laporan liquid sirup dilla.doc
July 23, 2018 | Author: Dyla Faradhyla | Category: N/A
Short Description
farmasi...
Description
JURNAL SEDIAAN LIQUID Syrup Paracetamol
Kelompok V
Asharul Fahrizi
9040109
Yubila Abimanyu
201110410311116
Mahiru Ullamasyitoh
201110410311127
Ifnurti Roura
201110410311142
Faradila Rizky Lakuy
201110410311147
Winda Restiani
201110410311150
Ilham Niawan S.
201110410311156
Baiq Astrid R.H
201110410311169
Rakhmat Shodiqin
201110410311170
Triana Maulidyah
201110410311250
Tanggal Pembuatan (tanggal diskusi) : 24 september 2013 Dosen Pembimbing : Arina Swastika M
PROGAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Definisi Parasetamol
Parasetamol Parasetamol adalah metabolit aktif dari fenasetin yang bertanggungjaw bertanggungjawab ab akan akan efek analge analgesik siknya nya.. Merupak Merupakan an pengha penghamba mbatt prosta prostagla glandi ndin n lemah lemah dalam dalam jaringan perifer dan tidak memiliki efek inflamasi yang signifikan. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101,0% C 8H9 NO NO2 di hitung zat yang telah dikeringkan. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, Paraset Parasetamo amoll hampir hampir tidak tidak memili memiliki ki sifat sifat anti anti radang radang.. Jadi Jadi paraset parasetamo amoll tidak tidak tergolong dalam obat jenis NSAID. Parasetamol tidak menimbulkan iritasi pada lambung atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus arterious pada janin. a.
Karakteristik P ar arasetamol Nama bahan obat
: Paracetamol (FI III Hal: 37)
•
Sinonim
: N-Acetil-P-Aminofenol, Acetaminofen
•
Struktur Kimia: C 8H5 NO NO2
•
BM
: 151,16
•
Kemurnian
: Paracetamol tidak kurang dari 98% dan tidak lebih
•
dari 101%C8H9 NO NO2 •
Efek teraupetik
: Analgesik, antipiretik
•
Pem Pemeria erian n
: Hab Hablur lur putih utih,, tida tidak k berb berbau au,, rasa rasa pahit ahit
b. Organoleptis Bahan Obat (FI III : 37) •
Warna
: Putih
•
Bau
: Tidak berbau
•
Rasa
: Pahit
2
BAB I PENDAHULUAN
A.
Definisi Parasetamol
Parasetamol Parasetamol adalah metabolit aktif dari fenasetin yang bertanggungjaw bertanggungjawab ab akan akan efek analge analgesik siknya nya.. Merupak Merupakan an pengha penghamba mbatt prosta prostagla glandi ndin n lemah lemah dalam dalam jaringan perifer dan tidak memiliki efek inflamasi yang signifikan. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101,0% C 8H9 NO NO2 di hitung zat yang telah dikeringkan. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, Paraset Parasetamo amoll hampir hampir tidak tidak memili memiliki ki sifat sifat anti anti radang radang.. Jadi Jadi paraset parasetamo amoll tidak tidak tergolong dalam obat jenis NSAID. Parasetamol tidak menimbulkan iritasi pada lambung atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus arterious pada janin. a.
Karakteristik P ar arasetamol Nama bahan obat
: Paracetamol (FI III Hal: 37)
•
Sinonim
: N-Acetil-P-Aminofenol, Acetaminofen
•
Struktur Kimia: C 8H5 NO NO2
•
BM
: 151,16
•
Kemurnian
: Paracetamol tidak kurang dari 98% dan tidak lebih
•
dari 101%C8H9 NO NO2 •
Efek teraupetik
: Analgesik, antipiretik
•
Pem Pemeria erian n
: Hab Hablur lur putih utih,, tida tidak k berb berbau au,, rasa rasa pahit ahit
b. Organoleptis Bahan Obat (FI III : 37) •
Warna
: Putih
•
Bau
: Tidak berbau
•
Rasa
: Pahit
2
c. Mikr Mikros osko kopi piss (FI (FI III III , 37) 37) •
Bentuk Kristal
: hablur atau serbuk hablur.
d. Karakte Karakteris ristik tik Fisik Fisikaa Mekani Mekanik k ( FI IV, IV, 649 ) •
Titik Lebur
: 163 0 c – 172 0 c
•
Higroskopisitas
: tidak higroskopis
e. Karak Karakter teris isti tik k Fisik Fisikaa Kimi Kimiaa •
Kelarutan menurut ( FI III, 37) : larutan dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 40 bagian Gliserol P, dan 9 bagian propilenglikol.
•
Kelarutan menurut (FI IV,649) : Larut dalam air mendidih, dan dalam NaOH 1 N, mudah larut dalam etanol.
•
Stabilitas Bahan Padat : •
Terhadap Suhu
: stabil
•
Terhadap Cahaya
: tidak stabil
•
Terh Terhad adap ap kele kelemb mbapa apan n : stab stabil il
Bahan Larutan : •
f.
Terhadap pelarut
: stabil
Higroskopisitas •
Pada kelembapan relatif sampai 90 % (Pharmaceutical Codex)
•
Pka
:
9,5 pada suhu 25 o C
Nama Kimia
:
N – Asetil – 4 aminofenol
•
g. Kelaru Kelarutan tan (Marti (Martinda ndale le : The Ekstra Ekstra Pharm Pharmaco acopei peiaa 28th ed) 1 bagian Parasetamol larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air mandidih, mandidih, dalam 7 sampai 10 bagian etanol (95%), dalam 13 bagian aseton, 40 bagian glis glisero eroll dan dan dala dalam m 9 bagi bagian an prop propol olen engl glik ikol ol,, sanga sangatt muda mudah h laru larutt dala dalam m
3
kloroform, agak sukar larut dalam eter, larut dalam larutan alkali hidroksida membentuk larutan jenuh dalam air dengan pH 5,1 sampai 6,5. h. Khasiat dan Penggunaan Penggunaan : analgetik analgetikum um dan dan antipiret antipiretikum ikum i. Peny Penyim imp panan anan
: dalam alam wada wadah h ter tertu tutu tup p rap rapat at,, tid tidak ak tem tembus bus cah cahay ayaa
j.
: antara 168° - 172°C
Titik Lebur
k. Stabilitas : Parasetamol sangat stabil dalam aquades. Waktu paruhnya yang di dapar pada pH 6 diperkirakan 21,8 tahun; degradasi dikatalisis oleh asam dan basa dan waktu paruhnya 0,73 tahun pada pH 2 dan 2,28 tahun pada pH 9. Hasil degrad degradasin asinya ya adalah adalah P-amin P-aminii fenol fenol dan asam asetat asetat (Marti (Martinda ndale: le: Ekstra Ekstra Pharmacopeia 28th ed) Dalam larutan, Parasetamol membutuhkan proteksi dari cahaya. Dalam keadaan keadaan kering Parasetamol Parasetamol murni stabil pada temperatur sampai 45°C. Jika hasil hidrolisis parasetamol P aminofenol terdapat sebagai contaminan atau sebagai hasil pemaparan kondisi yang lemah. P aminofenil dapat terdegradasi dengan dengan oksida oksidasi si pada pada Quinno Quinnonim nimine ine.. Paraset Parasetamo amoll relatif relatif stabil stabil terhada terhadap p oksidasi. (The pharmaceutical Codex) Hidrol Hidrolisi isiss paraset parasetamo amoll baik baik yang yang di katali katalisis sis oleh oleh asam maupun maupun basa basa mengik mengikuti uti reaksi reaksi orde orde 1 karena karena dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh satu reakta reaktan. n. Degrad Degradasi asi Parasetamol tergantung pada konsentrasi dan tidak berikatan dengan kekuatan ionik.
l. Tinjau Tinjauan an Bahan Bahan Obat Obat Farmakologi
•
Paraset Parasetamo amoll merupa merupakan kan salah salah satu satu deriva derivatt aminof aminofeno enol. l. Derivat Derivat Paminofenol yang lain adalah fenasetin. Asetaminofen merupakan metabolit fena fenaset setin in,, paras paraset etam amol ol meru merupa paka kan n metab metabol olit it fena fenaset setin in deng dengan an efek efek anti antipi pire reti tik k
yang yang sama sama..
Efek Efek
anti antipi pire reti tik k
diti ditimb mbul ulka kan n
oleh oleh gugu guguss
amin aminob oben enze zen. n. Paras Paraset etam amol ol di Indo Indone nesi siaa lebi lebih h dike dikena nall deng dengan an nama nama Parasetamol dan tersedia dalam obat bebas. Walaupun demikian laporan kerusakan fatal hepar akibat overdosis akut perlu diperhatikan, efek anti inflamasi parasetamol hampir tidak ada.
4
•
Efek Samping Reaksi alergi terhadap derivat para-aminofenol jarang terjadi. Manisfestasinya berupa aritema atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa penggunaan semua jenis analgesik dosis besar secara menahun terutama dalam kombinasi berpontensi menyebabkan nefropati analgesik.
•
Toksisitas Akut Akibat dosis toksik yang paling sering ialah nekrosis hati. Nekrosis tubuh renalis serta koma hipoglikemik dapat juga terjadi hepatotoksisitas dapat terjadi pada pemberian dosis tunggal 10-15 mg (200-250 mg/kg BB) parasetamol. Gejala pada hari pertama keracunan akut parasetamol belum mencerminkan bahaya yang mengancam. Anoreksia, mual dan muntah serta sakit perut terjadi dalam 24 jam pertama dan dapat berlangsung selama seminggu atau lebih. Gangguan hepar dapat terjadi pada hari kedua, dengan gajala peningkatan aktivitas serum transminase, laktat dehidrogenase, kadar bilirubin serum serta pemanjangan masa protobin. Aktivitas alkali fosfatase dan kadar albumin serum tetap normal. Kerusakan hati dapat mengakibatkan ensefalopati, koma dan kematian. Kerusakan hati yang tidak berat pulih dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan. Kerusakan ini tidak hanya disebabkan oleh Parasetamol, tetapi juga oleh radikal bebas, metabolit yang sangat reaktif yang berikatan secara kovalen dengan makromolekul vital sel hati. Karena itu hepatotoksisitas Parasetamol meningkat pada pasien yang juga mendapat barbiturat. Antikonvulsi lain atau pada alkoholik yang kronis. Kerusakan yang timbul berupa nekrosis sentrilobularis. Kerusakan akut ini biasanya diobati secara simtomatik dan suportif, tetapi pemberian senyawa sulfhidril tampaknya dapat bermanfaat, yaitu dengan memperbaiki cadangan glutation hati. N-
5
asetilsistein cukup efektif bila diberikan peroral 24 jam setelah minum dosis toksik Parasetamol.
•
Farmakodinamik Efek analgesik Parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu parasetamol dan fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. Efek iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini., demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa. (Farmakologi FK UI, edisi 5 hal. 238)
•
Farmakokinetik Parasetamol dan fenasetin diabsorbsi cepat dan sempurna melaui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma 25% Parasetamol dan 30% fenasetin berikatan dengan protein plasma. Kedua obat ini di metabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian asetaminofen (80%) di konjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Selain itu kedua obat ini di ekskresi melalui ginjal, sebagian kecil parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. (Farmakologi dan Terapi, FK UI, ed 5 hal 238)
•
Indikasi Di Indonesia
penggunaan Parasetamol
sebagai
analgesik
dan
antipiretik telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik lainnya, Parasetamol sebaiknya tidak di berikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Karena hampir tidak
6
mengiritasi lambung, Parasetamol sering di kombinasi dengan AINS untuk analgesik. (Farmakologi dan Teraoi, FK UI, ed 5 hal 238)
Kontra Indikasi
•
Penggunaan Parasetamol tidak diperkenalkan pada penderita yang hipersensitif terhadap asetaminofen dan penderita yang mempunyai gangguan fungsi hati. m. Skema Rancangan Formula Parasetamol hanya memiliki satu bentuk sehingga tidak ada pilihan lain dari parasetamol Paracetamol
Tidak Stabil bila terkena cahaya
Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat dan botol gelap
Agak Sukar Larut
Tidak Berbau
Rasa Pahit
pemanis Penambahan cosolvent untuk meningkatkan kelarutan paracetamol
Pengaroma dan perasa
Media Air
Stabil pada pH 6
Pengawet
Diberi dapar
7
BAB II PRA FORMULASI
A.
Tabel Bahan Obat dan Karakteristik Fisika-Kimia
a.
Tabel Khasiat dan Efek Samping Parasetamol
Senyawa Aktif Parasetamol
Efek / Khasiat Analgesik
Efek Samping Gangguan pencernaan
Antipiretik
Hipersensitifitas Kelainan darah Hepatotoksisitas Mual, muntah, anorexia
b. Tabel Karakteristik Fisika-Kimia Parasetamol Karakteristik Fisika-Kimia 1. Karakteristik Fisika •
Keterangan Khusus Digunakan untuk peroral
Kelarutan dalam air Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1N dan mudah larut dalam etanol Dalam 1:70 dengan air 1:40 dengan gliserol 1:9 dengan propilen glikol 1:7 dengan etanol 95% (FI III: 37)
•
Bentuk Serbuk hablur,
putih, tidak
berbau, rasa seperti pahit •
Tahan pemanasan
•
Mudah terbasahi
2. Karakteristik Kimia
8
•
•
Stabil pada pH 3,8-6,1 pKa 9,5
•
Tidak mudah teroksidasi
•
TL : 169-172
•
BJ : 1,21-1,23
Dari daftar tabel di atas, bahan dan sediaan yang kami pilih adalah:
Bahan aktif terpilih Alasan
: Parasetamol
: karena bahan aktif parasetamol efek sampingnya sedikit jika di bandingkan dengan analgetik lain (misalnya asetosal yang dapat menimbulkan iritasi pada lambung)
Bahan sediaan terpilih : Sirup Alasan
:-
merupakan campuran homogen
-
absorbsi dapat lebih cepat
-
dosis dapat di ubah-ubah dalam pembuatan
-
dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit di encerkan
-
mudah penggunaannya bagi bayi, anak dan orang yang sulit menelan
-
penggunaan obat luar lebih mudah
-
dapat menutupi rasa dan bau tidak enak dari bahan aktif
B.
Dosis dan Jumlah per Kemasan
Perhitungan dosis (Martindale The Extra Pharmacopeia 27 th ed) a. Dosis dalam literatur 0,5 to 1 g; up to 4 g daily in divided doses children up to 1 year, 120 mg;1 to 5 year, 250 mg; 6 to 12 years; 250 to 500 mg,dewasa 500mg to1000 mg
b. Konsumen yang ditinjau : balita-anak-anak
9
Alasan
: Anak-anak pada rentang 1-12 tahun lebih mudah untuk meminum obat dalam bentuk cairan/larutan daripada bentuk tablet.
c. Dosis pemakaian : Anak 1-6 tahun : 120 – 250 mg Anak 6-12 tahun: 250 – 500 mg
d. Lama pengobatan : 3 hari e. Bila dalam 1 sendok takar 5 ml mengandung 120 mg Parasetamol, maka dosis pakai :
1-6 tahun
= 1 - 2 sendok takar
6- 12 tahun = 2 - 4 sendok takar f. Di pilih dosis 120 mg/5 ml karena lebih efesien dalam pembuatan sediaan dan pemakaiannya bisa untuk anak-anak 1-12 tahun g. Volume yang dibutuhkan 1 – 6 tahun
: 1 - 2 sendok takar (120mg/5ml)
•
1 hari = (5ml – 10ml) x 4 = 20 – 40 ml
•
3 hari = (20ml – 40ml) x 3 = 60 – 120 ml
6 – 12 tahun : 2 – 4 sendok takar (120 mg/5ml) •
1 hari = (10 ml – 20 ml) x 4 = 40 – 80 ml
•
3 hari = (40 ml – 80 ml) x 3 = 120 – 240 ml
h. Di pilih kemasan terkecil 60 ml Alasan : Lebih efektif dan efisien untuk semua konsumen yang dituju dan karena pertimbangan jumlah pemakaian (untuk 3 hari), dibuat dalam jumlah 60ml karena memperhitungkan stabilitas bahan aktif pada saat penyimpanan.
C.
Peryaratan Bentuk Sediaan
Bentuk Sediaan Kadar Bahan Aktif
Sirup (Larutan) 90% - 110%
Dosis
120 mg/5 ml
pH sediaan
± 6,0
Kemasan terkecil
60 ml
Warna
Hijau
10
Bau
Melon
Rasa
Manis
Wadah Penyimpanan Botol D. Macam – macam Bahan dan Fungsi
Fungsi bahan PELARUT
Macam-macam bahan dan
Bahan terpilih,
Karakteristiknya Aquadestilata (FI III : 96)
kadar, dan alasan Propilen glikol,
Bentuk :
glyserin, dan PEG
cairan jernih, tidak berwarna, tidak
400 karena
berbau, tidak berasa.
berdasarkan perbandingan
Glyserin (HPE : 301)
kelarutan, ketiga
Bentuk :
bahan di atas
cairan jernih, tidak berbau, tidak
memiliki kelarutan
berwarna, kental, higroskopis, rasa
yang cukup tinggi
manis 0,6x sukrosa.
terhadap bahan
Kelarutan :
aktif asetaminofen.
sedikit larut dalam aseton, larut
Dengan bahan aktif
dalam etanol 95%, methanol, air,
2880 mg PCT dapat
tidak larut dalam benzena, kloroform
dilarutkan dalam
minyak, larut 1 : 500 dengan eter dan propilen glikol, 1 : 11 dengan etil asetat.
glyserin, dan PEG 400 dilarutkan
Propilen Glikol (HPE : 624)
dalam
Bentuk :
(Berdasarkan
cairan jernih, tidak berwarna, kental,
perhitungan)
tidak berbau dengan rasa manis, sedikit pahit. Kelarutan : campur dengan aseton, kloroform, eter, etanol 95%, gliserin, air. Larut dengan perbandingan 1 : 6 dengan
11
eter, tidak larut dengan minyak mineral. PEG 400 (FI III : 504)
Bentuk : cairan kental, jernih, tidak berwarna atau praktis tidak berwarna. Bau khas lemah, agak higroskopik. Kelarutan : larut dalam air, dalam etanol, dalam aseton, dalam glikol lain dan dalam hidrokarbon, aromatik, praktis tidak larut dalam eter, dan dalam PENGAWET
hidrokarbon alifatik.
(Presevatif)
Natrium Benzoat (HPE : 662)
Pemerian :
Propilen glikol,
granul putih/kristalin, sedikit
karena konsentrasi
higroskopik, tidak berbau, tidak
yang kita
berwarna, tidak manis dan asin.
tambahkan 15-30%
Kelarutan :
dan konsentrasi itu
pada T = 20°C
yang digunakan
Etanol 95% = 1 : 75
untuk pengawet.
Etanol 90% = 1 : 50 Air = 1 : 1,8 Air (100°C) = 1: 1
Nipagin (Metil Paraben) (HPE : 466)
Pemerian : kristal tidak berwarna atau serbuk kristalin, berwarna putih, tidak berbau/berbau lemah, rasa sedikit
12
membakar. Kelarutan : pada T = 25°C Etanol 95% = 1 : 3 Etanol 50% = 1 : 6 Eter = 1 : 10 Glyserin = 1 : 60 Etanol = 1 : 2
Nipasol (Propil Paraben)
Pemerian : kristal putih, tidak berbau dan tidak berasa. Kelarutan : pada T = 20°C Dalam aseton sangat larut Etanol 1 : 1,1 Etanol 50% = 1 : 5,6 Eter sangat larut Glyserin = 1 : 250 Mineral oil = 1 : 3330 Minyak ikan = 1 : 70 Air = 1 : 2500 Propilen glikol = 1 : 3,9
Propilen glikol (HPE : 624)
Pemerian : jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau dengan rasa manis mirip gliserin. Kelarutan : dapat larut dalam aseton, kloroform,
13
etanol 95%, glyserin dan air, dalam eter 1 : 6 tidak larut dalam mineral oil tapi akan tercampur dengan beberapa essensial oil.
PEMANIS
Saccharin (FI IV : 748)
Bentuk : serbuk Kristal berwarna putih, tidak berbau/berbau aromatic lemah. Larutan encer sangat manis. Larutan bereaksi dengan lakmus. Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter. Larut dalam air mendidih, sukar larut dalm etanol. Mudah larut dalam larutan ammonia encer, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali karbonat dengan pembentukan karbon dioksida
Glyserin (HPE : 301)
Bentuk : cairan jernih tidak berbau, tidak berwarna, kental, higroskopis, rasa manis 0,6x sukrosa. Kelarutan : sedikit larut dalam aseton, larut dalam ethanol 95%, methanol, air, tidak larut dalam benzene, kloroform, minyak, larut dalam 1 : 500 dengan eter dan 1 : 11 dengan etil asetat Sukrosa (FI IV : 762)
Bentuk :
14
Serbuk atau hablur kristal tidak berwarna, masa hablur atau berbentuk kubus atau serbuk hablur putih, tidak berbau dan rasa manis, stabil di udara, larutannya netral terhadapa lakmus. Kelarutan : Sangat larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Sorbitol ( FI IV : 756)
Bentuk : serbuk, granul atau lempengan, higroskopik, warna putih, rasa manis. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat. Saccharin Na (FI IV : 750)
Bentuk : Hablur atau serbuk hablur, putih tidak berbau, agak aromatik, rasa sangat manis walaupun dalam larutan encer. Larutan encernya lebih kurang 300x manisnya sukrosa. Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol PEWARNA
Allura red. (Martindale : 28 : 424)
Pemerian : serbuk merah tua
Allura red
15
Kelarutan : larur dalam air
karena lebih larut
ADI : 7mg/kg BB
daripada amaranth.
Inkompatibilitas : Ket. lain : berdasarkan penelitian FAO tidak karsinogen.
Amaranth (Martindale : 28 : 424)
Pemerian : serbuk coklat kemerahan, hampir tidak berbau dan berasa Kelarutan : larut dalam air 1 : 15 Sangat sedikit larut dalam alcohol. Inkompatibilitas : inkompatibilitas dengan cetrimide ADI : 730mg/kgBB
E.
Formula Terpilih
Formula 1
Nama bahan Parasetamol
Fungsi Bahan aktif
Kadar 120 mg / 5 ml
% digunakan 120 mg / 5 ml
Jumlah 1,44 g
Propilen glikol
Pengawet
15% – 30%
18%
10,8 ml~11,20g
Glyserin
Pelarut
< 50%
30%
18ml~22,68g
NaH2PO4. 2H2O
Dapar
2,76g
Na2HPO4. 2H20
Dapar
0,20g
Sukrosa
Pemanis
10g
Allura
Pewarna
qs
Essense melon
Perasa
qs
Aquadest F.
Ad 60ml Larutan Dapar (FI III hal : 14-15)
Larutan dapar pada umumnya digunakan larutan dapar fosfat, larutan dapar borat dan larutan dapar lain yang mempunyai kapasitas dapar rendah. Jika
16
disebutkan pH dalam paparan obat jadi, pengaturan pH di lakukan dengan penambahan asam, basa, atau larutan dapar yang tertera pada daftar berikut ini, hingga pH dikehendaki: 1. Larutan Dapar Fosfat
Larutan NaH2PO4. 2H2O
Larutan Na2HPO4. 12H2O
pH
2,55% (ml) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9,5
0,97% (ml) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0,5
7,6 7,3 7,05 6,85 6,65 6,45 6,25 6,05 5,7 5,3
2. Larutan Dapar Isotonis
Larutan
Larutan Na2HPO4
NaCl yang diperlukan untuk
NaH2PO4
0.97% (ml)
pH
isotonis (g/100ml)
80% (ml) 90 80
10 20
5,9 6,2
0,52 0,51
70
30
6,5
0,50
60
40
6,6
0,40
50
50
6,8
0,48
40
60
7,0
0,46
30
70
7,2
0,45
20
80
7,4
0,44
10
90
7,7
0,43
5
95
8,0
0,42
3. Larutan Dapar Borat
17
Larutan NaH2PO4. 2H2O
Larutan Na2HPO4. 12H 2O
Ph
2,55% (ml) 1
0,97% (ml) 9
9,05
2
8
8,95
3
7
8,80
4
6
8,65
5
5
8,50
6
4
8,30
7
3
8,05
8
2
7,65
9
1
7,00
9,5
0,5
6,80
9,85
0,15
6,30
Dalam Farmakope Indonesia edisi IV halaman 1144 tercantum atau disebutkan tentang Dapar fosfat-sitrat: •
Dapar fosfat-sitrat pH 7,2 Campur 87,0 ml larutan natrium fosfat dibasa dodekahidrat P 7,15% dengan 13,0 ml larutan asam sitrat P 2,1%.
•
Dapar fosfat-sitrat pH 7,6 Campur 6,35 ml asam sitrat 0,1 M dengan natrium fosfat dibasa dodekahidrat 0,2 M secukupnya hingga 100 ml.
a.
Karakteristik Dapar Fosfat
1. Na2HPO4 •
Pemerian
:
hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin, dalam udara kering rapuh
•
Kelarutan
:
larut d alam 5 bagian air, s ukar l arut dalam e tanol (95%)
18
•
Incompatibilitas :
dengan alkaloida, antipyrine, khloralhidrat, ion asetat Pyrogaliol, resorsinol dan asam glukonote
dan
ciproxo. •
ADI
:
untuk sediaan oral, maksimal penggunaan adalah 100 mmol phosphat per hari.
2. NaH2PO4 •
Pemerian
:
tidak berbau, tidak berwarna, slighly deliquescent crystal (bentuk hydarat), granul (bentuk anhidrat)
•
Kelarutan
:
larut dalam satu bagian air, sangat larut dalam etano (95%)
•
Incompatibilitas :
dengan sam mineral, biasanya dengan bahan alkali dan Karbonat.
•
ADI
:
up to 100 mmol of phosphat daily.
b. Perhitungan Dapar
Sediaan yang digunakan pH 6,0 Menggunakan dapar phosphat, phosphat memiliki pKa dalam suhu 25 ◦ C. pKa1
=
2,15 (H2PO4)
Na3HPO4
pKa2
=
7,20 (H2PO4-)
Na2HPO4
pKa3
=
12,38 (HPO42-)
NaH2PO4
pKa yang digunakan adalah pKa 2 karena paling dekat dengan pH sediaan (pH 6,0) dengan H2PO4- sebagai asam dan Na2HPO4 sebagai garam. pH
=
pKa + log [garam] / [asam]
6,0
=
7,20 + log [Na 2HPO4] / [H2PO4-]
-1,2
=
log [Na2HPO4] / [H2PO4-]
0,63
=
[Na2HPO4] / [H2PO4-]
0,63 [H2PO4-] = [Na2HPO4] Kapasitas Dapar pKa
=
7,20
Ka = 6,31 x 10-8
pH
=
6,0
[H3O+] = 10-6
Persamaan Van Slyke ß
=
2,3 C ( Ka [H3O+] ) / ( Ka + [H3O+] )2
19
0,02
=
2,3 C {(6.31 x 10 -8)( 10-6)} / (6.31 x 10 -8 + 10-6)2
0,02
=
0,128 C
C
=
0,156 M
C
=
[garam] + [asam]
0,156
=
[Na2HPO4] + [H2PO4-]
0,156
= 0,063 [H 2PO4-] + [H2PO4-]
0,156
= 1,063 [H 2PO4-] + [H2PO4-]
[H2PO4-] = 0,156 / 1,063 [H2PO4-] = 0,147 M 0,063 x [H2PO4-]
[Na2HPO4] = =
0,063 x 0,147
=
9 x 10-3 M
Untuk NaH2PO4.2H2O dalam 120 ml NaH2PO4
= massa x 1000 Mr
0,1466 M
=
vol
gram
x
156,98 gram
=
1000 120
0,1466 x 156,98 (1000 / 120)
= 2,7616 gram = 2761,6 mg
Untuk Na2HPO4. 2H2Odalam 120 ml Na2HPO4
= massa x 1000 Mr
9,2505 x 10 -3 M
vol =
gram
x
177,98 gram
=
1000 120
9,2505 x 10 -3 x 177,98
20
(1000 / 120) = 0,1976 gram ~ 0,20 gram= 200mg
G.
Perhitungan Expiration Date
Parasetamol pada pH 6,0 : t
= 21,8 (Martindale)
1/2
Dengan menggunakan rumus : Log k =
(2,303 / t
1/2
) x log (Co/Ct)
Log k =
(2,303 / t
1/2
Log k =
(2,303 / 21,8) x log 2
Log k =
0,0318
Maka : ) x log (Co / 1/2Co)
Sehingga di peroleh nilai T90 sebesar : Log k =
(2,303 / t
) x log (Co/Ct)
1/2
0.0318 = (2,303 / T 90) x log (Co/0,9 Co) 0.0318 =
0,105 / T 90
T90
3,31 tahun
=
Jadi masa kadaluwarsa parasetamol kurang lebih 3,31 tahun dari tanggal pembuatan.
H.
Formula Baku Pustaka
Formularium Nasional, edisi 2, tahun 1978 hal. 3 Acetaminopheni Elixir (Elixir Paracetamol) Komposisi
:
Tiap 5 ml mengandung : Acetaminophenum
120 mg
Glycerolum
2,5 mg
Propylenglicolum
500 μl
Sorbitol solution 70%
1,25 ml
Aethanolum
500 μl
Zat tambahan yang cocok secukupnya Aqua destilata hingga
5 ml
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya.
Dosis
Anak ◦ 1 tahun 1 sendok teh
:
21
◦ 1-5 tahun 2 sendok teh Catatan
:
1. Air dapat diganti sirupus simplex 2. Sediaan berkekuatan lain : 150 mg
I.
Perhitungan Tetapan Dielektrik
a.
Tetapan dielektrik Parasetamol secara umum Aquadest
=
78,5
Etanol
=
24
PEG
=
12,5
Gliserin
=
43
Propilenglycol =
32
Paracetamol
=
{(50 x 43) + (32 x 10) + (24 x 10) + (5 x 78,5) / 100
=
{(2150) + (320) + (240) + (392,5) / 100
=
3102,5 / 100
=
31,025 ≈ 31
Jadi konstanta dielektrik yang di tetapkan adalah 31. b. Konstanta dielektrik Parasetamol Formula I Aquadest
=
78,5
Etanol
=
24
PEG
=
12,5
Gliserin
=
43
Propilenglycol =
32
Paracetamol
=
{(% gliserin x kons. gliserin) + (% propilenglikol x kons. propilengikol) + (% PEG x kons. PEG) + (% air x kons. air)}
Paracetamol = (18% x 32) + (30% x 43) + (52% x 78,5) = 576 + 1290 + 4082 = 59,48 100 Jadi konstanta dielektrik yang ditetapkan adalah 59,48
22
% KD = 59,48 x 100% = 191,87 % 31 c. Konstanta dielektrik Parasetamol Formula II Paracetamol
=
{(% gliserin x kons. gliserin) + (% propilenglikol x kons. propilengikol) + (% PEG x kons. PEG) + (% air x kons. air)}
Paracetamol = (15% x 32) + (15% x 43) + (50% x 78,5) + (20% x 12,5) = 480 + 645 + 3925 + 250 = 53 100 Jadi konstanta dielektrik yang di tetapkan adalah 53 d.
Konstanta dielektrik Parasetamol Formula III Paracetamol
=
{(% gliserin x kons. gliserin) + (% propilenglikol x
kons. propilengikol) + (% PEG x kons. PEG) + (% air x kons. air)} Paracetamol = (15% x 32) + (30% x 43) + (40% x 78,5) + (15% x 12,5) = 480 + 1290 + 3140 + 187,5 = 50,97 100 Jadi konstanta dielektrik yang di tetapkan adalah 50,97
23
J.
Perhitungan ADI 1. Formula I
No.
Nama Bahan
Fungsi
Rentang
% yang
Jumlah
dipakai
1
Paracetamol
Bahan aktif
1440 mg
2
Propilen glikol
Pengawet
15 – 30%
18%
10,8 ml ~ 11,20g
3 4 5 6 7. 8. 9.
Gliserin NaH2PO4.2H2O Na2HPO4.2H2O Sukrosa Essense Cherry Allura Aquadest
Pelarut Dapar Dapar Pemanis Perasa Pewarna Pembawa
< 50%
30%
18 ml ~ 22,68g 2,76 gram 0,20 gram 10 gram 0,05 gram 0,05 gram Ad 60ml
Qs Qs
Perhitungan penggunaan kosolvent dan pemanis dalam menyusun formula Propilenglikol
:
18 x 60 ml = 10,8 ml 100
Paracetamol yang bisa larut
:
10,8 ml x 1 g = 1.2 gram 9 ml
Sisa paracetamol yang terlarut
:
1,44 – 1,2
= 0,24g
Gliserin
:
30
= 18 ml
x 60
100 Paracetamol yang terlarut
:
18 ml x 1 g
= 0,45 gram
40 ml Jadi sisa paracetamol 0,24 dapat dilarutan oleh gliserin Aquadest
:
11,62ml x 1g = 0,17g 70ml
Perhitungan ADI: Propilen Glikol Formula 1 (25mg/kg BB (HPE hal 625))
BJ Propylen glycol : 1,035 – 1,037 g/ml (FI III : 534)
24
Umur 1 – 5 tahun 6 – 12 tahun
BB (kg) 10 – 15 kg 16 – 23 kg
25mg / kg BB 250mg – 375mg 400mg – 575mg
Umur 1 – 5 tahun ADI
= 250 – 375 mg
Propilenglikol = 18% x 60 ml
Sehari
= 10,8 ml
= 10,8 ml x 1,037 g/ml
= 11,20 g
= 4 x (5ml – 10 ml)
= 20 ml – 40 ml
Dalam 20ml
= 18 x 20ml = 3,6ml (3,73 g) 100
Dalam 40ml
= 18 x 40ml = 7,2ml (7,47 g) 100
Batas ADI
:
Pemakaian setiap hari :
250mg – 375mg 3730mg – 7470mg
Umur 6 – 12 tahun ADI
= 400 mg – 575 mg
Sehari
= 4 x (10ml – 20ml) = 40ml – 80ml Dalam 40ml = 18 x 40ml
= 7,2ml (7,47 g)
100 Dalam 80ml = 18 x 80ml
= 14,4ml (14,94 g)
100 = 7,47 g – 14,94 g = 7470 mg – 14940 mg Kesimpulan : tidak masuk rentang tapi masih diperbolehkan karena tidak digunakan sehari-hari
Gliserin Formula 1 (1,0 – 1,5 / kg BB ( HPE : 303 ))
Umur 1 – 5 tahun
BB ( kg ) 10 – 15 kg
1,0 – 1,5 mg / kg BB ( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)
6 – 12 tahun
16 – 23 kg
( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )
25
Umur 1-5 tahun (Batas ADI : ( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)) Pemakaian paracetamol dalam sehari : = 4 x (5 ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml Kandungan gliserin : 20 ml =
30
x 20 ml = 6 ml (7,56 g)
100 40 ml =
30
x 40 ml = 12 ml (15,12 g)
100 Batas ADI perhari
=
(10 g – 15 g) – (15 g – 22,5 g)
Pemakaian per hari
=
7,545 g – 15,09 g
Umur 6 – 12 tahun
: 16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g
Pemakaian parasetamol dalam sehari= 4 x (10 ml – 20 ml) = 40 ml – 80 ml Kandungan gliserin : 40ml
= 30
x 40 ml
= 12 ml (15,12 g)
x 80 ml
= 24 ml (30,24 g)
100 80ml
= 30 100
Batas ADI per hari
= 16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g
Pemakaian per hari
= 15,09 g – 30,18 g = 15120 mg – 30240 mg
Kesimpulan : Masuk dalam rentang ADI
26
Formula 2
No.
Nama Barang
Fungsi
Rentang
% yang
Jumlah
dipakai
1 2 3 4 5 6 7 8. 9. 10.
Paracetamol Propilenglikol Gliserin PEG NaH2PO4.2H2O Na2HPO4.2H2O Sukrosa Essense Cherry Allura Aquadest
Bahan aktif Pelarut Pelarut Pelarut Dapar Dapar Pemanis Perasa Pewarna Pembawa
15 – 25 % < 50 % 15 – 25 %
15 % 15 % 20 %
Qs Qs
1440 mg 9 ml~9,33g 9 ml~11,34g 12 ml~13,5g 2,76 g 0,20 g 10 g 0,05 g 0,05 g Ad 60 ml
Perhitungan penggunaan kosolvent dan pemanis dalam menyusun formula Propilenglikol
:
15 x 60 ml = 9 ml 100
Paracetamol yang bisa larut
:
9 ml x 1 g = 1 gram 9 ml
Sisa paracetamol yang terlarut
:
1,44 –1 = 0,44
Gliserin
:
15
x 60
= 9 ml
100 Paracetamol yang terlarut
:
9 ml x 1 g
= 0,225 gram
40 ml Sisa paracetamol yang terlarut
:
0,44 – 0,225 = 0,215
PEG 400
:
20
x 60
= 12 ml
100 Paracetamol yang terlarut
:
12 ml x 1 g
= 1,71g
27
7 ml Jadi sisa paracetamol dapat dilarutkan dengan PEG 400 :
Aquadest
11,41ml x 1g = 0,163g 70
Perhitungan ADI: Propilen Glikol Formula 2 (25mg/kg BB (HPE hal 625))
Umur 1 – 5 tahun 6 – 12 tahun
BB (kg) 10 – 15 kg 16 – 23 kg
25mg / kg BB 250mg – 375mg 400mg – 575mg
Umur 1 – 5 tahun ADI
= 250 – 375 mg
Propilenglikol = 15% x 60 ml
Sehari
= 9 ml
= 9 ml x 1,037 g/ml
= 9,324 g
= 4 x (5ml – 10 ml)
= 20 ml – 40 ml
Dalam 20ml
= 15 x 20ml = 3 ml (3,11 g) 100
Dalam 40ml
= 15 x 40ml = 6 ml (6,22 g) 100
Batas ADI
:
Pemakaian setiap hari :
250 mg – 375 mg 3110 mg – 6220 mg
Umur 6 – 12 tahun ADI
= 400 mg – 575 mg
Sehari
= 4 x (10ml – 20ml) = 40 ml – 80 ml
Dalam 40ml
= 15 x 40ml
= 6 ml (6,22 g)
100
Dalam 80ml
= 15 x 80ml
= 12 ml (12,44 g)
100 Batas ADI
= 400mg – 575mg
Pemakaian per hari
= 6,22 g – 12,44 g
28
= 6220 mg – 12440 mg Kesimpulan : tidak masuk rentang tapi masih diperbolehkan karena tidak digunakan sehari-hari
Gliserin Formula 2 (1,0 – 1,5 / kg BB ( HPE : 303 ))
Umur 1 – 5 tahun
BB ( kg ) 10 – 15 kg
1,0 – 1,5 mg / kg BB ( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)
6 – 12 tahun
16 – 23 kg
( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )
Umur 1-5 tahun ( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5) Pemakaian paracetamol dalam sehari : = 4 x (5 ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml Kandungan gliserin : 20 ml =
15
x 20 ml = 3 ml (3,78 g)
100 40 ml =
15
x 40 ml = 6 ml (7,56 g)
100 Batas ADI perhari
=
(10 g – 15 g) – (15 g – 22,5 g)
Umur 1 – 5 tahun
=
3,78 g – 7,56 g
Umur 6-12 tahun (16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g) Pemakaian dalam sehari
= 4 x (10 ml – 20 ml) = 40 ml – 80 ml
Dalam 40ml
= 15
x 40 ml
= 6 ml (7,56 g)
x 80 ml
= 12 ml (15,12 g)
100 Dalam 80ml
= 15 100
= 7,56 g – 15,12 g = 7560 mg – 15120 mg Kesimpulan : Masuk dalam rentang ADI
PEG 400 formula 2 (10mg/kg BB)
29
Umur 1 – 5 tahun
BB ( kg ) 10 – 15 kg
10 mg / kg BB 100 mg – 150 mg
6 – 12 tahun
16 – 23 kg
160 mg – 230 mg
Umur 1 – 5 tahun Sehari
: 4 x (5ml – 10 ml) Dalam 20ml
= 20 ml – 40 ml
= 20 x 20ml = 4 ml ( 4,5 g) 100
Dalam 40ml
= 20 x 40ml = 8 ml ( 9,0 g) 100
Batas ADI
:
Pemakaian setiap hari :
100 mg – 150 mg 4500 mg – 9000 mg
Umur 6 – 12 tahun Sehari
= 4 x (10ml – 20ml) = 40 ml – 80 ml
Dalam 40ml
= 20 x 40ml = 8 ml (9,0 g) 100
Dalam 80ml = 20 x 80ml
= 16 ml (18,0 g)
100 = 9 g – 18 g = 9000 mg – 18000 mg Batas ADI
= 160 mg – 230 mg
Kesimpulan : Tidak masuk dalam rentang ADI namun tetap dapat digunakan karena pemakaian dilakukan tidak sehari-hari.
30
Formula 3 No
Nama Bahan
Fungsi
Rentang
% yang
Jumlah
dipakai
1.
Paracetamol
Bahan aktif
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Propilen glikol Gliserin PEG 400 NaH2PO4.2H2O Na2HPO4.2H2O Sukrosa Essense Cherry Allura Aquadest
Pelarut Pelarut Pelarut Dapar Dapar Pemanis Perasa Pewarna Pembawa
1440 mg 10 – 25%
View more...
Comments