LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx
April 3, 2017 | Author: Rizka Purnama Mulya | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx...
Description
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehariharinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam hal menjaga kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehtan diri, keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami akan pentingnya promotif dan preventif. Dengan kurangnya kesadaran tersebut mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama masyarakat awam sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Melihat semua masalah kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan
perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang sesuai
dengan azas penyelenggaraan. Hal tersebut merupakan salah satu fungsi dari puskesmas, sehingga untuk memperbaiki kesehatan masyarakat tersebut,
perlu
ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar berfungsi sesuai dengan tugasnya. (sesi_11_mfk_manajemen puskesmas ) Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 1.
Unit Pelaksana Teknis Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2.
Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 3.
Penanggungjawab Penyelenggaraan Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya. Wilayah Kerja Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. (permenkes 128 2004) Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni: 1. Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: a. Upaya Promosi Kesehatan b. Upaya Kesehatan Lingkungan c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana d. Upaya Perbaikan Gizi 2
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular f. Upaya Pengobatan 2. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni: a. Upaya Kesehatan Sekolah b. Upaya Kesehatan Olah Raga c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat d. Upaya Kesehatan Kerja e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut f. Upaya Kesehatan Jiwa g. Upaya Kesehatan Mata h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas. (permenkes 128 2004) Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan
mutu
pelayanan
telah
tercapai.
Penetapan
upaya
kesehatan
pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Dalam keadaan tertentu, upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Apabila
3
puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggunjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya. Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk ini di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan. (permenkes 128 2004) Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas, perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Terdapat tiga fungsi manajemen puskesmas yang dikenal
yakni perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. Mengelola puskesmas sebagai satu unit organisasi yang di dalamnya terdapat sumber daya manusia, peralatan, anggaran dan program program kegiatan dan lingkungan internal dan eksternal yang memerlukan ilmu manajemen. Manajemen diterjemahkan dalam tiga rangkaian utama yaitu P1 perencanaan, P2 Penggerakan dan pelaksanaan serta P3 Pengawasan, pengendalian dan Penilaian. Langkah pertama dalam mekanisme perencanaan tingkat puskesmas adalah menyusun RUK yang meliputi usulan kegiatan wajib dan usulan kegiatan pengembangan. RUK yang telah tersusun dibahas di dinas kesehatan Kab/Kota diajukan ke Pemda melalui Dinkes. Selanjutnya RUK yang sudah terangkum dalam usulan Dinkes akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh dukungan pembiayaan dan dukungan politis. Dalam penyelenggaraan program/upaya kesehatan pokok di puskesmas berdasarkan rencana yang ada dilakukan pengorganisasian. Dalam pelaksanaan program kegiatan harus jelas siapa 4
yang menjadi unsur pimpinan dan siapa yang menjadi unsur supervisor, dan siapa yang menjadi unsur pelaksana dan perlu dibangun komitmen serta koordinasi perlu dikembangkan di puskesmas melalui lokakarya mini bulanan dan lokakarya mini tribulanan. Untuk mengukur kinerja program atau pencapaian program maka harus dituangkan dalam dokumen penilaian kinerja puskesmas dengan menghitung hasil capaian dari standar pelayanan minimal dari enam upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan yang diprioritaskan sesuai kebutuhan di wilayah kerjanya. Agar dicapai pelayanan yang bermutu dan berkinerja tinggi, untuk itu prinsip dasar mutu dan peningkatan kinerja perlu dipahami oleh manajer puskesmas dan staff, salah satu diantaranya juga penyusunan standar prosedur operasional untuk tiap unit pelayanan. (permenkes 128, A5-1) B. Tujuan 1. Tujuan Umum Menyusun rencana kegiatan puskesmas secara sistematik berdasarkan permasalahan yang ada 2. Tujuan Khusus - Diketahuinya analisa masalah dan prioritas penyebab masalah yang ada - Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat.
- Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu pelaksanaan survey manjemen puskesmas ini selama satu bulan dilaksanakan dari tanggal 28 April – 29 Mei 2014 di wilayah kerja puskesmas perawatan Poasia Jl. Bunggasi Kecamatan Rahandona. D. Metodologi
5
Adapun metode pengambilan data dalam laporan manajemen puskesmas ini yaitu dengan metode observasi dan wawancara.
BAB II ANALISIS SITUASI A. Lingkungan i.
Keadaan dan Kondisi Geografis Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota kendari, sekitar 9 KM dari Ibukota Propinsi. Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan
perbukitan sehingga sangat ideal untuk
pemukiman. Di bagian utara berbatasan dengan Teluk Kendari yang sebagian besar berupa hamparan empang. Pada bagian barat yang mencakup 2 kelurahan (Kel. Anduonohu dan kel. Rahandouna) merupakan daerah dataran yang ideal untuk pemukinan sehingga sebagian besar penduduk bermukin di kedua kelurahan ini. Pada bagian timur merupakan daerah perbukitan. 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari 2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli 3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu. Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau 44.75 Km 2 atau 15,12 % dari luas daratan Kota Kendari terdiri dari 4 Kelurahan definitif, Yaitu Anduonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna luas 1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha dan Mata Bubu luas 300 Ha. dengan 82 RW/RK dengan jumlah penduduk 20.463 jiwa serta tingkat kepadatan penduduk 49 orang/m 2 atau 490 orang/Km 2 , dengan tingkat kepadatan hunian rumah rata-rata 5 orang/rumah. .
6
Teluk Kendari
Kel. Matabubu
KEC. ABELI
KEC. KAMBU
Kel. Anggoeya
Kel. Anduonohu Kel. Rahandouna
Kec. Moramo Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2013
PASIEN DATANG PASIEN PULANG LOKET APOTIK IGD
PONED
PERAWA TAN
POLI UMUM POLI KIA KLINIK GIZI POLI GIGI KLINIK SANITASI KLINIK PSIKOLOGI
LABORATORIUM
7
Gambar 2. Bagan Alur Pelayanan Rawat Jalan dan IGD
KEPALA PUSKESMAS dr.H.Juriadi Paddo, M.Kes SEKRETARIS
UMUM
KEUANGAN
UPAYA KESMAS PROM KES
P2M
KIA
GIZI
KESLI NG
UKS/ UKGS
UPAYA PEL.PENUNJANG
KARTU
POLI UMUM
UGD
RAWAT INAP
POLI GIGI
PERSALI NAN
POLI KIA
INSTALA SI GIZI
PERKESMAS LABORATO RIUM
KES. MATA
UPAYA PEL. INOVASI
KLINIK PSIKOLOGI KLINIK GIZI
DATA& INFO JARINGAN PEL PUSKESMAS
KLINIK PSIKOLOGI
KLINIK PSIKOLOGI
KLINIK SANITASI
KLINIK SPES. KANDUNGAN
KLINIK PSIKOLOGI
APOTIK
UKK GUDANG OBAT
PERENCANAAN
LOGIS TIK
KLINIK SPES PENY.DALAM
KLINIK PSIKOLOGI
KLINIK KTPA
KLINIK AQUPRESUR
Gambar 3. Struktur organisasi puskesmas poasia Tahun 2013
8
ii. Keadaan penduduk Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan. Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus penduduk dan survei penduduk. Data yang bisa ditampilkan untuk melihat keadaan demografi di wilayah kerja Puskesmas Poasia adalah: 1) Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk disini adalah jumlah orang yang menempati suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Kepadatan penduduk dinyatakan dalam satuan orang / Km. Kepadatan penduduk
=
Jumlah Penduduk Luas Wilayah
25.474 Orang / Km 2 = 4.175 Ha =
x 100
25 .474 orang 417 ,5 Km
= 61 Orang/Km 2 Tabel 1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2013 NO
