LAPORAN MAES
April 29, 2018 | Author: Isna U Ma'rifah | Category: N/A
Short Description
laporan akhir manajemen agroekosistem...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Perubahan pola pertanian yang konvensional ke pertanian intensif telah membawa berbagai konsekuensi baik terhadap lingkungan pertanian maupun lingkungan lingkungan sekitarnya. sekitarnya. Konsekuensi Konsekuensi nyata perkembangan perkembangan sistem pertanian pertanian inten intensif sif antar antaraa lain lain perce percepa patan tan erosi, erosi, efek efek resi residu du pupu pupuk k dan dan pest pestisi isida da.. Terjadinya gangguan dalam lingkungan disebabkan adanya kegiatan manusia yang kurang tepat, kurang kepeduliannya pada ekologi dan akibat penggunaan teknologi teknologi pertanian yang tidak mengacu mengacu pada pembangun pembangunan an berwawasam berwawasam lingkungan lingkungan.. Selain itu, tidak terokomod terokomodirnya irnya penggunaa penggunaan n atau pemberian pemberian pupk sehingga tidak mampu mencegah terjadinya kerusakan lingkungan (uhfill, dkk !""#$. %groekosistem terbentuk sebagai hasil interaksi antara sistem sosial dengan sistem alam, dalam bentuk aktivitas manusia yang berlangsung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari&hari. %groekosistem kebanyakan dipakai oleh negara atau masyarakat yang berperadaban agraris. Kata agro atau pertanian menunjukan adanya aktifitas atau campu campurr tangan tangan masyarak masyarakat at pertani pertanian an terhada terhadap p alam atau atau ekosist ekosistem. em. 'alam mengambil manfaat ini masyarakat dapat mengambil secara langsung dari alam, ataupun terlebih dahulu mengolah atau memodifikasinya. adi suatu agroekosistem agroekosistem sudah mengandung mengandung campur tangan tangan masyarakat masyarakat yang merubah kesei keseimb mban anga gan n alam alam atau atau ekos ekosis istem tem untu untuk k meng menghas hasil ilka kan n sesua sesuatu tu yang yang bermanfaat. Pentingnya pengamatan dan analisis sistem dan perlakuan budidaya di suatu suatu lahan lahan untuk untuk menilai menilai seberap seberapaa besar besar keseim keseimban bangan gan agroek agroekosi osistem stem di lahan lahan terse tersebu but. t. 'eng 'engan an meng menget etah ahui ui sebe seberap rapaa besar besarny nyaa
kesei keseimb mban anga gan n
agroekosistem maka akan bisa menjadi dasar dalam perlakuan selanjutnya, baik dalam pemeliharaan, perawatan dan sebagainya sehingga agroekosistem akan dapat berkelanjutan.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
1.2 Tujuan %dapun tujuan dari praktikum lapang antara lain adalah sebagai berikut ) a. *ntuk *ntuk menge mengetah tahui ui kondi kondisi si umum umum lahan lahan di +umia +umiaji ji b. *ntuk mengetahui sistem budidaya jambu kristal di lahan +umiaji c. *ntu *ntuk k meng mengeta etahu huii agro agroek ekos osis istem tem dari dari aspek aspek budi budiday dayaa tanam tanaman an,, hama hama penyakit dan dari aspek tanah. d. *ntuk mengetahui mengetahui dasar dasar informasi informasi untuk untuk memberikan memberikan rekomendasi rekomendasi dalam dalam pencapaian keseimbangan agroekosistem. 1.3 Manfa Manfaat at
Adap Ad apun un manf manfaa aatt dari dari prak prakti tik kum yang yang kami ami lak lakukan ukan,, mahasi mahasiswa swa dapat dapat menget mengetahu ahuii kondisi ondisi umum umum lahan lahan daera daerah h Bumiaji Bumiaji dan mengetahu mengetahuii sistem sistem budidaya budidaya jambu kristal yang ada di Bumiaji serta dapat mengetahui agroekosistem yang ada ada disa disana na meli melipu puti ti aspe aspek k budi budida daya ya,, hama hama peny penyak akit it dan dan tanah. Diharapkan nantinya mahasiswa mampu mengevaluasi hal tersebut tersebut dan dapat memperbai memperbaiki ki dalam sistem budidaya budidaya dengan merekomendasikan guna penapaiam keseimbangan agroek agroekosi osiste stem m dan mengg menggant antii dengan dengan metod metode e yang yang benar, benar, sehingga
dapat
menerapkan
sistem
berkelanjutan.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
pertanian
yang
1.2 Tujuan %dapun tujuan dari praktikum lapang antara lain adalah sebagai berikut ) a. *ntuk *ntuk menge mengetah tahui ui kondi kondisi si umum umum lahan lahan di +umia +umiaji ji b. *ntuk mengetahui sistem budidaya jambu kristal di lahan +umiaji c. *ntu *ntuk k meng mengeta etahu huii agro agroek ekos osis istem tem dari dari aspek aspek budi budiday dayaa tanam tanaman an,, hama hama penyakit dan dari aspek tanah. d. *ntuk mengetahui mengetahui dasar dasar informasi informasi untuk untuk memberikan memberikan rekomendasi rekomendasi dalam dalam pencapaian keseimbangan agroekosistem. 1.3 Manfa Manfaat at
Adap Ad apun un manf manfaa aatt dari dari prak prakti tik kum yang yang kami ami lak lakukan ukan,, mahasi mahasiswa swa dapat dapat menget mengetahu ahuii kondisi ondisi umum umum lahan lahan daera daerah h Bumiaji Bumiaji dan mengetahu mengetahuii sistem sistem budidaya budidaya jambu kristal yang ada di Bumiaji serta dapat mengetahui agroekosistem yang ada ada disa disana na meli melipu puti ti aspe aspek k budi budida daya ya,, hama hama peny penyak akit it dan dan tanah. Diharapkan nantinya mahasiswa mampu mengevaluasi hal tersebut tersebut dan dapat memperbai memperbaiki ki dalam sistem budidaya budidaya dengan merekomendasikan guna penapaiam keseimbangan agroek agroekosi osiste stem m dan mengg menggant antii dengan dengan metod metode e yang yang benar, benar, sehingga
dapat
menerapkan
sistem
berkelanjutan.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
pertanian
yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agrek!"!te# Agrek!"!te# La$an Ba!a$
%groek %groekosi osistem stem berasal berasal dari kata sistem, sistem, ekologi ekologi dan agro. agro.
Sistem Sistem
adalah suatu kesatuan himpunan komponen&komponen yang saling berkaitan dan pengaruh & mempengaru mempengaruhi hi sehingga sehingga di antaranya terjadi proses yang serasi. kologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya. lingkungannya. Sedangkan Sedangkan ekosistem adalah adalah sistem yang terdiri dari komponen biotic dan abiotik yang terlibat dalam proses bersama (aliran energi dan siklus nutrisi$. Pengertian %gro adalah Pertanian dapat berarti sebagai kegiata kegiatan n produk produksi-i si-indu ndustri stri biolog biologis is yang yang dikelo dikelola la manusi manusiaa dengan dengan obyek obyek tanaman tanaman dan ternak. ternak.
