Laporan Kunjungan Industri UPT Balai Yasa Yogyakarta
September 28, 2017 | Author: Amrih Prayogo | Category: N/A
Short Description
UPT. Balai Yasa Yogyakarta merupakan satu dari empat Balai Yasa yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). ...
Description
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI MANAJEMEN PERAWATAN DAN KEHANDALAN UPT BALAI YASA YOGYAKARTA
Disusun Oleh : Al Hadid Pandu Setyawan Muhamad Rezky Prasetyaji Amrih Prayogo Dewi Paras Utami
(21050115120046) (21050115120047) (21050115120048) (21050115120050)
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016
Kata Pengantar Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan hasil kunjungan industri ke Balai Yasa Yogyakarta ini. Kami tahu dalam era modern sekarang diperlukan SDM yang pintar dalam prakteknya juga sangat menguasai teorinya,karena dengan hal itu seseorang dalam melaksanakan pengerjaan sudah mengetahui teorinya. Dengan hal itu juga pembangunan Negara menjadi lebih baik dan dapat disegani oleh negara lainnya.Karena kami tahu teori tanpa praktek itu adalah tidak akan bisa,dan praktek tanpa teori itu hal ceroboh. Dalam proses pembuatan laporan ini kami sangat berterima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu kami,yang tak bisa kami ucapkan satu-persatu.Dan pada kesempatan ini juga kami memohn maaf apabila dalam laporan ini ada sebuah kesalahan ataupun hal yang menyinggung kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kesalahan itu tidak kami rencanakan Laporan ini juga kami harapkan dapat membantu proses belajar –mengajar para insan yang berkecimpung di dunia pendidikan.Bila ada saran dalam laporan ini bisa menghubungi kami.Sekian,terima kasih.
Semarang, 1 November 2016
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang UPT. Balai Yasa Yogyakarta merupakan satu dari empat Balai Yasa yang
dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). UPT. Balai Yasa Yogyakarta adalah industri yang melakukan perawatan (maintenance) lokomotif diesel dan kereta rel diesel (KRD) yang beroperasi di Pulau Jawa. Perawatan dilakukan untuk menjaga kehandalan sistem lokomotif maupun kereta sehingga sistem tersebut dapat beroperasi secara optimal (Almy, 2014). Lokomotif
yang
hendak
dilakukan
maintenance
sebelumnya
dibongkar
agar tiap-tiap komponennya dapat dilakukan pengujian satu per satu. Komponenkomponen yang
telah
pengujian selanjutnya
dibongkar
tertentu. dirangkai
kemudian
Setelah kembali
dilakukan
dilakukan dalam
pengujian
pengujian bentuk
di
stasiun-stasiun
masing-masing
utuh
lokomotif
komponen kereta
api.
Sebelum lokomotif siap dipakai, dilakukan pengujian final berupa load test pada stasiun pengujian beban bernama load box. Pada tahap inilah sumber kebisingan dihasilkan sangat tinggi dan dalam interval waktu yang cukup lama. Pengujian beban pada lokomotif dilakukan dengan perlakuan yang menimbulkan kebisingan tinggi. Pengujian beban untuk lokomotif dilakukan dalam waktu yang cukup lama, yaitu selama empat jam. Dalam satu hari, kurang lebih terdapat dua hingga tiga lokomotif yang harus diuji, sehingga rata-rata pekerja yang bekerja di stasiun pengujian menerima paparan bising antara delapan hingga dua belas jam. UPT Balai Yasa Yogyakarta adalah sebuah tempat untuk perawatan dan perbaikan sarana perkeretaapian seperti lokomotif dan lain lain di seluruh Pulau Jawa. Di Balai Yasa Yogyakarta juga melakukan perawatan dan perbaikan overwhole generator set untuk 350 KVA dan 500 KVA, selain itu juga melakukan perawatan dan perbaikan terhadap engine Kereta Rel Diesel (KRD). Untuk perawatan dan perbaikan lokomotif dilakukan setiap lokomotif sudah mencapai 325 km dan 650 km. Perawatan setelah kilometer mencapai 325 km masuk dalam perawatan semi overwhole (semi perawatan akhir) yang biasanya dilakukan 2 tahun sekali. Sementara untuk perawatan setelah kilometer mencapai 650 km masuk dalam perawatan overwhole (perawatan akhir) yang biasanya dilakukan 4 tahun sekali.
Di seluruh Pulau Jawa terdapat 9 Dipo Lokomotif lainnya, diantaranya ada di Manggarai, Malang, Cirebon, Madiun, Purwokerto, Cijerah dan lain lain. Sementara itu untuk rating kecelakaan kerjanya dari tahun 2007 sangat minim, atau bisa dibilang tidak ada. Sehingga mendapat kredit langsung dari Gubernur DIY. Balai Yasa Yogyakarta ini juga sudah bersertifikasi ISO 9001 mengenai manajemen mutunya pada tahun 2010, sehingga hal - hal apapun yang ada di Balai Yasa Yogyakarta tersebut sangat ter-organisir.
1.2
Tujuan Kegiatan Adapun tujuan dari pelaksanaan Kunjungan Industri ini adalah :
1 Sebagai wujud pengaktualisasi dan studi perbandingan antara ilmu yang bersifat teori dengan ilmu aplikasi teknologi. 2 Mengetahui secara umum sistem manajemen perawatan lokomotif pada Balai Yasa Yogyakarta. 3 Mengetaui secara khusus mengenai manajemen perawatan lokomotif bagian traksi listrik. 4 Sebagai tindak lanjut pembelajaran teori yang selama ini dipelajari di kelas 5 Untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Manajemen Perawatan dan Kehandalan 1.3
Waktu dan Tempat Kunjungan Industri Kegiatan kunjungan industri ini dilaksanakan pada : Hari, Tanggal : Rabu, 28 September 2016 Waktu
: 08.30 – 15.00 WIB
Tempat
: UPT Balai Yasa Yogyakarta, Yogyakarta
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Profil UPT Balai Yasa Yogyakarta
Lebih dikenal dengan sebutan Balai Yasa Pengok (berdasarkan kampung tempat balai yasa itu berada), balai yasa ini menjadi balai yasa terbesar di Indonesia. Balai yasa ini khusus digunakan untuk perbaikan dan perawatan lokomotif diesel elektrik maupun hidraulik. Seluruh lokomotif KAI mengalami perawatan dan pemeliharaan akhir (PA) maupun semiperawatan akhir (SPA) di balai yasa ini. Balai Yasa Yogyakarta sudah mendapat sertifikat ISO 9001:2008 dan bakal bekerja sama dengan General Electric dalam proses perakitan dan pembuatan lokomotif diesel di Asia Tenggara Balai Yasa Yogyakarta dibangun mulai tahun 1914 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan nama Centraal Werkplaats. Setelah diambil alih oleh Djawatan Kereta Api, Centraal Werkplaats ini diubah namanya menjadi "Balai Karya", dan kini menjadi "Balai Yasa". Kegiatan semiperawatan akhir (SPA) untuk lokomotif diesel elektrik di Balai Yasa Yogyakarta dilaksanakan apabila lokomotif telah berdinas selama 2 tahun setelah dilakukan pemeliharaan akhir sebelumnya atau sudah menempuh jarak 325.000 km. Sementara itu, kegiatan pemeliharaan akhir (PA) lokomotif diesel elektrik dilaksanakan apabila lokomotif telah berdinas selama 4 tahun setelah pemeliharaan akhir sebelumnya atau sudah menempuh jarak 650.000 km. Untuk lokomotif diesel hidraulik, SPA dilakukan apabila sudah berdinas selama 12.000 jam dinas (sekitar 500 hari), sedangkan PA dilakukan apabila sudah berdinas selama 24.000 jam dinas (sekitar 1.000 hari). Selain itu, Balai Yasa Yogyakarta melayani perawatan kereta rel diesel elektrik. Sejak tahun 2014, Balai Yasa Yogyakarta juga melayani pemeliharaan kereta pembangkit (P) maupun kereta makan pembangkit (MP/KMP), termasuk di antaranya perbaikan generator hingga pengecatan kereta. Kampung yang berhubungan dengan Perkeretaapian di sekitar Balai Yasa Di belakang balai yasa ini, terdapat kampung permukiman penduduk yang tersebar merata di Jalan Mutiara. Kampung ini diberi nama Pengok yang berasal dari frasa bahasa Jawa mempeng mbengok. Namun versi lain menyebutkan bahwa Pengok berasal dari bunyi suling lokomotif uap saat itu, "Ngook! ngook!", sehingga kampung itu diberi nama Pengok. Selain itu, terdapat pula kampung yang erat hubungannya dengan Perkeretaapian, yakni Klitren, yang tidak jauh dari Pengok. Istilah klitren berasal dari bahasa Belanda koelitreinatau porter kereta api. Aset-aset di kampung itu sebagian besar masih dikuasai oleh PT KAI, dan disewakan untuk warga yang tinggal di situ.
2.2
Sejarah Balai Yasa Yogyakarta
Balai Yasa Pengok,Yogyakarta dibangun pada tahun 1914 oleh Nederland Indische Spoorweg Maatschapij (NIS), namanya waktu itu adalah Centraal Werkplaats dan tugas pokoknya adalah melaksanakan overhaul lokomotif, gerbong dan kereta. Pada tahun 1942 diambil alih oleh pemerintahan Jepang dan perkeretaapian menjadi perusahaan kereta api pemerintah tugas pokoknya waktu itu sama dengan di awal dibangun yakni melaksanakan overhaul lokomotif, gerbong dan kereta. Pada tanggal 28 September 1945 perkeretaapian diambilalih oleh Pemerintah Indonesia. Tanggal pengambilalihan ini kemudian ditetapkan sebagai HARI KERETA API dan mana perusahaannya adalah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), sedangkan nama bengkel sendiri di ubah menjadi Balai Karya tetapi tugas pokoknya masih sama yakni melaksanakan overhaul lokomotif, gerbong dan kereta. Pada tahun 1959 Balai Karya diubah lagi menjadi Balai Yasa Traksi dan tugas pokoknya hanya melaksanakan overhaul lokomotif. 2.3
Sistem Kelistrikan Pada Lokomotif
Kereta api diesel elektrik mempunyai sistem perpindahan daya dengan menggunakan peralatan listrik. Adapun komponen-komponen penting dari system kelistrikan kereta api diesel elektrik adalah sebagai berikut : 1.
Motor Diesel
Sumber listrik pada peralatan kelistrikan lokomotof diambil dari generator utama. Karena generator terpasang pada lokomotif sehingga selalu dibawa kemana-mana, maka sebagai penggerak generator diperoleh dari mesin yang juga selalu mengikutinya yaitu mesin diesel dengan tenaga tinggi. Pada masalah ini motor diesel tidak dibahas mendalam. 2.
Generator
Pada lokomotif terdapat beberapa generator yang saling memiliki keterkaitan. Generator-generator tersebut adalah : a) Generator utama/ main generator Generator utama pada lokomotif diesel elektrik berfungsi untuk menghasilkan tenaga listrik yang diperlukan untuk menggerakan roda lokomotif. Generator ini digerakan oleh sebuah motor diesel yang terkopel dengan poros generator. Pada saat start, generator utama berfungsi sebagai motor start, dengan arus listrik yang diperoleh dari battery. Generator utama pada lokomotif diesel elektrik selain mempunyai 10 medan magnet utama juga memiliki 10 medan magnet bantu, dengan jalur kumparan (alur) pada angker berjumlah 135 buah. Untuk perpindahan tenaga listrik dari rotor terdapat 405 buah lamel (komutator) yang terhubung ke 10 buah gagang sikat. Generator ini menghasilkan daya sebesar 1950 HP. b) Generator exiter
Generator exiter merupakan generator yang digunakan untuk mengendalikan besarnya tenaga listrik yang keluar dari generator utama sesuai kebutuhan motor traksi. Generator ini memiliki 3 buah penguat magnet yaitu penguat dari battery, penguat differensial, dan penguat shunt. Besarnya tegangan output generator exiter diatur dengan mengubah arus penguat dari battery melalui gagang tenaga serta dengan mengatur putaran mesin. Kemudian penguat differensial berfungsi untuk mengurangi arus yang keluar dari generator exiter. c) Generator shunt Generator shunt merupaka generator yang digerakan oleh roda lokomotif. Generator ini bekerja saat kecepatan kereta api pada 63 km/jam. Generator shunt berfungsi untuk menggerakan kontak FSCR (Field Shunt Control Rellay) sehingga terjadi hubungan parallel lapang lemah pada motor trksi. d) Auxiliary generator (generator bantu) Generator bantu berfungsi untuk memberikan tenagan listrik bagi peralatan bantu lokomotif seperti lampu-lampu penerangan, lampu isyarat, untuk pengisian battery lokomotif, serta peralatan control lainya. Pada generator ini terdapat 2 penguat medan yaitu penguat magnet shunt dan penguat magnet seri. Untuk menjaga kestabilan tegangan output dari generator bantu, dipasang suatu regulator tegangan 72 V, agar peralatan control bekerja dengan normal sehingga tidak terjadi kelebihan tegangan. e) Motor Traksi Motor traksi merupakan motor yang digunakan untukmenggerakan roda lokomotif. Motor trksi berjenis motor DC (direct current) dengan belitan seri, 4 kutub ditambah kutub komutasi. Kecepatan maksimum motor adalah 2100 rpm dengan data tahanan sebagai berikut :
Tahanan armature Tahan penguat magnet exiter Tahan medan komutasi
: 0,0188 – 0,0195 Ω : 0,01095 – 0,01151 Ω : 0,00754 – 0,00724 Ω
BAB III HASIL KEGIATAN 3.1
Mekanisme Pemeliharaan Lokomotif
Terdapat beberapa lokasi di Balai Yasa Yogyakarta yang memampang Mekanisme Pemeliharaan Lokomotif. Hal itu dilakukan sebagai langkah koordinasi bagi para pekerja maupun sebagai Informasi bagi para pengunjung (konsumen) atau selain pekerja. Hal tersebut juga termasuk dalam sarana edukasi dalam pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Berikut adalah mekanisme pemeliharaan lokomotif yang telah penulis catat dan rangkum.
Lokomotif masuk Balai Yasa
Pemeliharaan dan perbaikan Main Generator
Pemeliharaan dan perbaikan Fan Radiator
Pemeriksaan awal dan pencucian
Pemeliharaan dan perbaikan Rangka
Pemeliharaan dan perbaikan Compressor
Pembongkaran Lokomotif
Pemeliharaan dan perbaikan Traksi Motor
Pemeliharaan dan perbaikan Peralatan Listrik
Pembongkaran Komponen
Pemeliharaan dan perbaikan Roda
Pemeliharaan dan perbaikan Motor Diesel
Perakitan Komponen
Di Balai Yasa Yogyakarta ini setidaknya ada sekitar 10 – 12 lokomotif per bulannya yang masuk untuk dilakukan perawatan dan perbaikan. Sementara untuk perawatan lokomotif tersebut setiap satu lokomotif kurang lebih sampai 32 hari untuk kemudian dikembalikan kembali ke DIPO Lokomotif. Balai Yasa Yogyakarta itu sendiri menargetkan sekitar 96 lokomotif yang masuk per tahunnya. Dikirim ke golongan masing-masing (generator ke traksi listrik, motor diesel ke diesel, fan radiator dan radiator ke auxiliary). setelah masuk ke golongan masing-masing komponen-komponen dipisah-pisah lagi (dibongkar, dibersihkan, diteliti dan diukur). Yang masih masuk limit masih dipakai, tetapi
yang over limit diakhiri ke pengerjaan baru. Berikut faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan manajemen perawatan di Balai Yasa Yogyakarta: 1.
Bentuk Observasi Di Balai Yasa Yogyakarta juga melaksanakan bentuk bentuk observasi seperti
supervisi, inspeksi, monitoring dan evaluasi. Tindakan-tindakan tersebut dilakukan oleh masing-masing departemen di Balai Yasa Yogyakarta sesuai dengan tugasnya masingmasing. Misalnya untuk departemen fasilitas, mereka melakukan supervisi, inspeksi, monitoring dan evaluasi terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di Balai Yasa Yogyakarta, baik itu fasilitas elektrik maupun mekanik. Departemen fasilitas juga melakukan perawatan, perbaikan dan pengadaan fasilitas di Balai Yasa Yogyakarta tersebut. Untuk perawatan fasilitas jangka pendek dilakukan 1 bulan sekali, sementara untuk jangka panjangnya dilakukan 1 tahun sekali tergantung masing-masing alat yang di observasi.
2.
Kebutuhan Observasi a) Manusia Jam kerja di Balai Yasa Yogyakarta adalah dari pukul 07.00 – 16.00, disertai waktu
istirahat untuk makan dan lain lain. Akan tetapi di Balai Yasa Yogyakarta tidak memberi asupan gizi setiap harinya. Balai Yasa Yogyakarta juga melakukan pemberdayaan terhadap para pekerjanya, diantaranya adalah dengan memberi nutrisi tambahan (asupan gizi) kepada para pekerjanya. Sementara itu juga dilakukan pemeriksaan rutin kepada para pekerjanya, yaitu setiap satu tahun sekali dan biasanya dilakukan di bulan oktober. Semetara itu juga terdapat Balai Pengobatan khusus bagi para pekerjanya jika terjadi kecelakaan kerja ataupun hanya untuk medical check saja. Hal ini sangat bagus karena sangat dibutuhkan untuk pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja. Sehingga akses pekerja untuk memperoleh pekerjaan tidak menyulitkan. Ada juga tunjangan untuk para pekerjanya di setiap tahun, yaitu tunjangan refreshing. Pada tahun – tahun sebelumnya di Balai Yasa Yogyakarta, tunjangan refreshing yang diberikan adalah dengan berlibur bersama seluruh pekerja Balai Yasa Yogyakarta, akan tetapi pada saat ini tunjangan refreshing yang diberikan adalah dalam bentuk uang, dikarenakan lebih efisien dan para pekerjanya pun bisa berlibur sendiri.
b) Peralatan
Departemen Fasilitas Balai Yasa Yogyakarta adalah departemen yang mengurusi hal pengadaan dan perawatan peralatan di Balai Yasa Yogyakarta. Untuk pengadaan fasilitas, sebelumnya Departemen Fasilitas mengadakan observasi terlebih dahulu untuk menentukan peralatan apa yang akan diadakan, sehingga peralatan yang ada di Balai Yasa Yogyakarta lebih efisien dengan melakukan observasi terlebih dahulu. Sementara itu Departemen Fasilitas Balai Yasa Yogyakarta juga melakukan perawatan dan perbaikan peralatan. Perawatan ada yang dilakukan setiap 1 bulan sekali dan ada juga yang 1 tahun sekali, hal tersebut tergantung peralatan mana yang akan diobservasi untuk kemudian dilakukan perawatan ataupun perbaikan.
3.
Dampak Terhadap Lingkungan Dalam melakukan observasi dampak terhadap lingkungan, kami menemukan adanya
pembuangan limbah batere dan limbah pencucian mesin. Akan tetapi hal itu sudah ditangani oleh tim dari Balai Yasa Yogyakarta, dengan adanya pengolahan limbah air di bagian belakang gedung Balai Yasa Yogyakarta. Pembuangannya dilakukan dengan cara dialirkan ke saluran utama di bawah, kemudian dipisahkan antara limbah minyak dan limbah air, lalu limbah minyak tersebut di pompa ke atas dan kemudian dimasukkan ke drum untuk selanjutnya diolah. Sementara itu limbah airnya dibuang lewat saluran air.
4.
Pelaku Observasi Untuk observer (pelaku observasi) di Balai Yasa Yogyakarta ini sendiri adalah tim
dari Departemen Fasilitas yang menangani masalah pengadaan dan perawatan peralatan di Balai Yasa Yogyakarta. Selain itu ada juga tim yang melakukan observasi di Balai Yasa Yogyakarta, yaitu adalah atasan dari para pekerja. Mereka melakukan observasi terhadap para pekerjanya, memberikan sosialisasi dan motivasi terhadap para pekerjanya. Selain itu juga untuk melihat kondisi langsung di lingkungan kerja Balai Yasa Yogyakarta, sehingga apabila mereka mengetahui hal hal yang dikerjakan para pekerja tersebut sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau tidak, agar keselamatan dan kesehatan para pekerjanya juga terjamin.
5.
Tingkat Bahaya Tingkat bahaya di Balai Yasa Yogyakarta sangat kecil, hal tersebut terbukti bahwa
sejak tahun 2007 tingkat kecelakaan kerja di Balai Yasa Yogyakarta sangat minim, bahkan bisa dikatakan tidak pernah ada kecelakaan kerja. Hal tersebut dapat terjadi karena kesadaran akan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Balai Yasa Yogyakarta sangat tinggi. Kesadaran tersebut dibangun Balai Yasa Yogyakarta dengan sosialisasi terhadap para pekerjanya, baik secara lisan melalui training maupun secara tertulis melalui slogan, spanduk maupun banner. Sosialisasi secara tertulis tersebut sangat jelas terlihat ketika kami masuk ke dalam bengkel Balai Yasa Yogyakarta. Dimana banyak dilihat slogan - slogan yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, bahkan juga terdapat instruksi kerja yang tertempel di mading setiap sudut ruangan. Untuk penanganan jika terjadi kecelakaan kerja, Balai Yasa Yogyakarta juga menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap sudut ruangan, dan jumlahnya dapat dikatakan mencukupi kebutuhan. Selain APAR juga disiapkan jalur evakuasi jika terjadi kecelakaan kerja seperti kebakaran maupun gempa bumi, jalur tersebut berwarna hijau.
6.
Tingkat Resiko Untuk tingkat resiko di Balai Yasa Yogyakarta juga dapat dikatakan kecil, namun
hal hal tertentu masih dapat terjadi dan tidak boleh diabaikan. Ada 3 jenis tingkat resiko yaitu Low Risk (resiko rendah), Medium Risk (resiko menengah), dan High Risk (resiko tinggi) Low Risk adalah resiko terjadinya bahaya pada tingkat rendah, seperti licinnya tempat kerja pada saat membersihkan mesin lokomotif. Hal itu diatasi dengan menggunakan sepatu boot agar tidak licin. Low Risk ini adalah tingkat resiko pekerjaan yang menimbulkan kecelakaan kerja ringan. Sementara itu Medium Risk adalah tingkat resiko terjadinya bahaya pada tingkat menengah, seperti pada pekerjaan mengelas bagian – bagian tertentu dari lokomotif. Hal tersebut dapat menimbulkan kecelakaan kerja apabila pekerja tidak menggunakan SOP yang benar, ataupun peralatan yang seharusnya sudah diganti. Sehingga menimbulkan kecelakan kerja tingkat menengah. Dan yang terakhir adalah High Risk, yaitu tingkat resiko kerja tinggi, seperti resiko mesin – mesin lokomotif yang sangat besar jatuh ketika diangkat dengan hoist. Hal tersebut dapat menimbulkan kecelakaan kerja baik bagi pekerjanya maupun kerugian terhadap mesin milik konsumen. Apabila terjadi kecelakaan kerja terhadap pekerjanya dapat menimbulkan kecacatan kepada pekerjanya, karena mesin tersebut sangat besar dan jatuh pada ketinggian. Akan tetapi ketiga resiko tersebut dapat
dicegah dengan melakukan perawatan dan perbaikan fasilitas di Balai Yasa Yogyakarta secara kontinyu. Dan hal tersebut sudah dilakukan oleh Departemen Fasilitas Balai Yasa Yogyakarta.
3.2
Interaksi Kerja 1. Pembongkaran Main Generator Deskripsi Pekerjaan -Pastikan JIB crane dan OHC telah diperiksa dan berfungsi dengan baik -Pastikan seling dan rantai bantu angkat sudah diinspeksi harian Alat tulis dan meger Catat nomer seri rotor dan status lalu ukur tahanan isolasinya dengan meger lalu buka tutup generator dan buka pegas-pegas howernya Kunci ring 9/16” Lepas baut 3/8” yang mengikat hower dengan bush ring
No. Alat 1. Wearpack, sefety helmet, safety shoes, dan masker
2.
3.
4.
Kunci ring 15/16”
5.
Sket mat, tracker hidrolik, las acetylin, temperatur sensor
6.
House crane 10 ton, filler gauge
7.
Header rotor, kunci ring 15/16”
8.
Seling baja, house crane 10 ton, House crane 3 ton, dudukan rotor
Lepas baut 15/32” yang mengikat hower dengan body stator bagian atas Pasang tracker hidrolik pada drive gear lalu panasi drive gear dengan las acetylin hingga suhu mencapai 180°C kemudian pompa tracker hidrolik hingga drive gear terlepas dari poros rotor
Angkat stator dengan house crane sampai stator dapat diputar dan ukur celah bearing rotor dengan menggunakan filler gauge lalu angkat stator hingga terpisah dari rotor dan masukkan ke bak pencucian Pasang header rotor
Angkat rotor dengan house crane 10 ton dan 3 ton untuk membalik rotor, setelah terbalik letakkan rotor pada dudukan rotor
Gambar /point
Hati-hati saat membuka pegas howernya Pastikan pemasangan kunci sudah tepat Pastikan pemasangan kunci sudah tepat Lakukan pengecekan kondisi selang dan stang blander sebelum digunakan dan pastikan kondisinya baik. Pasang rantai pengangkat dengan benar dan pastikan operator memiliki S10 mengoperasikan OHC Pastikan pemasangan kunci sudah tepat Beri penyangga pada dudukan rotor agar rotor tidak tergelincir
9.
Rantai, house crane 10 Pasang rantai pada kipas rotor ton untuk menggantung kipas rotor pada house crane Tang, kunci shock 1 Lepas baut-baut kipas kemudian 1/8” lepas 18 baut 3/4 “
Pasang rantai pengangkat dengan benar Pastikan pemasangan kunci sudah tepat
11.
House crane 10 ton, rantai crane
Angkat kipas hingga terlepas dari rotor lalu masukkan kipas ke bak pencucian
12.
Seling baja, house crane 10 ton, House crane 3 ton
Angkat dan balik kembali rotor dengan house crane kemudian masukkan rotor ke bak pencucian
13.
Majun
Bersihkan peralatan Kerja dan simpan kembali ketempat semula
Pasang rantai pengangkat dengan benar dan pastikan operator memiliki S10 mengoperasikan OHC Pasang rantai pengangkat dengan benar dan pastikan operator memiliki S10 mengoperasikan OHC Pakai masker kain yang tebal
10.
2. Pencucian dan Pengeringan Main Generator No. Alat Deskripsi Pekerjaan Gambar /point 1. Wearpack, sefety -Pastikan JIB crane dan OHC telah helmet, safety shoes, diperiksa dan berfungsi dengan baik dan masker -Pastikan seling dan rantai bantu angkat sudah diinspeksi harian 2. Solar, Majun, Jet Gosok Bagian luar dari stator, kipas Pstikan tidak ada washer (Kancher) gear box, dengan solar kemudian genangan semprot dengan jet washer sampai minyak di area bersih pencucian 3. Majun,ember, Gosok seluruh bagian generator Pastikan detergen, jet washer dengn air detergen lalu semprot sirkulasi udara seluruh bagian generator dengan jet baik washer sampai bersih 4. Seling baja, house Angkat Kipas dan gear box dari Pastikan crane 10 ton, oven tempat pencucian dengan house pengaturan suhu pengering crane, untuk rotor dan stator dan timer oven masukkan dalam oven pengering dengan benar selama 8 jam dengan suhu 150°C 5. Seling baja, house Setelah 8 jam keluarkan stator dari Pastikan crane 10 ton, dalam oven dan letakkan pada peletakkan stator dudukan stator dudukan stator pada dudukannya sudah tepat
7.
Seling baja, house crane 10 ton, Varnish 120 2 & Kuas 2 in
Keluarkan rotor dari dalam oven dan Pakai exhaust lapisi permukan rotor dengan fan atau blower Varnish 120 2 saat proses Varnish
3. Revisi Stator Main Generator No Alat 1 -Wear Pack -Safety Shoes -Safety Helmet -Masker 2
-Meger -House crane -Dududkan stator
3-
- Kunci Ring 11 3 3 ", ", " 32 8 4 - Kunci Shock 5 1 1 ",1 " 8 2 - Pipa sambungan - Kunci Shock - Kunci Shock 5 1 1 ",1 " 8 2 -Kunci momen
4
5.
6.
7.
8.
Deskripsi Pekerjaan - Pastikan JIB crane telah diperiksan dan berfungsi dengan baik dan sudah di inspeksi harian -Pastikan seling dan rantai bantu angkat sudah diinspeksi harian - Test statir dengan meger jika hasilnya baik langsung ke no.6 tetapi jika hasilnya jelek (rendah/zero) maka lakukan perbaikan pada main pool/inter pool atau ganti dengan main pool/inter pool yang baik - Lepas kabel-kabel penghubung antar main pool lalu lepas jumperjumper main pool dan inter pool - Lepas baut main pool 1” atau inter 7 pool " yang terindikasi rendah atau 8 zero lalu lepas main pool/inter pool dari stator - Ganti main pool/inter pool dengan yang baik lalu keraskan baut 1” dan 7 " 8
- Kunci ring 11 3 3 ", ", " 32 8 4 - Kuas 2” - Glyptol
- Pasang jumper – jumper main pool/inter pool lalu pasang kabelkabel penghubung antar main pool - Lapisi permukaan main pool/ inter pool dan kabel kabel penghubung antar main pool dengan Glyptol
- Hypot tester
- Lakukan pengetestan stator dengan hypot meliputi : 1. Shunt Field to Ground : 1000volt 2. Commutating Field to Ground : 1000volt 3. Antara Shunt Field dan Start Field : 1000 volt
Point Penting -
- Pasang rantai perangkat dengan benar dan pastikan operator OHC memiliki SIO -Pastikan kunci terpasang dengan baik - Pastikan kunci terpasang dengan baik
- Pastikan kekerasan baut main pool 495 lbft dan inter pool 136 lbft -Pastikan semua baut sudah keras - Gunakan masker saat menggunakan Gryptol - Pastikan tidak ada kebocoran arus pada kabel hypot dan gunakan rambu saat test hypot
9.
- Mili Ohm Hi Tester
10. - Vleger - Alat Tulis
- Ukur tahanan spull dengan mili ohm hi tester meliputi : 1. Shunt Field : 1.71-1.81 ohm 2. Commutationg Field : 0.005730.00609 ohm 3. starting Field : 0.0015-0.0015 ohm - Ukur tahanan isolasi stator dan catat hasilnya
11. - Cat abu-abu - Kuas 2 inci
- Cat seluruh body stator bagian luar beserta kedua tutup generator
- Ukur dengan teliti dan bekerja dengan hati-hati
- Untuk data pembuatan format - Memakai masker saat mengecat
4. Revisi Rotor Main Genertor No Alat 1. Alat keselamatan kerja, meger
2.
Kunci L 5/8, House crane, Amplas
3.
Vleger, Hypot test
4.
Kunci L 5/8, kunci momen, las listrik
5.
Kikir, amplas, 1 set teflon band, cutter
6.
House crave rotor, oven pemanas
7.
Adapter rotor, house crane 10 ton
8.
House crane 10 ton, alat scrup lamel, dudukan rotor.
9.
Mesin pengamplas, kuas 2 inch, vacum cleaner
Deskripsi pekerjaan Periksa kerataan permukaan lamel dan ukur tahanan isolasinya jika hasilnya baik bisa langsung no. 6, tapi jika hasil megernya zero maka lakukan perbaikan isolator (ganti teflon atau mica cone) Lepas baut dan angkat penahan commutator kemudian bersihkan bagian dalamdalamnya. Test rotor jika zero lanjutkan denga best hypot jika hasilnya baik pasang kembali mica cone (setelah diperbaiki atau ganti mica cone baru) Pasang kembali penahan commutator dan keraskan sampai 120 lb.ft kemudian berikan las listrik pada kepalakepala baut commutator dengan body penahan commutator. Bersihkan dudukan teflon band, lalu pasang teflon band baru pada rotor dan sesuaikan panjangnya dengan cutter. Setelah teflon band terpasang masukkan rotor kedalam oven selama 8 jam dengan suhu 150 C agar teflon band dapat melekat dengan sempurna. Setelah rotor dikeluarkan dari oven, panjang adapter rotor dan selanjutnya kirim rotor ke bagian pembubutan. Setelah dibubut letakkan rotor pada dudukannya kemudian bersihkan lamel rotor dari bram bekas pembubutan dengan alat scrap. Amplas permukaan lamel setelah diserap agar permukaannya halus dan rata kemudian bersihkan sisa kotoran
Gambar/peran penting Periksa dengan teliti
Pasang rantai pengangkat dengan benar dan pastikan operator OHC memiliki SIO Pastikan tidak ada kebocoran arus pada kabel hypot dan gunakan rambu saat test hypot. Pastikan baut terpasang baik dan gunakan kacamata khusus saat mengelas
Gunakan masker safety
Pasang rantai pengangkat dengan benar dan pastikan operator OHC memiliki SIO Pasang rantai pengangkat dengan benar dan pastikan operator OHC memiliki SIO Pasang setting pengangkat dengan benar dan pastikan operator OHC memiliki SIO Gunakan blower hisap
10. Glyptol, Kuas dua inci 11. Hypot test, stop watch
12.
1 Kunci shock 1 " , 8 kunci manen, tang, kawat 5 mm, house crane 10 ton
13. Surge test 14. House crane 10 ton, seal rotor, cutter 15. Meger, alat tulis
Lapisi permukaan rotor dengan glyptol pada bagian bandasi dan kisi-kisi rotor Test rotor dengan hypot test sampai 1000volt selama 1 menit Pasang kipas rotor lalu 3 " 4 sampai 270 lbft kemudian kawat plombir pada baut-baut sebagai pengaman agar baut kipas tidak bergerak atau lepas Test bar to bar antar lamel Angkat rotor dari tempat surge dan tempatkan di area kerja generator, ukur diameter lamel lalu pasang seal. Ukur tahanan isolasi rotor setelah revisi dan catat hasilhasil pengukurannya untuk data riwayat perawatan dan sumber data pembuatan format.
keraskan 18 buah baut
Gunakan masker safety
Pastikan tidak ada kebocoran arus pada kabel hypot, gunakan rambu saat test hypot Pastikan kunci shock terpasang dengan baik.
Memakai sarung tangan Memasang rantai pengangkat dengan benar dan operator OHC memiliki SIO Catat dengan teliti
5. Perakitan Main Generator No. Alat 1. Wearpack, safety helmet, safety shoes, masker
2.
3.
4.
5.
House crane 10 ton, pilot sleeve (selongsong as rotor) House crane 10 ton
Sarung tangan, las acetylin, alat pengukur suhu (rytek) Kunci ring
9 ", 16
15 " , mal 3 mm, 16 palu
6.
7.
Kunci moment, 15 Kunci shock " 16 Meger
8.
Header rotor, 5 kunci ring ", 16 house crane 10 ton
9.
Plastik penutup
10.
Alat tulis
Diskripsi Pekerjaan - Pastikan JIB crane dan OHC telah diperiksa dan berfungsi dengan baik dan sudah di inspeksi - Pastikan seling dan rantai bantu angkat diinspeksi harian - Pasang pilo sleeve untuk memudahkan pemasangan stator
Gambar/ Point penting -
- Angkat stator dengan house crane lalu gabungkan stator dengan rotor tersebut, setelah rotor dan stator bergabung maka lepaskan pilot sleeve - Pasang drive gear generator dengan cara memanasi drive gear dengan las acetylin sampai suhunya 180℃ lalu memasukkan drive gear pada as rotor - Pasang hower dan atur jaraknya dengan palu dan mal 3 mm lalu 15 keraskan baut " kemudian 32 13 keraskan baut " dan kancingkan 8 semua pegas hower. 15 - Keraskan 10 baut " sampai 32 120 lbft dengan kunci momen - Ukur tahanan total generator setelah revisi kemudian pasang kedua tutup main generator. - Pasang header pada generator lalu pindahkan ke daerah generator siap pakai dan taruh gearboxnya yang sudah direvisi menjadi satu dengan generator - Tutup generator siap pakai dengan plastik penutup - Buatlah format setiap generator selesai revisi
- Pasang rantai pengangkat dengan benar dan operator OHC memiliki SIO
- Pasang rantai pengangkat dengan benar dan operator OHC memiliki SIO
- Lakukan pengecekan kondisi selang dan stang blander sebelum digunakan dan pastikan kondisinya baik - Pastikan pemasangan kunci pada baut sudah tepat.
- Pakai baut yang masih baik atau baru - Memakai sarung tangan
- Pasang seling pengangkat dengan benar dan operator OHC memiliki SIO - Memakai masker -
BAB IV PENUTUP
4.1
Penutup Usaha Balai Yasa Yogyakarta dalam melakukan tindakan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja sangat baik. Dari dilakukannya sosialisasi lisan maupun tertulis kepada para pekerjanya, sampai melakukan perawatan dan perbaikan secara kontinyu yang dilakukan oleh Departemen Fasilitas Balai Yasa Yogyakarta. Karena itu, layaklah Balai Yasa Yogyakarta berserfitikasi ISO 9001 pada tahun 2010. Namun ada yang sedikit kurang dari APD yang dikenakan para pekerjanya, yaitu masker. Saya melihat ada pekerja yang sedang melakukan pekerjaan mengelas tidak menggunakan masker padahal pekerjaan mengelas tersebut justru sangat membutuhkan masker untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Sementara itu untuk pemberdayaan kepada pekerjanya sudah cukup baik, akan tetapi menurut saya ada sedikit yang kurang yaitu mengenai asupan gizi tiap harinya yang tidak disediakan oleh pihak Balai Yasa Yogyakarta. Selain itu, mengenai edukasi terhadap pekerjanya juga kurang karena tidak adanya pelatihan pelatihan tertentu kepada para pekerja.
4.2.1
Kesimpulan
1. Balai
Yasa
Yogyakarta
khusus
digunakan
untuk
perbaikan
dan
perawatan lokomotif diesel elektrik maupun hidraulik. 2.
Sumber listrik pada peralatan kelistrikan lokomotof diambil dari generator utama. Karena generator terpasang pada lokomotif sehingga selalu dibawa kemanamana, maka sebagai penggerak generator diperoleh dari mesin yang juga selalu mengikutinya yaitu mesin diesel dengan tenaga tinggi.
3. Dalam melakukan perwaratan diperlukannya interaksi kerja yang berbeda interaksi kerjanya sehingga diperlukan ketelitian kan konsentrasu khusus dalam melakukan manajemen perawatan. 4. kegiatan pemeliharaan akhir (PA) lokomotif diesel elektrik dilaksanakan apabila lokomotif telah berdinas selama 4 tahun setelah pemeliharaan akhir sebelumnya atau sudah menempuh jarak 650.000 km. Untuk lokomotif diesel hidraulik, SPA dilakukan apabila sudah berdinas selama 12.000 jam dinas (sekitar 500 hari),
sedangkan PA dilakukan apabila sudah berdinas selama 24.000 jam dinas (sekitar 1.000 hari). 4.3.1
Saran
1. Perlunya memperhatikan point penting dalam melakukan interaksi kerja selama proses perawatan lokomotif khususnya dibagian main generator 2. Sebaiknya diperhatikan dan dikontrol lebi lanjut dalam melakukan pembuangan limbah pemcucian agar tidak mengganggu lingkungan.
4.3.2
Lampiran UPT. Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 1 Depan UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 2 Denah UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 3. Petunjuk pemakaian dan tata letak alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 4. Helm untuk pengunjung selain pekerja dan APAR di UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 5. Drainase di UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 5. Mekanisme Pemeliharaan Lokomotif di UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 6. Papan informasi APD di UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 7. Slogan UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 8. Lantai menggunakan sistem warna di UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 9. Kulturisasi di UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 10. Pengolahan limbah di UPT Balai Yasa Yogyakarta
Gambar 11. Generator Kereta
View more...
Comments