami penyelesaian permasalahan pada desain kafe yang keliru

BAB II LANDASAN TEORI

I. Sejarah Desain Interior

Tidak diketahui

secara pasti darimana sejarah desain interior dimulai. Akan

tetapi dengan begitu banyaknya ditemukan bukti-bukti besar yang menunjukkan keberadaan dari penerapan ilmu desain interior di sepanjang sejarah peradaban manusia, maka sejarah desain interior dapat dilacak keberadaannya. Artefakartefak yang ditemukan merupakan gambaran riil dari peradaban saat itu. Dari sini terlihat bahwa setiap kebudayaan memiliki pola perkembangan yang masingmasing berbeda. Setiap peradaban mengembangkan seni arsitektur, gaya furnitur dan asesoris ruang

berdasarkan ketersediaan bahan di wilayah

geografis masing-masing atau didapatkan dari perdagangan dan tersedianya tenaga kerja yang murah. Mesir, Yunani dan Romawi telah mencapai peradaban yang tinggi pada era kuno (ancient era), merupakan peradaban yang ditandai dengan adanya kelompok elit, banyaknya sumber daya manusia yang murah serta memiliki tradisi relijius yang mendorong timbulnya ketrampilan artistik dan keinginan untuk mendapatkan keabadian/immortality

melalui

bangunan-bangunan

dan

harta

bendanya.

(Wealle, 1982:199).

Peradaban Mesir, Yunani dan Romawi dapat dijadikan sebagai titik tolak pada perkembangan desain interior karena karya-karya seni dan desain yang diciptakan pada masa itu masih sangat mempengaruhi bentuk-bentuk furnitur, arsitektur dan benda-benda seni pada masa kini.

1. Perkembangan di Mesir Untuk mengetahui sejarah perkembangan desain interior dapat dirunut dari perkembangan yang terjadi pada peradaban Mesir Kuno. Banyak seni tradisi yang berawal dari Mesir karena bangsa Mesir Kuno memiliki ketrampilan kekriyaan (craftmanship) tinggi, yang mampu membuat berbagai produk seni

yang indah meski dengan peralatan yang terbatas. Seni inlay pada furnitur merupakan penemuan yang berharga yang hingga kini tetap digunakan, selain itu orang Mesir adalah penenun yang handal serta pembuat furnitur yang hebat, menggunakan sambungan konstruksi yang sampai sekarang lazim digunakan yaitu konstruksi dovetail, mortise dan tenon. (Aronson, 1965:312). Tumbuhan yang tumbuh di daerah Mesir waktu itu memberi inspirasi desain yang diterapkan sebagai motif ornamen, berupa stilasi bunga papyrus, lotus lili, dan palem, yang disusun secara sistematis dan terkesan kaku. Istana di Mesir sebagai tempat tinggal pharoah (Raja Mesir) berukuran besar, terdiri atas ruang-ruang yang rumit, merupakan suatu ruang tertutup yang terdiri atas banyak ruang-ruang kecil yang mengelilingi Perhatian

halaman terbuka yang luas.

utama bangsa Mesir pada kehidupan setelah mati waktu itu

mengakibatkan

seni bangunan tempat tinggal kurang mendapat perhatian,

sehingga rumah-rumah penduduk dan pertokoan pada umumnya hanya berbentuk sederhana, dengan atap datar dan celah kecil untuk jendela sebagai jalan masuk sinar matahari. Interior rumah pada waktu itu hampir sama, yakni terdiri atas ruang publik yang luas dengan dua atau tiga kamar tidur dan dapur. (Wealle, 1982). Perhatian pada life after death membuat konsentrasi yang sangat besar diberikan pada bangunan-bangunan makam dan kuil.

Piramida, merupakan

bangunan makam yang sangat terkenal. Imhotep adalah seorang arsitek yang membangun piramid yang pertama di Sakkara yang tersusun dari blok-blok batu limestone yang dikaitkan satu sama lain dengan presisi yang sangat tepat. Meski setelah itu dibangun piramid terbesar di Gizeh, tapi Imhotep tetap dipuja bagaikan dewa, bahkan hingga berabad-abad setelah kematiannya. Arsitektur dan interior di dalam piramida menggambarkan bahwa bangsa Mesir pada saat itu telah memiliki kemampuan teknik yang sangat hebat.

2. Perkembangan di Yunani ( 650-30 B.C.) Seni di Yunani merupakan bagian dari jiwa. Keindahan diujudkan dengan proporsi yang indah dan garis-garis yang lembut. Arsitektur Yunani hampir seluruhnya difokuskan pada bangunan kuil dan bangunan umum (public bulding).

Hampir seluruh aspek kehidupan orang Yunani pada saat itu baik di bidang seni, arsitektur maupun kepustakaan, memiliki kepentingan relijius, bahkan kegiatan sekuler seperti teater dan Olympic Games pun

dikembangkan dari suatu

upacara sakral Teater terbuka Epidauros terletak di bagian timur Peloponnesos, merupakan teater terbuka yang paling baik akustiknya. Dari teater semacam ini kita memperoleh istilah “teater Proskenium” dari “proskenion” yang ada di depan “skene” . (Soedarso, Perkembangan desain di Yunani

Gambar 2.1 Teater Terbuka Epidauros pada saat itu dipengaruhi oleh bentuk-bentuk dan ornamen dari Mesir, akan Sumber: http://wikimedia.com tetapi bangsa Yunani dengan cepat dapat menyempurnakan bentuk-bentuk kaku dari pengaruh Mesir tersebut dan menemukan bentuknya sendiri. Pengaruh desain, seni dan arsitektur pada masa peradaban Yunani tersebar secara lebih luas dibanding peradaban yang lain, misalnya seni patung, motif dan elemen-elemen arstitektur Yunani dijadikan acuan hingga berabad-abad kemudian, bahkan hingga saat ini. Bentuk-bentuk kolom: Doric, Ionic dan Corinthian yang terkenal dengan sebutan Three Greek Orders of Column, merupakan bentuk asli Yunani yang pertama kali ditemukan oleh Vitruvius, yang hingga kini masih sangat populer dan digemari dan selain diterapkan pada elemen arsitektural juga pada furnitur. (Aronson, 1965:327). Furnitur terkenal yang dihasilkan pada jaman Yunani Kuno adalah Klismos Chair, sebuah kursi berbentuk lengkung yang mengalir lembut, dengan sandaran punggung sesuai lengkungan punggung manusia. ( Wealle, 1982). Ada beberapa jenis furnitur di Yunani yang menggunakan bentuk lengkung Klismos ini, seperti Greek bed with Klismos back (tempat tidur Yunani dengan sandaran Klismos). Kursi dengan sandaran punggung Klismos biasanya hanya dimiliki oleh orang kaya dan bangsawan, sedangkan yang digunakan oleh rakyat jelata di rumahnya adalah sejenis kursi tanpa sandaran punggung, disebut diphros/ stool.

3. Perkembangan di Romawi (753 B.C.- 365 A.D) Bangsa Romawi Kuno adalah bangsa yang aktif, agresif dan mencintai kekuatan, kekuasaan, kemewahan dan kenyamanan. Sangat berbeda dengan Yunani dan Mesir, Bangsa Romawi adalah bangsa yang praktis, yang tidak hanya memikirkan untuk membuat kuil dan kuburan, tapi lebih banyak membuat kebutuhan duniawi seperti forum (civic centre), lengkung/monumen kemenangan, pemandian umum/thermae, bahkan juga saluran air/aqua duct. (Soedarso Sp, 2007)

Gambar 2.2. Aquaduct dan Thermae Sumber: http://www.wikimedia.com Kemajuan Romawi di bidang interor dan arsitektur selain dapat dilihat dari kemegahan

dan

kemewahan

bangunan-bangunannya

juga

dari

sistem

peratapannya yang sangat hebat, merupakan kombinasi antara lengkung sejati (true vault) dan lengkung silang (cross barrel vault). Struktur cross vault yang dimulai di jaman Romawi berbuah luar biasa di jaman Gotik. Karena kehebatan konstruksinya, gereja Gotik berani membuka clerestory berdinding kaca sehingga menjadi terang. ( Rumah bangsa Romawi memiliki interior yang mengikuti pola umum yang berlaku saat itu, yang dibagi menjadi beberapa bagian, yakni atrium sebagai central hall di dalam rumah yang

Gambar 2.3 Clerestory Cathedral

memiliki bukaan atap berukuran besar (disebut compluvium) dimana sinar matahari dapat masuk untuk menerangi bagian

dalam

rumah

dan

air

hujan

dibiarkan masuk yang kemudian ditangkap oleh kolam yang terletak dibagian tengah ruang (disebut impluvium). Tamu memasuki atrium

melalui

selasar

yang

biasanya

berhiaskan mozaik pada lantainya. Tablium merupakan ruang suci yang terletak di ujung atrium. (Wealle, 1982:207). Rumah bagi bangsa Romawi merupakan pusat kehidupan, sehingga dibuat begitu indah dan mewah, berbeda dengan peradaban Mesir dan Yunani yang tidak begitu memberikan perhatian yang besar kepada keindahan ruang huniannya, karena keasyikan mereka dengan life after death atau kehidupan setelah mati.

Gambar 4. Perkembangan di Jaman Renaissance (1400 – 1650 M ) 2. 4 Atrium dan Impluvium

Perkembangan utama dalam sejarah desain interior dapat dilihat pada jaman Renaissance Itali, dimana seluruh kegiatan seni mencapai puncak kejayaan didukung oleh kaum bangsawan dan orang kaya mendukung perkembangan seni dengan kekayaannya. (Wealle, 1982:215 Axel von Saldem (1987) pada riset sejarah desain yang dilakukannya menemukan bahwa pada akhir abad ke -16 di Itali terdapat kata “ designo esterno” (karya yang sudah terlaksana). Saat itulah desain interior dan dekorasi interior mulai mendapatkan peran yang khusus sehingga ada dugaan bahwa sejarah desain interior dimulai dari jaman Renaissance Italia. Saat itu dibangun istana –istana yang mewah dengan furnitur yang diukir dengan motif yang sangat indah dan rumit. Di Itali pada saat itu terdapat dua kelas sosial, yakni kelas bangsawan yang kaya dan dan petani yang miskin. Kaum petani tidak terpengaruh oleh perkembangan desain, karena desain baru yang indah dan mewah hanya peruntukkan bagi orang kaya saja. Hingga jaman itu, segala

sesuatu yang indah tetap hanya bisa dimiliki kaum bangsawan, jauh di luar jangkauan rakyat kebanyakan. Abad ke-17 dan ke-18

merupakan periode

desain interior di Itali dan Prancis 5. Revolusi Industri (Industrical Revolution) Desain interior mulai berkembang dan lebih terjangkau /accessible untuk masyarakat umum setelah terjadi Revolusi Industri, yang pada saat itu selain banyak diproduksi produk-produk untuk kebutuhan rumah dengan harga yang lebih murah sehingga dapat terjangkau oleh semua kalangan, juga mendorong munculnya Revolusi Ekonomi di Amerika, yang membuat golongan masyarakat menengah ke atas menjadi kaya dan memiliki uang yang berlebihan, sehingga muncul kebutuhan dan keinginan untuk memperindah rumahnya. Saat itu juga mulai banyak bermunculan majalah yang membahas masalah gaya desain interior

yang

baru

mengkonsultasikan

serta

ide-ide

mulai

timbul

kebutuhan

manusia

untuk

dalam penataan rumah dan perabotnya. Hal ini

mendorong berkembangnya industri desain interior Ada ribuan orang yang kemudian menjadi profesional dalam mendesain rumah maupun bangunan kantor maupun orang-orang yang melakukan kegiatan perancangan ruang sebagai hobi dan memberikan konsultasi gratis atau mengisi waktunya dengan mendekorasi rumahnya sendiri Sejarah desain interior mencatat begitu banyak kesuksesan yang dicapai oleh para pelopor desainer interior. Secara umum mereka mendapatkan keuntungan dari pembelian bahan dari biaya desain secara keseluruhan serta mendapatkan fee untuk pelayanan jasa desain yang mereka berikan

II.

Pengertian Konsep Dan Gaya Bangunan

Sebelum kita mempelajarai lebih lanjut mengenai konsep dan gaya interior dan ekterior bangunan, terlebih dahulu kita harus mengetahui definisi dari konsep, Konsep adalah gagasan-gagasan yang memadukan berbagai unsur kedalam suatu keseluruhan. Dalam pembuatan konsep bangunan baik interior ataupun eksterior, banyak terdapat kendala-kendala konsep, diantaranya Masalah Komunikasi Masalah tersulit bukan menjelaskan gagasan kita kepada orng lain namun kepadadiri sendiri, Perancang belajar mengembangkan dialog dlam pikiran mereka sendri sebaga langkah awal untuk menjelaskan gagasan tersebut kepada orang lain. a. Masalah Komunikas i lain yang mempengaruhi perumusan konsep adalah “Komunikasi grafis ”. Ironisnya banyak siswa yang ragu-ragu membuat sketsa sebagai bagian dari proses mengembangakan konsep. 1. Ketidak nyamanan Suatu konsep akan sukar dikembangkan bila merupakan aspek arsitektural yang tidak dikuasai. 2. Identifikasi hirarki yang tepat Karena

ketiadaan

pengalaman,

perancang

mengalami

kesulitan

dalam

memutuskan apakah suatu gagasan merupakan konsep yang baik atau buruk. Gaya bangunan merupakan pemilihan tema bangunan secara khusus agar ruang yang ada di dalam bangunan ataupun bangunan itu sendri memiliki konsep yang berbeda. Tema suatu bangunan dengan bnagunan yang lain tidak sama, tergantung bagaimana perancang / arsitek mendesainnnya. Konsep perancangan dalam design arsitektur secara umum dibagi menjadi 4 bagian yaitu :

1.

Bagian bawah bangunan Perancangan/desain bagian bawah bangunan merupakan pemilihan gaya dan konsep bangunan mengenai struktur/bentuk pondasi, lantai dan halaman suatu bangunan.

2. Bagian tengah bangunan. Perancangan

bagian

tengah

bangunan

merupakan

pemilihan

konsep

perancangan untuk diterapkan pada dinding, jendela atau pintu 3. Bagian atas bangunan Perancangan bagian atas bangunan merupakan pemilihan konsep bangunan yang meliputi konsep perancangan rangka atap dan penutup atap 4.

Bagian eksterior dan interior meliputi konsep perancangan Pada konsep perancangan bagian eksteior dan interior inilah yang akan kita kaji lebih mendalam. Konsep perancangan pada bagian eksterior dan interior bangunan meliputi pemilihan berbagai jenis lysplank, aksesoris dan seni profil dinding,aksesoris kuzen dan daun pintu-jendela, pemilihan warna dsb. hal-hal tersebut akan sangat berperan dalam mendukung tampilan gaya bangunan / konsep bangunan yang kita terapkan. Perancangan eksterior dan interior bangunan berfusngi untuk mempercantik dan memperindah tampilan bangunan, apabila perancangan konsep berhasil maka rumah akan tampak serasi, nyaman, dan pas dipandang (eyecatching).

III.

Konsep Interior Dan Eksterior Bangunan

1. Konsep Minimalis Building Interior atau Bangunan bergaya interior atau arsitektur minimalis selalu menekankan hal-hal yang bersifat esensial atau fungsional. Bentuk-bentuk geometris elementer, seperti garis, persegi, dan kubus, tanpa ornamen atau dekorasi menjadi karakternya. Sudut-sudut tegas dan warna netral, misalnya putih dan krem, terlihat menonjol. Keindahan atau kemewahan lebih terkesan dari keapikan susunan detail struktur atau arsitektur, bukan dari kerumitan ornamen penyertanya. arsitektur jenis minimalis biasanya mudah dikembangkan atau di aplikasikan dengan konsep interior lainnya seperti, Minimalis modern, minimalis tropis, dan minimalis kontemporer. memadukan dua atau lebih gaya yang berbeda bisa disebut sebagai gaya eklektik. Ciri desain minimalis eksterior dan interior adalah: a.

Sambungan bidang yang sempurna, pertemuan dinding dan atap memerlukan penanganan yang rapi. Mungkin ini yang menjadi pertimbangan biaya desain minimalis mahal.

b.

Penampilan struktur yang elegan, konstruktsi struktural tersusun sederhana dan lugas tanpa kamuflase elemen arsitektur.

c.

Pengunaan warna yaitu menggunakan dua warna yang mencolok untuk membedakan dua buah bidang

d.

Penggunaan cahaya, sebagai elemen yang mampu memberikan efek dramatis. Permainan cahaya buatan atau alami menghasilkan efek kedalaman ruang.

e.

Open space, menghilangkan material dinding - contoh dapur dan ruang makan dalam satu ruang.

Berikut ini contoh tampilan (Gambar 3.1 dan 3.2 ) merupakan contoh desain Eksterior gaya minimalis dan pada (Gambar 3.3 dan 3.4) merupakan contoh desain Interior bergaya Minimalis.

(Gambar 3.1) Eksterior Minimalis Minimalis

(Gambar 3.4) Kamar tidur berkonsep Minimalis

(Gambar

3.2

)

Eksterior

(Gambar 3.3) Ruang Tamu berkonsep Minimalis

Kesan rumah minimalis dapat dicerminkan melalui sisi arsitektur, bentuk rumah dan penataan interior dan tahap finishing. Bentuk furniture dengan pola garis – garis dinamis memberikan kesan lembut dan nyaman yang masih sesuai dengan fungsinya. Bahan pelapis furniture akan bergeser dari motif bunga – bunga ke motif polos. Konsep desain interior tidak akan banyak berubah. Konsep dasar penataan ruang ditujukan untuk menciptakan kesan ruang yang luas dan nyaman. Kesan ini dapat dibuat dengan menerapkan bukaan agak besar

di

dinding

rumah.

Konsep

ini

diterapkan

untuk

menyelesaikan

keterbatasan lahan perumahan dan bukaan besar pada bangunan telah terbukti mampu memberikan kesan ruang yang lebih luas.

2. Konsep Modern Gaya modern adalah gaya desain yang simple, bersih, fungsional, stylish, dan selalu mengikuti perkembangan jaman yang berkaitan dengan gaya hidup modern yang sedang berkembang pesat. Gaya hidup modern ditopang oleh kemajuan teknologi, dimana banyak hal yang sebelumnya tidak bisa dibuat dan didapatkan menjadi tersedia bagi banyak orang.

Dalam mendesain konsep dan gaya modern selalu melihat nilai benda-benda berdasarkan besar fungsi atau banyaknya fungsi benda tersebut, serta berdasarkan kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat, mudah

dan

fungsional.

Dalam arsitektur, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk memiliki bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat modern. Namun, gaya hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat saja, terutama yang berada di kota besar, dimana kehidupan menuntut gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien.

Arsitektur modern memiliki ornament yang sangat minim. Pada arsitektur modern fungsi lebih diutamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan. Di Indonesia rumah-rumah dengan gaya arsitektur modern mulai banyak diterapkan pada awal tahun 70an.

Di masa sekarang pun banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan gaya arsitektur modern dengan penyesuain terhadap bahan bangunan dengan teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup penghuninya.

Eksterior rumah dengan gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang berukuran lebar dan atau tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang menjeorok ke depan. Dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom. Bentuk masa rumah modern di dekorasi dengan ornament garis vertical, horizontal, diagonal

dan yang

sederhana

pada

dinding

eksterior

yang

luas

Interior rumah modern ditata dengan ornament yang sederhana, plafond bertingkat dan void di ruang-ruang public yang meberikan kesan luas.

Ruang pada rumah dengan gaya Arsitektur Modern umunya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang perantara dibatasi oleh dekorasi interior yang tidak masiv. Bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna / tinted glass, marupakan bahan dengan jenis finishing mencirikan rumah modern dimasa-masa awal berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan engunan dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized metal,

granitile,

grc,

perforated

Beberapa Ciri Arsitektur Modern sebagai berikut:

a. Asimetris b. Orientasi pola horizontal c.

Atap datar

d. Tidak ada cornice /profil atap e. Bentuk Kotak f.

Halus

g. Penampian efisien h. Sudut lengkung i.

Jendela Kaca

metal

dll.

j.

Aluminium dan stainless steel trim pada pintu dan jendela

k. Panel mengkilap l.

Baluster metal

m. Deretan jendela atau garis-garis n. Sedikit atau tidak ada hiasan o. Denah terbuka Untuk

lebih jelasnnya mengenai konsep bangunan modern, berikut ini kita

contohkan tampilan konsep bangunan modern pada

(Gambar 3.7 dan 3.8)

merupakan contoh desain Interior bergaya Modern.

(Gambar 3.7) Kamar tidur berkonsep Modern

(Gambar 3.8) Ruang

Tamu

berkonsep

Modern

3. Konsep Mediterania

Desain Mediterania adalah desain yang mengusung atau mengacu konsep

bangunan kerajaan di Eropa 80’an. Dalam design Meditarian ini ciri bangunannya adalah adanya Pilar – pilar besar pada tampak bangunan tersebut, dan ditunjang dengan adanya sisi bangunan yang membentuk setengah lingkaran di kelilingi aksesoris – aksesoris etnic atau listplank beton yang besar. Pada konsep meditarian ini Pemilik menonjolkan sisi kemewahan pada bangunan dimana terdapat Jendela – jendela besar dengan warna tanah seperti coklat, kuning tanah, merah bata, sehingga mencerminkan rumah tinggal kaum Bangsawan seperti di Eropa era 80’an yang memiliki rumah tersebut. Pada Konsep bangunan Meditaran banyak dihiasi pola lengkung pada pintu, jendela ataupun teras bagian atasnya. Berikut ini contoh tampilan (Gambar 3.9 dan 3.10 ) merupakan contoh desain Eksterior gaya Mediteran dan pada (Gambar 3.11 dan 3.12) merupakan contoh desain Interior bergaya Mediteran.

(Gambar 3.9)

(Gambar 3.11) 4. Konsep Oriental

(Gambar 3.10 )

(Gambar 3.12)

Konsep arsitektur bergaya oriental memiliki keragaman serta elemen-elemen yang sanngat menarik, seperti adanya ukiran-ukiran kayu pada dinding-dinding, ornamen-ornamen yang bertemakan oriental seperti guci, lukisan-lukisan maupun sentuhan warna-warna yang memperkuat kesan oriental, Ciri utama dalam interior oriental ditampilkan dengan penggunaan aspek warna merah, kuning, ukuran long life design yang berbentuk bulatan atau modifikasinya

atau

gambar

naga.

Interior

bergaya

oriental

umumnya

menggunakan warna-warna netral guna menciptakan latar belakang yang sederhana untuk menonjolkan elemen interior yang jumlahnnya sedikit di dalam ruangan. Selain itu, warna-warna netral dan alami memberikan kesan lega dan lapang pada ruangan. Material yang digunakan dalam interior oriental umumnya adalah material mentah tanpa finishing yang berlebihan. Pemakain material mentah ini dapat menghasilkan kesan tenang dan lembut dalam ruangan. Budaya oriental selalu mengutamakan keseimbangan Ying dan Yang dalam semua aspek kehidupan. Dalam interior oriental, sentuhan ahir sebuah ruangan dapat terlihat kontras dan berlawanan, hal tersebut bertujuan untuk mencapai keseimbangan yin dan yang tersebut. Beberapa material yang banyak digunakan dalam interior oriental karena teksturnya yang indah seperti kayu cedar, kayu rosewood, bambu, batu, anyaman rotan, sutera. Masing-masing bahan ini menghasilkan tekstur tersendiri yang dapat dikombinsikan untuk menciptakan harmoni ying dan yang.

(Gambar 3.13)

(Gambar 3.14 )

(Gambar 3.15)

(Gambar 3.16)

Contoh tampilan diatas (Gambar 3.13 dan 3.14 ) merupakan contoh desain Eksterior gaya Oriental dan pada (Gambar 3.15 dan 3.16) merupakan contoh desain Interior bergaya Oriental.

5. Konsep Kontemporer

Gaya Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk sejumlah gaya yang berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (Illustrated Dictionary of Architecture, Ernest Burden). Walaupun istilah kontemporer sama artinya dengan modern atau sesuatu yang up to date, tapi dalam disain kerap dibedakan. Istilah ini digunakan untuk menandai sebuah disain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai. Desain yang Kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang diberi label kontemporer akan menghasilkan bentuk disain yang lebih segar dan berbeda dari kebiasaan. Misalnya, modern kontemporer, klasisk kontemporer atau etnik kontemporer. Semua menyajikan gaya kombinasi dengan kesan kekinian.

Disain-disain arsitektur cabang dari modern yang lebih komplek dan inovatif biasa juga disebut sebagai disain yang kontemporer. Misalnya, dekonstruksi,

post modern, atau modern high tech. Disain Mal eX di Jakarta, misalnya, menampilkan gaya arsitektur Dekonstruksi dan termasuk juga ke dalam gaya kontemporer. Disainnya berupa ; deretan yang berbentuk kubus yang diacak tak teratur; diberi warna berbeda sehingga terlihat atraktif; bentuk jendela tak beraturan

di

permukaan

kubus.

Arsitektur kontemporer menonjolkan bentuk unik, diluar kebiasaan, atraktif, dan sangat komplek. Pewrmainan warna dan bentuk menjadi modal memciptalkan daya tarik bangunan. Selain itu permainan tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur dapat diciptakan dengan sengaja. Misalnya, akar rotan yang dijalin berbentuk bidangbertekstur seperti benang kusut. Bisa juga dengan memilih material alami yang bertekstur khas, seperti kayu Untuk menciptakan bentuk komtemporer, tak harus dengan material baru. Jenis material bangunan boleh sama , tapi dengan disain yang baru.Sepanjang tahun 1960-an dan 70-an kontemporer rencana menjadi cukup populer. Gaya kontemporer adalah kombinasi dari beberapa gaya dan rumah-rumah seringkali multi level. Beberapa karakteristik bangunan kontemporer adalah I.

Garasi penempatan di depan rumah untuk efektivitas biaya.

II.

Atap bernada dangkal yang sering memperpanjang dari tingkat yang lebih tinggi di atas tingkat yang lebih rendah.

III.

Sederhana, bersihkan garis-garis yang hemat biaya untuk membangun tetapi menarik.

IV.

Windows yang besar dan kadang-kadang trapesium berikut lapangan atap di Gables. Eksterior adalah campuran dari bahan seperti kayu, batu bata, dinding batu, dan semen. Vertikal ornamentasi dalam pola yang sederhana. . Rumah kontemporer masih sedang dibangun di seluruh bangsa dan telah menjadi gaya yang sangat populer di rumah perkembangan saluran dan lingkungan rumah adat sama.

(Gambar 3.17)

(Gambar 3.19)

(Gambar.18 )

(Gambar 3.20)

Contoh tampilan diatas (Gambar 3.17 dan 3.18 ) merupakan contoh desain Eksterior gaya Oriental dan pada (Gambar 3.19 dan 3.20) merupakan contoh desain

Interior

bergaya

Oriental.

IV.

Pengertian Desain Interior

Bila

ingin

berbicara

tentang

desain

biasanya

dimulai

dengan

usaha

memformulasikan pengertian tentang desain, membuat definisi desain dan mencari arti desain. Pengertian desain interior dikemukakan oleh D.K. Ching (2002:46) sebagai berikut: Desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam di dalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita akan naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi aspirasi kita dan mengekspresikan gagasan

yang menyertai tindakan kita,

disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana hati dan kepribadian kita.Oleh karena itu tujuan dari perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan psikologi ruang interior. Dari pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain interior merupakan seni dan ilmu untuk memahami kebiasaan orang di dalam ruang dengan tujuan untuk menciptakan ruang yang fungsional didalam struktur bangunan yang dirancang oleh seorang arsitek.

V.

Pengertian Rumah Makan

Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha Rumah Makan, dalam pcraturan ini yang dimaksud dengan yangsaha Jasa Pangan adalah : “Suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial”. Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 304/Menkes/Per/89 tentang persyaratan rumah makan maka yang dimaksud rumah makan adalah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya. Sedangkan Wojowasito dan Poerwodarminto (Marsyangm, 1999:71) mengklasifikasikan restoran atau rumah makan menjadi beberapa tipe, antara lain:

A’la Carte Restaurant : adalah restoran yang mendapatkan izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di dalam restoran ini memiliki harga sendiri-sendiri. Table D ‘hote Restaurant : adalah suatu restoran yang khusus menjual menu table d’hote, yaitu suatu susunan menu yang lengkap (dari hidangan pernbuka sampai penutup) dan tertcntu, dengan harga yang telah ditentukan pula. Coffe Shop atau Brasserei : adalah suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu biasanya berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu bias mendapatkan makan pagi. makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang cukupan. Pada umumnya system pelayanannya adalah dengan American service dimana yang diutamakan adalah kecepatannya. Ready on plate service, artinya makanan sudah dtatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang penyajiannya dilakukan dengan cara buffet atau prasmanan. Cafelaria atau Cafe : adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanannya terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol. Canteen : adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, dan sekolah, tempat dimana para pekerja atau pelajar biasa mendapatkan makan

siang atau coffe break, yaitu acara minum kopi disertai makanan kecil atau selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat-rapat dan seminar. Continental Restaurant : suatu restoran yang menitik beratkan hidangan continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasananya santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin makan secara santai. Carvery : adalah suatu restoran yang berhubungn dengan hotel dimana para tamu dapat mengisi sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan harga hidangan yang sudah ditetapkan. Dining Room : terdapat dihotel kecil, motel atau inn. merupakan tempat yang tidak lebih ekonomis dari pada tempat makan biasa. Dining room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun yang terbuka bag! para tamu dari luar. Discotheque : ialah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga menampilkan live band. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah discotheque. Hidangan yang tersedia umumnya berupa snack. Fish and Chip Shop : ialah suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, dimana kita dapat membeli macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng, biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi . jadi rnakanannya tidak dinikmati di tempat itu. Grill Room (Rotisserie) : adalah suatu restoran yang menyedikan bermacammacam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi dcngan sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan melihat sendiri bagaimana memasaknya. Grill room kadang-kadang disebut juga sebagai steak house. Inn Tavern : Inn tavern ialah suatu restoran dengan harga cukupan yang dikelola oleh perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat dekat dan ramah, dengan tamutamu. Sedangkan hidangannya lezat-lezat. Night Club/Super Club : adalah suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang ingin santai. Dekorasinya mewah, pelayanannya megah. Band merupakan kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi sehingga manaikkan gengsi. Pizzeria: adalah suatu restoran yang kusus menjual pizza. Kadang-kadang juga ada spaghetty atau makanan khas Italia lainnya. Pan Cake Hoii.se/Creperie: adalah restoran yang khusus menjual pun cake dan crepe yang diisi dengan berbagai macam manisan didalamnya.

Pub : pada mulanya merupakan tempat hiburan umum yang mendpat izin menjual minuman bir serta minuman beralkohol lainnya. Para tamu mendapatkan minumannya dari counter (meja panjang yang membatasi dua ruangan). Pengunjung dapat menikmat; sambil duduk atau berdiri. Hidangan yang tersedia berupa snack seperti pies dan sandwich. Sekarang kita bisa mendapatkan banyak hidangan pengganti di pub. Snack Bar/Cqfe/Milk Bar: adalah semacam restoran cukupan yartg sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat dimana para tamu mengumpulkan makanan mereka diatas baki yang diambil dari atas kounter dan kemudian membawanya kemeja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan yang disediakan biasanya adalah hamburger, sausages dan sawhvich. Specialitiy Restaurant: adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, Italia dan sebagainya. Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tatacara negara tempat asal makanan spesial itu. Terrace Restaurant: adalah suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran induk. Di negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka pada waktu musim panas saja. Gourmet Restoran: ialah suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan makan dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini ialah makanan dan minumannya yang lezat-lezat, pelayanannya megah dan harganya cukup mahal. Family Type Restaurant: ialah suatu restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga tidak mahal, terutama disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan. Main Dining Room: ialah suatu restoran atau ruang makan utama yang pada umumnya terdapat di hotel-hotel besar. dimana penyaji makanannya secara resmi, pelan tapi masih terikat oleh suatu peraruran yang ketat. Servisnya biasa menggunakan pelayanan ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadirpun pada umumnya berpakaian resmi atau formal.

BAB III TELAAH KASUS

3.1 Informasi Obyek Studi

1.

Etcetera (etc) café

Lokasi Telepon Fax Jam Kerja Fasilitas Fasilitas Terdekat Sekitar

Deskripsi

: Jl. Trunojoyo No. 40 : +62 22 4265154 : +62 22 4265155 : Monday-Friday, 11am-11pm. Saturday-Sunday, 11am-12am : toilet, mushola, Wi-Fi, parking area, meeting room mengakomodasi sampai 25 orang) : ATM, pharmacy, mini market

(bias

: clothing line or distribution store along Jl. Trunojoyo and Jl. Sulanjana :Cafe ini mengusung konsep semi terbuka sebab ruangannya memang tidak tertutup semua. Bahkan ada taman kecil yang menjadikan ruang tersebut terasa lebih sejUk dan nyaman sekaligus Alami

Taman sebagai sirkulasi udara dan pencahayaan alami

Kapasitas tempat duduknya tergolong besar, dapat menampung sekitar seratus orang sekaligus.

Yang lebih menarik lagi tidak hanya ruangnya saja yang berkonsep semi terbuka. Sistem ini juga diterapkan pada kitchen atau dapurnya. Sehingga pengunjung bisa menyaksikan secara langsung proses pengolahan menu yang sedang dipesan

2. 2. Indischetafel Café

3.2 Analisis

1. Etcetera cafe Permainan ketinggian plafond yang membuat suara dari pengunjung lebih tersebar sehingga memaksa para pengunjung untuk memelankan suaranya . Akibatnya suasana pada ruangan menjadi sunyi senyap tenang santai dengan dialuni lagu “jadoel” yang semakin membawa pengunjung ke suasana rumah konglomerat pada masa colonial belanda dan memaksa pengunjung untuk menikmatinya secara perlahan. Penggunaan warna tanah dan penggunaan material kayu juga furniture yang dijaga keasliannya menambah kesan ruang makan menjadi hangat ramah dan juga klasik . Penggunaan warna putih melambangkan kesederhanaan , ruangan yang menggambarkan umur ruangan memaksa pengunjung untuk menghormati ruang dengan memperlambat semua gerakan dan suara yang ditimbulkan . Kafe ini dengan keapikannya melakukan perawatan pada ruang baik itu hiasan vertical , horizontal dan furniture sehingga kualitas ruang ini masih terjaga sama seperti dulu dengan umur bangunan tua yang masih “hidup” sehat menjadikan pengunjung yang datang akan merasa hormat dan mengikuti peraturan bangunan yang tua ini ,seakan akan ruang ini hidup untuk mempersilahkan interaksi dengan umat manusia

.

2. Indischetafel cafe

Seperti paparan pada informasi obyek bahwa café etc memiliki keunikan bahwa kafe ini memanfaatkan sirkulasi udara yang dimuat melalui taman yang berada di tengah ruang makan kafe . tidak hanya sirkulasi udara namun pencahayaan alami sangat dimanfaatkan sehingga suasana di dalam kafe berubah menjadi suasana outdoor café . Konsep kafe ini menganut konsep klasik dengan menggunakan material furniture kayu dan penggunaan warna tanah membuat suasana alam semakin terasa . Pintu yang digunakan pada kafe ini menggunakan pintu lipat berbahan material kayu . Hiasan dinding dengan permainan gatra kayu . Partisi penutup yang digunakan adalah partisi tembus pandang sehingga pengunjung tidak merasakan ruang yang sempit namun merasakan kesan ruang luas terbuka kealam .Penempatan utilitas ditempatkan diatas balok yang dilapisi oleh multiplek Secara keseluruhan kafe ini menyapa pengunjungnya dengan Bahasa yang hangat dan ramah membuat pengunjung merasa ditempatkan pada tempat lain secara implisit mengarah pada suatu tempat dimana pengunjung merasa sangat nyaman dengan ditemani alam . Bisa dibilang setelah masuk kita berada di villa Bali yang kaya akan keindahan alamnya dan suasana nyaman di Bali . Yang paling memperlihatkan konsep villa adalah pada pintu lipat yang berbahan material kayu dengan bukaan menghadap taman , seakan akan kita berada di suatu pagi di villa terbangun dari tidur dan kemudian membuka pintu lipat yang menghadap ke alam dan kita disuguhi di etcetera

]

3. Vanilla Wine and Kitchen

Suasana Industrial Retro yang dibawa kedalam suasana cafe yang nyaman dan bersih, serta penempatan barang barang karya desainer, dan penempatan furniture antik untuk mendukung konsepnya. Penggunaan material raw (mentah) unfinished, seperti besi baja ekspos, bata ekspos, besi karat dan kayu yang natural berupaa untuk mengejar suasana industrialnya, begitu juga dengan konsep furniturenya. Furniture di café ini menggunakan bahan kayu dengan finishing natural yang di kombinasi dengan material lainnya seperti fabric dan akrilik.Pencahayaan dalam interior café ini didominasi oleh downlight dan beberapa lampu gantung serta spotlight untuk menyinari objek tertentu. Namun secara keseluruhan menggunakan pencahayaan alami, lampu pada siang hari hanya sekedar aksen dan pencipta mood.

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan kaji banding dan mengobservasi desain interior dari beberapa kafe dan restoran di kota Bandung, dapat di simpulkan : 1.

2.

3.

Setiap kafe dan restoran memiliki keinginan yang sama untuk dapat membuat pelanggan yang berkunjung mendapatkan kesan yang nyaman dan khas dari pengalaman ruang yang dirasakan. Untuk berhasil menonjolkan dan mewujudkan ciri khas nya masing-masing setiap kafe dan restoran menciptakan poin kontrasnya tersendiri, walaupun ada beberapa desain kafe yang terkesan mirip, tetapi selalu ada elemen andalan utama yang selalu berbeda dan menjadikannya cirikhas Apa yang pengunjung lihat, dengar, cium, dan rasakan di setiap suasana ruang kafe dan restoran yang berbeda akan selalu berbeda Untuk kasus kafe dan restoran,terkadang pengunjung datang bukan sekedar dengan alasan untuk makan atau minum, tetapi pengunjung juga datang untuk membeli kualitas suasana yang didapatkan, disanalah tugas desainer interior untuk memperbaiki desain yang keliru, dan menyempurnakan yang tepat.

B. Rekomendasi

Kita semua tahu tidak ada desain yang bisa disalahkan jika elemen elemennya masuk pada konsep dan tema yang sudah di rencanakan, keluaran rekomendasi yang diharapkan adalah untuk lebih memperkental kembali tema yang diterapkan, hindari pemakaian komponen yang melenceng dari tema, kaji terlebih dahulu : warna, tekstur, pola dan kesesuaian dengan fungsi atau arah desain yang berjalan searah dengan tema dan konsep sebelum mengimplimentasikannya, agar hasil desain sesuai harapan dan tidak terbilang rusak.

DAFTAR PUSTAKA

https://djajantihouse.wordpress.com/2014/07/10/vanilla-kitchen-and-wine/ http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/31835307/IdentifikasiD esainInterior.doc https://christophorusdanu.blogspot.com https://selerakita.info http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-klasifikasi-rumahmakan.html

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF