LAPORAN MESIN BUBUT.docx
February 27, 2018 | Author: nur azis | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN MESIN BUBUT.docx...
Description
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dimasa yang serba modern ini, sangat dibutuhkan tenaga yang terampil baik di kota ataupun di desa. Karena dengan adanya teknologi yang serba canggih ini juga sangat membantu dan mempermudah dalam melakukan suatu pekerjaan. Teknik membubut merupakan salah satu dasar dan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik mesin. Pada umumnya setiap mahasiswa teknik mesin harus dapat memahami serta menguasai teknik-teknik dalam membubut pada mesin bubut. Di dalam praktikum mesin bubut ini juga akan membahas tentang cara dalam proses membubut, pengenalan mesin bubut, alat-alat yang digunakan dalam praktikum mesin bubut dan faktor-faktor keamanan selama praktikum mesin bubut. Dengan menguasai teknik-teknik dasar membubut, diharapkan agar setiap mahasiswa teknik mesin mempunyai keahlian yang dapat diandalkan untuk mengimbangi kemajuan teknologi. 1.2 Tujuan. Adapun tujuan dari praktikum mesin bubut ialah : 1.
Untuk melatih kemampuan mahasiswa teknik mesin dalam mengoperasikan
mesin bubut. 2.
Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui komponen–
komponen dan fungsi dari mesin bubut. 3.
Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui proses dan langkah-
langkah pengerjaan benda kerja dengan menggunakan mesin bubut 4.
Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui dari jenis-jenis alat
dan bahan yang digunakan dalam parktikum mesin bubut. 5.
Agar setiap mahasiswa teknik mesin tebiasa dalam pembuatan setiap
laporan.
2
1.3 Manfaat Adapun manfaat dari praktikum mesin bubut ialah : 1.
Setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengoperasikan mesin bubut dengan
baik. 2.
Setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui cara kerja dari mesin
bubut. 3.
Setiap mahasiswa teknik mesin mampu berkreatifitas sesuai dengan
keahliannya. 4.
Setiap mahaiswa teknik mesin mampu menciptakan rasa tanggung jawab
dan kekompakan dalam tim. 5.
Setiap mahasisiwa teknik mesin agar bisa lebih disiplin dan tepat waktu
dalam setiap pembuatan laporan. 1.4 Sistematika penulisan a. penulisan pada Cover Laporan
1.Judul Laporan Diketik Huruf kapital dengan font 14 yang berjarak 1 spasi 2.Logo Universitas Pancasila 3.Penulisan “LAPORAN” ditulis dengan font 14 4.Penulisan kalimat “Diajukan …dst” ditulis dengan font 12 5.Nama penulis Npm ditulis dengan font 14 berjarak 1,5 spasi 6.Nama Jurusan, Akademi, Kampus dan tahun pembuatan di tulis dengan font 12 jarak 1,5 spasi b. Penomeran BAB, Sub BAB 1.Bab di nomori dengan Angka romawi 2.Sub bab menggunakan angka latin contoh: 2.1. …..(judul sub bab) 2.2. …..(Judul Sub Bab)
3
2.2.1….(Judul Sub Sub Bab) 1. ….: a. …: 1). …. ). …. 3.Penomeran Judul Bab di tengah dengan Huruf besar Font 14 4.Penomeran Judul Sub dan sub bab dimulai dengan huruf besar font 12 c. Penomeran Halaman 1. Bagian awal Ditulis Dengan angka Romawi I, ii, iii dst posisi ditengah bawah (khusus lembar judul tidak usah ditulis hal) 2. Bagian pokok nomor halaman ditulis dengan angka latin halaman pertama di tengah, sedangakan halaman lain pojok kanan atas 3. Bagian akhir, nomor halaman di tulis di bagian tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomeran pada bagian pokok. d. Judul dan Penomoran Gambar 1.Judul gambar / grafik diketik dibagaian bawah tengah dari gambar, sedangkan judul tabel diketik disebelah atas tengah dari tabel 2.Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan Contah gambar III.1 berarti gambarpertama ada di bab III
4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mesin Bubut Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi
bentuk
silindris yang mana prinsip kerjannya gerak makan dilakukan oleh pahat dan gerak potong dilakukan benda kerja, pahat bergerak translasi, benda kerja bergerak dengan berputar. Meskipun mesin ini terutama disesuaikan untuk pekerjaan silindris, tetapi dapat juga digunakan untuk pembubutan permukaan rata, berikut adalah gambar mesin bubut yang ada pada model sekarang. Ukuran dari mesin ini diukur dari jarak senter kepala tetap sampai kesenter kepala lepas. Ini merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang bisa dibubut. Dan tergantung pula pada tinggi atau jarak dari ujung senter ke permukaan alas mesin (bed) yakni sebagai setengah diameter benda kerja yang dapat dikerjakan
Gambar 2.1 Mesin Bubut Standart
5
2.2 Penggolongan Pembubut 1. Pembubutan kecepatan Pembubutan kecepatan yang paling sederhana dari segala pembubutan, terdiri dari atas bangku, kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang dapat disetel untuk mendukung pahat. Biasanya digerakkan oleh moor kecepatan variable yang dipasangkan ke dalam kepala tetap. Pembubutan kecepatan terutama digunakan dalam pembubutan kayu, memberikan pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut pada pembubut mesin, dan dalam pemusingan logam. a)
Pengerjaan kayu
b)
Pemusingan logam
c)
Pemolesan 2. Pembubutan mesin
Yang membedakan dari pembubut kecepatan adalah mempunyai ciri tambahan untuk
mengendalikan
kecepatan
spindle
dan
untuk
menyangga
dan
mengendalikan hantaran dari pahat pemotong tetap. a)
Penggerak puli kerucut bertingkat
b)
Penggerak roda gigi tangan
c)
Penggerak kecepatan variabel 3. Pembubut bangku
Nama pembubut bangku diberikan kepada pembubut kecil yang dipasangkan pada bangku kerja. Dalam disainnya mempunyai cirri yang sama dengan pembubut kecepatan atau pembubut mesin dan hanya berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Disesuaikan untuk benda kerja kecil, dan mempunyai kapasitas putaran maksimum sebesar 25 mm pada plat muka. 4. Pembubut ruang perkakas Pembubut ruang perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk pekerjaan perkakas yang teliti, merupakan pembubut kepala beroda tiga yang digerakkan secara tersendiri dengan kecepatan spindel yang jangkaunya sangat luas. 5. Pembubut kegunaan khusus 6. Pembubut turet. a)
Horizontal
b)
Vertical
c)
Otomatis
6
2.3 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Bagian-bagian mesin bubut dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya sebagai berikut : 1.
Kepala tetap
Kepala tetap berfungsi untuk menempatkan cak atau pencekam benda kerja
Gambar 2.2 Kepala Tetap 2.
Kepala lepas
Untuk memegang atau sebagai tempat senter tetep,senter putar,senter drill .
Gambar 2.3 Kepala Lepas 3.
Eretan
untuk sebagai tempat atau kedudukan dari mata pahat dan penggerak mata pahat dalam saat proses pemakanan benda kerja.
7
Gambar 2.4 Eretan 4.
Landasan (bed)
Kerangka utama mesin, yang diatasnya terdapat eretan serta kepala lepas. Adapun alur dari landasan ini berbentuk V; datar atau rata.
Gambar 2.5 Landasan (Bed) 2.4 Proses yang Biasanya Dilakukan Mesin Bubut 1. Bubut silindris 2. Bubut muka 3. Bubut alur 4. Pemotongan 5. Meluas lubang 6. Bubut bentuk 7. Bubut inti 8. Bubut silindrik dengan penumpu
8
2.5 Jenis-Jenis Mesin Bubut 1 Mesin Bubut Turet Mesin bubut turet memiliki ciri khusus yang terutama meneyesuaikanya kepada produksi. Karakteristik utama dari mesin bubut golongan ini adalah bahwa pahat untuk operasi yang berurutan dapat distel dalam kesiagaan unutk penggunaan dalam urutan yang sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat, tetapi sekali sudah benar, maka hanya sikit keterampilan untuk mengoperasikanya, dan banyak suku cadang dapat di produksi. Perbedaan antara bubut turet dengan bubut mesin yaitu : Perbedaan utama antara kedua mesin adalah mesin bubut turet disesuaikan untuk produksi banyak. Sedangkan bubut mesin digunakan untuk berbagai penugasan, ruang perkakas, atau pekerjaan operasi tunggal .cirri utama dari bubut turet yang membuatnya menjadi mesin produksi banyak adalah sebagai berikut : a).
Pahat dapat dikunci secara permanen dalam turet pada urutan yang sesuai
dari penggunaan. b). Setiap stasiun dilengkapi dengan penghenti hantaran atau pelompat hantaran sehingga masing-masing pemotongan oleh pahat adalah sama dengan pemotongan sebelumnya. c). Pemotongan majemuk dapat diambil dari stasiun yang sama pada saat yang sama. d). Pemotongan kombinasi dapat dibuat dengan yaitu pahat pada peluncur menyilang dapat digunakan pada saat yang sama denagn pahat yang dituret yang memotong. e). Kekakuan yang berlebih dalam memegang benda kerja dan pahatnya dibangun ke dalam mesin untuk pemotongan kombinasi dan majemuk. f). Mereka mungkin dipasangkan dengan berbagai perlengkapan misalnya untuk pembubutan tirus, pembubutan ulir dan lain-lain. Jenis-jenis dari mesin bubut turet yaitu : 1). Mesin bubut turet horizontal Mesin bubut jenis ini dibuat dalam dua rancangan dan dikenal sebagai ram dan sade. Mesin bubut turret ini dapat juga diklasifikasikan sebagai mesin pencekam atau batang.
9
Gambar 2.6 Mesin Bubut Turret Horizontal 2). Mesin bubut turret otomatis Mesin bubut jenis ini mirip dengan mesin jenis sadel standart tetapi operasinya otomatis sepenuhnya agar seseorang operator dapat menangani dua mesin atau lebih. Mesin jenis ini digunakan pada tugas pencekam yang berjalan lama, yang usaha untuk penyetelan dan pemahatannya dapat diperluas kepada banyak suku cadang. Keuntungan dari mesin ini adalah penghapusan elemen manusia dari daur waktu, kemungkinan untuk operator mengawasi untuk beberapa mesin dalam produksi yang lebih cepat.
Gambar. 2.7 Mesin Bubut Turet Horizontal Otomatis. 3). Mesin bubut yang dikendalikan oleh pita Dalam gambar ditunjukkan sebuah bubut turret dua suhu tugas berat dengan kendali numeris, yang dirancang khusus untuk produksi berat. Mesin ini dapat distel dengan cepat untuk pekerjaan suku cadang kecil biasanya dengan hanya
10
menukar pencekam rahang, pita pengendali, dan mungkin satu atau dua pemotongan.
Gambar. 2.8 Bubut Turret yang Dikendalikan oleh Pita. 4). Mesin bubut turret vertical. Mesin bubut turret vertical adalah sebuah mesin yang mirip freis pengebor vertical, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turet untuk pemegangan pahat. Mesin ini dilengkapi dengan system kendali yang memungkinkan operasi otomatis tiap kepala termasuk kecepatan arah antaran. Kecepatan produksi dari mesin ini sangant meningkat melebihi dan dioperasikan dengan tangan karena mesin ini beroperasi secara kontiniu.
Gambar 2.9 Mesin Bubut Turret Vertical 5). Mesin bubut stasiun jamak vertikal, otomatis. Mesin jenis ini dirancang untuk produksi tinggi dan biasanya dilengkapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan kedudukan kemuatan pada setasiun kecuali stasiun pemuat sebuah operasi dilakukan yang menuju kepenyelesaian dari suku cadang. Keuntungan dari mesin ini bahwa segala operasi dapat dilakukan secara serentak dan dalam urutan yang sesuai.
11
Gambar2.10 Mesin Bubut Pencekam Vertical Stasiun. 6. Mesin bubut otomatis Mesin bubut jenis ini perkakasnya secara otmatis dihantarkan kepada benda kerja dan mundur setelah daurnya diselesaikan, karena mesin bubut pada umumnya dari jenis ini memerlukan adanya opertor untuk menempatkan suku cadang yang harus di mesin. Mesin dalam golongan ini berbeda secara prinsip dalam cara menghantarkan pahat dalam benda kerja. Mesin ini dapat juga mempunyai dua peluncur pahat samping, mesin ini juga dapat membuat pemotongan secara serentak yang mempunyai cirri pembalikan pahat cepat, yang membebaskan benda kerja untuk melepaskannya.
Gambar 2.11 Mesin Bubut Otomatis 7. Mesin bubut duplikat. Mesin bubut duplikat memproduksi kembali sejumlah suku cadang dari bentuk induk ataupun contoh dari benda kerja hanpir setiap mesin bubut standar dapat dimodifikasi untuk pekerjaan penduplikasian atau terdapat mesin bubut duplikat otomatis khusus. Reproduksinya dari sebuah pola baik bulat atau datar, biasanya dipasangkan di belakang mesin bubut.
12
Dalam gambar ditunjukkan pandangan dari sebuah mesin bubut duplikat yang dikendalikan numeris atau otomatis. Model ini biasanya dilengkapi dengan system kendali numeris. Ketitik yang memiliki masukan dial desimal pembacaan langsung. Unit penduplikasi adalah sebuah system elektromekanis yang tersusun dari tiga bagian yaitu: 1.
Sebuah penguat listrik
2.
sebuah penguat daya mekanis
3.
Sebuah jarum sayat.
Ciri lain dari mesin ini blok pahat pengarah dua kedudukan terkendali secara otomatis yang terpasang di atas benda kerja.
Gambar 2.12 Mesin Bubut Duplikat. 8. Mesin bubut center Fungsinya untuk membuat benda kerja yang sesumbu dan meratakan permukaan benda kerja yang belum rata serta dapat menghaluskan benda kerja.
Gambar 2.13 Mesin Bubut Center 5. Mesin bubut tugas berat Mesin bubut tuas berat berfungsi untuk benda kerja yang bergulir berupa aliran simetris dan lain-lainnya
13
Gambar 2.14 Mesin Bubut Tuas Berat 2.6 Jenis-jenis Pahat Bubut dan Cara Mambuat Pahat Bubut Adapun jenis-jenis pahat bubut 1)
Pahat potong
2)
Pahat alur
3)
Pahat serong
4)
Pahat serong 45
5)
Pahat pisau kanan
6)
Pahat lurus bulat
7)
Pahat ulir luar
8)
Pahat rata muka
9)
Pahat rata bulat
Gambar 2.15 Pahat Bubut Pada poros penyayatan benda kerja yang dilakukan benda mesin bubut kita perlu banyak menggunakan pahat bubut dalam berbagai bentuk. Kita ketahui ada tiga jenis bubut yang sering digunakan : 1.
Pahat tepi rata
2.
Pahat rata kasar
3.
Pahat camper
14
Gambar 2.16 Pahat Bubut Poros Ada beberapa cara pembuatan pahat yang dapat dilakukan dengan bagian-bagian tertentu dengan sudutnya 1. Cara pembuatan pahat tepi rata
Gambar. 2.17 Pahat Tepi Rata
2. Pahat rata kasar
Gambar 2.18 Pahat Rata Kasar
15
3. Pahat champer
Gambar 2.19 Pahat Champer 2.7 Penjepit Benda Kerja (Chuck) Chuck berfungsi sebagai untuk menjepit benda kerja yang berbentuk selindris, persegi dan benda kerja yang permukaan rata. Ada beberapa jenis chuck yaitu: 1. Chuck dengan tiga pencekam 2. Chuck dengan empat pencekam 3. Chuck pencekam rata
Gambar 2.20 Chuck dengan Tiga Pencekam
16
Gambar 2.21 Chuck dengan Empat Pencekam 2.8 Elemen Dasar Mesin Bubut Elemen dasar dari mesin bubut dapat diketahui atau dihitung menggunakan rumus yang diturunkan dengan kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut: Benda kerja: do
=
Diameter mula-mula ; mm
Dm =
Diameter akhir ; mm
Lt =
Panjang pemesinan ; mm
Lt =
L. pengawalan + benda kerja + L. pengakhiran
Pahat Kr Yo =
=
Sudut potong utama ; o
Sudut geram ; o
Mesin bubut a
=
Kedalaman potong : mm
=
(do – dm) /2
f
=
Gerak makan ; mm / r
n
=
Putaran poros utama (benda kerja) ; r / min
C =
Konstanta kecapatan memotong unsur suatu umur pahat
suatu pahat. Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus-rumus berikut : 1. Kedalaman potong (a) mm a
=
do–dm/2 ; mm
2 Kecepatan potong (v) m / min : v
= Dimana,
.d.n/1000 ; mm/min d
3. Kecepatan makan :
=
(do+dm)/2 ; mm
17
vf =
f.n ; mm/min
4. Waktu pemotongan : tc =
lt/vf ; min
5. Kecepatan penghasilan geram : Z =
A. v
Dimana, penampang geram sebelum terpotong : A = Maka
f.a ; mm2 Z
=
f.a.v ; cm3/min
6. Putaran poros utama : n 2.9
= V. 1000/.D m/min
Pekerjaan-Pekerjaan Membubut Jenis-jenis pekerjaan membubut yaitu sebagai berikut:
1.
Membubut Lurus Pada proses memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda
kerja sedang untuk pembubutan yang datar pahat ini pada benda kerja. Dalam pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah melintang . Cara pembubutan lurus ini adalah cara kerja yang paling sederhana didalam pekerjaan membubut .
Gambar 2.22 Membubut lurus 2.
Membubut Tirus Untuk membubut tirus dapat dikerjakan dengan tiga cara taitu: a. Dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang b. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat) c. Dengan memasang perkakas pembentuk.
18
Gambar 2.23 Membubut Tirus 3.
Membubut Eksenteris Bila garis hati dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda kerja
sejajar maka benda kerja ini disebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut eksentrisitas.
Gambar 2.24 Membubut Eksenteris 4.
Membubut Alur Membuat alur digunakan pahat bubut pengalur.
Gambar 2.25 Membubut alur 5.
Memotong Benda Kerja Memotong benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan
pahat alur dan pahat penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja yang
19
dijepit diantar senter-senter tidak boleh putus Karena dapat melentur dan menghimpit pahat
Gambar 2.26 Memotong benda kerja 6.
Membuat Lubang Pengerjaan membuat lubang pada mesin bubut dengan cara benda
kerja yang berputar dan driil senter yang berputar.
Gambar 2.27 Pembuatan lubang 7.
Membubut dalam Untuk membesarkan lubang yang sudah ada kita dapat gunakan pahat
dalam, caranya tidak jauh beda dengan membubut lurus. Pahatnya juga mempunyai bentuk tersendiri
Gambar 2.28 Membubut dalam
20
Keterangan: 1. Pahat bubut dalam serong 2. Pahat bubut dalam rata 3. Pahat kait 4. Pahat kait 5. Pahat ulir dalam 8.
Membubut Profil Pada umumnya membuat dengan menggunakan pahat profil tidak
terdapat kesukaran, untuk membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil terutama cocok membuat profil pada produk-produk yang pendek, pada umumnya pahat bubut itu tidak begitu tebal sehingga umur pemekaiannya pendek.
Gambar 2.29 Membubut profil 2.10 Pendinginan (coolant) Sistem pendingin (Air Coolant) pada mesin bubut adalah system yang digunakan untuk mendinginkan benda kerja pada saat melakukan penyayatan benda kerja agar benda kerja tidak terjadi keausan.Pada setiap pekerjaan pemesinan akan menggunakan bahan pendingin (coolant) yang digunakan pada saat pengerjaan benda kerja. Adapun fungsi dari cairan pendingin ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengurangi gesekan antara pahat (tool) dan benda kerja.
2.
Menaikkan umur pahat.
3.
Mengurangi suhu pahat dan benda kerja.
4.
Memperbaiki penyelesaian permukaan benda kerja.
5.
Membersihkan pahat dan benda kerja dari serpihan.
21
6.
Mengurangi kemungkinan korosi pada pahat, benda kerja dan mesin bubut.
2.11 Toleransi Toleransi adalah ukuran atau takaran yang diizinkan pada suatu pembuatan benda kerja , benda kerja yang dibuat tidak harus pas dengan yang ditentukan tetapi boleh ±dari ukuran yang ditentukan , toleransi terbagi dua yaitu tanda ( + ) dan toleransi bawah dengan tanda ( - ). Toleransi adalah nilai penyimpangan ( perbedaan penyimpangan ) yang diizinkan dan sesuai fungsional , dalam pengerjaan suatu benda kerja dan toleransi yang diizinkan dalam pembuatan benda kerja yaitu ± 0,1 mm. Pada umumnya toleransi terbagi tiga (3) yaitu : 1. Toleransi linier 2. Toleransi sudut 3. Toleransi geometri Pada pekerjaan dengan menggunakan mesin TNC milling digunakan toleransi geometri dan toleransi sudut. Sekelompok toleransi yang dianggap mempunyai ketelitian yang setaraf untuk semua ukuran dasar, telah ditentukan 18 kwalitas yang disebut toleransi standar yaitu: IT 01. IT 0, IT sampai dengan IT 16 IT 01 sampai dengan IT 4 diperuntukkan pekerjaan yang sangat teliti seperti alat ukur, instrument-instrument optic.Tingkat IT 5 sampai dengan IT 11 dipakai dalam bidang pemesinan umum untuk bagian-bagian mampu tukar , yang dapat digolongan pula dalam pekerjaan yang sangat teliti dan pekerjaan yang biasa. Tingkat IT 12 sampai dengan IT 16 dipakai untuk pekerjaan kasar
22
BAB III JURNAL PRAKTIKUM 3.1 Maksud dan tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen mesin bubutserta jenisnya. 2. Mahasiswa dapat memahami gambar kerja. 3. Mahsiswa dapat melakukan praktikum dengan efisien. 4. Mahasiswa dapat mengoprasikan mesin bubut. 5. Mahasiswa dapat bekerja sama. 3.2 Alat dan bahan a. Alat 1. Mesin bubut. 2. Jangka sorong. 3. Pahat. 4. Tools box. 5. Kunci cekam. 6. Kuas. 7. Penggaris baja. b. Bahan 1. Besi poros pangjang 150mm dan berdiameter 20mm. 3.3 Langkah kerja 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Ukur benda kerja sesuai rencana (bubut bertingkat : tingnkat pertama diameter 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
19mm dan tingkat kedua 16mm panjang masing- masing tingkat 40mm. Potong benda kerja paada ragum mengggukan gergaji bbesi. Pasang benda kerja pada chuck/ atau cekam. Nyalakan mesin bubut (pasang kabel, atur spindle, on mesin). Buat rata permukaan sampng. Tentukan titik tengah menggunakan drilling. Atur mata pisau yang aka digunakan. Atur kdalaman pahat untuk benda yang akan disayatsesuai gambar yang
direncakan. 10. Buat benda kerja sesuaigambar yang direncanakan. 11. Lakukan pengecekan benda kerja jika proses sudah selesai, dan pastikan benda kerja sesuai dengan yang diinginkan. 12. Rapihkan area kerja dan kembalikan tools ke tempat semula.
23
24
3.5 Kesimpulan 1. Mahasiswa dapat memahami tentang proses pengerjaan mesin bubut. 2. Mahasiswa dapat mengikuti prosedur kerja yang diberikan pembibing. 3. Mahasiswa dapat melatih kreatifitas dalam proses pembubutan. 4. Mahasiswa dapat melatih kekompakan. 5. Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja dalam proses pembubutan.
25
BAB IV SOAL DAN JAWABAN 4.1 Soal 1. Gambar skema mesin bubut, tuliskan bagian-bagiannya serta kegunaannya dan ceritakan cara kerjanya. 2. Ada berapa gerakan pada mesin bubut dan bagaimana menentukan besarnya suatu mesin bubut. 3. Ada berapa mesin bubut dan terangkan masing-masing kegunaannya. 4. Apa saja yang dapat dikerjakan pada mesin bubut dan beerikan contohnya. 5. Bagaimana cara mengetahui waktu yang diperlukan untuk pemotongan pada proses pembubutan. 6. Gambarkan roda gigi kwadran dan dan apa kegunaannya.
26
7. Bagaimana cara menentukan kecepatan putaran yang sesuai dengan diameter benda kerja dan berikan contoh perhitungannya. 8. Gambarkan macam macam pahat bubut dan kegunaannya. 9. Buat skema macam-macam pemotongan pada mesin bubut dan gaya gaya yang terjadi. 10. Ada berapa cara pembuatan konis, buat skema dan buat contoh perhitungan. 11. Tentukan susunan roda gigi kwadranbila diketahui jarak tirus suatu ulir 12. Apa kegunaan dari sudut side cutting edge, cunter rest, pace palte, conpound rest. 13. Apa yang menentukan tebal gram dan bubutan. 14. Bagaimana cara mendapatkan permukaan bubut relative halus.
4.2 Jawaban
1. a.
Kepala tetap
Kepala tetap berfungsi untuk menempatkan cak atau pencekam benda kerja. b. Kepala lepas Untuk memegang atau sebagai tempat senter tetep,senter putar,senter drill . c. Eretan untuk sebagai tempat atau kedudukan dari mata pahat dan penggerak mata pahat dalam saat proses pemakanan benda kerja. d. Landasan (bed) Kerangka utama mesin, yang diatasnya terdapat eretan serta kepala lepas. Adapun alur dari landasan ini berbentuk V; datar atau rata. e. Tool post 2. Ada dua Yaitu berputar kekanan dan kekiri. 3. Mesin Bubut Turet Mesin bubut turet memiliki ciri khusus yang terutama meneyesuaikanya kepada produksi. Karakteristik utama dari mesin bubut golongan ini adalah bahwa pahat untuk operasi yang berurutan dapat distel dalam kesiagaan unutk penggunaan dalam urutan yang sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat, tetapi sekali sudah benar, maka hanya sikit keterampilan untuk mengoperasikanya, dan banyak suku cadang dapat di produksi Mesin bubut otomatis
27
Mesin bubut jenis ini perkakasnya secara otmatis dihantarkan kepada benda kerja dan mundur setelah daurnya diselesaikan, karena mesin bubut pada umumnya dari jenis ini memerlukan adanya opertor untuk menempatkan suku cadang yang harus di mesin. 4. Menyayat, membuat ulir luar
5. Menentukan kecepatan pada spindle. 6. Gambar roda gigi kwadran.
7. Elemen dasar dari mesin bubut dapat diketahui atau dihitung menggunakan rumus yang diturunkan dengan kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut: Benda kerja: Dm = Lt
=
Panjang pemesinan ; mm
Lt
=
L. pengawalan + benda kerja + L. pengakhiran
Pahat Kr Yo = Mesin bubut = f = n = C =
do = Diameter mula-mula ; mm Diameter akhir ; mm
= Sudut potong utama ; o Sudut geram ; o a = Kedalaman potong : mm (do – dm) /2 Gerak makan ; mm / r Putaran poros utama (benda kerja) ; r / min Konstanta kecapatan memotong unsur suatu umur pahat suatu
pahat. Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus-rumus berikut : . Kedalaman potong (a) mm a = do–dm/2; mm Kecepatan potong (v) m / min : v = .d.n/1000 ; mm/min Dimana, d = (do+dm)/2 ; mm . Kecepatan makan :
28
vf = f.n ; mm/min . Waktu pemotongan : tc = lt/vf ; min Kecepatan penghasilan geram : Z = A. v Dimana, penampang geram sebelum terpotong : A = f.a ; mm2 Maka Z = f.a.v ; cm3/min . Putaran poros utama : n = V. 1000/.D m/min
8.
a.
Pahat potong
b.
Pahat alur
c.
Pahat serong
d.
Pahat serong 45
e.
Pahat pisau kanan
f.
Pahat lurus bulat
g.
Pahat ulir luar
h.
Pahat rata muka
i.
Pahat rata bulat
9. Gambar skema pembubutan.
29
BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan praktikum Teknik mesin bubut ini mahasiswa dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu : 1.
Ketajaman dan sudut mata pahat yang benar sangat berpengaruh pada hasil
permukaan benda kerja karena akan mengahasilkan permukaan yang kasar. 2.
P:ada saat melakukan pengasahan mata pahat sebaiknya dilakukan secara
perlahan–lahan, agar sudut pahat yang dihasilkan sesuai dengan yang telah ditentukan dan agar benda kerja yang dihasilkan permukaannya rata. 3.
Dalam melakukan proses di mesi bubut hendaklah dalam setiap pembubutan
collant gambar diaktifkan agar permukaan benda kerja yang dihasilkan licin dan mengkilap dan berpengaruh juga terhadap mata pahat bubut 4.
Saat pembuatan lubang dan pembesaran lubang yang dilakukan oleh mesin
bubut terlebih dahulu benda kerja dijepit dngan kuat dan sebelum proses dilakukan benda kerja disenter dahulu dengan senter yang terletak di kepala lepas agar lubang yang dihasilkan lebih bagus dan lubang yang dihasilkan pada permukaan benda kerja senter atau ditengah .
30
LAMPIRAN
View more...
Comments