Laporan Nata de Pina
March 27, 2017 | Author: Ardiani Samti Nur Azizah | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Nata de Pina...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEMBUATAN NATA DARI ANEKA BUAH-BUAHAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Lanjut yang dibina oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd dan Dr. Endang Suarsini, M.Ked
Oleh Kelompok 3/Offering A/2014 Irwan Wijaya
(140341806999)
Herdina Sukma Pranita
(140341807057)
Murni Thalib
(140341807064)
Ardiani Samti NA
(140341807085)
Rimbi Paulina Dewi
(140341807280)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM MAGISTER NOVEMBER 2014
A. Topik Pembuatan nata dari Aneka Buah-buahan B. Tujuan Praktikum 1. Untuk mengamati aktivitas antigonisme antara kapang antagonis dan kapang patogen 2. Untuk mengukur daya antagonisme beberapa spesies kapang antagonis terhadap kapang patogen C. Waktu Pelaksanaan Praktikum Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Ruang 305. Pembuatan nata dilakukan pada hari Jumat D. Dasar Teori Acetobacter memfermentasi
xylinum bahan
adalah
bakteri
menghasilkan
nata
yang
mampu
(bahan
selulosa
berupa jeli). Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, mempunyai panjang kurang lebih 2 mikron dan permukaan dindingnya berlendir. Acetobacter xylinum mampu mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan asam organik lain pada waktu yang sama, dan mempolimerisasi glukosa sehingga terbentuk selulosa. Bakteri ini biasa digunakan untuk membuat nata de coco/nata de soya/nata de cassava. Bakteri ini merupakan bakteri yang menguntungkan dan tidak berbahaya. Acetobacter xylinum memiliki ciri-ciri antara lain merupakan gram negatif pada kultur yang masih muda, sedangkan pada kultur yang sudah tua merupakan gram positif, bersifat obligat aerobic
artinya
membutuhkan
oksigen
untuk
bernafas,
membentuk batang dalam medium asam, sedangkan dalam medium alkali berbentuk oval, bersifat non mortal dan tidak membentuk spora, tidak mampu mencairkan gelatin, tidak
memproduksi H2S, tidak mereduksi nitrat dan termal death point pada suhu 65-70°C. Acetobacter xylinum
mengalami pertumbuhan sel secara
teratur, mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi,
fase
pertumbuhan
awal,
fase
pertumbuhan
eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Acetobacter xylinum akan mengalami fase adaptasi terlebih dahulu jika dipindahkan ke dalam media baru. Pada fase ini terjadi aktivitas metabolisme dan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak
inokulasi.
Fase
pertumbuhan
awal
dimulai
dengan
pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada
fase
polimerase
ini
bakteri
mengeluarkan
sebanyak-banyaknya
untuk
enzim
ektraseluler
menyusun
polimer
glukosa menjadi selulosa. Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolit yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fase ini pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak dibanding jumlah sel mati. Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hampir habis. Setelah nutrisi habis, maka bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase kematian, sel dengan cepat mengalami kematian tidak baik untuk dijadikan strain nata. Pertumbuhan Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah kandungan nutrisi meliputi jumlah karbon dan nitrogen, tingkat keasaman media, pH, temperatur, dan
udara
(oksigen).
Suhu
optimal
pertumbuhan
bakteri
Acetobacter xylinum pada 28–31˚C, pH optimal 3-4, memerlukan
oksigen sehingga dalam fermentasi tidak ditutup dengan bahan kedap udara sehingga tidak memungkinkan udara masuk sama sekali, tutup untuk mencegah kotoran masuk ke dalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi. Bibit Acetobacter xilynum berasal dari kultur murni yang sudah ada dapat dikembangbiakan dengan menggunakan media air kelapa atau substrat nanas. Bibit Acetobacter xilynum yang dikembangkan dipilih dari bibit yang memiliki kualitas baik tidak terkontaminasi mikroorganisme lain, umur 4-10 hari.
http://bioteknologipangan.blogspot.com/2013/06/acetetobacter-xylinum.html Mb.. diganti aja, yg dari buku y kalau pyn ada.. E. Alat dan Bahan Alat : 1. Kompor
7. Wadah untuk menampung
2. 3. 4. 5. 6.
saringan 8. Saringan 9. Gelas ukur 10. Timbangan 11.
Panci Botol Kain saring Blender Pisau
12.
Bahan :
1. Nanas
4. Starter
2. air
5. Kertas sampul(coklat)
3.
6. Label
Gula
7. F. Prosedur Kerja 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. G. Data Hasil Pengamatan 18. Tabel 1. data pengamatan pengukuran nata de pina 20. Ketebalan (mm)
19. Sa mpel 29. 1 35. 2 41. 3
24. U1 30. 30 36. 29 42. 23
25. U2 31. 32 37. 28 43. 20
26. U3 32. 29 38. 23 44. 20
21. Rerata
22. Berat
27. 33. 30,3 39. 26,7 45. 21
(gr) 28. 34. 60 40. 50 46. 40
47.
48. 49. Tabel 2. Serat
50. NUNGGU DARI KAK DINA…(Y)
51. ANALISI DATA YANG SERAT JUGA BELUM 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. H. Analisis Data 59.
Pada praktikum nata dengan menggunakan perasan buah
nanas, diletakkan di dalam 5 botol. Kemudian dipilih 3 sampel yang memiliki lapisan paling tebal. Maisng-masing lapisan nata diukur tiga kali ulangan. Pada sampel 1 (botol 1), tebal lapisan nata yang terbentuk adalah 30, 32 dan 29 mm, sehingga reratanya adalah 30,3 mm. Pada sampel 2(botol 2), tebal lapisan nata yang terbentuk adalah 29, 28 dan 23 mm, sehingga reratanya adalah 26,7 mm. Pada sampel 3 (botol 3), tebal lapisan nata yang terbentuk adalah 23, 20 dan 20 mm, sehingga reratanya adalah 21 mm. Berat lapisan nata pada sampel1 adalah 60gr. Berat lapisan nata pada sampel 2 adalah 50gr. Berat lapisan nata pada sampel 3 adalah 40gr. Hubungan antara ketebalan nata dan berat nata dapat diketahui dengan uji regresi sederhana 60.
X (Rerata tebal 61.
nata)
Y
(berat
nata) 62. 30,3 64. 26,7 66. 21
63. 60 65. 50 67. 40
68.
69. Sumb er varias i
70. J K ( S S )
71. dk
72. R J K ( M S )
73. F h i t u n g
74. F
81. Total
87. Koefi sien (a)
93. Regre si (bIa)
99. Sisa (resid u)
105. Tuna cocok 111. Galat (error )
82. 7 7 0 0 88. 1 9 6 . 6 5 8
94. 7 5 0 0 100. 3.3 4 2 4 3 106. 1 9 6 . 6 6 112. 200
83.
89. 1
84. 2 5 6 6 . 6 7
92. 90.
107. 1
96. 7 5 0 0 102. 3.3 4 2 4 3 108. 1 9 6 . 6 6
113. 2
114. 100
95. 1
101. 1
86. 85.
91. 97. 2 2 4 3 . 8 8
98. 1.6
103. 109. 1 . 9 6 6 6
104.
115.
116.
110. 18.
117. 118. K esimpul 119. F hitung regresi > F tabel maka an 1: signifikan 120. 121. K esimpul 122. F hitung tuna cocok < F tabel tuna cocok maka an 2: non signifikan 123. Dengan demikian hubungan rerata ketebalan nata dan berat nata
adalah linear 124. 127. 0.16 0 4 125. 126. 0 r₁y = 5 128. r tabel 0,05 = 0,997 129. r hitung < r tabel maka tidak signifikan, maka tidak ada hubungan antara tebal nata dan berat nata. 130. 131. I. Pembahasan 132.
Berdasarkan uji statistika dengan menggunakan analisis korelasi
regresi sederhana, ternyata tidak ada hubungan antara ketebalan nata yang terbetuk (mm) dan berat nata (gr). Hal ini dimungkinkan oleh beberapa faktor diantaranya: tempat pengukuran masih di wadah yang bulat (botol genetika lalat yang tinggi), kesalahan pengamatan, alat ukur yang kurang akurat (mistar dengan keteliatian 1 mm) dan adanya rongga di dalam lapisan nata. Lapisan nata dapat terbentuk dari aktivitas metabolisme bakteri Acetobacter xylinum yang menghasilkan asam asetat dan extracelulosa. Extracelulosa ini berupa benangbenag halus yang lama-kelamaan memadat. Dalam bakteri Acetobacter xylinum , enzim selulosa synthase terdapat pada membran cytoplasmic sel. Selulosa dan produk yang diperoleh akan dikeluarkan ke extracellular (Saxena,2000). 133.
Proes sinthesis selulosa terjadi dalam dua tahap yaitu polimerisasi
dan kristalisasi. Tahap pertama dikatalisis oleh enzim selulosa sinthase. Tahap kedua tergantung pada organisasi dari enzim selulosa sinthase dan protein-protein lainnya seperti glucon yang tersusun dalam bentuk kristal. 134.
Jalur
biosintetik
untuk
membentuk
seluolsa
diawali
oleh
perombakan glokosa menjadi glukosa 6 fosfat oleh enxim glukokinase. Selanjutnya glukosa 6 fosat dikonversi menjadi glukosa 1 fosfat oleh enzim phosphoglucomutase. Glukosa 1 fosfat diubah menjadi UDP glucose.
Udp-
glucose yang dihasilkan pun digunakan sebagai substrat oleh enzim selulosa synthase . Pada bakteri Acetobacter xylinum , enzim selulosa synthase diaktifkan oleh nukleotida siklik , c-di-GMP.
c-di-GMP yang merupakan aktivator
pembentukan
selulosa
disintesis
oleh
enzim
diguanylate
cyclase,
dan
konsentrasinya diatur oleh phosphodiesterases . Gen yang mengkode diguanylate cyclase
dan phosphodiesterases telah diidentifikasi dan terletak di operon
kromosom Acetobacter xylinum. (Saxena, 2000). 135. J. Diskusi 136. 137. 138. 139. 140.
Daftar Pustaka
Saxena,Inder M.2000. Mechanism in Cellulose Biosynthesis. Germany: University of Texas
141. 142. 143.
View more...
Comments