Laporan MPBA Ekstraksi Rimpang Jahe

October 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan MPBA Ekstraksi Rimpang Jahe...

Description

 

NILAI  

LAPORAN PRAKTIKUM MPBA EKSTRAKSI Ditujukan untuk memenuhi tugas praktikum MPBA Asisten: Anggota Kelompok: Lailatul Fadilah

(191FF04041)

Miftahul Jannah

(191FF04044)

Nor Maulida Nazia Aprilyansa

(191FF04051) (191FF04048)

Prayoga

(191FF04055)

Ramadilla

(191FF04058)

Wulan Suryani

(191FF04056)

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA FAKULTAS FARMASI 2019

PARAF

 

  I. 

Tujuan

1.  Mengetahui proses terjadinya masing-masing ekstraksi 2.  Memahami alasan pemilihan metode ekstraksi 3.  Mengetahui pemilihan pelarut 4.  Mampu meyiapkan dan memasang alat ekstraksi 5.  Mampu melaksanakan proses ekstraksi II. 

Prinsip percobaan

1.  Melakukan ekstraksi pada simplisia dengan pemisahan secara komponen dan zat terlalut dalam campuran ca mpuran dua pelarut yang saling bercampur 2.  Pemisahan berdasarkan perbedaan kepolaran 3.  Ekstraksi menggunakan metode sokhletasi III.  Dasar Teori

Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran c ampuran  berdsarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling  bercampur. Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang diinginkan dan mungkin menggunakan gugus penanggung dalam analisis secara keseluruhan. Kadang gugus penanggung ini diekstraksi secara selektif (Ralph, 1987). Prinsip ekstraksi : 1.  Maserasi Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama 3 x 24 jam pada suhu kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk dalam sel melewati dinding sel isi sel akan larut karenan adanya perbedaan konsentrasi rendah (proses difusi) peristiwa ini berulang sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi. 2.  Soxhletasi Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian

 

rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu l abu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bila menjadi molekul-molukul molekul -molukul penyari yang  jatuh kedalam klonsong meyari zat aktif dalam simplisia dan jika cairan  penyari telah mencapai sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas  bulat melalui pipa kapiler hingga hingga terjadi sirkulasi. 3.  Refluks Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas  bulat akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya, hingga berlangsung secara berkesinambungan sampai  penyarian sempurna, se mpurna, penggantian pelarut dila dilakukan kukan sebanyak 3x setiap set iap 3 – 4  jam filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dan dipekatkan. Secara umum terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi (Ralph, 1987). : 1.  Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme 2.  Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavonoid, atau saponin. Meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaanya belum diketahui. 3.  Organisme (tanaman atau senyawa) digunakan dalam pengobatan tradisional dan biasanya dibuat dengan cara Tradisional Chinese Medicine  (TCM ) seringkali membutuhkan herba yang dididihkan dalam air. 4.  Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya. IV.  Alat dan Bahan

a.  Alat   Seperangkat

alat soxhlet

  Seperangkat

alat maserasi

  Seperangkat

alat refluks

  Penangas

air

 

  Beaker

glass

  Rotary

evaporat or  (alat evaporator   (alat penguap berputar)

  Batang

pengaduk

 b.  Bahan   Rimpang

Jahe

  Pelarut   Kertas

V. 

Saring

Prosedur Kerja

1.  Metode dengan cara panas Soxhlet Siapkan seperangkat alat soxhlet

Lapisi tabung simplisia dengan kertas saring, sedemikian hingga dibuat untuk menaruh simplisia

Masukan simplisia jahe kedalam tabung simplisia

Basahi simplisia dengan pelarut pengekstraksi

Masukan pelarut kedalam labu

Pasang alat soxhlet dan penangas

Alirkan melalui kondensor

Pelarut akan mendidih, menguap atau mengembun, pada waktu melalui mel alui kondensor, menetes melalui simplisia, dan menarik komponen melalui simplisia, tetesan pelarut yang berisi komponen yang terekstraksi jatuh kedalam labu

Lakukan ekstraksi sampai diperoleh ekstrak yang tidak berwarna

 

  2.  Metode dengan cara panas Refluks Siapkan seperangkat alat refluks

Timbang bahan atau simplisia kemudian dimasukkan kedalam labu alas bulat

Tambahkan pelarut etanol, ad serbuk simplisia terendam + 2 cm diatas permukaan simplisia sampai dua per tiga dari volume labu

lalu alas bulat dipasang kuat pada statif pada wb atau  heating mantel 

Lalu kondensor dipasang pada labu alas ala s bulat yang dikuatkan dengan klem dan statif

Aliran air dan pemanas dijalankan dijala nkan sesuai dengan suhu yang digun digunakan akan

Setelah 1 jam dilakukan penyarian, filtrat ditampung pada wadah pn dilakukan seperti penampung dan ampasnya ditambah pelarut dan dilakukan seperti semula (ekstraksi dilakukan 3-6 jam)

Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan dengan rotary evaporator

3.  Dengan cara dingin Maserasi Siapkan seperangkat alat Maserasi

Pasang kapas bebas lemak pada dasar alat maserasi

Dimasukkan simplisia (x) kedalam alat maserasi

Dimasukkan larutan pengekstraksi sampai simplisia terendam ter endam oleh pelarut (selama 24 jam)

 

  Ditampung ekstrak penampung

Diulangi ekstraksi sampai diperoleh ekstrak cair yang tidak berwarna atau proses ekstraksi cair yang tidak berwarna atau proses ekstraksi, ulangi minimum 3-4 kali

Diperoleh oleh ekstrak cair, disatukan , diperoleh ekstrak kental (y)

Dihitung rendemen ekstrak (y/x)

VI.

Diskusi

1. 

Jelaskan proses yang terjadi pada metode ekstraksi berikut beri kut :

a. 

Maserasi

 b. 

Ekstraksi sinambung dengan alat soxhlet

Jawab : a.

Maserasi : terjadi pengikatan atau pelarutan zat aktif berdasarkan sifat kelarutannya dalam suatu serbuk (like dissolve like ), penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan cai ran penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar, cairan penyari akan masuk kedalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi).

Peristiwa tersebut berulang

sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar dan didalam sel.  b.

Soxhlet : sampel yang yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel y yang ang  permeabel terhadap pelarut dan diletakkan diatas tabung, dididihkan dan dikondesasikan. Kondesat akan jatuh kedalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai sa mpai batas tertentu, pelarut aakan kan kembali masuk kedalam tabung secara otomatis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya.

 

2.

Jelaskan syarat-syarat pelarut pengekstraksi

Jawab: tidak toksik dan ramah lingkungan, lingkungan, selektif, katalitas tinggi, diregenerasi,

murah/ekonomis, non korosif,

dapat

viskositas cukup rendah,

mudah didapat. 3. Jelaskan penggolongan metode ekstraksi Jawab : ekstraksi digolongan menjadi 2 berdasarkan wujud bahannya yaitu : a. Ekstraksi padat-cair, digunakan digunakan untuk untuk melarutkan zat yang yang dapat larut dan campurannya dengan zat padat yang tidak dapat larut terdiri dari maserasi, refluks, soxhlet dan perkolasi.  b. Ekstraksi cair-cair, c air-cair, digunakan untuk memisahkan dua zat yang cair yang sali saling ng  bercampur dengan menggunakan menggunakan pelarut dapat melarutkan salah satu. 4. Jelaskan alasan pemilihan metode ekstraksi Jawab : pertimbangan pemilihan metode ekstraksi adalah bentuk atau tekstur  bahan yang digunakan, kandungan air dan bahan yang digunakan, di gunakan, jenis senyawa yang akan diekstraksi, sifat senyawa yang akan diekstraksi adalah semuanya mempengaruhi kadar atau banyaknya zat yang terambil. 5. Jelaskan alasan pemilihan pelarut pengekstraksi Jawab : pertimbangan pemiliham pelarut ekstraksi adalah selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan senyawa ekstrak yang diinginkan, kedua kelarutan yakni pelarut sedapat mungkin memilki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar : semuanya akan mempengaruhi kadar /jumlah zat yang terambil dalam pelarut, kemampuan kemampuan tidak bercampur, pada ekstraksi cair  pelarut tidak boleh larut dalam bahan ekstraksi reaktivitas yang artinya  pelarut tidak boleh menyebabkan menyebabkan perubahan secara kimia pada ko komponen mponen  bahan ekstraksi, titik didih: titik didih kedua ke dua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan pelarut dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rekritifikasi, mudah terbakar : tidak eksplosif bila bercampur bercampur udara, tidak korosif, korosif, bukan emulsifier, viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisika.

 

6. Jelaskan kelebihan dan kekurangan metode refluks dan soxhlet a. Refluks Kelebihan refluks digunakan untuk sampel dengan tekstur kasar kasa r dan tahan  pemanasan. Refluks dapat mencegah kehilangan pelarut oleh penguapan selama proses pemanasan. jika digunakan pelarutan pelarutan yang mudah menguap menguap dan dilakukan ekstraksi jangka panjang. Refluks relatif efektif dalam waktu yang digunakan. Kekurangan refluks adalah volume total pelarut yang besar, alat-alat yang digunakan khusus.  b. Soxhlet Kelebihan soxhlet dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung; digunakan pelarut yang lebih sedikit; pemanasannya dapat diatur. Kekurangan : karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah disebelah bawah terus menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkam reaksi perusakan oleh panas. Jumlah total senyawa-senyawa yang diesktraksi akan melampaui kelarutannya dengan pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak. Apabila dilakukan dalam skala yang lebih besar, tidak memungkinkan terjadi. 7.

Jelaskan kelebihan dan kekurangan metode maserasi dan perkolasi Jawab : Maserasi Kelebihan : unit alat ala t yang digunakan sederhana, hanya membutuhkan bejana  perendam; biaya operasional yang relatif rendah; prosesnya relatif hemat  penyari dan tanpa pemanasan. Kekurangan : proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50%; proses yang dibutuhkan lama yakni  beberapa hari.

8.

Terkait dengan simplisia yang akan saudara kerjakan, jelaskan metode ekstraksi yang saudara pilih dan jelaskan alasan pemilihan tersebut Jawab:

 

Dalam praktikum ini digunakan simplisia jahe dengan kandungan utama gingerol. Metode yang akan dipilih adalah refluks karena waktu  pengerjaannya relatif cukup singkat, dengan adanya pemanasan diharapkan zat dapat berdifusi lebih cepat serta gingerol merupakan senyawa yang tahan  panas sehingga tidak terdapat permasalahnan dalam penggunaan penggunaan metode refluks. 9.

Jelaskan macam-macam ekstrak yang ada dalam farmakope indonesia Jawab : a. Ekstrak kering : sediaan padat yang memiliki bentuk y yang ang didapatkan dari  penguapan oleh pelarut yang yang digunakan untuk ekstraksi  b. Ekstrak kental : sediaan yang memiliki tingkat kekentalan diantara ekstrak ekstrak kering dan ekstrak cair. Ekstrak kental didapatkan dari oenguaoan sebagian pelarut air, a ir, alkohol atau campuran hidroalkohol hidroal kohol yang digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi

10.

Jelaskan prinsip kerta rotary rotary vEaporator (alat penguap penguap berputar hampa udara) Jawab : Penurunan tekanan sehungga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik tit ik didihnya, sehingga dapat menguapkan pelarut dibawah titik didihnya yang menyebabkan zat yang terdapat dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.

 

VII.  Hasil Pengamatan

Simplisia jahe = 50 gram Pelarut = Etanol 96% 50 ml Siklus ke-

Waktu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

11 menit 3 menit 2 menit 4 menit 4 menit 4 menit 3 menit 3 menit 5 menit 4 menit 2 menit 4 menit 3 menit 2 menit

15 16 17 18 19 20

4 menit 3 menit 2 menit 4 menit 4 menit 4 menit

VIII. Pembahasan

Ekstraksi adalah proses pemisahan secara kimia dan fisika kandungan zat simplisia menggunakan pelarut yang sesuai. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan ekstrasi yaitu pemilihan pelarut yang sesuai dengan sifat-sifat polaritas senyawa yang ingin diekstraksi ataupun sesuai dengan sifat kepolaran kandungan kimia yang diduga dimiliki simplisia tersebut, hal lain yang perlu diperhatikan adalah ukuran simplisia harus diperkecil dengan cara perajangan untuk memperluas sudut kontak pelarut dan simplisia,tapi jangan terlalu halus karna dikhawatirkan menyumbat pori-pori saringan menyebabkan sulit dan lamanya poses ekstraksi. Proses yang terjadi selama proses ekstraksi adalah pembilasan senyawasenyawa dalam simplisia keluar dari simplisia dan melarutnya mela rutnya kandungan kandungan senyawa kimia oleh pelarut keluar dari sel tanaman melalui proses difusi dengan 3 tahapan yang pertama penentrasi pelarut kedalam sel tanaman sehingga terjadi  pengembangan (swelling) sel tanaman. Selanjutnya proses disolusi yaitu

 

melarutnya kandungan senyawa didalam pelarut. Dan yang terakhir difusi dari senyawa tanaman, keluar dari sel tanaman (simplisia). Pemilihan metode ekstraksi tergantung bahan yang digunakan, bahan yang mengandung mucilago dan bersifat mengembang kuat hanya boleh dengan cara maserasi sedangkan kulit dan akar sebaiknya di perkolasi, per kolasi, untuk bahan yang tahan panas sebaiknya diekstrasi dengan cara refluks dan simplisia yang mudah rusak karna pemanasan dapat diekstrasi dengan metode soxhlet. Pada ekstraksi kali ini sampel yang kami gunakan adalah rimpang jahe sebanyak 50 gram dan pelarut yang digunakan adalah etanol e tanol 96% sebanyak 50 ml. Sokletasi pada simplisia jahe dilakukan dengan pelarut etanol selama 20 siklus yakni 20 kali perputaran pelarut saat ekstraksi. Sifon berfungsi sebagai perhit perhitungan ungan siklus, bila pada sifon larutannya l arutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus. Jumlah siklus ekstraksi akan mempengaruhi hasi ekstrak yang diperoleh. Pada siklus pertama terjadi pada saat setelah menit ke 13.11 menit, dan siklus terakhir berhenti dilakukan ekstraksi pada 14.57 menit. Semakin lama waktu ekstraksi menghasilkan berat ekstrak yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan suhu semakin meningkat tegangan dari permukaan pelarut dan gaya tarik menarik antara zat terlarut terla rut dan pelarut dapat diperkecil, serta titik didih pelarut menunjukkan kemampuan untuk berubah menjadi uap yang menghasilkan jumlah ekstrak yang meningkat. Metode ekstraksi yang kami gunakan adalah soxhletasi, Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan alam dengan palarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode ini i ni digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan prosesnya, teknik sokhletasi ini hampir sama dengan partisi cair-cair, namun yang membedakannya adalah cara pemisahannya. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organik. Setalah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya. Proses pemisahan dengan metode ini memiliki kelebihan, yaitu pelarut yang digunakan masih utuh, dapat digunakan untuk pemisahan bahan lain. Dikatakan masih utuh karena pada penguapan dengan rotary evaporator  hasil  hasil yang diperoleh tadi memisahkan pelarut yang ada dalam filtrat. Dan dapat melarutkan bahan yang lebih banyak karena pemanasan. Tetapi metode ini kurang efektif, karena harga

 

 pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pe pelarutnya larutnya dengan cara diuapkan. Alasan dari pemisahan pelarut dari ekstraknya adalah agar dihasilkan zat-zat terlarut sebagai ekstrak pekat dan pelarutnya dapat digunakan kembali. Ekstrak jahe yang telah dibuat tersebut tentunya memiliki manfaat yang dapat berguna, salah satunya adalah kandungan senyawa metabolit sekunder terutama golongan flavonoid, fenol, terpenoid dan minyak atsiri pada jahe yang dapat digunakan sebagai agen antimikroba, kandungan metabolit sekunder pada  jahe ini dapat menekan pertumbuhan berbagai macam bakteri patogen yang merugikan bagi kesehatan manusia. Salah satu contoh bakteri patogen yang  pertumbuhannya dapat ditekan oleh ekstrak jahe tersebut adalah bakteri Staphylococcus  yang biasanya dapat merugikan bagi kesehatan manusia dan hewan

yang diketahui dapat menginfeksi jaringan tubuh sebagai contohnya adalah dapat menyebabkan infeksi kulit, penyakit bakteremia, danosteomielitis. IX.  Kesimpulan

Pada praktikum ekstraksi rimpang jahe menggunakan metode ekstraksi sokhletasi. Pelarut untuk ekstraksi yang digunakan harus sesuai dengan tingkat kepolaran suatu senyawa yang ingin diekstrak untuk unt uk mendapat hasil yang maksimal sehingga pada praktikum menggunakan pelarut etanol 96%. Kelebihan sokhletasi yaitu pelarut yang digunakan masih utuh, dapat digunakan untuk pemisahan bahan lain dan dapat melarutkan bahan yang lebih banyak karena pemanasan. Tetapi kekurangan sokhletasi adalah harga pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya dengan cara diuapkan. 

 

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Peyne. 2000.  Analisa Ekstraktif Tumbuhan S Sebagai ebagai Sumber Bahan Ba han Obat. Oba t. Pusat Penelitian Universitas Negeri Andalas Ditjen POM, Depkes RI. 2000.  Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.  Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Ralph H, Petruci. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga Robert. 1987. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga

 

LAMPIRAN

Proses soxhletasi rimpang jahe

Proses

rotary

evaporator   ekstrak

rimpang jahe

Hasil

pemekatan

rimpang jahe

ekstrak

kental

Penimbangan hasil pemekatan ekstrak kental rimpang jahe

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF