Laporan M6_Penentuan Posisi Absolut

April 9, 2019 | Author: Ari Widiyanti | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Posisi absolut...

Description

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM SURVEI GNSS PENENTUAN POSISI ABSOLUTE ( A B SOLUTE  AB SOL UTE POSI TI ONI N G ) MENGGUNAKAN GNSS GEODETIK & GNSS NAVIGASI

Dosen Pengampu : Anindya Sricandra P. ST., M.Eng

Di susun oleh : KELOMPOK 3 A

1. ADJI DWI NUGROHO

( 16/401670/SV/12174 16/401670/SV/12174 )

2. APRILIA NUR EKAWATI

( 16/401674/SV/12178 16/401674/SV/12178 )

3. ARY WIDIYANTI

( 16/396858/SV/11042 16/396858/SV/11042 )

4. LIA MAULANI

( 16/396623/SV/10845 16/396623/SV/10845 )

5. RIFQI MIFTAKHUL MA’RUF

( 16/396643/SV/10856 )

6. VITASARI HIDAYANTI

( 16/396860/SV/11044 16/396860/SV/11044 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK GEOMATIKA DEPARTEMEN DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2018

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan  Penentuan Posisi Absolut 

i

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM SURVEI GNSS

PENENTUAN POSISI ABSOLUTE

(ABSOLUTE (ABSOLUTE PO POSI TI ONI NG) MENGGUNAKAN GNSS GEODETIK & GNSS NAVIGASI

Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas dan nilai semester semester 4 setelah melaksanakan praktikum Penentuan Posisi Absolute (Absolute Positioning) dengan menggunakan GNSS Geodetik dan GNSS Navigasi mata kuliah Praktikum Survei GNSS Program Studi Diploma Teknik Geomatika Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada 2018

Di susun oleh : KELOMPOK 3 A 1. ADJI DWI NUGROHO

( 16/401670/SV/12174 16/401670/SV/12174 )

2. APRILIA NUR EKAWATI

( 16/401674/SV/12178 16/401674/SV/12178 )

3. ARY WIDIYANTI

( 16/396858/SV/11042 16/396858/SV/11042 )

4. LIA MAULANI

( 16/396623/SV/10845 16/396623/SV/10845 )

5. RIFQI MIFTAKHUL MA’RUF

( 16/396643/SV/10856 )

6. VITASARI HIDAYANTI

( 16/396860/SV/11044 16/396860/SV/11044 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK GEOMATIKA DEPARTEMEN DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2018

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan  Penentuan Posisi Absolut 

ii

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS PRAKTIKUM SURVEI GNSS T.A. 2017/2018 Laporan ini disusun dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya oleh Kelompok 3A pada tanggal 28 Maret 2018 untuk memenuhi salah tugas pada Mata Kuliah Praktek Survei GNSS T.A. 2017/2018. Laporan ini disusun berdasarkan pembagian tugas kepada anggota kelompok dengan susunan sebagai berikut : Bagian Laporan : -  Bab IV Hasil dan Pembahasan Pembahasan

Adji Dwi Nugroho 16/401670/SV/12174

Bagian Laporan : -  Bab IV Hasil dan Pembahasan Pembahasan - Bagian Awal Laporan

Aprilia Nur Ekawati 16/401674/SV/12178

Bagian Laporan : -  BAB I Pendahuluan Pendahuluan

Ari Widiyanti 16/396858 /SV/11042

Bagian Laporan : -  BAB III Pelaksanaan Kegiatan -  BAB II Dasar Teori

Lia Maulani 16/396632/SV/10845

Bagian Laporan : -

BAB II Dasar Teori

Rifqi Miftakhul M 16/396643/SV/10856

Bagian Laporan : -  BAB V Penutup

Vitasari Hidayanti 16/396860/SV/10860

Laporan ini diterima sebagai syarat memenuhi tugas  pada MK Praktikum Survei GNSS  pada tanggal 1 April 2018

Anindya Sricandra Prasidya, S.T., M.Eng.

Dosen Pengampu MK Praktikum Survei GNSS  Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan  Penentuan Posisi Absolut  

iii

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobil’alamin. Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik tanpa ada kendala yang berarti. Laporan Berjudul “ Penentuan Posisi Absolute (Absolute Positioning) dengan

menggunakan GNSS Geodetik dan GNSS Navigasi ” dibuat setelah melaksanakan  praktikum penentuan posisi absolute, pengamatan terhadap halangan yang dapat menhalangi  penjalaran sinyal GPS download data dan konversi data RAW ke data RINEX yang telah dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2018 yang dilakukan secara mandiri oleh setiap mahasiswa dan melatih kemampuan mahasiswa dalam menyusun suatu laporan, serta merupakan bentuk tanggungjawab dari mahasiswa setelah melakukan praktikum. Atas tersusunnya laporan ini, tidak lepas dari bantuan dan dari pihak  –   pihak yang  bersangkutan, maka dari itu kami ucapkan terimakasih kepada : 1. Allah SWT, yang telah memberikan hidayah-Nya sehingga pada saat kami mengerjakan laporan tidak ada kendala yang berarti. 2. Orang tua kami yang telah mendukung dan memberikan doa restu sehingga kami dapat selamat dalam praktikum ini dan telah memberikan fasilitas/sarana prasarana yang mendukung dalam pembuatan laporan ini. 3. Bapak Ir. Waljiyanto, M.Sc. selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Geomatika 4. Bapak Anindya Sricandra P., ST., M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah Praktik Survei GNSS 5. Mas Rifael selaku asisten dosen yang telah membimbing ketika praktikum . 6. Dan semua pihak yang membantu dalam melakukan praktikum serta pembuatan laporan praktikum ini. Laporan ini disusun berdasarkan data dan keadaan sesungguhnya yang penulis dapatkan selama melakukan praktikum. Oleh karena itu penulis berusaha memberikan yang terbaik dalam pembuatan laporan ini.

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

iv

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna maka penulis sangat berharap adanya kritik, saran serta komentar dari para pembaca agar dalam laporan selanjutnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik lagi. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Yogyakarta, 28 Maret 2018

Kelompok 3A

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

v

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................

i

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................

iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................

iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................

v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

1

A. Latar Belakang ..............................................................................................

1

B. Penentuan Posisi Absolute (Absolute Positioning) .......................................

1

C. Maksud dan Tujuan .......................................................................................

2

D. Manfaat Praktikum.........................................................................................

2

E.

Keselamatan Kerja .........................................................................................

2

F.

Pelaksanaan Kegiatan ....................................................................................

3

G. Metodologi .....................................................................................................

4

H. Peserta Praktikum ..........................................................................................

5

BAB II DASAR TEORI ..........................................................................................

6

A. Penentuan Posisi Dengan GNSS ....................................................................

6

B. Gangguan Sinyal Satelit ................................................................................

6

C. Menentukan / Memilih Posisi Titik Control Geodetik ..................................

7

D. Pengukuran Titik Control Geodetic dan Standar Patok .................................

9

E.

Karakteristik Survei GNSS ............................................................................

10

F. GPS (Global Positioning System) .................................................................

10

G.

Metode Penentuan Posisi Dengan GPS ........................................................

12

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ..............................................................

14

A. Persiapan di Laboratorium Geodesi ................................................................

14

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

vi

B. Pelaksanaan di Lapangan ...............................................................................

14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................

16

BAB V PENUTUP ...................................................................................................

26

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

33

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut  

vii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi seperti sekarang ini, penggunaan teknologi bagi kehidupan seharihari memang sudah tidak asing lagi. Teknologi tersebut di buat untuk menunjang dan mepermudah aktivitas manusia, sebagai contoh adalah GPS. GPS atau Global Positioning System adalah salah satu sistem yang akan membantu kita untuk mengetahui  posisi kita berada saat ini. GPS bekerja dengan menstransmisikan sinyal dari satelit ke  perangkat GPS (handphone atau Blackberry yang dilengkapi teknologi GPS misalnya). Untuk memperoleh detil posisi yang seakurat mungkin, GPS sebaiknya digunakan di ruang terbuka. Penggunaan GPS di dalam ruangan, hutan ataupun di tempat yang banyak gedung-gedung tinggi, akan membuat GPS bekerja kurang akurat. Dalam pemilihan lokasi titik-titik dalam suatu jaringan GPS salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah seberapa luas titik tersebut dalam mengamat/memandang ke satelit di luar angkasa. Semakin luas pandangan titik ke angkasa, makin banyak sinyal satelit yang bisa direkam. Ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu lokasi dan ketinggian dari objek-objek yang dapat menghalangi penerimaan sinyal. Lokasi dan ketinggian objek tersebut biasanya digambarkan dalam bentuk diagram yang sering disebut diagram obstruksi. Maka dari itu pada tanggal 14 Maret 2018, mahasiswa D3 Teknik Geomatika melakukan praktikum penentuan posisi absolut, pengamatan terhadap lokasi objek dan ketinggian objek disekitar titik BM lalu digambarkan langsung di diagram obstruksi. Dengan dilaksanakan praktikum ini diharapkan terjadi kesinambungan antara teori dan  praktik. Sebagai bentuk pertanggungjawaban setelah melakukan praktikum tersebut, kami susun laporan ini sebagai hasil akhir praktikum dengan sebaik –  baiknya. B. PENENTUAN POSISI ABSOLUTE ( ABSOLUTE POSITIONING) Sub Materi :

a. Pengukuran posisi absolut dengan GNSS Tipe Geodetik  b. Pengukuran posisi absolut dengan GNSS Tipe Navigasi c. Download data  Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

1

d. Konversi data RAW ke RINEX

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dilaksanakan praktikum tersebut a dalah 1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran posisi absolute dengan GNSS Tipe Geodetik 2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran posisi absolute dengan GNSS Tipe  Navigasi. 3. Mahasiswa mampu melakukan download data dan konversi data dari raw ke RINEX 4. Mahasiswa mampu membandingkan hasil posisi absolute GPS Navigasi tertimbang dan GNSS Tipe Geodetik

D. MANFAAT PRAKTIKUM

Hasil praktikum diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teknis atau  praktis maupun teoritis. Sejalan dengan tujuan praktikum maka manfaat yang didapat setelah melakukan praktikum tersebut adalah : 1. Dapat melakukan pengukuran posisi absolute dengan GNSS Tipe Geodetik 2. Dapat pengukuran posisi absolute dengan GNSS Tipe Navigasi. 3. Dapat melakukan download data dan konversi data dari raw ke RINEX 4. Dapat membandingkan hasil posisi absolute GPS Navigasi tertimbang dan GNSS Tipe Geodetik

E. KESELAMATAN KERJA

Hal terpenting dalam praktikum adalah keselamatan. Jadi, dalam praktikum ini keselamatan kerjalah yang diutamakan. Keselamatan kerja yang paling penting pada saat  praktikum kali ini adalah keselamatan pribadi dan alat. Berikut adalah rinciannya. E.1 Keselamatan pribadi

Demi keselamatan kerja dan juga untuk memperlancar praktikum, setiap anggota diwajibkan mematuhi SOP di dalam Laboratorium maupun di lingkungan kampus yang telah ditentukan seperti memakai pakaian yang sopan, memakai sepatu dan menjaga  barang bawaan ketika di praktikum.

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

2

E.2 Keselamatan alat

Setiap alat- alat yang digunakan dalam praktikum harus digunakan seefisien dan seefektif mungkin, harus dijaga, dirawat dengan baik, dan jangan sampai rusak. F. PELAKSANAAN KEGIATAN F.1 Waktu Pelaksanaan Praktikum F.1.1 Praktikum

Praktikum penentuan posisi absolute dilakukan oleh tiap-tiap kelompok pada tanggal 14 Maret 2018 mulai pukul 13.00 WIB –  16.00 WIB. F.1.2 Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan dilakukan oleh tiap kelompok sebagai bentuk pertanggung  jawaban setelah melakukan praktikum pada tanggal 15 Maret 2018 –  28 Maret 2018. F.2 Tempat Pelaksanaan Praktikum F.2.1 Praktikum

Praktikum penentuan posisi absolute dilakukan oleh tiap-tiap kelompok di sekitar UGM dimana terdapat titik-titik BM. Pada praktikum tersebut kami memilih titik BM di selatan Gedung Grha Sabha Pramana. F.2.2 Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan dilakukan oleh tiap kelompok di Kantor Pusat Fakultas Teknik dan rumah mahasiswa. F.3 Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pra ktikum tersebut adalah 1. GPS Tipe Navigasi 2. GNSS Tipe Geodetik 3. Rol meter 4. Modul praktikum

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

3

G. METODOLOGI

Dalam praktikum tersebut dilakukan beberapa metodologi penelitian. Berikut adalah rinciannya : G.1 Briefing

Briefing dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah praktik survei GNSS yaitu Bapak Anindya Sricandra P., ST., M.Eng. Briefing yang disampaikan terkait dengan praktikum yaitu prosedur penentuan posisi absolute, download data hingga konversi data ROW ke data RINEX. G.2 Kegiatan Praktikum

Dalam praktikum ini, kegiatan dilakukan oleh tiap-tiap kelompok. Kegiatan  praktikum dimulai dengan memilih titik BM yang akan diamati. Lalu mengamati objek-objek yang ada disekitar titik BM. Setelah itu penentuan posisi absolute, download data hingga konversi data ROW ke data RINEX.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat lebih lanjut pada Bab III mengenai Pelaksanaan Kegiatan. G.3 Pengolahan data

Data  –   data yang diperlukan dalam praktikum untuk dilakukan pengolahan data adalah data RAW yang selanjutnya di konversi menjadi data RINEX. G.4 Penyusunan laporan

Tahap selanjutnya adalah mengolah rekapitulasi data menjadi suatu laporan. Isi laporan tidak hanya data ukuran praktikum, tapi juga ditambah dengan studi literatur yang dapat dijadikan dasar teori penulisan data tersebut Studi literature meliputi studi pustaka yang dilakukan berdasarkan pada  publikasi dari praktikum  –   praktikum terdahulu yang dipublikasikan. Studi literatur dilakukan terhadap hal - hal yang terkait dengan pemahaman konsep penentuan posisi absolute, download data, dll. Studi pustaka dan literatur ini kemudian dijadikan sebagai bahan acuan bagi penulis dalam pembuatan laporan. Sumber literatur di dapat dari buku dan internet.

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

4

H. PESERTA PRATIKUM

Praktikum pengenalan dan pengaplikasian alat GNSS tipe navigasi dan tipe Geodetik diikuti oleh mahasiswa D3 Teknik Geomatika angkatan 2016 kelas A yang berjumlah 33 orang dengan jumlah kelompok sebanyak 6 kelompok. Selain itu juga diikuti oleh asisten dosen yang bertugas membimbing selama proses praktikum

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

5

BAB II DASAR TEORI

A. PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

Pada dasarnya penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak secara-bersama sama ke beberapa satelit (yang koordinatnya tidak diketahui) sekaligus. Untuk menentukan koordinat suatu titik di bumi, receiver setidaknya membutuhkan 4 satelit yang dapat ditangkap sinyalnya dengan baik. Secara default posisi atau koordinat yang diperoleh bereferensi ke global datum yaitu world Geodetic 1984 atau disingkat WGS‟84.Metode penentuan posisi dengan GPS terbagi dua, yaitu metode absolute dan metode diferensial atau metode relatif. Metode absolute atau dikenal juga sebagai  point positioning, menentukan posisi hanya berdasarkan pada satu pesawat penerima (receiver) saja. Ketelitian posisi dalam beberapa meter (tidak berketelitian tinggi) dan umumnya hanya diperuntukan bagi keperluan NAVIGASI. Metode relatif atau disebut differential positioning, menentukan posisi dengan menggunakan lebih dari sebuah receiver. Satu GPS dipasang pada lokasi tertentu di muka  bumi dan secara terus menerus menerima sinyal dari satelit dalam jangka waktu tertentu dijadikan referensi bagi yang lainnya. Metode ini menghasilkan posisi berketelitian tinggi (umumnya kurang dari 1 meter) dan diaplikasikan untuk keperluan survei geodesi ataupun  pemetaan yang memerlukan ketelitian tinggi. Pada prinsipnya, penentuan posisi dengan menggunakan GPS yaitu menggunakan metode reseksi (pengikatan ke belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Pada pengukuran GPS, memiliki empat parameter yang harus ditentukan yaitu : 3  parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidak sinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS, oleh karena itu diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit B. GANGGUAN SINYAL SATELIT

Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

6

gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit : 1.

Kondisi geografis, seperti yang diterangkan di atas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.

2.

Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.

3.

Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.

4.

Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.

5.

Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.

6.

Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.

7.

Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan  posisi yang salah atau tidak akurat.

C. MENENTUKAN / MEMILIH POSISI TITIK KONTROL GEODETIK

1.1 Titik kontrol geodetik Titik yang dimanifestasikan di lapangan dalam bentuk monumen, dan koordinatnya ditentukan dengan metode pengukuran geodetik serta dinyatakan dalam sistem referensi koordinat tertentu. 1.2 Titik kontrol horizontal Titik kontrol yang koordinatnya dinyatakan dalam sistem koordinat horizontal yang sifatnyadua-dimensi. Dalam hal ini ada dua jenis koordinat horizontal yang umum digunakan : koordinat geodetik dua-dimensi, yaitu ϕ (lintang) dan λ (bujur), serta koordinat dalam bidang proyeksi peta, yaitu E (Timur) dan N (Utara). Sebelum pelaksanaan survei untuk pengadaan jaring titik kontrol, ada dua  pekerjaan penting yang perlu dilakukan, yaitu rekonaisans (kaji lapangan) dan monumentasi. Pekerjaan rekonaisans dimaksudkan untuk mencari lokasi yang terbaik untuk penempatan titik-titik kontrol di lapangan serta mengumpulkan informasi terkait yang diperlukan nantinya untuk proses monumentasi maupun pengukuran /  pengamatan. Proses monumentasi dimaksudkan untuk membuat monumen (tugu)

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

7

yang merepresentasikan titik kontrol di lapangan. Lokasi titik kontrol yang dipilih sebaiknya memenuhi persyaratan berikut: 1. Distribusinya sesuai dengan desain jaringan yang telah dibuat; 2. Kondisi dan struktur tanahnya yang stabil ; 3. Mudah dicapai (lebih baik dengan kendaraan bermotor) dan ditemukan kembali; 4. Tidak mengganggu (terganggu oleh) fasilitas dan utilitas umum; 5. Ditempatkan pada lokasi sehingga monumen tidak mudah terganggu atau rusak,  baik akibat gangguan, manusia, binatang, ataupun alam; 6. Titik-titik harus dapat diikatkan ke beberapa titik yang telah diketahui koordinatnya dari orde yang lebih tinggi, untuk keperluan perhitungan,  pendefinisian datum, serta penjagaan konsistensi dan homogenitas dari datum dan ketelitian titik-titik dalam jaringan; 7. Mempunyai ruang pandang langit yang bebas ke segala arah di atas elevasi 15°; 8. Jauh dari objek-objek reflektif yang mudah memantulkan sinyal gps, untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya multipath; 9. Jauh dari objek-objek yang dapat menimbulkan interferensi elektris terhadap  penerimaan sinyal gps. Dalam proses pelaksanaan reconnaissance ini, untuk setiap lokasi titik tim lapangan harus mengisi secara lengkap semua informasi yang diminta pada formulir reconnaissance titik pada saat berada di lokasi, termasuk : 1. diagram lokasi yang akurat; 2. diagram aksesibilitas (pencapaian) lokasi; 3. diagram obstruksi. Berkaitan dengan ketinggian objek yang juga digambarkan pada diagram obstruksi, maka ada satu parameter yang penting diketahui, yaitu yang biasa dinamakan mask angle. Mask angle ini, yang merupakan salah satu parameter yang harus ditentukan oleh pengguna dalam pengoperasian receiver GPS, adalah sudut elevasi minimum dari satelit yang akan diamati oleh receiver GPS. Satelit dengan elevasi lebih kecil dari mask angle, tidak akan diamati oleh receiver GPS, seperti yang diilustrasikan pada Gambar dibawah. Dalam pencarian lokasi untuk titik GPS yang tepat, besarnya mask angle yang akan digunakan tersebut harus dipertimbangkan terutama dalam kaitannya dengan ketinggian dari objek-objek yang dapat  Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

8

menyebabkan obstruksi sinyal pada lokasi yang bersangkutan. Berkaitan dengan multipath, maka lokasi dari titik GPS sebaiknya dijauhkan dari objek-objek yang dapat memantulkan sinyal sehingga menyebabkan multipath, seperti jalan raya, gedung, danau, tambak, dan kendaraan. Multipath adalah fenomena dimana sinyal dari satelit tiba di antena GPS melalui dua atau lebih lintasan yang berbeda. Dalam hal ini satu sinyal merupakan sinyal langsung dari satelit ke antena, sedangkan yang lainnya merupakan sinyal-sinyal tidak langsung yang dipantulkan oleh benda-benda di sekitar antena sebelum tiba di antena. Perbedaan panjang lintasan menyebabkan sinyal-sinyal tersebut berinteferensi ketika tiba di antena yang pada akhirnya menyebabkan kesalahan pada hasil pengamatan. Lokasi yang akan dipilih untuk titiktitik GPS juga sebaiknya juga relatif dijauhkan dari objek objek yang dapat menimbulkan interferensi elektris terhadap penerimaan sinyal GPS, seperti stasion  pemancar gelombang mikro,radio repeater, dan kabel listrik tegangan tinggi. D. PENGUKURAN TITIK KONTROL GEODETIK DAN STANDAR PATOK D.1 Metode dan strategi pengamatan

Untuk pengadaan jaring titik kontrol orde-00 sampai dengan orde-4 (GPS) yang  berbasiskan pada pengamatan satelit GPS, maka spesifikasi teknis untuk metode dan strategi pengamatan yang sebaiknya digunakan, sebagaimana pada Tabel berikut. Berkaitan dengan pengamatan satelit untuk pengadaan jar ing titik kontrol geodetik, maka disamping spesifikasi teknis yang diberikan pada tabel diatas, ada beberapa spesifikasi lainnya yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Pengamatan satelit GPS minimal melibatkan penggunaan 3 (tiga) penerima (receiver) GPS secara bersamaan; 2. Setiap penerima GPS yang digunakan sebaiknya dapat menyimpan data minimum untuk satu hari pengamatan; 3. Pada setiap titik, ketinggian dari antena harus diukur sebelum dan sesudah  pengamatan satelit, min imal tiga kali pembacaan untuk setiap pengukurannya. Perbedaan antara data-data ukuran tinggi antena tersebut tidak boleh melebihi 2 mm; 4. Minimal ada satu titik sekutu yang menghubungkan dua sesi pengamatan, dan akan lebih baik jika terdapat baseline sekutu; 5. Di akhir satu hari pengamatan, seluruh data yang diamati pada hari tersebut harus diungguhkan (download) ke komputer dan disimpan sebagai cadangan (backup);

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

9

6. Setiap kejadian selama pengamatan berlangsung yang diperkirakan dapat mempengaruhi kualitas data pengamatan yang harus dicatat. D.2 Monumentasi

Setelah lokasi titik di lapangan ditentukan, maka proses monumentasi selanjutnya dilaksanakan. Dalam monumentasi ini ada beberapa hal yang perlu di spesifikasikan, yaitu sebagai berikut : 1. Setiap monumen pada setiap titik harus dilengkapi dengan tablet logam dan marmer yang dipasang pada tugu beton; 2. Monumen harus dibuat dari campuran semen, pasir, dan kerikil (1:2:3), sesuai dengan desain dan ukuran yang dispesifikasikan, yang ditunjukkan pada lampiran B 3. Untuk membedakan jenis monumen dari setiap Orde jaring titik kontrol dan untuk sistemisasi pengarsipan, titik-titik kontrol harus diberi nomor berdasarkan suatu sistem yang baku. Nomor titik harus merefleksikan Orde jaringan serta lokasi (propinsi dan kabupaten) dari titik tersebut; 4. Untuk setiap monumen yang dibangun harus dibuatkan sketsa lapangan dan deskripsinya. Foto dari empat arah (utara, timur, selatan, dan barat) juga harus dibuat, sehingga bisa didapatkan gambaran latar belakang lokasi dari setiap arah. Spesifikasi untuk formulir-formulir deskripsi titik, sketsa lokasi serta foto monumen diberikan pada lampiran C. E. KARAKTERISTIK SURVEI GPS

Survei penentuan posisi dengan pengamatan satelit GPS (survei GPS) secara umum dapat didefinisikan sebagai proses penentuan koordinat dari sejumlah titik terhadap  beberapa buah titik yang telah diketahui koordinatnya, dengan menggunakan metode  penentuan posisi diferensial (differential positioning) serta data pengamatan fase (carrier  phase) dari sinyal GPS. Pada survei GPS, pengamatan GPS dengan selang waktu tertentu dilakukan baseline per baseline dalam suatu jaringan dari titik-titik yang akan ditentukan  posisinya. F. GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit.Sistem yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca ini, didesain untuk

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

10

memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti, dan juga informasi mengenai waktu, secara teliti di seluruh dunia (Abidin, 2007). Pada dasarnya konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi jarak, yaitu  pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit yang koordinatnya diketahui (Abidin, 2007).Ilustrasi dari prinsip penentuan posisi dengan GPS dapat dilihat pada Gambar di  bawah ini

Gambar .Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS (Abidin, 2007) Ketelitian posisi yang didapat dengan pengamatan GPS secara umum akan tergantung  pada empat faktor yaitu: metode penentuan posisi yang digunakan, geometri dan distribusi dari satelit-satelit yang diamati, ketelitian data yang digunakan, dan strategi/ metode  pengolahan data yang diterapkan. Masing-masing faktor tersebut mempunyai beberapa  parameter yang berpengaruh pada ketelitian posisi yang akan diperoleh dari GPS (Abidin, 2007). Contoh beberapa parameter tersebut

Faktor Ketelitian data

Geometri satelit

Parameter 

Tipe data yang digunakan (pseudorange, fase)



Kualitas receiver GPS



Level dari kesalahan dan bias



Jumlah satelit



Lokasi dan distribusi satelit



Lama pengamatan

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

11

Metode penentuan posisi

Strategi pemrosesan data



 Absolut & differential positioning



Static, rapid static, pseudo-kinematic, stopand-go, kinematic One & multi station referensis



Real time & post processing





Strategi eliminasi dan pengkoreksian kesalahan dan  bias



Metode estimasi yang digunakan



Pemrosesan baseline dan perataan jaringan



Kontrol kualitas

G. METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

Pada dasarnya tergantung pada mekanisme pengaplikasiannya metode penentuan  posisi dengan GPS dapat dikelompokkan atas beberapa metode yaitu: absolute, differential, static, rapid static, pseudo-kinematic, dan stop-and-go

G.1 Metode Penentuan Posisi Absolut

Penentuan posisi secara absolut adalah metode penentuan posisi yang paling mendasar dari GPS.Bahkan dapat dikatakan bahwa metode ini adalah metode  penentuan posisi dengan GPS yang direncanakan pada awalnya oleh pihak militer Amerika untuk memberikan pelayanan navigasi terutama bagi personil dan wahana militer mereka. Metode enentuan posisi ini, dalam moda statik dan kinemati, diiliustrasikan pada gambar berikut:

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

12

Berkaitan dengan penentuan posisi secara absolut, ada beberapa catatan yang  perlu diperhatikan yaitu (Abidin, 2007): 

Metode ini kadang dinamakan juga metode  point positioning, karena  penentuan posisi dapat dilakukan per titik tanpa tergantung pada titik lainnya.



Posisi ditentukan dalam sistem WGS-84 terhadap pusat massa bumi.



Prinsip penentuan posisi adalah reseksi jarak ke beberapa satelit secara simultan.



Untuk penentuan posisi hanya memerlukan satu recceiver GPS, dan tipe receiver yang umum digunakan untuk keperluan ini adalah tipe navigasi atau kadang dinamakan tipe genggam ( hand held ).



Titik yang ditentukan posisi bisa dalam keadaan diam (moda statik) maupun dalam keadaan bergerak (moda kinematik) seperti ditunjukan  pada gambar 1.2.



Biasanya menggunakan data psudeorange. Perlu juga dicatat bahwa dalam moda statik, meskipun jarang sekali digunakan, data fase sebenarrnya juga bisa digunakan yaitu dengan mengestimasi ambiguitas fase bersama-sama dengan posisi.



Ketelitian posisi yang diperoleh sangat tergatung pada tingkat ketelitian data serta geometri satelit.



Metode ini tidak dimaksudkan untuk penentuan posisi yang teliti.



Aplikasi utama dari metode ini adalahuntuk keperluan navigasi atau aplikasi- aplikasi lain yang memerlukan informasi posisi yang tidak  perlu terlalu teliti tapi tersedia secara instan (real-time), seperti untuk keperluan reconnaissance dan ground truthing.

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

13

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Persiapan di Laboratorium

1. Melakukan peminjaman alat GPS tipe Navigasi dan GNSS tipe Geodetik dengan mengisi bon peminjaman 2. Melakukan pengecekan kelengkapan alat GPS navigasi dan geodetik. Memastikan semua dalam kondisi baik 3. Memastikan baterai dalam kondisi terisi B. Pelaksanaan di Lapangan

1. Mendatangi lokasi yang telah disurvei pendahuluan atau yang sudah dibuat diagram obstruksinya 2. Melakukan pemasangan alat atau instalasi alat di atas titik 3. Melakukan sentering dan sumbu I vertikal pada titik 4. Mengukur tinggi alat secara slant menggunakan rol meter 5. Melakukan setting alat untuk mode survey statik,dengan spesifikasi : a. Interval = 15 detik Untuk mengatur interval pengukuran selama 15 detik dengan klik menu Instrument Connection GS Connection Wizard  Raw Data Logging

atur

 pada bagian Rate

 Laporan Praktik Survei GNSS  –  Penentuan Posisi Absolut 

14

 b. Lama pengamatan = 30 menit c. Minimum satelit = 4 satelit d. Pengukuran tinggi antena = slant Pengukuran tinggi antena menggunakan rol meter dengan metode slant didapatkan tinggi sebesar 107,43 cm e. Elevation mask = 15° 6. Melakukan pengamatan 30 menit pada titik tersebut 7. Setiap 2 menit ,mencatat koordinat yang muncul pada controller alat. Catat pada form yang ada pada lampiran 8. Melakukan pengamatan pada titik yang sama dengan meletakkan GPS Navigasi 9. Melakukan inisialisasi hingga akurasi cukup baik (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF