LAPORAN MIKROBIOLOGI Pengenalan Alat Dan Pembuatan Media
October 7, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN MIKROBIOLOGI Pengenalan Alat Dan Pembuatan Media...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Pengenalan Alat dan Penggunaannya serta Pembuatan Media dan Sterilisasi
Dosen Pengampu : Dewi Dianasari, S.Farm., M.Farm., Apt.
Disusun oleh : KELOMPOK 1E 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Meri Eka Feby Agustin Diva Rochayati Zion Mahardikara Fania Pratiwi Ratih Dewi Widharma Afdella Arumbinta Afrian Rosyadi
152210101039 152210101078 162210101040 162210101045 162210101047 162210101052 162210101053
BAGIAN BIOLOGI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2017
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virologi), khamir dan jamur (mikologi); protozoa (protozoologi), beberapa ganggang, dan beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan ke dalam kelompok tersebut di atas. Organime yang berukuran mikro disebut mikroorganisme. Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara makanan, pembuangan, dan pada permuikaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di segala tempat menyulitkan para mikrobiolog untuk memperoleh suatu koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya mikroorganisme lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun dari sel-sel sejenis (tuinggal) disebut juga sebagai kultur murni. Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium Mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atu tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat
sensituf. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut. Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat – alat tersebut dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan. Selain itu, pengenalan alat ini sangat penting demi kelancaran praktikum kita selanjutnya. Dalam sebuah praktikum, tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk menggunakannya. Sterilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan disterilkan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dan bagaimana prinsip dan fungsinya ? 2. Bagaimana cara menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran lemah dan kuat ? 3. Apa saja media untuk kerja mikrobiologi ? 4. Bagaimana pembuatan media dan sterilisasi dalam kerja mikrobiologi ?
1.3 Tujuan 1. Dapat
menyebutkan
alat
yang
digunakan
dalam
praktikum
mikrobiologi dan tahu prinsip kerja dan fingsi alatnya 2. Dapat mengetahui dan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran lemah dan kuat
3. Dapat memahami jenis-jenis medium yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi 4. Dapat membuat media untuk kerja mikrobiologi dan tahu cara sterilisasinya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Alat Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan praktikum. Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat – alat yang digunakan, salah satu jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah alat sterilisasi. Dalam laboratorium, sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan autoklaf yang menggunakan tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai 1210C. Sterilisasi dapat terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu 1210C selama 15 menit. Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari oleh mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya (Lay,W.B 1994). 2.2 Sterilisasi Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo 1993). Bahan ataupun peralatan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus dalam keadaan steril (Unus Suriawiria 1995). Yang dimaksud steril berarti pada bahan atau peralata tersebut tidak didapatkan mng tidak diharapkan kehdirannya, baik mikroba yang akan mengganggu atau merusak media ataupun mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan (Unus Suriawiria 1995). Steril berarti akan didapatkan melalui sterilisasi, yang berarti proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisika dan kimiawi. Beberapa macam radiasi dapat bersifat letal (mematikan) terhadap sel-sel mikroba dan juga sel-sel organisme lain. Radiasi macam ini meliputi bagian dari
spektrum elektromagnetik (radiasi ultraviolet, gama, dan sinar x dan sinar-sinar katode (elektron berkecepatan tinggi). (Michael J. et. al 2005). Sterilisasi ini menggunakan sinar gelombang pendek (220-290) nm, berguna untuk mensterilkan udara, air, plasma darah. Sinar ultra ungu daya penetrasinya lemah dilewatkan (dialirkan) atau ditempatkan langsung dibawah sinar ultra ungu dalam lapisan-lapisan tipis. Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak dapat didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut Arnold steam sterilizer dengan suhu 1000Cdalam keadaan lembab. Secara sederhana dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 1000C selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia. kemudian disimpan pada suhu kamr 24 jam untuk memberi kesempatan spora tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000C 30 menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan (Machmud 2008). 2.3 Pembuatan Media Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media biakan terdiri dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Soeryowinoto 1985). Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme. unsur tersebut berupa garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Soeryowinoto 1985). Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utama beef ekstrak 5 g, peptom 3 g dan agar 3 g. Pada awal pengamatan medium Nutrien
Agar, sebelum proses sterilisasi berwarna kuning, setelah sterilisasi warna medium menjadi agak coklat. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan medium sama halnya dengan yang digunakan pada medium PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Schlegel 1993). Media alamiah, misalnya susu skim, tidak begitu sulit di dalam penyiapannya sebagai media pertumbuhan mikroba, karena hanya cukup dengan dituang ke dalam wadah yang telah disterilkan. Media dalam bentuk kaldu nutrien atau yang mengandung agar, disiapkan dengan cara melarutkan masingmasing bahan yang dibutuhkan atau lebih mudah lagi dengan cara menambahkan air pada suatu produk komersial berbentuk medium bubuk yang sudah mengandung semua nutrien yang dibutuhkan. Pada praktisnya, semua media tersebut secara komersial dalam bentuk bubuk, seperti PCA (Plate Count Agar), NA (Nutrient Agar), TSA (Trypticase Soy Agar) dan lain-lain. Bakteri, dari kata latin bacterium (jamak, bacteria) adalah kelompok raksasa dari organisme hidup, mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus (inti sel), Cytoskelen, dan organik lain seperti mitokondria dan kloroplas. Karena bakteri merupakan prokaryota, untuk membedakan dengan organisme lain yang memiliki sel yang lebih kompleks, disebut eukaryota. Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada dimana-mana) di tanah, air dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya berukuran 0.5 – 5 µm, meskipun akan ada juga jenis yang dapat menjangkau 0.3 mm dalam diameter (Thiomargarita) (Rachdie 2006).
BAB 3 METODE PRAKTIKUM 3.1 Pengenalan Alat dan Penggunaannya A. Alat : 1. Instrumen : Autoklaf, laminar air flow, inkubator, sentrifuge, colony counter, mikroskop cahaya, neraca analitik, pH meter, oven 2. Pemanas : lampu spiritus, hot plate, microwave 3. Alat bahan gelas : erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri, gelas ukur, beker glass, spreader 4. Alat non gelas : pinset, jarum ose, mikropipet B. Prosedur kerja Mengenali dan mempelajari cara penggunaan, prinsip kerja, dan fungsi alatalat tersebut
Menggambar dan menyebutkan bagian-bagian alat
Mengamati preparat menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran lemah dan kuat dengan cara :
Menyiapkan mikroskop cahaya, mnagtur jarak mata dengan okuler 1 cm
Melakukan pengamatan dengan lensa objektif dan perbesaran lemah (10x)
Melihat ke dalam teropong, cermin digerakkan hingga terlihat bidang penglihatan putih dan terang
Dengan perbesaran lemah : bayangan diperjelas dengan memutar skrup halus
Kondensor diturunkan untuk menguranfi pemutihan sinar
Dengan perbesaran kuat : melihat ke dalam teroponhg, sediaan digerakkan hingga bayangan sediaan berada di tengah
Revolver diputar tanpa merubah sekrup sehingga objektif dengan perbesaran tetap dibawah mikroskop
Menegaskan bayangan dengan memutar skrup halus, kondensor dinaikkan dan diperlebar
a. Cara mengamati preparat menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran lemah Lensa objektif 10x ditempatkan separas dengan okuler dan Tubus diturunkan dengan pengatur kasar
Masuknya cahaya ke dalam mikroskop melalui lensa okuler diatur dan diamati sehingga diperoleh bidang pandang terang
Preparat diletakkan di meja benda dan Perlahan tubus dinaikkan dengan skrup kasar, tubus dinaik turunkan untuk mendapatkan bayangan yang baik
Bagian tertentu dari objek dapat ditentukan dengan mengatur posisi preparat
b. Cara mengamati preparat menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran kuat Menggunakan lensa objektif 100x
Pada bagian yang diamati di kaca benda ditetesi minyak immersi
Tubus diturunkan dengan hati-hati menggunakan skrup halus sampai didapatkan bayangan yang jelas
Jika lensa objektif terkena minyak immersi dapat dibersihkan dengan xylol
3.2 Pembuatan Media dan Sterilisasi 3.2.1 Alat dan Bahan 1. Alat :
Tabung reaksi
Erlenmeyer
Beaker glass
Pipet tetes
Cawan petri
pH meter
Autoklaf
Gelas ukur
2. Bahan :
3.2.2
Agar
Berbagai macam media
Cara Kerja 1. Penyiapan alat-alat : Alat-alat yang digunakan untuk kerja mikrobioogi (teknik steril dan aseptis) disiapkan sebagai berikut :
Tabung reaksi, erlenmeyer ditutup dengan kapas berbalut kassa dan alumunium foil atau kertas payung. Cawan petri, pinset bur tip, yellow tip, dibungkus dengan kertas payung. 2. Pembuatan media : Media ditimbang sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang tertera pada setiap label media.
Media dilarutkan dalam sebagian aquadest di dalam beaker glass.
Atur pH media dengan penambahan HCl atau NaOH
Sisa aquadest ditambahkan hingga memenuhi volume yang diinginkan
Panaskan media di atas kompor atau hotplate hingga larutan homogen (Digunakan magnetic stirer atau pengaduk manual agar cepat homogen)
Disiapkan tabung reaksi yang sudah dibersihkan.
Media dituangkan ke tabung reaksi sebanyak kebutuhan. Penuangan dilakukan sebelum media mengental
Tabung reaksi ditutup dengan sumbat kapas berbalut kassa dan alumunium foil.
Media disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit.
Media agar miring dibuat dengan cara memiringkan tabung reaksi pada papan miring dengan sudut kemiringan yang sesuai dan dibiarkan hingga memadat.
Media agar cawan dibuat dengan cara memindahkan isi media dalam tabung reaksi yang sudah disterilisasi tersebut secara aseptis ke dalam cawan petri. Jika media agar terlanjur memadat, tabung reaksi yang berisi media yang sudah steril diletakkan di dalam penangas air bersuhu 50 C seama 5 menit hingga mencair dan dapat dituang. Biarkan media yang sudah dituang dalam cawan petri hingga memadat.
Tunggu hingga 24 jam. Apabila media tetap bersih dan tidak ditumbuhi oleh bakteri maupun jamur, maka media tersebut dapat digunakan untuk kerja mikrobiologi.
Media cair tidak memerlukan perlakuan khusus seteah disterilisasi. Cukup disimpan hingga saat akan digunakan.
Jika media terkontaminasi, maka harus dimusnahkan dan tidak dapat digunakan dalam kerja mikrobiologi.
Media yang tidak langsung digunakan dapat disimpan di dalam lemari pendingin.
3. Sterilisasi alat dan media Sterilisasi dengan panas basah : Sterilisasi panas basah dilakukan dengan menggunakan autoklaf suhu 121 C seama 15 menit.
Dikenali dan dipelajari bagian dari autoklaf dan fungsinya.
Alat yang telah dibersihkan dan dibungkus sesuai prosedur.
Disiapkan tabung reaksi berisi media dan telah ditutup sesuai prosedur. Tabung reaksi dikemas, sehingga dapat berdiri dan media tidak tumpah.
Tuang aquadest ke dalam autokaf hingga batas yang ditetapkan. Aquadest jangan melebihi batas agar tidak menggenangi obat yang akan disterilisasi.
Tata alat dan media sedemikian rupa hingga tidak ada ruang kosong, namun masih memungkinan untuk terjadi pergerakan uap air saat sterilisasi berlangsung.
Tutup autoklaf dengan rapat, pastikan semua kenop sudah terpasang dengan rapat dan benar agar tidak terbuka saat tekanan meningkat.
Disambungkan autoklaf dengan aliran listrik. Atur suhu dan waktu autoklaf.
Dijalankan autoklaf. Ditunggu hingga autoklaf berhenti dengan sendirinya.
Saat autoklaf sudah berhenti beroperasi, tunggu hingga tekanan dalam autoklaf mencapai titik nol, baru dapat dibuka tutup autoklaf. Matikan autoklaf dan cabut saklar listrik. Keluarkan alat dan media yang sudah disterilisasi.
Alat yang masih basah selanjutnya dikeringkan dalam oven. Alat yang sudah kering dapat disimpan selama kemasan tidak rusak.
Amati proses streilisasi dengan autoklaf mulai menjaankan alat hingga pendinginan.
Sterilisasi dengan alat kering : Sterilisasi panas kering menggunakan oven suhu 170 C selama satu jam.
Kenali dan pelajari bagian-bagian oven dan fungsinya.
Siapkan peralatan gelas yang akan disterilisasi sesuai prosedur. Pastikan bahwa alat gelas tersebut sudah benar-benar bersih dan dibungkus sesuai prosedur.
masukka alat ke dalam oven. Pastikan sudah tersebar secara merata dan memungkinkan udara panas terdistribusi secara merata dalam oven.
Tutup oven dengan rapat.
Sambungkan oven ke aliran listrik.
Hidupkan oven, atur suhu dan waktu sterilisasi (180 C selama 1 jam)
Jalankan oven.
Jika telah selesai, matikan oven, dan cabut aliran listrik. Tunggu hingga dingin dan alat dapat diambil.
Alat yang sudah steril dapat disimpan selama kemasan tidak rusak.
Amati proses sterilisasi dengan menggunakan oven mulai dari menjalankan alat hingga pendinginan.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengenalan Alat dan Penggunaannya 1. Autoklaf Prinsip kerja : uap air akan meusak protein mikron hingga mengalami koagulasi, protein mengendap dan mikroba mati, autoklaf harus tertutup rapat agar uap air masuk Cara kerja : autoklaf dibuka, diisi air sampai batas, alat yang akan disterilkan ditata, kencangkan pengamannya, nyalakan autoklafnya, atur suhu, setelah suhu turun tunggu sampai tekanan tetap, dan buka autoklaf (121oC, sekitar 15 menit) Fungsi : untuk mensterilkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam laboratorium 2. Laminar air flow Prinsip kerja : mempunyai pola pengaturan dan penyaringan udara, sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV untuk beberapa jenis Cara kerja : udara steril akan ditiupkan secara kontinyu melewati tempat kerja. Aliran udara tersebut berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam melalui prefilter dan HEPA Fungsi : untuk melakukan pekerjaan yang asepti 3. Inkubator Prinsip kerja : menggunakan suhu kamar untuk membiakkan mikroorganisme Cara kerja : dihubungkan kabel, tekan power, diatur suhu dalam inkubator, inkubator siap Fungsi : untuk menginkubasi mikroba pada suhu terkontrol 4. Sentrifuge Prinsip kerja : dengan memanfaatkan gaya setrifugal sehingga bahan terpisah Cara kerja : meletakkan zat yang akan dipisah ke tabung sentrifuge, lubang ditutup agar udara tidak masuk, dan atur keceptan Fungsi : alat untuk memisahkan zat dalam cairan yang diduga mengendap pada putaran 5. Colony counter Prinsip kerja : menghitung koloni dengn bantuan denditifitas knop Cara kerja : hidupka saklar, diatur knop sensitfitas, saklar bunyi “beep” pilih mode M, sesuaikan kecerahan lampu atau sesuai warna dasar yang sesuai. Letakkan cawan petri di permukaan, mulai hitung dengan klik R
Fungsi : menghitung koloni dengan mudah dengan bantuan kaca pembesar 6. Cawan petri Prinsip kerja : medium dituang ke bagian bawah/atas cawan sebgai penutup lalu dapat diamati cara kerja dan dihitung berapa yang akan dibiakkan Fungsi : untuk mengembangkan dan mendinginkan uap yang terjadi pada biakan sel 7. Gelas ukur Prinsip kerja : bahan dituang, diamati dengan meniskusnnya Fungsi : mengukur volume cairan dengan ketelitian yang kasar 8. Beker glass Prinsip kerja : menuangkan cairan lalu diaduk dengan pengaduk diapanaskan di spiritus Fungsi : tempat mengaduk dan mencampur cairan 9. Spreader Prinsip kerja : menuang cairan ke dalam cawan lalu meratakannya menggunakn spreader Fungsi : meratakan medium untuk membiakkan suspensi bakteri 10. Neraca analitik Prinsip kerja : hidupkan neraca lalu di tara, bahan diletakkan diatasnya Fungsi : menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum dengan tingkat ketelitian tinggi 11. Mikroskop cahaya Prinsip kerja : memanfaatkan cahaya untuk memantulkan bayangan mikroorganisme yang akan diamati sesuai perbesaran okuler dan objektif Fungsi : melihat mikroba yang akan diselidiki 12. pH meter Prinsip kerja : semakin banyak elektron dalam sampel, maka semakin asam dan sebaliknya Fungsi : mengetahui kadar asam atau basa dalam larutan 13. Lampu spiritus Prinsip kerja : spiritus akan diserap secara kapilarisasi pada sumbu, dan akan menyala jika dibakar Fungsi : membantu proses pemanasan 14. Hot plate Prinsip kerja : mempercepat homogenitas melalui pengaturan suhu dan pengadukan Fungsi : menhomogenkan larutan dengan pengadukan 15. Mikrowave
Prinsip kerja : interaksi antara molekul hingga timbul panas dan perpindahan energi Fungsi : sebagai pemanas dan sterilisasi 16. Erlenmeyer Fungsi : menampung larutan saat praktikum 17. Oven Fungsi : menyeterilkan atau mnegeringkan alat-alat praktikum yang tahan terhadap panas 18. Tabung reaksi Fungsi : sebagai tempat media pertumbuhan mikroba serta untuk mereaksikan zat tertentu 19. Pinset Prinsip kerja : menekan bagian tengah dari bahan Fungsi : untuk mengambil bahan dengan cara menjepit 20. Jarum ose Fungsi : untuk memindahbiakkan bahan ke media baru (khusus untuk menanmbiakkan ) 21. Mikropipet Fungsi : memindahkan cairan yang volumenya kecil kurang dari 1 ml, dengan menggunakan penyedot dan pengaturan volume 4.2 Pembuatan Media dan Sterilisasi a.
Yang disterilkan dalam oven adalah alat-alat gelas non volumetrik. Seperti cawan petri, alat-alat logam seperti pinset, jarum ose. Karena alat logam merupakan non konduksi yang baik. Sedangkan yang disterilkan dalam autoklaf adalah alat-alat gelas volumetrik dan bahan yang akan digunakan
Sebelum cawan petri dimasukkan ke dalam oven, harus dibungkus dengan rapi menggunakan kertas
Menyiapkan kapas yang dibungkus kassa kmudian diikat dengan tai. Kapas ini nantinya yang akan digunakan untuk menyumbat tabung reaksi yang diisi dengan media PCA
b. Syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan media pertumbuhan mikroba :
Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan.
Tidak mengandung zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
Harus ada dalam kondisi steril sebeum digunakan agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh dengan baik.
c. Perbedaan media agar dan media cair
Media agar : medium umum untuk uji air dan produk dairy, untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif (heterotrof). Berupa media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar.
Media cair : media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.
d. Komposisi setiap media. Pada praktikum kali ini ada 4 media diantaranya :
Media NA (Nutrient Agar) Komposisi (g/L) :
peptic diget of anima tissue 5 g
NaCl 5 g
Beef ekstrak 1,5 g
Yeast ekstrak 1,5 g
Bacto agar 15 g
Media PCA (Plate Count Agar) Komposisi :
Trypton 0,5 %
Ekstrak ragi 0,25 %
Glukosa 0,1 %
Agar-agar 1,5 %
Media MHA (Mueller Hinton Agar) Komposisi (g/L) :
Beef ekstrak 2 g
Acid Hydrolysate of casein 17,5 g
Starch 1,5 g
Agar 17 g
Aquadest 1 L
Media NAS Komposisi :
Ekstrak beef 10 g
Pepton 10 g
NaCl 5 g
Air destilasi 1 L
Agar 15 g
e. Tujuan penggunaan media agar cawan dan media agar miring
Tujuan inokulasi mikroba pada media agar miring bertujun untuk meningkatkan jumlah atau kuantitas mikroba yang dapat dilihat dengan mata teanjang, berarti menunjukkan bahwa terlihat sangat jelas koloni mikroba terkumpul dalam inokulasi agar miring.
Tujuan inokulasi agar cawan untuk memudahkan identifikasi bentuk morfologi dari mikroba karena tidak terbentuk koloni seperti agar miring. Pada media ini penyebaran mikroba lebih merata sehingga mudah untuk dihitung.
f. Perbedaan sterilisasi panas basah dan panas kering.
Steriisasi panas basah menggunakan uap jenuh dibawah tekanan di dalam autoklaf dengan suhu 121 C selama 15-20 menit.
Sterilisasi panas kering dipakai untuk alat-alat gelas. Dilakukan hingga 180 C (30 menit), 120 C (1 jam), dan suhu 140 C (2 jam)
g. Tahapan kritis
Jenis dan jumlah kontaminan yang hendak dihiangkan
Morfologi mikroorganisme
Komposisi media fermentasi
pH
Ukuran partikel tersuspensi
Durasi proses sterilisasi
Keberadaa air
h. Jenis sterilisasi
Sterilisasi panas basah → menggunakan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit Prinsip : udara di dalam autokf diganti dengan uap jenuh
Sterilisasi panas kering → menggunakan oven pada suhu 170 C selama 1 jam. Prinsip : mensterilkan dengan panas bantuan dari api dan listrik.
i. Jenis-jenis sterilisasi lainnya beserta prinsip pengerjaannya
Media steriisasi dengan cara kimia gas : ozon, formadehid, gas etilen oksida. larutan : detergen, iodium, alkohol, peroksida, feno, formalin, AgNO3
Radiasi atau penyinaran Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran memkai sinar UV dengan panjang gelombang 220-290 nm. Radiasi yang paling efektif pada panjang gelombang 253.7 nm.
Filter/penyaringan Filter dilakukan dengan mengeluarkan larutan melalui suatu alat yang memiliki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan unuran tertentu. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari acara pengenalan alat, bekerja aseptik dan pembuatan media adalah:
Setiap kali melakukan praktikum kita harus mengenal dan memahami cara penggunaan alat yang dipakai saat praktikum.
Bekerja aseptis berfungsi untuk meminimalisir mikroba asing tercampur dalam media biakan.
Terdapat berbagai macam cara sterilisasi. Seperti sterilisasi secara fisik, mekanik maupun kimiawi.
Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari beberapa macam zat makanan yang berfungsi untuk tempat tumbuh mikrobia.
5.2 Saran Saran yang dapat diberikan yaitu agar semua praktikan menguasai semua hal yang berkaitan dengan praktikum agar menghasilkan hasil yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro, D 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan. Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta. Khopkar, S.M 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Jakarta. Laila, Khusucidah 2006, Krelasi Antara Pengetahuan Alat Praktikum dengan Psikomotorik Siswa kelas XII IPA SMAN 11 Semarang Materi pokok, Univ. Negeri Semarang. Lay, W. B. 1994. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 32, 71-73. Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor. Michael J. dan E.C.S. Cha 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UIPress. Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta. Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga Suhardi, S.H., Koesnandar, D. K. Indriani, H. Arnaldo 2008. Biosafety: Pedoman Keselamatan Kerja di Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Sakit. PT. Multazam Mitra Prima. Suryowinoto, M 1985. Budidaya Jaringan dan Manfaatnya. Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta Unus Suriawiria 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung. Angkasa
LAMPIRAN
Ket. 1 Autoklaf
Ket. 6 Neraca analitik
Ket. 2 Lampu spiritus Ket. 7 Erlenmeyer
Ket. 3 Cawan petri
Ket. 8 Mikroskop cahaya
Ket. 4 Laminal air flow
Ket. 9 Beaker glass
Ket. 5 Oven
Ket. 10 Gelas ukur
Ket. 15 Bahan yang digunakan yaitu media PCA
Ket. 11 Inkubator
Ket. 12 Pinset
Ket. 16 Proses penuangan media
Ket. 13 Tabung reaksi
Ket. 14 Jarum ose
Ket. 17 Penutupan media dengan kapas balut kassa
Ket. 18 Pembungkusan dengan kertas coklat
Ket. 21 Pembungkusan alat-alat gelas dengankertas coklat
Ket. 22 Proses pengovenan alat-alat gelas
Ket. 19 Proses memasukkan media ke jaring kawat autoklaf
Ket. 20 Pemindahan dan penyimpanan media setelah proses autoklaf
View more...
Comments