Penger Pengertian tian lain dapat meninjau meninjau sebagai sebagai lingk lingkung ungan an
buatan untuk kegiatan budidaya tanaman dan ternak. Pertanian dapat juga dipand dipandang ang sebaga sebagaii pemane pemanenan nan energi energi matahar mataharii secara secara langsu langsung ng atau atau tidak tidak lang langsu sung ng melal melalui ui pert pertum umbu buha han n tana tanama man n dan dan tern ternak ak (Sut (Sutan anto to,, !""" !"""$. $. %groek %groekosi osistem stem dapat dapat dipand dipandang ang sebaga sebagaii sistem sistem ekolog ekologii pada pada lingku lingkunga ngan n pertanian. ahan basah atau wetland adalah wilayah&wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air.baik bersifat permanen (menetap$ atau musiman. /ilayah& wilayah wilayah itu sebagian sebagian atau seluruhnya kadang&kadang kadang&kadang tergenangi tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. dangkal. 'igolongkan kedalam lahan basah ini. ini. 'i antaranya adalah rawa&rawa (termasuk rawa, bakau$, payau dan gambut. %kan tetapi dalam pertanian dibatasi agroekologinya sehingga lahan basah dapat didefinisikan sebagai lahan sawah. Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah baik terus menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan air cukup tersedia.Selain itu padi sawah juga ditemukan pada berbagai macam iklim yang jauh lebih beragam dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Karena itu
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
tidak mengherankan bila sifat tanah sawah sangat beragam sesuai dengan sifat tanah asalnya. (ndang, !""0$ Tanah sawah dapat berasal dari tanah kering yang dialiri. Kemudian disawahkan atau dari tanah rawa&rawa yang dikeringkan dengan membuat saluran&saluran drainase. Sawah yang airnya berasal dari air irigasi disebut sawah irigasi sedang yang menerima langsung dari air hujan disebut sawah tadah hujan. 'i daerah pasang surut ditemukan sawah yang pasang surut, sedang sedangkan kan yang yang dikemb dikembang angkan kan di daerah daerah rawa&raw rawa&rawaa lebak lebak disebu disebutt sawah sawah lebak. Penggu Penggunaa naan n selama selama pertum pertumbuh buhan an padi padi dan pengol pengolaha ahan n tanah tanah pada pada tanah kering yang disawahkan dapat menyebabkan berbagai perubahan sifat tanah.baik sifat morfologi, fisika, kimia, mikro biologi maupun sifat&sifat lain sehing sehingga ga sifat&si sifat&sifat fat tanah tanah dapat dapat sangat sangat berbed berbedaa dengan dengan sifat&si sifat&sifat fat tanah tanah asalnya.Sebelum tanah digunakan sebagai tanah sawah,secara alamiah tanah telah telah mengala mengalami mi proses proses pemben pembentuk tukan an tanah tanah sesuai sesuai dengan dengan faktor faktor&fa &fakto ktor r pembentuk tanahnya, sehingga terbentuklah jenis&jenis tanah tertantu yang masing masing mempunyai sifat morfologi tersendiri. Pada waktu tanah mulai disawah disawahkan kan dengan dengan cara pengge penggenan nangan gan air baik baik waktu waktu pengol pengolaha ahan n tanah tanah maupun maupun selama selama pertum pertumbuh buhan an padi padi melalu melaluii perataa perataan, n, pembua pembuatan tan teras, teras, pelumpuran dan lain&lain maka proses pembentukan tanah alami yang sedang berjalan tersebut terhenti. Semenjak itu terjadilah proses pembentukan tanah baru, dimana air genangan di permukaan dan metode pengelolaan tanah yang diterapkan, memegang peranan penting, (1ardjowigno !""0$ 2.2 Agrek!"!te# Agrek!"!te# La$an Ker"ng Penciri Penciri %groe %groekos kosist istem em tidak tidak hanya hanya mencak mencakup up unsur& unsur&un unsur sur alami alami
seperti iklim, topografi, altitude, fauna, flora, jenis tanah dan sebagainya akan tetapi juga mencakup unsur&unsur buatan lainnya. %groekosistem lahan kering dimaknai sebagai wilayah atau kawasan pertanian yang usaha taninya berbasis komoditas lahan kering selain padi sawah. Kadekoh (!"2"$ mendefinisikan lahan lahan keri kering ng sebag sebagai ai lahan lahan dima dimana na pemen pemenuh uhan an kebu kebutu tuha han n air air tanam tanaman an tergantung sepenuhnya pada air hujan dan tidak pernah tergenang sepanjang tahun.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
Pada umumnya istilah yang digunakan untuk pertanian lahan kering adalah pertanian tanah darat, tegalan, tadah hujan. Potensi pemanfaatan lahan kering biasanya untuk komoditas pangan seperti jagung, padi gogo, kedelai, sorghum dan palawija lainnya. *ntuk pengembangan komoditas perkebunan, dapat
dikatakan
bahwa
hampir
semua
komoditas
perkebunan yang
produksinya beorientasi dapat dihasilkan dari usaha tani lahan kering. ahan kering mempunyai potensi besar untuk pertanian, baik tanaman pangan, holtikultura, maupun tanaman perkebunan. Pengembangan berbagai komoditas pertanian di lahan kering merupakan salah satu pilihan strategis untuk meningkatkan produksi dan mendukungketahanan pangan nasional (mulyani dkk,!""3$. Pada usaha tani lahan kering dengan tanaman semusim, produktivitas relatif rendah serta menghadapi masalah sosial ekonomi seperti tekanan
penduduk
yang
terus
meningkat
dan
masalah
biofisik
(Sukmana,!""#$ 2.3 Kual"ta! Tana$ %an Ke!e$atan Tana$ 'oran 4 Parkin (2556$ memberikan batasan kualitas tanah adalah
kapasitas suatu tanah untuk berfungsi dalam batas&batas ekosistem untuk melestarikan produktivitas biologi. 7emelihara kualitas lingkungan,serta meningkatkan kesehatan tanaman dan hewan. Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan kondisi dinamis indikator&indikator kualitas tanah. Pengukuran indikator kualitas tanah menghasilkan indeks kualitas tanah. 8ndeks kualitas tanah merupakan indeks yang dihitung berdasarkan nilai dan bobot tiap indikator kualitas tanah. 8ndikator&indikator kualitas tanah dipilih dari sifat sifat yang menunjukkan kapasitas fungsi tanah. 8ndikator kualitas tanah adalah sifat, karakteristik atau proses fisika, kimia dan biologi tanah yang menggambarkan kondisi tanah (S9, !""2$. 7enurut 'oran 4 Parkin indikator&indikator tanah harus ) 2 7enunjukkan proses&proses yang terjadi dalam ekosistem. ! 7emadukan sifat fisika tanah, kimia tanah dan proses biologi tanah. # 'apat diterima oleh banyak pengguna dan dapat ditetapkan di berbagai 6
kondisi lahan Peka terhadap berbagai keragaman pengelolaan tanah dan perubahan
:
iklim, dan %pabila mungkin, sifat tersebut merupakan komponen yang biasa ditemui pada data dasar tanah.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Karlen et al. (2553$ mengusulkan bahwa pemilihan indikator kualitas tanah harus mencerminkan kapasitas tanah untuk menjalankan fungsinya yaitu) 2 ! #
7elestarikan aktifitas,diversitas dan produktivitas biologis 7engatur dan mngarahkan aliran air dan ;at terlarutnya 7enyaring,menyangga,merombak,bahan&bahan anorganik
dan
organik,meliputi limbah industri dan rumah tangga serta curahan dari 6
atmosfer. 7enyimpan dan mendaurkan hara dan unsur lain dalam biosfer.
2.& Ha#a %an Pen'ak"t (ent"ng Tana#an (a%a Agrek!"!te# a Ha#a Tana#an Ja#)u Kr"!tal
1ama yang telah dilaporkan terdapat pada tanaman jambu biji di berbagai negara antara lain lalat buah, kutu kebul, kutu putih, kutu perisai, kutudaun, kutu tempurung, 1elopeltis sp., kumbang penggerek, larva berbagai spesies dari ordo epidoptera, belalang, rayap, dan tungau. 1ama yang merupakan hama utama pada pertanaman jambu biji di berbagai negara adalah lalat buah ( 22
>
2"" Q 2:,"5
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
1ama 36,2:
0
Sweepnet
Persentase ($ 7usuh Serangg alami 2:,"5
a lain !",0:
11
Serangga lain )
•
53
2"" Q !",0:
Segitiga Aiktorial P1T SL
+erdasarkan data yang didapatkan pada daerah +umiaji dengan komoditas ambu Kristal pada aspek 1PT&P1T diperoleh data biodiversitas 1ama, Serangga H 7usuh %lami. Pengamatan pada komoditas ambu Kristal MAtersebut ain dan dilakukan di ! petak komoditas ambu Kristal dengan > bedengan, dengan setiap bedengnya ada # tanaman jambu. +erdasarkan data pengamatan %rthropoda didapatkan beberapa serangga pada > bedeng komoditas ambu Kristal yang diamati didapatkan diantaranya kutu kebul (Bemisia tabaci), alat buah (Drosophila melanogaster), +elalang hijau ($%ya chinensis), dan Kumbang kubah spot 7 (Menochillus se%manculatus) yang berperan sebagai hama. Kemudian didapatkan juga ?apung ( $rthetrum &abina) sebagai musuh alami serta didapatkan pula Semut hitam ( Dolichoderus thoracicus Smith ) dan 1elen ( Abisara neophron) sebagai serangga lain. 'ari data hasil pengamatan dapat diketahui presentase dari peranan masing&masing arthropoda yang didapat. 'alam peranannya arthropoda yang berperan sebagai hama didapatkan presentase sebesar 36,2: , peranan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
arthropoda sebagai musuh alami didapatkan 2:,"5 , dan peranan arthropoda sebagai serangga lain didapatkan !",0: . +erdasarkan data persentase peranan arthropoda diatas dapat disimpulkan dengan menggunakan segitiga fiktorial. 'ari hasil segitiga fiktorial dapat diketahui bahwa terdapat titik potong antara jumlah hama dan serangga lain. 'ari titik potong didapatkan perpotongan pada daerah hama. 1al tersebut sesuai dengan data tabel yang menyatakan bahwa nilai dan jumlah hama lebih besar dibandingkan dengan nilai dari peranan arthropoda yang lainnya. +erdasarkan hasil pengamatan diketahui kondisi agroekosistem pada lahan tersebut memiliki keanekaragaman arthropoda yang banyak. 'itinjau dari hasil segitiga fiktorial didapatkan perpotongan pada daerah hama, denagan presentase sebesar 36,2: . 1al tersebut memiliki arti bahwa jumlah populasi hama lebih besar dibandingkan dengan populasi peranan serangga selain hama. Kondisi ini dikarenakan adanya adaptasi dan persaingan hidup antar individu yang ketat, hal ini sesuai dengan literatur Cka (255:$, menyatakan bahwa faktor&faktor yang mengatur kepadatan suatu populasi dapat terjadi karena persaingan antara individu dalam satu populasi atau dengan spesies lain, Perubahan lingkungan kimia akibat adanya
sekresi
dan
metabolisme,
kekurangan
makanan,adanya
serangga
predator-parasit-penyakit,dan adanya emigrasi. 'ari hasil yang diperoleh pada data di atas maka dapat dikatakan keseimbangan ekosistem pada lahan P1T ambu Kristal masih kurang baik dilihat dari keragaman arthropoda dan terdapatnya populasi hama yang memiliki persentase tinggi. 1al ini dikarenakan kurang adanya manajemen ekosistem yang baik dalam pengendalian populasi hama serta tersedianya kualitas makanan yang cukup baik sehingga keberadaan hama tinggi. 1al ini juga didukung dengan yang dikemukakan =iyanto (255:$, bahwa tersedianya makanan dengan kualitas yang cocok dan kuantitas yang cukup akan menyebabkan naiknya populasi dengan cepat. Sebaliknya bila keadaan makanan kurang maka populasi dapat menurun pula.
7enurut
Soemarwoto
(2550$
menyatakan
bahwa
pada
dasarnya
keseimbangan ekosistem terjadi karena adanya komponen F komponen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. 7asing F masing komponen mempunyai relung (cara hidup$ dan fungsi yang berbeda dan berkaitan satu
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
dengan yang lainnya. Selama komponen tersebut melaksanakan fungsinya dan bekerjasama dengan baik maka keteraturan ekosistem akan tetap terjaga.
Ha#a %an Pen'ak"t (a%a La$an Nn PHT Ja#)u Kr"!tal
'ari hasil praktikum lapang yang telah dilakukan di +umiaji pada lahan non P1T jambu kristal didapatkan data arthropoda yang ditemukan pada lahan tersebut yaitu sebagai berikut ) Tabel #) 1asil Pengamatan %rthropoda on&P1T 'okumentasi ama serangga Peran o
umlah
alat buah 2
!
(Bactrocera
Pan trap 1ama
#"
dan yellow
dorsalis)
trap
gengat
Pan trap
(&podoptera
1ama
!
e%igua) yamuk #
Perangkap
(Aedes albopictus)
dan yellow trap
Serangga lain
!
Pan trap
2
Pit fall
!
Pit fall
*lat grayak 6
(&podoptera
1ama
e%igua)
Tomcat :
(Paederus littoralis)
7usuh alami
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
'ari Tabel dapat dilihat hasil pengamatan %rthropoda dengan perlakuan non&P1T yang ditemukan di lapang. Pada pan trap dan yellow trap ditemukan lalat buah (Bactrocera dorsalis) dan ngengat (&podoptera e%igua). Kedua %rthropoda ini berperan sebagai hama. Selain itu ada nyamuk (Aedes albopictus) yang berperan sebagai serangga lain ditemukan pada pan trap. Sedangkan pada pit fall ditemukan ulat grayak (&podoptera e%igua) yang juga berperan sebagai hama dan tomcat (Paederus littoralis) sebagai musuh alami. Tabel 6 ) 1asil Perhitungan %rthropoda on&P1T Peran 7usuh Serangga 1ama alami lain umlah ## ! !
Total #0
1ama
Persentase ($ 7usuh Serangga
>2
alami :,6
Perhitungan ) 33
1ama
)
37
2"" Q >2
2
7usuh alami )
37
2"" Q :,6
2
Serangga lain )
37
'ari Tabel
2"" Q :,6 dapat dilihat bahwa jumlah hama relatif lebih banyak
dibandingkan dengan musuh alami dan serangga lain. 'apat diperkirakan bahwa kondisi ekologi lahan tersebut tidak sehat, karena kemungkinan musuh alami berperan mengendalikan populasi hama sangat kecil. 'itambah lagi ketersediaan serangga lain yang sangat sedikit. 7eskipun ada, serangga lain juga tidak dapat menjamin kelangsungan hidup musuh alami jika populasi hamanya tinggi.
•
Segitiga Aiktorial on&P1T SL
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
H
MA
lain :,6
Segitiga fiktorial menyajikan komposisi hama, musuh alami dan serangga lain yang digambarkan-diwakili oleh satu koordinat dalam suatu segitiga sama sisi, yang titik sudutnya mewakili peran. 'engan menggunakan segitiga fiktorial ini kita dapat melihat serangga apa yang mendominasi di kebun jambu kristal. 'ari segitiga fiktorial di atas terlihat jelas bahwa kebun jambu kristal didominasi oleh hama. 7aka dapat disimpulkan bahwa kondisi ekologi di lahan tersebut tidak sehat atau bahaya, sebab dalam ekosistemnya sangat miskin serangga lain dan musuh alami. kosistem semacam ini banyak dijumpai di pertanaman rumah kaca, serta pada lahan&lahan yang tinggi penggunaan racun kimianya. 'alam hal ini lahan perkebunan jambu kristal yang merupakan lahan non&P1T dapat dikatakan tergolong lahan yang tinggi penggunaan racun kimianya. +erdasarkan keadaan tersebut, sangat diperlukan adanya penanganan khusus dalam upaya pengembangan tindakan preemptif. Tujuannya adalah untuk memprakondisikan
lingkungan
agar
populasi
hama dan
penyakit
tidak
berkembang ke tingkat yang dapat merugikan secara ekonomis. Pada lahan P1T dan non P1T komoditas jambu kristal di dapatkan hasil persentase hama, musuh alami, dan serangga lain. Persentase hama lahan P1T sebesar 36,2: sedangkan pada lahan non P1T sebesar >2. 1al tersebut menunjukkan bahwa persentase hama lebih besar pada lahan non P1T dibanding
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
P1T. 7usuh alami pada lahan P1T 2:,"5 dan pada non P1T :,6 berarti lebih tinggi pada lahan P1T. Persentase serangga lain pada lahan P1T !",0: dan pada lahan non P1T :,6 berarti lebih tinggi ti nggi pada lahan P1T. Kla!"f"ka!" Art$r(%a 'ang D"te#ukan %" La$an
'. Kutu Kebul (Bemisia tabaci) 7enurut Kalshoven (25>2$ Kingdom) %nimalia Phyllum ) %rthropoda Kelas ) 8nsecta Crdo ) 1emiptera Aamili) %leyrodidaeB
20 > " 2"
!2 2: " 5
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
#>! 6!0 235 !63
: 3 0 > 5 2"
!" 20! !3# !!" !!" #66
#0 5 !6 25 22 2"
!6 22 5 2! 5 !3
35 " 2: !2 2> 5
26# " 3 !: " 2#
!5# 25! #20 !50 !:> 6"!
Perhitungan ) •
Tanaman 2 (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 320 × 0 ) + ( 19 × 1 ) +( 5 × 2 ) + ( 17 × 3 ) + ( 21 × 4 ) Q
•
4 × 382
Tanaman ! (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 363 × 0 ) + ( 24 × 1 ) +( 17 × 2 )+ ( 8 × 3 ) + ( 15 × 4 ) Q •
4 × 427
Q
4 × 169
Tanaman 6 (n × v ) 8 QR z ×n 2"" Q
4 × 246
× 100
Q5,0:
Tanaman : (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 20 × 0 ) +( 37 × 1 ) + ( 24 × 2 )+ ( 69 × 3 ) + ( 143 × 4 ) Q •
Q >.#2
× 100 Q #.02
( 205 × 0 ) + ( 14 × 1 ) +( 8 × 2 )+ (10 × 3 ) + ( 9 × 4 ) •
× 100
Tanaman # (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 150 × 0 ) + ( 14 × 1 ) +( 5 × 2 ) + ( 0 × 3 ) + ( 0 × 4 ) •
× 100 Q 2",0
4 × 293
× 100 Q 0#,0
Tanaman 3
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 172 × 0 )+ ( 9 × 1 ) + ( 11 × 2 ) + ( 0 × 3 )+ ( 0 × 4 ) Q •
4 × 192
× 100
Tanaman 0 (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 263 × 0 ) + ( 24 × 1 ) +( 9 × 2 )+ ( 15 × 3 ) + ( 6 × 4 ) Q •
4 × 317
× 100 Q>,0!
Tanaman > (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 220 × 0 ) + ( 19 × 1 ) +( 12 × 2 )+ ( 21 × 3 ) +( 25 × 4 ) Q •
4 × 297
× 100
Q2>.:5
Tanaman 5 (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 220 × 0 ) + ( 11 × 1 ) + ( 9 × 2 ) +( 18 × 3 )+ ( 0 × 4 ) Q
•
Q 6,"#
4 × 258
× 100
Q 2"."2
Tanaman 2" (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 344 × 0 ) + ( 10 × 1 ) + ( 26 × 2 )+ ( 9 × 3 ) + ( 13 × 4 ) Q
4 × 402
× 100 Q >.0>
1asil yang diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan yaitu pada tanaman 2 intensitas serangannya adalah 2",0 B pada tanaman ! intensitas serangannya adalah >,#2 B pada tanaman # intensitas serangannya adalah #,02 B pada tanaman 6 intensitas serangannya adalah 5,0: B pada tanaman : intensitas serangannya adalah 0#,0 B pada tanaman 3 intensitas serangannya adalah 6,"# B pada tanaman 0 intensitas serangannya adalah >,0! B pada tanaman > intensitas serangannya adalah 2>,:5 B pada tanaman 5 intensitas
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
serangannya adalah 2","2 B pada tanaman 2" intensitas serangannya adalah >,0> . 'ari perhitungan intensitas penyakit didapatkan hasil intensitas yang paling tinggi pada tanaman ke : dan tanaman > dengan intensitas masing& masing 0#,0 dan 2>,:5 selain itu intensitas penyakit cuma sekitar sampai 2". 1al tersebut karena pada tanaman ke : terserang penyakit embun jalaga yang sudah hampir menyerang seluruh bagian tanaman terutama bagian daunnya.
Data Pen'ak"t (a%a La$an Nn PHT Ja#)u Kr"!tal
'ari hasil praktikum lapang yang telah dilakukan di +umiaji pada lahan non P1T jambu kristal didapatkan data penyakit yang ditemukan pada lahan tersebut yaitu sebagai berikut ) Tabel 0) 1asil Pengamatan Penyakit on&P1T 'okumentasi ama penyakit o
Karat daun 2
!>" 6": !0> #3: #30 ##: #>0 !63
2 ! # 6 : 3 0 > 5 2" 22
2 2": 22" 25 3! !" 05 6" 26 3" :! 2":
! 0: !: " #" !: 35 2! 6 3> !" 2:
Total 'aun # !: " " " 22 3 !> 0 !" > "
6 " " " > 2: 2: 22 3 20 6 2!
Perhitungan ) •
Tanaman 2
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 250 × 0 ) + ( 105 × 1 ) + ( 75 × 2 ) + ( 25 × 3 ) +( 0 × 4 ) Q •
4 × 500
× 100 Q23.:
Tanaman !
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 515 × 0 ) + ( 110 × 1 ) + ( 25 × 2 ) + ( 0 × 3 ) + ( 0 × 4 ) Q •
4 × 650
Tanaman #
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
× 100 Q6.66
:"" 3:" 2!0 #>" 603 660 660 #5> :"" 602 #0>
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 108 × 0 ) + ( 19 × 1 ) + ( 0 × 2 ) +( 0 × 3 )+ ( 0 × 4 ) Q •
4 × 127
× 100
Q #.02
Tanaman 6
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 280 × 0 ) + ( 62 × 1 ) + ( 30 × 2 ) + ( 0 × 3 ) +( 8 × 4 ) Q •
4 × 380
× 100 Q2".2#
Tanaman :
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 405 × 0 ) + ( 20 × 1 ) + ( 25 × 2 )+ (11 × 3 ) + ( 15 × 4 ) Q •
4 × 476
× 100 Q >.:3
Tanaman 3
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 278 × 0 ) + ( 79 × 1 ) + ( 69 × 2 ) +( 6 × 3 )+ (15 × 4 ) Q •
4 × 447
× 100 Q23.65
Tanaman 0
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 365 × 0 ) +( 40 × 1 ) + ( 12 × 2 ) +( 28 × 3 )+ (11 × 4 ) Q •
4 × 456
× 100
Q>.55
Tanaman >
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 367 × 0 ) + ( 14 × 1 ) + ( 4 × 2 ) + ( 7 × 3 ) + ( 6 × 4 ) Q
•
4 × 398
× 100 Q6.!
Tanaman 5
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 335 × 0 ) +( 60 × 1 ) + ( 68 × 2 ) +( 20 × 3 )+ (17 × 4 ) Q
4 × 500
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
× 100
Q23.2#
•
Tanaman 2"
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 387 × 0 ) + ( 52 × 1 ) + ( 20 × 2 ) +( 8 × 3 ) +( 4 × 4 ) Q •
4 × 471
× 100
Q0
Tanaman 22
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 246 × 0 ) + ( 105 × 1 ) + ( 15 × 2 ) + ( 0 × 3 )+ (12 × 4 ) Q
4 × 378
× 100
Q2!.2"
Serangan penyebab penyakit biotik (patogen$ dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada tanaman. Tingkat kerusakan tanaman tersebut dinyatakan dalam suatu nilai atau angka yang disebut intensitas penyakit. Penghitungan intensitas penyakit didasarkan pada data yang didapatkan dari pengamatan gejala penyakit. *ntuk menghitung intensitas serangan penyakit pada tanaman jambu kristal tersebut, diambil sampel 22 tanaman dari seluruh tanaman yang ada. Kemudian perhitungan dilakukan dengan menggunakan skala deskriptif (skor penyakit$. Skala deskriptif adalah angka yang menggambarkan tingkat kerusakan tanaman atau bagian tanaman oleh penyakit. Skala ini diperoleh dengan membagi gejala penyakit dalam beberapa kategori atau kelas, dari mulai bebas penyakit sampai penuh dengan penyakit. Tabel 6 merupakan hasil pengamatan intensitas serangan penyakit pada lahan non&P1T jambu kristal dengan pemberian skor penyakit. 1asil yang diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan yaitu pada tanaman 2 intensitas serangannya adalah 23,: B pada tanaman ! intensitas serangannya adalah 6,66 B pada tanaman # intensitas serangannya adalah #,02 B pada tanaman 6 intensitas serangannya adalah 2",2# B pada tanaman : intensitas serangannya adalah >,:3 B pada tanaman 3 intensitas serangannya adalah 23,65 B pada tanaman 0 intensitas serangannya adalah >,55 B
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
pada tanaman > intensitas serangannya adalah 6,! B pada tanaman 5 intensitas serangannya adalah 23,2# B pada tanaman 2" intensitas serangannya adalah 0 dan pada tanaman 22 intensitas serangannya adalah 2!,2". 'engan demikian, dari 22 tanaman tersebut intensitas serangan tertinggi ada pada tanaman pertama yaitu 23,:. Pada lahan P1T menggunakan sampel 2" tanaman dari seluruh tanaman yang ada. 'ari sampel tersebut diperoleh intensitas penyakit tertinggi ada pada tanaman ke&: yaitu 0#,0. Sedangkan di lahan non P1T menggunakan sampel 22 tanaman dengan intensitas serangan tertinggi ada pada tanaman pertama yaitu 23,:. 'alam hal ini terlihat bahwa intensitas penyakit pada lahan P1T lebih tinggi dibandingkan intensitas penyakit pada lahan non P1T. amun secara umum lahan non P1T lebih banyak terserang penyakit dibandingkan lahan P1T. 1al ini disebabkan karena pada lahan P1T hanya satu tanaman yang terserang parah oleh penyakit sehingga intensitas serangan tertinggi ada pada tanaman tersebut. Sedangkan pada lahan non P1T hampir seluruh tanaman yang dijadikan sampel terserang penyakit meskipun dengan intensitas yang kecil. 'alam pengendalian hama penyakit terpadu menurut %dang (!""5$ ada empat prinsip P1T yaitu) (2$ budidaya tanaman sehat, (b$ pelestarian musuh alami, (c$ pengamatan agroekosistem secara rutin, dan (d$ petani menjadi ahli P1T dan manajer di kebunnya.
&.2.3 A!(ek Tana$ a. PHT
2
+iodivertias Tanaman (+iologi$
a
Keanekaragaman jenis dan perakaran ahan yang diamati dilapangan merupakan lahan yang digunakan untuk budidaya jambu kristal. ambu Kristal ini juga merupakan komoditas utama tanpa adanya tanaman pendamping atau merupakan lahan budidaya monokultur. *ntuk perakaran sendiri, ambu Kristal merupakan tanaman yang memiliki tipe perakaran dalam mengingat tanaman tersebut merupakan tanaman berkayu. adi, bisa disimpulkan bahwa jenis perakaran jambu kristal
b
adalah akar tunggang. 7ikroorganisme Tanah (?acing dan on ?acing$
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Pada saat pengamatan dilapangan, tidak ditemukan organisme dalam tanah pada setiap bedengan pengamatan. ?acing tanah merupakan salah satu fauna tanah yang berperan sangat besar dalam perbaikan kesuburan tanah dengan menghancurkan secara fisik pemecahan bahan organik menjadi humus, menggabungkan bahan yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas, dan membentuk kemantapan agregat antara bahan organik dan bahan mineral tanah (7uys. 2550$.?acing tanah adalah fauna yang memanfaatkan tanah sebagai habitat atau lingkungan yang mendukung aktifitas biologinya. Terdapat beberapa fauna tanah pada bedengan satu yaitu semut hitam, keong dan laba&laba. c
Total seresah dan understorey di permukaan Tabel 5 ) Total seresah dan understorey di permukaan Arame ++ (gr$ +KC (gr$ Seresah 2 26,! >,3 Seresah ! 3:,> 65,5 *nder Storey 2 !>>,! #6,: *nder Storey ! 25:,: #5,3 7enurut 1auriah Kurniatun dkk (!""6$ tanah&tanah pertanian di daerah tropik basah umumnya memiliki kandungan bahan organik yang sangat rendah di lapisan atas. Pada tanah yang masih tertutup vegetasi permanen (hutan$, umumnya kadar bahan organik di lapisan atas masih sangat tinggi. Perubahan hutan menjadi lahan pertanian mengakibatkan kadar +CT menurun
•
dengan cepat. 1al ini antara lain disebabkan oleh beberapa alasan) Pelapukan (dekomposisi$ bahan organik berlangsung sangat cepat, sebagai
•
akibat tingginya suhu udara dan tanah serta curah hujan yang tinggi. Pengangkutan bahan organik keluar tanah bersama panen secara besar&besaran tanpa diimbangi dengan pengembalian sisa&sisa panen dan pemasukan dari luar, sehingga tanah kehilangan potensi masukan bahan organik. 7enurunnya kandungan +CT ini sangat mudah dikenali di lapangan antara lain tanah berwarna pucat dan padat. 1al ini sesuai dengan hasil pengamatan dilapangan yang kondisi tanahnya kering dan keras serta berwarna pucat. Sehingga dapat di indikasikan jika tanah tersebut memiliki kandungan bahan organik tanah yang tidak terlalu tinggi. 1al ini diduga karena kondisi dari seresah yang tidak mudah lapuk akibat tidak adanya organisme dekomposer.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Pada lahan budidaya ambu Kristal ditemukan beberapa understorey pada plot pengamatan. enis understory yang ditemukan merupakan jenis tanaman liar seperti rumput teki dan rumput grinting. Tetapi saat dilapangan understory tersebut diidentifikasi tidak terlalu mengganggu tanaman utama pada lahan tersebut. 1al ini dapat dilihat dari kondisi tanaman utama yang berupa jenis pohon berkayu. Aungsi tanaman bawah adalah untuk menahan daya perusak butir Fbutir hujan yang jatuh dan derasnya aliran air di atas permukaan tanah, karena tumbuhan bawah menambah bahan organik tanah dan melakukan transfer yang memperbesar kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan aliran air hujan yang jatuh. 7enurut %prianis (!"22$, Aaktor penyebab jumlah seresah berbeda F beda disebabkan secara umum terjadi karena penambahan biomassa seresah seiring dengan penambahan umur pohon dan kerapatan tajuk. Kerapatan tajuk atau tegakan merupakan factor yang mempengaruhi jatuhnya seresah hutan karena adanya persaingan untuk mendapatkan sinar matahari. Semakin rapat suatu tegakan atau tajuk akan menghasilkan jumlah seresah yang lebih banyak karena pohon F pohon yang tumbuh yang agak rapat lekas melepaskan cabang F cabang dan daun F daun mulai dari bawah, sebab cahaya tidak cukup baginya untuk proses fotosintesis. Selain faktor penambahan umur pohon dan kerapatan tajuk seresah juga dipengaruhi jatuhan seresah baik jumlah maupun kualitasnya dipengaruhi oleh factor lingkungan (iklim, ketinggian, kesuburan tanah$, jenis tanaman dan waktu (musim dan umur tegakan$. Produktifitas seresah juga dipengaruhi oleh vegetasi dan curah hujan. ?urah hujan mempengaruhi fisiologi vegetasi karena semakin tinggi curah hujan maka semakin rendah guguran daun, ranting, bunga dan buah, pada saat curah hujan tinggi kelembaban akan meningkat maka penguapan daun akan menurun sehingga daun tetap segar dan tidak mudah gugur. !
Kepadatan Tanah (Aisika$ Tabel 2" ) Tabel Kepadatan Tanah (Aisika$ 'iameter
Tinggi
+erat
=ing : cm
=ing :,: cm
Total 2#",32 gr
++
+KC
?awa
0",3
3",!
n 6,6>
: gr
! gr
gr
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
+erat abu (a$
+erat abu J Tanah
+erat abu J Tanah J %ir
:",03 gr
(b$ 0",03 gr
(c$ 23!,#0 gr
Perhitungan )
a
+erat 8si dan +erat enis 'ari perhitungan di atas didapatkan volume tanah 2"0,5# cm # volume tanah merupakan volume tanah yang ada di dalam ring sampel yang digunakan untuk sampel, sedangkan pada kadar air pada tanah yang di ambil sampel adalah ",2> kg-kg dari selisih berat basah dengan berat kering oven dibagi dengan selisi berat kering oven dengan cawan. ilai +8 dan + dari lahan tersebut, berdasarkan hasil laboratorium pada hari Selasa, tanggal !3 7ei !"2: di lab Aisika Aakultas Pertanian *niversitas +rawijaya, di dapat nilai dari berat isi 2,"! gr-cm# dan berat jenisnya !,#> gr-cm #. Sedangkan porositas tanah sampel yang di dapat adalah :> dan kadar air ialah ",2>. 'ari hasil tersebut ditarik kesimpulan bahwa lahan tersebut cukup kering dengan kadar air yang rendah
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Sedangkan untuk + tanah, menurut literatur, menyatakan bahwa keadaan tanah secara umum nila +j antara !,3&!,0 g-m #sedangkan yang ada di lahan !,#> gr-cm # nilai tersebut hampir sama meskipun ada dibawahnya. +ila semakin banyak kandungan +C, maka nilai + semakin kecil. berat jenis adalah perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total volume yang di dalamnya tidak termasuk ruang pori yang ada. +erat jenis berhubungan dengan bahan organik. %pabila bahan organik selama tinggi maka berat jenis akan semakin rendah. 7enurut 1ardjowigeno dan Sarnono (255!$ +erat isi adalah perbandingan antara massa tanah dengan volume partikel ditambah dengan ruang pori yang berada diantaranya /idiarto
(!"">$
menyatakan
bahwa,
E+ahan
organik
dapat
menurunkan +8 dan tanah yang memiliki nilai +8 kurang dari satu merupakan tanah yang memiliki bahan organik tanah sedang sampai tinggi. Selain itu, ilai +8 untuk tekstur berpasir antara 2,: F 2,> g - m#, ilai +8 untuk tekstur berlempung antara 2,# F 2,3 g - m# dan ilai +8 untuk tekstur berliat antara 2,2 F 2,6 g - m# merupakan nilai +8 yang dijumpai pada tanah yang masih alami atau tanah yang tidak mengalami pemadatan. Aaktor yang mempengaruhi berat isi tanah adalah struktur tanah, pengolahan tanah, bahan organik,dan agregasi tanah.Sedangkan faktor yang mempengaruhi berat jenis tanah adalah tekstur tanah dan bahan organik tanah.
b
Porositas Pori pori tanah dapat dibedakan menjadi pori mikro, pori meso dan pori makro. Pori&pori mikro sering dikenal sebagai pori kapiler, pori meso dikenal sebagai pori drainase lambat, dan pori makro merupakan pori drainase cepat. 1al tersebut ditunjukkan pada porositas pengamatan P1T yaitu :>. . %kan tetapi dengan porositas :>, infiltrasi tanah cukup besar dan kehilangan air tanah juga cukup tinggi akibat kemampuan lahan untuk mempertahankan air cukup rendah.
#
Keseimbangan 1ara (Kimia$ Tabel 22 ) Tabel Keseimbangan 1ara (Kimia$ ml blanko
ml sample
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
0 ml
:,# ml
?&organik 'erajat
2,02 Kemasaman
(p1$ Potensial =edoks (e1$ 'aya 1antar istrik
3," :5,# mO ",!" ms
(e?$
Tanah merupakan tubuh alam yang bebas yang tersusun oleh komponen organik maupun anorganik. 'iseluruh permukaan bumi terdapat beraneka macam tanah mulai dari yang paling gersang sampai yang paling subur. 7ulai dari warna yang paling gelap himgga yang warna cerah. Keanekaragaman tanah itu memiliki sifat dan kandungan yang berbeda dalam komponennya. %ntara lain sifat kimia yang merupakan komponen inti dalam tanah. tanah satu dengan
yang
lain
memiliki
perbedaan
sifat
kimia
yang
tentunya
mempengaruhi tingkat kesuburan dalam tanah tersebut. Kesuburan itu sendiri pada akhirnya erat kaitannya dengan pertumbuhan suatu tanaman.*ntuk mempermudah mengkaji dan menganalisisa keadaan itu maka diperlukan kemampuan untuk mengenal beragam komponen kimia dalam masing&masing jenis tanah.
a
p1 Tanah Pada sampel tanah daerah +umiaji p1 tanah cenderung netral yaitu 3,". 8ni menujukan tanah tidak butuh dilakuakan pengapuran karena kandungan p1 tanah sudah sesuai untuk pertumbuhan optimal budidaya jambu Kristal.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
b
Potensial =edoks (e1$ Potensial redoks (h$ merupakan indeks yang menyatakan kuantitas elektron dalam suatu sistem. Potensial redoks juga dipengaruhi oleh aktivitas mikro organisme, dimana menurut Hoshida (250>$, aktivitas mikro organisme tidak hanya mempengaruhi proses transformasi senyawa&senyawa organik dan anorganik, tetapi juga mempengaruhi kemasaman dan potensial redoks tanah. ilai e1 pada lahan +umiaji P1T yaitu :5,# termasuk status potensial redoks rendah.
c
'aya 1antar istrik (e?$ Pada lahan +umiaji P1T nilai e? yang didapat adalah ",!". Tanah dengan nilai e? dibawah 6 termasuk tanah normal.nilai ? berpengaruh terhadap proses serapan air dan unsur hara oleh akar untuk pertumbuhan tanaman. Tingkat garam terlarut yang tinggi dalam tanah dapat menyebabkan reaksi osmosis
dan
hidrolisis terhadap akar tanaman..
Kondisi
ini
menunjukkan bahwa kadar garam dalam tanah tidak berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman. d
+ahan Crganik dan ?&organik Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi ) struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi. *ntuk +ahan organik sendiri berhubungan dengan adanya ?& organik, sebab +ahan organik dapat dihitung menggunakan hasil dari ?& organik. +ahan organik pada perlakuan P1T dihasilkan !,56. +ahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun.
B. Nn PHT
1asil Pengukuran Kondisi Tanah %spek +iologi 'ari pengamatan yang dilakukan ditemukan beberapa jenis makrofauna •
yang ada di dalam tanah, seperti cacing. Selain itu, ditemukan juga kascing. Oegetasi yang ada di daerah bumiaji adalah jambu kristal. Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
B"lg" Tana$ 2. ?acing ) Arame 8 ) 2 ekor (Kedalaman ) " & 0 cm$ Arame 88 ) ! ekor (Kedalaman ) 0 F !" cm$ !. Kascing ) Arame 8 ) 3,5 g Arame 88 ) 22,> g Sebelum dioven Arame 8 ) 5,3 g Arame 88 ) :,3 g Setelah dioven BK subcontoh ( g ) BK = × Total BB ( g ) Arame 8 ) BB subcontoh ( g )
¿
9,6
ra#e II
6,9
× 6,9 =9,59
BK =
¿
BK subcontoh ( g ) ×Total BB ( g ) BB subcontoh ( g ) 5,6 11,8
× 11,8 =5,6
#. *nderstory ) Arame 8 • Total BK ( g ) =
Total BK =
•
Total BK ( g ) =
BK subcontoh ( g ) × Total BB ( g ) BB subcontoh ( g )
16,7 86,1
× 86,1=16,69 gram
Arame 88
BK s ubcontoh ( g ) × Total BB ( g ) BB subcontoh ( g ) Total BK =
21,1 98,7
× 98,7 =21,09 gram
6. Seresah ) Arame 8 • Total BK ( g ) =
BK subcontoh ( g ) × Total BB ( g ) BB subcontoh ( g )
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Total BK =
•
Total BK ( g ) =
8,2 18,6
× 18,6 =8,19 gram
Arame 88
BK subcontoh ( g ) × Total BB ( g ) BB subcontoh ( g ) Total BK =
2 98,7
× 98,7 =1,99 gram
:. Ketebalan Seresah Tabel 2! ) 1asil Pengukuran Ketebalan Seresah ra#e 1 2 cm
ra#e 2 26 cm
A!(ek "!"ka "!"ka Tana$
2. Perhitungan +obot 8si Tabel 2# ) Tabel Perhitungan +obot 8si Titik
'iameter Panjang
+erat
+8
7assa Total
( cm $
( cm $
Total
Tb J ?
To J ?
?
( g - cm # $
2.
6,5
6,0
236,6
05,65
3#,>6
5,5#
","2 gram - gram
!.
6,0
:,0
233,>
3!,:5
#2,5#
6,06
",2! gram - gram
Keterangan ) Tb
) +erat +asah Tanah sebelum di Cven
To
) +erat Kering Tanah setelah di Cven
?
) +erat ?awan tempat peletakkan tanah
Kadar %ir
)
Massa Air ( Tb + C ) – (¿+ C ) 2. K% Q
Massa Padatan (¿)
79,49 −63,84
Q
63,84 −9,93
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
15,65
Q
53,91
Q >,!3 gram - gram2""Q ,>!3
Massa Air ( Tb + C ) – (¿+ C ) !. K% Q
Massa Padatan (¿)
62,59 −31,93
Q
31,93− 4,74
30,66
Q
27,19
Q 2,2! gram - gram
Ot ( Oolume Tanah $ ) 2. Ot Q !r @ tinggi tabung Q #,26 @ (!,6:$ ! @ 6,0 Q >>,:> cm !. Ot Q !r @ tinggi tabung Q#,26 @ (!,#:$ ! @ :,0 Q 5>,>6 cm
+erat 8si ) 2. Arame 8 Q
massa padatan -vt Q 1 + KA 63,84 − 9,93
Q
!. Arame 8 Q
1 +( 38,26 )
( ¿+ c )−( c ) 1 + KA 53,91
->>,:> Q 39,26 ->>,:>Q&2,66->>,:>Q ","2
massa padatan -vt Q 1 + KA
( ¿+ c )−( c ) 1 + KA
31,93 −4,74
27,19
Q
1+( 1,12 )
-5>,>6 Q
2,12
-5>,>6Q ",2!
!. + (+erat enis$ Tabel 26 ) Perhitungan +obot enis Tanah Titik 2 Kelas
abu
abu J To
abu J To J 2"" ml
+obot enis
!, A!, $ menyatakan bahwa, +ahan Crganik dapat menurunkan +8, dan tanah yang memiliki nilai +8 V2 merupakan tanah yang memiliki +ahan Crganik sedang sampai tinggi. ilai +8 untuk tekstur berpasir antara 2,:&2,> g-m #, sedangkan tanah bertekstur lempung antara 2,#&2,3 g-m #, dan tekstur berliat antara 2,2&2,6 g-m #. +obot isi tanah di lahan jambu kristal di daerah +umiaji
V2 pada frame 8 diperoleh &","2g-m dan pada frame 88
diperoleh ",2! g-m. Pada frame yaitu 2,#6: g-m !. 1al ini dikarenakan bahan organik yang terkandung dalam tanah di +umiaji, masih sangat rendah. Sedangkan untuk + tanah, menyatakan bahwa keadaan tanah secara umum nilai + antara !,3&!,0 g-m #. +ila semakin banyak kandungan +C, maka nilai + semakin kecil. Pada desa +umiaji, nilai + pada frame 8 adalah !,"6" g-m# dan frame 88 yaitu !,2>2 g-cm #. +erarti didaerah tersebut masih belum normal.
#. 'ari segi +iologi a. Keanekaragaman biota dan fauna tanah yang ditunjukkan dengan adanya cascing
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
+iota tanah memiliki peranan penting dalam siklus hara didalam tanah. Sehingga dalam jangka panjang dapat sangat mempengaruhi keberlanjutan produktifitas lahan. Salah satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. ?ascing (pupuk organik bekas cacing$ mempunyai kadar hara ,P, dan K !,: kali kadar hara bahan organik semula, serta meningkatkan porositas tanah (pori total dan pori drainase cepat meningkat 2,2: kali$. Pada lahan pertanian daerah +umiaji, ditemukan kascing pada frame 8 yaitu 5,: gr dan pada frame 88 yaitu :,3 gr. 7enurut 1airiah (!""6$, kotoran cacing kaya akan karbon (?$ dan hara lainnya. Sehingga dapat diketahui bahwa daerah di +umiaji kandungan karbon (? $ tinggi.
Per)an%"ngan antara La$an PHT %an Nn PHT %ar" A!(ek Tana$
a. p1 Tanah Pada lahan P1T didapat nilai p1 sebesar :,# sedangkan dilahan non P1T nilai p1 yang didapat adalah 3,". p1 tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk lima faktor pembentuk tanah ditambah musim tanam, pola tanam, kadar air data waktu pengambilan contoh tanah dan cara penentuan p1. p1 adalah faktor yang penting dalam budidaya karena mempengaruhi pertumbuhan tanaman budidaya. p1 yang paling cocok pertumbuhan tanaman jambu kristal berkisar :,: F 3,:, jika dibawah 6," maka pertumbuhan jambu kristal menjadi tidak bagus. sehingga dapat disimpulkan p1 yang mendukung pertumbuhan tanaman jambu kristal terletak di lahan +umiaji P1T. b. ?&Crganik dan +ahan Crganik Syarat tanah sebagai media tumbuh dibutuhkan kondisi fisik dan kimia yang baik. Keadaan fisik tanah yang baik apabila dapat menjamin pertumbuhan akar tanaman dan mampu sebagai tempat aerasi dan lengas tanah, yang semuanya berkaitan dengan peran bahan organik. Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi ) struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Pada perlakuan P1T dihasilkan bahan organik yaitu !,56 sedangkan pada non P1T yaitu !,:: termasuk dalam kriteria tinggi hal ini sesuai dengan tabel kriteria kandungan bahan organik pada tanah yang menyatakan bahwa kandungan bahan organik antara !&6 termasuk dalam kriteria tinggi. Sehingga dapat disimpulkan +ahan organik pada perlakuan P1T dan non P1T tidak jauh berbeda sama&sama mengandung bahan organik yang tinggi. c. +erat 8si dan +erat enis /idiarto (!"">$ menyatakan bahwa, E+ahan organik dapat menurunkan +8 dan tanah yang memiliki nilai +8 kurang dari satu merupakan tanah yang memiliki bahan organik tanah sedang sampai tinggi. +erdasarkan hasil laboratorium diketahui bahwa nilai +8 pada lahan P1T yaitu 2,"! gr-cm # termasuk cukup, sedangkan lahan non P1T yaitu ","2gr-cm #. Sehingga untuk hasil +8 yang sesuai dengan literatur adalah perlakuan non P1T. *ntuk berat jenis tanah menunjukkan kerapatan dari partikel kepadatan tanah. 'ari hasil perhitungan berat jenis yang di dapat diperoleh nilai + pada pengamatan P1T sebesar !,#> gr-cm# pada pengamatan on P1T sebesar !,"6 gr-cm#. d. Porositas Pori pori tanah dapat dibedakan menjadi pori mikro, pori meso dan pori makro. Pori&pori mikro sering dikenal sebagai pori kapiler, pori meso dikenal sebagai pori drainase lambat, dan pori makro merupakan pori drainase cepat. 1al tersebut ditunjukkan pada porositas pengamatan P1T yaitu :>, sedangkan on P1T 65. 1asil penelitian sesuai dengan pendapat Soepardi dalam jurnal lsa (!"2#$ menyatakan bahwa semakin halus tekstur tanah maka porositasnya akan semakin kecil. Sehingga pada pengamatan lahan P1T porositas masih belum termasuk tinggi dan hal tersebut dapat mendukung kesuburan tanahnya gembur memiliki rongga atau pori&pori yang banyak maka penyerapan air akan baik atau cepat. e. Ketebalan Seresah Serasah adalah lapisan tanah bagian atas yang terdiri dari bagian tumbuhan yang telah mati seperti guguran daun , ranting dan cabang, bunga dan buah, kulit
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
kayu serta bagian lainnya, yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan tersebut mengalami dekomposisi. 'ari hasil laboratorium, berat seresah perlakuan P1T pada frame 2 yaitu >,3gr dan frame ! yaitu 65,5. Sedangkan untuk perlakuan non P1T frame 2 yaitu >,25gr dan frame ! yaitu 2,55gr Ketebalan seresah memiliki hubungannya dengan bahan organik tanah. Semakin tebal seresah maka bahan organik yang ada semakin banyak. Semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam tanah maka semakin subur tanah. f. 7ikroorganisme Tanah Salah satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. 1asil penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. Kascing (pupuk organik bekas cacing atau campuran bahan organik sisa makanan cacing dan kotoran cacing$ mempunyai kadar hara , P dan K !,: kali kadar hara bahan organik semula, serta meningkatkan porositas tanah (pori total dan pori drainase cepat meningkat 2,2: kali$. ?acing jenis Gpenggali tanahD yang hidup aktif dalam tanah, walaupun makanannya berupa bahan organik di permukaan tanah dan ada pula dari akar&akar yang mati di dalam tanah. Kelompok cacing ini berperanan penting dalam mencampur seresah. Pada perlakuan non P1T terdapat tiga ekor cacing tanah, sedangkan untuk perlakuan P1T tidak ditemukannya cacing tanah, tapi terdapat fauna lain seperti laba&laba, semut hitam, dan keong.
&.3 9ek#en%a!" a. A!(ek BP
+erdasarkan hasil pengamatan, maka kami merekomendasikan bahwa yang perlu diperbaiki adalah lahan non P1T, karena kurangnya keberlanjutan dan stabilitas di lahan tersebut. Pada lahan non P1T menggunakan pola tanam monokultur dan hanya memasang trap, serta pembungkusan buah untuk mengendalikan hama. ?ara perbaikannya dengan meniru pola tanam pada lahan P1T yaitu melakukan tumpangsari di lahan non P1T karena penanaman dengan pola tumpangsari akan membuat lebih beragamnya vegetasi dan lebih banyak interaksi antar
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
organisme. Selain itu, jika menggunakan pola tumpangsari dengan tanaman
yang
dapat
menjebak
serangga-tanaman
barier
dapat
menurunkan tingkat serangan hama. ). A!(ek HPT
Pengendalian
CPT
bertujuan
untuk
mempertahankan produksi
pertanian agar produksi tetap optimal. Pengendalian CPT merupakan usaha&usaha yang dilakukan manusia untuk menekan populasi CPT sampai di bawah ambang batas yang merugikan secara ekonomi. Kondisi agroekosistem pada saat di lapang yaitu 'esa +umi %ji, kecamatan +umi %ji Kabupaten 7alang termasuk dalam kondisi yang kurang sehat karena pada lahan begitu banyak ditemukan hama dan banyak tanaman jambu yang terserang hama. Kondisi agroekosistem terebut belum seimbang dikarenakan populasi hama lebih mendominasi jauh dibandingkan dengan musuh alami. Seharusnya jumlah populasi hama harus seimbang dengan populasi musuh alami. ?ampur tangan manusia seharusnya tidak terlalu banyak. 7anusia hanya bertugas untuk mengontrol adanya ambang ekonomi dari suatu hama. ika populasi musuh alami dibawah populasi hama, barulah manusia turut andil dalam pengendalian CPT. 'engan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertanian yang berkelanjutan diperlukan cara yang tepat dan ramah lingkungan seperti pemanfaatan musuh alami untuk mengendalikan hama yang ada di lahan. %pabila dengan pemanfaatan musuh alami populasi hama masih tinggi, dapat dilakukan penyemprotan pestisida nabati maupun kimia dengan penggunaan yang tepat dosis. Kondisi agroekosistem di lapang mempunyai topografi daerah yang kurang bagus, kondisi lahan yang ada tidak terlalu terletak pada daerah pegunungan sehingga pembentukan lahan untuk pertanian masih bisa ditata secara baik. Pembentukan terasering yang seharusnya berlapis dari atas ke bawah tetapi di lahan jambu +umi %ji bentuk teraseringnya adalah tidak teratur. Kondisi yang seperti itu biasanya sangat berpotensi terjadi erosi ataupun longsor.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
%dapun rekomendasi yang kami buat yaitu mengganti atau menambah keragaman pada agroekosistem yang agar musuh alami efektif dan populasinya meningkat dengan menyediakan inang alternatif dan mangsa pada saat kelangkaan populasi inang, menyediakan pakan (tepung sari dan nektar$ parasitoid dewasa, menjaga populasi hama yang dapat diterima pada waktu tertentu untuk memastikan kelanjutan hidup dari musuh alami. 1al ini efektif untuk meningkatkan intensitas musuh alami sebagai pengendali biologisnya. Strategi peningkatan musuh alami tergantung dari jenis herbivora dan musuh&musuh alaminya, komposisi dan karakteristik tanaman, kondisi fisiologis tanaman, atau efek langsung dari spesies tanaman tertentu. 7ekanisme&mekanisme alami seperti predatisme, parasitisme, patogenisitas, persaingan intraspesies
dan interspesies,
suksesi, produktivitas, stabilitas dan keanekaragaman hayati dapat dimanfaatkan untuk mencapai pertanian berkelanjutan. +udidaya tanaman monokultur juga dapat mendorong ekosistem pertanian rentan terhadap organisme serangga hama. Salah satu pendorong meningkatnya serangga pengganggu adalah tersedianya makanan terus menerus sepanjang waktu dan di setiap tempat. *ntuk mewujudkan pertanian berkelanjutan maka tindakan mengurangi serangan hama melalui pemanfaatan musuh alami serangga dan meningkatkan keanekaragaman tanaman seperti penerapan tumpang sari, rotasi tanaman dan penanaman lahan&lahan terbuka sangat perlu dilakukan karena meningkatkan stabilitas ekosistem serta mengurangi resiko gangguan hama (%ltieri 4 icholls, 2555$. 4. A!(ek Tana$
'engan diperolehnya data dari praktikum ini tanah pada lahan P1T termasuk lahan sehat dan tanah pada lahan non P1T tergolong tanah yang belum sehat. dengan adanya data tersebut dapat direkomendasikan pada lahan P1T dengan mempertahankan kualitas tanah dengan cara melakukan perawatan secara optimal dan untuk lahan non P1T dengan kualitas tanah yang belum memenuhi kualitas tanah yang baik maka perlu dikelola dengan baik lagi. hal yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
pengelolaaan lahan penambahan bahan organik. penambahan bahan organik bertujuan untuk memperbaiki sifat F sifat tanah diantaranya p1 tanah dan kandungan bahan organik dalam tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Tanah yang subur dan gembur dapat dicapai dengan penggunaan pupuk
organik karena fungsi
pupuk
organik
sangat penting dalam hal memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. *ntuk mempertahankan tanah pada lahan P1T yang termasuk lahan yang sehat dengan mempertahankan kualitas tanah dengan cara melakukan perawatan
secara
optimal.
Perawatan
mempertahankannya kondisi
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
intensif
ditinjau
dari
BAB 7 PENUTUP
*.1 Ke!"#(ulan
ahan yang diolah oleh bapak =ahmad 1ardianto merupakan jenis perkebunan yang tergolong kedalam lahan P1T yang diolah dengan sistem tanam tumpangsari. Sistem pengairan yang digunakan ialah irigasi teknis. 'ari data yang telah didapat, di lahan P1T dan non P1T dalam aspek +P lebih baik pada lahan P1T sehingga kami merekomendasikan bahwa yang perlu diperbaiki adalah lahan non P1T karena kurangnya keberlanjutan dan stabilitas di lahan tersebut. +erdasarkan hasil pengamatan diketahui kondisi agroekosistem pada lahan P1T jambu Kristal memiliki keanekaragaman arthropoda yang banyak sehingga keseimbangan ekosistem masih kurang baik. Kondisi ekologi di lahan non&P1T dapat dikatakan tidak sehat sehingga diperlukan adanya penanganan khusus dalam upaya pengembangan tindakan preemptif sehingga rekomendasi yang kami buat yaitu mengganti atau menambah keragaman pada agroekosistem *ntuk aspek tanah, tanah pada lahan P1T termasuk tanah sehat dan tanah pada lahan non P1T tergolong tanah yang belum sehat sehingga direkomendasikan pada lahan P1T dengan mempertahankan kualitas tanah dan untuk lahan non P1T perlu mengelola tanah dengan lebih baik lagi. *.2 Saran ter$a%a( Ke)erlanjutan Agrek!"!te#
1arapan kedepan kami adalah tetap terjaganya keseimbangan ekosistem untuk mewujudkan sistem pertanian yang berkelanjutan dengan memperhatikan budidaya tanaman yang sehat, pengendalian hama terpadu dan manajemen tanah berlanjut.
*.3 Saran Prakt"ku#
Saran praktikum untuk lebih mendalami prinsip&prinsip manajemen agroekosistem yang diterapkan. Terima kasih
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
DATA9 PUSTAKA
%prianis, H. !"22. Produsi dan *a+u Deomposisi &eresah. utan Tanaman ) =iau. 6)62&60 +orror, '. . and '. 7. 'elong. 250". An -ntroduction to the &tudy o# -nsect . 1alt =imehart and /inston., ew Hork. +orror. 255!. Pengenalan Pela+aran &erangga, edisi O8. Hogyakarta ) :. 1ologi Dasar. +adan Kerja Sama Perguruan Tinggi egeri 8ndonesia +agian Timur, *jung Pandang. Semangun 1. 2556. Penyait8penyait Tanaman ortiultura di -ndonesia. *
View more...
Comments