Laporan Modul Crushing

February 6, 2018 | Author: Killang Riddle Pratama | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Modul Crushing...

Description

Laporan Modul 1, 2212 Crushing (Peremukan) Killang Pratama (12509002) / Kelompok 8 / Sabtu, 12-03-2011 Asisten : Nimrod Kurniawan Lumbanbatu (12507016) Abstrak – Praktikum Modul 1 – Praktikum modul 1

peremukan yang dilakukan dengan menggunakan roll

(crushing) bertujuan untuk menentukan reduction ratio 80

crusher.

RR80 dari produk hasil peremukan dengan menggunalan roll crusher. B. Tinjauan Pustaka Pada praktikum ini dilakukan 2 kali crushing yaitu dengan menggunakan

jaw

crusher

dan

roll

crusher

dan

Crushing merupakan proses kominusi (pengecilan ukuran)

pengayakan dengan ukuran ayakan dari 25 mm – 50 mesh.

dari material/bijih kasar (sekitar 1m) menjadi material

Pada tahap awal dilakukan crushing pada bijih batu

yang lebih halus dengan ukuran sekitar 1/2'” – 3/8”. Proses

kapur dengan menggunakn jaw crusher lalu diayak

peremukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu primary

dengan ukuran ayakan dari 25 mm – 20 mesh, lalu diukur

crushing, secondary crushing, tertiary crushing.

dristibusi berat dari masing-masing ukuran ayakan. Crushing Setelah itu dilakukan kembali crushing pada bijih yang

(peremukan)

Before

After

sama dengan menggunakan roll crusher lalu diayak kembali dengan ukuran ayakan antara 3 mesh – 50 mesh,

Primary crushing :

lalu kembali diukur distribusi berat dari masing-masing



Jaw crusher

ukuran ayak. Dari kedua data distribusi berat tersebut



Gyratory

akan dicari reduction ratio 80 dari proses crushing.

ROM (Run Of Mine)

8” - 6”

crusher

A. Pendahuluan Secondary crushing : Tahap pertama pada pengolahan bijih adalah mengecilkan



Jaw crusher

ukuran bijih dengan peremukan dan penggerusan yang



Gyratory

lebih dikenal dengan sebutan kominusi. Tujuannya

crusher

disamping mempersiapkan ukuran yang tepat untuk proses



Cone crusher

konsentrasi juga sekaligus membabaskan mineral berharga



Roll crusher

8” – 6”

3” – 2”

3” – 2”

3/8” – ½”

dari gangue mineral (mineral pengganggu).

Operasi peremukan dilakukan bertahap yaitu peremukan

Tertiary crushing :

tahap pertama (menggunakan jaw crusher, gyratory



Cone crusher

crusher), peremukan tahap kedua (menggunakan cone



Roll crusher



Hammer mill

crusher, roll crusher) dan peremukan tahap ketiga (menggunakan cone crusher). Ketiga tahap tersebut tidak harus dilakukan semua, tergantung keadaan bijih yang akan diremuk.

Jaw Crusher Adapun tujuan dari praktikum ini adalah Menghitung nilai reduction ratio 80 (RR80) dari mekanisme

Alat ini mempunyai dua jaw, yang satu dapat digerakkan (swing jaw) dan yang lainnya tidak bergerak (fixed jaw).

Roll Crusher

C. Percobaan dan Data Percobaan

Alat ini terdiri dari dua silinder baja dan masing-masing dihubungkan pada as (poros) sendiri-sendiri. Silinder ini

Prosedur percobaan yang dilakukan

hanya satu saja yang berputar dan lainnya diam, tapi

adalah sebagai berikut:

pada jaw crusher

karena adnya material yang masuk dan pengaruh silinder lainnya maka silinder ini ikut berputar juga. Putaran masing-masing silinder tersebut berlawanan arah sehingga

Bijih berukuran kirakira 10 cm sebanyak 5 kg

material yang ada diatas roll akan terjepit dan hancur

Crushing (jaw crusher)

Produk jaw crushing

diayak (25 mm)

Oversize diukur beratnya

Undersize diayak (12,5 mm)

Oversize diukur beratnya

Undersize diayak (3 mesh)

Oversize diukur beratnya

Undersize diayak (8 mesh)

Oversize diukur beratnya

Undersize diayak(14 mesh)

Oversize diukur beratnya

Undersize diayak (20 mesh)

Oversize diukur beratnya

Gambar skematik alat jaw crusher single toggle

Gambar skematik alat roll crusher double roll

Reduction ratio 80 (RR80) adalah perbandingan dari alat ukuran ayakan yang meloloskan 80% umpan dengan ukuran ayakan yang meloloskan 80% produk peremuk

undersize diukur beratnya

Prosedur percobaan yang dilakukan

pada roll crusher

adalah sebagai berikut:

menggunakan jaw crusher :

Bijih produk hasil dari jaw crusher

Crushing (roll crusher)

Undersize diayak (8 mesh)

Undersize diayak (14 mesh)

Ukuran

Berat (gram)

+ 25mm

1672

-25mm +12.5mm

1815

-12.5mm +3mesh

522.2

-3mesh +8mesh

245.4

-8mesh +14mesh

146.9

-14mesh +20mesh

106.2

-20mesh

214.2

total

4721.9

Data distribusi ukuran dari hasil crushing dengan

Produk roll crusher

diayak (3 mesh)

Data distribusi ukuran dari hasil crushing dengan

menggunakan roll crusher :

Oversize diukur beratnya

Oversize diukur beratnya

Oversize diukur beratnya

Ukuran

Berat (gram)

+ 3mesh

2882

-3mesh +8mesh

726

-8mesh +14mesh

387.1

-14mesh +20mesh

178.1

-20mesh +50mesh

67

-50mesh

347.1

total

4587.3

D. Pengolahan Data Percobaan

Dari data yang didapat pada percobaan, data-datanya diolah sehingga bisa didapatkan ukuran ayakan yang Undersize diayak (20 mesh)

Oversize diukur beratnya

meloloskan 80% produk peremuk dari jaw crusher dan yang meloloskan 80% dari roll crusher

Data distribusi ukuran dari hasil crushing dengan Undersize diayak (50 mesh)

undersize diukur beratnya

Oversize diukur beratnya

menggunakan jaw crusher : Berat

% Berat

(gram)

Kumulatif

-0.841

214.2

4.54%

-1.41 +0.841

106.2

6.78%

-2.38 +1.41

146.9

9.89%

-6.73 +2.38

245.4

15.08%

-12.5 +6.73

522.2

26.14%

-25 +12.5

1815

64.57%

+25

1672

100%

total

4721.9

Ukuran (mm)

Dari data sebelumnya didapatkan bahwa ukuran ayakan

60 ukuran partikel undersize (mm)

yang meloloskan 80% produk dari jaw crusher adalah 50

ukuran ayakan 9,5 mm dan ukuran ayakan yang meloloskan 80% produk dari roll crusher adalah ukuran

40

ayakan 30 Maka untuk mencari reduction ratio 80 dari roll crusher

20

dapat digunakan rumus : 10 0 0.00%

50.00%

100.00%

150.00%

% berat kumulatif

Dari table dan grafik di atas, didapatkan bahwa ukuran

Didapatkan bahwa nilai reduction ratio 80 dari roll crusher

ayakan yang meloloskan 80% produk dari jaw crusher

adalah sebesar 1.769

adalah ukuran ayakan 34.5 mm. E. Analisis Data Data distribusi ukuran dari hasil crushing dengan menggunakan roll crusher :

Pada awal dilakukan pengumpanan sebanyak 5 kg , tapi % Berat

setelah peremukan pertama dengan menggunakan jaw

Kumulatif

crusher produk yang dihasilkan menjadi hanya 4721,9

Ukuran (mm)

Berat (gram)

-0.297

347.1

7.57%

gram (atau berkurang 279,1 gram dari umpan semula).

-0.841 +0.297

67

9.03%

Begitu juga pada roll crusher, saat pengumpanan dilakukan

-1.41 +0.841

178.1

12.91%

denagn mengumpankan produk dari jaw crusher yaitu

-2.38 +1.41

387.1

21.34%

dengan berat 4721,9 gram, namun setelah mengalami

-6.73 +2.38

726

37.16

peremukan kedua dengan roll crusher berat produknya

+6.73

2882

100%

hanya menjadi 4587,3 gram (atau berkurang sebanyak

total

4587.3

134,6 gram dari umpan). Pengurangan berat ini terjadi karena beberapa factor, antara lain : a.

ukuran partikel undersize (mm)

30

over

crushing

yang

menyebabkan

material

menjadi terlalu halus dan ringan sehingga terbawa 25

ke udara

20

b.

crusher itu sendiri, bisa karena slip atau karena

15

menempel pada peremuknya

10 c. 5 0 0.00%

material produk peremuk tertinggal didalam alat

material produk peremuk berjatuhan saat diambil untuk dilakukan screening dan pengukuran berat

50.00%

100.00%

150.00%

% berat kumulatif

Dari data table dan grafik didapatkan besranya ayakan yang meloloskan 80% produk permuk baik pada jaw crusher maupun pada roll crusher adalah pada screening

Dari table dan grafik di atas, didapatkan bahwa ukuran ayakan yang meloloskan 80% produk dari roll crusher adalah ukuran ayakan 19.5 mm.

dengan ukuran pengayakan lebih besar dari screen pertama. Pada jaw crusher besarnya screen yang meloloskan 80% umpan adalah sebesar 34,5 mm [ lebih

besar dar screen pertama (25 mm)]. Sedangkan pada roll

c.

Pada Dodge Jaw porosnya di bawah sehingga

crusher besarnya screen yang meloloskan 80% material

gaya yang terbesar mengenai partikel yang

produk adalah adalah sebesar 19,5 mm [ lebih besar dari

terbesar sehingga gaya mekanis dari Dodge Jaw

screening pertama (3 mesh) ].

lebih besar doibandingkan dengan Blake Jaw

Oleh karena itu untuk

proses peremukan akan dihasilkan material-material

d.

dengan ukuran yang masih sangat besar yang tidak berbeda jauh dengan ukuran partikel awa pada saat

Kapasitas Dodge Jaw jauh lebih kecil dari Blake Jaw pada ukuran yang sama

e.

Pada Dodge Jaw sering terjadi penyumbatan

pengumpananl. Choke crushing adalah penghancuran material yang tidak F. Jawaban Pertanyaan dan Tugas

hanya dilakukan oleh permukaan roll tapi juga oleh sesama material. Arrested crushing adalah peremukan yang

Gape adalah jarak mendatar pada bagian mulut jaw

hanya dilakukan oleh jaw, pada blake crusher.

crusher yang berfungsi sebagai penerima umpan. Setting adalah jarak mendatar pada bagian paling bawah dari jaw

Mekanisme remuknya material pada crusher adalah

crusher yang berfungsi sebagi lubang pengeluaran. Angle

sebagai berikut. Pada crusher ada berbagai gaya yang

of nip adalah , sudut yang dibentuk dengan garis singgung

bekerja sebagai mekanisme peremukan material yaitu :

yang dibuat melalui titik singgung antara jaw dengan

a.

Gaya tekan (aksi)

batuan.

b.

Gaya gesek

c.

Gaya gravitasi

d.

Gaya yang menahan (reaksi)

Reduction ratio adalah rasio antara ukuran partikel dari feed dengan ukuran partikel dari produk nperemuk.

Arah-arah gaya tergantung dari kemiringan atau sudutnya.

Limiting reduction ratio adalah rasio antara ukuran

Resultan gaya akhir arahnya harus ke bawah yang berarti

ayakan yang meloloskan seluruh material dari feed dengan

material tersebut dapat dihancurkan. Tapi jika resultan

ukuran ayakan yang meloloskan seluruh material dari

gaya akhir itu arahnya ke atas maka material itu hanya

produk peremuk. Reduction ratio 80 adalah rasio antara

meloncat-loncat ke atas saja.

ukuran ayakan yang meloloskan 80% material feed dengan ukuran ayakan yang meloloskan 80% material produk

Laju perpindahan partikel pada screen dipengaruhi oleh

peremuk. Factor – factor yang mempengaruhi reduction

ketebalan screen, frequency, stroke dan deck inclination.

ratio dari jaw crusher adalah :

Selain laju perpindahan partikel, laju pengumpanan juga

a.

Gravitasi

akan mempengaruhi kefisiensi dari screening. Harus ada

b.

Kekerasan material

laju pengumpanan tertentu yang akan membuat efisiensi

c.

Keliatan material

screening menjadi maksimum. Pada laju pengumpanan

d.

Kandungan air/ kelembapan

rendah, efisiensinya sangat rendah karena partikel pada screen berpindah ke atas dan ke bawah sangat berlebih, kemungkinan untuk melewati lubang screen menjadi

Jaw crusher dibagi menjadi 2 tipe berdasarkan porosnya :

rendah. Sedangkan pada laju pengumpanan yang terlalu

a.

Blake Jaw Crusher, dengan poros di atas

tinggi kemungkinan partikel untuk melewati lubang pada

b.

Dodge Jaw Crusher, dengan poros di bawah

screen juga berkurang karena stratifikasinya menjadi tidak baik dan area screen sangat kecil.

Perbandingan Dodge dengan Blake Jaw Crusher, yaitu : a.

Ukuran produkta pada Blake Jaw lebih heterogen

G. Kesimpulan

dibandingkan dengan Dodge Jaw yang relatif

b.

seragam

Dari data sebelumnya didapatkan bahwa ukuran ayakan

Pada Blake Jaw porosnya di atas sehingga gaya

yang meloloskan 80% produk dari jaw crusher adalah

yang terbesar mengenai partikel yang terkecil

ukuran ayakan 34.5 mm dan ukuran ayakan yang

meloloskan 80% produk dari roll crusher adalah ukuran ayakan 19,5 mm. Maka reduction ratio 80 dari roll crusher:

Didapatkan bahwa nilai reduction ratio 80 dari roll crusher adalah sebesar 1.769

H. Pustaka

Kelly, F.C., and Spothiswood, D.J., Introduction to Mineral Processing, John Wiley & Sons, 1982

I. Lampiran

Hasil peremukan dengan menggunakan jaw crusher :

Mesh to Micron Conversion Chart U.S. mesh

Inches

Microns

Millimeters

3

0.265

6730

6.73

4

0.187

4760

4.76

5

0.157

4000

4

6

0.132

3360

3.36

7

0.111

2830

2.83

8

0.0937

2380

2.38

10

0.0787

2000

2

12

0.0661

1680

1.68

14

0.0555

1410

1.41

16

0.0469

1190

1.19

18

0.0394

1000

1

20

0.0331

841

0.841

25

0.028

707

0.707

30

0.0232

595

0.595

%berat

%berat

35

0.0197

500

0.5

kumulatif

kumulatif

40

0.0165

400

0.4

tertampung

lolos

45

0.0138

354

0.354

4.54

95.46

4.54

50

0.0117

297

0.297

106.2

2.24

93.22

6.78

60

0.0098

250

0.25

2.38

146.9

3.11

90.11

9.89

70

0.0083

210

0.21

6.73

245.4

5.19

84.92

15.08

80

0.007

177

0.177

12.5

522.2

11.06

73.86

26.14

100

0.0059

149

0.149

25

1815

38.44

35.43

64.57

120

0.0049

125

0.125

50

1672

35.41

0

100

140

0.0041

105

0.105

170

0.0035

88

0.088

200

0.0029

74

0.074

230

0.0024

63

0.063

Ukuran

Berat

(mm)

(gram)

0.841

214.2

1.41

%berat

Hasil peremukan dengan menggukan roll crusher : %berat

%berat

270

0.0021

53

0.053

kumulatif

kumulatif

325

0.0017

44

0.044

tertampung

lolos

400

0.0015

37

0.037

7.57

92,43

7.57

67

1.46

90.97

9.03

1.41

178.1

3.88

87,09

12.91

2.38

387.1

8.44

78.66

21.34

6.73

726

15.83

62.84

37.16

25

2882

62.82

0

100

Ukuran

Berat

(mm)

(gram)

0.297

347.1

0.841

%berat

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF