laporan KULAP kelompok 2

December 30, 2017 | Author: Ferdian Ariesta Adhi Chandra | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download laporan KULAP kelompok 2...

Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dengan semakin berkembangnya dunia entrepreneurship saat ini, tuntutan terhadap metode pengajaran, pendidikan dan materinya juga meningkat. Untuk itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, sebagai lembaga akademis yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakomodasi perkembangan teknologi dan softskill mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan yang memungkinkan mahasiswa untuk melihat langsung bidang entrepreneurship yang ada yaitu dengan Kegiatan Kunjungan Industri. Mata Kuliah Pengantar Technopreneurship merupakan mata kuliah yang berada di bawah naungan Unit Pengelola Mata Kuliah Bersama (UPMB) ITS. Mata kuliah ini berusaha menunjukkan ketanggapan kepada mahasiswa akan pentingnya pengembangan minat terhadap bidang entrepreneurship melalui kunjungan ke perusahaan-perusahaan sebagai bentuk representasi dunia bisnis sehingga diharapkan mahasiswa fresh graduate ITS tidak hanya mencari pekerjaan namun juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan cara berwirausaha. Kunjungan industri ini dianggap penting karena mahasiswa akan mendapatkan informasi mengenai entrepreneurship dari perusahaan. Bagi para mahasiswa, arus informasi ini akan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan mereka tentang dunia industri yang nantinya akan mereka hadapi setelah melalui proses belajar di perguruan tinggi. Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar diluar kampus, Mata kuliah Pengantar Technopreneurship mengadakan kegiatan kunjungan industri ke 3 perusahaan yaitu, PT. Velesia (Perusahaan Tas Rajut “Kaboki”), PT Perkebunan Nusantara XII (Kebun Teh Singosari Malang), dan Perusahaan Agraris (Kebun Buah Naga Malang). Page 1

1.2 TUJUAN KUNJUNGAN INDUSTRI Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan : 1. Membekali mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Technopreneurship yang diharapkan mampu menguasai lintas bidang keilmuan dengan dasar keahlian yang kuat, mempunyai wawasan yang luas dan terintegrasi serta mempunyai kepercayaan diri dalam proses penyesuaian di lingkungan kerjanya. 2. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang aplikasi keilmuan dari Mata Kuliah Pengantar Technopreneurship yang diaplikasikan oleh PT. Velesia, Wisata Buah Naga dan PT. Perkebunan Nusantara XII Wisata Kebun Teh khususnya perkembangan softskill dan bidang entrepreneurship seperti mengembangkan bakat, kreativitas dan manajemen untuk dapat menghasilkan suatu produk bernilai dan berkualitas tinggi yang diminati pasar. 3. Membuka

peluang

bagi

mahasiswa

Mata

Kuliah

Pengantar

Technopreneurship untuk dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan bisnis di Indonesia.

1.3 BENTUK KEGIATAN 1.3.1. Kunjungan perusahaan Kunjungan perusahaan bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang penerapan kemampuan entrepreneurship di PT. Velesia, Wisata Buah Naga dan PT. Perkebunan Nusantara XII Wisata Agro Kebun Teh. Melalui kunjungan industri ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang bakat merajut yang menghasilkan produk bernilai tinggi.

1.3.2. Tutorial Merajut pada PT. Velesia (Kaboki)

Page 2

Tutorial ini diselenggarakan untuk memberikan informasi serta mengetahui cara merajut yang benar sebagai awal produksi tas rajut. Tutorial ini dilaksanakan di halaman Gudang Aksesoris PT. Velesia yaitu di Desa Lecari, Kecamatan Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur. 1.4. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Hari, Tanggal : Kamis, 7 Juni 2012 Waktu

: 08.00-15.00

Tempat

:1. PT. Velesia Jl. Raya Sukorejo-Bangil KM 1.5 Lecari Sukorejo Pasuruan 2. Wisata Buah Naga Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang 3. PT. Perkebunan Nusantara Wisata Agro Kebun Teh di Desa Wonosari, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang

Page 3

BAB II HASIL KUNJUNGAN INDUSTRI

2.1 PT. Velesia Tas Rajut KABOKI Keunikan dari usaha ini adalah produk yang dihasilkan, yaitu berupa tas rajut. Di Indonesia masih sedikit produsen yang menjual tas rajut. Sehingga Kaboki merupakan salah satu perusahaan yang inovatif. Selain itu keunikan tersebut didukung oleh beberapa faktor yang menjadikan produk ini banyak diminati oleh konsumen, misalnya saja bahan-bahan dasar pembuatan tas adalah bahan yang memiliki kualitas terbaik, model dan desain tas yang beragam dan up to date, sehingga cocok untuk segala umur dan tidak terkesan old fashion meskipun tas rajutan, serta pembuatan tas dilakukan secara handmade, mulai dari proses awal berupa perajutan hingga proses akhir berupa pengecekan hasil jadi tas sebelum akhirnya dijual ke konsumen. Hal inilah yang menyebabkan produk tas Kaboki memiliki daya saing hingga ke luar negeri. Tujuan pemasaran tas Kaboki ini terfokus pada tiga outletnya yang masing-masing belokasi di Malang, Jakarta, dan Bali. Sedangkan cara pemasaran lainnya melalui online-shop dan reseller di beberapa kota. 2.1.2 SEJARAH PT. VELESIA (“KABOKI”) Pasar Seni Kuta Bali tahun 1989 bermimpi menginternasionalkan kerajinan Indonesia. Pertemuan seorang pemuda Indonesia dengan pemuda asal Amerika kemudian menjadi cikal bakal dikenalnya produk rajut Indonesia di luar negeri. Diwujudkan dengan terbentuknya dua perusahaan yang saling bermitra, yaitu PT. Velesia selaku produsen berdomisili di Bali Indonesia dan Indonesian Import Inc./ The Sak selaku importir berdomisili di San Fransisco USA sebagai kantor pusat dan Bali sebagai representative office.

Page 4

 Era Tas Kulit Tas berbahan dasar kulit paling populer saat itu. PT Velesia mengkombinasikannya dengan bermacam kekayaan lokal Indonesia seperti agel, tikar rotan Kalimantan, songket Palembang, ulos Batak, pahikung Sumba dan tapis Lampung. Selain melayani Indonesian Imports Inc. yang mengeluarkan merek Elliot Lucca untuk jenis produk ini, PT. Velesia juga bekerjasama dengan beberapa importir dan merek lain seperti Sunda Bay yang berbasis di California dan Philip Collection yang berbasis di Miami, USA.  Era Tas Rajut Persaingan tas kulit semakin menguat. PT. Velesia mulai melirik alternatif bahan baku lain. Pada tahun 1994, tas „ulatan‟ – yang berarti anyaman atau rajutan dalam istilah Bali – mulai diperkenalkan. Benang nylon dipilih sebagai bahan utama, dengan jaminan support mitra perusahaan dalam negeri yang hingga kini loyal menyediakan benang untuk PT. Velesia. Oleh Indonesian Import Inc. selaku mitra importir, tas rajut ini diberi label The Sak.  Kelompok Binaan Tas rajut mendapat sambutan luar biasa di Amerika. Kemudian diikuti oleh negara-negara Eropa, Jepang dan Australia. PT. Velesia melakukan pembenahan internal sebagai langkah antisipasi. Tim Sample diperkuat, Page 5

diimbangi dengan percepatan pembentukan sentra-sentra pengrajin baru di berbagai daerah. Tim kreatif PT. Velesia mengalami masa-masa yang sangat berat kala itu. Seluruh sumber daya dikerahkan dalam proses inventarisasi calon daerah binaan, eksekusi pelatihan, hingga proses pendampingan sampai binaan tersebut mampu berproduksi. Pada puncaknya, jumlah pengrajin binaan PT. Velesia melewati angka tiga ribu orang. Tersebar mulai pulau Bali, Jawa Timur dan Jawa Barat. Seluruh hasil produksi dari kelompok-kelompok binaan tersebut kemudian dikirim ke fasilitas produksi PT. Velesia di Bali untuk proses sortir, finishing dan final check.

2.1.3 PENGEMBANGAN INDUSTRI Proses finishing ala home industry sudah tak mampu mengimbangi peningkatan volume pekerjaan. PT. Velesia merelokasi fasilitas finishing ke pabrik yang lebih luas di Kuta Bali. Peralatan kerja ditambah dan diperbaharui. Sistem kerja dirubah menjadi sistem line.  Dari sisi produk, berbagai variasi dan terobosan terus dilakukan untuk menjaga dan mengembangkan pasar. Polypropylene diujicoba untuk menggantikan nylon sebagai bahan dasar benang, warna yang semula hanya terbatas pada warna-warna dasar dikembangkan hingga ratusan pilihan warna, kain pelapis bagian dalam tas yang semula standar ditingkatkan ke jenis waterproof.  Disaat yang bersamaan, Indonesian Import Inc. selaku mitra importir melakukan penguatan pasar di luar negeri dengan memperkenalkan label-label baru seperti Lina dan Luxy mendampingi The Sak.  Sementara di dalam negeri, PT. Velesia juga menjalin kerjasama dengan beberapa customer. Antara lain memasok panel tas untuk PT. Harmoni dan mengerjakan produk tas wanita untuk PT. Sophie Martin Indonesia pada tahun 2009.

Page 6

2.1.4 PROSES PRODUKSI Dua dasawarsa sudah, PT. Velesia sebagai pemilik merk Kaboki®, merintis dan memperkenalkan produk kerajinan Indonesia – khususnya tas rajut – ke mancanegara. Hingga kemudian dapat diterima dengan baik di pasar Internasional. Bahkan produk hasil karya anak bangsa ini kemudian diberi label dan merk luar negeri. Ironisnya, banyak pembelinya justru orang Indonesia sendiri. Wisata Tas Rajut Kaboki sejatinya adalah fasilitas produksi tas rajut Kaboki. Yang kemudian dikondisikan sedemikian rupa sehingga nyaman dikunjungi sebagai alternatif wisata. Bukan hanya wisata belanja, tapi juga edukasi dan penanaman rasa cinta terhadap negeri ini. Disini pengunjung dapat mengetahui bagaimana seriusnya produk dalam negeri ini dibuat. Material benang misalnya, berbeda dengan benang rajut umumnya, benang yang dipakai Kaboki dibuat dari bahan polypropylene yang sangat kuat dan tidak berbulu.

Material benang dengan berbagai warna

Pengecekkan hasil produksi sebelum dikemas

Pewarnaan dilakukan sebelum menjadi benang, yaitu saat masih berupa bahan mentah berbentuk filamen, sehingga menjamin kualitas warna yang cerah dan merata. Twisting atau pemintalan dibuat berdasarkan konstruksi dan standar yang ditetapkan, agar menghasilkan kerapatan yang sesuai tapi juga tetap terjaga hand feel atau kelembutannya.

Page 7

2.2 PT. Perkebunan Nusantara XII Wisata Agro Kebun Teh Lawang Kebun Teh ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu Belanda mendirikan kebun teh ini sebagai sumber pendapatannya. Tempat wisata ini diversifikasi obyek wisata agro merupakan salah satu tempat yang nyaman dikunjungi karena kondisi iklim yang sejuk dan keindahan panoramanya yang sangat alami. Di Kebun Teh Wonosari Malang ini, wisatawan dapat menyaksikan pesona alam perkebunan teh dan menghirup udara segar sambil berjalan kaki (tea walk) mengelilingi kebun teh sekaligus meyaksikan proses pengolahan daun teh sampai menjadi teh siap seduh. Dan anda juga dapat menikmati teh langsung dalam keadaan hangat sambil di temanin pemandangan kebun teh yang luas dan hijau. Wisata Kebun Teh Wonosari berada di perbatasan antara dua desa, yaitu desa Toyomarto kecamatan Singosari dan desa Wonorejo kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Kebun dengan luas sekitar 1.144 hektar ini terbagi atas 3 bagian. Kebun Wonosari (Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari), Kebun Gebug Lor (Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang), dan Kebun Raden Agung (Desa Ambal-Ambal, Kecamatan Kejayan). Akses menuju ke Kebun Teh Wonosari dari Kota Surabaya atau Kota Malang dapat mengunakan bus dan turun di Kecamatan Lawang, dandilanjutkan dengan mengunakan angkutan umum jurusan Lawang Wonosari dan sampai di Perkebunan Teh Wonosari. Agrowisata perkebunan teh ini dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero).

2.2.1 PRODUK WISATA AGRO KEBUN TEH LAWANG Kebun teh ini adalah kebun teh terbaik di Indonesia. Produk – produknya sudah merambah dunia internasional. Nama produknya adalah Teh Rolas. Kebun teh ini mengekspor 90% produknya ke luar negeri, seperti Eropa dan Timur Tengah. Sisanya untuk dikonsumsi dalam negeri. Jumlah ekspor lebih banyak karena peminatnya lebih banyak, selain itu juga dapat

Page 8

menambah devisa negara. Selain memproduksi teh, di lokasi wisata ini juga ada swalayan, penginapan dan tempat bermain. Jadi sumber pemasukannya juga dari ketiga hal tersebut.

Produk – Produk Kebun Teh Selain perkebunan teh yang menghampar, daya tarik lain wisata agro kebun teh ini adalah pengelolaan teh yang bahan bakunya langsung diambil dari perkebunan itu sendiri. Produk yang dihasilkan bernama Teh Rolas. Dari sini pengunjung tidak hanya sekedar menikmati seduhan daun teh, melainkan juga bisa melakukan kunjungan langsung ke pabrik pembuatan. Di dalam pabrik ini pengunjung dapat melihat proses pembuatan teh, mulai dari pemetikan pucuk daun teh hingga proses fermentasinya. Berikut ini adalah beberapa produk dari Kebun Teh tersebut : 

TEH ROLAS / ROLAS TEA Merupakan teh hitam jenis CTC dipetik dari kebun Wonosari PTPN

XII (Persero) yang berasal dari tanaman camelia sinensis. Berdasarkan hasil penelitian para ahli bahwa kandungan folivonol dalam teh mengandung anti oksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi Teh Rolas diproses melalui

sistem

manajemen mutu produk dan telah mendapat sertifikat dari Komite Page 9

Akreditasi Nasional (KAN). Produk terbaru "White Tea" dengan brand "Rollas Tea". 

ROLAS COFFEE ARABICA DAN ROBUSTA Rolas Coffee Arabica dan Robusta adalah kopi 100% murni dibuat

dari biji kopi pilihan produksi PTPN XII (Persero) Jawa Timur Indonesia. diproses secara wash process oleh tenaga ahli yang berpengalaman. Rolas Coffee diolah dan dikemas dengan kemasan hampa udara, dijamin kestabilan rasa dan aromanya. 

TEH HITAM CTC Merupakan teh hitam CTC dari kebun Wonosari - Lawang yang

berasal dari tanaman Camelia Sinensis berdasarkan hasil penelitian bahwa kandungan folivenol di dalam teh mengandung anti oksidan dan desinfektan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

2.2.2 PROSES PRODUKSI PADA KEBUN TEH Untuk menghasilkan teh yang berkualitas, kebun teh ini memakai peralatan – peralatan yang canggih namun tetap tidak menurunkan kualitas teh tersebut. Ada berbagai macam proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk teh. Pada tahap panen, teh dipetik dan dipilih oleh pekerja di kebun teh. Daun teh yang dipetik adalah daunt eh yang benar – benar dalam kondisi segar dan bagus. Selanjutnya daun teh yang sudah terkumpul, dibawa ke tempat produksi menggunakan beberapa truk. Setelah sampai pada tempat produksi, teh dikelompokkan dalam karung – karung. Karung – karung itu ditimbang dan dikelompokkan sesuai dengan kualitas daun masing – masing. Jadi, produk teh Rolas ada beberapa tingakatn kualitas. Di dalam pabrik, daun teh dikumpulkan dalam sebuah tempat untuk proses pelayuan selama beberapa jam. Proses pelayuan adalah pengaturan kadar air 33% pada daun teh. Selanjutnya dilakukan proses perajangan untuk memisahkan daun dengan bagian – bagian yang tidak diperlukan. Kemudian masuk proses pengguguran dan penggulungan.

Page 10

Setelah itu masuk pada proses fermentasi dengan menggunakan bantuan bakteri tertentu. Proses selanjutnya adalah pengeringan, penggorengan dan pemisahan bubuk teh. Satu sak pada karung adalah 60 Kg. Setiap harinya pabrik tersebut mampu memproduksi sebanyak 4,5 ton teh.

Proses Pembuatan Teh

2.3 Wisata Buah Naga Lawang Wisata kebun buah naga ini merupakan usaha yang didirikan oleh pemiliknya di bidang agro wisata yang terletak di Lawang, Jawa Timur. Berawal dari sebuah peternakan sapi yang mengalami ketidakmajuan dalam usahanya, sehingga pemilik usaha ini memiliki ide untuk mengembangkan usahanya di bidang perkebunan dengan mengubah fungsi lahannya menjadi perkebunan buah naga. Setelah menjalani usaha di bidang perkebunan buah naga, ternyata usaha tersebut mengalami kemajuan. Banyaknya pengunjung yang datang untuk menikmati wisata buah naga, baik dari dalam kota maupun luar kota sehingga berdampak pada peningkatan profit yang didapatkan. Seiring dengan meningkatnya pengunjung dari luar kota maka pemilik usaha ini mengembangkan usahanya di bidang penginapan dengan membangun villa sebanyak 4 kamar, musholah dan kafe yang menyediakan hidangan-hidangan berupa olahan dari buah naga. Saat ini, pemilik kebun buah naga sedang

Page 11

mengembangkan usaha di bidang penginapannya dengan menambah jumlah kamar yang ada. Manfaat yang kami peroleh dari kunjungan industri dan wisata di perkebunan buah naga ini diantaranya ialah bagaimana pemilik usaha ini dapat mempertahankan lahan yang dimilikinya dengan sebuah ide yaitu mengubah fungsi lahan yang semula merupakan lahan peternakan menjadi lahan perkebunan. Serta bagaimana pemilik kebun melihat peluang usaha yang ada dengan mengembangakan usahanya tidak hanya di bidang perkebunan saja, melainkan juga di bidang wisata dengan membangun penginapan serta kafe yang menghidangkan makanan dan minuman dari olahan buah naga. Pada umumnya, buah naga dibudidaya dengan cara stek atau penyemaian biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38-40° C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11-17 bulan. Kota Malang berada 400-700 dpl, sangat cocok untuk budidaya buah naga merah. Walaupun memiliki udara yang cukup sejuk, namun mendapatkan sinar matahari yang cukup merupakan syarat pertumbuhan buah naga merah.

Page 12

BAB III KESIMPULAN Dari materi kunjungan lapangan yang diadakan oleh tim dosen mata kuliah Technopreneurship, kami dapat menyimpulkan bahwa di Indonesia banyak produk – produk yang tidak kalah kualitasnya dengan produk luar negeri. Hanya saja permasalahan yang ada di Indonesia adalah kurangnya penghargaan dan kemauan masyarakat menggunakan produk dalam negeri. Selain itu kami jadi mengetahui pola manajemen dan kreativitas perusahaan – perusahaan tersebut dalam mengembangkan bisnis dan produknya. Mulai dari proses produksi, pemasaran hingga pelayanan terhadap konsumen.

Page 13

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF