Laporan Lengkap Fha 1

March 6, 2018 | Author: gizayunita | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

laporan fisiologi hewan air...

Description

Praktikum Materi 1 Fisiologi Hewan Air

RESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP PERUBAHAN SUHU

Giza Yunita Rahmadhani 4443150049 2

JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2016

PENDAHULUAN Fisiologi adalah adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah ini dibentuk dari kata Yunani Kuna physis, "asal-usul" atau "hakikat", dan logia, "kajian". Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan (Wikipedia, 2012). Fisiologi hewan air adalah Ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel dari suatu organisme (ikan sebagai hewan air). Termasuk dalam Fisiologi Hewan Air adalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan (adaptasi), Metabolisme, Peredaran darah, Respirasi, Reproduksi dan Pengambilan makanan (nutrisi) (Zaldi, 2010). Biologi ikan : 1) Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang berasal dari sungai nila dan danau-danau yang menghubungkan sungai tersebut. Ikan nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969, bibit ikan nila yang ada di Indonesia berasal dari Taiwan adapun dengan ciri berwarna gelap dengan garis-garis vertikal seanyak 6-8 buah dan Filipina yang berwarna merah (Suyanto 1998).Menurut Saanin (1982), klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub Filum : Vertebrata Kelas : Osteichtes Sub Kelas : Acanthoptherigii Ordo : Percomorphii Sub Ordo : Percoidae Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus Ikan nila pada umumnya mempunyai bentuk tubuh panjang dan ramping, perbandingan antara panjang dan tinggi badan rata-rata 3 : 1. Sisik-sisik ikan nila berukuran besar dan kasar. Ikan nila berjari sirip keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat adalah dari ikan nila adalah warna tubuhnya yang hitam dan agak keputihan. Bagian bawah tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman bahkan ada yang kuning. Sisik ikan nila besar, kasar, dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepalanya relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar (Merantica 2007).

2) Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Klasifikasi ilmiah Kerajaan:Animalia Filum: Chordata Kelas: Actinopterygii Ordo: Siluriformes Famili: Clariidae Genus: Clarias 3) Ikan Platy (Xiphophorus maculates) berasal dari Amerika Tengah dan Utara (Clidad Veracruz, Meksiko Utara Belize). Ukuran maksimum dari ikan Platy yaitu mencapai 5 cm. Ikan ini memiliki sifat yang ramah dan tidak agresif, oleh karena itu sangat cocok digunakan sebagai ikan hias pada aquascaping. Ikan platy dapat hidup pada pH 7,0 – 8,0, pada suhu 20 – 26 °C. ikan Platy dapat diberi pakan buatan maupun alami. Platy memiliki banyak sekali bentuk varian warna seperti dari jenis spotted, gold comet, red wag, black, blue coral, leopard, mickey mouse, dan lainnya Ikan ini sangat mudah beradaptasi dan memiliki toleransi yang baik dalam berbagai kondisi lingkungan tempat hidupnya. Platy menyukai habitat dengan banyak tanaman, karena ikan ini cenderung berenang dan berkembang biak diantara tetanaman. Ikan ini menyukai arus sedang (Anonim 2010).Berdasarkan Marie (2010), klasifikasi ikan Platy secara lengkap adalah sebagai berikut. Kingdom: Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Cyprinodontiformes Famili : Poeciliidae Genus : Xiphophorus Spesies: Xiphophorus maculates Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme (Wikipedia,2013). Respon Organisme Terhadap Perubahan Suhu, Menurut Dumairy (1992) dalam Mulyadi (1999), suhu air dapat mengendalikan peneluran dan penetasan makhluk-makhluk air, mengatur kegiatannya serta merangsang atau menekan pertumbuhan dan perkembangannya. Air yang hangat pada

umumnya akan memacu metabolisme, sedangkan air yang yang relatif dingin pada umumnya akan mengendurkan aktivitas organisme air.Suhu berpengaruh pada kejenuhan (kapasitas air menyerap oksigen). Makin tinggi suhu maka, makin sedikit oksigen dapat larut (Lesmana dan Irwan 2001). Suhu air sangat berperan untuk kenyamanan ikan (Nasution dan Supranoto, 2001). Menurut Clark (1974) dalam Mulyono (1999), suhu berpengaruh terhadap keberadaan suatu spesies dan keadaan seluruh kehidupan komunitas cenderung bervariasi dengan berubahnya suhu. Suhu dapat menjadi suatu faktor pembatas bagi beberapa fungsi biologis hewan air seperti migrasi, pemijahan, efisiensi makanan, kecepatan renang, perkembangan embrio, dan kecepatan metabolisme. Respon ikan terhadap suhu dingin yaitu diam dibawah, tidak bergerak, kurang aktif, ikan tidak menyebar dan mengalami stress. Respon ikan terhadap suhu panas yaitu bergerak lebih aktif, ikan menjadi stress, dan menjadi bertengkar satu sama lain. Praktikum respon organisme akuatik terhadap variable lingkungan bertujuan untuk mendeskripsikan respon organisme akuatik terhadap perubahan suhu dan menentukan kisaran toleransi organisme akuatik terhadap perubahan suhu. METODOLOGI Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 30 September 2016 pukul 08.00 s/d 10.00 WIB bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Lantai 3, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, pakupatan, Serang, Banten . Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan nila, ikan lele, ikan platy yang masing-masing 35 ekor dengan panjang 5-7 cm, air tawar, es batu, akuarium, aerator, water heater, stopwatch, lap atau tisu, gayung, thermometer, dan timbangan digital. Pada percobaan praktikum tersebut pertama-tama siapkan alat dan bahan, kemuadian hitung semua bobot ikan, siapkan tiga akuarium yang masing masing diisi air 10 liter dan ikan 10 ekor setelah itu pada akuarium masing-masing ada yang pada suhu normal, ada yang diberi penurunan suhu dengan memasukkan es kedalam akuarium, dan ada yang diberi peningkatan suhu dengan memasukkan water heater pada akuarium, kemudian ada beberapa parameter yang diamati yaitu timbang bobot awal ikan cek suhu dan perhatikan respon ikan, hitung survival rate, hitung selisih perubahan bobot ikan, lakukan analisis data dengan analisis ragam dan rancangan acak lengkap, buat grafik hubungan suhu dan SR, dan dokumentasi yang harus ada. Pada rancangan percobaan ini diberikan 3 perlakuan, yaitu control, peningkatan suhu dan penurunan suhu. Ulangan berjumlah 10 ekor ikan. Parameter yang dianalisis adalah perubahan bobot ikan, respon (tingkah laku), perubahan suhu dan waktu.

Siapkan alat dan bahan

Timbang bobot awal ikan dan suhu ikan

Siapkan akuarium

Dimasukkan air 10 liter dan 10 ikan pada akuarium

Pada akuarium dengan suhu dingin dimasukkan es batu dan aerator kedalam akuarium

Perhatikan parameter yang harus diamati

Timbang bobot ikan mati, hitung waktu, suhu dan lihat respon ikan

Hitunglah: • 1) Survival Rate • 2) Perubahan bobot ikan

Lakukan analisis data dan buat grafik hubungan suhu dan SR

Dokumentasikan foto ikan, akuarium perlakuan dan peralatan

Diagram alir prosedur praktikum respon organisme akuatik terhadap pengaruh suhu dingin.

Siapkan alat dan bahan

Timbang bobot awal ikan dan suhu ikan

Siapkan akuarium

Dimasukkan air 10 liter dan 10 ikan pada akuarium

Pada akuarium dengan suhu panas dimasukkan water heater dan aerator kedalam akuarium

Perhatikan parameter yang harus diamati

Timbang bobot ikan mati, hitung waktu, suhu dan lihat respon ikan

Hitunglah: • 1) Survival Rate • 2) Perubahan bobot ikan

Lakukan analisis data dan buat grafik hubungan suhu dan SR

Dokumentasikan foto ikan, akuarium perlakuan dan peralatan

Diagram alir praktikum respon organisme akuatik terhadap pengaruh suhu panas.

Siapkan alat dan bahan

Timbang bobot awal ikan dan suhu ikan

Siapkan akuarium

Dimasukkan air 10 liter dan 10 ikan pada akuarium

Pada akuarium dengan suhu kontrol hanya dimasukkan aerator kedalam akuarium dan tidak diberi perlakuan tambahan atau yang lainnya

Perhatikan parameter yang harus diamati

Timbang bobot ikan mati, hitung waktu, suhu dan lihat respon ikan

Hitunglah: • 1) Survival Rate • 2) Perubahan bobot ikan

Lakukan analisis data dan buat grafik hubungan suhu dan SR

Dokumentasikan foto ikan, akuarium perlakuan dan peralatan Diagram alir praktikum respon organisme akuatik terhadap pengaruh suhu kontrol

Analisis data dilakukan dengan analisis ragam dengan rancangan acak lengkap. Perlakuan /Ulangan A B C

1

2

3

A1 B1 C1

A2 B2 C2

A3 B3 C3

Keterangan: A: Suhu Kontrol B: Perubahan suhu tinggi C: Perubahan suhu rendah 1: Perubahan suhu 5⁰C ke 1 2: Perubahan suhu 5⁰C ke 2 3: Perubahan suhu 5⁰C ke 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan melaksanakan praktikum respon organisme akuatik terhadap perubahan suhu didapatkan hasil dan pembahasan sebagai berikut: Perlakuan 1 2 3 /Ulangan A 0 0 0 B 2 4 10 C 4 4.5 6 Anova: Single Factor SUMMARY Groups Row 1

Count 3

Row 2

3

Row 3

3

ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups

SS 52.0555 6 36.8333

Su m 0

Average Variance 0 0 17.3333 16 5.333333 3 14. 1.08333 5 4.833333 3

df

MS 2 26.02778 6 6.138889

F P-value F crit 4.23981 9 0.071151 5.143253

3 Total

88.8888 9

8

Dari data yang dihasilkan dapat ditarik kesimpulan bahwa F hitung > F tabel sehingga Ho ditolak dan H1 diterima jadi diberinya perlakuan perubahan suhu berpengaruh nyata terhadap bobot ikan.

Hubungan Perubahan Suhu dan Bobot Ikan 12 10 8 Perubahan Bobot Ikan

6 4 2 0 A

B

C

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar perbedaan suhu maka semakin besar pula perubahan bobot ikan yang artinya perubahan suhu berbanding lurus dengan perubahan bobot ikan. Perubahan bobot ikan paling besar ketika perubahan ke suhu tinggi dan perubahan bobot ikan paling kecil pada suhu kontrol karena tidak ada perubahan suhu maka bobot ikan tidak ada perubahan. KESIMPULAN Praktikum respon akuatik terhadap pengaruh suhu dapat membuat mahasiswa mendeskripsikan respon akuatik terhadap suhu. Ketika ikan diberikan suhu kontrol ikan akan bertingkah laku seperti biasanya akan tetapi ketikan ikan diberi perlakuan suhu dingin ikan menjadi lebih lambat, ikan berenang kebawah menjauhi es batu, ikan menjadi lebih sering diam. Ketika ikan diberikan perlakuan suhu suhu tinggi ikan menjadi lebih aktif, ikan mengalami stress bahkan ikan menjadi saling bertengkar satu sama lain. Dari hasil praktikum tersebut juga didapat hasil bahwa pengaruh perubahan suhu berpengaruh nyata terhadap perubahan bobot ikan. Pada grafik juga terlihat bahwa perubahan suhu berbanding

lurus dengan perubahan bobot ikan yaitu semankin besar suhu makan semakin besar pula perubahan bobot ikannya. Praktikum ini menambah pengetahuan kepada mahasiswa menjadi lebih tau akan bagaimana respon tingkah laku ikan terhadap perubahan suhu dan bagaimana respon fisiologis ikan terhadap perubahan suhu. Saran saya pada praktikum minggu depan agar lebih dilengkapi lagi alatalat praktikumnya dan lebih jelas lagi dalam memberikan arahan dalam melaksanakan praktikum karena banyak mahasiswa yang masih belum mengerti dalam tahap-tahapan yang akan dilakukan ketika melaksanakan praktikum. DAFTAR PUSTAKA Cahyono, Bambang. (2001). Budi Daya Ikan di Perairan Umum. Yogyakarta: Kanisius. Affandi, R., dan Tang, U. 2002. Fisiologi Hewan Air. University Riau Press. Syamdidi.2016. Studi Sifat Fisiologi Ikan Gurami (Osphronemus Gourami) Pada Suhu Rendah Untuk Pengembangan Teknologi Transportasi Ikan Hidup.Jurnal Pasca Panen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol.1 No.1 (2016). http://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id/jurnaljpbkp/index.php/jpbkp/articl e/view/233. (Diakses pada tanggal 12 oktober 2016 pukul 05.36 wib) Yudhistira dan Angga Antono.2013. Respon Organisme Akuatik Terhadap Variabel Lingkungan (PH, Suhu, Kekeruhan dan Detergent).h ttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/19820. (Diakses pada tanggal 12 oktober 2016 pukul 05.43 wib) Suseno,Heny dan Sahat M Panggabean.2014.Merkuri: Spesiasi dan Bioakumulasi Pada Biota Laut. http://www.batan.go.id/ptlr/08id/files/u1/jurnal/01001/JL08_Heny_Su seno.pdf. (Diakses pada tanggal 12 oktober 2016 pukul 05.49 wib) LAMPIRAN

Gb 1. Timbang bobot awal ikan tersebut.

Gb 2. Catat bobot ikan awal tersebut.

Gb 3. Ikan diletakkan pada 3 akuarium dengan suhu kontrol, panas dan dingin

Gb 4. Ikan pada suhu kontrol.

Gb 5. Ikan didalam akuarium dengan penurunan suhu menggunakan es batu.

Gb 6. Ikan didalam akuarium dengan peningkatan suhu dengan menggunakan water heater.

Gb 7. Ukur perubahan suhu pada ketiga akuarium tersebut dengan menggunakan thermometer.

Gb 8. Catat waktu terjadinya perubahan suhu pada setiap akuarium dengan stop watch.

Gb 9. Perhatikan respon tingkah laku pada tiap-tiap akuarium dan catat perbedaannya.

Gb 10. Setelah selesai ambil ikan dari akuarium.

Gb 11. Timbang bobot ikan setelah diberi perlakuan perubahan suhu.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF