LAPORAN OBSERVASI cabai
March 23, 2019 | Author: GafarParissaintgermain | Category: N/A
Short Description
LAPORAN OBSERVASI CABAI...
Description
LAPORAN OBSERVASI KAPITA SELEKTA BUDIDAYA TANAMAN TANAMAN HORTIKULTURA si cum m A nnum L .) CABAI( C apsicu
Disusun oleh: Irfan Fajri Fadilah Fatma Nur Afida Arihima Lazuardi Sekar Sulistiyani Muh. Abdul Karim Amrullah
(21030210037) (20130210008) (20130210008) (20130210041) (20130210041) (20130210043) (20130210043) (20130210058) (20130210058)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum L.) merupakankomoditas sayuran yang memiliki
nilai ekonomis cukup tinggi.Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan denganmeningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industryyang membutuhkan bahan baku cabai. Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Tahun 2008 sampai saat ini produksi cabai di Indonesia diperkirakan mencapai 1,311 juta ton (meningkat 26,14 % dibandingkan tahun 2007), terdiri dari jenis cabai merah besar bes ar 798,32 ribu ton (60,90 %) dan cabai rawit 512,67 ribu ton (39,10 %) (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010). Usahatani cabai yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabai diperlukan keterampilan dan modal cukup memadai. Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam penerapan pengetahuan dan teknik budidaya cabai sesuai dengan daya dukung. dukung. Dalam pembelajaran mata kuliah di kampus, mahasiswa tidak hanya diberikan penjelasan tentang materi yang ada pada ruang kelas. Pembelajaran diluar kamp us merupakan salah satu kegiatan yang dapat memberikan mahasiswa pengetahuan lebih luas tentang apa yang di pelajari dalam ruang perkuliahan. Di beberapa daerah tertentu misalnya ketep magelang, cabai merupakan salah satu komoditi hortikultura pokok. Oleh karena itu, banyaknya daerah yang membudidayakan cabai
menjadi
latar
belakang
kami
untuk
melakukan
observasi
guna
membandingkan teknik budidaya ubi jalar pada masing masing petani dan daerah yang berbeda beda.
B. Tujuan 1. Mengkaji informasi tentang budidaya tanaman Cabai.
2. Membandingkan teknik budidaya cabai dari masing masing petani.
II. Tabel1. Hasil Observasi Petani Cabai No Aspek Komponen Budidaya Observasi
1
2
Penyiapan lahan
Penyiapan bahan tanam
HASIL OBSERVASI
Petani 1
Petani 2
Petani 3
Bpk. Samon
Bpk. Yanto
Bpk. Suryani Banyuroto
GAP
Penyiapan lahan
Luas lahan 1200 m2, kemudian lahan di cangkul, dicampur pupuk kandang kemudian dibuat bedengan 120 bedengan .
Luas lahan 700 m2 kemudian dicangkul, dicampur pupuk kandang lalu dibuat 40 bedengan.
Alat yang digunakan
Cangkul
cangkul
Cangkul
Cangkul
Jarak waktu antara pengolahan lahan dengan penanaman
14 hari
7 hari
0 hari
40 hari
Varietas yang digunakan
Cabai jeko (lokal) /
Cabai gorga (lokal) / cabai rawit
Cabai gorga (lokal) /
Bentuk bahan tanam yang digunakan
Bibit
Benih
Bibit
Bibit
Jika berupa bibit, berapa umur bibit
Bibit berumur umur 25 hari
Benih di semai sendiri sampai berumur 1 bulan
Bibit berumur 1 bulan
Bibit berumur 21 – 24 hari.
cabai merah
Luas lahan 500 m2 Pengolahan tanah berupa kemudian dicangkul, pencangkulan, dicampur pupuk kandang pembuatan bedengan lebar lalu diberi mulsa /50 1-1,2 m, bedengan. tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm, pemasangan mulsa dan penambahan pupuk kandang (15 - 20 t/ ha)
cabai rawit
3
Penanaman dan sistem penanaman
Asal bahan tanam
Bibit siap tanam (beli)
Benih semai
Bibit siap tanam (beli)
Perlakuan sebelum penanaman
tidak ada
Pemberian fungisida
Tidak ada
Waktu tanam (dalam siklus tahunan)
2 kali tiap tahun
2 kali tiaptahun
1tahun sekali
Waktu tanam (dalam siklus harian)
-
-
-
Pola tanam
Cabai- loncang(sela)cabai
Cabai- sawi
Cabai-sawi
(polikultur)
(polikultur)
(polikultur) Ruang tanam
30 x 30 cm
50 x 50 cm
20x 20 cm
Arah tanam
Barat
Utara
Utara
Cara tanam
Menancapkan batang bibit ke lahan.
Menancapkan batang bibit ke lahan.
ditanam setelah pengolahan lahan dengan cara menacapkan bibit.
60 x 75 cm
Tanam pada pagi dan sore hari Sehari sebelumnya, lahan diairi bersamaan dengan pembuatan lubang tanam pada mulsa (plastik), Lepaskan polybag tanpa merusak akar, lalu tanam, dan siram secukupnya (media semai menyatu dg tanah),
4
Pemeliharaan
Segera tutup dengan tanah bila akar terlihat,.
Jika tanam ganda, perbedaan waktu penanaman
1 bulan jarak antara loncang dan cabai.
2 minggu HST cabai kemudian ditanam loncang
2 minggu HST cabai
Cara pengairan
Musim hujan : air hujan
Musim hujan : air hujan
Musim hujan : air hujan
Kemarau : air sungai
Kemarau : air sungai
Kemarau : air ditampung dibak lalu disiram dengan menggunakan gembor
Frekuensi pengairan
Pengairan dilakukan bebarengan pada saat pemeberian pupuk
Pengairan dilakukan bebarengan pada saat pemeberian pupuk
Pengairan dilakukan bebarengan pada saat pemeberian pupuk
Dengan cara di genangi air (leb) setiap 3 – 4 hari sekali
Jenis dan takaran pupuk yang digunakan
Pupuk kandang 3 ton/hektar+pupuk daun 416 kg/hektar+ZA 416kg/hektar
Pupuk kandang 3,334 ton/hektar,+HNO 267 kg/hektar
Pupuk kandang 4 ton/hektar
Pemebrian Pupuk NPK 1616-16 (300500 kg/ha) diberikan dengan cara pupuk dilarutkan dalam air (2 gr/lt) kemudian disiramkan pada lubang tanam atau sekitar tanaman (100-200 ml/tanaman), setiap 10-14 hari, dimulai satu bulan sesudah tanam
pupuk susulan : pupuk ZA dicampur dengan air
pupuk susulan: pupuk HNO ditambah air 2 kg sekali aplikasi atau 28,5 kg/ hektar
Disiram
Waktu dan cara pemupukan
Umur 1,5 bulan, dengan Dipupuk 2 minggu sekali teknis kucuran, NHO dengan cara kucuran kemudian penyiraman dan pemupukan dilakukan 2 minggu sekali hingga panen pertama
Jenis OPT yang mengganggu
Ulat daun dan ting ting lalat buah
ulat daun + jamur
Pengendalian OPT yang dilakukan
Pestisisda (Demolis)
pestisida profil, 1 sendok pestisida (Toppol) teh untuk 14 liter, seminggu seminggu seminggu sekali sekli, 1 sendok makan /16 liter
Ulat daun
Penyakit virus kuning, Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp), Busuk Batang dan Busuk Daun, Thrips (Thrips parvispinus), Lalat Buah ( Bactrocera dorsalis), 1. Virus kuning : Untuk daerah yang baru terkena serangan penyakit virus kuning tanaman muda (sampai 30 hari) yang terserang segera dimusnahkan, dan disulam/diganti dengan tanaman yang sehat, Memasang perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha 2. Penyakit antraknosa : Pemantauan dilakukan secara berkala, Bila
terdapat daun/buah tanaman sakit, bagian tanaman yang sakit dimusnahkan, Pertanaman disemprot dengan fungisida seperti Antrakol dengan dosis sesuai anjuran. 3. Busuk daun dan batang : Sanitasi lapangan dengan cara memusnahkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dan gulma yang bersifat inang, Rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang, seperti dari padi padian dan palawija,pengendalian serangga inang yang dapat menularkan dari satu tanaman ke tanaman lain, mengatur waktu tanam yaitu dengan tidak menanam cabai merah pada musim hujan dengan curah hujan tinggi, Mengurangi kerapatan tanaman dengan cara mengatur jarak tanam,
memperbaiki drainase lahan, menggunakan fungisida yang cocok untuk cendawan antara lain fungisida sistemik Acelalamine, Dimethomorp, Propamocarb, Oxadisil, dan pemakaian fungisida kontak Klorotalonil, Pemberian fungisida dilakukan secara bergilir 4. Thrips (Thrips parvispinus): Pemantauan dilakukan pada 10-20 tanaman cabai secara berkala (5 hari sekali), bila ditemukan populasi 5-10 Thrips/daun muda perlu dikendalikan dengan pestisida seperti pegasus, mesural sesuai dosis anjuran, memasang perangkap kuning di pertanaman cabai sebanyak 40 buah/ha 5. Lalat Buah ( Bactrocera dorsalis): Memasang perangkap methil eugenol (ME) sebanyak 50-100 buah/ha,
pada saat tanaman berbunga. lalat buah yang tertangkap kemudian dimusnahkan
5
Panen dan Paska Panen
Pemeliharaan lain yang dilakukan
penyiangan jika gulma penyiangan jika gulma banyak dan menggangu banyak dan menggangu tanaman tanaman
penyiangan jika gulma banyak dan menggangu tanaman
Penyiangan, pemasangan ajir
Dasar melakukan panen
Cabai berubah merah
Cabai berubah merah
Cabai berubah merah
berwarna merah
Umur tanaman saat panen
4 bulan
4 bulan
3,5 bulan
Dapat dipanen pertama pada saat umr 4-5 bulan
Cara panen
di petik menggunakan tangan
di petik menggunakan tangan
di petik menggunakan tangan
Sudah sesuai GAP
Perlakuan paska panen
Tidak ada
tidak ada
tidak ada
Kemasan diberi lubang angin yang cukup atau menggunakan karung jala. Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udar a
Hasil yang diperoleh
Panen 1 = 5 kg
Panen 1 = 1 kg
Panen 1 = 1 kg
Panen 2 = 15 kg
Panen 2 = 5 kg
Panen 2 = 3 kg
Panen 3 = 27 kg
Panen 3 = 8 kg
Panen 3 = 6 kg
Panen 4 = 33 kg
Panen 4 = 10 kg
Total = 0,134 ton/hektar
Panen 5 = 45 kg
Panen 5 = 17 kg
Pemasaran/konsumsi hasil panen
Total = 1,042 ton/hektar
Total 0,685 ton/hektar
Jual langsung ke pasar
Jual langsung ke pasar
Tengkulak datang ke rumah
III. Tabel2. Analisis GAP Cabe Rawit No Aspek Komponen Budidaya Observasi
1
Penyiapan lahan
Cara penyiapan lahan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
GAP Cabai Rawit Hibrida Varietas Gorga (Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura, 2014)
Lakukan pembersihan lahan dari sisa tanaman dan gulma. Lakukan penggemburan lahan dengan cara mencangkul sampaikedalaman 25-30 cm, kemudian lakukan perataan permukaan lahan. Buat guludan mengikuti arah utara selatan dengan lebar 1,0-1,25meter, tinggi 30 cm dengan jarak antar bedengan 50 em dan panjangdisesuaikan kondisi lahan.
Petani 2
Petani 3
Bpk. Yanto
ibu Suryani Banyuroto
Luas lahan 700 m2 kemudian dicangkul, dicampur pupuk kandang lalu dibuat 40 bedengan.
Luas lahan 500 m2 kemudian dicangkul, dicampur pupuk kandang lalu diberi mulsa /50 bedengan.
Lakukan pemberian kapur dengan menggunakan kaptan/zeolit/dolomitsebanyak 1,5 ton/ha (disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi)yang diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah pada lahan biladerajat keasaman (pH) rendah, minimal 3-4 tahun sekali. Pemberian pupuk dasar dalam bentuk pupuk organik yang sudah matangsekitar 2 minggu sebelum tanam. Pupuk anorganik NPK, 7-10 harisebelum tanam dengan cara ditebar, disiram dan ditutup mulsa. Jumlahdan jenis pupuk disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi. Pemasangan mulsa plastik
Alat yang digunakan
Bambu/golok/pisau besar, Bajaklcangkul/sekop/garpu, Mulsa plastic, Pelubang mulsa plastic,Tali rafia/tambang plastic.
cangkul
cangkul
Jarak waktu antara pengolahan lahan
Tidak ada
7 hari
0 hari
dengan penanaman 2
3
Penyiapan bahan tanam
Penanaman dan sistem penanaman
Varietas yang digunakan
Cabai rawit hibrida
Bentuk bahan tanam yang digunakan
Bibit/benih
Jika berupa bibit, berapa umur bibit
1,5 bulan.
Asal bahan tanam
Benih yang disemaikan
Perlakuan sebelum penanaman
- Jangan diberi pupuk selama perawatan. Gunakan insektisida Tidak ada dan fungisida setengah dari dosis anjuran. Jika tidak ada hama dan jamur, tidak perlu dilakukan penyemprotan. - Bila dengan sungkup pendek, maka 10 hari sebelumnya harus dapat sinar matahari penuh. Satu tahun sekali 2 kali tiaptahun
Waktu tanam (dalam siklus tahunan)
Cabai gorga (lokal) / cabai rawit
Cabai gorga (lokal) /
benih
bibit
cabai rawit
Benih di semai sendiri Bibit berumur 1 sampai berumur 1 bulan bulan Benih semai
Bibit siap tanam (beli) Tidak ada
2 kali tiaptahun
Waktu tanam (dalam siklus harian)
-
-
Pola tanam
Cabai- sawi
Cabai-sawi
(polikultur)
(polikultur)
50 x 30 cm
20x 20 cm
utara
utara
Jarak tanam Arah tanam
50 x 70 cm (musimhujan) atau 40 x 50 cm (musim kemarau)
Cara tanam
Lakukan penanaman pada pagi atau sore hari agar bibit tidak menancapkan batang bibit ke lahan layu akibatterik cahaya matahari berlebihan. Periksa bibit yang ditanam dan harusdiseleksi terlebih dahulu. Batang tanaman harus tumbuh lurus, perakaran banyak danpertumbuhannya normal. Tanam bibit dibedengan pada lubang mulsa, sebatas leher akar dantanah disekitarnya dipadatkan agar bibit berdiri kuat. Lakukan penyiraman setelah penanaman.
Jika tanam ganda, perbedaan waktu penanaman 4
Pemeliharaan Cara pengairan
ditanam setelah pengolahan lahan dengan cara menacapkan bibit.
Lakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman, denganmenyirami pangkal batang tanaman dengan gayung. Pada musim penghujan sistem pembuangan (drainase), atur supayaaliran air berjalan lancar sehingga akar tanaman tidak tergenang air terlalulama.
2 minggu HST cabai kemudian ditanam loncang
2 minggu HST cabai
Musim hujan : air hujan
Musim hujan : air hujan
Kemarau : air sungai
Kemarau : air ditampung dibak lalu disiram dengan menggunakan gembor
Frekuensi pengairan
Lakukan dengan sistem leb sesuai dengan kebutuhan dengan interval 1minggu di musim kemarau .
Pengairan dilakukan bebarengan pada saat pemeberian pupuk
Pengairan dilakukan bebarengan pada saat pemeberian pupuk
Jenis dan takaran pupuk yang digunakan
pupuk cair yang sudah di larutkan dengan perbandingan 100ml / Pupuk kandang 3334 tanaman, Jika anda menggunakan pupuk kompos berikan 500kg,+HNO 267 kg 700 gram/tanaman. pupuk susulan: pupuk HNO ditambah air
Pupuk kandang 4 ton
Waktu dan cara pemupukan
Waktu aplikasi pupuk dilakukan pada umur 15, 28, 42 hari setelah tanam(hibrida),
Jenis OPT yang mengganggu
Thrips (Thrips parvispinus Karny), Tungau Kuning ( Polyphagotarsonemus latus Banks.), Lalat Buah ( Bactrocera sp), Kutu Daun Persik ( Myzus persicae Sulz ), Ulat grayak (Spodoptera litura F .), Kutu Kebul ( Bemisia tabact ), Penyakit busuk buah antraknosa.
Pengendalian OPT yang dilakukan
Thrips: Penggunaan mulsa plastik yang dikombinasikan dengan pestisida tanaman perangkap caisin yang ditanam di sekeliling tanaman cabai rawit,Pestisida digunakan apabila populasi trips atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian ,Tungau Kuning:Sanitasi dengan mengeradikasi bagian tanaman terserang dan memusnahkannya. Pengairan yang cukup mengurangi populasi hama ini.Lalat Buah : Tanah dicangkul atau dibajak sehingga kepompong lalat buahyang ada di dalam tanah akan mati terkena sinar matahari, Mengumpulkan buah yang terserang kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar.,Kutu Daun Persik : Melakukan eradikasi gulma dan bagian-bagian tanaman yang terserang, kemudian dibakar selain itu dengan tumpangsari dengan tanmaan bawang daun (loncang)., Ulat grayak:Sanitasi lahan dengan cara membersihkan gulma dan sisa tanaman yang dapat menjadi sumber infeksi.,Pemusnahan kelompok telur, larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang, Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per Ha atau 2 buah per 500 m2. Pemasanganperangkap dilakukan sejak tanaman berumur 2 minggu., Kutu Kebul :Tumpang sari dengan Caisin dan tagetes untukmengurangi resiko serangan berat., Penyakit busuk buah antraknosa: benih sehat, di
ulat daun + jamur
Ulat daun
pestisida (Toppol)
rendam selama 6 jam dalam larutan mikroba antagonis Pf (Pseudomonas fluorescens) dengan dosis 20 ml/1 air, dan memanfaatkan Trichoderma spp dan Gliocladium spp yang diaplikasi pada kantong persemaian sebanyak 5 grm per kantong, diaplikasikan 3 hari sebelum benih ditanam atau bersamaan dengan penanaman benih. Dan perlakuan biji dengan cara merendam blji dalam air panas (55° C) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik go Iongan Triazole dan Pyrimidin (0.05-0 .1%) .
5
Panen dan Paska Panen
Pemeliharaan lain yang dilakukan
Pemasangan ajir:Terpasangnya ajir untuk menopang penyiangan jika gulma penyiangan jika pertumbuhan tanaman agar tumbuh tegak., Perempelan wiwil: banyak dan gulma banyak dan 1. Lakukan perempelan/wiwil pada waktu pagi h ari. 2. Lakukan menggangu tanaman menggangu tanaman perempelan/wiwil tunas di ketiak daun pada umur 10-12 HST (bibit dari polybag) atau 15-30 HST (bibit cabutan).
Dasar melakukan panen
Warna buah dan umur panen , buah padat berisi
Cabai berubah merah
Cabai berubah merah
Umur tanaman saat panen
70-90 HST
4 bulan
3,5 bulan
Cara panen
memanen cabe rawit pada pagi hari. Caranya dengan memetik buah berserta tangkainya. Buah yang yang baik bentuknya ramping dan padat berisi. Tipe b uah seperti ini biasanya rasanya pedas dan dihargai lebih tinggi di pasar dibanding buah yang besar namun kopong.
di petik menggunakan tangan, dipetik beserta tangkai buahnya
di petik menggunakan tangan, dipetik beserta tangkai buahnya.
tidak ada
tidak ada
Perlakuan pasca panen
Lakukan sortasi sesuai dengan kriteria yang dikehendaki pasar. Keringanginkan hasil buah untuk mencegah pembusukan.
Penyiapan lahan
Lakukan pengemasan sesuai permintaan/tujuan pasar. Gunakan kemasan yang memiliki daya lindung yang tinggi terhadap kerusakan, aman dan ekonomis.
Hasil yang diperoleh
30 ton/hektar (Agrotani, 2015)
Pemasaran/konsumsi hasil panen
-
Tabel3. Analisis GAP Cabai Merah No Aspek Komponen Budidaya Observasi
1
Lakukan penyimpanan dengan menempatkan produk dalam ruangan yang sirkulasi udara yang baik.
Cara penyiapan lahan
Dijual langsung ke pasar
GAP Cabai Merah Varietas Jacow (Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, 2010)
Alat yang digunakan
Total 0,685 ton/hektar
Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna denganmencangkul untuk membersihkan lahan dari kotoran akar bekastanaman lama dan segala macam gulma yang tumbuh. Selanjutnya lahan dibajak dan digarudengan hewan ternak ataupun dengan bajak traktor. pH tanah diusahakan 6 - 7, apabila pH kurang lakukanpenaburan kapur pertanian atau dolomit untukmeningkatkanpH.
Total = 0,134 ton/hektar Tengkulak datang ke petani
Petani 1 Pak Samon
Luas lahan 1200 m2, kemudian lahan di cangkul, dicampur pupuk kandang kemudian dibuat bedengan 120 bedengan .
Setelah tanah diolah sempurna dibuat bedengan denganukuran lebar 100 - 110 cm, tinggi bedengan 40 - 60 cm,jarak antar bedengan 80 cm, panjang beden gan 10 - 12 matau disesuaikan lebar parit, dan lebar parit 50 - 60 cm. Pupuk kandang yang diperlukan sebanyak 10 - 20 t/ha atau0,5 - 1 zak untuk 10 m panjang bedengan. Bedengan untuk tanaman cabai bisa menggunakan mulsaplastik ataupun tidak
Cangkul traktor (sesuai luas lahan)
Cangkul
2
3
Penyiapan bahan tanam
Penanaman dan sistem penanaman
Jarak waktu antara pengolahan lahan dengan penanaman
-
14 hari
Varietas yang digunakan
Cabai merah
Cabai jeko (lokal) /
Bentuk bahan tanam yang digunakan
Benih, bibit
Bibit
Jika berupa bibit, berapa umur bibit
umur 21 – 24
Bibit berumur umur 25 hari
Asal bahan tanam
Benih beli dari toko pertanian
Bibit siap tanam (beli)
Perlakuan sebelum penanaman
-
tidak ada
Waktu tanam (dalam siklus tahunan)
Satu tahun sekali
2 kali tiap tahun
Waktu tanam (dalam siklus harian)
-
-
Pola tanam
-
Cabailoncang(sela)-cabai
cabai merah
hari atau tumbuh 4 helai daun sejati.
(polikultur) Jarak tanam
jarak tanam 50 x 65 cmpada daerah rendah dan 60 x70 cm pada daerah tinggi
30 x 30 cm
Arah tanam
-
Barat
4
Pemeliharaa n
Cara tanam
Untuk menanggulangi stress saat pindah tanam, penanamandilakukan pada sore hari atau pagi hari sekali. Setelah selesaitanam dilakukan penyiraman air secukupnya dengan caradisemprotkan dengan tekanan rendah dan merata sampaikeakarnya.
menancapkanbatan g bibit ke lahan.
Jika tanam ganda, perbedaan waktu penanaman
-
1 bulan jarak antara loncang dan cabai.
Cara pengairan
1) pemberian air permukaan tanah meliputi penggenangan(flooding), biasanya dipersawahan dan pemberian air melaluisaluran-saluran dan dalam barisan tanaman; 2) Pemberian air dibawah permukaan tanah dilakukan dengan menggunakan pipayang dibenamkan di dalam tanah;3) penyiraman sangat efisien, misalnya pada tanah bertekstur kasar, efisiensi dengan menyiram dua kali lebih tinggi dari pemberian air permukaan;
Musim hujan : air hujan
Frekuensi pengairan
Jenis dan takaran pupuk yang digunakan
Kemarau : air sungai Pengairan dilakukan bebarengan pada saat pemeberian pupuk
pupuk urea 350 kg, SP36 200 kg, KCl 200 kg,
Pupuk kandang 3 ton+pupuk daun 416 kg+ZA 416kg pupuk susulan : pupuk ZA dicampur dengan air
Waktu dan cara pemupukan
Jenis OPT yang mengganggu
Pengendalian OPT yang dilakukan
Pemeliharaan lain yang dilakukan
Caranya dengan menyiapkan ember atau tong besar ukuran 200 l, masukkan 10 kg kompos, ditambah 5 kg NPK 16-16-16, (2 sendok makan untuk 10 l air). Campuran ini diaduk merata untuk 2000 pohon (100 ml per pohon). Pemupukan dilakukan dengan kocor setiap minggu, dimulai pada umur 14 hst sampai dengan mi nimal 8 kali selama masa pemeliharaan tanaman. Kucuran pupuk diusahakan tidak terkena tanaman secara langsung. Kutu daun persik (Myzus persicae Sulz.), Thrips (Thrips parvispinus Karny), Tungau ( Polyphagotarsonemus latus Banks), Hama Ulat Penggerek Buah (Helicoverpa armigera Hubner), Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel), Antraknose Kutu daun persik dan Thrips :Pengaturan pola tanam, misalnya tumpangsari dengan bawang daun, pola tumpang gilir dengan bawang merah, tanaman bawang dapat bersifat sebagai pengusir hama kutu daun, insektisida fipronil atau diafenthiuron; Tungau: Tanaman yang terserang berat dicabut atau pucuk-pucuknyadipotong kemudian dikumpulkan dan dibakar, akarisida, antara lain; yang berbahan aktif amitraz, abamektin, dikofol, atau propargit.;Hama Lalat Buah : Secara mekanik dilakukan dengan mengumpulkan semuabuah cabai yang rontok kemudian dibakar, karena larva didalam buah cabai akan berubah jadi pupa yang akhirnyamenjadi lalat buah baru. Dengan cara ini, siklus hidup lalatbuah akan terputus;Hama Ulat Penggerek Buah: Secara mekanik dilakukan dengan membersihkan buah-buahcabai yang terserang kemudian dibakar, Penggunaan insektisida kimia. Insektisida yang dapat dipilihantara lain yang berbahan aktif emamektin benzoat 5 % ataulamda sihalotrin 25 g/lt. Penyemprotan sebaiknya dilakukanpada malam hari dengan ditambah bahan perekat perata.; Antraknose: Melakukan perawatan benih (biji) dengan merendam dalam air hangat (550 C) selama 30 menit, atau perawatan benih dengan fungisida efektif yang direkomendasikan;Menggunakan fungisida efektif yang direkomendasikan menekan perkembangan patogen secara bijaksana, terutama pada saat pematangan buah; Pemasangan Ajir: Pemasangan ajir dilakukan pada tanaman umur 7 hst, ajir dibuat dari bambu dengan tinggi 1 - 1,5 m. Apabila ajir terlambat dipasang akanmenyebabkan kerusakan pada akar yangsedang berkembang.:Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan mulai umur 3minggu sampai dengan 1 bulan yaitu mengikatkan batang yangberada di bawah cabang utama dengan tali plastik pada ajir.; Pewiwilan / Perempelan : Tunas yang tumbuh di ketiak daun perlu dihilangkandengan menggunakan tangan yang bersih. Perempelan dilakukansampai terbentuk cabang utama yang di tandai denganmunculnya bunga pertama. Tujuan perempelan untukmengoptimalkan pertumbuhan.; Penyiangan : Penyiangandapat dilakukan secara manual dengan garu atau mencabut
Ulat daun
Pestisisda (Demolis)
penyiangan jika gulma banyak dan menggangu tanaman
5
Panen dan Paska Panen
Dasar melakukan panen
gulma secara hati-hati. Buah yang dipetik setelah matangberwarna orange sampai merah
Cabai berubah merah
Umur tanaman saat panen
Cabai besar dipanen setelah berumur 75 - 85 hst , bias sampai 8 kali pemanenan.
4 bulan
Cara panen
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah besertatangkainya yang bertujuan agar cabai dapat disimpan lebih lama.
di petik menggunakan tangan
Perlakuan pasca panen
Teknologi penanganan cabai segar dapat diawali sejakproses pemetikan yang tepat serta pemisahan dengan buah yangbusuk untuk menghindari terjadinya penularan ke buah cabaiyang sehat. Pada saat proses panen, sebaiknya cabai merahsesegera mungkin ditempatkan pada kondisi yang sejuk sertatidak ditutup secara rapat. Proses curing (pembentukan dan kestabilan warna) dilakukan terlebih dahulu sebelum prosespenanganan pascapanen lainnya. Hasil yang diperoleh 23 ton/hektar
Tidak ada
Panen 1 = 5 kg Panen 2 = 15 kg Panen 3 = 27 kg Panen 4 = 33 kg Panen 5 = 45 kg Total = 1,042 ton/hektar
Pemasaran/konsums i hasil panen
-
Jual langsung ke pasar
A. Pengolahan Lahan Pengolahan tanah ditujukan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan
permukaan tanah, dan mengendalikan gulma, sehingga akar-akar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan leluasa (Hilman dan Suwandi 1992). Pengolahan lahan biasanya dilakukan oleh semua petani sebelum lahan tersebut ditanami, seperti yang dilakukan oleh ketiga petani yang ada didaerah keteb Ketiga petani yang ada di keteb melakukan pengolahan lahan seperti penggemburan tanah denga menggunakan cangkul, pembuatan bedengan, kemudian diberi pupuk kandang, dan pemasngan mulsa. Pada petani 1 dan 2 memberikan jeda waktu antara pengolahan lahan dan penanaman, ini bertujuan agar pupuk yang diberikan dapat terserap oleh tanah dengan baik. namun, pada petani ketiga tidak melakuka jarak waktu dan langsung menanam bibit cabai pada saat lahan sudah selesai diolah karena menurut petani 3 lahan tersebut sudah cukup subur dan baik untuk langsung ditanami. Menurut dasar teori pengolaha lahan yang dilakukan dari ketiga petani sudah sesuai dengan GAP hanya saja ukuran bedengan dan jumlah pupuk yang digunakan masih belum sesuai dengan luasan lahan. B. Penyiapan bahan tanam
Penggunaan benih bermutu merupakan kunci utama untuk memperoleh hasil cabai merah yang tinggi. Agar diperoleh tanaman yang seragam dengan pertumbuhan dan hasil yang tinggi, diperlukan benih bermutu tinggi. Ketiga petani ini menggunakan bibit dengan varietas local yaitu jeko dan gorgah. Umur bibit yang digunakan oleh petani 1 25 hari, petani 2 1 bulan, dan petani 3 1bulan.pada petani kedua melakukan penyemaian sendiri pada bibit cabai yang akan ditanam, dan petani 1 dan 2 membeli bibit yang sudah jadi didaerah sekitar. Menurut dasar teori bibit yang sudak siap digunakan atau sudah siap ditanam yaitu berumur 21-24 hari. C. Penanaman dan Sistem Pertanaman
D. Pemeliharaan
Budidaya tanaman cabai membutuhkan perawatan atau pemeliharaan yang banyak tidak seperti halnya tanaman lainnya. Beberapa perawatan yang perlu dilakukan untuk tanaman cabai seperti penyiangan, pengairan, pengendalian OPT ,dan pemasangan ajir serta
perempelan,
namun perawatan tersebut dilakukan sesuai kondisi lahan dan kebutuhan
tanaman, tanaman. Masing-masing petani melakukan beberapa pemeliharaan meliputi pemberian pupuk susulan, pengairan, dan penyiangan. Pada petani 1 Pak Samon dan petani 2 Pak Yanto melakukan teknis pengairan yang sama yakni dengan tadah hujan ketika musim hujan dan penggunaan air sungai ketika musim kemarau. Air sungai tersebut diambing menggunakan tong- tong kemudian diangkut ke lahan. Sedangkan petani 3 ibu Suryani juga menggunakan tadah hujan namun disamping lahan beliau ada empang yang menampung air hujan sewaktu waktu tidak terjadi hujan sehingga mempermudah dalam penyiraman dan lebih praktis. Penyiraman dilakukan dengan denganmenyirami pangkal batang tanaman dengan gayung atau ember. Selain itu bedengan bedengan yang dibuat dapat membuat sistem drainase agar aliran air berjalan lancar sehingga akar tanaman tidak tergenang airterlalu lama. Selain itu pengairan dilakukan seminggu sekali pada musim kemarau, sedangkan ketika musim hujan tidak dilakukan pengairan secara teknis. Ketiga petani tersebut melakukan pengairan berbarengan dengan dilakukannya pemupukan. Hal ini karena pada saat observasi berada di musim hujan sehingga tidak dilakukan pengairan secara teknis. Pemupukan tersebut dilakukan dengan kucuran, yakni dengan mencampurkan air dengan pupuk yang kemudian disiramkan pada tanaman. Untuk pemupukan yang dilakukan petani yakni hampir sama yakni pada awal pemupukan diberikan pupuk kandang, petani 1 memberikan pupuk kandang dengan takaran 3 ton/h, petani 2 memberikan pupuk dengan takaran pupuk kandang 3,3 ton/h dan petani 3 memeberikan takaran pupuk kandang 4 ton/h. Petani 1 atau Pak Samon menambahkan pupuk daun sebanyak 416 kg/hektar sebagai pupuk organiknya dan unutk pupuk susulannya Pak Samon memberikan pupuk ZA sebanyak 416 kg/hektar. Pupuk ZA ini lah yang diberikan beserta dilakukannya penyiraman karena dilakukan dengan cara kucuran yakni pada saat tanaman sudah berumur 1, 5 bulan. Kemudian dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu sekali sampai panen. Begitu pun juga dengan petani 2 memberikan pupuk susulan berupa pupuk HNO sebanyak 267 kg / hektar dengan tiap aplikasi sebanyak 28,5 kg/hektar. Aplikasi dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan cara kucuran. Namun
E. Panen dan pasca panen
DAFTAR PUSTAKA Nani Sumarni dan Agus Muharam. 2005. Budidaya Tanaman Cabai Merah. Diakses tanggal 18 mei 2016 Balai Besar Pengkajian Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya Cabai Merah. Diakses tanggal 18 mei 2016. Sherly Sisca Piay . 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. Diakses tanggal 18 mei 2016.
Agrotani. 2015. Cara Budidaya Cabe Rawit Hasil Melimpah . http://www.agrotani.com/cara budidaya-cabe-rawit-hasil-melimpah/ akses tgl 20 mei 2016. Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. 2010. Budidaya dan PAsca Panen Cabai merah (Capsicum annumL). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Ungaran, BPTP Jawa
Tengah, 2010
View more...
Comments