Laporan Manajemen PDF

September 19, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Manajemen PDF...

Description

 

  LAPORAN PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG ISOLASI SELAMA PANDEMIK COVID-19 RSUD Dr. AGOESDJAM KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2020

OLEH ZULKARNAEN NIM : SRP 19316012

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN NON REGULER SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMAD MUHAMMADIYAH IYAH PONTIANAK TAHUN 2020

 

  DAFTAR ISI

BAB I 

PENDAHULUAN ........................................................................ 1.1  Latar Belakang........................................................................ 1.2  Tujuan Penulisan..................................................................... 1.3  Manfaat Penulisan................................................................... 1.4  Sistematika Penulisan..............................................................

BAB II  PERSPEKTIF PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANGAN 2.1  Konsep Manajemen Keperawatan........................................... 2.2  Konsep Pelayanan Keperawatan Di Ruang Perawatan solasi BAB III  KAJIAN SITUASIONAL MANAJEMAN KEPERAWATAN.. 3.1  Analisa Situasi Ruangan.......................................................... 3.2  Analisa SWOT........................................................................ 3.3  Rumusan dan Prioritas Masalah..............................................

BAB IV  PLANNING OF ACTION ............................................................ BAB V  PEMBAHASAN............................................................................ BAB VI  KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

 

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Menurut

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia Indonesia

No.

340/MENKES/PER/III/2010 adalah: “Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.   Sedangkan  pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat  berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan  penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”.   kesehatan”. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan rumah sakit merupakan  pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan  pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. (Wiwiek, 2008) Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang professional  bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan  baik (etikal). .

 

Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan  pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan

teknis,

hubungan

antar

manusia,

konseptual

yang

mendukung asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat  prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Ciri –   – ciri ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi standar  profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik. (Arwani, 2002) Asuhan keperawatan merupakan titik sentral pelayanana keperawatan, asuhan keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan pengelolaan asuhan keperawatan yang profesional. Model pemberian asuhan keperawatan merupakan salah satu pendekatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan profesional yang menjamin terwujudnya kesinambungan dalam pemberihan asuhan keperawatan dan akuntabilitas. (Nursalam, 2002) Ruang solasi RSUD Dr.Agoesdjam dalam pengelolaan asuhan keperawatan  profesionalnya belum menerapkan model pembagian tim dalam pemberian asuhan keperawatan, sehingga kerja kelompok belum terkoordinasi dengan tepat dan benar serta menyeluruh lengkap terhadap pasien. Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta didik keperawatan selain mendapatkan materi kepemimpinan dan

 

manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung di lapangan. Dalam kesempatan ini mahasiswa mengambil ruang isolasi di RSUD Dr. Agoesdjam Ketapang dengan arahan pembimbing akademik. B.  Tujuan Penulisan 1.  Tujuan Umum Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman keperawatan di Ruang isolasi RSUD Dr.Agoesdjam Ketapang mahasiswa mampu melakukan  pengelolaan

pelayanan

keperawatan

profesional

tingkat

dasar

secara

 bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang profesional. 2.  Tujuan Khusus Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman keperawatan selama 4 minggu di Ruang isolasi RSUD Dr.Agoesdjam Ketapang mahasiswa mampu : 1.  Menganalisa hasil kajian pada setiap sub unsur pada unsur input, unsur  proses dan unsur output. 2.  Membuat

identifikasi

permasalahan

yang

ada,

memprioritaskan

masalah tersebut dan menyusun rencana kegiatan. 3.  Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang sudah

disusun. C.  Manfaat Penulisan 1.  Manfaat Teoritis Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi ners dalam aplikasi konsep kepemimpinan dan manajemen keperawatan secara langsung. 2.  Manfaat Praktis Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di Ruang isolasi RSUD Dr.Agoesdjam Ketapang untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang mangacu kepada model praktek keperawatan profesional (MPKP).

 

  D.  Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut : BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang B.  Tujuan Penulisan C.  Manfaat Penulisan D.  Sistematika Penulisan BAB II PERSPEKTIF PELAYANAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN DI RUANGAN BAB III KAJIAN SITUASIONAL MANAJEMEN KEPERAWATAN KEPERAWATAN A.  Analisa Situasi Ruangan B.  Analisa SWOT C.  Perumusan dan Prioritas Isolsi BAB IV PERENCANAAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB V PEMBAHASAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

 

BAB II PERSPEKTIF PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANGAN

A.  Definisi

manajemen

menurut

Fayol

adalah

memperkenalkan

dan

merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin, mengkoordinasi, dan mengendalikan. Memperkirakan dan merencanakan berarti mempertimbangkan masa depan dan menyusun rencana aktifitas. (Fayol dalam bukunya Russel, 2000). Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang

harus

dilaksanakan

oleh

pengelola

keperawatan

untuk

merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber  –   sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.

B.  Fungsi Manajemen

Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut : 1.  Perenacanaan (planning), perncanaan merupakan : 1)  Gambaran apa yang akan dicapai 2)  Persiapan pencapaian tujuan 3)  Rumusan suatu persoalan untuk dicapai 4)  Persiapan tindakan –  tindakan –  tindakan  tindakan 5)  Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja 6)  Tiap Tiap –   –  tiap  tiap organisasi perlu perencanaan 2.  Pengorganisasian

(organizing),

merupakan

pengaturan

setelah

rencana,

mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat –  alat  –  alat,  alat, keuangan dan fasilitas. 3.  Penggerak (actuating), menggerakkan orang  –   orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval. 4.  Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang  –  orangnya,  orangnya, cara dan

 

waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki. 5.  Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil  –   hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen. Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money, material, methode, machine, minute dan market. C.  Prinsip Prinsip Yang Mendasari Manajemen Keperaatan

Prinsip –  Prinsip  –   prinsip prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah : a.  Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi

perencanaan,

pimpinan

dapat

menurunkan

resiko

pengambilan

keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.  b.  Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. c.  Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan

memerlukan

pengambilan

keputusan

di

berbergai

tingkat

manajerial. d.  Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan. e.  Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.. f.  Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi  proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.

 

g.  Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan  penampilan kerja yang baik. h.  Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan  pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai. i.  Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan  perawat  –   perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.  j.  Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi  penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip  –   prinsip melalui penetapan standar, membandingkan  penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan. Berdasarkan prinsip  –   prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja bersama  –   sama dalamperenacanaan danpengorganisasian serta fungsi  –   fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. D.  Metode Penugasan Dalam Manajemen

Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu menggunakan salah satu metode pendekatan di bawah ini : a.  Metode fungsional  pengorganisasian

tugas

pelayanan

keperawatan

yang

didasarkan

kepada

 pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sebagai berikut :   1)  Kepala Ruangan, tugasnya : Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan  perawatan pasein, membuat penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter. 2)  Perawat Pelaksana, tugasnya : Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL).

 

3)  Tenaga Admionistrasi ruangan, tugasnya : Menjawab telpon, menyampaikan  pesan, memberi informasi, mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan. Kerugian metode fungsional: a). Pasien mendapat banyak perawat.  b). Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan c). Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan. d). Pelayanan terputus-putus e). Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai Kelebihan dari metode fungsional : a). Sederhana  b). Efisien. c). Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu. d). Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas. e).Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang  berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana. f). Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.  b.  metode penugasan pasien/metode kasus Pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu atau  beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama  periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya di ruang isolasi dan ICU. Kekurangan metode kasus : 1)  Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh

 

2)  Membutuhkan banyak tenaga. 3)  Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan. 4)  Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung  jawab klien bertugas. Adapun kelebihan metode kasus 1)  Kebutuhan pasien terpenuhi. 2)  Pasien merasa puas. 3)  Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat. 4)  Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai. c.  metode penugasan tim Pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung  jawab dalam mengarahkan anggota tim.sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien. Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien. Ketenagaan dari tim ini terdiri dari ketua tim, pelakaaan perawatan, dan embantu perawata Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang lebih baik dengan menggunakan tenaga yang tersedia. Kelebihan metode tim: 1)  Saling memberi pengalaman antar sesama tim. 2)  Pasien dilayani secara komfrehesif 3)  Terciptanya kaderisasi kepemimpinan 4)  Tercipta kerja sama yang baik . 5)  Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

 

6)  Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif. Sedangkan kekurangan metode tim adalah : 1)  Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung jawabnya. 2)  Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat. 3)  Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim. 4)  Akontabilitas dalam tim kabur. d.  metode perawatan primer  pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara  pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat. Tugas perawat primer primer adalah :  a)  Menerima pasien   b)  Mengkaji kebutuhan  c)  Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.   d)  Mengkoordinasi pelayanan  e)  Menerima dan menyesuaikan rencana  f)  Menyiapkan penyuluhan pulang  Konsep dasar : 

a.  Ada tanggung jawab dan tanggung gugat  b.  Ada otonomi c.  Ada keterlibatan pasien dan keluarganya Ketenagaan :

a.  Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.  b.  Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat c.  Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.

 

d.  Perawat profesional sebagai primer dan perawat non profesional sebagai asisten. Kepala bangsal :

a.  Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer    b.  Orientasi dan merencanaka karyawan baru.   c.  Menyusun jadwal dinas  d.  Memberi penugasan pada perawat asisten.   Kelebihan dari metode perawat primer:  

a.  Mendorong kemandirian perawat.  b.  Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat c.  Berkomunikasi langsung dengan Dokter d.  Perawatan adalah perawatan komfrehensif e.  Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan. f.  Memberikan kepuasan kerja bagi perawat g.  Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan. Kelemahan dari metode perawat primer: 

a)  Perlu kualitas dan  b)  kuantitas tenaga perawat, c)  Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional. d)  Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain. e.  Metode Modul (Distrik), yaitu metode gabungan antara Metode penugasan tim dengan Metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang.   1.  Kelebihan Dan Kekurangan Dari Model Praktik Keperawatan Profesional   Kelebihan model praktek keperawatan professional :  :  1)  Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh. 2)  Mendukung pelaksanaan proses keperawatan. 3)  Memungkinkan dan

komunikasi

antar

tim

sehingga

konflik

mudah

diatasi

memberikankepuasan pada anggota tim

4)  Bila diimplementasikan di RS dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan

 

5)  Ruang MPKP merupakan lahan praktek yang baik untuk proses belajar 6)  Ruang rawat MPKP sangat menunjang program pendidikan Nursing  Kekurangan model praktek keperawatan professional :  1)  Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi tim, membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk.   2)  Akuntabilitas pada tim  3)  Beban kerja tinggi   4)  Pendelegasian tugas terbatas  5)  Kelanjutan keperawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab klien tugas. 

2.  Karateristik MPKP

1)  Penetapan jumlah tenaga keperawatan  

2)  Penetapan jenis tenaga keperawatan 

3)  Penetapan standar rencana asuhan keperawatan   4)  Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer   3.  Langkah-Langkah Implementasi MPKP

Tahap` persiapan :  1)  Pembentukan team  Terdiri dari coordinator departemen, kepala ruang rawat, perawat ruangan, ketua MPKP. 2)  Rancangan penilaian mutu  Kelompok kerja yang membuat rencana asuhan keperawatan yang meliputi kepuasan klien. 3)  Presentasi MPKP  Untuk mendapatkan nilai dukungan dari semua yang terlibat pada saat  presentasi.  4)  Penetapan tempat implementasi 

 

Dalam menentukan tempat implementasi perlu memperhatikan : mayoritas tenaga perawat apakah ada staf baru.  5)  Identifikasi jumlah klien  Kelompok klien terdiri dari 3 kriteria, yaitu : minimal, parsial, dan total)  6)  Penetapan tenaga keperawatan  7)  Penetapan jenis tenaga  a)  kepala ruang rawat   b)  clinical care manager   c)   perawat primer   d)   perawat asociate  8)  Pengembangan standar asuhan keperawatan   Bertujuan untuk mengurangi waktu perawat untuk menulis, sehingga waktunya habis untuk melakukan tindakan keperawatan   9)  Penetapan format dokumentasi keperawatan 

10) Identifikasi fasilitas 

a)  Badge atau atau kartu nama tim   b)  Papan nama  c)  Papan MPKP  Tahap pelaksanaan :  1.  Pelatihan MPKP  2.  Memberikan bimbingan kepada PP dalam melakukan konferensi   3.  Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan ronde PA   4.  Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan standar Renpra   5.  Member bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak dengan klien   6.  Member bimbingan dalam melakukan presentasi dalam tim   7.  Memberikan bimbingan kepada CCM dalam bimbingan PP dan PA   8.  Memberi bimbingan tentang dokumentasi keperawatan  Tahap evaluasi :  1.  Memberikan instrument evaluasi kepuasan klien / keluarga untuk setiap klien pulang  2.  Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar penilaian  

 

3.  Penilaian infeksi nosokominal di ruang rawat   4.  Penilaian rata-rata lama hari rawat.   E. Fungsi Manajemen Dalam Keperawatan

Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori manajemen umum yang memerintahkan penggunaan sumber daya manusia dan materi secara efektif. Empat elemen  besar dari teori manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan atau memimpin, dan mengendalikan atau mengevaluasi. Seluruh aktifitas manajemen, kognitif, dan psikomotor, berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak secara simultan. Fungsi manajemen keperawatan adalah sebagai berikut : 1.  Planning Planning atau perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksudkan nntuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan semua anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staff serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan. (Nursalam, 2002) 2.  Organizing a.  Struktur Organisasi Masing-masing organisasi memiliki struktur formal dan informal yang menentukan alur kerja dan hubungan timbal balik antar pribadi. Struktur fotmal direncanakan dan dipublikasikan, struktur informal tidak direncanakan dan samar. Seorang manajer perawatan harus mengerti dan memakai keduanya secara efektif. Struktur formal organisasi merupakan penyusunan resmi jabatan kedalam pola hubungan kerja yang akan mengatur usaha banyak pekerja dari bermacam-macam kepentingan dan kemauan. Struktur informal organisasi terdiri dari hubungan timbal balik pribadi yang tidak resmi diantara para pekerja yang mempengaruhi efektifitas kerja mereka. Kualitas hubungan timbal balik seorang manajer dengan lainnya langsung dikaitkan

 

dengan kemampuan kepemimpinannya. Mengingat struktur formal dan informal organisasi saling melengkapi, manajer perawat bisa memakai struktur organisasi informal unttuk mengganti kerugian karena kekurangan atau kegagalan dalam struktur formal.  b.  Job Deskriptions Merupakan suatu uraian pembagian tugas sesuai peran yang ia jalankan, misalnya sorang kepala ruang maka tugas dan tanggung jawabnya, jadi antara satu dengan yang lainnya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan perannya. c.  Metode Penugasan Metode penugasan yang ditetapkan harus dapat memudahkan pembagian tugas  perawat yang disesuaikan dengan pengetahuan dan ketrampilan perawat dan sesuai dengan kebutuhan klien. Apabila metode penugasan tidak diterapkan maka  pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien menjadi tidak opimal. Jenis model asuhan keperawatan menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Houston (1998), antara lain : 1)  Model Fungsional Metode fungsional dilakukan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia ke II. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 sampai 2 jenis intervensi (merawat luka kepada semua  pasien di bangsal).

 

 

BAB III KAJIAN SITUASIONAL MANAJEMEN KEPERAWATAN A.  Analisa Situasi Ruangan 1.  Man a.  Pasien

Ruang isolasi adalah ruang rawat inap untuk pasien dengan kasus covid yang tidak berdasrkan kelas namun sama

ruang kelas

dan ruang isolasi

dengan kapasitas 21 tempat tidur. Ruang iso yang sekaarang merupakan ruang iso penyanggah yang digunakan dalam penangan covid yang mana sebelumnya ruangan ini merupakan ruang perawatan anak. Jadi secara keseluhan belum memiliki BOR ataupun dta terkait berupa jumlah hari rawat inap maupun jumlah pasien. Rata –  Rata  – rata rata pasien covid yang dirawat di ruang iso  penyanggah antara 15 sanpai 20 hari tergantung pada kondisi pasien dan hasil  pemeriksaan yang berhubungan dengan hasil pemeriksan swab. b.  Ketenagaan

a.  Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesipikasi pekerjaan Tabel 1.1 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan di Ruang Isolasi Tahun 2020 Spesifikasi Pekerjaan

Jumlah

Persen

Perawat

13

81,25

Klining Servis

1

6,25

Administrasi

1

6,25

Inventarisasi

1

6,25

16

100

Jumlah

 

 b.  Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 1.2 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Ruang Isolasi Tahun 2020 Tingkat Pendidikan

Jumlah

%

D III Keperawatan

8

84,62

/SI Keperawatan

5

15,38

Jumlah

13

100

o

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, sebagian besar (84,62%) tenaga keperawatan di Ruang Isolasi berpendidikan Diploma III III ((perawat perawat terampil). c.  Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan Diklat yang diperoleh

Tabel 1.3 Distribusi Tenaga Keperawatan Keperawat an Berdasarkan B erdasarkan Diperoleh di Ruang Isolasi Tahun 2020 Diklat

o

Pernah diklat Tidak pernah diklat Jumlah

Diklat yang

Jumlah

%

8

92,31

5

7,65

13

100

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel 1.3 di atas, ada sekitar 5 orang (7,65%) tenaga keperawatan di isolasi isolasi tidak belum memperoleh pendidikan atau pelatihan tambahan tambahan (seperti : diklat perawatan luka, PPGD, BTCLS, dan lain-lain)

.

 

  c.  Struktur Organisasi Ruang Nusa Indah Struk tur Organisasi Ruang isolasi covid Tahun 2020 Kepala Ruangan Se Seti tiaa i AM.Ke M.Ke

Pengawas Zulkarnaen AM.Kep

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 11.. 12 12.. 13 13..

Pelaksana Perawatan Enny A, A, A AM M.Ke .Kep Agu Agustin tina AM. AM.Ke Kep p Hadi Hadija jah h AM.Ke M.Kep p Ns Ns.G .Gun untu turr S.K S.Kep ep Erna AM AM.Kep Risk iska AM.Ke .Kep Ns.I Ns.Ido do G. S. S.Ke Kep p Erm Ermaw awat atii A Am. m.Ke Kep p Ns.W Ns.Waw awan an S. S.Ke Kep p Ns.Rism Ns.Rismawa awati ti S S.Ke .Kep p Ns. Ns. Fitri Fitri S S.Ke .Kep p Mira Mira Am.K Am.Kep ep Lilis Lilis Am Am.Ke .Kep p

Adm Erlitha Am.Kep

CS yati manto

B.  Material 1.  Kapasitas Ruang Nusa Indah

Ruang isolasi memiliki kapasitas 21 tempat tidur namun tidak dibagi  berdasarkan kelas perawatan, 1 kamar HCU yang terdiri dari 2 bed serta 3 tempat tidue\r untuk anak –  anak –  anak.tempat  anak.tempat tidur dengan klasifikasi : 2.  Fasilitas Untuk Petugas

 

Ruang nurse station

 

Ruang ganti pakaian







 

Ruang pelepasan APD

 

 

Kamar mandi



MPKP

a.  Penerapan MPKP Ruang isolasi covid belum melaksanakan MPKP dengan metode Tim, dapat dijelaskan sebagai berikut :

  Dalam daftar dinas Ruang NusIsolasi Covid terdiri dari 4 petugas di tambah



karu, admin dan penangung jawab

  Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi menjadi 3 shift, yaitu shift



 pagi dari jam 07.30 WIB –  WIB  –  14.00   14.00 WIB, shift sore dari jam 14.00 WIB -21.00 WIB dan shift malam dari jam 21.00 WIB –  WIB  –  07.00  07.00 WIB.  b.  Discharge planning  Perawat memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang  perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan setelah pasien diperbolehkan pulang. 3.  Money

 

Penyediaan kebutuhan bahan habis pakai di ruangan dapat langsung diperoleh



melalui amprahan permintaan barang ke depo farmasi.

 

Penyediaan



alat/fasilitas

ruangan

dapat

dilakukan

melalui

prosedur

 permintaan barang yang diajukan kebagian administasi rumah sakit.

B.  Analisa SWOT

Nomor

1

Strength 

Weaknes 

a.  Sulitnya Pihak mendapatkan manajemen APD rumah sakit  b.  Bantuan yang  berusaha didapat menyiapkan memiliki keperluan kendala bahan terutama APD kurang baik  bagi petugas isolasi dalam c.  Rumah sakit kesulitan melaksanakan tugas

mencari tender

Opportunity 

a.  Banyak  permintaan APD diseluruh rumah sakit dan yankes lainnya serta melambungnya harga mengakibatkan susahnya mendaapatkan APD

Threath 

a.  Kemungkinan krisis APD akan terjadi apabila manajemen rs tidak memeiliki trik khususu dlam mensiasati  pengadaaan  barang.  b.  Akan terhambatnya

 

 

2.

.  Bantuan yang diterima belum merata  berdasarkan keperluan yang  prioritas

a.  Dengan a.  Pemenuhan Penutupan  penutupan ruang akan ruangan ruangan VIP dan VIP dan yang memadai memindahkan dialihkankanya tidak dpt ruangan ruanga dilakukan  perawatan anak dalam waktu  perawatan biasa menjadi ruang cepat. diharapkan isolasi  b.  Rumah sakit dapat merupakan merubah ruang menampung tindak lanjut  perawatan biasa  pasien yang ada.  pihak rumah menjadi ruang sakit guna iso demi menampung  pasien yang  berstatu ODP yang terus c.  meningkat

3

yang daapat menyipkan APD dalam waktu tidak lama karena kosong.

 pemberian asuhan keperawatan kepada pasien diruangan

a.  Pendapatan yang diterima rumah sakit akan  berkurang  berhubungan dengan ditutupnya ruangan VIP

 pemenuhan  jumlah pasien yang masuk Keputusan menjadi rumah sakit rujukan membuat  persiapan yang dilakukan pihak rumah sakit kesulitan menentukan lokasi isolasi

d.  Dukungan  pemda setempat dalam  penyedian tempat pasien isolasi belum terlihat maksimal Dengan a.  Pemahaman Dengan  penerimaan tentang isolasi  penambahan karyawan baru menjadi sulit tenaga baru pihak khususnya  b.  Skill yang rumah sakit tidak tenaga perawat dimiliki petugas kekurangan tenaga diharapkan dapat iso masih perlu dalam memberikan

a.  Resiko  pemberian asuhan keperawan menjadi lebih lama

 

Rumah sakit a.  Dapat mengadakan menghambat  pelatihan  proses terhadap petugas  pemberian

a.  Pembekalan  pelatihan dasar dalam  penanganan

 b.  Pembagian tugas atau kerja diruangan kan terkendala c.  Karu akan kesulitan dalam  pembagian tugas dan pembagian  jadwal d.  Pemborosan BHP berkenaaan dengan tindakan yang diberikan. e.  Memicu tingkat stress petugas. a.  Pelayanan dirunagan akan menjadi lambat  b.  Pemahaman

kesehatan asuhan lingkungandalam rs keperawatan tentang  b.  Resiko terjadi  penangan coviddikomunikas dalam 19  pekerjaan c.  Pembagian jam kerja jadi tidak seimbang d.  Diperlukan waktu khusus dalam membimbing

covid-19 tenaga bagi kesehatan merupakan hal yang harus dalam  pelaaksaanaan dilapangan  b.  Menyiapkan tenaga yang dapat menjalankan  pekerjaan

 petugas tentang  penanganan minim sehingga akan resiko nterjadi kealahan kerja c.  Resiko kecaacatan dan mungkin  penularan  penyakit d.  Kesalahan dalam  perlukan APD

 pelayanan dipada memenuhi di asah dan masyarakat kebutuhan pihak diarahkan rs dalam c.  Kesulitan dalam  penangan kasus  pembagian covid-19 diruang kerja iso d.  Resiko  pemborosan APD bs terjadi e.  Resiko kesalahan kerja

4

 petugas baru

5

Rumah sakit a.  Tingkat stress  petugas iso menyediakan mempengaruhi anggaran khusus  berupa inshentif kinerja  bagi petugas  b.  Banyaknya yang diruang iso  petugas iso yang mengundurkan diri. c.  Pembekalan

dilapangan  berdasarkan SPO yang  berlaku a.  Kesehatan dan kesejahteraaan  petugas harus di jadikan  prioritas utama

diruangan

a.  Kesejahteraan  petugas tidak terpenuhi  b.  Semangat kerja menurun c.  Resiko kerja yang dirasa  besaar tidak menjadi  perhatian khusus

 

6

Pihak rumah sakit dan  petugas iso selalu memberikan edukasi kepada  pasien yang disolasi

tentang covid19 kepadaa  petugas masih minim. d.  Cara pemakaian APD yang baik dan benar harus sering dipantau. a.  Petugas a.  Masih adanya senantiasa klien yang memberikan merasa tidak edukasi kepada  betah  pasien di saat diruangan.  pemberian  b.  Klien merasa asuhan tidak keperawatan diperhatikan c.  Klien meminta  b.  Menciptakan rasa saling dikembalikan  percaya sangat ke tempat tinggalnya menjalani dan isolasi mandari

diperlukan guna mengurangi tingkat stress yang di alami  baik petugas maupun pasien.

.

a.  Klien akan mudah stress dalam  penerumaan skit yang dialami  b.  Klien dapat menjadikan orang lain diluar sebaagai

 

 

C.  Perumusan dan Prioritas Masalah

PRIORITAS PENYELESAIAN MASALAH  NO 1 2 3

4 5 6

MASALAH Ketersedian stok APD yang mulai sedikit SDM yang diditempatkan  belum memiliki pelatihan Banyaknya petugas baru yang belum memiliki  pengalaman kerja Penutupan ruangan VIP dan membuka ruangan baru Kesejahteraan dan kesehatan petugas Edukasi bagi pesian

Mg 5

Sv 5

Mn 3

Nc 4

Af 4

SKOR 1200

3

4

3

2

2

144

3

4

3

3

3

324

5

5

4

3

2

600

5

3

4

4

3

720

3

3

3

3

3

243

ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH  NO 1

2

3

4

5 6

ALTERNATIVE PEMECAHAN MASALAH Melakukan kolaborasi dengan komite PPI dan CSSD untuk melakukan re use APD yang memenuhi standar re use Pemberian bekal skill berupa  pelatihan interna oleh petugas yang berkompeten Petugas baru tidak dipokuskan ada tindakan dan ruang iso perlu orientasi Pemindaahan ruangan jalan yang tepat guna memperlancar  pelayanan. Pemberian insentif khusus sebagai  bentuk penghargaan

C

A

R

L

TOTAL

5

5

4

3

300

5

5

4

3

300

4

4

3

2

96

5

4

3

2

120

4

4

3

2

96

Pembekalah pengetahuan kepada  pasien

4

4

3

2

96

 

 

PLAN OF ACTION Kegiata n Banyakn Diharap Manajem Pengaju ya ak en RS an APD kebutuha  pemerint dinas n APD ah dan kesehata diseluruh dinas n dan yankes  pemda terkait membuat dapat harga menyedi yang akan ditawark  kebutuh an an APD meningk  at pesat serta minimny a  persedia n Masih Diharap Manajem Pelatiha minimny ak en RS n dasar a skil rumah khususny dalam  petugas sakit a bagian  penanga dalam menyedi mutu dan nan  penanga akan yanmed covid n kasus sarana diruang civid-19 dalam iso di ruang  peningk  iso atan mutu dan kemamp uan  petugas dalam  penanga Masalah

Tujuan

n diruang

Sasaran

Meto de Presen tasi

Pelati han

Wa ktu

Hambata n Dinas Susahnya kesehatan menemuk  akan an pabrik mendistrib yang siap usikan dan harga  bantuan terjangka APD dari u  pemerintah  provinsi dan rumah sakit ters  berusahan untuk menyediak  an ADP sesuai keperluan Hasil

Petugas masih ada kesulitan dalam  pemakaian dan  pelepasan  baju astronot (hazmat) serta dalam  penangana n jenazah kasus covid-19

Tenaga  pelaatih sedikit dan waktu singkat

RTL 

Kolabora si dengan  pihak terkait dalam  pengadaa an APD dan  pengolah an re use

Adanya  pelatiahn dan sosialisas i ulang dalam  pengguna an APD

 

Penuruna n  pendapat an rumah sakit akibat  penutupa n ruang rawat inap VIP

Penempa tan

iso Diharap ak rumah sakit memiliki ruangan iso yang standard an tepat guna sehingga tidak terjadi krisis  pendapat an Diharap akan

Manajem en RS khususny a bidang  perencan aan

Mengada kan masterpla n yang lebih  baik

Pengaju an ruang iso

Disku si

Pendapat karyawan menjadi turun sehubunga n dengan  jumlah kunjungan yang sedikit

Pembang unan tidak dapat dikerjaka n secepat mungkin karena  peraturan  pengajua n dan anggaran daerah

Manajem Adanya en RS rolling

Disku si

Pemberian asuhan

Pemilaha Bebean kerja tidk n petugas

 petugas tidak sesuai dengan kreteria ruangan

 penempa  bag. Kepegaw tan aian,  petugas disesuai yanmed dan kan komkep dengan kriteria daan kemamp uan yang dimiliki  petugas

Kesejaht eraan karyawa n

Diharap akan kesejaht eraan dan kesehtan  petugas menjadi  perhatia n demi  pelaksan aan asuhan keperaw

Direktur RS, yanmed  perencan aan dan keuanga n

 petugas  baru disetiap  bangsal  perawat an

keperawata rata n diruangan menjadi sedikit terganggud an lamaban

Pengaju Presen tasi an  pemerik  saan kesehat an  berkerja sama dengan dengan K3RS

Direktur dan pihak terkait mengusaha n agar kesejahtera an dan kesehatan  petugas terpenuhi

Proses  penagaju an akan memakan waktu lama

 berdasark  an PK dan kriteria ruangan dan skil  petugas

Adanya  prioritas dalam kesejahte raaan  petugas

 

Edukasi  pasien

atan yang lebih  baik Diharap Pasien akan  pengetah uan  pasien terhadap status yang di dapat tidak membeb ani klien dan dapat terlebih klien dapat melakuk  an  perawata n sencara mandari

Member  ikan  penkes kepada  pasien  baik  pasien iso maupun rawat  jalan

Disku si  presen tasi dan video

Edukasi kesehatan dalam  pemakaian masker dan etika batuk dan cuci tangan yang benar  bagi pasien iso dan  pasien di rawat jalan

Tingkat  pengetah uan dan  pemaham an akan mempeng aruhi  proses  penyamp aian materi

Menyedi akan  brosur  bagi keluarga yang dirawat maupun rawat  jalan

 

DAFTAR PUSTAKA

Arwani & Heru Suprayitno. 2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC  Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika Profil RSUD Dr.Agoesdjam Ketapang Tahun 2019 Sugiyanto. 1999. Lokakarya Mutu Keperawatan dan Holistik Nursing: Mutu Pelayanan Kesehatan. Surakarta Suchri Suarli & Yanyan Bahtiar. 2007. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Bandung: Balatin Pratama

 

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

DOKUMENTASI PENKES KOLABORASI TENTANG HAND HYGIENE ETIKA BATUK DENGAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI CORONAVIRUS CORONAVIRUS HAND HYGIENE DI RUANG TUNGGU LOKET RAWAT JALAN, TANGGAL 8 APRIL 2020, OLEH ZULKARNAEN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SATUAN ACARA PENYULUHAN ETIKA BATUK  Topik Sub Topik

: Etika Batuk : Pengertian etika batuk, tujuan etika batuk, penyebab batuk, kebiasaan batuk yang salah, dampak dari batuk dan cara batuk yang baik dan benar.

Sasaran  Tempat

: Pasien dan keluarga pasien. : Ruang Tunggu Loket Rawat Jalan.

Hari Tanggal

: 8 April 2020

Waktu

: 08.00 s/d 08.30 wib

Penyuluh

: Zulkarnaen

A.  Tujuan Intruksional Umum Setelah mengikuti Kegiatan penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengerti tentang etika batuk. B.  Tujuan Intruksional Khusus Setelah mengikuti kegitan penyuluhan mengenai etika batuk selama 1 X 30 menit pasien dan keluarga pasien , mampu : 1.  Menjelaskan pengertian etika batuk. 2.  Menjelaskan tujuan etika batuk 3.  Menjelaskan penyebab batuk 4.  Menyebutkan kebiasaan batuk yang salah 5.  Menyebutkan dampak dari batuk 6.  Menjelaskan cara batuk yang baik dan benar. C.  Materi ( terlampir ) 1.  Pengertian etika batuk. 2.   Tujuan etika batuk

 

3.  Penyebab batuk 4.  Kebiasaan batuk yang salah 5.  Dampak dari batuk 6.  Cara batuk yang baik dan benar.

 

D. Metode 1.  Ceramah 2.  Tanya jawab E.  Media 1.  Materi Penyuluhan. 2.  Laptop 3.  LCD proyektor 4.  Leaflet F.  Kegiatan Penyuluhan No

Waktu

Kegiatan Penyuluhan

1

5 menit

Pembukaan : 1.  Memberikan salam 2.  Perkenalan 3.  Menjelaskan tujuan penyuluhan 4.  Menyebutkan materi yang akan diberikan Pelaksanaan : 1.  Memberikan leaflet kepada sasaran. 2.  Menjelaskan materi penyuluhan

2

20 menit

secara berurutan dan teatur tentang : a.  Pengertian etika batuk. b.   Tujuan etika batuk c.  Penyebab batuk d.  Kebiasaan batuk yang salah e.  Dampak dari batuk f.  Cara batuk yang baik dan benar. 3.  Memberikan kesempatan kepada pasien / keluarga untuk bertanya. 4.  Memberikan jawaban kepada pasien atau keluarga tentang

Kegiatan Sasaran   Menjawab

salam.   Mendengarkan dan memperhatikan

  Mendengarhan

dan

memperhatian penyuluhan.

  Bertanya

bila masih ada yang belum jelas.

  Mendengarkan

dan memperhatikan

 

pertanyaan yang disampaikan.

3

5 menit

5.  Memberikan pertanyaan kepada pasien / keluarga tentang etika batuk. Penutup : 1.  Menyimpulkan materi yang disampaikan. 2.  Menyampaikan terima kasih atas perhatian dan waktu yang diberikan oleh peserta penyuluhan. 3.  Mengucapkan salam penutup

 jawababan dari penyuluh.   Menjawab pertanyaan  yang disampaikan oleh penyuluh. 

  Memperhatikan.   Menjawab salam.

G.  Kreteria Evaluasi 1.  Evaluasi struktur a.  Persiapan media yang akan digunakan. b.  Persiapan tempat yang akan digunakan. c.  Kontrak waktu. d.  Persiapan SAP 2.  Evaluasi proses a.  Selama penyuluhan sasaran memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh penyuluh. b.  Selama penyuluhan sasaran aktif bertanya tentang materi penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh. c.  Selama penyuluhan sasaran aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh. 3.  Evaluasi hasil akhir Diharapkan sasaran penyuluhan dapat : a.  Menjelaskan pengertian etika batuk. b.  Menjelaskan tujuan etika batuk c.  Menjelaskan penyebab batuk d.  Menyebutkan kebiasaan batuk yang salah e.  Menyebutkan dampak dari batuk f.  Menjelaskan cara batuk yang baik dan benar.

 

Nama : Zulkarnaen Nim

: SRP19316012 Masalah Ruang Isolasi covid-19 RSUD Dr. Agoesdjam Ketapang

Nomor

Strength 

Weaknes 

Opportunity 

Threath 

1

d.  Sulitnya Pihak mendapatkan manajemen APD rumah sakit e.  Bantuan yang  berusaha didapat menyiapkan keperluan memiliki terutama APD kendala bahan  bagi petugas kurang baik isolasi dalam f.  Rumah sakit melaksanakan kesulitan tugas mencari tender yang daapat menyipkan APD dalam waktu tidak lama karena kosong.

c.  Banyak  permintaan APD diseluruh rumah sakit dan yankes lainnya serta melambungnya harga mengakibatkan susahnya mendaapatkan APD d.  Bantuan yang diterima belum merata  berdasarkan keperluan yang  prioritas

c.  Kemungkinan krisis APD akan terjadi apabila manajemen rs tidak memeiliki trik khususu dlam mensiasati  pengadaaan  barang. d.  Akan terhambatnya  pemberian asuhan keperawatan kepada pasien diruangan

2.

Penutupan e.  Pemenuhan ruangan VIP dan akan ruangan memindahkan yang memadai ruangan tidak dpt

.  Dengan  penutupan ruang VIP dan dialihkankanya

 b.  Pendapatan yang diterima rumah sakit akan  berkurang

 perawatan anak dilakukan menjadi ruang dalam waktu isolasi cepat. merupakan f.  Rumah sakit tindak lanjut merubah ruang  pihak rumah  perawatan biasa sakit guna menjadi ruang menampung iso demi  pasien yang  pemenuhan  berstatu ODP  jumlah pasien yang terus yang masuk meningkat g.  Keputusan menjadi rumah sakit rujukan membuat

ruanga  perawatan biasa diharapkan dapat menampung  pasien yang ada.

 berhubungan dengan ditutupnya ruangan VIP

 

 

3

 persiapan yang dilakukan pihak rumah sakit kesulitan menentukan lokasi isolasi

h.  pemda Dukungan setempat dalam  penyedian tempat pasien isolasi belum terlihat maksimal Dengan Dengan f.  Pemahaman  penambahan  penerimaan tentang isolasi tenaga baru pihak menjadi sulit karyawan baru rumah sakit tidak g.  Skill yang khususnya dimiliki petugas kekurangan tenaga tenaga perawat iso masih perlu dalam memberikan diharapkan dapat  pelayanan dipada di asah dan memenuhi masyarakat diarahkan kebutuhan pihak rs dalam h.  Kesulitan dalam  pembagian  penangan kasus kerja covid-19 diruang i.  Resiko iso  pemborosan APD bs terjadi  j.  Resiko kesalahan kerja

4

Rumah sakit e.  Dapat menghambat mengadakan  proses  pelatihan  pemberian terhadap petugas asuhan kesehatan dalam keperawatan lingkungan rs f.  Resiko terjadi tentang dikomunikas  penangan coviddalam 19  pekerjaan g.  Pembagian jam

c.  Pembekalan  pelatihan dasar dalam  penanganan covid-19 bagi tenaga kesehatan merupakan hal yang harus dalam  pelaaksaanaan

f.  Resiko  pemberian asuhan keperawan menjadi lebih lama g.  Pembagian tugas atau kerja diruangan kan terkendala h.  Karu akan kesulitan dalam  pembagian tugas dan pembagian  jadwal i.  Pemborosan BHP berkenaaan dengan tindakan yang diberikan.  j.  Memicu tingkat stress petugas. e.  Pelayanan dirunagan akan menjadi lambat f.  Pemahaman  petugas tentang  penanganan minim sehingga akan resiko nterjadi kealahan kerja g.  Resiko

 

kerja jadi tidak seimbang h.  Diperlukan waktu khusus dalam membimbing  petugas baru

5

6

Rumah sakit e.  Tingkat stress  petugas iso menyediakan anggaran khusus mempengaruhi  berupa inshentif kinerja  bagi petugas f.  Banyaknya yang diruang iso  petugas iso yang mengundurkan diri.

Pihak rumah sakit dan  petugas iso selalu memberikan edukasi kepada  pasien yang disolasi

g.  Pembekalan tentang covid19 kepadaa  petugas masih minim. h.  Cara pemakaian APD yang baik dan benar harus sering dipantau. d.  Masih adanya klien yang merasa tidak  betah diruangan. e.  Klien merasa tidak diperhatikan f.  Klien meminta dikembalikan ke tempat tinggalnya dan menjalani isolasi mandari

dilapangan d.  Menyiapkan tenaga yang dapat menjalankan  pekerjaan dilapangan  berdasarkan SPO yang  berlaku  b.  Kesehatan dan kesejahteraaan  petugas harus di jadikan  prioritas utama

kecaacatan dan mungkin  penularan  penyakit h.  Kesalahan dalam  perlukan APD diruangan

d.  Kesejahteraan  petugas tidak terpenuhi e.  Semangat kerja menurun f.  Resiko kerja yang dirasa  besaar tidak menjadi  perhatian khusus .

c.  Petugas senantiasa memberikan edukasi kepada  pasien di saat  pemberian asuhan keperawatan d.  Menciptakan rasa saling  percaya sangat diperlukan guna mengurangi tingkat stress yang di alami  baik petugas maupun pasien.

c.  Klien akan mudah stress dalam  penerumaan skit yang dialami d.  Klien dapat menjadikan orang lain diluar sebaagai

 

 

PRIORITAS PENYELESAIAN MASALAH  NO 1 2 3

4 5 6

MASALAH Ketersedian stok APD yang mulai sedikit SDM yang diditempatkan  belum memiliki pelatihan Banyaknya petugas baru yang belum memiliki  pengalaman kerja Penutupan ruangan VIP dan membuka ruangan baru Kesejahteraan dan kesehatan petugas Edukasi bagi pesian

Mg 5

Sv 5

Mn 3

Nc 4

Af 4

SKOR 1200

3

4

3

2

2

144

3

4

3

3

3

324

5

5

4

3

2

600

5

3

4

4

3

720

3

3

3

3

3

243

ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH  NO 1

2

3 4

5 6

ALTERNATIVE PEMECAHAN MASALAH Melakukan kolaborasi dengan komite PPI dan CSSD untuk melakukan re use APD yang memenuhi standar re use Pemberian bekal skill berupa  pelatihan interna oleh petugas yang berkompeten

C

A

R

L

TOTAL

5

5

4

3

300

5

5

4

3

300

Petugas baru tidak dipokuskan ada tindakan dan ruang iso perlu orientasi Pemindaahan ruangan jalan yang tepat guna memperlancar  pelayanan. Pemberian insentif khusus sebagai  bentuk penghargaan

4

4

3

2

96

5

4

3

2

120

4

4

3

2

96

4

4

3

2

96

Pembekalah pengetahuan kepada  pasien

 

  PLAN OF ACTION Kegiata n Banyakn Diharap Manajem Pengaju ak en RS an APD ya kebutuha  pemerint dinas n APD ah dan kesehata n dan diseluruh dinas  pemda terkait yankes membuat dapat menyedi harga akan yang ditawark  kebutuh an APD an meningk  at pesat Masalah

serta minimny a  persedia n Masih minimny a skil  petugas dalam  penanga n kasus civid-19

Tujuan

Sasaran

Meto de Presen tasi

Wa ktu

Hambata n Susahnya Dinas menemuk  kesehatan an pabrik akan mendistrib yang siap dan harga usikan terjangka  bantuan APD dari u  pemerintah  provinsi dan rumah sakit ters  berusahan untuk Hasil

RTL 

Kolabora si dengan  pihak terkait dalam  pengadaa an APD dan  pengolah an re use

menyediak  an ADP sesuai keperluan Diharap ak rumah sakit menyedi akan sarana dalam

di ruang  peningk  iso atan mutu dan kemamp uan  petugas dalam  penanga n diruang iso Penuruna Diharap n ak  pendapat rumah

Manajem en RS khususny a bagian mutu dan yanmed

Pelatiha Pelati n dasar han dalam  penanga nan covid diruang iso

Petugas masih ada kesulitan dalam  pemakaian dan  pelepasan  baju

Tenaga  pelaatih sedikit dan waktu singkat

Adanya  pelatiahn dan sosialisas i ulang dalam  pengguna an APD

Pembang unan tidak

Mengada kan masterpla

astronot (hazmat) serta dalam  penangana n jenazah kasus covid-19

Manajem Pengaju en RS an khususny ruang

Disku si

Pendapat karyawan menjadi

 

an rumah sakit akibat  penutupa n ruang rawat

sakit a bidang iso memiliki  perencan ruangan aan iso yang standard an tepat

inap VIP

guna sehingga tidak terjadi krisis  pendapat an Penempa Diharap Manajem akan tan en RS  penempa  bag.  petugas tan tidak Kepegaw  petugas sesuai aian, disesuai yanmed dengan kreteria ruangan

Kesejaht eraan karyawa n

kan dengan kriteria daan kemamp uan yang dimiliki  petugas Diharap akan kesejaht eraan dan kesehtan  petugas menjadi  perhatia n demi  pelaksan aan asuhan keperaw atan yang lebih  baik

Adanya rolling  petugas  baru disetiap  bangsal

Disku si

turun sehubunga n dengan  jumlah kunjungan yang

dapat n yang dikerjaka lebih n secepat  baik mungkin karena  peraturan

sedikit

 pengajua n dan anggaran daerah

Pemberian asuhan keperawata n diruangan menjadi

Bebean Pemilaha kerja tidk n petugas rata  berdasark  an PK dan kriteria ruangan dan skil  petugas

dan komkep

 perawat an

sedikit terganggud an lamaban

Direktur RS, yanmed  perencan aan dan keuanga n

Pengaju Presen an tasi  pemerik  saan kesehat an  berkerja sama dengan dengan K3RS

Direktur dan pihak terkait mengusaha n agar kesejahtera an dan kesehatan  petugas terpenuhi

Proses  penagaju an akan memakan waktu lama

Adanya  prioritas dalam kesejahte raaan  petugas

 

Edukasi  pasien

Diharap akan  pengetah uan  pasien terhadap status yang di dapat tidak membeb ani klien dan dapat terlebih klien dapat melakuk  an  perawata n sencara mandari

Pasien

Member  ikan  penkes kepada  pasien  baik  pasien iso maupun rawat  jalan

Disku si  presen tasi dan video

Edukasi kesehatan dalam  pemakaian masker dan etika batuk

Tingkat  pengetah uan dan  pemaham an akan mempeng

Menyedi akan  brosur  bagi keluarga yang

dan tangan cuci yang benar  bagi pasien iso dan  pasien di rawat jalan

aruhi  proses  penyamp aian materi

dirawat maupun rawat  jalan

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF