Laporan Magang Trobelshoot Jaringan Radio Microwave Akibat Cuaca
September 7, 2017 | Author: Gra Dika Aggi | Category: N/A
Short Description
menjelaskan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan dari trobelshoot jaringan radio microwave akibat gangguan cuaca y...
Description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sistem telekomunikasi global yang berkembang pesat saat ini telah membawa masyarakat menuju ke dunia teknologi komunikasi dan informasi (information society). Sarana komunikasi yang berupa telepon tetap , telepon seluler (mobile phone), dan internet yang bersifat multimedia telah menjadi topik pembicaraan saat ini. Sebagai sarana telekomunikasi, penggunaan jaringan dan jasa telekomunikasi untuk kegiatan bisnis maupun kegiatan seharihari sudah merupakan kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Penggunaan jaringan dan jasa telekomunikasi tidak lepas dari adanya penyelenggara telekomunikasi, yaitu penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi yang disebut sebagai operator seluler (Service Provider) atau penyedia jasa telekomunikasi. Sebagai partner dalam pelaksanaan program magang ini adalah PT. Sab’a Sytem Solution. PT. Sab’a Sytem Solution adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang berkedudukan di Jakarta tepatnya di Jakarta Timur. PT. Sab’a System Solution dapat menangani berbagai permasalahan atau berbagai pekerjaan seperti Deaktivikasi, Survey, Instalasi dan Pelayanan lainnya di sektor Telekomunikasi dan Data Jaringan Komunikasi. Pada penyelenggarakan kurikulum di
Lembaga pendidikan Politeknik
Negeri Semarang memiliki kurikulum Prakter Kerja Lapangan ( PKL ) atau yang sering disebut dengan Magang. Dan kegiatan ini bersifat wajib sehingga setiap mahasiaswa Diploma III Teknik Telekomunikasi Jurusan Elektro harus melaksanakan kegitan ini karena sudah termasuk kurikulum yang terdapat di Lembaga Pendidikan Politeknik Negeri Semarang. Dan dalam kegiatan ini diharapkan setiap mahasiswa dapat mengaplikasikan setiap mata kuliah yang telah di dapat di Kampus agar bisa diterapkan dalam prakteknya. Serta mahasiswa dapat melatih , membekali, dan mengarahkan mahasiwa agar 1
terbiasa dan terampil dengan dunia kerja yang sebenarnya. Karena di masa kini perekrutan pekerja tidak hanya memilih orang yang sekedar pintar didalam, tetapi juga perusahaan mencari calon pekerja yang kompetitif dan terampil di pekerjaannya.
1.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penulisan laporan magang ini mengenai Trobelshoot pada jaringan radio link Microwave NEC Pasolink yang di sebabkan karena keadaan cuaca yang akan di batasi dalam beberapa aspek : 1. Trobelshoot yang dilakukan hanya sebatas pada kerusakan akibat gangguan cuaca. 2. Perangkat yang di gunakan adalah perangkat jaringan PTP dengan Microwave NEC Pasolink. 3. Trobelshoot yang dilakukan pada perangkat pelanggan dalam server dan perangkat provider pada shelter. 4. Hanya membahas masalah trobelshoot tidak termasuk aktifasi ulang apabila ada kerusakan perangkat pada IDU.
1.3 Tujuan Tujuan pelaksanaan magang industri ini adalah : 1. Menerapkan dan mengaplikasikan teori yang telah didapatkan di perkuliahan dalam Magang Indutri. 2. Meningkatkan dan mendidik Ketrampilan Mahasiswa agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri maupun memudahkan untuk memasuki Lapangan pekerjaan yang ada. 3. Mendidik mahasiswa serta menambah kreatifitas dan ketrampilan mahasiwa agar mampu bersaing dalam dunia kerja yang kompetitif. 4. Meningkatkan hubungan antara Instansi Politeknik Negeri Semarang dengan pihak perusahaan agar mampu melatih dan mencari Mahasiswa yang unggul.
2
5. Menjadi tenaga kerja kreatif dan mempunyai ketrampilan tinggi yang mampubersaing dalam dunia kerja.
1.4 Manfaat Manfaat pelaksanaan magang industri ini adalah : 1.4.1 Bagi Mahasiswa : 1. Mahasiswa dapat mengetahui terapan teori dan relevasinya. 2. Mahasiswa memperoleh pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja dan memliki pandangan yang lebih tentang telekomunikasi. 3. Mahasiswa dapat menambah ilmu dan pengetahuan dalam dunia telekomunikasi khususnya dalam bidang yang dijadikan pokok permasalahan. 4. Mahasiswa dapat memecahkan masalah secara team work. 5. Mahasiswa mampu memahami sikap professional yang dibutuhkan di industri. 1.4.2 Bagi PT. Sab’a System Solution : 1. Mendapatkan peluang untuk mengamati, mengobservasi, dan penguatan kompetensi kepada kandidat yang akan direkrut sebagai tenaga kerja. 2. Memantau calon tenaga kerja yang berkompeten dan handal. 3. Mendapatkan tenaga kerja tambahan dalam kurun waktu pemagangan.
1.4.3 Bagi Politeknik Negeri Semarang : 1. Politeknik Negeri Semarang memperoleh masukan, baik langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. 2. Bagi tenaga didik Politeknik Negeri Semarang, akan mendapatkan berbagai materi baru tentang kemajuan teknologi telekomunikasi di era yang baru. 3. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan agar menghasilkan lulusan yang sesuai dan dibutuhkan oleh dunia kerja.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan 2.1.1 Profil Perusahaan Bergerak dari visi dan misi yang sama PT. SAB’A SYSTEM SOLUTION adalah perusahaan swasta nasional yang berdomisili di Jakarta, berdiri pada tanggal 06 November 2015 yang terdaftar pada Notaris NINIEK RUSTINAWATI, SH, MKn dengan nomor Akta 03. Izin Usaha kami adalah perdagangan umum barang dan jasa. Visi dan misi kami adalah memberikan pelayanan terbaik kepada perusahaan maupun perorangan yang membutuhkan solusi telekomunikasi dan sistem IT. Nama perusahaan kami pun mempunyai makna seperti kata “SAB’A” yang berarti Tujuh mewakili tujuh nilai-nilai dalam menjalankan perusahaan : 1. Beriman 2. Jujur 3. Disiplin 4. Kreatif 5. Inisiatif 6. Dedikasi 7. Intergritas Nilai-nilai tersebut yang akan kami terapkan dalam menjalankan perusahaan kami.
4
2.1.2 Logo Perusahaan
Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT. Sab’a System Solution 2.1.3 Lokasi Perusahaan PT. Sab’a System Solution yang berada di Jln. Pisangan lama 3 no 4 RT.001 RW.004 Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung. Jakarta timur 13230.
2.2 Manajemen / Struktur Organisasi Perusahaan Personil kami adalah orang-orang yang berpengalaman dalam bidang IT dan Mekanikal Elektrikal yang sudah pernah bekerja sama dengan PT.Indosat Tbk, PT. Telkomsel, PT. XL Axiata, Kejaksaan Agung RI, KEMENHAM, PT. Angkasa Pura dan Building Management beberapa Gedung ternama di Jakarta dan sekitarnya. Dalam berorganisasi kami selalu mengandalkan motto “Coming together is a beginning, Keeping together is a progress, Working together is a success.” #teamwork.
5
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Sab’a Systemsolutions
2.3 Jenis Produk dan Usaha Produk yang kami tawarkan antara lain adalah : Peralatan mekanikal dan elektrikal (ME) dan segala perangkat keras dan perangkat lunak yang berhubungan dengan telekomunikasi dan sistem IT. Sebagai berikut : 1. Produk IT : •
MODEM 1. COMBA 2. NEC 3. CERAGON 4. SIAE 5. ERICSSON 6. F-Engine
•
ROUTER AND SWITCH
6
1. CISCO 2. ALCATEL 3. LUCENT •
RECTIFIER 1. WESTINDO 2. DELTA 3. SIEMENS
•
CYBERKEY
2. Produk ME ( Mekanikal Engineer ) : •
Box Panel ACPDB
•
Kabe Listrik
•
Aksesoris Kelistrikan
3. Jasa yang kami tawarkan antara lain adalah : •
Jasa instalasi dan maintenance komputer
•
Jaringan komputer, hardware dan pheriperal
•
Jasa instalasi dan maintenance jaringan telekomunikasi
•
Jasa Instalasi dan maintenance mekanikal elektrikal bangunan/gedung
•
Jasa konsultan bidang pekerjaan umum/SDM
•
Jasa penyediaan dan pemanfaat multimedia melalui perangkat telekomunikasi
•
Jasa telekomunikasi umum
•
Konsultasi bidang bisnis, management dan administrasi
•
Outsourcing - Jasa Pengurusan Perizinan
Kami memiliki tim yang berkompeten dalam hal pengurusan perizinan, baik pembuatan baru maupun perpanjangan.
7
4. Keahlihan dan Pengalaman Team : Kami mempunyai team yang berpengalaman pada bidang IT dan Mekanikal Elektrikal (ME). Team kami juga berpengalaman pada proyek Outtask PT. Indosat Tbk. Keahlian dan pengalaman team kami antara lain adalah : •
Survey radio
•
Instalasi radio
•
Console radio
•
Survey modem
•
Instalasi modem
•
Console modem
•
Pengetesan link untuk radio dan modem
•
Penarikan kabel data/fo/Ethernet
•
Preventive maintenance
•
Penggantian radio (IDU maupun ODU)
•
Pembuatan tower triangle
•
Dismantle modem dan radio
•
Instalasi router
•
Configure router
•
Troubleshooting
•
Instalasi fiber optik [insatalasi grownfiel dan brownfield]
•
Instalasi grounding
•
Instalasi monopole
•
Cable dan wiring sistem
•
Security system
8
BAB III
HASIL PELAKSANAAN MAGANG
3.1 Deskripsi Pelaksanaan Magang Magang dilakasanakan di PT. Sab’a System Solution yang berada di Jln. Pisangan lama 3 no 4 RT.001 RW.004 Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung. Jakarta timur 13230 dan selain di PT. Sab’a System Solution magang juga ditempatkan di PT. Indosat Tbk Jalan Merdeka Barat No.21 Jakarta 10110. Magang dimulai pada tanggal 19 September 2016 sampai dengan 16 Februari 2017. Di PT. Sab’a System Solution aktif pada hari kerja yaitu 5 hari kerja 08.30 – 17.30 WIB tetapi untuk di PT. Indosat Tbk 1 minggu aktif 5 hari kerja. Selama magang di PT. Sab’a System Solution yang bergerak di bidang Instalasi dan Layanan Sektor Telekomunikasi dan Data Jaringan Komunikasi penulis ditempatkan di divisi deaktivikasi dan divisi aktifasi dan di PT.Indosat Tbk penulis sebagai tim Talk Force dan selama bulan Oktober sebagai teknisi yang bertugas mengerjakan Project OSSIN yaitu project yang diberikan oleh PT.Indosat Tbk kepada PT. Sab’a System Solution untuk pekerjaan pelabelan dan perapihan perangkat pada site site PT.Indosat Tbk. Dan pada bulan November penulis masuk ke dalam tim aktifasi yang banyak menangani aktifasi jaringan PTP radiolink microwave. Awal magang dimulai dengan perkenalan management PT.Sab’a System Solution dan perkenalan divisi yang terdapat pada PT. Sab’a System Solution. Selanjutnya pada setiap 2 minggu sekali dilakukan training perdivisi, ini dilakukan agar penulis paham mengenai prosedur - prosedur yang dilakukan tiap divisi, dan perkenalan perangkat perangkat yang biasa ditemukan dilapangan. Dijelaskan juga tata cara dalam melakukan deaktivikasi, standarisasi dalam melakukan instalasi modem maupun radio, dan juga tata cara dalam melakukan survey baik modem maupun survey radio. Selanjutnya adalah pelaksanaan Deaktivikasi , Survey dan Aktivasi.
9
perkerjaan divisi
3.2 Hasil Pelaksanaan Magang Perkembangan
teknologi
khususnya
di
bidang
telekomunikasi
berkembang sangat cepat yang menggunakan media udara sebagai media transmisinya. Seperti halnya saat ini banyak perusahaan yang menngunakan radio microwave PTP guna memenuhi kebutuhan jaringanya. Radio microwave PTP adalah radio yang menggunakan gelombang mikro sebagai media transmisinya untuk pengiriman dan penerimaan data antara dua titik. Kelebihan dari Radio Microwave PTP ini adalah kecepatan instalasi perangkat dibandingkan kabel serat optik dan kabel tembaga yang membutuhkan waktu lama karena harus menggali maupun menggelar kabel yang panjang. Selain cepat dalam instalasi, Radio Microwave PTP juga sangat fleksibel sehingga bisa dipakai di tempat yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penggelar kabel serat optik maupun kabel tembaga seperti daerah yang melintasi sungai, ladang gambut, hutan, dan gunung. Namun dengan meggunkan media udara, radio microwave memiliki kelemahan yaitu rentang terhadap angguan cuaca. Salah satu perusahaan penyedia jasa pada instalasi radiolink adalah PT. Sab’a Sytem Solution. PT. Sab’a Sytem Solution adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang berkedudukan di Jakarta tepatnya di Jakarta Timur. PT. Sab’a System Solution dapat menangani berbagai permasalahan atau berbagai pekerjaan seperti Deaktivikasi, Survey, Instalasi dan Pelayanan lainnya di sektor Telekomunikasi dan Data Jaringan Komunikasi. Seperti halnya perangkat radio lainya
Microwave Antenna NEC
PASOLINK juga terpengaruh terhadap cuaca yang buruk karena cuaca yang buruk dapat mengakibatkan tranfer data yang relatif akan menurun dibandingkan dengan cuaca yang sedang cerah. Hal ini disebabkan karena gelombang yang dipancarkan terhambat oleh materi yang terdapat di saat kondisi cuaca kurang atau terpengaruh oleh angin yang kencang serta petir. Petir merupakan peristiwa pelepasan muatan listrik antara awan bermuatan dengan awan bermuatan lainnya atau dengan bumi. Sambaran petir pada tempat yang
jauh
sekali
pun
sudah
mampu
merusak
sistem
elektronika
dan peralatannya, seperti pada perangkat telekomunikasi, sistem kontrol dan
10
alat-alat pemancar lainya. Sedangkat dengan cuaca yang panas dapat mengganggu suhu pada sheler yang apabila shelter terlalu panas maka peralatan pada shelter maupun server pelanggan dapt terbakar atau rusak. Akibat dari cuaca tersebut banyak terjadi kerusakan atau trobelshoot pada perangkat-perangkat
telekomusikasi
oleh
karena
itu
perlu
adanya
trobelshooting pada perangkat-perangkat telekomunikasi yang mengalami masalah
akibat
cuaca
yang
buruk
atau
terlalu
panas.
Troubleshooting merupakan pencarian sumber masalah secara sistematis sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan, dan proses penghilangan peyebab potensial dari sebuah masalah.
3.2.1 Gelombang Microwave 3.2.1.1 Definisi Gelombang Microwave Gelombang mikro (microwave) adalah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi (Super High Frequency, SHF), yaitu di atas 3 GHz (3x109 Hz). Gelombang ini tidak dapat dilihat dengan mata kita, karena panjang gelombang yang sangat pendek (walaupun sangat kecil dibanding gelombang radio), dan jauh lebih besar daripada panjang gelombang cahaya (di luar spektrum sinar tampak). Keduanya sama-sama terdapat
dalam
spektrum
gelombang
elektromagnetik.
Panjang
gelombang cahaya berkisar antara 400-700 nm (1 nm = 109 m); sedangkan kisaran panjang gelombang mikro sekitar 1-30 cm (1 cm = 102m).
3.2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Gelombang Microwave Kelebihan Gelombang Microwave diantaranya : •
Proses perambatan gelombang mikro ini terbilang cepat bahkan setara dengan gelombang cahaya. Hal ini disebabkan oleh gelombangnya yang memang pendek.
11
•
Proses perambatan gelombang mikro ini terbilang cepat bahkan setara dengan gelombang cahaya. Hal ini disebabkan oleh gelombangnya yang memang pendek.
•
Gelombang mikro tergolong jenis gelombang yang mudah diinstalasi dan diimplementasikan. Jadi, tidak dibutuhkan keahliah khusus dalam hal ini. Kekurangan Gelombang Microwave diantaranya :
•
Sangat gampang terinferensi atau terganggu. Gelombang lainnya mudah sekali mengacaukan stabilitas gelombang mikro. Bahkan menurut ahli, dua gelombang mikro yang didekatkan pun juga bisa saling mengganggu.
•
Pada proses transmisi antara penerima sinyal dan pemancar diwajibkan ada dalam garis pandang. Selain itu, penghalang dalam bentuk apapun harus ditiadakan agar gelombangnya sampai dengan baik. Dalam kondisi tertentu, hal ini cukup merepotkan.
3.2.2 Radio Point to Point Radio microwave PTP (point to point) adalah radio yang menggunakan gelombang mikro sebagai media transmisinya untuk pengiriman dan penerimaan data antara dua titik. Kelebihan dari Radio Microwave PTP ini adalah kecepatan instalasi perangkat dibandingkan kabel serat optik dan kabel tembaga yang membutuhkan waktu lama karena harus menggali maupun menggelar kabel yang panjang. Selain cepat dalam instalasi, Radio Microwave PTP juga sangat fleksibel sehingga bisa dipakai di tempat yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penggelar kabel serat optik maupun kabel tembaga seperti daerah yang melintasi sungai, ladang gambut, hutan, dan gunung.
12
Gambar 3.1 Radio microwave PTP 3.2.3 Perangkat Radio Microwave PTP NEC 3.2.3.1 Antena •
Antena Dengan Frekuensi 13 GHz Antena dengan frekuensi 13 GHz hanya dapat mengirimkan dan menerima data dengan baik dalam jarak kurang lebih 4 km dengan menggunakan power maksimum, dengan jarak lebih dari 4 km radio tidak bisa mengirim dan menerima data dengan baik, bahkan radio tidak bisa terhubung sama sekali. Antena jenis ini merupakan antena yang paling banyak digunakan untuk pengiriman dan penerimaan data, karena memiliki diameter yang cukup besar 0.6m sehingga proses penerimaan data menjadi lebih baik tetapi antena ini memiliki kekurangan yaitu cukup menyulitkan pada saat instalasi nya karena memiliki diameter gendang yang cukup besar.
Gambar 3.2 Fisik antena 13GHz tampak samping
13
•
Antena Dengan Frekuensi 7 GHz Antena dengan frekuensi 7 GHz hanya dapat mengirimkan dan menerima data dengain baik dengan jarak diatas 4km. Antena ini cocok digunakan untuk radio microwave dengan jarak yang jauh. Dibawah ini merupakan bentuk fisik radio microwave 7 GHz.
3.2.3.2 Kabel Coaxial Kabel coaxial merupakan perangkat pada radio microwave NEC yang berfungsi untuk mengoneksikan antara perangkat outdoor seperti ODU dan antena dengan IDU atau modem yang berada pada shelter atau indoor.
Gambar 3.3 Kabel coaxial
3.2.3.3 Konektor IF Konektor IF merupakan perangkat pada radio microwave NEC yang berfungsi sebagai penghubung kabel coaxial dengan port konektor pada ODU atau IDU. Konektor IF dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu:
14
•
Konektor IF Berbentuk Huruf “ I ” Konektor jenis ini digunakan untuk mengoneksikan antara port konektor ODU dengan kabel coaxial. Dibawah ini merupakan gambar bagian-bagian konektor IF “I” :
Gambar 3.4 Konektor IF “I”
•
Konektor IF Berbentuk Huruf “ L ” Konektor jenis ini digunakan untuk mengoneksikan antara port konektor IDU dengan kabel coaxial. Dibawah ini merupakan gambar bagian-bagian konektor IF “L” :
Gambar 3.5 Konektor IF “L”
15
3.2.3.4 IDU (Indoor Unit) IDU merupakan perangkat radio NEC yang berfungsi sebagai modem dan sebagai interface output pada perangkat radio NEC yang dapat berupa port Ethernet, E1 ataupun patchcore. IDU berfungsi untuk memisahkan atau mengonversi sinyal listrik menjadi sinyal data yang dikirim dari ODU.
Gambar 3.6 IDU
IDU NEC terbagi dalam beberapa tipe, yaitu: •
IDU ipasolink 100E merupakan tipe IDU yang hanya memiliki kapasitas bandwidth maksimal 10mb, sehingga cocok digunakan pada customer yang merequest bandwidth yang kecil.
•
IDU ipasolink 100E merupakan tipe IDU yang memiliki kapasitas bandwidth maksimal 100mb, sehingga cocok digunakan pada customer yang merequest bandwidth yang besar dan pada IDU tipe ini terdapat interface Ethernet,SFP port dan port E1.
•
IDU ipasolink 200 merupakan tipe IDU yang memiliki kapasitas bandwidth maksimal 200mb, sehingga cocok digunakan pada customer yang merequest bandwidth yang besar dan pada IDU tipe ini terdapat interface Ethernet, SFPport dan port E1 dan juga pada itu tipe ini bisa menggunakan dua antena.
16
3.2.3.5 ODU (Outdoor Unit) ODU merupakan perangkat pada radio NEC yang berfungsi sebagai pengonversi sinyal IF menjadi sinyal gelombang mikro atau sinyal RF yang di kirim dari IDU atau mengonversi sinyal gelombang mikro atau sinyal RF menjadi sinyal IF dan juga berfungsi sebagai pembuat frekuensi dan memancarkan sinyal RF ke antena. Jenis-jenis ODU pada radio NEC : •
ODU tipe IAG Kompatibel dengan frekuensi 6-42 GHz memiliki bentuk body yang kecil konsumsi daya yang rendah, yaitu 17w untuk frekuensi 1338 GHz. Dilengkapi dengan mode power saving pada mode ATPC. Dibawah ini merupakan bentuk fisik ODU tipe IAG:
Gambar 3.7 OUD IAG •
ODU tipe IAP Kompatibel dengan frekuensi 6-11 GHz digunakan untuk pengiriman data dengan power yang besar.
17
Gambar 3.8 ODU IAP
3.2.3.6 Rectifier Rectifier merupakan perangkat pada radio NEC yang berfungsi sebagai penyuplai power bagi perangkat lainnya dan pengonversi tegangan AC menjadi DC. Rectifier pada radio NEC dibagi menjadi dua yaitu rectifier untuk pelanggan dan BTS.
Gambar 3.9 Rectifier pada BTS 18
Gambar 3.10 Rectifier pada server pelanggan
3.2.4 IP Class IP Address adalah sebuah alamat pada komputer agar komputer bisa saling terhubung dengan komputer lain, IP Address terdiri dari 4 Blok, setiap Blok di isi oleh angka 0 - 255. Contoh IP Address seperti 192.168.100.1 , 10.57.38.223 , ini adalah IPv4. •
Kelas A, pada kelas A 8 bit pertama adalah network Id, dan 24 bit selanjutnya adalah host Id,kelas A meiliki network Id dari 0 sampai 127.
•
Kelas B, pada kelas B 16 bit pertama adalah network Id, dan 16 bit selanjutnya adalah host Id, kelas B memiliki network id dari 128 sampai 191. Subnet Mask Nilai CIDR (Classless Inter-Domain Routing) 255.255.128.0 /17
255.255.255.128 /25
255.255.192.0 /18
255.255.255.192 /26
255.255.224.0 /19
255.255.255.224 /27
255.255.240.0 /20
255.255.255.240 /28
255.255.248.0 /21
255.255.255.248 /29
255.255.252.0 /22
255.255.255.252 /30
255.255.254.0 /23 255.255.255.0 /24
Tabel 3.1 IP class B
19
Berikutnya subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti pada Tabel 3.1 diatas. Blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 contoh perhitunganya adalah sebagai berikut : Subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask
/18
berarti
11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0). 1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2 x 2 = 4 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host 3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0 Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1 Host Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254 Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16.255.255 B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 Penghitungan:
20
(255.255.255.128).
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host 3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128) Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128 Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129 Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254 Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
…
172.16.255.255 •
Kelas C, pada kelas C 24 bit pertama adalah network Id, dan 8 bit selanjutnya adalah host Id, kelas C memiliki network id dari 192 sampai 22. Analisa:
192.168.1.0
kelas
C
dengan
Subnet
Mask
/26
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192). 1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host 3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192 Host
Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.193 Host
Terakhir
192.168.1.254
21
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255 •
Kelas D, IP kelas D digunakan untuk multicasting, yaitu penggunaan aplikasi secara bersama-sama oleh beberapa komputer, dan IP yang bisa digunakan adalah 224.0.0.0 – 239.255.255.255
•
Kelas E, memiliki range dari 240.0.0.0 – 254.255.255.255, IP ini digunakan untuk eksperimen yang dipersiapkan untuk penggunaan IP address di masa yang akan datang.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat HostBroadcast.
3.2.5 Shelter dan Ruang Server Perangkat Dalam persiapan jaringan telekomunikasi dibutuhkan sarana penunjang yang cukup untuk menjaga performansi jaringan tersebut. Dan sarana penunjang yang baik serta mempunyai standar yang cukup baik akan meningkatkan dan mempertahankan kestabilan performansi dari jaringan tersebut. Sehingga sangat perlu untuk membuat standar suatu sarana penunjang jaringan telekomunikasi tersebut. Dalam lingkup standarisasi ini, banyak hal yang perlu diperhatikan baik di lokasi pelanggan maupun di lokasi Landing Point atau Ruang Data Center antara lain : 1. Standarisasi Ruangan Telekomunikasi untuk di Landing Point Dalam tata ruangan atau desain suatu landing point yang harus ditekankan adalah kemudahan setiap orang yang berada di dalam untuk melakukan aktivitas instalasi maupun pemeliharan jaringan telekomunikasi yang terhubung ke ruangan tersebut sehingga tidak mengganggu jaringan yang sedang beroperasi serta terlihat rapi oleh orang lain. 22
2. Standarisasi Pendingin Ruangan 3. Standarisasi Power System 4. Standarisasi Grounding
Sehingga memudahkan teknisi melakukan pendekatan presuasif yang dapat meningkatkan profesionalisme dan meningkatkan image pelanggan terhadap provider. Dianjurkan untuk ruang perangkat menggunakan raised-floor, selain menjaga perangkat akibat rembesan air atau banjir, memudahkan instalasi kabel, mempercantik ruangan dan akan membantu dalam sirkulasi udara ke setiap perangkat (tidak berlaku untuk moving shelter). Security atau keamanan ruangan sangat diperlukan karena besarnya investasi ruangan serta mahalnya jaringan pelanggan yang
telah
dibangun. Untuk itu setiap ruangan landing point harus memiliki security yang cukup handal dengan ketentuan antara lain : 1. Ruangan dilindungi dengan sistem pengawasan 24 jam dalam 1 hari dan 7 hari seminggu 2. Ruangan mempunyai kunci yang cukup aman dan tidak mudah untuk di rusak. Ruangan mempunyai CCTV yang di kontrol selama 24 jam. 3. Ruangan memiliki LOG BOOK yang harus diisi setiap ada kegiatan didalamnya. 4. Kunci ruangan disimpan oleh 1 orang atau ada 1 bagian yang bertanggung jawab terhadap ruangan landing point 5. Tidak diperbolehkan adanya duplikasi kunci ruangan 6. Adanya LOG BOOK peminjaman kunci setiap akan melakukan akses ke dalam dan harus dikembalikan setelah meninggalkan ruangan. Ukuran Ruangan sebenarnya tidak berlaku tetap atau kaku jika memang lokasi yang tersedia tidak memungkinkan untuk dibangun dengan ukuran yang standar. Sedangkan ukuran standar untuk Landing Point yang akan dibangun minimal adalah 2.5 meter tinggi dan 3 meter lebar serta 3 meter panjang karena dengan ukuran tersebut memungkinkan untuk pengembangan perangkat tambahan.
23
Standarisasi pendingin ruangan dibutuhkan untuk memenuhi standar suhu ruang yang cukup bagi perangkat atau peralatan telekomunikasi dengan spesifikasi tertentu. Standarisasi suatu suhu ruang perlu dibuatkan pada setiap lokasi instalasi yaitu pada : •
Lokasi Pelanggan, untuk lokasi pelanggan standarisasi suhu tetap perlu dibuatkan standarisasi terutama beberapa perangkat yang sangat rentan terhadap suhu, sehingga performansi perangkat bisa terjaga. Suhu minimal di lokasi pelanggan adalah 18º - 20º Celcius.
•
Lokasi Landing Point, untuk lokasi Landing Point standarisasi pendingin ruangan mutlak diperlukan karena banyaknya perangkat yang akan
terpasang didalamnya serta dengan tipe sensitifitas
terhadap suhu yang berbeda-beda. Minimal suhu yang harus dijaga pada setiap ruangan Landing Point adalah 18º - 20º Celcius dengan sistem pendingin Air Conditioner yang Redundant atau Back Up dan Automatic Adjusted terhadap temperature yang melebihi standard. Yang harus diperhatian pula dalam mendesain AC adalah : 1. Tata Letak aliran udara atau sistem pendingin ruangan baik di shelter ataupun di Data Center. 2. Humudity Ruang, selalu dimonitoring setiap bulan karena jika humidity lembab akan mengakibatkan embun disetiap perangkat yang akan mengakibatkan kerusakan. 3. Perhitungan kapasitas maksimal AC dengan melihat dari maksimal penempatan perangkat dan personil yang bekerja. Untuk membangun Power System peralatan telekomunikasi diperlukan beberapa peralatan standar yaitu : •
Close Rack 19” untuk penempatan peralatan Power dan Terminasi Panel (AC/DC)
•
Panel Rack Mount (AC / DC) dengan MCB dan Sistem Listrik AC 3 phase
•
UPS min 1 Kva dan batere untuk kebutuhan min 6 jam
24
•
Rectifier dengan sistem Back Up
•
Tray Cable Power di dalam rak dan yang ke rak perangkat
•
Kabel Power AC dan DC
Untuk penghantar listrik yang biasa menggunakan media kabel perlu memperhatikan warna penghantarnya
3.2.6
•
Hitam / coklat / merah , untuk phasa yang bertegangan (positif )
•
Biru, untuk phasa netral (nol)
•
Warna lain, untuk grounding
Sistematika Kerja Berikut bentuk flowchart sistematika kerja yang harus di perhatikan oleh teknisi trobelshoot :
Gambar 3.11 Flowchart sistematika kerja 25
3.2.7
Prosedur Persiapan Kerja PT. Indosat Persero Tbk memberikan order kepada PT. Sab’a System Solution untuk melakukan trobelshoot radio link. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelun tim trobelshoot menuju ke shelter atau server pada pelanggan : 3.2.7.1 Packing Slip Packing slip adalah surat untuk pengeluaran barang di gudang indosat.
Dan biasanya untuk pengambilan barang untuk kebutuhan
trobelshoot radio itu berada di gudang ancol. Berikut adalah contoh Form Packing Slip :
Gambar 3.12 Contoh packing slip
3.2.7.2 Konfigurasi Konfigurasi adalah rancangan alur jaringan yang dibangun. Berikut contoh konfigurasi :
26
Gambar 3.13 Contoh konfigurasi jaringan PTP
3.2.7.3 Menyiapkan SPK (Surat Perintah Kerja) PT. Indosat untuk aktivasi link. PT. Indosat memberi SPK yang digunakan untuk perizinan masuk baik ke shelter maupun ruang server pelanggan. Berikut contoh SPK :
Gambar 3.14 Contoh SPK
27
3.2.7.4 Peralatan Peralatan dibawah ini sangat penting untuk membantu pekerjaan agar lebuh mudah dan aman. Selain menjadi faktor yang penting juga menjadi safety bagi diri para teknisi. Karena dalam melakukan setiap pekerjaan kita juga harus tetap memperhatikan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ). Laptop
Helm Safety
Body Harness
Toolkit
AVO Meter
Kabel Ethernet RJ 45
28
Sepatu Safety
Tali Tambang
Katrol
Kamera
Tabel 3.2 Peralatan yang harus di bawa
3.2.8
Segmentasi Gangguan Segmentasi gangguan adalah kegiatan membagi suatu masalah dalam pembahasan ini adalah gangguan menjadi kelompok-kelompok gangguan yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan proses atau perbaikan yang berbeda. Segmentasi gangguan ini dilakukan pada dua sisi yaitu pada server pelanggan dan juga pada shelter di BTS. 3.2.8.1 Pengecekan Jaringan Indikator utama pada trobelshoot jaringan ketika berada di shelter ataupun server pelanggan adalah alram yang menyala pada IDU. Namun pengecekan jaringan juga harus dilakukan untuk mengantisipasi
29
kerusakan yang lebih parah lagi yang mungkin bisa terjadi akibat gangguan cuaca tersebut. Berikut yang perlu teknisi trobelshoot lakukan ketika melakukan pengecekan jaringan ketika berada pada server pelanggan dan juga pada shelter : 1. Pengecekan ruang penempatan perangkat Pastikan pada penempatan perangkat suhu ruangan tidak terlalu panas yaitu suhu minimal di lokasi pelanggan dan shelter adalah 18º - 20º Celcius. Karena cuaca yang terlalu panas dapat mempengeruhi suhu ruangan penempatan perangkat telekomunikasi, apabila suhu melebihi batas standar yang sudah di tentukan ada kemungkinan perangkat telekomunikasi terbakar atau bahkan tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Jika sudah terjadi seperti itu maka perangkat yang ada dalam ruangan harus segera di ganti dan teknisi trobelshoot harus segera melapor kepada koordinatoor tim agar ruangan segera di perbaiki. Berikut adalah contoh suhu ruangan pada server pelanggan yang terlalu panas mencapai 56o C akibat suhu yang terlalu panas di Lippo Mall Puri Cikarang serta pendingin ruangan yang mati :
Gambar 3.15 Indikator suhu server pelanggan
30
2. Pengecekan Rectifier Pastikan rectifier menyala dengan baik dengan cara mengukur tegangannya menggunakan AVO meter yaitu mencapai 48 V AC. Apabila rectifier mati atau bermasalah pastikan pada pemasangan sudah sesuai yaitu : 1. Kabel harus dengan mengunakan kabel skun 2. Kabel tidak bertumpuk melebihi kapasitas baut 3. Harus kencang dan kuat, jika tidak, dapat mengakibatkan Fong 4. Setiap tekukan kabel tidak boleh patah harus melengkung Seluruh Indikator pada panel dicek dengan baik dan segera ganti jika indikator sudah off atau sudah rusak. 3. Pengecekan IDU Pada pengecekan IDU apabila sebuah jaringan PTP mengalami masalah maka alarm pada IDU akan menyala. Berikut gambar indikator alarm pada IDU :
Gambar 3.16 Indikator alarm pada IDU
Apabila alarm menya yang harus dilakukan adalah log in kedalam IDU dan mengecek permasalahanya dengan menggunakan kabel ethernet ke port LTC pada IDU. Dengan masuk kedalam IDU kita dapat melihat permasalahan jaringan yang terjadi. Apabila ada
31
gangguan pada IDU maka tampilan gambar IDU pada layar setelah login akan berwarna merah dan begitu pula yang terjadi pada ODU.
Gambar 3.17 Port LTC pada IDU NEC iPASOLINK
LCT port merupakan bagian interface IDU yang berfungsi sebagai port untuk masuk kedalam konfigurasi IDU berbasis WEB. Berikut contoh tapilan ketika berhasil login dalam IDU :
Gambar 3.18 login IDU NEC iPASOLINK
Dalam gambar tersebut terlihat bahwa IDU sudah bisa remote ke posisi user atau lawan namun ODU nya belum terkoneksi sehingga muncul indikator dengan warna jingga. Sedangkan ODU dengan warna hijau menandakan ODU sudah terkoneksi dengan baik.
32
Sedangkan ODU atau pun IDU akan mengalami kendala atau trobel dengan indikator berwarna merah. Apabila indikator menunjukan perangkat lainya berjalan dengan baik namun
IDU bermaslah yang harus kita lakukan adalah
pengecekan ping. Berikut adalah tampilan CMD yang berhasil melakukan tes ping :
Gambar 3.19 tes ping
Pengetesan ping dilakukan dengan cara masuk ke port LCT kemudian buka CMD pada PC dan lakukan pengetesan ping ke arah lawan kemudian apabila berhasil replay sebanyak lima kali namun apabila gagal ada beberapa langkah yang harus di lakukan, yaitu : Pengetesan ping dilakukan dengan cara masuk ke port LCT kemudian buka CMD pada PC dan lakukan pengetesan ping ke arah lawan kemudian apabila berhasil replay sebanyak lima kali namun apabila gagal ada beberapa langkah yang harus di lakukan, yaitu : 1. Pengecekan Konfigurasi IDU Pastikan konfigurasi pada IDU sama seperti saat atkifasi namun cuaca tidak akan merubah konfigurasi pada IDU.
33
2. Repointing Sama halnya pointing, repointing ini bertujuan untuk mendapat LOS ( Los Of Sigh ) dan mendapat sedikit inverensi dari radio radio lain. Repointing ini dilakukan agar IDU di pelanggan dan shelter dapat saling remote.
Gambar 3.20 Ketahui posisi lawan antena pada BTS
Dengan menggeser posisi antena kearah samping dan atas bawah dengan melakukan perubahan pada breked. Berikut adalah gambar breked dengan engsel penggeser ke samping kanan maupun samping kiri :
Gambar 3.21 Engsel breked arah samping
34
Berikut adalah gambar engsel pada breked yang menggeser breked ke arah atas atau bawah :
Gambar 3.22 Engsel breked arah atas atau bawah
Apabila langkah kedua tersebut ping ke lawan tetap tidak dapat dilakukan maka IDU dalam keadaan tidak baik dan harus di ganti.
3. Pengecekan Konektor Pengecekan
konektor
dilakukan
dengan
cara
mengecek kabel dan setiap konektor pada perangkat apakan sudah terpasang dengan baik dan kondisi kabel dalam keadaan yang baik pula tidak ada yang tertekuk atau patah. Pastikan konektor pada ODU terbungkus rubber dan isolasi dengan baik sehingga tidak ada air yang bisa masuk ke konektor seperti gambar berikut :
35
Gambar 3.23 Konektor ODU
4. Pengecekan ODU Sebelum melakukan pengecekan ODU gunakan perlengkapan safety terlebih dahulu. Periksa perangkat dalam apakah dalam keadan baik atau telah rusak. Dalam pengecekan ODU pastikan konektor terhubung dengan baik tidak ada kabel yang patah maupun tertekuk. Pastikan posisi antena LOS ke posisi lawan. Dengan menggunakan AVO meter dapat di ketahui posisi LOS yang baik dengan mengukur nilai Ohm yang di dapat semakin besar nilai Ohm maka semakin baik pula LOS yang di dapat. Pastikan posisi ODU ke antena microwave terhubung dengan baik.
5. Pengecekan Antena Radiolink Microwave Pengecekan fisik perlu dilakukan pada antena apakan antena dalam keadaan yang masih baik atau tidak. Periksa juga keadaan breked apakah masih terpasang dengan kencang atau tidak karena hembusan kencang angin dari
36
cuaca yang buruk bisa jadi penyebab bergesernya breked akibat instalasi yang kurang baik.
3.2.8.2 Penggantian Perangkat Yang Rusak Pergantian perangkat perlu dilakukan apabila perangkat tidak mungkin lagi mengalami perbaikan atau telah di konfigurasi ulang namun tiadk dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Pergantian perangkat ini adalah langkah terakhir setelah dilakukan pengecekan dan pengetesan. Pada pergantian perangkat ini yang harus dilakukan adalah aktifasi ulang apabila pergantian perangkat meliputi sebagian besar perangkat seperti IDU dan juga ODU maka harus mengkonfigurasi sama dengan apa yang sudah ada sebelumnya.
37
dengan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Dari penjelasan diatas mengenai Menggunakan Media
Trobelshoot Jaringan
Yang
Transmisi Radiolink Microwave NEC PASOLINK
Karena Gangguan Cuaca maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Perangkat Outdoor atau perangkat yang terletak di luar gedung atau shelter rentang terhadap keadaan cuaca. 2. Keadaan suhu pada shelter atau ruang server penempatan perangkat yang terlalu panas dapat mengganggu kerja perangkat. 3. Gangguan cuaca hanya akan merusak perangkat dan mengganggu sistematika kerja jaringan tanpa merusak konfigurasinya. 4. Indikator kerusakan atau gangguan jaringan yang utama pada jaringan Radiolink PTP adalah pada alram IDU apabila menyala maka jaringan tersebut mengalami gangguan. 5. Penggantian perangkat baru perlu dilakukan sebagai lnagkah akhir apabila kerusakan pada perangkat sudah tidak dapat di atasi lagi.
38
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Achmad. 2012. Telco Infrastructure Installation Standard Guide Revisi 1.1.
39
View more...
Comments