KELURAHAN
PRIA
WANITA
TOTAL
1
ANDUONOHU
4750
4665
9415
2
RAHANDOUNA
5252
4964
10216
3
ANGGOEYA
2383
2272
4655
4
MATA BUBU
608
581
1188
12993
12481
25474
TOTAL
Sumber: Data Sekunder Kecamatan Tahun 2013
9
2) Natalitas (Kelahiran) Angka yang menunjukkan laju kelahiran dengan banyaknya bayi yang dilahirkan untuk setiap 1000 orang penduduk/tahun. Laju kelahiran ini disebut juga tingkat kelahiran atau fertilitas. Natalitas (n)
=
=
Jumlah Bayi Lahir Hidup x1000 Jumlah Penduduk
623 x1000 25.474
= 24,45 Kriteria Laju Kelahiran: a. < dari 20 tergolong rendah b. Antara 20-30 tergolong sedang c. Di atas 30 tergolong tinggi Tabel 2. Distribusi Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Per Kelurahan Puskesmas Poasia Tahun 2013 Jumlah Kelahiran No
Kelurahan
Laki-Laki
Perempuan
Laki-Laki+Perempuan
Hidup
Mati
Hidup+Mati
Hidup
Mati
Hidup+Mati
Hidup
Mati
Hidup+Mati
1
Anduonohu
128
1
129
127
0
127
255
1
256
2
Rahandouna
121
1
122
107
0
107
228
1
229
3
Anggoeya
53
0
53
56
1
57
109
1
110
4
Matabubu
19
2
21
12
0
12
31
2
33
Jumlah
321
4
325
302
1
303
623
5
628
Sumber: Data Sekunder Kecamatan Tahun 2013
Angka kelahiran atau fertilitas di wilayah kerja Puskesmas Poasia sebesar 24,45 per 1000 penduduk, tergolong pada laju kelahiran sedang.
10
3) Mortalitas (M) atau Kematian Adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian untuk setiap 1000 orang penduduk per tahun. Mortalitas (M)
=
Jumlah Kematian Jumlah Penduduk
=
x 1000
13 x 1000 25.474
= 0,5 Kriteria: a. < dari 14 tergolong rendah b. antara 14-18 tergolong sedang c. diatas 18 tergolong tinggi Angka kematian diwilayah Puskesmas Poasia sebesar 0,5 per 1000 orang penduduk per tahun tergolong rendah. Tabel 3. Distribusi Angka Kematian Menurut Kelurahan Di Puskesmas Poasia Tahun 2013
No
Kelurahan
Jumlah kematian
(%)
1
Anduonohu
4
15,70
2
Rahandouna
4
15,70
3
Anggoeya
3
11,77
4
Mata Bubu
2
2,78
Total
13
100
Sumber: Data sekunder PKM KIA 2013
Proporsi kematian yang terbesar adalah Kelurahan Anduonohu dan Kelurahan Rahandouna masing-masing sebanyak 15,70% dan terendah Kelurahan Matabubu dengan 2,78%. (profil pkm)
11
Tabel 4. Distribusi Laju Kematian Kasar, Kelahiran, Kematian Bayi Di Puskesmas Poasia Tahun 2013 No Indikator Tahun 2013 1
Laju Kematian Kasar per 1000 penduduk
13
2
Laju Kematian Bayi per 1000 penduduk
2
3
Laju Kelahiran Normal per 1000 penduduk
623
iii. Data kesehatan lingkungan Di wilayah Kerja Puskesmas Poasia secara rutin dilakukan survey PHBS untuk menilai perilaku masyarakat sehubungan dengan masalah kesehatan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil penilaian tiap indikator digunakan untuk menentukan klasifikasi tiap rumah tangga. Indikator PHBS 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi bayi ASI Eksklusif 3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan Air Bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik di rumah 8. Makan sayur dan buah setiap hari 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah
12
Tabel 6. Cakupan Pemeriksaan dan Rumah Sehat per kelurahan di kecamatan Poasia tahun 2013 RUMAH NO
KELURAHAN
1
JUMLAH RUMAH
DIPERIKSA
% DIPERIKSA
1658 1537 773 297 4265
1125 1110 645 285 3163
68 72 83 96 74
ANDUONOHU RAHANDOUNA ANGGOEYA MATABUBU PUSKESMAS
2 3 4
JUMLAH YANG SEHAT
% RUMAH SEHAT
1013
90 90 89 84 89
1003 574 238 2828
Tabel 8. Pengawasan Sarana Jamban Keluarga (JAGA) di kecamatan Poasia tahun 2013 PENGGUNA JAGA YANG MEMENUHI SYARAT
JENIS SARANA JAGA
Jml Kk
Jml Jiwa
Jml Kk Dipe Riksa
2.956
13.321
1.848
Septi k Tank Umu m 1
Jml Yg Mengg u Nakan
Septi k Tank Priba di
Jml Yang Mengg u Nakan
Tidak Memi liki Jaga
22
1.764
8.827
84
Jmlh Kk Menggu Nakan Sarana Jaga Ms 1.812
Jmlh Jiwa Pema kai
Cak u Pan
9.068
88
Tabel 9. Pengawasan JAGA, TPS dan SPAL di kecamatan Poasia tahun 2013 JAMBAN
KELUAR GA MEMILIKI
%
JU ML AH
JU ML AH
%
JUM LAH
%
1040
63
112 5
68
112 5
68
1039
63
75
1082
70
111 0
75
111 0
75
1081
70
645
83
610
79
645
83
645
83
608
79
96
285
96
270
88
285
96
285
96
258
87
74
2986
70
JUM LAH
%
JUM LAH
%
JUM LAH
%
JUM LAH
1658
1125
68
1109
67
1037
63
1125
60
1125
68
1537
1110
72
1105
72
1080
70
1110
75
1110
773
645
83
640
83
607
79
645
83
297
285
96
279
94
252
85
285
3163
KELUARG A DIPERIKSA
3165
%
SEHAT
3163
JUM LAH
Jml h KK
74
%
70
M
JUM LAH
2976
A
KELUARG A MEMILIKI
73
R
KELUARGA DIPERIKSA
3133
A
KELUARGA MEMILIKI
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
3163
el
TEMPAT SAMPAH KELUARG A DIPERIKS A
4265
K
SEHAT
%
SEHAT
74
3163
70
2992
74
74
P
13
Tebel 10. Persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih per kelurahan se kecamatan Poasia2013 DESA /
JENIS SARANA AIR BERSIH
JUMLAH
KELUR JUML
AHAN
AH KELU ARGA YANG ADA
KELUAR
%
GA DIPERIKS A
KEMASAN
LEDEN
KELU ARGA
SUMBER AIR BERSIHN
A
%
LAH
A
ANDUO
A H
M %
L
M %
L
A
A
A
H
H
H
%
H
J
J
U
U
M L
%
A
A
H
H
0
0
437
49
0
0
0
0
41
872
41
0
0
380
43
0
0
448
52
0
0
0
0
44
467
48
0
0
313
67
0
0
154
33
0
0
0
0
0
259
84
0
0
219
84
0
0
38
15
0
0
0
0
2
2494
47
0
0
1330
53
0
0
1077
44
0
0
0
0
87
309
Tabel 11. Cakupan Pemeriksaan Rumah Bebas Jentik per kelurahan se kecamatan Poasia tahun 2013 JUMLAH RUMAH YANG ADA
%
46
MATAB
KELURAHAN
L
418
972
NO
M
0
ANGGO
5300
L
JUMLA
NYA
0
2136
UBU
L
M %
JU
LAIN
48
RAHAN
EYA
M
JU
PAH
896
1883
DONA
%
H
YA
NOHU
L
AIR
JU
U
M
JUM
MATA
SGL
J
JU
DIPE RIKS
SPT
G
RUMAH/BANGUNAN
RUMAH/BANGUNAN
DIPERIKSA
BEBAS JENTIK
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
ANDUONOHU
1658
1125
68
911
81
2
RAHANDOUNA
1537
1110
72
949
85
3
ANGGOEYA
773
645
83
539
84
4
MATABUBU
297
285
96
218
76
PUSKESMAS
4265
3163
74
2617
83
Sumber Data: Data Primer Kesling Puskesmas Poasia 2013
14
Gambar xx. Grafik Pengawasan Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas Poasia Tahun 2013
Chart Title Axis Title
800 700 600 500 400 300 200 100 0
Janua Febru Maret April ri ari
Mei
Juni
Juli
Agust Septe Oktob Nove Dese us mber er mber mber
SAB
211
205
275
123
115
205
138
146
135
146
135
738
L. RUMAH
275
255
275
225
155
257
199
207
185
207
185
738
JAGA
270
253
275
225
143
249
194
202
185
199
185
738
SPAL
275
255
275
184
155
257
199
207
185
207
185
738
TPS
275
255
275
225
155
257
199
207
185
207
185
738
TTU
18
12
18
11
TPM
17
9
8
15
Sumber Data: Data Primer Kesling Puskesmas Poasia 2013
B. Input i. Sumber Daya Manusia Jumlah tenaga pegawai Puskesmas Poasia sebanyak 86 orang, terdiri dari: (Jumlah Penduduk = 25.474 Jiwa). Tenaga Penduduk Dokter umum Dokter gigi S1 Keperawatan Kesmas Perawat Perawat gigi Bidan Tenaga gizi Sanitarian
Jumlah 5 orang 3 orang 4 orang 13 orang 43 orang 1 orang 20 orang 7 orang 5 orang
Presentase 0,02% 0,01% 0,04% 0,01% 0,04% 0,02% 0,10% 0,04% 0,03%
Rasio 1: 3,887 1: 1,943 1: 2.326 1: 1,943 1: 7,773 1: 3,887 1: 19,433 1: 7,773 1: 5,830
15
Tenaga Penduduk SMA SPPM Apoteker Laboran Asisten apoteker Gizi
Jumlah 2 orang 1 orang 4 orang 2 orang 3 orang 6 orang
Presentase 0,01% 0,01% 0,02% 0,05% 0,01% 0,02%
Rasio 1: 1,943 1: 1,943 1: 3,887 1: 9,717 1: 1,943 1: 3,887
Sumber Data: Data Primer Puskesmas Poasia 2013 Dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan juga ditunjang oleh adanya tenaga sukarela/honor, terdiri dari tenaga perawat, bidan dan petugas cleaning cervices.
ii. Sarana dan Prasarana Puskesmas Poasia dalam melaksanakan kegiatannya baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh: a. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 unit tediri dari: 1. Pustu Anggoeya 2. Pustu Batumarupa b. Pondok bidan Kelurahan sebanyak 4 buah, terdapat di Kelurahan: 1. Kelurahan Anduonohu 2. Kelurahan Matabubu c. Kendaraan roda 5 sebanyak 2 unit d. Kendaraan roda dua sebanyak 14 unit e. Posyandu aktif sebanyak 16 unit f. Posyandu Usia Lanjut sebanyak 4 unit g. Dukun terlatih sebanyak 4 orang h. Kader posyandu sebanyak 75 orang i. Toko obat berizin sebanyak 4 buah Puskesmas Poasia merupakan Puskesmas Perawatan dengan kapasitas tempat tidur 17 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan dengan kapasitas tempar tidur 2 buah dan perawatan umum dengan kapasitas tempat tidur 15 buah. 16
iii. Pendanaan Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas, yakni: a. Pemerintah Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping itu puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni: 1. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat. 2. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional. Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersana DPRD kabupaten/kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Anggaran yang telah
disetujui yang tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung olen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh pemerintah kabupaten/kota. Penanggung jawab penggunaan anggaran yang diterima puskesmas adalah kepala puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas yakni seorang staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan kepala puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang 17
telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. (permenkes 128 2004) b. Pendapatan puskesmas Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh dari penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini, yakni: 1. Seluruhnya disetor ke Kas Daerah Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor langsung seluruh dana retribusi yang diterima ke kas daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 2. Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang lazimnya berkisar antara 25 – 50% dari total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala dipertanggungjawabkan oleh puskesmas ke pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 3. Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan seluruh dana yang diperolehnya dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana yakni untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi tanggungjawab pemerintah. (permenkes 128 2004)
18
c. Sumber lain Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain seperti: 1. PT ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. JPSBK/PKPSBBM Untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah mengeluarkan dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan. Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku, akan terjadi perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas. Sesuai dengan konsep yang telah disusun, direncanakan
pada
bertanggungjawab
masa untuk
yang
akan
membiayai
datang
upaya
pemerintah
kesehatan
hanya
masyarakat,
sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut sebaikbaiknya, sehingga di satu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi apabila puskesmas hanya bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas hanya akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari pemerintah. (permenkes 128 2004) 19
Tabel 5. Biaya Operasional Puskesmas Poasia Tahun 2013
BOK 120,000000
BIAYA OPERASIONAL PUSKESMAS APBD TOTAL 359.210.974 479.210.974
Sumber Data: Data Primer Bendahara Puskesmas Poasia 2013
Pada tahun 2013 setoran PAD Puskesmas Poasia telah melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp. 775.790.774/tahun atau rata-rata Rp. 64.649.231/bulan selama 1 tahun, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6. Rekapan Penerimaan Retribusi (PAD) Puskesmas Poasia tahun 2013 No.
URAIAN
JUMLAH PAD
1.
Askes Rawat Jalan
244.905.000
2.
Askes Rawat Inap/KB
86.190.000
3.
Surat Keterangan Sakit
1.717.000
4.
Surat Keterangan Sehat
15.915.000
5.
Laboratorium
27.882.000
6.
Rawat Inap Umum / KB
135.783.500
7.
Jamsostek Rawat Jalan
35.080.200
8.
Jamsostek Tind. OP/ P3K (UGD)
9.
Jamsostek Rawat Inap
6.193.000 26.047.000
10. Jamsostek Gigi
8.174.000
11. Jamsostek Laboratorium
2.977.000
12. Jampersal Kamar Bersalin (KB)
6 8.835.000
13. Ambulance
30.000
14. Bahteramas
5.959.000
15. Jamkesmas
197.241.000
TOTAL
862.928.700
Sumber Data: Data Primer Bendahara Puskesmas Poasia 2013
20
iv. Metode Untuk analisa masalah dan prioritas penyebab masalah yang ada pada laporan manajemen puskesmas ini adalah dengan menggunakan metode Hanlok. v.
Lingkungan
Tabel 7. Sarana Sanitasi dasar yang ada di wilayah Puskesmas Poasia tahun 2013 No
Kelurahan
1
Rahandona
2
Anduonahu
3
Anggoea
10
Matabubu
KK
Junlah Rumah
Jumlah SAB
Jumlah JAGA
Jumlah TPS
Jumlah SPAL
Jumlah Sumber Data : Laporan program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Poasia Tahun 2013
C. Proses i.
Perencanaan (P1)
ii. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) iii. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) D. Output E. Dampak
21
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH A. Analisis Masalah B. Prioritas Masalah i. Besar Masalah ii. Kegawatan Masalah iii. Kemudahan Penanggulangan iv. PEARL Faktor v. Nilai Proriotas Masalah C. Analisis Penyebab Masalah i. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan system ii. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Quality Assurance (QA) iii. Penyebab masalah berdasar MP dan QA D. Prioritas Penyebab Masalah E. Alternatif Pemecahan Masalah F. Pengambilan Keputusan G. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
22
View more...
Comments