LAPORAN KP.revisi
June 2, 2018 | Author: 2195+4+984651 | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN KP.revisi...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan merupakan mata kuliah wajib pada Program Studi Fisi Fisika ka di Univ Univer ersi sita tass Nege Negeri ri Jaka Jakart rta. a. Pada Pada mata mata kuli kuliah ah ini ini maha mahasi sisw swaa dibe diberi ri pengetahuan mengenai karir dalam dunia Fisika. Mahasiswa juga berkesempatan untuk untuk mempraktek mempraktekkan kan secara langsung ilmu yang dipelajari selama perkuliahan perkuliahan untuk terjun langsung ke dalam dunia Fisika secara profesional. Untu Untuk k meme memenu nuhi hi pers persya yarat ratan an mata mata kuli kuliah ah Prak Praktek tek Kerja Kerja Lapa Lapang ngan an ini, ini, Praktikan Praktikan melaksanakan melaksanakan kerja praktek di PTM BPPT (Pusat Teknologi Teknologi Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Praktikan memilih kerja praktek di BPPT BPPT dengan dengan tujuan tujuan untuk untuk mempel mempelajar ajarii pekerja pekerjaan an yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh seoran seorang g peneliti. Praktikan juga ingin menguji kompetensi pengetahuan yang telah praktikan pelajari di Program Studi Fisika, menambah pengalaman dalam bekerja secara tim dan lebih jauh ingin menambah pengetahuan tentang standar kompetensi dan lingkup keahlian yang sebaiknya dimiliki untuk bersaing di dunia Fisika. Praktikan Praktikan memilih kerja praktek di BPPT karena badan ini merupakan merupakan badan yang menaungi peneliti-peneliti di Indonesia yang sudah cukup dikenal dikenal di mata dunia dengan dengan hasil-hasil hasil-hasil penelitianny penelitiannyaa yang dapat bersaing bersaing dengan dengan Negara-negar Negara-negaraa lain. Praktikan Praktikan tertarik untuk untuk mempelajari mempelajari dan terjun langsung langsung dalam dalam suatu proyek yang dimiliki oleh peneliti di BPPT dengan harapan dapat menjadi acuan nantinya ketika praktikan telah lulus untuk menghadapi dunia Fisika professional. Pada Pada kerj kerjaa prak praktek tek ini ini prak prakti tika kan n tela telah h bany banyak ak mend mendap apat at bany banyak ak ilmu ilmu pengetahua pengetahuan n teori dan terapan terapan yang sangat bermanfaat dan praktikan praktikan berharap dapat menj menjad adii pela pelaja jara ran n bagi bagi prak prakti tika kan n dan dan piha pihakk-pi piha hak k yang yang ingi ingin n mend mendap apat atka kan n pengetahuan tentang dunia Fisika.
1
1.2 Tujuan Prakti Praktikan kan memilih memilih kerja kerja prakte praktek k di Pusat Teknologi Material BPPT dengan tujuan ingin belajar mengenai: a. Proses Proses perancangan perancangan arsitektur arsitektur pada pada biro konsultan konsultan arsitektur arsitektur..
b. Mekanisme Mekanisme lelang lelang proyek proyek bangunan bangunan pemerintah pemerintah..
c. Mana Manaje jeme men n peke pekerj rjaa aan n peran peranca cang ngan an dan dan ling lingku kup p peke pekerj rjaan aan kons konsul ulta tan n pada pada biro biro konsultan yang cukup matang dan stabil.
1.3 Jadwal Kerja Praktek
Prakti Praktikan kan mulai bekerja bekerja praktek praktek di PT ASTRI ASTRI ARENA ARENA sejak sejak 14 Juni Juni 2010 2010 selama selama sembilan sembilan minggu sampai tangal 20 Agustus 2010. Hari kerja adalah lima hari dalam satu minggu minggu yaitu Senin-Jumat Senin-Jumat belum dengan dengan Jam kerja yaitu pukul 09.00-17 09.00-17.00 .00 WIB. Dalam jangk jangkaa waktu waktu terseb tersebut, ut, prakti praktikan kan hanya hanya mendap mendapat at kesemp kesempatan atan untuk untuk kerja kerja diluar diluar waktu waktu sehari, yaitu dari jam 09.00 hingga jam 22.00 WIB.
1.4 Lingkup Kerja Praktek
Posisi Praktikan pada saat kerja praktek adalah sebagai asisten arsitek. Praktikan bekerja memban membantu tu arsitek arsitek dibawa dibawah h bimbin bimbingan gan arsitek arsitek terseb tersebut, ut, kepala kepala divisi divisi arsitek arsitektur tur maupun maupun Pada organi organisas sasii perus perusaha ahaan an PT ASTRI ASTRI ARENA ARENA ini, ini, kepala kepala divisi divisi principal principal architect. architect. Pada perancangan menjadi Arsitek utama dalam perancangan bangunan, baik perancangan desain ataupun perancangan DED atau gambar kerja. Karena proyek yang didapat oleh PT ASTRI ARENA mayoritas merupakan bangunan pemerintah, pekerjaan perancangan bangunan pada proses perancangan skematik memiliki waktu yang relatif cepat, dan waktu pengerjaan lebih banyak dialokasikan untuk pengerjaan gambar kerja dan penyusunan manajemen pengerjaan. Dalam kesempatan kesempatan kali ini, praktikan praktikan mendapat kesempatan untuk memulai pengalaman pengalaman pekerjaan dengan proyek kantor BAPEDDA PADANG, dimulai dengan pengerjaan denah bangu bangunan nan,, penger pengerjaan jaan presen presentas tasii kepada kepada Pemerin Pemerintah tah Daerah Daerah kota kota Padang Padang,, serta serta Dinas Dinas 2
1.2 Tujuan Prakti Praktikan kan memilih memilih kerja kerja prakte praktek k di Pusat Teknologi Material BPPT dengan tujuan ingin belajar mengenai: a. Proses Proses perancangan perancangan arsitektur arsitektur pada pada biro konsultan konsultan arsitektur arsitektur..
b. Mekanisme Mekanisme lelang lelang proyek proyek bangunan bangunan pemerintah pemerintah..
c. Mana Manaje jeme men n peke pekerj rjaa aan n peran peranca cang ngan an dan dan ling lingku kup p peke pekerj rjaan aan kons konsul ulta tan n pada pada biro biro konsultan yang cukup matang dan stabil.
1.3 Jadwal Kerja Praktek
Prakti Praktikan kan mulai bekerja bekerja praktek praktek di PT ASTRI ASTRI ARENA ARENA sejak sejak 14 Juni Juni 2010 2010 selama selama sembilan sembilan minggu sampai tangal 20 Agustus 2010. Hari kerja adalah lima hari dalam satu minggu minggu yaitu Senin-Jumat Senin-Jumat belum dengan dengan Jam kerja yaitu pukul 09.00-17 09.00-17.00 .00 WIB. Dalam jangk jangkaa waktu waktu terseb tersebut, ut, prakti praktikan kan hanya hanya mendap mendapat at kesemp kesempatan atan untuk untuk kerja kerja diluar diluar waktu waktu sehari, yaitu dari jam 09.00 hingga jam 22.00 WIB.
1.4 Lingkup Kerja Praktek
Posisi Praktikan pada saat kerja praktek adalah sebagai asisten arsitek. Praktikan bekerja memban membantu tu arsitek arsitek dibawa dibawah h bimbin bimbingan gan arsitek arsitek terseb tersebut, ut, kepala kepala divisi divisi arsitek arsitektur tur maupun maupun Pada organi organisas sasii perus perusaha ahaan an PT ASTRI ASTRI ARENA ARENA ini, ini, kepala kepala divisi divisi principal principal architect. architect. Pada perancangan menjadi Arsitek utama dalam perancangan bangunan, baik perancangan desain ataupun perancangan DED atau gambar kerja. Karena proyek yang didapat oleh PT ASTRI ARENA mayoritas merupakan bangunan pemerintah, pekerjaan perancangan bangunan pada proses perancangan skematik memiliki waktu yang relatif cepat, dan waktu pengerjaan lebih banyak dialokasikan untuk pengerjaan gambar kerja dan penyusunan manajemen pengerjaan. Dalam kesempatan kesempatan kali ini, praktikan praktikan mendapat kesempatan untuk memulai pengalaman pengalaman pekerjaan dengan proyek kantor BAPEDDA PADANG, dimulai dengan pengerjaan denah bangu bangunan nan,, penger pengerjaan jaan presen presentas tasii kepada kepada Pemerin Pemerintah tah Daerah Daerah kota kota Padang Padang,, serta serta Dinas Dinas 2
Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman, pengembangan desain yang berupa fasad dan potongan skematik, sebelum dikembangkan menjadi gambar kerja. Praktikan juga mendapat pengalaman pengalaman untuk menyusun menyusun rujukan rujukan perancangan perancangan sendiri yang memiliki referensi pada bangunan-bangunan pemerintahan yang telah ada, diantaranya mengenai luasan ruang sesuai jabatan, atau program ruang pendukung yang seharusnya ada dalam gedung pemerintahan daerah. Kemudian, Praktikan juga berkesempatan untuk mengikuti pameran bahan bangunan bangunan terb terbar aru, u, untu untuk k menc mencar arii kata katalo log g prod produk uk-p -pro rodu duk k baha bahan n bang bangun unan an terb terbar aru u yang yang dapa dapatt dimanfaatkan dalam perancangan. Selain itu, Praktikan juga mendapat kesempatan untuk ikut serta serta dalam dalam proyek proyek
Akadem Akademii Perker Perkeretap etapian ian,, di Madiun Madiun,, Rumah Rumah tingga tinggall di Kanaya Kanayakan kan,,
Bandung, serta Pengerjaan presentasi dokumentasi prakualifikasi lelang untuk proyek kantor BTN dan rumah dinas BTN di kota Medan. Penjabaran tentang lingkup pekerjaan praktikan akan di bahas di BAB selanjutnya.
3
BAB II PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan PT. ASTRI ARENA adalah perusahaan konsultan yang memiliki pengalaman
cukup cukup luas luas dalam dalam pekerj pekerjaan aan studi studi kelaya kelayakan kan,, penyus penyusuna unan n masterp masterplan lan,, penyia penyiapan pan perencanaan perencanaan teknis, teknis, perencanaan perencanaan DED, Pekerjaan Pekerjaan Manajemen Manajemen Konstruks Konstruksi, i, maupun maupun Pekerj Pekerjaan aan Pengaw Pengawasa asan n Teknis Teknis.. PT. ASTRI ASTRI ARENA ARENA didirik didirikan an sejak sejak tahun tahun 1976. 1976. Perusahan Perusahan ini dipimpin dipimpin oleh tenaga-tenaga tenaga-tenaga yang handal dan berpengalama berpengalaman, n, dan relatif kecil dalam perubahan Manajemen, sehingga kesinambungan pola kerja dan perkembangan perusahan, sangat terjaga. Hal ini ditandai dengan perubahan Pimpinan Perusahan sejak 1976, hanya sampai 3 (tiga)kali saja. Dalam pengalamannya PT. ASTRI ARENA juga pernah terlibat bekerja sama dengan konsultan luar negeri seperti Prof. Dr. Lackner & Partners GmBh Co.KG, Bremen Bremen – Germany; Germany; EPOS Health Consultant, Consultant, Homburg – Germany; Germany; TOP Consult Consult Koln Koln GmbH, GmbH, Koln Koln – Germany Germany;; GITEC GITEC Consul Consultt GmbH, GmbH, Duesse Duesseldo ldorf rf –Germa –Germany; ny; SOFREAVIA SOFREAVIA,, Les Moulineaux Moulineaux – France; France; Nippon Nippon Koei – Japan; HMC – Pakistan; Pakistan; Triveni Triveni Engineering Engineering – India; India; Lie Hoe – Malaysia; Malaysia; Australian Australian Construction Construction Services, Melbourne Melbourne – Australia; Australia; dan lain-lainny lain-lainnyaa dalam menangani menangani pekerjaan-pek pekerjaan-pekerjaan erjaan yang dibiaya oleh dana dari luar negeri seperti seperti : KfW, ADB, IBRD, IDB, OECF dan lainlainnya.
Sumber : ( Profil Perusahaan PT.ASTRI ARENA )
2.2 Lingkup Layanan Perusahaan Seja Sejala lan n
deng dengan an
berk berkem emba bang ngny nyaa
peru perusa saha haan an..
PT ASTR ASTRII
AREN ARENA A
tela telah h
menger mengerjak jakan an beraga beragam m proyek proyek.. Dari Dari fungsi fungsi bangu bangunan nan rumah rumah sakit, sakit, kantor kantor,, hingga hingga hotel. Luas jangkauan jasa perusahaan ini juga tidak hanya di daerah Ibu Kota Jakarta, namu namun n menj menjan angk gkau au daer daerah ah-d -daer aerah ah di Indo Indone nesi siaa dari dari mula mulaii Suma Sumate tera ra hing hingga ga Kalimantan.
4
Lingkup jasa konsultan ini meliputi : •
Perencanaan, pada jasa perencanaan perusahaan terlibat dalam penyusunan
TOR proyek, atau usulan proposal lanjutan dari fungsi proyek yang pernah dikerjakan. •
Perancangan, jasa perancangan meliputi desain skematik bangunan hingga
pengembangan desain yang siap dijadikan gambar kerja, serta perancangan struktur, mekanikal, elektrikal dan perancangan ruang luar. •
Penyusunan
DED,
perusahaan
menawarkan
jasa
peyusunan Detail
Engineering Design, yang berupa estimasi biaya, penyusunan spec, hingga membantu pelelangan pada pelaksana proyek. •
Pengadaan studi kelayakan, jasa pengadaan studi kelayakan biasanya
merupakan lingkup jasa penelitian. PT. ASTRI ARENA sendiri menyediakan jasa untuk penelitian, baik penelitian mengenai kondisi proyek hingga penelitian tentang sumber daya manusia. •
Manajemen konstruksi dan pengawasan( supervising ), jasa manajemen
konstruksi
ini
melingkupi
pelayanan
perusahaan
untuk
membantu
keberjalanan suatu proyek.
PT.
ASTRI
ARENA
sendiri
lebih
banyak mengerjakan
jasa
perancangan dan penyusunan DED. Namun, perusahaan sendiri tidak jarang mengerjakan proyek manajemen konstruksi dan studi kelayakan.
5
2.3 Organisasi Perusahaan Organisasi kerja pada biro konsultan ini relatif kecil. Terhitung hingga saat ini terdapat 15 pegawai tetap dari PT. ASTRI ARENA. Dari 15 pegawai, diantaranya terdapat 3 orang divisi asministrasi, serta 1 orang resepsionis dan 1 pesuruh kantor. Sedangakan 11 lainnya merupakan 3 direktur divisi dan staff. Struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut :
Gambar 1 : Struktur Organisasi Perusahaan Sumber
: Profil Perusahaan PT. ASTRI ARENA
2.4 Cara Mendapatkan Proyek
Proyek didapat dari Direktur pemasaran dan pengembangan, divisi ini bertugas mencarai informasi tentang suatu proyek dan berusaha melakukan perundingan
6
dengan calon klien. Divisi Pemasaran dan Pengembangan ini juga banyak berhubungan dengan klien dalam pengerjaan suatu proyek. Untuk pengerjaan pekerjaaan yang berhubungan dengan seperti
lingkup pekerjaan PT. ASTRI ARENA,
penyusunan gambar skematik, penyusunan DED, ataupun pengawasan,
divisi ini dipimpin oleh Direktur operasional dan tehnik. Di PT. ASTRI ARENA ini, Direktur operasional dan tehnik ini juga menjabat sebagai arsitek senior. Tugas Direktur operasional dan tehnik ini adalah mengkordinir keberjalanan proyek, hal ini menyebabkan walaupun Direktur operasional dan tehnik juga memiliki pekerjaan sebagai arsitek senior, pekerjaan tersebut dapat dikerjakan secara bersamaan. Mayoritas proyek yang diperoleh oleh PT. Asri Arena ini berasal dari hasil lelang di media cetak ataupun papan pengumunan. PT. Asri Arena ini juga cukup berpengalaman dalam mengerjakan proyek-proyek pemerintah, hal ini yang membuat perusahaan ini memiliki performa untuk berani bersaing dalam mendapatkan proyek proyek lelang umum. Dalam mendapatkan proyek sendiri, perusahaan memiliki divisi yang bertugas untuk mencari informasi dan pengumuman lelang yang sesuai dengan minat dan kemampuan perusahaan. Divisi yang bertugas dalam hal ini adalah divisi pemasaran dan pengembangan usaha. Keberadaan divisi tersebut memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan kinerja perusahaan.
2.5 Sistem Kerja Perusahaan Mekanisme
kerja
perusahaan dimulai
dengan divisi pemasaran
dan
pengembangan yang bertugas untuk mencari informasi dan pengumuman yang berkaitan dengan pekerjaan. Divisi pemasaran dan pengembangan ini biasanya mencari informasi tentang lelang yang sesuai untuk dikerjakan oleh perusahaan. Dalam kenyataannya, divisi pemasaran ini biasanya memilih lelang yang sesuai dengan minat perusahaan dan kemampuan perusahaan. Setelah divisi pemasaran menemukan lelang yang cukup sesuai dengan perusahaan, divisi pemasaran mendaftarkan perusahaan untuk mengikuti lelang tersebut. Kemudian setelah perusahaan terdaftar dan terpilih untuk ke tahap prakualifikasi, Divisi operasional dan tehnik kemudian bekerja untuk menyusun dokumen prakualifikasi. Divisi operasional dan tehnik ini biasanya bekerjasama dengan divisi lainnya untuk menyusun dokumen prakualifikasinya. Contoh, saat dokumen prakualifikasi, atau proposal pengajuan proyek disusun, divisi administrasi bertugas untuk melengkapi teknisi yang akan
7
terlibat ke dalam proyeknya. Divisi administrasi ini bertanggung jawab untuk mendapatkan semua data teknisi, dari mulai resume kerja, surat kontrak kerja, hingga sertifikat yang didapat. Dalam pengajuan proposal untuk proyek pemerintahan, kelengkapan data teknisi yang terlibat akan sangat mempengaruhi pertimbangan penyelenggara. Setelah penyusunan proposal pengajuan proyek ini diberikan kembali kepada penyelenggara, Divisi pemasaran dan pengembangan kembali bekerja untuk mengawasi informasi yang berkenaan dengan proyek. Di perusahaan PT. ASTRI ARENA ini, Divisi pemasaran dan pengembangan juga terkadang bertugas untuk melakukan presentasi dalam tahap prakualifikasi lelang. Teknisi ahli dalam divisi ini tidak hanya berasal dari latar belakang Arsitektur, Teknik Sipil, atau Mekanikal, Elektrikal. Namun, di PT.ASTRI ARENA, Divisi pemasaran dan pengembangan ini mayoritas memiliki latar belakang ilmu marketing dan manajemen. Setelah proyek didapat oleh perusahaan hingga persetujuan kontrak kerja, proyek ini kembali diberikan kepada divisi operasional dan tehnik. Setiap proyek biasanya memiliki team leader yang berbeda, namun, tidak jarang juga satu team leader memimpin beberapa proyek. Team leader ini bekerjasama dengan divisi operasional dan tehnik untuk mengerjakan pekerjaan sesuai surat kontrak kerja dengan klien. Seperti, pengerjaan desain skematik, penyusunan DED atau pengawasan. Untuk satu proyek, rata-rata memakan waktu sekitar 4 bulan hingga menjadi gambar kerja yang siap dilelang kembali. Dalam proses 4 bulan pengerjaan, perusahaan juga berkewajiban melakukan presentasi kepada klien untuk meminta persetujuan. Untuk di PT. ASTRI ARENA ini, biasanya yang melakukan presentasi kepada klien adalah arsitek senior. Sedangkan untuk pengerjaan desain sendiri, biasanya arsitek senior memiliki minimal 2 arsitek junior yang dapat membantunya untuk menangani proyek, tergantung frekuensi pekerjaan yang didapat oleh perusahaan. Proses pengerjaan sendiri dimulai dengan desain skematik oleh divisi perancangan, kemudian diberikan kepada teknisi struktur untuk disesuaikan, dan yang terakhir penyempurnaan oleh divisi mekanikal dan elektrikal. Sistem kerja perancangan terkadang juga berjalan bersamaan, dimana saat pengerjaan perancangan juga turut dilibatkan ahli struktur atau persetujuan ahli mekanikal elektrikal. Bahkan pada pengerjaan gambar kerja, gambar diperiksa berulang oleh para teknisi untuk menjamin kebenaran dari gambar tersebut dan terbaca oleh calon pelaksana proyek. 8
2.6 Pengalaman Perusahaan PT. ASTRI ARENA ini banyak mengerjakan proyek-proyek di daerah. Proyek proyeknya juga cukup beragam, dimulai dari bangunan rumah sakit, sekolah, kantor, hotel, hingga perancangan bandara. 1. Proyek Rumah Sakit
Rumah Sakit Budi Asih, Jakarta Desain dan Penyusunan DED, 2001
(a)
Rumah Sakit Pirngadi, Medan Penyusunan Masterplan, 2002 Desain dan Penyusunan DED, 2003 Pengawas pembangunan, 2004
(b)
Rumah Sakit Gawat Darurat, Jawa Barat Desain dan Penyusunan DED, 2008 (C)
Gambar 2, (a), (b), (c), Proyek Rumah sakit yang Dikerjakan PT.ASTRI ARENA 9
2. Sekolah
SLTP Pangudi Luhur, Jakarta Desain dan Penyusunan DED, 2002
Gambar 3 : Proyek Sekolah yang Dikerjakan PT.ASTRI ARENA
3. Kantor
PITO TRAKINDO UTAMA, Balik papan. Desain dan DED, 2005
(a)
Kantor Badan Pemerintah Penjam, Kalimantan Bart Desain dan Penyusunan DED, 2007 (b)
Gambar 4, (a), (b) : Proyek Perkantoran yang Dikerjakan PT.ASTRI ARENA
10
4. Proyek Bantuan Pemerintah
Bangunan Puskesmas Proyek Dukungan Pemerintah untuk Jambi, Irian dan Sumatera Selatan, 2007
Gambar 5 : Proyek dengan Bantuan Dana Pemerintah
11
2.7
Fasilitas Perusahaan Kantor perusahaan berlokasi di jalan Kalibata Utara nomer 73 A, Jakarta Selatan. Kantor merupakan rumah dua lantai dengan luas 420 m2. Lantai dasar digunakan untuk resepsionis, ruang tamu, ruang administrasi, ruang rapat, ruang direksi, ruang direktur , serta fasilitas penunjang seperti dapur, mushola dan ruang makan. Lantai atas terdapat studio kerja serta ruang manajemen perusahaan.
Gambar 5 : Kantor PT. ASTRI ARENA
a. Studio Kerja
Di PT.ASTRI ARENA ini, terdapat satu studio kerja yang berukuran masing2 36 m2 dengan meja berukuran 1x 1,5 meter dengan 7 komputer yang memiliki spesifikasi berbeda. Tiap meja diperuntukkan untuk satu orang pegawai. Studio memiliki fasilitas penunjang kerja berupa mesin plot A1, 2 printer dan fasilitas internet. Di perusahaan ini, sudah tidak ditemukan meja gambar teknik. Pengerjaan desain lebih banyak menggunakan media komputer.
12
Gambar 6 : Suasana Studio Perancangan
Untuk mengadakan pertemuan harian yang bersifat semi-formal biasanya staff mengadakan pertemuan di ruang rapat disebelah ruang studio yang hanya diberi sekat. Sedangkan untuk rapat formal seperti rapat dengan direksi atau komisaris, serta klien dari pemerintah, biasanya diadakan rapat di ruang rapat formal.
Gambar 7 : Ruang Rapat Semiformal
13
Gambar 8 : Ruang Rapat Formal
b. Katalog Bahan / Material
Di perusahaan ini tidak terdapat perpustakaan khusus untuk bahan referensi, namun perusahaan ini memiliki lemari yang didalamnya terdapat pustaka berupa katalog bahan yang cukup lengkap, referensi proyek yang pernah dikerjakan, pustaka preseden arsitektur, hingga pustaka yang berkenaan dengan hukum dan peraturan.
Gambar 9 : Tempat Peletakan Sumber Pustaka
14
BAB III PROYEK YANG DIIKUTI PRAKTIKAN 3.1
Kantor Bapedda Padang
3.1.1 Latar Belakang Proyek
Klien proyek ini adalah Dinas Prasarana jalan, Tata Ruang dan Permukiman Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Proyek kantor
Bapedda Padang ini juga
didapatkan dari proses prakualifikasi tender yang diinformasikan melalui media cetak nasional. Lingkup pekerjaan proyek kantor Bapedda Padang ini dimulai dari desain skematik, pengembangan rancangan, pembuatan gambar kerja, sampai pengawasan berkala. Bangunan kantor Bapedda Padang sebelumnya, telah hancur akibat gempa Padang pada tahun 2009. Oleh karena itu, aspek ketahanan gempa sangat diperhatikan pada perancangan bangunan ini, bahkan kliennya sendiri meminta bangunan ini tidak memiliki ketinggian lebih dari 3 lantai, karena banyak pegawai pemerintah daerah Padang yang mengalami trauma akibat gempa sebelumnya yang cukup banyak menelan korban. Klien proyek ini sendiri tidak memberikan TOR atau acuan khusus untuk perancangan bangunan ini, sehingga konsultan diharapkan membuat sendiri TOR perancangan yang nantinya akan diasistensikan berkala kepada klien. Lingkup jasa 15
perusahaan dari proyek ini adalah desain skematik, pengembangan rancangan, penyusunan DED ( termasuk Spec, BQ, RAB, Dokumen Konstruksi ), membantu pelelangan, hingga pengawasan berkala. Waktu pelaksanaan proyek dibagi sebagai berikut, pra rancangan selama 2 minggu, skematik pra perancangan 2 minggu, pengembangan rancangan 2 minggu, dan penyusunan DED 6 minggu. Proyek ini melibatkan 2 arsitek senior, 2 arsitek junior, 6 orang juru gambar, 2 penghitung rencana anggaran biaya, 1 penulis spec, dan sisanya 1 ahli struktur, 1 ahli mekanikal dan elektrikal. Dalam proyek ini, survey dan penyelidikan, serta studi kelayakan dilakukan oleh konsultan. Kordinasi dan komunikasi dilakukan dengan tatap muka langsung dengan klien dan menggunakan fax atau via telepon. Media desain yang dipergunakan adalah komputer, yaitu Auto Cad maupun Sketch up untuk modeling. Pengawasan berkala dilakukan oleh arsitek senior dan engineer ( sipil, ME,
dll) dan tetap
dilakukan meskipun tidak ada perubahan detail desain yang berarti. Pada saat ini proyek telah mencapai waktu 2 bulan dari 4 bulan yang direncanakan dikerjakan. Untuk produk keluaran dari proyek ini adalah produk keluaran skematik yang berupa hasil analisa, sketsa, gambar skematik, gambar perspektif dengan komputer, serta laporan prarancangan. Sedangkan produk keluaran akhir dari proyek ini adalah, laporan pengembangan rancangan, perkiraan biaya bangunan, outline spec, dan terakhir adalah dokumen DED yang meliputi gambar kerja, laporan rancangan final, perkiraan
biaya
bangunan,
BQ
dan
spek
teknis
dan
administratif.
16
Gambar 10 : Diagram Struktur Organisasi Pengerjaan Proyek Bapedda Sumber
: Proposal pengajuan penawaran
3.1.2. Pengalaman Praktikan dalam Proyek .
Arsitek senior yang mengerjakan proyek ini dan menjadi pembimbing praktikan adalah Ir. Leo Hutahuruk. Pada proyek ini, praktikan diminta untuk membantu perancangan kantor secara keseluruhan, baik bangunan dan lingkungan pendukungnya, serta mengerjakan presentasi yang akan diasistensikan kepada klien.
1. Menyusun Program Ruang Bangunan Bapedda
Tugas pertama yang yang praktikan dapat dari biro ini adalah menyusun program ruang yang sesuai dengan fungsi kantor Bapedda Padang, beserta luasannya. Acuan penyusunan program kantor bapedda ini adalah struktur organisasi dari Bapedda Padang sendiri.
Untuk menentukan luasan ruang pada setiap divisinya, praktikan mendapat masukan dari pembimbing yaitu Ir. Leo Hutahuruk untuk menentukan luasan ruang berdasarkan
17
jabatannya. Selain luasan ruang, kedudukan jabatan ini juga menentukan fungsi pendukung yang ada di masing-masing ruang. Acuan yang dipergunakan dalam penentuan program ruang yang diberikan pembimbing praktikan adalah :
Jabatan
Luas Ruang ( m 2) R.kerja
No
R.tamu
R.rapat
R.rapat
R.sekertaris
R.tunggu
R.simpan
R.istirahat
toilet
total
utama
. Menteri
28
40
40
140
58
60
14
20
6
406
Eselon
16
14
12
90
20
18
5
10
4
197
1A Eselon
16
14
20
0
10
9
5
5
3
82
1B Eselon
14
12
14
0
5
12
3
5
3
73
2A Eselon
14
12
10
0
3
6
3
5
3
58
2B Eselon
12
6
0
0
0
0
3
0
0
24
3A Eselon
12
6
0
0
0
0
2
0
0
21
3B Eselon
8
0
0
0
0
0
2
0
0
10
4A Eselon
4
0
0
0
0
0
2
0
0
5
4B Staff
4
0
0
Tabel 1 : Luasan Ruang Berdasarkan Jabatan
Dengan acuan tersebut, praktikan dapat menentukan luasan ruang sesuai dengan jabatan. Contoh ketua Bapedda memiliki tingkat Eselon 1 A, dengan demikian ruang Kepala Bapedda adalah 197 m2. Sedangkan untuk menentukan luasan ruang perdivisinya, luas ruang adalah hasil penambahan dari standar luas ruang Kabid yang berkedudukan Eselon 2A, Kasubid yang berkedudukan Eselon 3 B dan jumlah staff per divisi. Dalam menentukan fungsi ruang, praktikan juga diberi arahan untuk meyusun program ruang sesuai dengan divisi yang ada pada Badan Pemerintah Daerah Padang. Dalam strukturnya sendiri, Pemerintah Daerah kota Padang memiliki 12 divisi, Diantaranya adalah, Divisi
kesekertariatan yang bertugas untuk mengatur administrasi
Bapedda. Divisi LPSE atau kemasyarakatan yang bertugas untuk pelayanan masyarakat, serta
18
divisi lain seperti keuangan, sosial budaya, penelitian dan pengembangan, dan lain sebagainya. Pada awalnya, praktikan kurang mengerti bagaimana mengatur area sub divisi yang beragam dan memiliki fungsi yang sangat berbeda. Namun, arsitek senior membantu praktikan dengan memberi masukan yang berguna bagi praktikan.
No. 1.
Nama Ruang
Jumlah Orang
Standar
R. Kepala Bapedda -R. Kerja
Jumlah Ruang
Luas Ruang
Keterangan
1
16 m2
1 1 1 1 1
14m2 8m2 20m2 10m2 4m2
72 m2
1 1 1 1
16 m2 20 m2 14 m2 3 m2
53 m2
4.
-R. Tamu -R.Sekertaris -R. Rapat -R. Istirahat -toilet R. Sekertaris Bapedda -R. Kerja -R. Rapat -R. Tamu -Toilet R. Kerja Subbag program -R. Kepala bagian -R. Staff R. Kerja Subbag
5.
keuangan -R. Kepala bagian -R. Staff R. Kerja Subbag umum
6.
dan kepegawaian -R. Kepala bagian -R.Staff R. Kelompok jabatan
7.
fungsional R. Bidang koreen dan 1 2 7
16 m2 12 m2 8 m2
1 1 1
16 m2 12 m2 8 m2
36 m2
8.
KSP sos-bud -R. Kabid -R. Kasubid -R.Staff R. Bidang koreen dan
1 2 9
16 m2 12 m2 8 m2
1 2 1
16 m2 24 m2 72 m2
112 m2
9.
KSB perekonomian -R. Kabid -R. Kasubid -R.Staff R. Bidang
1 2 13
16 m2 12 m2 8 m2
1 2 1
16 m2 24 m2 104 m2
144 m2
1 2 11
16 m2 12 m2 8 m2
1 2 1
16 m2 24 m2 88 m2
128 m2
1 2 6
16 m2 12 m2 8 m2
1 1 1
16 m2 24 m2 48 m2
88 m2
2.
3.
1 2
12 m2 8 m2
1 1
12 m2 16 m2
28 m2
1 12
12 m2 8 m2
1 1
12 m2 96 m2
108 m2
1 22 2
12 m2 8 m2 16 m2
1 1 1
12 m2 176 m2 16 m2
188 m2
pengembangan wilayah
10.
lingkungan hidup -R. Kabid -R. Kasubid -R.Staff R.Bidang statistik dan pengendalian
11.
pembangunan -R. Kabid -R.Kasubid -R. Staff R. LPSE -R.Kabid -R.Kasi -R.Staff
19
12. 13.
R. Rapat besar Perpustakaan
60 50
1,3/org 1,3/ org
1 1
96 m2 80m2
96 m2 80 m2
Fungsi Penunjang No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Ruang Kafetaria Koperasi Minimarket R. Fotocopi Mushola R.supir
Jumlah Orang
Standar
Jumlah Ruang 1 1 1 1 1 1
Luas Ruang 128m2 24 m2 20 m2 16 m2 32 m2 16 m2
Keterangan
Jumlah Orang
Standar
Jumlah Ruang 1 1 1 1
Luas Ruang 12m2 6m2 12m2 12 m2
Keterangan
Jumlah Orang
Standar
Jumlah Ruang 1 1 1 1
Luas Ruang 60m2 48m2 18m2 12 m2
Keterangan
Fungsi Servis No. 1. 2. 3. 4.
Nama Ruang R. Pegawai servis Pantry R. Security Gudang Peralatan Fungsi Utilitas
No. 1. 2. 3. 4.
Nama Ruang R. Genset R. Pompa R. Panel R. ME
Tabel 2 : Program Ruang Pada mekanisme pengerjaan proyek ini, program ruang dan luasannya sendiri terus berubah seiring dengan perkembangan desain. Hal ini disebabkan, klien sendiri tidak memberikan acuan dalam perancangan. Contohnya, pada awalnya acuan praktikan dalam program ruang adalah luasan sesuaijabatan, dengan asumsi setiap divisi memiliki jumlah orang sekitar 5-7 orang. Kemudian, pada kenyataannya, klien baru memberikan jumlah dan divisi pegawai pada proses perancangan skematik. Dari daftar karyawan yang diberikan oleh Bapedda Padang sendiri, akhirnya, praktikan dan 2 praktikan lain yang juga bekerja praktek di PT ASTRI ARENA mencoba membuat program ruang yang akan dipresentasikan kepada klien pada asistensi pertama kepada klien.
Pada pengembangan perancangan hasil masukan dari klien, yaitu Bapedda Padang dan Dinas Pekerjaan Umum, luasan ruang semakin besar. Hal ini disebabkan karena perbedaan pendapat dari kedua klien. Dari setiap asistensi yang langsung dilaksanakan di Padang dengan klien, akhirnya mendapat persetujuan bahwa luas ruangan per-divisi disesuaikan dengan jumlah pegawai yang diperkirakan masing-masing divisi adalah 15 orang. Penambahan jumlah pegawai ini, pada akhirnya sangat mempengaruhi desain skematik secara keseluruhan.
20
2. Membuat Rencana Tapak dan Denah Kantor Bapedda
Praktikan diberi kesempatan untuk melakukan studi desain sendiri, baik dari bentuk dan peletakan masa bangunan. Pembimbing praktikan memberikan kebebasan kepada praktikan untuk merancang bangunan pemerintah ini, kemudian pembimbing akan memberikan masukan dan penyelesaian desain yang tidak dapat diselesaikan oleh praktikan. Pembimbing juga banyak memberikan masukan kepada praktikan bagaimana perancangan standar pada bangunan pemerintah. Hal ini merupakan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi praktikan, karena menstimulus praktikan untuk berpikir lebih praktis dan kreatif dalam merancang bangunan dengan banyak batasan dan unsur politik. Sebelumnya, praktikan bersama 2 praktikan lainnya, bersama mencoba membuat alternatif siteplan dan zoning divisi. Disini, pembimbing memberikan ide awalnya tentang zoning yang dikehendaki pada fungsi Bapedda seperti gambar di bawah :
Gambar 11
: Zoning Kantor Bapedda
Dari konsep yang diberikan pembimbing, Pembimbing juga memberikan gambaran gedung Bapedda sebelum terkena Gempa.Setelah proses eksplorasi desain selama 3 hari, dan bertukar pendapat dengan 2 praktikan lain, praktikan mengajukan alternatif denah skematik kepada pembimbing.
21
Gambar 12
: Denah Skematik Sketsa Tangan Kantor Bapedda
Dari rancangan skematik menggunakan sketsa tangan, pembimbing meminta praktikan untuk mengembangkan denah skematik ke dalam denah yang lebih terukur dan skalatis. Dalam pengembangan desain skematik ini, praktikan menggunakan program komputer autocad 2010. Ide awal praktikan adalah, praktikan mengusulkan untuk membagi bangunan yang memiliki luasan besar dengan innercourt atau taman antara yang dapat berfungsi sebagai penghawaan dan pembangun suasana bagi pegawai Pemda Padang. Praktikan juga mengusulkan untuk merancang massa bangunan yang tipis untuk menghindari bentang besar yang kurang resisten terhadap gempa. Praktikan juga melakukan pendekatan perancangan dengan acuan gambar perancangan skematik yang dibuat pada saat desain prakualifikasi.
Kebanyakan dari ide praktikan diterima oleh arsitek senior, sehingga pada setiap asistensi, praktikan mendapat timbal balik yang baik untuk terus mengembangkan perancangan bangunan. Pada perancangan alternatif bangunan Pemda ini, akhirnya dipilih dua alternatif lay out denah yang sesuai dengan luas dan fungsi ruang yang sekiranya sesuai dengan keinginan klien, yaitu alternatif rancangan praktikan, dan alternatif lain dari rancangan praktikan lain.
22
Pada prosesnya, sebelum mencapai kesepakatan denah yang akan dibuat gambar kerja, terjadi dua kali revisi pada proses pengembangan desain skematik, dan dua kali pada pengembangan desain sebelum DED. Kebanyakan perubahan tata letak denah dari gedung Bapedda ini disebabkan, penambahan luasan ruang yang ekstrem dari klien, serta pertimbangan aspek kebergunaan lahan yang terlalu banyak dipergunakan untuk area hijau atau sirkulasi yang disediakan oleh biro. Perubahan ini juga banyak disebabkan oleh perbedaan modul struktur dan pertimbangan mekanikal-elektrikal gedung, yang sebelumnya tidak dibuat oleh praktikan. Mekanisme kerja praktikan dalam merancang bangunan ini adalah, praktikan diminta mengembangkan denah skematik yang telah praktkan ajukan sebelumnya. Dari denah skematik yang praktikan rancang, arsitek senior mencoba mengasistensi selayaknya dosen pembimbing di perkuliahan. Dari hasil asistensi bersama arsitek senior, yang biasanya dilakukan sehari sekali, kemudian praktikan diminta memberikan file kepada staff yang ahli di bidang struktur dan mekanikal-elektrikal. Staff ini biasanya turut memberikan masukan untuk standar ruang dan perhitungan struktur yang kemungkinan besar sangat mempengaruhi desain. Setelah desain diasistensikan kepada staff ahli, arsitek senior biasanya kembali meminta praktikan untuk memperbaiki tata letak denah. Praktikan juga sangat dibantu oleh Arsitek senior dalam menyelesaikan tata letak ruang bangunan yang sebelumnya belum pernah dirancang oleh praktikan. Dibawah ini adalah proses perancangan denah yang dikerjakan oleh praktikan. Praktikan bersama 2 praktikan lain mengerjakan proyek yang sama dan membuat alternatif denah yang berbeda, sehingga pengerjaan denah ini, selain diasistensikan kepada arsitek senior dan klien, praktikan juga bekerja sama dengan praktikan lain untuk menyusun alternatif denah tersebut.
Gambar pengembangan denah skematik alternatif pertama,
23
Denah Alternatif Bangunan Kantor Bapedda Bapedda
(b) (b)
Dena Denah h Alte Altern rnat atif if Bang Bangun unan an Kant Kantor or Bape Bapedd ddaa
24
( c)
Dena Denah h Alt Alter erna nati tiff Bang Bangun unan an Kant Kantor or Bape Bapedd ddaa
Gamb Gambar ar 13, 13, (a), (a), (b), (b), (c) (c)
: Dena Denah h Alte Altern rnat atif if Bang Bangun unan an Kant Kantor or Bape Bapedd ddaa
Dena Denah h alte altern rnat atif if satu satu ini ini meru merupa paka kan n pres presen enta tasi si dena denah h sete setela lah h diasistensikan kepada arsitek senior. Sebelumnya, praktikan secara periodik meminta masuka masukan n kepada kepada arsite arsitek k senior senior.. Arsite Arsitek k senior senior juga juga member memberika ikan n masuka masukan n pada pada rancangan praktikan seperti gambar di bawah ini,
25
Gamb Gambar ar 14 14
: Ket Ketera erang ngan an Asis Asiste tens nsii ole oleh h Ars Arsit itek ek Seni Senior or
Untuk modul area servis tiap lantai, arsitek arsitek senior senior memberikan memberikan sketsa tangan kepada praktikan. Arsitek senior meminta praktikan untuk meletakkan area servis pada bagian belakang bangunan.
Gamb Gambar ar 15
: Ske Skets tsaa Tan Tanga gan n Ars Arsit itek ek Seni Senior or
26
Denah ini kemudian diasistensikan kepada klien di Padang bersama alternatif denah dari praktikan lain. Dari denah yang di asistensikan kepada klie klien, n, prak prakti tika kan n dibe diberik rikan an notu notule lens nsii rapat rapat oleh oleh arsi arsite tek k seni senior or langs langsun ung. g. Notul Notulens ensii rapat rapat ini merupa merupakan kan masuka masukan n dari dari klien klien mengen mengenai ai rancan rancangan gan praktikan dan arsitek senior.
(b)
Gambar Gambar 16, (a), (b)
: Notu Notulen lensi si Rapa Rapatt Pertem Pertemuan uan dengan dengan Klien Klien
Sumber
: Dokumen Pribadi 27
Dari konsultasi pertama dengan klien proyek yang dilakukan dengan bertatap muka, arsitek senior memberikan kesimpulan bahwa klien banyak komentar mengenai letak ruang Kepala Bapedda yang berada pada lantai 2 serta area parkir yang dirasa kurang. Arsitek senior juga menyampaikan bahwa klien Dinas Tata Kota Padang bahkan mengungkapkan ketidaksetujuannya pada area hijau yang cukup luas. Setelah asistensi dan penjelasan langsung dari arsitek senior, praktikan diminta untuk merevisi desain alternatif satu. Pada kesempatan kali ini, arsitek senior juga menyampaikan bahwa desain yang akan dikembangkan adalah desain rancangan dari praktikan.
Sebelumnya, arsitek senior langsung mengevaluasi desain dengan memberikan keterangan pada gambar denah hasil rancangan praktikan.
Gambar 17
: Keterangan Asistensi oleh Arsitek Senior
28
Gambar 18
: Keterangan Asistensi oleh Arsitek Senior
Sumber
: Dokumen Pribadi
Denah Setelah Revisi,
Arsitek senior pada denah revisi ini meminta praktikan untuk mengubah modul strukturnya menjadi 7.2 meter. Sebelumnya, modul struktur yang dikerjakan praktikan adalah 8 meter dan 4 meter. Arsitek senior menyarankan bahwa sebaiknya modul struktur adalah kelipatan 30 cm untuk efisiensi material pada konstruksinya nanti. Dalam revisi ini juga terjadi perubahan ruang yang sangat signifikan, karena permintaan dari klien untuk memaksimalkan masing-masing divisi dengan kapasitas staff 15 orang. Penambahan fungsi ruang terjadi pada •
R. Bidang Koreen dan KSP Sos-Bud,
•
R. Bidang pengembangan Wilayah Lingkungan Hidup,
•
R.Bidang Statistik dan Pengendalian Pembangunan,
•
R.Bidang Pengembangan dan Pelatihan
•
Dan Ruang LPSE yang memiliki perubahan kapasitas yang cukup ekstrem.
29
Gambar 19
: Gambar Letak Ruang yang Mengalami Perubahan
Kapasitas Setelah melakukan asistensi, praktikan merevisi gambar pertama menjadi gambar denah seperti di bawah ini.
30
Gambar 20 : Denah Lantai Dasar Hasil Revisi
Gambar 21 : Denah Lantai Dua Hasil Revisi
31
Gambar 22 : Denah Lantai Tiga Hasil Revisi
Praktikan mengurangi taman gantung pada bangunan, meletakkan ruang Kepala Bapedda pada lantai dasar bangunan, serta meletakkan ruang LPSE yang berfungsi untuk pelayanan publik di lantai dasar. Sebagai konsekuensi dari penambahan luas beberapa fungi, terdapat beberapa ruang yang dipindahlan ke lantai paling atas, seperti cafeteria dan mushola. Setelah melakukan asistensi kepada arsitek senior, praktikan diminta untuk mengembangkan denah kembali dengan tata letak furnitur dan menambahkan fungsi standar pada ruang perdivisi, seperti toilet, ruang rapat perdivisi ataupun fungsi ruang administrasi, ruang lelang dan ruang tunggu pada fungsi ruang LPSE.
32
Gambar 23 : Denah Lantai Satu Hasil Revisi 2
33
Gambar 24 : Denah Lantai Dua Hasil Revisi 2
Gambar 25 : Denah Lantai Tiga Hasil Revisi 2
34
Sejalan dengan konsultasi dengan klien, baik dengan tatap muka langsung ataupun via media elektronik, keraguan klien adalah bentuk massa yang terlalu memaksakan berbentuk bulat pada bagian yang berhadapan dengan tepi lahan. Hal ini terus menjadi perhatian tim perancangan, begitu juga arsitek senior. Bentuk massa bulat yang awalnya praktikan ajukan juga dianggap klien menjadi bentuk bangunan yang kurang formal. Dari sini, arsitek senior meminta praktikan untuk mencoba mengulik kembali bentuk massa bangunan tanpa mengulang kembali letak atau susunan ruang yang sebelumnya dibuat. Arsitek senior juga meminta praktikan untuk mengkaji bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan diharapkan memberikan kesan megah pada kantor Bapedda Padang. Dari asistensi tersebut, praktikan akhirnya mencoba kembali membuat bentukan massa yang sangat berbeda dengan massa denah skematik. Proses ini memakan waktu yang cukup lama dan membuat arsitek senior menugaskan praktikan untuk mengerjakan proyek lain. Namun sejalan dengan hal tersebut, praktikan tetap diminta untuk mencoba mengajukan usulan denah revisi. Denah yang praktikan kerjakan sebelum beralih ke tugas lain adalah gambar di bawah ini.
35
Gambar revisi akhir yang dikerjakan praktikan.
Gambar 26 : Denah Lantai Satu Hasil Revisi 3
36
Gambar 27 :Denah Lantai Dua Hasil Revisi 3
Gambar 28 : Denah Lantai Tiga Hasil Revisi 3
37
Massa bangunan bulat yang awalnya praktikan usulkan akhirnya harus dikalahkan dengan pertimbangan efisiensi dan kemudahan perancangan. Area green
roof juga harus dikalahkan untuk penambahan fungsi ruang. Pengerjaan tata letak ruang ini sangat mendominasi jadwal pengerjaan desain bangunan Bapedda Padang ini. Hal ini disebabkan karena pada perancangan tata letak ruang pada bangunan ini, perancangan tidak hanya sekedar memberikan ruang kepada pengguna ataupun klien, tetapi perancang juga menentukan tata letak furniture perruang yang sangat menentukan kedudukan pengguna atau dalam kasus ini klien. Praktikan mendapat ilmu baru disini, dimana setiap garis yang perancang letakkan sangatlah bermakna dan harus memiliki alasan. Terkadang praktikan lebih memikirkan Aspek estetis suatu bangunan dibandingkan fungsinya, begitu juga dengan pertimbangan keinginan klien yang sangat beragam, terutama keinginan klien yang ingin memanfaatkan sebesar-besarnya lahan yang dimilikinya sehingga aspekaspek lingkungan terkadang sering dikesampingkan. Waktu pengerjaan pra-rancangan dari proyek ini adalah 4 minggu. Sebenarnya arsitek senior menghendaki praktikan mempelajari proses perancangan hingga gambar kerja dan pengawasan berkala. Namun, diakibatkan durasi kerja praktek yang cukup singkat, sebelum gambar kerja praktikan diminta untuk mencoba terlibat di proyek lain yang akan dibahas di Bab selanjutnya.
3. Studi Massa Bangunan dan Fasad Kantor Bapedda
Sebelumnya, praktikan telah mengajukan denah skematik bersama alternatif massa kepada Arsitek senior. Namun, karena asistensi dan perubahan
yang
berlangsung secara simultan, massa bangunan juga berganti seiring dengan kebutuhan pengguna. Dibawah ini adalah eksplorasi massa yang dilakukan oleh praktikan yang kemudian dikembangkan seiring berjalannya waktu.
38
Gambar 29 : Studi Massa Menggunakan Program SketchUp
Gambar 30 : Studi Massa Menggunakan Program SketchUp
Pada studi massa awal dengan pertimbangan denah alternatif pertama, praktikan banyak menggunakan atap datar dak beton pada perancangan bangunan ini. Hal tersebut menuai kritikan oleh klien. Klien berpendapat atap dak beton lebih mahal dan perawatannya sendiri lebih sulit dibandingkan atap miring. Atap dak beton ini juga dianggap tidak mengakomodasi ke-khasan daerah Sumatera Barat. Oleh karena itu, praktikan diminta oleh arsitek senior mengubah bentuk atap menjadi miring dengan material atap corrugated metalsheet . Pada perancangan atap ini, arsitek senior memberikan buku referensi tentang arsitektur Asia yang banyak membahas tentang struktur. Arsitek senior juga
39
memberikan katalog bahan material atap untuk mengkaji kemungkinan kemiringan atap yang memungkinkan untuk dirancang.
Gambar 31 : Revisi Atap Bangunan Bapedda yang dikerjakan praktikan
Gambar 32 : Revisi Atap Bangunan Bapedda yang dikerjakan praktikan
Studi massa dengan menggunakan aplikasi program komputer ini tidak hanya bertujuan untuk studi bentuk atap. Namun, studi massa tiga dimensi ini juga praktikan pergunakan untuk mempelajari penampilan bangunan. Pada proses perancangan, praktikan mencoba memberikan alternatif fasad kepada arsitek senior.
40
Gambar 33 : Tampak Samping Kantor Bapedda Menggunakan Program SketchUp
Gambar 34 :Tampak Depan Kantor Bapedda Menggunakan Program SketchUp
Arsitek senior sendiri tidak banyak meminta praktikan untuk mengubah tampak bangunan. Arsitek senior hanya memberikan masukan tentang bentuk atap seperti yang dikemukakan sebelumnya, dan skala manusia yang terlihat terlalu tinggi sehingga mengurangi kemegahan bangunan.
41
Gambar 35 : Revisi Tampak Samping Kantor Bapedda Menggunakan Program SketchUp
Gambar 36 : Revisi Tampak Depan Kantor Bapedda Menggunakan Program SketchUp Pada pengerjaan studi massa ini, praktikan hanya mengerjakan hingga penampilan massa pada denah revisi tiga. Untuk studi massa pada denah revisi yang akan dikerrjakan sebagai gambar kerja, dikerjakan oleh staff lain perusahaan tersebut. Sistem kerja dari perusahaan ini cukup fleksibel. Arsitek senior sedang terlibat di proyek lain, seperti pada saat proses proyek ini berlangsung. Arsitek senior juga memegang proyek Rumah Sakit, sehingga praktikan diberi kebebasan untuk menentukan jadwal sendiri dalam pengerjaan proyek ini, tentunya dengan acuan jadwal yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini membuat praktikan terkadang sedikit bingung dengan pekerjaan yang seharusnya praktikan lakukan, karena praktikan merasa, pekerjaan ini seperti layaknya pekerjaan praktikan dalam studio perkuliahan.
4. Membuat presentasi desain untuk klien. 42
Selama proyek ini berlangsung, praktikan mendapat kesempatan untuk membuat bahan presentasi kepada klien. Bahan presentasi ini biasanya berupa hand
out yang diberikan kepada klien. Kliennya sendiri berada di kota Padang, sehingga dalam proyek ini, praktikan belum pernah menyaksikan presentasi langsung desain yang telah dikembangkan. Dari beberapa waktu asistensi kepada klien, praktikan berkesempatan untuk membuat 2 kali hand out presentasi. Hand out presentasi pertama, praktikan berkesempatan untuk menyusun satu kesatuan handout yang berisi: peta lokasi proyek, struktur organisasi Bapedda Padang, program ruang dan luasannya, serta alternatif desain yang berisi usulan site plan, denah dan image
impression . Praktikan dibantu oleh staff administrasi untuk memenuhi dokumen adminsitratif yang juga dicantumkan pada hand out presentasi. Gambar hand out yang praktikan kerjakan untuk presentasi klien,
Gambar 37 : Halaman Pertama Lembar Presentasi
Halaman satu merupakan ringkasan dari konsep desain dari bangunan dan data awal perancangan bangunan, seperti lokasi dan peraturan yang mendukung bangunan tersebut. Pengerjaan halaman ini dikerjakan oleh praktikan atas arahan arsitek senior dengan menggunakan program Adobe Photoshop CS 3.
43
Gambar 38 : Halaman Kedua Lembar Presentasi Halaman kedua adalah gambar rencana tapak yang juga dikerjakan oleh praktikan. Pada tahap awal praktikan menggunakan program Auto Cad dan pengerjaan pewarnaannya menggunakan Adobe Photoshop. Lembar selanjutnya adalah hasil perancangan selama dua minggu yang merupakan rencana skematik dan telah diasistensikan kepada pembimbing.
(a)
44
(b)
(c)
Gambar 38, (a), (b), (c) : Halaman Denah Skematik Lembar Presentasi
(a) 45
(b)
Gambar 39, (a), (b) : Lembar Perancangan Tiga Dimensi Lembar Presentasi
Praktikan menggunakan program autocad untuk membuat
presentasi denah,
kemudian program SketchUp untuk presentasi 3 dimensi. Untuk sentuhan akhirnya, praktikan menggunakan program Adobe Photoshop CS 3 untuk menambah kualitas gambar dari presentasi. Hand out ini sangat menambah nilai presentasi kepada klien, karena klien tentunya akan lebih tertarik dengan presentasi yang berwarna dan menyenangkan untuk dilihat. Untuk asistensi berikutnya, praktikan tidak membuat hand out sendiri. Presentasi klien dibuat oleh drafter, karena pra-rancangan yang telah praktikan buat dan diasistensikan dikembangkan dan diperjelas oleh drafter. Namun, pada presentasi ini, praktikan tetap diminta bantuannya untuk membuat gambar tiga dimensi, dengan sedikit revisi dari gambar tiga dimensi hasil presentasi sebelumnya.
3.1.3. Kesimpulan Awal :
•
Pada pekerjaan proyek pemerintah, sangat dibutuhkan staff yang dapat berkomunikasi dengan baik sehingga pekerjaannya dapat dipergunakan untuk menjebatani keinginan klien dan proses desain. Kekurangan kemampuan negosiasi ini yang terkadang membuat desain di revisi terus menerus dan menghambat staff perancangan, yang tentunya akan menghambat pekerjaan selanjutnya.
46
•
Dengan tidak adanya TOR perancangan yang jelas pada pengerjaan proyek, pengerjaan proyek akan terhambat. Hal ini disebabkan, perubahan akan terus terjadi dan tidak ada kontrol dalam pemenuhan kebutuhan klien.
•
Keinginan klien sebenarnya sangat penting dalam penyempurnaan perancangan. Namun, perancang sebaiknya tetap menerapkan idealisme perancangan yang sebenarnya baik untuk perancangan. Disini perancang sebaiknya, tidak semata-mata menerima masukan klien ke dalam desain, namun, perancangan yang baik adalah memenangkan kedua belah pihak, baik idealism desain dan kebutuhan klien.
•
Mekanisme kerja dalam satu proyek dalam biro kosultan sangat definitif dan terbagi sesuai keahlian, seperti arsitek hanya bekerja menangani bidang perancangan, struktur untuk tugas struktur, dan ME bekerja menyempurnakan ME bangunan, dan seterusnya. Hal ini sangat membutuhkan kerjasama yang baik antara masing-masing pihak untuk mewujudkan perancangan yang sempurna.
•
Dalam mekanisme kerja di dunia professional, ternyata jadwal kerja sangat fleksibel. Pegawai inisiatif untuk mengatur jadwalnya masing-masing sesuai jadwal acuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keinisiatifan pegawai ini yang dapat menunjang keberjalanan proyek.
3.2. Proyek Akademi Perkeretaapian , Madiun, Jawa Timur. 3.2.1. Latar Belakang
Akademi Perekeratapian adalah proyek yang direncanakan oleh Direktorat Perhubungan Darat dengan tujuan untuk melatih tenaga kerja yang akan bekerja di bidang perkeretaapian, seperti menjadi masinis kereta api atau tenaga ahli lainnya. Fasilitas yang direncanakan pada proyek ini bukan hanya bangunan dan fasilitas gedung pendukung sekolah, namun didalamnya terdapat fungsi pelatihan untuk praktek mengendarai kereta api. Fasilitas di dalamnya juga dibuat sedemikian rupa untuk menyerupai suasana pendukung fungsi kereta api ( stasiun, bengkel kereta api, dan lain-lain ) Klien proyek Akademi Perkeretaapian ini adalah Pusdiklat Perhubungan Darat dan Kementrian Perhubungan. Proyek ini didapat dengan pelelangan desain dan memiliki durasi waktu 6 bulan pekerjaan. 47
Lingkup tugas konsultan dam tahap ini adalah penyusunan DED Akademi Perkeretaapian lanjutan yang kegiatan pokoknya, meliputi : 1.
Analisis kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dan
pelatihan. 2.
Review Master Plan dan DED Tahap Awal.
3.
Penyusunan Pra Rencana Tahap Lanjutan.
4.
Penyusunan Pengembangan Rencana Tahap Lanjutan.
5.
Penyusunan Rencana
Detail
/
Dokumen Lelang
Tahap
Lanjutan. 6.
memberikan penjelasan hasil perencanaan pada waktu rapat
penjelasan pelelangan dan membantu evaluasi pelelangan pelelangan pekerjaan fisik. 7.
Melakukan pengawasan berkala pada waktu pelaksanaan
pekerjaan fisik.
3.2.2
Pengalaman kerja Praktikan
Pada saat praktikan terlibat dalam proyek ini, praktikan berada pada pengerjaan pengembangan desain.
Pengerjaan proyek ini sendiri telah dilakukan
selama 2 bulan dari 6 bulan waktu yang ditetapkan dan telah mencapai kemajuan 20 persen dari keseluruhan lingkup. Praktikan dalam proyek ini diminta untuk membuat desain kolam renang dan lapangan tenis yang menjadi salah satu fungsi yang direncanakan pada pengembangan tingkat selanjutnya.
48
Gambar 41 : Zona yang akan Dirancang oleh Praktikan
1.
Membuat Desain Fasilitas Pendukung Kolam Renang.
Pada
pengerjaan
proyek
ini
praktikan
berada
pada
tahap
pengembangan desain. Namun, praktikan mengerjakan perancangan skematik dari fungsi yang akan dikembangkan pada proses pengembangan desain proyek ini. Pengerjaan proyek ini relatif lama, karena perusahaan sebelumnya diminta untuk mendesain masterplan dari Akademi Perkereta apian ini. Namun, dari pengerjaan Master Plan untuk proyek ini, banyak bangunan-bangunan yang hanya diletakkan massanya saja tanpa fungsi bangunan di dalamnya. Diantaranya, bangunan pendukung kolam renang. Kolam renang ini, sebenarnya
merupakan
fungsi pilihan
atau tambahan
dari
Akademi
Perkeretaapian ini. Praktikan mendapat kesempatan untuk mendesain fungsi pendukungnya dengan arahan Arsitek senior yaitu Ir. Leo Hutahuruk. Arsitek senior hanya memberikan arahan untuk membuat desain kolam renang standar olimpiade dan memberikan acuan desain berupa proposal pengajuan proyek, serta gambar Master Plan yang berupa AutoCAD kepada praktikan. Proyek ini praktikan kerjakan dengan durasi seminggu. Yang pertama praktikan kerjakan adalah mencari referensi kolam renang dan fungsi pendukungnya. Praktikan mencari referensi melalui internet dan buku panduan, yaitu Neufert edisi ketiga. Dari buku tersebut, praktikan mendapat 49
referensi fungsi yang menjadi standar pendukung fungsi kolam renang, yaitu : kamar mandi, kamar ganti, loker, ruang penerima, kantor, kantin, serta fasilitas servis dan gudang. Praktikan menambah fungsi yang ada dengan fasilitas ruang klub, sebagaimana preseden praktikan yang pernah dilihat sebelumnya, yaitu kolam renang Sasana Budaya Ganesha Bandung. Seperti
biasanya,
praktikan
memulai
dengan desain skematik,
menggunakan sketsa tangan seperti gambar di bawah :
Gambar 42 : Denah Skematik Menggunakan Sketsa Tangan Kemudian, setelah diasistensikan kepada Arsitek senior tentang perletakan fungsi-fungsinya, praktikan mencoba membuatnya secara terukur dan skalatis dengan menggunakan program AutoCAD.
50
Gambar 42 : Rancangan Fungsi Pendukung Kolam Renang Dari desain yang perancang ajukan, arsitek senior tidak terlalu banyak komentar dan setuju dengan desain praktikan dan pada akhirnya, desain kemudian diserahkan kepada drafter untuk dikembangkan menjadi gambar kerja.
2.
Membuat Revisi Desain Lapangan Tenis dan Fasilitas Pendukungnya
51
Gambar 43 : Rancangan Fungsi Lapangan Tenis Sebelum Revisi Sumber
: PT. ASTRI ARENA
Gambar 44 : Rancangan Fungsi Lapangan Tenis Setelah Revisi Pada revisi fasilitas lapangan tenis ini, praktikan mengubah letak lapangan dan fungsi bangunan pendukung, serta meletakkan fungsi ruang untuk fungsi pendukung lapangan tenis. 3.2.3
Kesimpulan Awal :
52
o
Dalam membuat desain bangunan yang berada pada kawasan tertentu, aspek keberadaan bagunan pada Master Plan sebaiknya dipertimbangkan dalam perancangan.
o
Perancangan dengan skala besar dan durasi yang panjang ini biasanya dimulai dengan feasibility study yang mendalam. Seperti pada proyek ini, perusahaan konsultan juga diminta untuk menangani pembebasan lahan yang akan dijadikan lahan proyek. Permasalahan administratif seperti ini juga terkadang menghambat sistem kerja suatu proyek.
o
Perancangan Proyek Master plan dalam proyek ini, banyak menggunakan modul-modul bangunan yang sebelumnya pernah dikerjakan perusahaan, sehingga durasi waktu tidak hanya dialokasikan untuk merancang.
o
Untuk proyek besar, terkadang, perusahaan bekerjasama dengan konsultan lain untuk menangani proyek.
3.3. Proyek Rumah tinggal di Kanayakan, Bandung 3.3.1. Latar Belakang
Pemilik proyek ini adalah Ir. Ida Nuraida, selaku direksi PT.ASTRI ARENA. Proyek ini sebenarnya sebelumnya telah dikerjakan oleh arsitek junior perusahaan Namun
pembimbing praktikan memberikan kesempatan kepada praktikan untuk
mengerjakan proyek rumah tinggal ini. Praktikan diberi kesempatan untuk mendapat pengalaman langsung merancang
bangunan dimulai
dengan rumah tinggal.
Pembimbing juga memberikan pelajaran kepada praktikan tahapan-tahapan dalam mendirikan bangunan dari skala kecil, dari mulai kelengkapan dokumen untuk mendirikan bangunan, hingga pengerjaan gambar kerja sebelum pembangunan. Lokasi proyek ini adalah di jalan Kanayakan, Bandung. Pada lahan telah dilakukan pengerjaan pengurukan untuk meratakan kontur yang relatif terjal, serta pencarian sumber air untuk sumur pompa. Pemilik proyek meminta rumah yang ramah lingkungan, bernuansa pedesaan dan memiliki halaman yang luas. Pemilik meminta bangunan dengan fungsi 4 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, kamar pembantu, ruang serba guna dan mushola. Dengan luas tanah kurang lebih 1900 m2, pemilik menghendaki perancangan rumah yang
dapat
mengakomodasi kebutuhannya. 3.3.2
Pengalaman Kerja Praktikan
53
Praktikan terlibat pada proyek ini dalam pengembangan desain skematik. Pengalaman pekerjaan yang dilakukan praktikan diantaranya, adalah :
1. Mengerjakan Denah , Tampak dan Potongan rumah tinggal
Karena skala proyek ini relatif kecil dan pemiliknya sendiri adalah direksi dari perusahaan ini, praktikan diizinkan berhubungan langsung dengan pemilik proyek. Dalam kasus ini, arsitek senior tetap membimbing praktikan untuk menjadi tempat bertanya hal yang praktikan kurang mengerti.
Sebelumnya, praktikan sedikit
kesulitan untuk menangkap keinginan pemilik, hal ini disebabkan pemilik juga berprofesi sebagai arsitek sehingga pemilik cukup memiliki banyak keinginan dalam mewujudkan desain rumahnya. pemilik awalnya memberikan praktikan acuan sketsa denah dan denah skematik dari pemilik sendiri. Selain itu, pemilik menyampaikan keinginannya untuk memiliki rumah yang bernuansa country, dengan halaman luas, banyak bukaan pada rumah, serta menggunakan bahan-bahan yang memiliki kesan natural. Dalam kesempatan kali ini, untuk fungsi denah, praktikan mencoba mengusulkan denah revisi dari denah sebelumnya.
(a)
54
(b) Gambar 45, (a), (b) : Denah Sebelum Revisi
(a)
55
(b) Gambar 46 , (a), (b) : Denah Setelah Revisi yang Dikerjakan Praktikan
Revisi denah yang praktikan kerjakan adalah, mengubah bentuk miring pada kamar utama. Hal ini dilakukan oleh praktikan untuk menyederhanakan kemungkinan struktur atap nantinya. Sebagaimana yang telah dikemukakan klien, klien tidak menghendaki menggunakan plafon untuk menutupi rangka atap rumahnya. Dengan menyederhanakan bentuk massa, kemungkinan untuk mendapatkan sambungan rangka atap yang rapih semakin besar. Praktikan juga mengurangi ruang-ruang yang seperti tambahan pada bidang-bidang bangunan, karena untuk rumah di kawasan yang memiliki kontur terjal permainan maju-mundur permukaan yang tidak teratur tentunya akan berdampak negatif pada kekuatan bangunan. Denah ini sebelumnya diasistensikan kepada arsitek senior yang ikut terlibat pada perancangan rumah ini, yaitu Ir. Archie Ariendo. Beliau menyetujui usulan denah yang praktikan usulkan dengan dua kali revisi. Setelah denah diasistensikan kepada arsitek senior, praktikan mencoba membuat potongan dari denah yang dirancang sebelumnya
Gambar Potongan yang praktikan usulkan,
56
(a)
(b)
57
(c) Gambar 47 , (a), (b), (c) : Gambar Potongan yang Dikerjakan Praktikan
Gambar potongan dengan menggunakan AutoCAD tersebut kembali diasistensikan kepada arsitek senior. Pada pengerjaan gambar potongan ini, praktikan kesulitan untuk merancang rangka atap. Karena keinginan klien yang ingin menampilkan struktur atapnya, praktikan berfikiran untuk merancang rangka kayu pada rumah ini. Namun, karena praktikan kurang mengerti struktur, praktikan bertanya pada divisi struktur perusahaan dan mengasistensikan kembali pada arsitek senior. Ternyata pada atap pelana satu arah sebaiknya diberi kantilever atap yang berlawanan arah dengan atap pelananya. Hal ini berfungsi untuk melindungi bangunan, baik dari cuaca ataupun debu dan kotoran. 58
Gambar potongan hasil revisi,
(a)
59
(b)
(c)
Gambar 48 , (a), (b), (c) : Gambar Revisi Potongan yang Dikerjakan Praktikan 60
Selain diberi kantilever pada atap pelana searah, praktikan juga menurunkan ketinggian tembok rumah. Penurunan tembok rumah ini bertujuan untuk menyeimbangkan skala ketinggian bangunan agar sesuai dengan skala manusia. Sebelumnya, ternyata saat dibuat potongan dari rumah ini, derajat kemiringan atap kurang sesuai dengan derajat atap dengan material genteng plentong. Oleh karena itu, dalaM mengatur kemiringan atap ini, praktikan meminta banyak masukan dari arsitek senior dan pada akhirnya dirancang kemiringan atap 27,5 derajat untuk menanggulangi resistensi atap terhadap cuaca. Setelah perancangan potongan selesai, praktikan diminta kembali meneruskan desain rumah tinggal ini. Praktikan berkesempatan untuk merancang muka bangunan rumah ini. Dalam merancang muka bangunan, praktikan menggunakan program komputer SketchUp.
Gambar alternatif tampak yang dikerjakan praktikan .
Gambar 49 : Tampak Menggukan Aplikasi SketchUp
61
Gambar 50 : Tampak Menggunakan Aplikasi SketchUp
Karena praktikan menunjukkan fasad rumah ini menggunakan gambar 3 dimensi yang cukup menarik, arsitek senior menyetujui usulan tersebut dan meminta praktikan untuk membuat gambar tersebut menjadi gambar dua dimensi yang terukur dan skalatis dengan menggunakan aplikasi program AutoCAD.
(a)
62
(b) Gambar 51, (a), (b) : Tampak Menggunakan Program AutoCAD
2. Menyusun Gambar Denah, tampak dan potongan yang akan diajukan untuk kepada Pemerintah Daerah untuk mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan
Gambar 52 : Dokumen Pengajuan Perizinan 63
3.3.3. Kesimpulan awal : •
Untuk mengajukan izin pembangunan rumah tinggal ternyata tidak hanya dengan kelengkapan dokumen tertulis seperti sertifikat tanah dan akte pemilik. Namun, gambar kerja terukur menjadi salah satu dokumen yang diajukan pada perizinan mendirikan bangunan.
•
Pada perancangan rumah tinggal, karena skala bangunan relatif kecil, dituntut ketelitian untuk menyelesaikan perancangan. Terutama untuk perancangan struktur yang sekiranya mempengaruhi tampak bangunan.
•
Pengetahuan akan material bangunan sangat dibutuhkan untuk merancang bangunan.
3.4. Penyusunan Dokumen Tender Proyek Kantor kas BTN dan Rumah Dinas BTN 3.4.1. Latar Belakang
Proyek Pembangunan Rumah Dinas, Gedung Arsip, Kantor Kas dan Aula Serbaguna ini sebenarnya belum didapatkan oleh PT.ASTRI ARENA. PT. ASTRI ARENA lulus seleksi untuk babak seleksi pertama proyek tersebut. Perusahaan akan bersaing dengan 8 konsultan lain yang juga lulus pada tahap seleksi pertama proyek ini. Pada proses seleksi selanjutnya, PT. ASTRI ARENA diminta untuk mengajukan dokumen penawaran kepada PT. BANK TABUNGAN NEGARA selaku klien dari proyek ini. Dokumen penawaran yang diajukan dalam dua sampul. Sampul pertama merupakan dokumen administrasi dan teknis, seperti kelengkapan surat-surat perusahaan, serta untuk dokumen teknis adalah daftar nama dan data teknisi yang akan terlibat pada proyek tersebut. Sampul kedua berupa usulan biaya, usulan biaya ini berupa nilai jasa yang diajukan oleh konsultan Dokumen terakhir merupakan dokumen sketsa desain pra rancangan, dengan keluaran siteplan, denah lengkap, tampak, perspektif eksterior dan Interior dan detail khusus. Team leader pada proyek ini adalah Ir. Bachtiar Wairooy, dibantu dengan divisi perancangan. Pada produksi desain pra-rancangan ini, praktikan
64
belum mendapat kesempatan untuk mengetahui susunan struktur organisasi dan teknisi yang terlibat pada proyek ini. 3.4.2. Pengalaman Kerja Praktikan
1.
Rapat dengan Staff untuk mekanisme pembagian kerja
penyusunan tender proyek kantor kas BTN dan perumahan BTN.
Disini praktikan masuk pada saat penyusunan dokumen tender yang akan dimasukkan pada 23 Agustus 2010. Untuk penyusunan dokumen administratif yang menjadi syarat dokumen prakualifikasi sebagaimana telah dipaparkan pada bab latar belakang, telah ditangani oleh staff administrasi kantor. Staff administrasi kantor sendiri biasanya telah memiliki nama-nama staff ahli yang akan dikerahkan untuk proyek ini. Praktikan bertindak sebagai arsitek junior dibimbing oleh Arsitek senior, Ir. Bachtiar wairroy. Pertama, praktikan mendapat kesempatan untuk rapat bersama staff yang mengikuti proses anuwzing atau penjelasan pekerjaan, arsitek senior serta staff ahli out-source yang akan terlibat dalam produksi dokumen prakualifikasi tender. Rapatnya sendiri dimulai dengan pembagian dokumen hasil prakualifikasi awal yang merupakan TOR untuk perancangan. Kemudian, rapat ini membahas sebagian tentang pembagian kerja dan jadwal produksi. Dalam rapat ini, praktikan
mendapat
kesempatan
untuk
banyak
berbicara
dan
mengemukakan pendapatnya, walaupun pada akhirnya, banyak usulan yang disempurnakan oleh staf ahli yang lebih berpengalaman. Hasil rapat pertama adalah pembagian kerja, jadwal produksi dan mekanisme perkerjaan, tentunya tidak membicarakan upah kerja proyek ini. Dari rapat ini juga praktikan berkesempatan untuk mencoba mencari alternatif desain bangunan, yang selanjutnya akan dikerjakan oleh tim produksi dan mengerjakan gambar tiga dimensi.
65
2.
Membuat Siteplan kantor dan perumahan BTN untuk kelengkapan Dokumen tender.
Penyusunan desain prakualifikasi membutuhkan waktu yang relatif singkat, sehingga pengerjaan desainnya pun sangat padat. Praktikan langsung bekerjasama dengan arsitek senior mencoba merancang tata letak bangunan. Sebelumnya, arsitek senior mencoba meletakkan bangunan dalam tapak seperti gambar di bawah :
Gambar 52 : Sketsa Tangan Arsitek Senior
66
Kemudian, praktikan juga mencoba membuat alternatif denah tapak
Gambar 53 : Sketsa Tangan Praktikan
67
Dari kedua alternatif tersebut, Akhirnya didapat kesepakatan untuk pembagian zoning seperti gambar di bawah ini :
Gambar 54: Zoning Fungsi
Dari peletakan massa sebelumnya, arsitek senior meminta praktikan untuk melakukan studi massa. Praktikan pun mencoba untuk melakukan studi massa, sekaligus mencoba merancang fasad secara skematik. Praktikan membuat 2 alternatif yang kemudian di asistensikan kepada arsitek senior. Pada alternatif pertama dari pengembangan desain zoning skematik, arsitek senior meminta meletakkan massa bangunan berdekatan dengan pintu masuk ke dalam perumahan berada di sebelah kanan bangunan. Namun, praktikan mencoba untuk mengusulkan jalan masuk untuk ke perumahan berada di bagian tengah bangunan fungsi utama. Praktikan juga mengusulkan untuk meletakkan fungsi kas dan serba guna bersamaan, dan fungsi gedung 68
arsip yang terpisah dengan kantor kas dan aula serbaguna seperti gambar dibawah ini.
Gambar 55 : Alternatif Siteplan Menggunakan Aplikasi SketchUp
Gambar 56 : Alternatif Massa Bangunan Menggunakan Aplikasi SketchUp
Pada alternatif satu studi massa dan perancangan siteplan yang praktikan ajukan, arsitek senior setuju dengan perletakkan zona perumahan dan gabungan fungsi bangunan, namun tidak setuju mengenai menempatkan jalan masuk ke dalam perumahan di bagian tengah. Arsitek senior juga tidak menghendaki fungsi aula serba
69
guna yang diletakkan di bawah kantor kas. Alasan arsitek senior untuk tidak menyepakati usulan praktikan adalah, 1. Jalan masuk mobil yang ditengah , dengan bentuk bangunan yang seperti
gerbang, mengisyaratkan bangunan utama hanya menjadi gerbang untuk masuk ke dalam perumahan.
Gambar 57 : Alternatif Menggunakan Aplikasi SketchUp yang diminta Arsitek Senior untuk Direvisi. Warna merah pada gambar merupakan bagian yang diminta untuk direvisi. Selain bangunan yang seperti gerbang masuk keperumahan, fungsi gedung arsip terlihat terbuka dan terbuka untuk publik, padahal gedung arsip memiliki fungsi utama sebagai gudang penyimpanan yang sebaiknya tidak menstimulus publik untuk masuk ke dalamnya. 2. Massa bangunan yang terpisah. Arsitek senior mempertanyakan, apakah
massa bangunan yang terpisah ini efektif, Terutama untuk fungsi kantor Kas BTN dengan aula serba guna. Arsitek senior berpendapat bahwa, kantor Kas BTN ini seharusnya ada hubungan dengan fungsi gedung arsip.
Setelah asistensi pertama dengan arsitek senior, praktikan melakukan revisi gambar sebelumnya. Praktikan merevisi bagian yang dianggap seperti gerbang dan fungsi bangunan kantor yang terpisah. Praktikan meletakkan pintu masuk di sebelah kanan bangunan, seperti perancangan skematik yang sebelumnya di sepakati, dan menempatakan fungsi bangunan kantor Kas BTN, gedung arsip dan aula serba guna dalam satu massa bangunan. 70
Gambar 58 : Revisi Site Plan
Gambar 59 : Revisi Massa dan Jalan Masuk ke Dalam Perumahan dengan Menggunakan Aplikasi Sketch Up.
Secara konsep perancangan skematik, arsitek senior telah menyetujui usulan praktikan. Setelah member masukan kepada praktikan, arsitek senior meminta praktikan untuk mengembangkan siteplan tersebut ke dalam denah yang terukur.
71
3.
Merancang Denah dan fasad fungsi kantor kas, gedung arsip dan
ruang serba guna BTN untuk kelengkapan dokumen lelang.
Pada perancangan Site Plan sebelumnnya, arsitek senior meminta mengembangkan denah dengan pembagian zona seperti gambar dibawah.
Gambar 60 : Zona Skematik Fungsi Kantor kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip. Arsitek senior meletakkan fungsi kantor kas di tengah sebagai fungsi utama pada proyek BTN Medan ini. Sedangkan untuk fasilitas gedung arsip, arsitek senior meminta praktikan untuk merancang gedung arsip yang terlihat seperti latar dari kantor kas BTN. Karena kantor kas BTN memiliki perbedaan luas yang berbeda jauh dengan gedung arsip, yaitu 150 m2 dan 800 m2, arsitek senior mengusulkan untuk meletakkan fungsi bangunan kantor kas berdampingan dengan gedung arsip. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kesan megah pada bangunan kantor kas sendiri. Arsitek senior juga memberikan masukan untuk meninggikan lantai bangunan, sehingga bangunan berkesan megah. Untuk memudahkan perancangan, arsitek senior meminta praktikan untuk merancang luasan ruang dengan modul 3m. Dalam perancangan denah, praktikan langsung mengasistensikan denah
hasil
produksi
menggunakan
program
AutoCAD.
Dengan
72
menggunakan program ini, proses perancangan menjadi lebih cepat dan akurat dalam perhitungan luasan. Gambar alternatif denah fungsi kantor Kas BTN, aula serba guna dan gedung arsip yang praktikan ajukan.
Gambar 61 : Denah Lantai Dasar Fungsi kantor Kas, Ruang Serba Guna dan Gedung Arsip.
73
Gambar 62 : Denah Lantai 2 Fungsi Kantor Kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip
Gambar 63 : Denah Semi Basement, Fungsi Kantor Kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip
Pertama, praktikan mengusulkan untuk menambahkan ruang semi basement. Praktikan melihat luasan gedung arsip cukup besar dan 800 meter persegi tidak dapat diakomodasi dengan luasan lantai dasar sebagaimana pada perancangan skematik. Praktikan juga melihat bahwa dengan menaikkan lantai bangunan pada lantai dasar, sangat memungkinkan untuk meletakkan ruang di bagian basement . Praktikan mengusulkan untuk menutup akses dari kantor kas dan aula serba guna dengan tidak meletakkan tangga ke area semi basement yang diperuntukkan untuk fungsi gedung arsip. Praktikan meletakkan fungsi gedung arsip berdampingan dengan kantor kas pada 74
lantai dua untuk mengakomodasi keinginan arsitek senior untuk meminjam massa bangunan gedung arsip untuk memerikan kesan megah pada bangunan kantor kas. Alternatif satu disetujui oleh arsitek senior dengan beberapa catatan. Arsitek senior meminta praktikan untuk mengembangkan kembali denah skematik yang telah praktikan rancang. Setelah perhitungan luas masing, masing fungsi bangunan, ternyata, luasan aula serba guna kurang memadai untuk fungsi yang yang diminta pada TOR dari BTN Medan. Aula serba guna kurang luas untuk difungsikan sebagai tempat untuk mini-futsal atau bulu tangkis. Oleh karena itu, praktikan diminta untuk merevisi kembali denah yang telah praktikan rancang.
Gambar 64 : Hasil Revisi Denah Lantai Dasar, Fungsi Kantor Kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip.
75
Gambar 65 : Hasil Revisi Denah Lantai Dua, Fungsi Kantor Kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip.
Gambar 66 : Hasil revisi Denah Lantai Semi Basement, Fungsi kantor Kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip.
76
Denah ini direvisi dengan mengurangi 2 trafe massa bangunan gedung arsip, dan meletakkan bangunan langsung bersebelahan dengan tembok pembatas lahan.
Gambar 67 : Usulan Revisi, Hasil Asistensi dengan Arsitek Senior.
Setelah direvisi, praktikan diminta untuk membuat kelengkapan denah dengan ukuran dan keterangan lainnya. Gambar denah dengan keterangan yang dibuat praktikan.
Gambar 68 : Denah Final Revisi dengan Keterangan dan Ukuran. 77
Setelah denah disetujui oleh arsitek senior, praktikan diminta untuk merancang fasad bangunan. Untuk mempercepat proses produksi, praktikan merancang fasad menggunakan program SketchUp. Program ini juga membantu praktikan untuk studi massa bangunan. Pada perancangan fasad, arsitek senior meminta praktikan untuk merancang fasad yang memiliki kesan megah, moderen, namun memiliki ke khasan Sumatera Utara. Praktikan diminta untuk melihat referensi bangunan gedung BTN yang sebelumnya pernah dibuat dan mencari referensi tampak rumah adat Sumatera Utara. Pencarian referensi dan preseden ini dilakukan dengan menggunakan media elektronik Internet, dengan kata kuci “ kantor BTN” dan “Arsitektur Sumatera Utara”.
Gambar 69 : Preseden yang Dijadikan Referensi Fasad Bangunan Sumber : www. Google. com
78
Gambar Fasad Bangunan Alternatif Pertama.
Praktikan mencoba meletakkan atap hasil adopsi dari atap bangunan Sumatera Utara. Praktikan juga meletakkan bidang transparan yang memiliki pola hasil adopsi dari arsitektur Sumatera Utara yang kaya akan detail dan ukiran. Untuk memberi kesan moderen dari bangunan, praktikan menurunkan simbol ukiran khas arsitektur Sumatera Utara ke dalam pola kaca tersebut. Sedangkan kekhasan gedung BTN praktikan terapkan dengan menggunakan warna-warna biru yang merupakan warna logo BTN. Untuk menanggapi keinginan arsitek senior yang ingin menjadikan bangunan kantor kas sebagai fungsi utama, praktikan merancang ata p tambahan pada muka bangunan
. Gambar 70 : Alternatif Fasad Bangunan Menggunakan Program SketchUp
Gambar 71 : Alternatif Fasad Bangunan Menggunakan Program SketchUp 79
Dari alternatif yang praktikan usulkan, arsitek senior kurang setuju dengan model tampak tersebut. Arsitek senior beranggapan bahwa atap tersebut dirasa terlalu “men-jawa”. “Men-jawa” disini diakibatkan oleh skala atap yang kurang tinggi dan terlihat distorsi. Arsitek senior sebenarnya setuju dengan perancangan pola kaca yang diajukan. Namun, arsitek senior meminta praktikan untuk mepertimbangkan kembali usulan desain tersebut, karena kemungkinan ketersediaan material relatif kecil dan hal tersebut merupakan salah satu pertimbangan klien dalam penentuan pemberi pekerjaan. Gambar Fasad Bangunan Alternatif Kedua,
Untuk membantu praktikan, arsitek senior mencoba menggambarkan ide fasad bangunan dengan menggunakan sketsa tangan.
Gambar 72 : Tampak Sketsa Tangan Arsitek Senior.
Sebenarnya, praktikan cukup kesulitan untuk membaca keinginan arsitek senior. Arsitek senior memberikan sketsa tangan tanpa ukuran ataupun skala yang memudahkan praktikan untuk menggambar. Praktikan juga kesulitan untuk menerjemahkan maksud gambar sketsa yang diberikan arsitek senior. Namun, praktikan mencoba menerjemahkan sketsa tersebut ke gambar tiga dimensi menggunakan program komputer SketchUp seperti gambar di bawah ini.
80
Gambar 73: Alternatif Fasad Menggunakan Program SketchUp,
Finishing
Menggunakan Photoshop.
Gambar 73 : Alternatif Fasad Menggunakan Program SketchUp, Finishing Menggunakan Photoshop. Dalam mengajukan usulan fasad, praktikan mencoba menyempurnakannya dengan menggunakan program komputer Photoshop. Selain bertujuan untuk memperlihatkan kesan yang ditampilkan oleh bangunan, arsitek senior juga dapat membaca ide praktikan secara keseluruhan.
81
Arsitek senior masih kurang setuju dengan usulan fasad tersebut. Arsitek senior beranggapan betuk atap masih kurang terlihat khas Sumatera Utara, warna merah yang sebelumnya arsitek senior usulkan untuk mengaplikasikannya pada perancangan juga dianggap memberikan kesan berlebihan. Fungsi kantor kas yang ingin ditunjukkan menjadi redup akibat warna merah yang sama diaplikasikan pada fungsi aula serba guna dan gedung arsip. Gambar Fasad Bangunan Alternatif Ketiga,
Setelah melakukan revisi pada muka bangunan. Praktikan dan arsitek senior bekerjasama untuk merancang muka bangunan tersebut. Kesepakatan antara praktikan arsitek senior adalah meletakkan atap tambahan pada bagian kantor kas yang bertujuan untuk menegaskan fungsi utama dari proyek ini, yaitu kantor Kas.
(a)
(b)
Gambar 75, (a), (b) : Revisi Fasad akhir Menggunakan SketchUp.
82
4.
Produksi gambar untuk dokumen tender.
Penyusunan dokumen tender sendiri dilakukakan oleh staff kantor. Sedangkan untuk penyusunan dokumen yang berupa gambar sketsa dilakukan oleh teknisi out
sourcing . Dalam penyusunan gambar sketsa ini, praktikan mendapat kesempatan untuk mengerjakan siteplan, denah dengan keterangan, gambar tiga dimensi, tampak bangunan dan tampak kluster perumahan, serta gambar perspektif interior. Pengerjaan produksi sendiri kurang 3 hari, karena proses desain dan membuat konsep yang cukup memakan waktu. Disini praktikan mendapat pengalaman untuk berlatih mengeluarkan gambar sketsa yang maksimal dengan waktu yang terbatas.
Gambar 76 : Siteplan Menggunakan Program SketchUp dan Photoshop
83
Pengerjaan siteplan ini relatif cepat, atau sekitar 3 jam. Gambar site plan ini sebelumnya merupakan hasil dari desain yang dibuat praktikan dan hasil revisi dengan arsitek senior, sehingga produksi untuk menjadi sketsa desain l ebih mudah. Dibawah ini adalah gambar yang dikerjakan oleh praktikan sebelum berakhirnya kerja praktek.
Gambar 77 : Sketsa Perspektif 3 Dimensi Menggunakan Program SketchUp dan Photoshop
Gambar 78 : Sketsa Perspektif 3 Dimensi Menggunakan Program SketchUp dan Photoshop
84
Gambar 79 : Tampak Rumah Menggunakan Program Sketch Up dan Photoshop
Gambar 80 : Sketsa Perspektif Interior Bangunan Menggunakan Program Sketch Up dan Photoshop
3.2.3 •
Kesimpulan Awal :
Pada penyusunan dokumen lelang, ternyata dibutuhkan kecepatan dalam melakukan perancangan. Karena proses perancangan dan produksi hanya diberikan waktu dua minggu dari waktu pemberian TOR pekerjaan.
•
Pada pengerjaan desain untuk kelengkapan dokumen tender,
pengerjaan desain
dituntut untuk lebih cepat dan tidak mendetail, hal ini disebabkan pada proses pelelangan, dokumen perancangan hanya menjadi salah satu kelengkapan dokumen tender.
85
BAB IV KESIMPULAN 4.1. Kesimpulan
Ada beberapa hal yang praktikan dapat simpulakan dari bekerja praktek di PT ASTRI ARENA ini. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut : a.
Perancangan dalam biro konsultan tidak hanya memperhatikan olah rupa bangunan atau impresi bangunan yang terlihat baik dengan kasat mata. Namun, aspek fungsi dan keterbangunan, seperti struktur dan mekanikal elektrikal juga harus menjadi pertimbangan perancang dalam mendesain bangunan.
b.
Perancangan dalam biro kunsultan juga sangat memperhatikan aspek estimasi biaya. Perancangan tidak hanya didasarkan pada keinginan perancang, namun perancang dituntut untuk menghasilkan desain yang baik dengan biaya yang sesuai.
c.
Pada proses perancangan di biro konsultan, kebanyakan pengerjaan desain dilakukan dengan program AutoCAD untuk memudahkan perbaikan desain.
d.
Pada proses perancangan di biro konsultan arsitektur, arsitek bekerja sama dengan disiplin lain seperti struktur, makanikal dan elektrikal, landsekap, bahkan ahli hukum dan manajemen untuk mengerjakan proyek perancangan.
e.
Mekanisme lelang pemerintah merupakan proses yang cukup panjang untuk mendapatkan proyek pekerjaan. Dimulai dengan pendaftaran perusahaan, pemasukan dokumen tender hingga penandatanganan kontrak kerja.
f.
Pada mekanisme lelang pemerintah, perusahaan yang ditunjuk untuk mengerjakan pekerjaan tidak hanya dilihat dari desain yang diajukan, namun, dokumen administrasi dan teknis yang berkenaan tentang performa perusahaan menjadi pertimbangan penting.
g.
Pada mekanisme lelang pemerintah, terkadang hasil desain sendiri tidak terlalu dipermasalahkan. Desain tidak hanya berdasarkan bagus atau tidaknya, namun desain terkadang hanya didasarkan kepada fungsinya.
h.
Kerja perusahaan jasa konsultan, relatif fleksibel, tidak ada waktu yang terlalu mengikat. Hal ini sebenarnya baik untuk meningkatkan inisiatif pekerja, namun dalam hal lain, dapat menurunkan kinerja pegawai. 86
i.
Sistem manajemen pada biro konsultan yang cukup lama berkiprah di dunia konsultan biasanya didasari oleh kedudukan orang-orang yang berkiprah di dalamnya, sistem kerja perusahaan, serta kepiawaan bagian pemasaran dan pengembangan dalam mendapatkan pekerjaan.
j.
Untuk manajemen pada biro konsultan, dalam penanganan proyek, biasanya tidak hanya menggunakan teknisi ahli tetap dari konsultan tersebut. Namun, terkadang biro meminta tenaga out source yang berpengalaman.
k.
Dalam mengembangkan biro konsultan, dibutuhkan kepiawaian dalam berkomunikasi dengan dunia luar, diantaranya pemerintah.
l.
Pada proses penanganan proyek, terdapat divisi-divisi yang mengerjakan tugasnya masing-masing untuk keberjalanan pengerjaan pekerjaan, seperti divisi perancangan untuk merancang, divisi struktur untuk pertimbangan struktur, dll. Hal tersebut menyebabkan proses pengerjaan proyek lebih cepat dan efisien, karena masing-masing divisi hanya mengerjakan pekerjaan yang menjadi keahliannya.
m.
Lingkup kerja pada biro konsultan tidak hanya berkisar pada perancangan atau pembuatan DED. Biro konsultan juga terkadang menjadi manajemen konstruksi dan supervisor, biro konsultan juga terkadang menangani lingkup kerja studi kelayakan dan pengembangan sumber daya manusia. Hal inilah yang membuat, kebanyakan staff dalam biro konsultan adalah tenaga ahli dalam suatu bidang.
4.2. Rekomendasi untuk Perusahaan
a. Kerja tim sebaiknya diperbaiki, seperti lebih sering rapat, baik rapat setiap proyek, ataupun rapat rutin. Pertemuan ini, selain dapat menginformasikan semua data kepada staff, juga meningkatkan etos kerja staff. b. Kedisiplinan pada jam kerja, sebaiknya lebih ditekankan. Kedisiplinan ini yang sebenarnya dapat meningkatkan performa perusahaan dan mepercepat durasi pengerjaan proyek. c. Sebaiknya perusahaan menjadikan pegawai praktikan atau magang selayaknya pegawai perusahaan, sehingga para praktikan benar-benar mendapatkan ilmu yang tidak didapatkan di dunia perkuliahan.
87
d. Sebaiknya dalam mendesain, arsitek senior berani untuk mendapat masukan dari arsitek-arsitek junior yang baru belajar. Karena terkadang, masukan dari junior lebih baru dan menarik untuk dikembangkan e. Sebaiknya perusahaan turut mencoba proyek-proyek baru yang belum pernah dikerjakan sebelumnya, sehingga memperkaya portofolio dan ilmu untuk perusahaan sendiri. 4.3. Rekomendasi untuk Pendidikan Arsitektur
a. Sebaiknya sebelum mahasiswa kerja praktek, Fakultas Arsitektur memberikan rujukan langsung pekerjaan yang sebaiknya didapat dari perusahaan. Hal ini akan sangat membantu perusahaan dalam mengajarkan ilmu kepada praktikan di tempat kerja. Praktikan juga tentunya akan mendapat kesempatan belajar yang sama dan lingkup kerja yang jelas selama kerja praktek. b. Pengenalan program komputer sebaiknya dilakukan sejak dini, sehingga pada dunia
professional praktikan
dapat menguasai
progr
komputer yang
mendukung keberjalanan proyek. c. Banyak dari praktikan yang kurang mengerti perusahaan yang akan menjadi tempat kerja praktek, dan banyak juga praktikan yang tidak banyak tahu tentang kualifikasi biro yang dapat dijadikan tempat kerja praktek. Disini seharusnya peran Fakultas Arsitektur untuk memberikan rekomendasi tempat kerja praktek bagi calon praktikan. d. Sebaiknya ada tugas studio yang dikerjakan secara tim seperti di biro konsultan. Selain meningkatkan kemampuan berinteraksi dalam tim, hal ini juga dapat menstimulus mahasiswa untuk belajar presentasi dengan lebih baik.
88
View more...
Comments