LAPORAN KUAT MEDAN LIGAN AMIN-AIR

September 11, 2017 | Author: Salminah Saleh | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LAPORAN KUAT MEDAN LIGAN AMIN-AIR...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 

KUAT MEDAN ANTARA LIGAND AMIN-AIR 

NAMA

: SALMINAH SALEH

NIM

: H31108005

KELOMPOK

:I

REGU

:2

HARI/TGL. HARI/TGL. PERC. PERC.

: SELASA, SELASA, 9 MARET 2010

ASISTEN

: JAMIUS BIN STEPANUS

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK  JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR  2010 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ion kompleks biasanya didefinisikan sebagai kombinasi antara kation pusat dengan satu atau lebih ligan. Ligan adalah sebarang ion atau molekul dalam koordinasi dari ion sentral. Tetapi seringkali air diabaikan di dalam ion kompleks sehingga pengertian ion kompleks kadang-kadang terbatas untuk selain air. Ligan lainnya melakukan penetrasi solvation sphere atau hydration sphere bagian dalam (inner ) dari ion pusat dan menggantikan satu atau lebih molekul air bagian dalam. Seperti yang kita ketahui bahwa unsur transisi sering didefinisikan sebagai kelompok, yang sebagai unsur mempunyai kulit-kulit d  dan f  yang terisi sebagian. Namun untuk maksud praktis, yang akan dipandang sebagai unsur transisi adalah unsur yang memiliki kulit-kulit d dan f yang terisi sebagian juga dalam senyawaan penting yang mana pun. Juga termasuk ke dalamnya adalah logam mata uang, Cu, Ag, dan Au. Ikatan ligan dengan makromolekul merupakan salah satu topik riset yang menari menarik k saat saat ini. ini. Penget Pengetahu ahuan an tentan tentang g ikatan ikatan ligan-m ligan-makr akromo omolek lekul ul diperl diperluka ukan n dalam mempelajari farmakodinamika zat-zat aktif dan pada perancangan obat baru. Berbagai Berbagai metoda, metoda, seperti seperti dialisis, dialisis, ultrafiltrasi ultrafiltrasi,, spektrosko spektroskopi, pi, atau khromatogra khromatografi fi gel, telah digunakan untuk keperluan tersebut. Berdasarkan literatur di atas maka dilakukanlah percobaan kali ini, yakni untuk mengetahui pengaruh kekuatan ligan dalam suatu senyawa kompleks.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan Percobaan

Mengetahui dan mengenal perbedaan kekuatan ligan antara air dan amin berdasarkan panjang gelombang maksimumnya.

1.2.2 Tujuan Percobaan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah : 1.

Menentukan panjang gelombang maksimum dari larutan Cu 2+ 0,02 M dalam pelarut pelarut air, campuran campuran 1:1 antara air dan NH4OH 1M dan campuran 3:1 antara air dan NH4OH 1M dengan menggunakan spektrofotometer.

2.

Memban Membandin dingka gkan n kuat kuat medan medan antara antara ligan ligan amin amin dengan dengan air dari dari campu campuran ran larutan yang telah dibuat dengan melihat panjang gelombang maksimumnya.

1.1 Prinsip Percobaan

Percob Percobaan aan ini didasa didasarka rkan n pada pada proses proses pencam pencampur puran an antara antara larutan larutan Cu2+ (CuSO4) biru 0,02 M dengan aquadest, larutan campuran Cu 2+ 0,1 M 1:1 amin-air, dan larutan campuran Cu 2+ 0,1 M 1:3 amin-air masing-masing diukur  absorbansinya dengan menggunakan spektronik-20 D+ pada panjang gelombang sekitar 510-700 nm sehingga diperoleh panjang gelombang maksimum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teori medan kristal yang dikemukakan oleh beberapa ahli fisika pada tahun 1930 baru berkembang dan diterapkan dalam bidang kimia sekitar tahun 1950. Teori ini dikembangkan karena teori ikatan valensi yang dikemukakan oleh Linus Pauling tidak dapat menjelaskan berbagai sifat ion kompleks, misalnya (Syarifuddin, 1994) : 1. Warna senyawa kompleks/ ion kompleks. 2. Adanya ion seperti Ni 2+, Td 2+, Au 3+ yang dapat membentuk ion kompleks planar  segiempat dan juga membentuk ion kompleks tetrahedral. 3. Terjadinya spektra elektronik. 4. Pengecualiaan yang ditemukan pada ion [Cu(NH3)4]2+ yang mempunyai geometri planar segiempat. 5. Sifat ionik pada ion [FeF6]3-. Menurut teori medan kristal atau crystal field theory (CFT), ikatan antara atom pusat dan ligan dalam kompleks berupa ikatan ion, hingga gaya-gaya yang ada hanya berupa gaya elektrostatik. Ion kompleks tersususn dari ion pusat yang dikelilingi dikelilingi oleh ion-ion ion-ion lawan atau molekul-mo molekul-molekul lekul yang mempunyai mempunyai momen dipol permanen (Sukardjo, 1992). Medan listrik dari ion pusat akan mempengaruhi ligan-ligan sekelilingnya, sedang sedang medan gabungan dari ligan-ligan ligan-ligan akan mempengaru mempengaruhi hi elektron-elekt elektron-elektron ron dari ion pusat. Pengaruh ligan ini terutama mengenai electron d  dari ion pusat dan seperti seperti kita kita ketahu ketahuii ion kompl kompleks eks dari dari logam-l logam-loga ogam m transi transisi. si. Pengar Pengaruh uh ligan ligan tergantung dari jenisnya, terutama pada kekuatan medan listrik dan kedudukan geometri ligan-ligan dalam kompleks (Sukardjo, 1992).

Teori medan kristal tentang senyawa koordinasi menjelaskan bahwa dalam pemben pembentuk tukan an komple kompleks ks terjad terjadii intera interaksi ksi elektro elektrosta statik tik antara antara ion logam logam (atom (atom pusat) dengan ligan. Jika ada empat ligan yang berasal dari arah yang berbeda, berinteraksi dengan atom/ion logam pusat, langsung dengan ligan akan mendapatkan mendapatkan pengaruh medan ligan lebih besar dibandingkan dibandingkan dengan dengan orbitalorbitalorbital lainnya. Akibatnya, orbital tersebut akan mengalami peningkatan energi dan kelima sub orbital d-nya kan terpecah ( splitting ) menjadi dua kelompok tingkat energi. Kedua kelompok tersebut adalah : 1). Dua sub orbital (d x2 – dy2, dan dz2) yang disebut d y atau eg dengan tingkat energi yang lebih tinggi, dan

2). Tiga

sub orbital (d xz, dxy, dan dyz) yang disebut d e atau t2g dengan tingkat energi yang lebih rendah. Perbedaan tingkat energi ini menunjukkan bahwa teori medan kristal dapat menerangkan terjadinya perbedaan warna kompleks (Hala, 2010). Kebanyakan ligan adalah anion atau molekul netral yang merupakan donor  elektron. Beberapa yang umum adalah F-, Cl-, Br -, CN-, NH3, H2O, CH3OH, dan OH-. Ligan seperti ini, bila menyumbangkan sepasang elektronnya kepada sebuah atom atom logam, logam, disebu disebutt ligan ligan monode monodenta ntatt atau atau ligan ligan bergig bergigii satu satu (Cotto (Cotton n dan Wilkinson, 1989). Ligan yang mengandung dua atau lebih atom, yang masing-masing secara serempak membentuk ikatan dua donor-elektron kepada ion logam yang sama, dise disebu butt liga ligan n poli polide dent ntat at.. Liga Ligan n ini ini juga juga dise disebu butt liga ligan n kela kelatt kare karena na liga ligan n ini ini tampaknya mencengkeram kation di antara dua atau lebih atom donor (Cotton dan Wilkinson, 1989). Di dalam ion bebas kelima orbital d bersifat degenerasi artinya mempunyai energi yang sama dan elektron dalam orbital ini selalu memenuhi hukum

multiplicity yang maksimal. Teori medan kristal terutama membicarakan pengaruh

dari ligan yang tersusun tersusun secara berbeda-beda berbeda-beda di sekitar sekitar ion pusat terhadap energi dari orbital d. pembagian orbital d  menjadi menjadi dua golongan golongan yaitu orbital orbital eg atau dj dan orbital t2g atau de mempunyai mempunyai arti penting penting dalam hal pengaruh ligan terhadap orbital-orbital tersebut (Sukardjo, 1992). Menurut teori medan kristal, ikatan anatara ion logam (ion pusat) dan ligan adalah ikatan ion, berdasarkan berdasarkan sifatnya sifatnya gaya elektrostatis elektrostatis antara ion pusat dan ligan. ligan. Seperti Seperti yang telah telah diketa diketahui hui ion kompleks kompleks terdir terdirii dari dari ion pusat yang yang dikelilingi oleh sejumlah ligan yang berupa ion negatif atau molekul polar yang merupa merupakan kan dipol dipol perman permanent ent.. Medan Medan listrik listrik yang yang ditimb ditimbulk ulkan an oleh oleh ligan ligan akan akan mempengaruhi elektron-elektron pada ion pusat dan medan listrik yang ditimbulkan ion pusat juga mempengaruhi elektron pada ligan-ligan yang mengelilinginya. Elektron-elektron pada ion pusat yang paling dipengaruhi oleh medan medan listri listrik k yang yang ditimb ditimbulk ulkan an ligan ligan adalah adalah elektro elektron n pada pada orbita orbitall d, karena karena elektron d tersebut yang sangat berperan dalam membentuk ion kompleks (Syarifuddin, 1994). Faktor Faktor yang yang juga juga turut turut berpen berpengar garuh uh adalah adalah jenis jenis logam logam dan bilang bilangan an oksidasinya, meskipun dapat dibuat ketentuan untuk mengenal urutan ligan namun sering dijumpai pengecualian. Contohnya ion Cl - dengan logam Cu(III) tampak  menghasilkan splitting  meda medan n kris krista tall yang yang lebih lebih besa besarr dari dari ion ion F-. Walaupun Walaupun demikian, demikian, dengan dengan menggunaka menggunakan n deret spektrokim spektrokimia, ia, sifat-sifat sifat-sifat kimia beberapa kompleks dapat diramalkan (Hala, 2010). Bila Bila ligan ligan yang yang berupa berupa ion negatif negatif atau kutub negatif negatif dari dari moleku molekull mendekati ion pusat, maka medan listrik yang ditimbulkan oleh ligan tersebut akan memp mempen enga garu ruhi hi elek elektr tron on d pada pada ion ion pusa pusat. t. Elek Elektr tron on d pada pada ion ion pusa pusatt akan akan memberikan gaya tolak yang lebih kuat dari gaya tarik yang ada antar ligan dan ion

pusat tersebut. Penolakan tersebut akan menyebabkan bertambahnya energi orbital d pada ion pusat yang bersangkutan (Syarifuddin, 1994). Bila medan lstrik ligan mempengaruhi kelima orbital d dengan cara yang sama, maka orbital-orbital d tersebut tetap tergenerasi, tetapi pada tingkat energi yang lebih tinggi. Medan listrik yang dihasilkan oleh ligan tergantung pada letak  ligan ligan tersebu tersebutt diseke disekelil liling ing ion pusat. pusat. Jadi Jadi medan medan listri listrik k ligan ligan dalam dalam strukt struktur  ur  oktahedral, tetrahedral dan planar segiempat akan berbeda satu sama lain (Syarifuddin, 1994). Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau absorbans suatu suatu contoh contoh sebaga sebagaii fungsi fungsi panjan panjang g gelomb gelombang ang;; penguk pengukura uran n terhada terhadap p suatu suatu dereta deretan n contoh contoh pada pada suatu suatu panjan panjang g gelomb gelombang ang tungga tunggall mungki mungkin n juga juga dapat dapat dilaku dilakukan kan.. Alat-al Alat-alat at demiki demikian an dapat dapat dikelo dikelompo mpokka kkan n baik baik sebaga sebagaii manual manual atau atau perekam, maupun sebagai sinar-tunggal atau sinar-rangkap (Day dan Underwood, 1999). Kesalahan dalam pengukuran secara spektrofotometer dapat timbul dari banyak sekali sebab, beberapa di antaranya telah diketahui sebelum ini dalam pembicaraan tentang peralatan di atas. Banyak dapat dicegah dengan memperhatikan dan dengan pikiran sehat. Sel-sel contoh harus bersih. Beberapa zat (misalnya protein) kadang-kadang melekat sangat kuat pada sel dan dapat dicuci bersih hanya dengan kesukaran. Sidik jari dapat menyerap radiasi ultraungu. Penempatan sel dalam sinar harus dapat ditiru kembali. Gelembung gas tidak boleh ada dalam dalam lintasa lintasan n optik. optik. Penera Peneraan an panjan panjang g gelomb gelombang ang dari dari alat harus harus diteli diteliti ti kadang-kad kadang-kadang, ang, dan penyimpan penyimpangan gan atau ketidakstab ketidakstabilan ilan di dalam sirkuit harus diperbaiki (Day dan Underwood, 1999).

Contoh dari ikatan kompleks yang ditemui dalam studi ilmu kimia pada umumnya berisi hanya satu ion logam, yang mana dikombinasikan dengan satu atau lebih ligan anionik. Ikatan kompleks yang anionik ligan meliputi ion hexacyanoferrate(II)

dan

hexacyanoferrate(III),

[Fe(CN)6]4- dan [Fe(CN)6]3-

berturut-turut dan nikel(II)dimetilglyoximale, [Ni(CH3C(=NO)C(=NOH)CH3)2], pembentukan yang bersifat alkali adalah suatu tes untuk nikel. [Ag(NH 3)2]+ dan [Co(H2NCH2CH2NH2)3]3+ komple kompleks ks tidak tidak berisi berisi ligan. ligan. Komple Kompleks ks berisi berisi kation kation lebih dari satu garam magnesium secara parsial hidrolisis sebagai contoh berisi ion seperti [Mg2(OH)3]+ (Sharpe, 1991).

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu: aquadest, larutan CuSO4 0,1M , larutan NH 4OH 1M, sabun cair, kertas label dan tissue roll.

3.2 Alat

Adapun

alat-alat

yang

digunakan

dalam

percobaan

ini,

yaitu:

spektrofotometer UV 20 D+, kuvet, labu ukur 50 ml, pipet volume 10 ml, pipet volume 25 ml, pipet ukur 5 ml, pipet skala 1 ml, bulb, pipet tetes, gelas kimia 100 ml, dan botol semprot.

3.3 Prosedur percobaan

a. Laruta Larutan n Cu2+ 0,02 M dalam air  1. Larutan Larutan 0,1 M Cu2+ dipipet sebanyak 10 mL ke dalam labu ukur 50 mL. 2. Diencerkan sampai sampai tanda garis dan dikocok sampai larutan homogen. 3. Diamati Diamati absorbansi absorbansi (A) dengan menggun menggunakan akan spektronik spektronik UV 20 D+ pada rentang gelombang 510-700 nm dengan interval 10 nm. 4. Digunakan Digunakan air sebagai sebagai blanko blanko a. Laruta Larutan n Cu2+ 0,02 M dalam campuran 1 : 1 air dan 1 M NH 4OH 1. Laru Laruta tan n 0,1 0,1 M Cu2+ dipindahk dipindahkan an sebanyak 10 mL kedalam labu ukur 50 mL. 2. Ditambahka Ditambahkan n 25 mL mL larutan larutan 1 M NH4OH. 3. Diencerkan dengan akuades sampai sampai tanda batas dan dikocok sampai larutan homogen. 4. Diamati Diamati absorbansi absorbansi (A) dengan menggun menggunakan akan spektronik spektronik UV 20 D+ pada rentang gelombang 510-700 nm dengan interval 10 nm. 5. Digunakan Digunakan air sebagai sebagai blanko blanko a. Laruta Larutan n Cu2+ 0,02 M dalam campuran 3 : 1 air dan 1 M NH 4OH

1. Laru Laruta tan n 0,1 0,1 M Cu2+ dipindahk dipindahkan an sebanyak 10 mL kedalam labu ukur 50 mL. 2. Ditambahka Ditambahkan n 12,5 mL larutan larutan 1 M NH NH 4OH. 3. Diencerkan dengan akuades sampai sampai tanda batas dan dikocok sampai larutan homogen. 4. Diamati Diamati absorbansi absorbansi (A) dengan menggun menggunakan akan spektronik spektronik UV 20 D+ pada rentang gelombang 510-700 nm dengan interval 10 nm. 5. Digunakan Digunakan air sebagai sebagai blanko blanko

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Larutan Cu2+ 0,02 M dalam air

No 1 2 3 4

Panjang gelombang (nm) 720 760 800 840

Absorban 0,273 0,360 0,410 0,396

5 6

880 920

0,361 0,314

4.1.2 Larutan Cu2+ 0,02M dalam campuran 1:1 antara air dan NH 4OH 1M

No 1 2 3 4 5 6 7

Panjang gelombang (nm) 600 640 680 720 760 800 840

Absorban 0,477 0,583 0,731 0,925 0,602 0,364 0,326

4.1.3 Larutan Cu2+ 0,02M dalam campuran 3:1 antara air dan NH 4OH 1M

No 1 2 3 4 5 6 7

Panjang gelombang (nm) 600 640 680 720 760 800 840

Absorban 0,487 0,631 0,928 1,220 0,642 0,422 0,246

4.2 Perhitungan 4.2.1 Larutan Cu2+ 0,02 M dalam air

M1 . V1

=

M2 . V2

0,1 M x V 1

=

0,02 M x 50 ml

0,1 V1

=

1

V1 (Cu)=

10 ml

4.2.2 Larutan Cu2+ 0,02 M dalam campuran 1:1 antara air dan NH4OH 1M

Volume total atau volume sampai batas tanda yang digunakan adalah 50 ml.

Perbandingan campuran antara air dan NH 4OH 1M adalah 1:1 Air

= 12 x 50 ml = 25 ml

NH4OH

= 12 x 50 ml = 25 ml

4.2.3 Larutan Cu2+ 0,02 M dalam campuran 3:1 antara air dan NH4OH 1M

Volume total atau volume sampai batas tanda yang digunakan adalah 50 ml. Perbandingan campuran antara air dan NH 4OH 1M adalah 3:1 Air

= 34 x 50 ml = 37,5 ml

NH4OH

= 14 x 50 ml = 12,5 ml

4.3 Reaksi

[Cu(H2O)4]2+ SO42-

CuSO4 + 4 H2O NH4OH

NH3 + H2O

[Cu(H2O)4]2+ SO42- + NH3

[Cu(NH3)(H2O)3]2+ SO42- + H2O

[Cu(NH3)(H2O)3]2+ SO42- + NH3

[Cu(NH3)2(H2O)2]2+ SO42- + H2O

[Cu(NH3)2(H2O)2]2+ SO42- + NH3

[Cu(NH3)3(H2O)]2+ SO42- + H2O

[Cu(NH3)3(H2O)]2+ SO42- + NH3

[Cu(NH3)4]2+ SO42- + H2O

4.4 Grafik  4.4.1 Larutan Cu2+ 0,02 M dalam air

4.4.2 Larutan Cu2+ 0,02 M dalam campuran 1:1 antara air dan NH4OH 1M

4.4.3 Larutan Cu2+ 0,02 M dalam campuran 3:1 antara air dan NH4OH 1M

4.5 Pembahasan

Pada percobaan ini menggunak menggunakan an larutan CuSO4 0,1 M dan NH 4OH 1 M. Larutan CuSO4 ini berfungsi sebagai bahan dasar (utama) yang akan berperan sebagai sebagai atom pusat (Cu 2+) yang akan berikatan dengan ligan amin-air membentuk  senyawa kompleks. Mula-mula disiapkan 3 buah labu ukur volume 50 ml. Labu pertama diisi dengan Cu2+ sebany sebanyak ak 10 ml kemudi kemudian an ditamb ditambahk ahkan an dengan dengan air sampai sampai tanda tanda batas, maka telah diperoleh larutan Cu 2+ 0,02 M yang berwarna biru muda. Hal yang sama diberlakukan pada labu kedua dan ketiga untuk mendapatkan larutan Cu2+ dengan konsentrasi 0,02 M. Labu kedua diisi Cu 2+ 0,1 M perbandingan amin dan air 1:1 ditambahkan dengan NH 4OH 1 M sebanyak 25 ml dan air sampai tanda batas, diperoleh larutan yang berwarna biru tua. Labu ketiga diisi pula dengan Cu 2+ 0,1 M sebanyak 10 ml (perbandingan amin-air 3:1) dan NH 4OH 1 M sebanyak  12,5 ml dan aquadest sampai batas tanda, diperoleh pul;a larutan yang berwarna biru tua. Ketiga larutan tersebut kemudian diabsorbansi dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak. Terlebih dahulu aquadest digunakan sebagai pembanding sebelum larutan dimasukkan ke dalam spektrofotometer atau biasa disebut dengan blangko.

Absorbansi ini dilakukan dengan panjang gelombang yang bervariasi yaitu antar antaraa 720720-92 920 0 nm deng dengan an inte interv rval al 40 nm. nm. Laru Larutan tan pert pertam ama, a, pada pada panj panjan ang g gelom gelomban bang g 800 nm dipero diperoleh leh nilai nilai absorb absorban an sebesa sebesarr 0,410, 0,410, ini berarti berarti telah telah diperoleh panjang gelombang yang maksimum karena telah diperoleh nilai absorban

yang

tertinggi.

Pada

larutan

yang

kedua

panjang

gelombang

maksimumnya diperoleh 720 nm dengan nilai absorban sebesar 0,925. Sedangkan pada larutan ketiga panjang gelombang maksimumnya diperoleh 720 nm dengan nilai absorban sebesar 1,220. Jadi teori yang menyatakan bahwa semakin kuat ligan maka akan didapat panjang gelombang maksimum tidak sesuai dengan apa yang didapat saat praktikum. Hal ini dapat disebabkan karena kesalahan yang terjadi pada saat pengerjaan. Adapaun warna yang dihasilkan pada campuran CuSO 4

dengan

perpan perpandin dingan gan 1:1 yaitu yaitu berwarn berwarnaa biru biru tua sedang sedangkan kan pada pada perban perbandin dingan gan 3:1 berwarna biru. Perbedaan warna ini disebabkan karena perbedaan volume dari NH4OH akibat dari pengenceran yang telah dilakukan sebelummya. Hubungan antara absorbansi dan panjang gelombang dapat digambarkan dan dilihat melalui gambar kurva yang terbentuk. Selain itu, dari percobaan ini dapat pula diketahui diketahui bahwa warna dari larutan juga dapat mempengaruhi mempengaruhi panjang gelombang. Semakin pekat warna dari larutan, maka larutan tersebut akan semakin sulit untuk ditembus oleh cahaya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa panjang gelombang maksimum CuSO 4 0,02 M adalah 800 nm dengan nilai absorbansinya 0,410, panjang gelombang maksimum [Cu(NH 3)(H2O)2]SO4 adalah 720 nm dengan dengan nilai absorbansinya absorbansinya 0,925, dan panjang panjang gelombang gelombang maksimum [Cu(NH3)3(H2O)2]SO4 adalah 720 nm dengan dengan nilai absorbansinya absorbansinya 1,220. Sedangkan panjang gelombang minimum terjadi pada λ 1= 720nm, λ 2= 840 nm dan λ

3

= 840 nm dan dengan nilai absorbansi berturut-turut untuk CuSO 4 0,02 M,

larutan 1:1 amin-air, dan larutan 3:1 amin-air adalah 0,273; 0,326; dan 0,246. Kuat meda medan n liga ligan n amin amin lebi lebih h besa besarr dari dari pada pada liga ligan n air dapa dapatt dili dilihat hat dari dari panj panjan ang g gelombang maksimumnya .

5.2 Saran

5.2.1 Untuk Laboratorium Sebaiknya alat yang digunakan di dalam laboratorium dilengkapi dan alatalat yang sudah rusak diganti. 5.2.2 Untuk Praktikum Sebaik Sebaiknya nya kita kita memili memiliki ki laruta larutan n pemban pembandin ding g lain lain yang yang memili memiliki ki hasil hasil sesuai dengan teori panjang gelombang dan kuat medan ligan.

DAFTAR PUSTAKA

Alan, G, S., 1991, Inorgnic Chemistry, University of Cambridge, New York. Cotton, F.A. dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar , UI-Press, Jakarta. Day R.A. R.A. dan Underwo Underwood od A.L., A.L., 1999, 1999, Analisa Kimia Kuantitatif  Erlangga, Kuantitatif , Erlangga, Jakarta. Hala, Y., 2010, Penuntun Praktikum Kimia Anorganik, Laboratorium Anorganik  Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar. Sukardjo, 1992, Kimia Koordinasi , Rineka Cipta, Jakarta. Syarifuddin, N., 1994, Ikatan Kimia , Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 15 Maret 2010 Asisten,

(JAMIUS BIN STEPANUS)

Praktikan,

(SALMINAH SALEH)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF