Laporan Motor Bergantian

November 25, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Motor Bergantian...

Description

PRAKTIKUM MOTOR BERGANTIAN

I. TUJUAN Tujuan yang akan dicapai mahasiswa setelah memahami isi modul ini adalah sebagai berikut : 

Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa diharapkan dapat mempraktekkan rangkaian kontrol dan proteksi motor dengan benar sesuai dengan peraturan (PUIL) yang berlaku.



Tujuan Instruksional Khusus : Dapat melakukan kegiatan membuat, memasang, mencoba, dan membongkar motor bergantian secara benar.

II. DASAR TEORI 2.1. Dasar Teori Pengendalian motor induksi 3 fasa yang dapat bekerja secara bergantian dapat dioperasikan secara manual menggunakan kontaktor magnetik tanpa Time Delay Relay (TDR), juga dapat dioperasikan secara otomatis menggunakan kontaktor magnetik dengan Time Delay Relay (TDR). Dalam

kontrol

motor

yang

dioperasikan

secara

otomatis

rangkaiannya terdiri dari beberapa komponen seperti kontaktor magnetik, MCB, overload relay, push button dll. Berikut penjelasan mengenai komponen-komponen tersebut: 2.1.1. Kontaktor magnetik Kontaktor magnetik adalah sakelar listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Prinsip kerjanya didalam kontaktor magnetik terdapat lilitan yang akan menjadi magnet bila dialiri listrik, magnet tersebut akan menarik kontak yang berada di dekatnya sehingga kontak yang semula terbuka (NO) akan menjadi tertutup sedangkan kontak yang awalnya tertutup (NC) akan menjadi terbuka.

Kontaktor magnetik terdiri dari kontak utama dan kotak bantu. Kontak utama digunakan untuk sumber arus listrik sedangkan kontak bantu digunakan untuk rangkaian pengendali. Seandainya anda terbalik dalam memasang kedua kontak ini kontaktor magnetik tetap bisa bekerja namun akan ada masalah yang timbul karena kontak bantu hanya didesain untuk dilewati arus yang kecil sedangkan kontak utama didesain untuk dilewati arus besar. Apabila anda terbalik dalam pemasangan akan menyebabkan panas karena penghantar yang tidak mampu menghantarkan arus listrik yang besar. Penggunaan kontaktor magnetik biasanya digunakan untuk mengendalikan kerja motor 3 fasa, dengan kontaktor magnetik kita dapat memotong 3 sumber listrik R, S dan T sekaligus pada motor 3 fasa. Untuk melengkapi biasanya kontaktor magnetik akan dilengkapi dengan TOR (Thermal Overload Relay) yang berfungsi mengamankan motor apa bila terjadi arus yang berlebihan. Sedangkan untuk mengamankan rangkaian magnetik kontaktor akan dilengkapi dengan MCB supaya lebih aman dari hubung singkat. Adapun mengenai penomoran kontak – kontak pada kontaktor adalah sebagai berikut : 

Penomoran kontak utama adalah :1 – 2, 3 – 4, dan 5 – 6.



Penomoran pada kontak bantu adalah : a. *1 - *2 untuk NC, contohnya 11 – 12, 21 – 22, 31 – 32 dst b. *3 - *4 untuk NO, contohnya 13 – 14, 23 – 24, 33 – 34 dst

Gambar 2.1 Konstruksi Kontaktor

Keterangan : A1 – A2

: Koil Kontaktor

1– 2, 3 – 4, 5 – 6

: Kontak Utama

13 – 14

: Kontak Bantu Normally Open (NO)

11 – 12

: Kontak Bantu Normally Close (NC)

2.1.2. MCB (Miniature Circuit Breaker) MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah saklar atau perangkat elektromekanis yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian instalasi listrik dari arus lebih (over current). Terjadinya arus lebih ini, mungkin disebabkan oleh beberapa gejala, seperti: hubung singkat (short circuit) dan beban lebih (overload). MCB sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan sekring (fuse), yaitu akan memutus aliran arus listrik circuit ketika terjadi gangguan arus lebih. Yang membedakan keduanya adalah saat terjadi gangguan, MCB akan trip dan ketika rangkaian sudah normal, MCB bisa di ON-kan lagi (reset) secara manual, sedangkan fuse akan terputus dan tidak bisa digunakan lagi. Prinsip kerja MCB sangat sederhana, ketika ada arus lebih maka arus lebih tersebut akan menghasilkan panas pada bimetal, saat terkena panas bimetal akan melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (trip). Selain bimetal, pada MCB biasanya juga terdapat solenoid yang akan mengtripkan MCB ketika terjadi grounding (ground fault) atau hubung singkat (short circuit).

Gambar 2.2 Miniature Circuit Breaker

2.1.3. Overload Relay Fungsi dari overload relay adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab sewaktu motor start, arus dapat mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila

digunakan

pengaman

yang

bekerja

cepat,

maka

pengamannya akan putus setiap motor dijalankan. Overload relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur akan menyebabkan terjadinya pembengkokan, maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih pada motor berdaya kecil.

Gambar 2.3 Overload Relay 2.1.4. Push Button Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Suatu sistem saklar tekan Push Button terdiri dari saklar tekan start, stop, reset dan saklar tekan untuk emergency. Push Button memiliki kontak NC (Normally Close) dan NO (Normally Open). Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam

keadaan normal tidak ditekan maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai stop dan kontak NO akan berfungsi sebagai start. Biasanya digunakan pada sistem pengontrolan motor – motor induksi untuk menjalankan mematikan motor pada industri. Push Button dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu: a. Tipe Normally Open (NO) Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir. b. Tipe Normally Close (NC) Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan terputus. c. Tipe NC dan NO Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak ditekan maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan tertutup. Terminal Kontak 95 – 96

NC

97 – 98

NO

Gambar 2.4 Push button NC dan NO

2.1.5. Pemakaian Milling Sistem Panel Starter Sistem ini sangat tepat efektif dan sering dipakai dalam aplikasi di industri penghancuran batu gunung menjadi kerikil yang kecil – kecil, pada proses ini motor akan mengerjakan silo – silo untuk

menghancurkan batu – batu tersebut. Pada mulanya motor 1 akan berputar, kemudian selang beberapa saat motor 2, kemudian beberapa saat lagi motor 3 juga akan bekerja dengan delay yang telah di–setting. Motor listrik ini biasanya mempunyai data spesifikasi sebagai berikut : Rated Daya : 1 sampai 15 kw Rated Tegangan : 220 / 380 Volt Rated Frekuensi : 50 / 60 Hz Rated Ampere : 5 sampai 25 Ampere Cos α : 0.6 sampai 0.8 Connection : star ( Y ) Sistem ini tepat dipakai pada industri di darat yaitu pada proses ban berjalan (belt-conveyor) seperti elevator atau untuk pemilihan barang sesuai dengan ukuran.

2.2. Latihan Soal 1.

Sebutkan standart tentang pemasangan motor listrik

2. Selain PUIL sebutkan peraturan tentang pemasangan motor listrik ! 3. Jelaskan

tentang

pengantar/kabel

yang

digunakan

untuk

pemasangan instalasi motor 4. Jelaskan cara mengunakan pengantar/kabel yang ditanam ditanah sesuai standart 5. Jelaskan standart setting waktu timer menurut standat (sebutkan merk yang saudara gunakan) 6. Apa kesimpulan yang dapat saudara peroleh dari percobaan diatas ?

Jawab : 1.

SNI No 04-0225-2000, PUIL 2000 5.13.2 tentang Perlengkapan motor generator

2.

SNI No 04-1918.17-2000 , SNI No 04-3860-1995, Peraturan Menteri ESDM No 2 Tahun 2016

3.

Kabel yang umum dipakai pada instalasi listrik biasanya menggunakan kabel dengan jenis NYM dan NYA dengan ukuran yang disesuaikan dengan keadaan beban yang terpasang. Dalam hal ini Kemampuan Hantaran Arus (KHA) kabel minimal dipilih yang mempunyai kapasitas > 63 A. Berdasarkan PUIL 2000, Tabel 7-3-1 didapatkan kabel yang sesuai digunakan adalah kabel NYA.

4.

Kabel dapat dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dengan syarat diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan mekanis. Kabel juga harus memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel yang tidak ditanam.

5.

Standar setting waktu timer merk theben Angka 2 dan 3 menunjukkan Theben dalam keadaan Default (Standard), menunjukkan posisi Kontak NO dan NC nya. dan angka 1 disesuaikan dengan keadaan no 2. Angka no 5 digunakan untuk menyetel jam dengan waktu yang sebenarnya. Angka 6 adalah setelan theben, stel pada posisi Auto agar setting jam yang telah dilakukan berjalan otomatis. Sirip-sirip yang berwarna biru diguanakan untuk mengatur waktu atau jam. Sirip tersebut bisa ditutup dan dibuka dengan cara menekanya. Sirip-sirip dirancang sesuai dengan waktu normal. Silahkan dibagi utuk mendapatkan 1 nilai siripnya. Biasanya harga 1 sirip mewakili 30 menit untuk gambar diatas. Tetapi berbeda untuk jenis theben yang lainnya. Posisi awal adalah sirip-sirip dalam keadaan terbuka semuanya. Aturlah sirip-sirip sesuai dengan waktu yang diharapkan, yaitu dengan menekan kedalam. Sebagai contoh ketika kita ingimn menghidupkan lampu jalan menyala pada pukul 18.00 dan akan mati pada pukul 06.30 pagi, maka pengaturan yang kita lakukan adalah dengan cara menekan kedalam sirip-sirip pada angka no 4, sehinggabanyaknya sirip yang ditekan kedalam dimulai dari 18.00 dan berakhir pada

posisi 06.30 dan sisanya biarkan dalam keadaan terbuka. Dan angka no 6 biarkan pada posisi Auto.Setelah itu timer theben siap digunakan dan dikombinasikan dengan kontaktor untuk penerangan lampu yang banyak seperti untuk lampu jalan, dikarenakan kalua langsung timer theben ke beban/lampu dalam jumlah banyak akan mengakibatkan theben rusak (Overlaod). 6.

Rangkaian motor bergantian harus dilengkapi dengan safety function yang merupakan alat pengaman berupa thermal overload dan timer. Thermal overload adalah alat pengaman yang digunakan untuk pada rangkaian listrik untuk memutus aliran listrik ketika terjadi overload atau kelebihan panas pada motor, maka motor akan mati secara otomatis Sedangkan untuk mengatur penyalaan motor dapat di gunakan Time Delay Relay (TDR) yang dapat di setting menurut kebutuhan.

III. METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Lembar Kerja Tabel 3.1 Hasil Pengujian PENGUJIAN

ADA

TIDAK ADA

1. Hubung Singkat a. Phase dengan Phase L1 – L2



L1 – L3



L2 – L3



b. Phase dengan Netral L1 – N



L2 – N



L3 – N



c. Phase

dengan

Proteksi

Pertanahan L1 – PE



L2 – PE



L3 – PE



2. Connection a. Rangkaian Daya – Sumber



b.Rangkaian Kontrol – Sumber



NO

THERMAL OVERLOAD

1.

Tidak Bekerja

2.

Bekerja

KONDISI MOTOR Bergerak (ON) Tidak Bergerak (OFF)

Tabel 3.2 Hasil Percobaan NO

KONDISI S2

KONDISI TIMER

KONDISI

KETERANGAN

MOTOR

1.

Terbuka

Tidak bekerja

Diam

Motor diam

Motor 1 bekerja selama 2 second, 2.

Tertutup

Bekerja

Bekerja

motor 2 bekerja

3.2. Alat dan bahan Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 

No.

Peralatan

Nama

Spesifikasi

Jumlah

Keterangan

1

Tang potong

1 bh

MEKANIK

2

Tang Kombinasi

1 bh

MEKANIK

3

Tang Cable Schoon

1 bh

MEKANIK

4

Tang Kerucut

1 bh

MEKANIK

5

Pisau potong (cutter)

1 bh

MEKANIK

6

Obeng +,-

1 bh

MEKANIK

7

Kikir

1 bh

MEKANIK

8

Palu

1 bh

MEKANIK

9

Penitik

1 bh

MEKANIK

10

Penggores

1 bh

MEKANIK

11

Penggaris

1 bh

MEKANIK

12

Solder

220 V / 40 W

1 bh

ELEKTRIK

13

Hand Bor

220 V/ 300 W

1 bh

ELEKTRIK

14

Multitester

1 bh

ELEKTRIK

15

Insulation Tester

1 bh

ELEKTRIK

16

Tespen

1 bh

ELEKTRIK



Bahan

No.

1.

2.

Nama

MCB

Kontaktor

Spesifikasi

Jumlah

Keterangan

3P, 6 A

1 bh

MG

1P, 6A

1 bh

MG

3P, 25 A, coil:220 V

1 bh

TM

1 bh

TM

1 bh

TM

NC (Stop)

1 bh

TM

NO (Start)

1 bh

Merah

1 bh

Hijau

1 bh

Krem

20 bh

Biru

8 bh

Kuning-hijau

8 bh

50 Hz

3.

Auxiliary contact

4.

Termal Overload

5.

Push Button

6.

7.

Indicator Lamp

Terminal Block

8.

Mounting rail

9.

Cable Schoon

2 NO, 2 NC

2.5 mmsq

TM

LEGRAND

1m

TM

2 pak

TM

10.

Spiral kabel

1 pak

11.

Cable gland

PG 16.PG 21.PG 29

6 bh

TM

12.

Kabel

NYY 5x2.5 mmsq

4m

JEMBO

NYAF 1.5 mmsq (ht)

10 m

13.

Baut + Mur

M3, M4

4 pak

14.

Box Panel

600x500x200

1 bh

15.

Motor listrik

Star-delta, 5 kw

1 bh

3.3 Prosedur keselamatan Prosedur keselamatan yang dapat diaplikasikan selama melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Perhatikan setiap langkah kerja yang akan saudara kerjakan semua harus sesuai dengan SOP 2. Sebelum merangkai pastikan power dalam keadaan off atau mati 3. Periksa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman digunakan 4. Dalam melakukan pekerjaan rangkaian dilarang bercanda dan bercakap yang tidak ada hubungannya dengan modul praktikum. 5. Sebelum mencoba pastikan dicek terlebih dahulu dengan menghubungi instruktur bengkel/laboratorium 3.4. Langkah Kerja

1. Periksa semua komponen pada panel, dan yakinkan bahwa komponen dalam keadaan baik. 2. Pelajari gambar rangkaian kontrol dan rangkaian daya, jika kurang mengerti tanyakan pada instruktur 3. Lakukan pengawatan pada panel untuk sistem Milling sesuai dengan diagram rangkaian daya dan diagram rangkaian kontrol yang telah diberikan dalam buku praktikan. 4. Periksakan pada instruktur apakah pengawatan pada panel yang telah saudara lakukan adalah benar, aman sesuai aturan sebelum dihubungkan ke sumber tegangan, termasuk sambungan ke beban yaitu motor listrik 3 phase. 5. Yakinkan dan cek ulang sekali lagi pengawatan tersebut. 6. Setelah yakin sebelum di coba periksa lagi tentang safety listrik yg akan di coba 7. Setelah yakin betul, maka masukkan sumber tegangan listrik untuk tes rangkaian kontrol dan setelah itu mengoperasikan rangkaian daya.

3.5. Gambar Kerja

Gambar 3.1 Gambar rangkaian kontrol

Gambar 3.2 Gambar rangkaian daya

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Foto rangkaian saat praktikum

4.2 Analisa dan pembahasan Pada praktikum ini, dilakukan proses merangkai suatu rangkaian daya dimana rangkaian ini akan dihubungkan dengan motor atau disebut dengan rangkaian kontrol. Setelah rangkaian kontrol telah terbentuk, diamati apakah ada kemungkinan adanya hubungan singkat atau kesalahan lainnya. Setelah dapat dipastikan rangkaian sudah benar dan aman, barulah kita membuat rangkaian selanjutnya yakni rangkaian daya yang nantinya akan dihubungkan dengan motor. Sebelum dihubungkan dengan motor, rangkaian daya terlebih dahulu diamati untuk mengetahui apakah ada hubungan singkat atau tidak. Dari tabel hasil pengujian menunjukkan semua intalasi sudah terpasang dengan baik karena tidak terdeteksi adanya hubungan singkat baik antara rangkaian satu phase dengan netral, maupun rangkaian tiga phase dengan motor yang digunakan. Namun teteap terdapat hubugan antara rangkaian daya

dengan sunmber juga antara rangkaian kontrol dengan sumber yang menyebabkan rangkaian bisa berfungsi dengan baik. Pada saat thermal overload dalam keadaaan tidak bekerja, kondisi motor masih tetap bisa bekerja namun pada saat thermal overload bekerja, motor akan mati atau tidak bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa thermal overload yang dipasang dalam rangkaian berperan sebagai safety function dan dapat berfungsi dengan baik. Karena ketika terjadi overload atau kelebihan panas pada motor, maka motor akan mati secara otomatis. Berdasarkan tabel hasil percobaan dengan motor, diketahui bahwa kondisi S2 yang merupakan saklar normally open sangat mempengaruhi kinerja motor. Ketika S2 dalam keadaan terbuka, kondisi timer dan motor dalam keadaan off sehingga motor tidak bekerja. Namun ketika S2 dalam keadaan tertutup, kondisi timer dan motor dalam keadaan on sehingga mengakibatkan motor bekerja. Motor akan mati atau berhenti bekerja ketika normally closed terbuka Sedangkan untuk mengatur penyalaan motor dapat di gunakan Time Delay Relay (TDR) yang dapat di setting menurut kebutuhan. Dalam praktikum kali ini, motor 1 berjalan terlebih dahulu dibanding motor 2. Ketika waktu timer motor 1 telah habis, maka otomatis motor 1 akan berhenti dan motor 2 akan bekerja. Hal ini dapat diatur dengan Time Delay Relay (TDR) yang dipasang dalam rangkaian sehingga terjadi delay time antara kedua motor.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Rangkaian bekerja dengan baik ketika tombol ON ditekan, maka kontaktor 1 dan timer (TDR) bekerja . Timer (TDR) secara otomatis menghitung mundur waktu yang telah di seting dan membuat semua kontak yang ada pada timer aktif, setelah waktu habis. Karena kontak yang digunakan adalah NO, maka akan berubah menjadi NC yang akan mengalirkan arus menuju kontaktor 2 sehingga kontaktor 2 aktif kemudian mematikan motor 1 dan menghidupkan motor 2

Rangkaian motor bergantian harus dilengkapi dengan safety function yang merupakan alat pengaman berupa thermal overload dan timer. Thermal overload adalah alat pengaman yang digunakan untuk pada rangkaian listrik untuk memutus aliran listrik ketika terjadi overload atau kelebihan panas pada motor, maka motor akan mati secara otomatis Sedangkan untuk mengatur penyalaan motor dapat di gunakan Time Delay Relay (TDR) yang dapat di setting menurut kebutuhan.

5.2. Saran Adapun saran yang bisa kami berikan untuk kelancaran praktikum motor bergantian adalah 

Pastikan semua komponen yang akan digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak



Pastikan untuk mencatat spesifikasi alat yang digunakan

DAFTAR PUSTAKA Electrical Handbook Vol. I dan Vol. II Handbook Pelatihan Kontrol Motor PT Freeford Hendro Agus Widodo.,SST,.MT. 2017. Modul Ajar Praktikum Teknik Listrik. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Instalasi Motor-motor Listrik Jilid 1 1999 LIPI PUIL Jakarta 1987 PEDC Bandung, Cource Note Bengkel Listrik Semester II PEDC Bandung, Rancangan Listrik Semester III & IV 1986 PEDC Bandung, Course Note Bengkel Listrik Semester VI 1986 .

LAMPIRAN Proses merangkai rangkain pada panel :

Pemeriksaan rangkaian :

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF