March 9, 2018 | Author: Shinichi Kudo Kuroichi Edogawa | Category: N/A
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI MILK TREATMENT KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN Badan Hukum No. 4353/BH/PAD/518-KOP/V/2007 28 Mei 2007 Jl. Raya Pangalengan No.340 Desa/Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung 40378 Telp. (022) 5979392 – 5979373 Fax. (022) 5979360
Disusun oleh : Andika Ardiansyah
2K2
Bagus Purnama
2K3
Risna Rismayanti
2K2
Program Keahlian : KIMIA Jurusan
: KIMIA INDUSTRI
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Bandung Jalan Soekarno-Hatta No. 596 Telp/Fax. 7563077 Bandung e-mail :
[email protected] website : www.smkn7bandung.sch.id BANDUNG 2012 Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
1
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
2
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
LEMBAR PENGESAHAN DARI DUNIA INDUSTRI
MENYETUJUI
Pembimbing I
Pembimbing II
Rahmat Asman
Ujang Wawan
Mengetahui, Manager Produksi KPBS
Drh. Asep Khoerudin R
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
3
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
LEMBAR PENGESAHAN DARI SEKOLAH
Menyetujui : Ketua Program Keahlian Kimia Industri,
Pembimbing Sekolah,
Drs. Dede Tarmana
Yuda Wijaya
NIP. 196609211991031004
Mengetahui, Kepala Sekolah, SMK Negeri 7 Bandung
Waka Hubin,
Dra. Ike Raudah
Dadang Sodikin,Spd
NIP.195902261986032004
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
NIP. 196403011987031014
4
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
5
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
IDENTITAS DUNIA INDUSTRI 1. Nama Perusahaan
: Koperasi Peternakan Bandung Selatan
2. Alamat
: Jl. Raya Pangalengan No.340, Desa / Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung 40378
3. No.Telp / Fax
: (022) 5979392 – 5979373 / (022) 5979360
4. Produk yang dihasikan
: 1. Susu Pasteurisasi 2. Fresh Milk
5. Kompetensi
: Kimia Industri
6. Nama Peminpin
: H. Aun Gunawan, SE
7. Nama Pembimbing
: 1. Drh. Asep Khaerudin R 2. Rahmat Asman 3. Ujang Wawan
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
6
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
IDENTITAS SISWA 1. Nama Siswa
: Andika Ardiansyah
2. Tempat/Tgl.Lahir
: Bandung, 05 Juni 1995
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. NIS
: 11007351
5. Bidang Keahlian
: Kimia
6. Program Keahlian
: Kimia Industri
7. Golongan Darah
:B
8. Catatan Kesehatan
: Baik
9. Alamat
: Jl. Babakan Dese No 16 RT 03/RW 06 Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Bandung
10. Nama Orang Tua/wali 11. Alamat Orang Tua/wali
: Agus Prihanto :Jl. Babakan Dese No 16
RT 03 RW 06
Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Bandung 12. No.Telp
: 083821356590
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
7
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
IDENTITAS SISWA 1. Nama Siswa
: Bagus Purnama Putra
2. Tempat/Tgl.Lahir
: Klaten, 05 April 1995
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. NIS
: 11007317
5. Bidang Keahlian
: Kimia
6. Program Keahlian
: Kimia Industri
7. Golongan Darah
:B
8. Catatan Kesehatan
: Baik
9. Alamat
: Jl. Siliwangi RT 03 RW 27 Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Bandung
10. Nama Orang Tua/wali
: Mujiono
11. Alamat Orang Tua/wali
: Jl. Siliwangi RT 03 RW 27 Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Bandung
12. No.Telp
: 085220677151
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
8
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
IDENTITAS SISWA 1. Nama Siswa
: Risna Rismayanti
2. Tempat/Tgl.Lahir
: Ciwidey , 16 Mei 1994
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. NIS
: 11007338
5. Bidang Keahlian
: Kimia
6. Program Keahlian
: Kimia Industri
7. Golongan Darah
:
8. Alamat
: Jl. Holis Gg.Syahbandar RT 04 RW 01
9. Nama Orang Tua/wali
: Wahyu Hidayat
10. Alamat Orang Tua/wali
: Jl. Holis Gg.Syahbandar RT 04 RW 01
11. No.Telp
: 089655289968
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
9
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
10
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya serta karunia kepada kita semua, sehingga proses penyusunan laporan praktek kerja industri (Prakerin) di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan periode April-Juni 2012 telah selesai. Laporan praktek kerja industri ini disusun guna memenuhi salah satu syarat nilai Evaluasi Belajar Semester IV di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Bandung. Dalam menyelesaikan laporan ini banyak sekali kendala yang dialami penulis, namun sedemikian rangkaian masalah yang kami hadapi, semaksimal mungkin kami berusaha menyempurnakan Laporan Praktek Kerja Industri ini. Kami menyadari bahwasannya laporan yang singkat dan sederhana ini, masih jauh dari sempurna. Akan tetapi kami berharap, semoga laporan ini akan bermanfaat bagi kami, juga untuk orang yang memerlukan infomasi sebagai perbandingan. Salam dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada : 1. Bapak H. Aun Gunawan. SE selaku ketua Koperasi Peternakan Bandung Selatan 2. Bapak drh H. Asep Khaerudin Rahmat selaku Manager Produksi yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kegiatan Praktek Kerja Industri di Koperasi Peternakan Bandung Selatan, Pangalengan. 3. Bapak Rahmat Asman dan Bapak Ujang Wawan sebagai pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan perhatian kepada kami di Milk Treatment KPBS Pangalengan. 4. Bapak Dian, Bapak Tatang ,Bapak Agus, A’ Asep, A’ Dedi Supriyadi, A’ Dedi Suryadi, A’ Acep, A’ Dani, Teh Eva, Teh Nuri, Teh Lia, Teh Hera, dan para karyawan MT KPBS Pangalengan yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, terimakasih atas bimbingan dan pengetahuan. 5. Ibu Dra. Ike Raudah, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Bandung. 6. Bapak Drs. Dede Tarmana, sebagai ketua program keahlian Kimia Industri SMKN 7 Bandung. 7. Bapak Yuda Wijaya sebagai guru pembimbing yang telah memberikan perhatian dan dukungan kepada kami. 8. Pihak sekolah, seluruh guru SMKN 7 Bandung, yang telah memberikan dukungan dan sabar memberi bantuan. 9. Kepada Orang Tua kami yang senantiasa selalu mendoakan, memberi semangat, dan dorongan dengan tulus serta penuh kasih.
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
11
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) 10. Teman-teman di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Bandung, khususnya sahabat-sahabat yang selalu memberikan support, dan tidak bisa kami sebutkan satu persatu. 11. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT dapat membalas semua kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga laporan Prakerin Periode April-Juni 2012 ini telah selesai tepat pada waktunya.
Bandung, Juni 2012
Penulis Laporan
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
12
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
13
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Industri ………………………..……………….………..................3 Lembar Pengesahan Sekolah ………………………………….……..……...…………...4 Identitas Industri …………………………………………………………..………...…..6 Identitas Siswa …………………………………………….……….................................7 Kata Pengantar …………………………………...……………………………………..11 Daftar Isi …………………………………………………….……….……………….14
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ……..………..……………………………………………….....18
1.2
Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Industri……………………………………19
1.3
Sejarah Perusahaan ...............................................................................................19
1.4
Tujuan Berdirinya KPBS......................................................................................23
1.5
Tugas Pokok KPBS................................................................................................23
1.6
Visi dan Misi KPBS..............................................................................................23
1.7
Lokasi dan Letak Geogrrafis KPBS......................................................................24
1.8
Wilayah Kerja KPBS.............................................................................................24
1.9
Struktur Organisasi KPBS.....................................................................................25
1.10
Ketenagakerjaan.....................................................................................................28
BAB II KEGIATAN DI LINI INDUSTRI 2.1
Garis Besar Alur Pengolahan Susu Di KPBS Pangalengan…………………...…31
2.2
Prosedur Alur Pengolahan Susu Dari Peternak Hingga Milk Treatment KPBS……………………………………………………………………………..32 2.2.1. Tata Cara Pemerahan Sapi dan Pemeliharaannya………...…...……………..32 2.2.2. Penerimaan Susu Dari Peternak di TPK……………………………………...33 2.2.3. Pengambilan Sampel Susu Pada Mobil Tangki TPK………………………...34 2.2.4. Tes Alkohol Pada Sampel Susu TPK……………………………………...…34 2.2.5. Pengujian Kualitas Susu TPK, IPS, Kelompok, dan Individu………………34 2.2.6. Akhir Proses Pengujian Susu…………………………………………………35
2.3
Prosedur Pengujian Mikrobiologi……………………………………………...35 2.3.1 Metode Pengujian Rezasurin…………………………………..…..........................35 2.3.2 Metode Pengujian TPC……………………..…………………………………......35 2.3.3 Pengujian Antibiotik Pada Sampel Truk IPS……………………………………...36
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
14
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
Prosedur Pengolahan Susu di Milk Treatment KPBS Pangalengan.......………...36
2.4
2.4.1 Alur Proses Penerimaan Susu Dari TPK Hingga ke MT KPBS………………………37 2.4.2 Proses Pembuatan Susu Freshmilk Untuk Dikirimkan Ke Industri Pengolahan Susu (IPS)…………………………………………..………………………………………37 2.4.3 Proses Pasteurisasi Susu Murni………………………………………………...........38 2.4.4 Proses Pembuatan Susu Pasteurisasi Rasa…………………………………………….39 2.4.5 Proses Pembuatan Susu Pasteurisasi Tawar (Plain)…………………………………...40 2.4.6 Cleaning In Place (CIP) dan Cleaning On Place (COP)………………………………40 2.4.7 Standar Operating Procedur…………………………………………………………...41 2.4.8 Persiapan Penerimaan Susu Ke Cooling Unit…………………………………………41 2.4.9 Pengolahan Limbah KPBS……………………………………………………………42
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1
Sejarah Susu...........................................................................................................45
3.2
Pengertian Susu .....................................................................................................45
3.3
Nutrisi Hewan Mamalia.........................................................................................45
3.4
Gizi Untuk Manusia...............................................................................................46
3.5
Sumber Susu..........................................................................................................46
3.6
Syarat Susu Yang Baik..........................................................................................46
3.7
Jenis Produk Susu..................................................................................................47
3.8
Manfaat dan Macam Susu......................................................................................48
3.9
Komposisi Susu.....................................................................................................50
3.10
Sifat-Sifat Susu......................................................................................................52
3.11
Mikrobiologi Susu................................................................................................53
3.12
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Komposisi Air Susu..............54
3.13
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Susu Sapi...................................57
3.14
Sterilisasi................................................................................................................57
BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN 4.1
Data Kualitas Susu………………………………………………………………...61 4.1.1 Data Kualitas Susu Bulan Mei Dari tanggal 1-31 Tahun 2012……………………....61 41.2 Rata-Rata Kualitas Susu per Bulan Mei Dari Tanggal 1-31 Tahun 2012………….62
4.2
Data Rekapitulasi Perbandingan Jumlah Produksi Susu Bulan April-Mei 2012...63
4.3
Data Produksi Susu MT KPBS dan MCU Bulan Mei 2012..................................64
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
15
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1
Hasil Analisa .........................................................................................................67
5.2
Pembahasan ..........................................................................................................68 5.2.1 Uji Resazurin..............................................................................................................68 5.2.2 Uji TPC (Total Plate Count).......................................................................................69 5.2.3 Uji Alkohol.................................................................................................................70 5.2.4 Uji Karbonat................................................................................................................70 5.2.5 Uji Berat Jenis.............................................................................................................70 5.2.6 Uji Kualitas Komposisi Susu......................................................................................71
5.3 Kegiatan Lapangan Di Kandang...............................................................................71 5.3.1 Syarat-Syarat Pemerahan............................................................................................72 5.3.2 Syarat Pembuatan Kandang........................................................................................72 5.3.3 Tata Cara Pemeliharaan Ternak Sapi..........................................................................72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan.................................................................................................................73 6.2 Saran............................................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
16
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
17
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perkembangan persusuan Nasional telah berlangsung intensif sejak tahun 1979 melalui pengembangan usaha sapi perah yang berbasis peternakan rakyat. Namun, hingga kini laju pertumbuhan produksi susu di Indonesia belum dapat mengimbangi laju konsumsi susu dalam Negeri. Seperti yang diketahui, industri persusuan Nasional amat tergantung pada susu impor. Proporsi susu impor 68 persen dari total kebutuhan susu Nasional. Tahun 2001 misalnya, kebutuhan susu Nasional sebesar 1.330 ribu ton, padahal susu produksi dalam negeri hanya 502 ribu ton. Sebagian besar produsen susu (98,5 persen) terkonsentrasi di Pulau Jawa dan 90 persen dipasarkan ke Industri Pengolahan Susu (IPS), (Rudyanto, Dj. 2004). Susu merupakan bahan makanan yang paling cepat rusak. Menurut Rudyanto, Dj (2004) tingkat kerusakan susu dari peternak sampai ke IPS berkisar 5-12 persen dari total produksi atau 15,6 ribu ton sampai 62,4 ribu ton. Faktor utama rusaknya susu adalah buruknya higien-sanitasi dalam pengumpulan dan transportasi dari rantai peternakkoperasi sampai ke IPS, sehingga kontaminasi bakteri pembusukpun dapat berkembang biak, yang pada akhirnya susu tidak layak
dikonsumsi atau diolah lebih lanjut.
Pertumbuhan bakteri dapat dihambat dengan cara pendinginan agar dapat memperlambat pembusukan atau kerusakan pada susu. Dalam kondisi tertentu pendinginan tidak dapat dilaksanakan karena alasan ekonomis, teknis, atau praktis. Kesulitan penggunaan pendinginan di antaranya ketiadaan listrik, mahalnya peralatan dan biaya operasional, serta panjangnya rantai penanganan menjadi kendala dalam memperluas daerah produksi susu. Dalam situasi ini akan sangat menguntungkan bila dapat menggunakan cara lain selain pendinginan untuk menghambat pertumbuhan bakteri selama pengumpulan dan transportasi ke industri pengolahan susu. CAC (Codex Alimentarius Comission/Badan PBB yang menangani standar pangan) merekomendasikan salah satu alternatif pengawetan susu selain pendinginan yaitu dengan menggunakan bahan kimia yang tidak berbahaya yakni Laktoperoksidase Sistem (LPSistem). Laktoperoksidase adalah enzim alami pada susu, jumlahnya lebih kurang 10-30 ppm dan biasanya pada susu tersebut juga mengandung tiosianat 3-5 ppm yang konsentrasinya tergantung pemberian jenis pakan serta hidrogen peroksida (H 2O2) 1-2 Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
18
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) ppm. Mengingat kecilnya kandungan tiosianat dan hidrogen peroksida, aktivitas antibakteri akan cepat menurun dua jam berikutnya sehingga susu cepat rusak. Untuk mengatasi hal tersebut FAO/WHO pada tahun 1991 merekomendasikan pemakaian laktoperoksidase sistem (LP-Sistem), yaitu suatu alternatif teknologi pengawetan susu yang bekerja berdasarkan reaksi kimia alami-oksidasi tiosianat dan peroksida-untuk menghasilkan komponen antikuman yaitu oksida tiosianat yang menggunakan laktoperoksidase sebagai katalisator.
1.2
Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Industri Media untuk menemukan titik kesesuaian kompetensi antara SMK dengan instansi/industri. Meningkatkan kemampuan siswa pada bidang Knowledge,Attitude dan skill,sesuai dengan tuntutan instansi/industri. Sebagai input untuk memperbaiki kurikulum SMK yang selau mengadopsi pada kebutuhan pasar. Menyiapkan tenaga yang siap pakai. Menjalin kerja sama antara SMK Negeri 7 BANDUNG dengan instansi/industri. Praktek Kerja Industri yang di laksanakan di Milk Treatment KPBS bertujuan untuk : • Mengetahui dan mempelajari secara langsung proses pengolahan dan penanganan susu segar di Milk Treatment KPBS. • Mengetahui faktor-faktor penunjang dalam proses pengolahan dan penanganan susu segar di Milk Treatment KPBS. • Memahami alur susu dari peternak hingga Milk Treatment kemudian di olah sebagai produk siap jadi maupun produk bahan baku untuk di IPS. • Memahami proses pemeliharaan, perawatan, dan pemerahan susu secara baik dan benar sehingga susu yang dihasilkan kualitasnya bagus.
1.3
Sejarah Perusahaan Peternakan sapi perah rakyat di Indonesia umumnya tergabung dalam suatu wadah koperasi susu. Menurut Panggabean (2001), usaha agribisnis susu adalah salah satu usaha yang telah dilaksanakan koperasi sejak tahun 1948. Kegiatan ini merupakan usaha andalan KUD dan koperasi susu untuk tujuan menyelamatkan produksi susu peternakan rakyat dan menambah pendapatan peternak (GKSI, 1996). Susu merupakan komoditas yang mudah rusak, mempunyai risiko tinggi, oleh karena itu perlu penanganan yang hati-hati dan spesialisasi. Spesialisasi menumbuhkan kemampuan dan
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
19
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) keahlian yang memerlukan kompetensi yang dapat dipelajari melalui pendidikan yang teratur dan berkesinambungan. Perilaku peternak yang seringkali bersikap tidak peduli atas masalah mutu dan keamanan pangan susu perlu mendapat perhatian untuk senantiasa dibina, diarahkan serta diyakinkan kesadarannya dalam upaya memperbaiki mutu dan keamanan susu. Salah satu koperasi susu yang cukup besar dan termasuk berhasil di Indonesia diantaranya adalah Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) yang dilatarbelakangi oleh keinginan para petani peternak sapi perah di Pangalengan dalam meningkatkan pendapatan akibat ditingkatkannya populasi ternak sapi perah. Cikal bakal KPBS dimulai dari berdirinya Gabungan Petani Peternak Sapi Perah Indonesia Pangalengan (GAPSIP) pada bulan Nopember tahun 1949. Pada tahun 1961, GAPSIP tidak mampu menghadapi labilnya perekonomian Indonesia sehingga tata niaga persusuan diambil alih oleh kolektor (tengkulak), sehingga peternak mengalami kerugian karena harga susu menjadi sangat rendah bahkan tidak dibayar. Dengan situasi dan kondisi tersebut pada tahun 1963 GAPSIP tidak mampu melakukan kegiatannya sebagai koperasi. Menyadari keadaan tersebut, atas prakarsa beberapa tokoh masyarakat yang disepakati oleh peternak pada tanggal 22 Maret 1969 didirikanlah koperasi yang diberi nama
KOPERASI
PETERNAKAN
BANDUNG
SELATAN
disingkat
KPBS
Pangalengan yang beralamat di Jl. Raya Pangalengan 340 Kecamatan PangalenganBandung Selatan, Jawa Barat dengan wilayah kerja kecamatan Pangalengan, Kertasari dan Pacet. Bersamaan dengan REPELITA I tanggal 1 April 1969 KPBS Pangalengan diberi Badan Hukum dan tanggal tersebut merupakan hari jadi KPBS Pangalengan. Sejak saat itulah KPBS mendapat pembinaan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dan Propinsi Jawa Barat serta mendapat bantuan dari salah satu badan PBB yaitu UNICEF (United Nations Children’s Fund). Koperasi tersebut memiliki visi menjadi koperasi yang amaliah, modern, sehat organisasi, sehat usaha dan sehat mental serta unggul di tingkat regional dan nasional. Beberapa misi utama KPBS antara lain: a.
Meningkatkan kompetensi sumber daya koperasi,
b.
Memotivasi anggota secara mandiri untuk meningkatkan harkat derajat sendiri sekaligus mengangkat citra perkoperasian
c.
Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan. Tujuan penting KPBS diantaranya adalah:
(i)
Mengajak, memotivasi dan mendidik anggota untuk bekerja dan hidup berkoperasi,
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
20
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) (ii)
Meningkatkan pelayanan dan usaha,
(iii)
Memenuhi kebutuhan anggota dan ternaknya,
(iv)
Meningkatkan skala kepemilikan sapi induk produktif dengan jumlah produksi yang memenuhi skala ekonomis. Dalam perkembangannya, KPBS juga mengalami berbagai masalah dan
tantangan. Sebagai contoh tahun 1969-1979 mendapat tantangan berat yang disebabkan oleh:
Penerimaan susu oleh IPS hanya pada hari kerja, sehingga produksi susu pada hari libur tidak tertangani,
Penerimaan susu oleh IPS harus telah diproses pendinginan dan pasteurisasi,
Pemasaran susu secara langsung ke konsumen cukup sulit karena tidak terjaminnya kualitas atau karena pemalsuan oleh pengecernya,
Tingginya tingkat kerusakan susu di koperasi dan peternak. Untuk mengatasi situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan tersebut,
dilakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 1976 dan 1977 dan memutuskan untuk mendirikan Milk Treatment (MT). Didasari keputusan RAT tersebut KPBS Pangalengan menjalin kemitraan dengan PT.Ultra Jaya untuk mendirikan Milk Treatment pada 16 Juli 1979 dengan pembayaran secara kredit selama jangka waktu 5 tahun melalui angsuran saham anggota sebesar Rp. 25/liter. Tanggal 1 Januari 1979 dimulai pembangunan Milk Treatment (MT) dan diresmikan pada tanggal 16 Juli 1979 oleh Mentri Muda Urusan Koperasi Republik Indonesia. Manajemen MT untuk sementara dilakukan oleh PT Ultra Jaya. Pada November 1982 dilaksanakan penandatanganan peralihan manajemen dari PT.Ultra Jaya disaksikan Mentri Koperasi dan Wakil Gubernur Propinsi Jawa Barat dan Juli 1983 angsuran dapat dilunasi. Manfaat dengan dioperasionalkan MT KPBS: (a) Produksi susu dapat diserap setiap hari walaupun IPS hanyamenerima pada hari kerja. (b) Kerusakan susu ditingkat koperasi maupun dipeternak dapat ditekan, (c) Meningkatnya Pelayanan dan Usaha dalam bentuk investasi untuk mempercepat kesejahteraan anggota, (d) Tahun 1980-1983 KPBS Pangalengan dapat membantu penerimaan susu dari KUD/koperasi susu di Jawa Barat. Selama perkembangannya sampai dengan tahun 1988, pemerintah memberikan perhatian dan bantuan kredit sapi perah dari New Zealand Australia dan Amerika dengan jangka waktu 7 tahun namun dapat dilunasi selama 5 tahun. Pada tahun 1994 didatangkan sapi perah dari New Zealand secara mandiri sebanyak 2.400 ekor dara bunting dan 1 ekor pejantan unggul untuk meningkatkan mutu genetik ternaknya. Selain Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
21
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) itu pada tahun 1997 KPBS Pangalengan merintis pemasaran langsung ke konsumen berupa susu Pasteurisasi dalam kemasan “cup dan bantal” dengan merk “KPBS Pangalengan”. Perkembangan sampai dengan saat ini dalam pelayanan dan usahanya adalah menerapkan pola agribisnis dan agroindustri dengan tahapan: Pra-Produksi, Proses Produksi, Pemasaran Hasil Produksi dan Penunjang Usaha, serta mendapatkan pembinaan dari Unsur Perguruan Tinggi, Badan-Badan Usaha, Mitra Usaha, Pakar, Tokoh Masyarakat Dan Koperasi. Pelayanan dan usaha yang dilakukan adalah usaha pokok produksi susu dengan pelayanan beragam. Penghargaan-penghargaan yang diterima KPBS Pangalengan : NO
TAHUN
PENGHARGAAN
1
1976
2
1981
3
1981
Koperasi Terbaik I
4
1982
Koperasi Teladan Nasional
5
1984
Koperasi/KUD Teladan Nasional
Menteri Koperasi
6
1985
Koperasi Teladan Nasional
Menteri Koperasi
7
1988
Koperasi Mandiri
8
1987
Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama
Presiden Republik Indonesia
9
2004
Koperasi Berprestasi Bidang Produsen
Bupati Bandung
10
2004
11
2007
Cooperative Award Tahun 2007
Menteri Koperasi & UKM
12
2007
Koperasi Berprestasi
Menteri Koperasi & UKM
13
2010
BAKTI KOPERASI (Ketua Umum)
Menteri Koperasi & UKM
Unit Usaha Sektor Pertanian Bidang Peternakan
PEMBERI Menteri Peternakan
Koperasi Sukses Menangani Bidang
Menteri Muda Urusan
Peternakan
Koperasi
Koperasi Berprestasi Kelompok Produsen
Menteri Perdagangan & Koperasi Menteri Perdagangan & Koperasi
Menteri Koperasi & Pembinaan Pengusaha Kecil
Gubernur Jawa Barat
Sumber : Kantor KPBS Pangalengan 2012
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
22
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
1.4
Tujuan Berdirinya KPBS 1. Mengajak, memotivasi dan mendidik anggota untuk bekerja dan hidup berkoperasi; 2. Meningkatkan pelayanan dan usaha sehingga anggota menjadi ”tata tengtrem kerta raharja, salieuk beh” 3. Memenuhi kebutuhan ternak dan anggotanya. 4. Meningkatkan skala kepemilikan sapi induk produktif dengan jumlah produksi yang memenuhi skala ekonomis. 5. Memperbaiki genetik sapi perah. 6. Memelihara kelestarian dan mencegah pencemaran lingkungan wilayah kerja dan daerah sekitarnya; 7. Berperan aktif membangun kehidupan beragama, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya di wilayah kerja dan sekitarnya serta aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
1.5
Tugas Pokok KPBS
Memulihkan iklim perekonomian dalam bidang peternakan khususnya di Bandung Selatan.
Ikut serta meningkatkan pendapatan peternak sapi bersama pemerintah.
Berperan aktif dalam melaksanakan program pemerintah yang digariskan dalam pola pengembangan 5 tahun.
1.6
Visi dan Misi KPBS 1.6.1 Visi Menjadi koperasi yang amaliah, modern, sehat organisasi, sehat usaha dan sehat mental serta unggul di tingkat regional & nasional. 1.6.2 Misi 1. Taat
dan
patuh
terhadap
Pancasila,
UUD
1945,
Undang-Undang
Perkoperasian serta Peraturan Pelaksanaannya dan Peraturan Perundangundangan yang berlaku, serta melaksanakan amanah keputusan Rapat Anggota. 2. Memotivasi Anggota secara mandiri untuk meningkatkan harkat derajat sendiri, sekaligus mengangkat citra Perkoperasian. 3. Meningkatkan kopetensi sumber daya koperasi. 4. Melaksanakan Tata Kelola Operasional dengan baik, efektif & efisien. 5. Menjadi laboratorium koperasi persusuan. 6. Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
23
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
1.7
Lokasi dan Letak Geografis KPBS Milk Treatment (MT) KPBS berlokasi di jalan Koperasi No.1 . Sedangkan kantor pusat terdapat di Jalan Raya Pangalengan No.340, Desa Pangalengan, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. MT KPBS memiliki luas areal 3600 m2 yang terdiri dari luas areal bangunan sekitar 680,65 m2 untuk instalansi sedangkan untuk pabrik luasnya sekitar 304,37 m2. Wilayah kerja KPBS dikelilingi gunung dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 1.000 – 1.420 meter, suhu udara antara 12 – 28ºC, basah udara (kelembaban) antara 60 – 70 %. Kondisi alam tersebut selain cocok untuk perkembangan sapi perah juga cocok untuk perkebunan
serta tanaman sayuran. Pangalengan berbatasan langsung dengan
kecamatan Banjaran disebelah utara, disebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pasir Jambu, di sebelah selatan berbatasab dengan kabupaten Garut dan di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pacet.
1.8
Wilayah Kerja KPBS Wilayah kerja meliputi 3 (tiga) kecamatan, yaitu: a. Kecamatan Pangalengan b. Kecamatan Kertasari c.
Kecamatan Pacet
Wilayah yang terbagi kedalam 37 Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) dengan 748 kelompok peternak sapi perah, dan sekitar 6541 jumlah peternak, populasi sapi 12.809 ekor. Tabel 1. Nama Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) dan Jumlah Kelompok. NO
Nama TPK
Kode TPK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Warnasari Padahurip Cipanyisikan Kebon Jambu Pulo Pangalengan Pangkalan Mekar Mulya Bojong Waru Ciawi Babakan Cisangkuy Citere Sukamenak Cipanas Rancamanyar Los I Los II Pintu I Barrusulam Gunung Cupu I Gunung Cupu II Wates Wanasuka I Wanasuka II
WNSR PDHRP CPSK KBJ PLO PLN PKL MKMY BJW CWI BBK CSKY CTR SKM CPNS RCM LOS I LOS II PNT I BRSM GNCP I GNCP II WTS WNSK I WNSK II
Grup TPK
Jumlah Kelompok
I
II
III
IV
V
VI
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
14 17 12 14 24 9 24 39 21 15 19 26 20 35 22 18 34 38 17 22 16 17 26 13 10
24
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Cisabuk CSBK Citawa CTW Kertasari KTS Lodaya LDY Lembang Sari LBSR Cikembang CKB Plered PLD Goha GOHA Pejaten PJTN Cibeureum CBRM Sukapura SKPR Cihawuk CHWK Total Jumlah Kelompok Peternak
23 22 20 29 27 19 13 18 18 17 10 10 748 Kelompok
VII
VIII
Sumber : MT KPBS, 1 Juni 2012 Data sewaktu-waktu dapat berubah secara fakultatif setiap bulannya.
1.9
Struktur Organisasi KPBS RAPAT ANGGOTA TAHUNAN PEMBINA PENGAWAS
PENGURUS
TIM KONSULTAN SEKRETARIAT & HUMAS
LITBANG
PENYULUHAN
ADMINISTRASI & KEUANGAN
UNIT PT BPR BANDUNG KIDUL
UNIT PERBIBITAN & HIJAUAN UNIT BARANG & PAKAN TERNAK
UNIT PARIWISATA
UNIT PABRIK MAKANAN TERNAK UNIT PELAYANAN KESWAN & ANGGOTA
KOORDINATOR TPK UNIT PRODUKSI & PENGOLAHAN
UNIT ANGKUTAN & PEMASARAN
Secara umum, struktur organisasi KPBS Pangalengan mengacu pada UU Perkoperasian No. 25 tahun 1992 pasal 21 Bab VI yang berbunyi “Perangkat organisasi koperasi yang terdiri dari rapat anggota, Pengurus dan Pengawas”. Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan bagian tertinggi sebagai penentu kebijaksanaan yang berwenang mencabut dan mengeluarkan anggota maupun pengurus serta dapat menetapkan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) sedangkan di Milk Treatment KPBS Pangalengan yang berbentuk garis dan staf. Dalam hal ini, struktur organisasi secara formal yang berhak memberikan perintah adalah pimpinan, sedangkan staf sebagai pembantu pimpinan dengan tugas perencanaan dan memberikan nasihat. Dalam rangka menentukan efektifitas kerja yang mantap dan operasional maka disusun tuags sebagai berikut : Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
25
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) 1.
Rapat Anggota Rapat anggota merupakan cermin dari demokrasi dan memegang peranan yang
lebih tinggi di koperasi dalam menentukan setiap tahun dan mempunyai kewenangan dalam menerima atau mengeluarkan anggota serta pengurus koperasi, juga mengurus anggaran rumah tangga (AD/ART) koperasi. 2.
Pengurus Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota dan sebagai pelaksana Garis-
Garis Besar Usaha (GBU) yang telah ditetapkan dalam AD/ART. Sebagai pemegang kebijakan dan pembuat keputusan-keputusan yang strategis, pengurus mempunyai tanggung jawab atas perkembangan usaha KPBS Pangalengan. Adapun tugas dari pengurus yaitu mengelola usaha koperasi, mengajukan rencana kerja, mengatur Anggaran dan Pendapatan serta
Belanja
Koperasi (APBK)
dengan selalu
memperhatikan usul serta masukan dari badan pemeriksa, badan Pembina dan manjer lingkungan koperasi, merencanakan rapat anggota, mengajukan atau memberikan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas serta pemeliharaan daftar buku anggota serta pengurus KPBS. 3.
Pengawas Pengawas terdiri dari beberapa bagian, diantaranya pembina dan konsultan, auditor
atau akuntan publik, kesekertariatan, peneliti dan pengembangan (Litbang), humas dan penyuluhan, administrasi dan keuangan, serta manager. Pengawas merupakan seseorang yang dipilih oleh anggota. Tugasnya adalah melakukan pengawasan terhadap jalannya operasional dan kebijakan di KPBS. Selanjutnya pengurus harus membuat laporan tertulis untuk memberitahukan kepada anggota tentang hasil pengawasannya yang dipertanggung jawabkan secara periodik. Adapun kewenangan dari seorang pengurus yaitu meneliti catatan pembukuan koperasi, mendapatkan segala informasi dan keterangan yang dibutuhkan serta harus melaporkan hasil kerjanya. Hasil pemantauan kerja yang dilakukan oleh pengurus dilaporkan pada saat melaksanakan rapat pleno yang diadakan setiap tiga bulan sekali yang bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan usaha dan memantau perkembangan usaha yang dijalankan oleh KPBS. 4.
Manager Unit Pembibitan dan Hijauan Mempunyai tugas terhadap pemeliharaan dan penanganan pedet terseleksi hasil IB
untuk persiapan ternak pengganti,menyediakan bibit sapi untuk para anggota maupun diluar anggota, mendorong para peternak dalam usaha perkembangan dan pertumbuhan sapi betina, serta penggemukan sapi jantan. Dalam hal pemasaran tugasnya adalah menetapkan harga pembelian dan penjualan,penetapan sistem managerial, melakukan pembinaan dan pengarahan kepada para peternak. 5.
Manager Pabrik Makanan Ternak
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
26
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) Bertugas
dalam
menetapkan
harga
pembelian
bahan
baku
makanan
ternak,memelihara kelangsungan produksi RC, memenuhi dan mendistribusikan RC sesuai permintaan peternak, pengembangan terhadap RC, menyusun dan mengelola pakan ternak sesuai dengan standar. 6.
Manager Unit Barang dan Pakan Bertugas dalam menyediakan dan menjamin kebutuhan ternak dan para anggota,
menjaga kualitas produk dan fasilitas koprasi yang digunakan,serta melakukan penarikan pembayaran dari anggota demi kelancaran produksi. 7.
Manager Unit Produksi dan Pengolahan Bertugas dalam pembinaan pelaksanaan kegiatan penerimaan, pengolahan,menjaga
dan mengantisipasi kerusakan susu, melakukan kontrol terhadap kualitas susu yang akan dipasarkan,melakukan diversifikasi dan pengembangan produk sesuai tuntutan pasar. 8.
Manager Unit Angkutan dan Pemasaran Manager unit angkutan bertanggung jawab dalam pengawasan kondisi kendaran,
mengurus kelengkapan administrasi kendaraan, mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas dengan mengontrol kebutuhan spare part kendaraan,mengatur jadwal pembiayaan,pengembalian serta pengiriman susu. Manager pemasaran bertanggung jawab dalam memasarkan susu yang telah dilakukan penanganan dan pengolahan. Mengembangkan wilayah pemasaran susu dan melakukan promosi terhadap produk yang telah di olah, serta menjalin kerja dengan para mitra usaha. 9.
Manager Pariwisata Bertugas dalam mempromosikan daerah wisata yang berada dipangalengan, mengelola hotel dan restoran untuk menarik minat para wisatawan. Selain itu, bertugas merencanakan liburan bagi para anggota koprasi ke obyek wisata didaerah pangalengan maupun diluar pangalengan.
10.
Manager Unit BPR Bandung Kidul Bertugas
dalam
pengambilan
kredit
sapi
dan
peternak
ekoprasi
dan
mengembalikan pinjaman kredit ke pemerintah melalui bank. 11.
Manager Unit Pelayanan Kesehatan Hewan dan Anggota Bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan hewan milik peternak dan
melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan rayon. 12.
Koordinator TPK Bertanggung jawab terhadap kebutuhan para anggota di Tempat Pelayanan
Koperasi (TPK), koordinasi dengan seluruh unit usaha dalam memecahkan permasalahan yang ada di lapangan.
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
27
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
1.10
Ketenagakerjaan Perekrutan tenaga kerja yang dilakukan oleh unit pengolahan susu di KPBS lebih diutamakan tenaga kerja yang berada di sekitar lingkungan pabrik. Tingkat pendidikan bervariasi mulai dari Sekolah Dasar hingga yang berjenjang pendidikan sarjana. Pengambilan dan penempatan tenaga kerja di KPBS disesuaikan berdasarkan jumlah kebutuhan. Jumlah pegawai di Milk Treatment KPBS adalah 124 orang yang diantaranya, 2 orang di bagian penerimaan, 9 orang di bagian laboratorium dan 1 orang Kasie Laboratorium, 13 orang di bagian proses dan 1 Kasie proses, 7 orang di bagian mesin dan 1 orang Kasie mesin, 5 orang di bagian bengkel dan Kasie bengkel, 33 orang di bagian transportasi diantaranya 20 supir IPS dan 13 orang supir, 1 orang di bagian gudang, 2 orang di bagian produksi, 8 orang penyuluh dan 1 orang Kasie serta 1 orang Kasie MCC (Milk Cooling Centre), 2 orang Gardening, dan 5 orang satpam. Sistem penerimaan tenaga kerja yang ditetapkan oleh Milk Treatment KPBS disesuaikan dengan peraturan yang telah dibuat oleh KPBS pusat. Selanjutnya akan di adakan seleksi penerimaan calon tenaga kerja baru yang di laksanakan secara bertahap. Calon tenaga kerja yang lulus dalam seleksi peneriman akan menjalani masa percobaan selama 6 bulan. Dalam masa percobaan itu, tenaga kerja baru di berikan upah sebesar 80% dari gaji pokok. Jika selama masa percobaan itu, calon tenaga kerja memiliki prestasi yang baik dalam bekerja, disiplin waktu, kesetiaan dan pengabdian tinggi, maka dapat di angkat sebagai tenaga kerja. Usia tenaga kerja untuk taraf pendidikan SD sampai dengan SMA atau kejuruan yang dapat bekerja di Milk Treatment KPBS yaitu berumur tidak lebih dari 28 tahun, sedangkan untuk lulusan sarjana usianya tidak di batasi. Selain pemberian gaji, perusahaan memberikan kesejahteraan pada karyawan, diantaranya tunjangan kesejahtaraan berupa pelayanan asuransi kesehatan bagi seluruh keluarga karyawan, tunjangan di hari tua sebesar 5%, tunjangan hari raya berupa gaji tambahan yang besarnya satu bulan gaji atau bonus merata untuk seluruh karyawan pada tahun berikutnya. Hal ini bertujuan untuk maningkatkan produktivitas para karyawan. Biaya kesehatan bagi anggota koperasi yaitu sebesar 3 kali dari gaji dalam satu bulan dan SIMKA (Simpanan Karyawan) digunakan untuk memfasilitasi anggota berupa penampungan dan pemasaran susu, pengadaan pakan ternak, jasa simpan pinjam, pengadaan unit sapi perah, pelayanan kesehatan sapi, pelayanan inseminasi buatan dan penyediaan kebutuhan pokok bagi para ternak. Pakaian seragam diberikan satu tahun sekali bagi karyawan tetap. Bagi karyawan yang lembur pemberian gaji diperhitungkan setiap jamnya dan diberikan bersamaan dengan pemberian gaji pokok setiap bulan. Penentuan jadwal kerja yang berlaku di Milk Treatment KPBS untuk pegawai di bagian administrasi hanya 6 hari kerja dimulai pukul 07.00–15.00 WIB. Pegawai di bagian laboratorium, penerimaan dan proses dibagi
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
28
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) menjadi 2 shift. Pada bagian laboratorium dan penerimaan shift pagi di mulai pukul 04.30-12.30 WIB, sedangkan untuk shift siang dimulai pukul 15.00-21.00 WIB. Pada bagian proses shift pagi dimulai pukul 04.30–12.30 WIB. Sedangkan untuk shift siang dimulai pukul 13.00–21.00 WIB. Untuk pegawai di bagian mesin dan satpam dibagi menjadi tiga shift. Jam pegawai dibagian pengemasan susu dimulai pukul 07.00–15.00 WIB. Pegawai di bagian gudang dimulai pukul 06.00–14.00 WIB, sedangkan untuk bagian bengkel dimulai pukul 07.00–15.00 WIB. Susunan pengurus Periode 2010–2015 • Ketua umum
: H. Aun Gunawan, SE
• Ketua I
: H. Engkun Maskun
• Ketua II
: Ir. H. Muhamad Nasrun
• Sekretaris
: Ir. Adang Shalahuddin
• Bendahara
: Hj. Rahmi Hartini
TIM MANAJEMEN • H. W. Hermansyah, SE. • H. Hendra Turga, SE SUSUNAN PENGAWAS Periode 2012-2015 • Ketua / Anggota
: Ayi Dimyati
• Anggota
: Ade Tatang
• Anggota
: A Warmo Sugandi
PEMBINA • Bupati Kabupaten Bandung • Ka. Dinas Koperasi & UKM Kab. Bandung • Ka. Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Bandung Muspika Kec. Pangalengan, Kertasari & Pacet
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
29
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
30
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
BAB II KEGIATAN DI LINI INDUSTRI 2.1 Garis Besar Alur Pengolahan Susu Di KPBS Pangalengan
Susu yang telah di perah akan disetorkan ke TPK. Susu yang telah di kumpulkan di TPK kemudian dikirim, jalur pengiriman susu di bedakan menjadi 2: Ada yang langsung dikirim menuju MT KPBS, ada pula yang dikirimkan menuju Cooling Unit untuk didinginkan terlebih dahulu supaya kualitas susu tidak menurun saat dikirimkan menuju MT KPBS. Di MT KPBS, setiap mobil tangki susu KPBS yang baru datang di uji kualitasnya terlebih dahulu. Diantaranya pengujian meliputi tes alkohol serta uji kualitas susu yang terdiri dari pemeriksaan Fat, Laktosa, Protein, Freezing Point, dan Total Solid. Setelah lulus uji, tangki susu akan masuk ke bagian penerimaan. Disana susu akan ditimbang volumenya, setelah ditimbang susu masuk pada bak penanmpungan sementara. Dari bak penampungan sementara susu akan di pompa menuju Plat Cooler. Di Plat Cooler, susu akan diturunkan suhunya dari suhu normal susu yang datang sekitar Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
31
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) rata-rata 30 derajat celcius diturunkan menjadi 4 derajat celcius dengan cara mengalirkan susu yang masuk secara bersamaan dengan air dingin dan berlawanan. Susu dan air tidak akan tercampur karna kedua saluran zat tersebut dibatasi oleh dinding sel. Setelah dari plate cooler jalur susu dibagi menjadi 2 yaitu, pengiriman susu freshmilk untuk IPS (Industri Pengolahan Susu) ataupun untuk home industry.Selain itu, susu disimpan pada storange tank yang berukuran 50.000 liter. Susu yang berada pada storange tank akan di proses lebih lanjut lalu menjadi susu olahan siap minum (pasteurisasi) berdasarkan jumlah orderan yang di terima oleh KPBS pangalengan. MT KPBS menggunakan proses pasteurisasi HTST (High Temperature Short Time) yang memerlukan waktu 15 detik pada suhu 82-85ºC. Hasil susu pasteurisasi di produksi dalam 2 macam, yaitu susu bantal/prepack dan susu cup.
2.2 Prosedur Alur Penerimaan Susu Dari Peternak Hingga Milk Treatment KPBS 2.2.1 Tata Cara Pemerahan Sapi dan Pemeliharaannya A. Syarat Pembuatan Kandang Jauh dari pemukiman penduduk. Dibuatnya ventilasi udara yang cukup. Adanya sumber air Adanya sumber makanan untuk sapi dan lahan. Adanya pengolahan limbah Ukuran kandang harus sesuai. Terjangkau oleh sinar matahari. B. Tata Cara Pemeliharaan Ternak Sapi Kandang yang baik terdapat sumber air yang banyak untuk menjaga kebersihannya. Sapi yang akan diperah harus dimandikan terlebih dahulu supaya bersih. Sapi diberi pakan berupa rumput (rumput gajah/rumput liar), ongok/ampas tahu, daun lamtoro, konsentrat dari limbah kulit kacang dan DDGS (sisa dari proses fermentasi ethanol yang di keringkan). Untuk anak sapi di beri pakan berupa rumput, susu sapi dari induknya, dan di beri tambahan nutrisi dari susu fullcream ataupun susu skim. Kandang harus selalu dijaga kebersihannya, setiap sapi yang mengeluarkan kotorannya harus segera dibersihkan dan disimpan pada ladang supaya menjadi pupuk kompos organik. Tanduk sapi yang sudah panjang harus segera dipotong agar tidak melukai sapi yang lain ataupun orang yang memelihara sapi tersebut. Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
32
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) C.
Tata Cara Pemerahan Susu Sapi Sapi yang akan diperah di mandikan terlebih dahulu untuk menjaga kebersihannya.
Siapkan 2 wadah bersih berupa ember untuk menampung susu pada saat pemerahan dan ember yang satunya untuk di isi air panas
Siapkan juga milkcan (di cuci terlebih dahulu) untuk menampung susu yang sudah di perah berikut dengan lap untuk saringannya supaya susunya bersih dari kotoran.
Lap puting dan ambing sapi dengan lap yang sudah di rendam di air hangat.
Lumuri puting sapi dengan vaseline supaya puting licin agar mudah diperah.
Lakukan pemerah dengan cara memijit dan menarik dari atas ke bawah hingga puting mengeluarkan air susu.
Basuh kembali puting susu yang telah di perah.
Pindahkan susu hasil perahan dalam ember ke dalam milkcan untuk dibawa ke TPK (susu yang sudah di perah jangan didiamkan lebih dari 1 jam, agar bakteri tidak berkembang biak lebih banyak).
2.2.2 Penerimaan Susu Dari Peternak di TPK TPK adalah Tempat Pelayanan Koperasi. Di TPK, semua susu yang sudah diperah dari para peternak ditampung kemudian di setorkan ke MT KPBS untuk diolah lebih lanjut atau dikirimkan ke IPS (Industri Pengolah Susu) ataupun sebagai produk jual dari KPBS itu sendiri. Di TPK, susu yang akan di setorkan harus di seleksi terlebih dahulu oleh “Tester” dan “Recorder”. Tester fungsinya adalah sebagai penguji kualitas susu dari peternak apakah ada pemalsuan susu atau tidak, bila ada susu tersebut akan dicurigai dan di sampel kemudian di kirimkan ke Lab KPBS untuk diperiksa lebih lanjut. Sedangkan Recorder fungsinya hanya mencatat dari hasil pengujian oleh Tester. Inilah tahapan-tahapan kegiatan di TPK : A. Pengujian Sampel Susu Dari Peternak
-
Susu yang ada didalam milkcan akan di aduk secara homogen kemudian ukur suhunya dengan IR Temperature (InfraRed). Lalu di catat oleh recorder.
-
Setelah itu, susu akan di uji alkohol dengan alat Gun Test yang berisi alkohol 80%. Cara kerjanya dengan mencelupkan moncong gun test kemudian angkat moncong keatas, dengan otomatis 2cc susu dan 2cc alkohol akan masuk bersamaan kedalam tabung kaca lalu dikocok supaya tercampur. Lihat hasilnya dengan mengetahui ada atau tidaknya gumpalan-gumpalan susu didinding tabung, bila terdapat gumpalan maka susu tersebut sudah pecah atau sudah lama jarak antara pemerahan hingga penyetoran.
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
33
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
-
Uji Berat Jenis (Density) susu dengan alat Lactodensimeter yang di celupkan kedalam susu untuk melihat berat jenis susu tersebut.
-
Bila ada jadwal sampel kelompok peternak, susu akan di sampel tiap individunya kedalam gelas kelompok dan akan dimasukkan kedalam botol sampel untuk dilihat kualitas susu perkelompok setiap 4 kali sampel dalam 1 periode atau 10 hari dengan menggunakan Lactoscope dan pengujian Resazurin.
B. Penerimaan Susu Peternak Di TPK -
Setelah susu di uji oleh Tester, susu akan di ukur volumenya dengan menggunakan Literan dan kemudian dicatat
kedalam
formulir
penerimaan serta kartu penyetoran milik peternak. -
Kemudian susu akan dimasukkan kedalam tangki mobil dan disaring supaya tidak ada kotoran yang terbawa kedalam tangki.
-
Setelah semua peternak menyetorkan susu, mobilpun akan berangkat menuju MT KPBS untuk diproses lebih lanjut sesuai jadwalnya.
2.2.3 Pengambilan Sampel Susu Pada Mobil Tangki TPK •
Mengaduk susu di atas tanki truk sampai homogen, kemudian di ambil sampel sebanyak 500ml.
•
Masukkan kedalam gelas sampel.
2.2.4 Test Alkohol pada sampel susu TPK •
Lakukanlah pengujian alkohol test 75% (Teknis) untuk sampel susu yang berasal TPK, sedangkan untuk yang dikirim ke IPS dengan kadar alkohol 73% (Pro Analysis).
•
Siapkan tabung reaksi dan pipet 10 ml dalam ke adaan kering
•
Ambil sampel susu sebanyak 2 ml dan tuangkan ke dinding tabung reaksi kemudian tambahkan alkohol dengan jumlah yang sama dan tambahkan indicator Rosalic Acid sebanyak 2 tetes, lalu kocok secara homogen.
•
Amati terhadap adanya gumpalan dan atau pemisahan bagian-bagian protein susu di dinding tabung reaksi dan adanya perubahan dari warna jingga menjadi merah muda. Bila ada perubahan warna maka susu tersebut sudah diberi penambahan karbonat/CO3 berlebih.
•
Dan bila adanya butiran atau gumpalan susu menunjukan reaksi Positif.
2.2.5 Pengujian Kualitas Susu TPK, IPS, Kelompok dan Individu -
Lakukan pengujian dengan alat lactoscope
-
Ambil sampel sebanyak 20 ml yang terlebih dahulu di aduk sampai homogen kemudian masukan kebagian input pipe, setela itu masukkan data nama sampel dan tekan enter pada komputer dan tunggu beberapa saat
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
34
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
-
Catat hasil pengujian lactoscope mulai dari Fat, Protein, Lactose, Total Solid, dan Freezing Point.
2.2.6 Akhir Proses Pengujian Susu • •
2.3
Melaksanakan pencucian alat pengujian lactoscope dan lakukan cleaning Bersihkan seluruh peralatan dan simpan pada tempatnya.
Prosedur Pengujian Mikrobiologi 2.3.1 Metode Pengujinan Rezasurin • Ambil alat tabung reaksi yang sudah disterilsasi lalu masukan sample susu (KLP, TPK, IPS) sebanyak 10 ml kemudian tambahkan larutan rezasurin sebanyak 1ml • Tutuplah tabung reaksi dan kocok hingga homogen. • Simpan di waterbath dengan temperatur 37ºC selama satu jam. Pada menit ke 30 amati perubahan yang terjadi, setelah itu simpan kembali pada waterbath hingga waktu menunjukan 1 jam. Bila waktu perendaman sudah mencapai waktu 1 jam, amati perubahan warna melalui alat lovibon lalu catat grade dari hasil pengamatan
2.3.2 Metode Pengujian TPC •
Angkat tabung reaksi dan larutan renger dari dalam autoclave lalu dinginkan sampai suhu kurang dari 20 ºC
•
Angkat larutan PCA lalu simpan dalam incubator agar suhu PCA tetap diatas 37 ºC
•
Siapkan petridish dan beri kode sesuai dengan TPK atau IPS lalu diberi tanda pengenceran (10-5/10-6)
•
Nyalakan lampu spirtus/alkohol agar suhu ditempat pengujian tetap steril
•
Ambil sample susu sebanyak 1ml lalu encerkan ketabung 1 yang sudah diisi larutan ranger steril aduk sampai merata kemudian ambil kembali sebanyak 1ml lalu masukan lagi ketabung berikutnya sampai kepengenceran ke 5. Setelah 5 kali pengenceran lalu tuangkan 1ml larutan yang sudah di encerkan kepetridish yang berkode 10-5 dan 0,1 ml ke petridish yang berkode 10-6 Catatan:
• Untuk pengenceran harus menggunakan pengenceran • Setiap melakukan pengenceran harus alkohol/spirtus agar suhu udara tetap steril Periksa larutan agar dari dalam incubator lalu (suhu antara 36-39 ºC). Setelah suhu agar benar-benar antara 36-39 ºC
1 pipet dalam satu kali dilakukan
dekat
lampu
periksa suhu agar tersebut tuangkan ke petridish yang
sudah diisi pengenceran tadi kurang lebih 20-30ml/ petridish atau sesuai dengan petridish itu sendiri (jangan terlalu tipis atau tebal). Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
35
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) Lalu digoyangkan sehingga larutan pengenceran dan agar benar-benar tercampur supaya media tumbuhnya bakteri merata. Kemudian diamkan beberapa menit sampai agar tersebut benar-benar menjadi padat. Untuk mengetahui keadaan udara ruangan yang dipakai penganalisaan maka larutan agar yang dituangkan ke dalam petridish tidak langsung ditutup (harus terbuka selama kurang lebih sama dengan lamanya penganalisaan persatu sample atau kurang lebih 1,5 menit). Selama penganalisaan mulai pengenceran sampai dengan selesai
penuangan
agar, lampu alkohol/ spirtus harus tetap nyala agar suhu normal. Setelah media agar benar-benar beku selanjutnya simpan dan masukan ke incubator dalam keadaan terbalik dengan suhu 30ºC (±1ºC) selama 48 jam atau selama 2 hari. Periksa hasil pengamatan TPC setelah 48 jam di inkubasi.
2.3.3 Pengujian Antibiotik Pada Sampel Truk IPS
Siapkan sampel susu yang akan diuji, Delvotest Incubator, media Delvotest, pipet dan suntikan untuk mengukur volume sampel.
Kocok botol sampel susu yang akan di uji secara homogen, kemudian pipet sampel sebanyak 0,5ml.
Kemudian masukkan kedalam tabung media Delvotest lalu tutup lubang dengan selotip dan beri nama sesuai nomor kendaraan tersebut.
Setelah sampel siap, atur alat Delvotest Incubator dengan suhu sekitar 63ºC (±1ºC) selama 3 jam.
Amati perubahan yang terjadi, bila perubahan warna dari biru menjadi kuning maka susu tersebut (-) negative mengandung Antibiotik bila warnanya tetap biru menjadi biru maka hasilnya (+) positif mengandung Antibiotik.
Catatlah hasil pengamatan di buku catatan Antibiotik KPBS, dan laporkan kepada supir IPS bila hasilnya dinyatakan postif.
2.4
Prosedur Pengolahan Susu Di Milk Treatment KPBS Pangalengan Susu yang diterima di MT KPBS Pangalengan akan mengalami proses pengolahan lebih lanjut. Proses pengolahan ini terdiri atas pengolahan susu dingin, susu tawar pasteurisasi, dan susu manis pasteurisasi. Susu manis pasteurisasi merupakan produk susu rasa yaitu Strawberry dan Coklat. Proses pengolahan susu dingin yang dilakukan di MT KPBS melalui bebrapa tahap yaitui :
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
36
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
2.4.1 Alur Proses Penerimaan Susu Dari TPK Hingga Ke MT KPBS
Gambar : Diagram Alir Penyimpanan Susu Di MT KPBS
Susu yang di angkut menggunakan truk tangki akan di bawa ke bagian penimbangan untuk ditimbang agar diketahui kuantitas susu yang diterima.
Setelah itu, sambungkanlah pipa yang menuju bak penimbangan dengan pipa keluarnya susu di truk tangki.
Kemudian susu di pompa menuju bak penimbangan,setelah itu susu lalu di timbang.
Susu yang sudah ditimbang dialirkan menuju bak sementara untuk ditampung dan di pompa melewati Platcooler untuk menurunkan suhu susu tersebut.
Setelah itu, simpan susu kedalam Storange Tank 50.000 Liter.
2.4.2 Proses Pembuatan Susu Freshmilk Untuk Dikirimkan Ke Industri Pengolahan Susu (IPS)
Gambar : Diagram Alir Proses Susu Freshmilk Untuk IPS Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
37
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
Susu yang sudah ditimbang akan di alirkan menuju Platcooler 1 dan 2 (IPS) kemudian di alirkan kedalam truk tangki IPS.
Mobil tangki yang siap berangkat, harus dibersihkan terlebih dahulu dan kemudian di segel supaya tidak bocor serta diberi surat jalan untuk keamanan dalam pengiriman ke IPS.
2.4.3 Proses Pasteurisasi Susu Murni Balance Tank
2.4.4
PHE Regeneratif I Homogenizer PHE Pasteurisasi Holding Tube PHE Regeneratif II PHE Pendingin Storage Tank Packaging Tahapan-tahapan Proses Pasteurisasi Hubungkan jalur-jalur susu menuju daerah pasterisasi, hubungkan Balance Tank, PHE Regeneratif I, Homogenizer, PHE Pasteurisasi, PHE Regeneratif II, PHE Pendingin dan Jalur menuju Storange Tank. Atur Suhu PHE Pasteurisasi sekitar 82ºC dan Homogenisasi dengan tekanan 1000-1500Psi. Bersihkan seluruh jalur dengan air bersih, kemudian alirkan susu menuju jalur tersebut, pastikan seluruh jalur terpasang dengan rapih dan steril. Teruslah pantau hingga proses Pasteurisasi selesai. Bersihkan seluruh jalur menggunakan air panas dan caustic soda dengan menghubungkan jalur dari stasiun CIP.
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
38
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
2.4.4
Proses Pembuatan Susu Pasteurisasi Rasa
Gambar : Pembuatan susu pasteurisasi rasa. Hubungkan jalur dari Storage Tank 50.000L ke Mixing Tank 2000 dan masukan susu sesuai dengan kebutuhan. Hubungkan jalur Mixing Tank — PHE —Tri Blender — Mixing Tank Kemudian sirkulasikan , hingga suhu naik (≤50ºC). Tambahkan gula atau bahan lain ke dalam Tri Blender, setelah semua bahan dimasukan kemudian sirkulasikan selama kurang lebih 30 menit . Hubungkan jalur Mixing Tank (2000L) — PHE Regeneratif I (60ºC-70ºC) — Homogenizer
(1000-1500Psi)— PHE Pasteurisasi (82ºC)— Holding
Tube (82ºC selama 15 detik) — PHE Regeneratif II (20ºC-30ºC)
— PHE
Pendingin (≤4ºC) — Storange Tank—Packaging. Setelah selesai pengisian ke Storage Tank, lakukan pembilasan dengan air kemudian lakukan CIP. Membersihkan semua peralatan dengan cairan Tipol dan bilas dengan air panas.
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
39
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
2.4.5 Proses Pembuatan Susu Pasteurisasi Tawar (Plain)
Gambar : Diagram Alir Pembuatan Susu Pasteurisasi Tawar (Plain)
Hubungkan jalur dari Storage Tank 50.000L ke Mixing Tank 2000 dan masukan susu sesuai dengan kebutuhan. Catatan : Mixing Tank hanya untuk mengukur jumlah volume susu yang di butuhkan saja.
Hubungkan jalur Mixing Tank (2000L) — PHE Regeneratif I (60ºC70ºC) — Homogenizer (1000-1500Psi)— PHE Pasteurisasi (82ºC)— Holding Tube (82ºC selama 15 detik) — PHE Regeneratif II (20ºC30ºC) — PHE Pendingin (≤4ºC) — Storange Tank—Packaging.
Setelah selesai pengisian ke Storage Tank, lakukan pembilasan dengan air kemudian lakukan CIP.
Membersihkan semua peralatan dengan cairan Tipol dan bilas dengan air panas.
2.4.6 Cleaning In Place (CIP) dan Cleaning On Place (COP) Di setiap kegiatan proses perusahaan pastinya sebelum dan sesudahnya haruslah dibersihkan setiap sudut bagian perusahaan agar terlihat indah, bersih, higienis, dan terawat. Di MT KPBS memiliki sistem pembersihan dengan 2 cara yaitu pembersihan di tempat tak terjangkau (CIP/Clening In Place) dan pembersihan di tempat yang terjangkau (COP/Cleaning On Place)
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
40
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) CIP merupakan suatu proses pembersihan alat-alat maupun tempattempat yang tak terjangkau oleh tangan manusia maupun alat pembersih lainnya. Teknik CIP ini biasanya menggunakan zat-zat kimia dan air supaya bisa membersihkan bagian-bagian yang tak terjangkau seperti pipa, tangki penyimpanan, dan lain-lain. Biasanya teknik pembersihan ini hanya menggunakan zat cairan basa seperti NaOH atau Caustic Soda, asam yaitu Asam Nitrat atau HNO3, dan air sebagai pembilasnya ataupun penetralnya. Sedangkan COP merupakan suatu proses pembersihan alat-alat ataupun tempat-tempat yang terjangkau oleh tangan dan alat, misalnya permukaan luar storange tank, lantai-lantai, tembok-tembok, dan lain lain. Biasanya hanya menggunakan Tippol (Bahan Dasar Sabun) dan air sebagai pembilasnya supaya tidak licin.
2.4.7 Standar Operating Procedur A. Tujuan Untuk mendinginkan susu agar kualitasnya tetap terjaga. B. Penerapan Cooling Unit C. Prosedur Material atau Bahan : a. Masuk kerja 15 menit sebelum memulai pekerjaan b. Membersihkan peralatan dan sarana lainnya serta ruangan pastikan peralatan dalam keadaan bersih dan peralatan pendukung lainnya dalam keadaan berfungsi dengan baik.
2.4.8 Persiapan Penerimaan Susu ke Cooling Unit : a. Memasang selang dari Balance Tank ke Milk Pump A, input ke Cooling Unit. b. Memeriksa manual valve pada jalur susu supaya tidak ada yang salah posisi. c. Memeriksa keadaan seluruh komponen Cooling Unit. d. Membuka tutup pembuangan udara panas dari Blower Cooling Unit. Proses Pendinginan Susu a. Susu dari peternak ditampung sementara di Balance Tank. b. Masukan susu ke Cooling Unit menggunakan Milk Pump A. c. Jalankan mesin Cooling Unit. Jika susu di cooling unit ada pada posisi 500 liter dengan menekan tombol
sebanyak 2 kali.
d. Jika susu yang sudah masuk ke tangki Cooling Unit ada pada posisi penuh, gunakan alat ukur volume untuk mengetahui jumlah susu yang sedang di dinginkan. Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
41
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) e. Proses pendinginan susu berjalan rata-rata dalam tempo 3,5 jam untuk mencapai temperature 3,50C. f. Setelah susu dingin, keluarkan susu dari tangki cooling unit menggunakan Milk Pump B ke tangki mobil IPS untuk dipasarkan ke pabrik industri. Akhir Proses Pendinginan Susu : a. Matikan mesin Cooling Unit. b. Setelah selesai pendinginan susu, tangki Cooling Unit dan instalasi pipa susu dibersihkan sesuai dengan SOP CIP yang ada. c. Bersihkan seluruh peralatan yang ada serta ruangannya. d. Tutup kembali lubang pembuangan udara panas dari Blower Cooling Unit.
2.4.9 Pengolahan Limbah KPBS
Dalam pengolahan limbah di KPBS menggunakan sistim pengendapan.
Semua saluran pembuangan di MT.KPBS akan berakhir pada bak penampungan limbah. Bak penampungan limbah terbagi menjadi 4 bagian diantaranya : a. Bak Penampungan Sementara 1. Didalam bak penampungan sementara, limbah yang masuk kemudian dialirkan menuju bak penampungan ke 2 dengan proses pengendapan. b. Bak Penampungan Sementara 2. Didalam bak penampungan ke dua limbah diolah sama halnya sepeti dengan bak pertama. c. Bak 3 Pengendapan Dan Penyaringan. Pada bak ini, limbah yang masuk akan disaring dan di endapkan melalui beberapa tahap diantaranya : -
Lapisan pasir berguna untuk mengedapkan limbah cair yang dibuang dan menopang akar tumbuhan walini yang akan memberikan oksigen kepada mikroba-mikroba pengurai yang ada pada lapisan teratas.
-
Lapisan karung plastik berguna untuk menahan pasir di lapisan atas dan menyaring air limbah yang menembus lapisan pasir tersebut.
-
Lapisan ijuk untuk menyaring air limbah supaya lebih jernih lagi.
-
Lapisan kerikil untuk menahan sema lapisan yang ada diatasnya dan menahan kotoran yang dibawa oleh air yang sudah di lewati pada lapisan sebelumnya.
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
42
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
-
Lapisan pipa paralon yang telah dilubangi berguna untuk mengalirkan air limbah yang sudah di saring sebelumnya dan dialirkan menuju bak 4.
Tebal lapisan semuanya minimal 1 meter tiap masing-masing. d. Bak 4 parameter konsentrasi limbah. Di bak penampungan ini, air hasil penyaringan akan ditampung terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa pekatnya konsentrasi limbah yang akan dibuang menuju saluran pembuangan yang akan berakhir di sungai. Pada bak ini, di berikan ikan lele dan ikan mas sebagai parameter biotik yang berguna untuk mengetahui beracun atau tidaknya limbah yang akan dibuang tersebut. Limbah yang telah diproses akan di buang bersamaan dengan air limbah bekas pencucian mobil tangki yang ada di MT KPBS.
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
43
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
Gambar : Denah lokasi MT KPBS
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
44
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1
Sejarah Susu Pada zaman dahulu, susu telah dipakai sebagai bahan pokok pangan manusia. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu, seperti sapi, kuda dan domba. Sapi dan domba mulai dijina.14kkan sejak 8000 SM untuk diambil daging, bulu dan susunya. Di Timur Tengah, susu bahkan terfermentasi menjadi keju oleh para pengembara gurun di sana.Diperkirakan susu mulai masuk ke dataran Eropa pada abad 5000 SM melewati daerah Anatolia.[Sementara, susu mulai masuk ke Inggris pada periode Neolitik. Penggunaan keju dan susu dari Timur Tengah lewat Turki mulai dikenal oleh bangsa Eropa pada zaman Pertengahan Kemudian, pada abad ke-15, para pelaut mulai membawa sapi perah untuk dipelihara dan diternakkan di dataran Eropa untuk konsumsi susu. Susu sapi sendiri baru dikenal oleh bangsa Indonesia lewat penjajahan Hindia Belanda pada abad ke 18.
3.2
Pengertian Susu Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
45
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) produk seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lainlainnya untuk konsumsi manusia. Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu membantu pertumbuhan mereka. Sementara itu, untuk orang lanjut usia, susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak vitamin dan protein. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik. Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Ada juga susu yang berbentuk fermentasi
3.3
Nutrisi Hewan Mamalia Sebagian besar hewan mamalia, termasuk manusia, susu diberikan oleh induk melalui kelenjar susu induk. Beberapa kebudayaan meneruskan kebiasaan memberi air susu kepada bayi nya hingga umurnya mencapai 7 tahun.
3.4
Gizi Untuk Manusia Di beberapa bangsa, terutama bangsa Eropa, meminum susu telah menjadi kebiasaan yang lumrah dilakukan setiap sarapan. Susu terus diproduksi dengan cara mendirikan peternakan sapi perah. Pada zaman ini, susu tidak hanya diminum, melainkan diubah bentuknya menjadi margarin, yogurt bahkan es krim. Susu pun terus dikembangkan seiring dengan kemajuan zaman. Di Eropa, industri susu sangat maju dalam hal teknologi dan kualitas susu itu sendiri. Susu-susu yang diproduksi di Eropa, rata-rata mengandung kandungan gizi yang tinggi Ini sangat baik bagi kesehatan dan pertumbuhan kita. Hal ini yang menyebabkan, tinggi rata-rata orang Eropa jauh dari tinggi rata-rata orang Asia. Susu mengandung banyak sekali kalsium yang dapat menguatkan tulang.
3.5
Sumber Susu Susu tidak hanya dari sapi, tapi juga dari beberapa hewan mamalia lainnya. Diantaranya: Domba Kambing Kuda Keledai Unta, termasuk unta di Amerika Selatan. Di Rusia dan daerah Laplandia, sejenis peternakan rusa perah dibuat untuk logistik susu di beberapa daerah di lingkar kutub utara. Susu kuda dan keledai mengandungi lemak sekitar 50% lebih rendah dari susu sapi. Susu paus mengandung kandungan lemak
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
46
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) terbesar, yaitu 50% dari kadar susu tersebut. Namun, susu paus tidak dikonsumsi oleh manusia.
3.6
Syarat Susu Yang Baik Saat masih berada di dalam kelenjar susu, susu dinyatakan steri l. Namun, apabila sudah terkena udara, susu sudah tidak bisa dijamin kesterilannya. Adapun syarat susu yang baik meliputi banyak faktor, seperti warna, rasa, bau, berat jenis, kekentalan, titik beku, titik didih, dan tingkat keasaman. Warna susu bergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan pakannya. Warna susu normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putihnya merupakan hasil dispersi cahaya dari butiran-butiran lemak, protein, dan mineral yang ada di dalam susu. Lemak dan beta karoten yang larut menciptakan warna kuning, sedangkan apabila kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan muncul. Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih) yang disebabkan adanya kandungan gula laktosa dan garam mineral di dalam susu. Rasa susu sendiri mudah sekali berubah bila terkena benda-benda tertentu, misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja enzim dalam tubuh ternak, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya. Bau susu umumnya sedap, namun juga sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas. Berat jenis air susu adalah 1,028 kg/. Penetapan berat jenis susu harus dilakukan 3 jam setelah susu diperah, sebab berat jenis ini dapat berubah, dipengaruhi oleh perubahan kondisi lemak susu ataupun karena gas di dalam susu. Viskositas susu biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2 cP, yang dipengaruhi oleh bahan padat susu, lemak, serta temperatur susu. Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 °C, sedangkan titik didihnya adalah 100,16 °C. Titik didih dan titik beku ini akan mengalami perubahan apabila dilakukan pemalsuan susu dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik beku air yang berbeda. Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat asam dan sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5–6,7. Bila pH susu lebih rendah dari 6,5, berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri.
3.7
Jenis Produk Susu Berdasarkan kandungan lemak yang terdapat di dalamnya, produk susu dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu susu murni (whole milk), susu kurang lemak
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
47
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) (reduced fat milk), susu rendah lemak (low fat milk), dan susu bebas lemak (free-fat Milk) atau susu skim (skim milk). Susu murni harus mengandung sekurang-kurangnya 3,25% dari lemak susu dan 8,25% padatan susu bukan lemak (protein, karbohidrat, vitamin larut air, dan mineral). Penambahan vitamin A dan D pada susu ini bersifat fakultatif. Susu kurang lemak banyak dipilih orang orang-orang yang ingin mengurangi konsumsi lemak di dalam susu. Sesuai dengan namanya, kadar lemak pada susu ini telah dikurangi hingga tersisa 2%. Untuk konsumen yang menginginkan konsumsi lemak lebih sedikit lagi, diciptakanlah susu rendah lemak. Kadar lemak pada susu ini telah dikurangi hingga tersisa 1%. Pada susu skim, kadar lemaknya dikurangi hingga hampir tidak ada sama sekali (0,1%), namun residu dari lemak susunya boleh tersisa hingga maksimum 0,5%. [5] Karena vitamin A dan D yang larut dalam lemak ikut hilang pada proses penghilangan lemak, pada susu kurang lemak, susu rendah lemak, dan susu skim umumnya ditambahkan kedua vitamin tersebut. Susu murni yang dipanaskan selama beberapa waktu akan terubah menjadi evaporated milk. Susu ini terbentuk melalui pemanasan susu dengan menggunakan pompa vakum untuk menghilangkan kira-kira 60% kadar airnya. Selain penghilangan air, dalam pembuatan evaporated milk ini juga dilakukan penambahan vitamin D serta standardisasi nutrisi. Selanjutnya susu ini akan dipanaskan pada suhu 115,5-118,5 °C selama 15 menit untuk sterilisasi. Hasilnya, evaporated milk akan berstruktur lebih pekat dibandingkan susu murni, dan mengandung kira-kira 25% padatan susu bukan lemak.
3.8
Manfaat dan Macam Susu A.
Manfaat Susu Karena memiliki kandungan nutrisi tersebut, maka susu memiliki manfaat yang
tidak sedikit, diantaranya:
Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat. Bagi anak-anak, susu berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang membuat anak menjadi bertambah tinggi.
Menurunkan tekanan darah.
Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan mulut. Susu mampu mengurangi keasaman mulut, merangsang air liur, mengurangi plak dan mencegah gigi berlubang.
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
48
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
Menetralisir racun seperti logam atau timah yang mungkin terkandung dalam makanan.
Mencegah terjadinya kanker kolon atau kanker usus.
Mencegah diabetes tipe 2.
Mempercantik kulit, membuatnya lebih bersinar.
Membantu agar lebih cepat tidur. Hal ini karena kandungan susu akan merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh mengantuk.
B.
Macam-Macam Susu Susu Pasteurisasi (Pasteurized). Susu Cair yang telah melalui proses pasteurisasi pada suhu 80° C selama 15 detik, lalu didinginkan pada suhu 10° C dan dikemas dalam botol/karton steril. Krim susu akan terpisah dan terkumpul di permukaan. Susu Pasteur hanya tahan beberapa hari dalam lemari es. Susu Homogen (Homogenized). Diperoleh dari susu pasteur yang diproses dengan tekanan tinggi agar lemaknya tidak berkumpul dipermukaan tapi merata dalam susu. Waktu direbus, susu ini harus selalu diaduk agar lemaknya tidak memisah. Susu homogen harus disimpan dalam lemari es, tahan paling lama 5-7 hari. Susu UHT (Ultra High Temperature) Dibuat dari susu cair yang dipanaskan dengan suhu ± 137°C. Praktis, karena awet dan tahan berbulan bulan tanpa disimpan dalam lemari es. Rasanya mirip susu homogen. Ada berbagai pilihan rasa, untuk memasak/kue, pakailah yang tawar. Susu Steril Susu homogen dalam botol/kaleng steril yang telah dipanaskan hingga 110°C, sehingga menjadi lebih kental. Tahan lama sekali, bahkan hingga tahunan, sekalipun tidak disimpan dalam lemari es. Susu Evaporasi/Susu kental tawar (Evaporated Milk) Jenis susu yang telah diuapkan sebagian airnya, hingga kental. Untuk menggunakannya tambahkan 2 bagian air. Sering dipakai sebagai pengganti krim untuk kopi atau sup. Susu Kental Manis (Condensed Milk)
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
49
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) Sesuai namanya, susu ini kental dan manis sekali. Jika digunakan untuk membuat kue/puding, perhitungkan kadar gulanya. Untuk siraman es campur, martabak manis, ataupun pancake. Susu Bubuk Hasil olah susu segar yang dikeringkan hingga berbentuk bubuk. Ada yang penuh kandungan lemak (Full Cream), dibuang sebagian lemaknya (low Fat) atau yang tanpa lemak (Skim/Non Fat). Untuk memperoleh susu cair, larutkan 3 sdm susu bubuk dalam 250 ml air, atau ikuti keterangan pada kemasan. Buttermilk Cairan sisa pemrossesan mentega. Susu jenis ini biasanya kental dan bisa langsung diminum atau untuk campuran membuat kue. Jika diberi soda kue, susu ini berfungsi sebagai bahan pengembang. Sebagai pengganti pakailah susu asam atau buat sendiri dari susu cair (lihat susu asam). Susu asam (Sour Milk) Rasanya asam karena proses fermentasi. Fungsinya sama dengan buttermilk. Untuk membuat sendiri tambahkan 1 sdm air jeruk lemon. Cuka dalam 300 ml susu cair. Aduk, tunggu 10 menit sampai kental baru pakai untuk memberi cita rasa khas pada kue/masakan. Tambahkan ½ sdt soda kue dan pakailah sebagai bahan pengembang. Yogurt Susu yang difermentasikan. Rasanya asam, lebih kental dari susu asam. Untuk masakan, campuran minuman, saus salad, atau marinate. Full cream
Mengandung 4% lemak dan umumnya banyak mengandung vitamin A dan vitamin D. Low fat
Susu rendah lemak, karena kandungan lemaknya hanya setengah dari susu full cream. Skim
Susu yang kandungan lemaknya lebih sedikit lagi, kurang dari 1%. Flavoured
Sebenarnya susu full cream atau low fat yang ditambahkan rasa tertentu untuk variasi. Misalnya susu coklat, strawberry, pisang, dan rasa lainnya. Umumnya memiliki kandungan gula yang lebih banyak karena penambahan rasa ini. Calcium enriched
Susu yang ditambah dengan kandungan kalsium dan kandungan lemaknya telah dikurangi. Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
50
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) CLA
Susu ini bermanfaat bagi orang yang ingin merampingkan tubuh. Kepanjangan dari CLA adalah Conjugated Linoleic Acid yang akan membantu dalam pem otot dan mempercepat pembakaran lemak.
3.9
Komposisi Susu Komposisi susu sangat beragam tergantung dari jenis ternak, waktu pemerahan, urutan pemerahan, keragaman akibat musim, umur sapi, penyakit, makanan ternak da faktorfaktor lainnya. Keragaman dalam komposisi susu binatang tersebut menunjukkan perbedaan tahap perkembangan anaknya pada waktu kelahiran. Susu yang dikonsumsi harus memberi zat makanan yang cukup dalam pembentukan tubuh untuk memungkinkan perkembangan yang cepat. Menurut Prof. Douglas Goff, seoramg dairy scientist dari University of Guelph, Kanada dalam harian kompas menyatakan komposisi susu terdiri atas air (water) sekitar 87%, lemak susu (milk fat) dan bahan kering tanpa lemak (Solids NonFat / SNF). Kemudian, bahan kering tanpa lemak terbagi lagi menjadi protein, laktosa, mineral, asam ( sitrat,format, asetat, laktat, oksalat), enzim (peroksidase, katalase,fosfatase, lipase), gas (oksigen, nitrogen) dan vitamin (vitamin A, C, D, tiamin, riboflavin).
Lemak Susu Persentase lemak susu bervariasi antara 2,4%-5,5%. Lemak susu terdiri atas
trigliserida yang tersusun dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak melalui ikatan-ikatan ester. Asam lemak susu berasal dari aktivitas mikrobiologi dalam lambung (lambung ruminansia) atau dari sintesis dalam sel sekretori. Asam lemak disusun rantai hidrokarbon dan golongan karboksil. Lemak susu mengandung asam linoleat, sphingomyelin, asam butirat, beta-karoten, vitamin A dan D, asam oleat dan asam linolenat.
Protein Susu Protein dalam susu mencapai 3,25 %. Beberapa protein spesifik yang menyusun
protein susu adalah kasein dan whey protein. Kasein merupakan komponen protein terbesar dalam susu yakni sekitar 80 % dari total protein, sedangkan sisanya whey protein. Whey protein meerupakan protein butiran (globular ). Beta- laktoglobulin, alpa-laktalbumin, imunoglobulin dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. Dalam whey protein terkandung pula beberapa enzim (laktopeeroksidase), hormon dan antibodi.
Kabohidrat Susu
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
51
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) Karbohidrat utama penyusun susu adalah laktosa dengan proporsi 4,6% dari total susu. Laktosa tergolong dalam disakarida yang disusun dua monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa. Laktosa dapat mempengaruhi tekanan osmosa susu, titik beku dan titik didih.
Mineral Susu Susu mengandung beberapa bahan mineral seperti Potasium (K) 0.140%, Kalsium
(Ca) 0.125%, klorin (Cl) 0.103%, Fosfor (P) 0.096%, Sodium (Na) 0.056%, Magnesium (Mg) 0.012% dan Sulfur (S) 0.025 %. Sedangkan mineral lain yang terdapat dalam jumlah sedikit diantaranya besi (Fe), tembaga (Cu), aluminum (Al), boron (B), seng (Zn), mangan (Mn), dan silikon (Si). Kalsium dan fosfor mempunyai nilai gizi yang penting, juga kalsium fosfat merupakan bagian dari partikel kasein. Kandungan mineral dari susu tidak dipengaruhi oleh makanan ternak. Tetapi kandungan yodium pada susu dapat berubah-ubah sesuai dengan makanannya (Buckle et all, 1987 dalam Abidah,S.2002).
Vitamin Susu Susu mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A,D dan
Vitamin E, serta sedikit vitamin K. Susu juga mengandung vitamin yang larut dalam air seperti tiamin, riboflavin, niasin, asam pentatenat, piridoksin, biotin, kolin, inositol, asam folat, vitamin B 12 yang kesemuanya tergolong sebagai kompenon vitamin B komplek. Disamping itu juga mengandung vitamin C.
3.10
Sifat Sifat Susu
Sifat-Sifat Fisik Susu 1.
Warna Susu normal berwarna putih sampai agak kuning keemasan. Variasi terjadi
karena adanya perbedaan pakan yang diberikaan dan karena faktor keturunan. Warna kuning disebabkan karena adanya zat warna karoten dalam lemak susu yang berasal dari jenis pakan yang diberikan. Warna kuning juga dapat disebabkan oleh adanya sel-sel darah putih yang terdapat dalam susu karena mastitis atau karena sapi sedang dalam masa laktasi. Warna putih banyak disebabkan globula-globula lemak, protein kasein yang biasanya mengikat kalsium dan fospat (Hadiwiyoto, 1994). 2.
Cita Rasa Cita rasa susu hampir tidak dapat diterangkan, tetapi yang jelas menyenangkan
dan agak manis. Rasa manis ini berasal dari laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari kloida,sitrat dan garam-garam mineral lainnya. Menurut Buckle (1985), cita rasa yang kurang normal mudah sekali berkembang didalam susu dan hal ini merupakan akibat dari: 1. Cita rasa makanan sapi yang mencemari makanan dan minuman sapi Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
52
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) 2. Aktifitas lipase pada lemak susu yang menghasilkan cita rasa tengik 3. Oksidasi lemak 4. Pencemaran dan pertumbuhan bakteri 5. Susu yang menyerap cita rasa cat yang ada disekitarnya 3.
Titik Didih dan Titik Beku Jika susu dipanaskan, maka susu akan mendidih pada suhu kira-kira 100,160C.
Jadi hanya sedikit diatas titik didih air. Sebaliknya susu akan membeku pada suhu kirakira –0,520 0C jika didinginkan. Titik beku akan berubah jika pada susu ditambahkan air, santan atau lemak meskipun dalam jumlah yang sedikit saja. 4.
Kekentalan Susu Susu mempunyai kekentalan 1,5-1,7 kali dibandingkan dengan kekentalan air.
Pada suhu 20 0C, susu mempunyai kekentalan sebesar 1,005 cp (sentipois). Kekentalan susu dipengaruhi oleh komposisi susu, umur hewan dan beberapa perlakuan, misalnya adanya pengadukan akan menurunkan kekentalan susu. Sebaliknya pengasaman, aktivitas bakeri dan pemeraman (aging) akan menaikkan kekentalannya.
Sifat-Sifat Kimia Susu 1.
Berat Jenis Susu Susu normal mempunyai berat jenis rata-rata 1,030 atau antara 1,028- 1,032.
Variasi berat jenis terjadi karena perbedaan besarnya kandungan lemak, laktosa, protein dan garam-garam mineral. Berat jenis lemak 0,93; laktosa 1,666; kasein 1,31 dan berat jenis garam-garam mineral rata-rata 4,12. 2.
Keasaman dan pH Susu Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat bersifat sam dan basa
sekaligus. Potensial ion hidrogen (pH ada yang menyebutnya power of hydrogen ion ) susu segar terletak antara 6,5-6,6. sebagian besar asam yang ada dalam susu adalah asam laktat. Ada juga senyawa-senyawa fospat komplek, asam sitrat, asam-asam amino dan karbondioksida yang larut dalam susu (Hadiwiyoto, 1994 dalam Abidah,S, 2002).
3.11
Mikrobiologi Susu Susu dalam ambing ternak sehat pun tidak bebas hama dan mungkin mengandung sampai 500 mikroorganisme/ml. Jika ambing itu sakit
jumlah
mikroorganisme dapat meningkat menjadi lebih besar dari 20.000 sel/ml. Susu mengandung sejumlah bahan anti bakteri seperti laktoferin, laktoperoksidase, lisosim dan N-asetil-β -D-glukosaminidase (NAGase). Bahan-bahan tersebut dapat mencegah Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
53
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) tumbuhnya mikroorganisme dalam ambing selama beberapa jam pertama sesudah susu itu diambil dari ambingnya. Bakteri yang hidup dalam susu mempunyai aktivitas yang berbeda-beda tergantung jenis atau golongannya. Jenis bakteri beserta jenis aktivitasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis bakteri beserta jenis aktivitasnya NO
JENIS BAKTERI
JENIS AKTIVITAS
1
Bacillus coagulans
2
Bacillus calidolactis
3
Lactobacillus casei
4
Lactobacillus acidophilus
Menguraikan laktosa menjadi asam
5
Lactobacillus bulgaricus
laktat
6
Streptococcus lactis
7
Streptococcus cremoris
8
Streptococcus thermophilus
9
Streptococcus liquefaciens
10
Alcaligenes viscosus
11
Eschericia coli
12
Aerobacter
13
Staphilococcus cremoris
14
Micrococcus pituitoparus
15
Micrococcus frendeurechii
16
Bacillus subtilis
Menguraikan protein susu menjadi
17
Clostridium butirycum
peptida-peptida, asam amino bebas,
18
Serratia
19
Pseudomonas fluorescens
20
Achromobacter lipolyticum
21
Achromobacter lipidis
22
Pseudomonas cyanogenus
Merubah warna susu menjadi keruh dan kental
amin dan amonia Menguraikan lemak menjadi asam lemak bebas dan gliserol Merubah warna susu menjadi kebirubiruan
23
Pseudomonas synxantha
Merubah warna susu menjadi kekuning-kuningan
24
Serratia marcescens
Merubah warna susu menjadi kemerahmerahan
25
Eberthella thyphosa
26
Brucella abortus
27
Brucella suis
Menyebabkan penyakit demam
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
54
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) 28
Brucella melliteuis
29
Mycobacterium tuberculosis
30
Streptococcus pyogenes
Menyebabkan penyakit TBC Menyebabkan sakit pada kerongkongan
Sumber : Hadiwiyoto, 1994
3.12
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi dan Komposisi Air Susu 1.
Genetik Faktor genetik adalah faktor individu yang diturunkan orang tua kepada anaknya.
Menurut Sudono (1989) dalam Abidah,S (2002), bahwa setiap bangsa sapi mempunyai sifat-sifat sendiri untuk menghasilkan susu yang berbeda dalam jumlah maupun susunan. Adapun komponen air susu segar dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Komposisi Air Susu Berdasarkan Bangsa Sapi Bangsa Sapi
Air (%) TS (%)
Lemak (%)
Protein (%)
Laktosa (%) Abu (%)
Holstein
88.07
11.93
3.45
3.15
4.65
0.68
Guernsey
85.45
14.55
4.98
3.84
4.98
0.75
Jersey
85.43
14.57
5.14
3.80
4.87
0.76
Ayrshire
87.28
12.72
3.85
3.32
4.90
0.65
Sumber : Eckels, 1987 2.
Pakan dan Pemberian Air Minum Sapi laktasi membutuhkan ransum berkualitas baik yang mengandung zat-zat yang
dibutuhkan hewan yaitu protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin, tidak mengandung kuman penyakit hewan yang menular (Antrax), ransum tidak boleh dalam keadaan rusak, ransum selain untuk memenuhi kebutuhan pokok juga untuk memproduksi susu (Siregar, 1990 dalam Abidah, S, 2002). Jenis pakan berpengaruh terhadap produksi dan komposisi susu, jika sapi hanya diberi rumput saja maka produksi rendah dan komposisinya yang terdapat dalam air susu menjadi rendah pula (Lampert, 1970 dalam Abidah,S, 2002). Jumlah dan kualitas pakan yang diberikan sangat besar pengaruhnya terhadap jumlah dan kualitas produksi air susu (Ensmiber,1980 dalam Abidah.S, 2002). Secara keseluruhan air minum diperlukan oleh sapi laktasi setiap harinya berkisar antara 37 sampai 45 liter. Kebutuhan air untuk memproduksi sati liter air susu adalah 3,6 sampai 4,0 liter, maka sapi perah membutuhkan air lebih banyak (Makin,dkk,1980 dalam Abidah,S, 2002) 3.
Cara dan Waktu Pemerahan Sistem pemerahan dan persiapan sebelum memerah sangat berpengaruh terhadap
kualitas dan kuantitas susu. Teknik pemerahan yang salah dapat menyebabkan ambing Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
55
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) rusak, sakit dan produksi menurun. Sebelum pemerahan, dilakukan pencucian ambing dengan air hangat. Hal ini sesuai yang diungkapkan Sudono (1989) dalam Abidah,S (2002), bahwa pencucian dengan air hangat akan merangsang keluarnya air susu sehingga memudahkan dalam pemerahan dan mencegah kontaminasi bakteri pada susu. Pada saat akan memerah dipersiapkan terlebih dahulu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemerahan dan kebersihan diperiksa. Ada beberapa metode dalam melakukan pemerahan air susu yaitu : a. Strip method, adalah cara pemerahan dengan menggunakan dua jari b. Legeartis, adalah cara pemerahan dengan menggunakan lima jari. Waktu pemerahan sangat berpengaruh terhadap komposisi susu (Lampert, 1970 dalam Abidah, S, 2002). Bila pemerahan dilakukan pada pagi hari dan sore hari maka kadar lemak pada sore hari 0,5% sampai 2,0% lebih tinggi dibandingkan pada pagi hari. Sedangkan produksi susu lebih banyak pada pemerahan pagi hari dibandingkan pemerahan sore hari. Perbedaan ini disebabkan pada malam harinya sapi lebih banyak istirahat, sehingga energi yang dikeluarkan menjadi sedikit dan pada gilirannya digunakan untuk mensintetis air susu (Schmidt, 1971 dalam Abidah, S, 2002). 4.
Umur Produksi susu sapi yang dipelihara masih muda belum menunjukkan produksi
yang tinggi. Produksi susu maksimal diperoleh pada periode laktasi yang ke 4 dan 5. Penurunan produksi susu akan tampak jelas setelah sapi mencapai laktasi yang ke 8 dan 10. Hal ini disebabkan karena aktifitas kelenjar-kelenjar air susu sudah berkurang. Berdasarkan penelitian di Inggris menunjukkan bahwa sapi yang berumur 10 tahun kadar lemak air susu akan menurun berkisar 0,2% dan kandungan Bahan kering tanpa lemak berkisar 0,5% (Lampert, 1970 dalam Abidah, S, 2002). 5.
Berat Tubuh Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara berat tubuh
dengan produksi susu dari bangsa dan umur yang sama. Hal ini disebabkan karena sapi yang besar akan mengkonsumsi pakan yang lebih banyak dibandingkan dengan sapi yang kecil (Makin, dkk.1980 dalam Abidah,S, 2002) 6.
Suhu Lingkungan Peningkatan suhu lingkungan akan meningkatkaan tingkat pernapasan. Hal ini
terjadi terutama pada bangsa sapi yang tidak tahan panas. Produksi susu dan konsumsi makanan secara otomatis direduksi dalam usaha mengurangi panas tubuh bila temperatur lingkungan meningkat (Makin, dkk.1980 dalam Abidah,S, 2002). 7.
Keadaan Sapi
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
56
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) Produksi susu sapi mencapai puncaknya pada 6–8 minggu setelah melahirkan, selanjutnya akan menurun secara perlahan sampai akhir masa laktasi. Sudono (1989) dalam Abidah ,S (2002), menyatakan bahwa pada awal masa laktasi kadar lemak susu akan tinggi, setelah itu cepat menurun dan mencapai tingkat kadar lemak yang rendah selama masa laktasi bulan ke 2–3, yang kemudian meningkat lagi sampai nasa laktasi. 8.
Kesehatan Sapi Berbagai penyakit terutama mastitis, milk fever, ketosis dan gangguan pencernaan
mempengaruhi produksi dan komposisi air susu. Jika sapi terkena penyakit mastitis maka air susu yang dihasilkan mengandung bakteri Streptococcus agalactie yang sangat banyak dan air susu menjadi cepat dan mudah pecah, apalagi jika penyakit mastitis sudah parah maka putting dari ambing yang terkena mastitis tidak akan memproduksi susu lagi (Makin, dkk. 1980 dalam Abidah, S, 2002). Secara umum faktor yang dapat menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas susu dikemukakan oleh Fateta IPB (1977) dalam Abidah, S (2002) :
3.13
a.
Kebersihan kandang dan ternak yang kuang.
b.
Cara pemerahan masih sederhan dan kurang higienis.
c.
Perlengkapan yang terbatas.
d.
Cara penanganan dan paengamanan yang masih rendah.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Susu Sapi 1. Kandungan Mikroorganisme Tumbuhnya mikroorganisme menyebabkan kerugian dalam mutu susu. Beberapa kerusakan pada susu yang disebabkan karena tumbuhnya mikroorganisme antara lain adalah : a) Pengasaman dan penggumpalan, yang disebabkan karena fermentasi laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan turunnya pH dan kemungkinan terjadinya penggumpalan kasein. b) Berlendir seperti tali yang disebabkan karena terjadinya pengentalan dan pembentukan lendir sebagai akibat pengeluaran bahan seperti kapsul dan bergetah oleh beberapa jenis bakteri c) Penggumpalan susu yang timbul tanpa penurunan pH. Hal ini disebabkan oleh bakteri Bacillus cereus yang menghasilkan enzim yang mencerna lapisan tipis fosfolipid disekitar butiran-butiran lemak dan dengan demikian kemungkinan butir-butir itu menyatu membentuk suatu gumpalan yang timbul ke permukaan susu. 2. Kerusakan Pada Lemak Susu
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
57
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) Lemak susu menjadi rusak karena adanya reaksi oksidasi yang menyebabkan susu menjadi bau tengik.
3.14
Sterilisasi Pengertian Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Macam-Macam Sterilisasi Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. 1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik. 2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran. Pemanasan a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. d. Uap air panas bertekanan : menggunalkoholan autoklaf 3. Penyinaran dengan UV Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
58
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) 4. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
59
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
60
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
BAB IV
DATA DAN PERHITUNGAN 4.1
Data Kualitas Susu
4.1.1 Data Kuualitas Susu Bulan Mei Dari Tanggal 1-31 Tahun 2012
Pagi
Sore
Pagi
Sore
Pagi
Sore
Pagi
Sore
RESAZURIN
Sore
Density
Pagi
FP
Sore
Barusulam Lembang Sari Wanasuka I
TS
Pagi
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN REKAP KUALITAS TAHUN 2012 BULAN MEI 2012 Periode 1 - 31 MEI 2012 Fat SNF TPK
TPC/Jt
3.49 3.53 3.37
4.43 4.37 4.35
7.85 7.75 7.82
7.81 7.83 7.83
11.34 11.29 11.19
12.23 12.20 12.18
532 524 528
540 533 533
1.0253 1.0254 1.0252
1.0261 1.0260 1.0261
3.3 3.2 3.1
3.8 3.4 3.3
3.08 2.70 3.00
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
61
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) Sukapura Cipanas Rancamanyar Cisabuk Citere Los I Lodaya Citawa Bojong Waru Warnasari Padahurip Cisangkuy Pangkalan Pajaten Cipangisikan Sukamenak Wates Wanasuka 2 Cihawuk Gn Cupu I Gn Cupu II Los II Cikembang Plered Kebon Jambu Babakan Kiara Ciawi Mekar Mulya Pulosari Goha Kertasari Cibeureum Pangalengan Pintu I
3.47 3.37 3.37 3.34 3.35 3.39 3.42 3.30 3.36 3.41 3.41 3.31 3.38 3.46 3.39 3.30 3.32 3.31 3.35 3.27 3.27 3.30 3.38 3.38 3.33 3.29 3.28 3.36 3.27 3.33 3.35 3.43 3.30 3.24
4.29 4.34 4.34 4.28 4.24 4.23 4.26 4.33 4.20 4.22 4.22 4.25 4.13 4.20 4.15 4.25 4.06 4.19 4.19 4.22 4.22 4.16 4.20 4.20 4.09 4.10 4.13 4.14 4.15 4.09 4.11 3.99 3.90 3.91
7.74 7.84 7.84 7.76 7.75 7.74 7.70 7.74 7.73 7.75 7.75 7.74 7.73 7.68 7.75 7.75 7.75 7.73 7.70 7.70 7.70 7.71 7.65 7.65 7.74 7.72 7.72 7.63 7.66 7.68 7.68 7.64 7.69 7.67
7.80 7.75 7.75 7.76 7.81 7.78 7.74 7.76 7.82 7.73 7.73 7.78 7.84 7.72 7.77 7.75 7.89 7.77 7.73 7.77 7.77 7.80 7.72 7.72 7.77 7.83 7.79 7.78 7.80 7.76 7.71 7.76 7.75 7.75
11.21 11.21 11.21 11.10 11.09 11.12 11.13 11.04 11.09 11.16 11.16 11.05 11.11 11.14 11.14 11.04 11.07 11.04 11.05 10.97 10.97 11.00 11.02 11.02 11.07 11.00 11.01 10.99 10.93 11.01 11.02 11.07 10.99 10.91
12.09 12.09 12.09 12.05 12.05 12.01 12.00 12.09 12.02 11.94 11.94 12.04 11.97 11.92 11.91 12.00 11.95 11.96 11.92 11.99 11.99 11.95 11.92 11.92 11.86 11.92 11.92 11.93 11.95 11.85 11.82 11.76 11.65 11.67
517 522 523 524 522 520 519 522 524 523 523 525 528 515 526 524 521 518 515 516 516 521 516 516 522 520 526 515 516 515 517 516 518 519
527 530 530 534 534 529 523 533 530 532 532 533 526 521 533 530 530 525 522 521 521 527 521 521 527 527 529 523 521 520 522 520 518 518
1.0252 1.0252 1.0251 1.0252 1.0251 1.0251 1.0253 1.0250 1.0251 1.0251 1.0251 1.0249 1.0249 1.0252 1.0251 1.0249 1.0251 1.0250 1.0251 1.0249 1.0249 1.0249 1.0251 1.0251 1.0250 1.0249 1.0250 1.0250 1.0249 1.0250 1.0250 1.0251 1.0250 1.0248
1.0257 1.0260 1.0260 1.0263 1.0260 1.0260 1.0256 1.0263 1.0260 1.0259 1.0259 1.0260 1.0258 1.0255 1.0257 1.0261 1.0258 1.0260 1.0256 1.0258 1.0258 1.0259 1.0256 1.0256 1.0257 1.0258 1.0259 1.0258 1.0259 1.0254 1.0252 1.0254 1.0253 1.0253
3.3 3.1 3.1 2.2 3.2 2.8 2.8 3.5 3.0 2.7 2.7 3.2 3.4 2.8 2.9 3.3 1.5 2.6 2.7 1.4 1.4 3.2 3.2 3.0 2.7 3.0 3.4 1.7 2.3 2.5 3.2 3.0 1.7 1.5
3.2 3.0 3.0 3.4 3.9 3.2 2.9 3.6 3.4 3.5 3.5 3.7 3.4 3.1 3.9 3.2 3.0 2.9 3.1 3.8 3.8 2.7 3.2 3.3 3.8 3.0 3.0 2.5 3.5 3.1 2.7 3.2 2.2 2.1
4.08 5.75 5.75 2.78 1.95 9.30 2.78 1.00 11.95 3.33 3.33 2.05 0.88 1.43 2.18 3.28 7.30 10.95 8.03 6.10 6.10 5.43 10.83 10.83 4.65 6.83 7.18 23.80 3.08 2.03 1.68 9.18 10.08 7.35
Rata-rata
3.36
4.19
7.73
7.77
11.08
11.97
521
527
1.0251
1.0258
2.7
3.2
5.73
Keterangan
: FP SNF TS TPC
= Freezing Point = Solid Non Fat =Total Solid = Total Plate Count (Jumlah Biakan Bakteri)
4.1.2 Rata-Rata Kualitas Susu per Bulan Mei Dari Tanggal 1-31 Tahun 2012 TPK Barusulam Lembang Sari Wanasuka I Sukapura Cipanas Rancamanyar Cisabuk Citere Los I Lodaya Citawa Bojong Waru Warnasari
Fat 3.96 3.95 3.86 3.88 3.85 3.85 3.81 3.79 3.81 3.84 3.82 3.78 3.81
SNF 7.83 7.79 7.83 7.77 7.80 7.80 7.76 7.78 7.76 7.72 7.75 7.78 7.74
TS
Rata-rata Pagi/Sore FP Density
11.78 11.74 11.69 11.65 11.65 11.65 11.57 11.57 11.57 11.56 11.56 11.56 11.55
536 528 531 522 526 526 529 528 525 521 527 527 527
1.0257 1.0257 1.0257 1.0254 1.0256 1.0256 1.0257 1.0256 1.0255 1.0255 1.0257 1.0255 1.0255
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
Resazurin 3.96 3.95 3.86 3.88 3.85 3.85 3.81 3.79 3.81 3.84 3.82 3.78 3.81
62
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) Padahurip Cisangkuy Pangkalan Pajaten Cipangisikan Sukamenak Wates Wanasuka 2 Cihawuk Gn Cupu I Gn Cupu II Los II Cikembang Plered Kebon Jambu Babakan Kiara Ciawi Mekar Mulya Pulosari Goha Kertasari Cibeureum Pangalengan Pintu I
3.81 3.78 3.76 3.83 3.77 3.77 3.69 3.75 3.77 3.74 3.74 3.73 3.79 3.79 3.71 3.69 3.71 3.75 3.71 3.71 3.73 3.71 3.60 3.58
7.74 7.76 7.78 7.70 7.76 7.75 7.82 7.75 7.72 7.74 7.74 7.75 7.68 7.68 7.76 7.77 7.76 7.71 7.73 7.72 7.69 7.70 7.72 7.71
11.55 11.55 11.54 11.53 11.53 11.52 11.51 11.50 11.49 11.48 11.48 11.48 11.47 11.47 11.46 11.46 11.46 11.46 11.44 11.43 11.42 11.41 11.32 11.29
527 529 527 518 530 527 526 522 518 518 518 524 518 518 525 523 527 519 519 517 520 518 518 518
1.0255 1.0254 1.0254 1.0253 1.0254 1.0255 1.0254 1.0255 1.0253 1.0253 1.0253 1.0254 1.0253 1.0253 1.0254 1.0254 1.0254 1.0254 1.0254 1.0252 1.0251 1.0252 1.0252 1.0251
3.81 3.78 3.76 3.83 3.77 3.77 3.69 3.75 3.77 3.74 3.74 3.73 3.79 3.79 3.71 3.69 3.71 3.75 3.71 3.71 3.73 3.71 3.60 3.58
Rata-rata
3.77
7.75
11.52
524
1.0254
3.77
Keterangan
4.2
: FP = Freezing Point SNF = Solid Non Fat TS =Total Solid
Data Rekapitulasi Perbandingan Jumlah Produksi Susu Bulan AprilMei 2012 No
Nama TPK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Lebaksaat Bojong Waru Pangalengan Kebon Jambu Pulosari Warnasari Cipangisikan Wates Sukamenak Pangkalan Cipanas II Cisangkuy Citere Los I Babakan Kiara Pintu 1 Pintu 2
JUMLAH PRODUKSI Mei Juni 184,002 67,862 117,642 46,243 47,632 17,343 89,237 34,452 84,687 31,169 259,721 99,740 53,670 19,841 127,131 47,959 165,811 61,550 129,651 45,469 234,656 89,424 100,466 37,843 98,983 37,842 113,210 43,227 100,623 38,210 51,180 19,712 79,290 29,636
Selisih ( +/- ) (116,140) (71,399) (30,289) (54,785) (53,518) (159,981) (33,829) (79,172) (104,261) (84,182) (145,232) (62,623) (61,141) (69,983) (62,413) (31,468) (49,654)
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
Rata-Rata Ltr / Hari Mei Juni 5,936 5,655 3,795 3,854 1,537 1,445 2,879 2,871 2,732 2,597 8,378 8,312 1,731 1,653 4,101 3,997 5,349 5,129 4,182 3,789 7,570 7,452 3,241 3,154 3,193 3,154 3,652 3,602 3,246 3,184 1,651 1,643 2,558 2,470
Selisih ( +/- ) (280) 59 (91) (8) (134) (66) (78) (104) (220) (393) (118) (87) (39) (50) (62) (8) (88)
63
Ket
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
4.3
Gunung Cupu Los II Padahurip Ciawi Goha Pajaten Lembang Sari Cikembang Cihawuk Cibeureum Sukapura Cisabuk Wanasuka Kertasari Citawa Lodaya Gunung Cupu II Rancamanyar Wanasuka CV CQU JUMLAH
229,026 169,636 70,799 107,477 96,724 124,013 113,318 66,783 100,127 48,906 154,213 216,390 64,520 157,381 112,991 5,908 3,875,803
86,077 64,150 25,350 40,038 36,510 47,595 42,982 24,774 37,526 17,596 58,596 82,434 23,879 57,489 41,120 2,038 1,455,676
Jumlah Liter
125026
121306.3
Jumlah Kg
128214
124399.6
(142,949) (105,486) (45,449) (67,439) (60,214) (76,418) (70,336) (42,009) (62,601) (31,310) (95,617) (133,956) (40,641) (99,892) (71,871) (3,870) (2,420,127)
7,388 5,472 2,284 3,467 3,120 4,000 3,655 2,154 3,230 1,578 4,975 6,980 2,081 5,077 3,645 191 125,026
7,173 5,346 2,113 3,337 3,043 3,966 3,582 2,065 3,127 1,466 4,883 6,870 1,990 4,791 3,427 170 121,306
(215) (126) (171) (131) (78) (34) (74) (90) (103) (111) (92) (111) (91) (286) (218) (21) (3,720)
-
Data Produksi Susu MT KPBS dan MCU Bulan Mei 2012 A.
Jumlah Produksi susu MT KPBS dan MCU Bulan Mei 2012 PAGI
SORE
JUMLAH
(-/+)
PAGI
SORE
JUMLAH
(-/+)
(KG)
SELISIH MT-MCU (-/+)
30
60676
39641
100317
-
16087
10321
26408
-
-
-
1
59973
39518
99491
(826)
15880
10492
26372
(36)
125863
(862)
2
59871
39734
99605
114
15911
10448
26359
(13)
125964
101
3
59932
39862
99794
189
16044
10761
26805
446
126599
635
4
60534
40245
100779
985
16146
10916
27062
257
127841
1242
5
60925
40300
101225
446
16464
11208
27672
610
128897
1056
6
61000
40235
101235
10
16548
11200
27748
76
128983
86
7
61369
40661
102030
795
16582
11348
27930
182
129960
977
8
61388
40758
102146
116
16514
11121
27635
(295)
129781
(179) (46)
MT
TGL
SELISIH
MCU
SELISIH
TOTAL
9
61306
40496
101802
(344)
16555
11378
27933
298
129735
10
61417
40256
101673
(129)
16842
11317
28159
226
129832
97
Jumlah
607715
402065
1009780
1356
163486
110189
273675
1751
1283455
3107
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
64
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) 11
61426
40355
101781
108
16538
11486
28024
(135)
129805
(27)
12
60997
40405
101402
(379)
16700
11097
27797
(227)
129199
(606)
13
60543
40575
101118
(284)
16511
11211
27722
(75)
128840
(359)
14
61174
40516
101690
572
17027
11189
28216
494
129906
1066
15
61197
40154
101351
(339)
16907
11133
28040
(176)
129391
(515)
16
60736
39943
100679
(672)
16781
11035
27816
(224)
128495
(896)
17
60527
40046
100573
(106)
16639
11297
27936
120
128509
14
18
60154
39842
99996
(577)
16342
11253
27595
(341)
127591
(918)
19
60418
39740
100158
162
16645
11241
27886
291
128044
453
20
59564
39688
99252
(906)
16482
11040
27522
(364)
126774
(1270)
Jumlah
606736
401264
1008000
(2421)
166572
111982
278554
(637)
1286554
(3058)
21
60173
40052
100225
973
16596
11044
27640
118
127865
1091
22
59584
40075
99659
(566)
16293
11078
27371
(269)
127030
(835)
23
59991
39873
99864
205
16498
11155
27653
282
127517
487
24
60708
40251
100959
1095
16749
11360
28109
456
129068
1551
25
60120
39900
100020
(939)
16645
11384
28029
(80)
128049
(1019)
26
60153
40195
100348
328
16035
11072
27107
(922)
127455
(594)
27
60163
40060
100223
(125)
16331
11347
27678
571
127901
446
28
60199
40249
100448
225
16316
10871
27187
(491)
127635
(266)
29
60414
40141
100555
107
16340
11011
27351
164
127906
271
30
60208
39466
99674
(881)
16141
10465
26606
(745)
126280
(1626)
31
59497
38752
98249
(1425)
15916
10574
26490
(116)
124739
(1541)
Jumlah
661210
439014
1100224
(1003)
179860
121361
301221
(1032)
1401445
(2035)
TOTAL
1875661
1242343
3118004
(2068)
509918
343532
853450
82
3971454
(1986)
B.
Data Produksi Susu Olahan Freshmilk dan Pasteurisasi KPBS Penghasilan Non IPS
KIRIM TGL
FFI
Indomilk
Ultra Jaya
Pasteurisasi
FM
Total
1
55690
12350
43700
7228
1374
8602
2
74200
45200
3302
1241
4543
3
54390
9800
47850
7706
1367
9073
4
75950
-
51950
3287
1044
4331
5
60630
-
53050
12279
1261
13540
6
67020
-
52250
3487
1026
4513
7
74720
-
57050
3789
1130
4919
8
61330
12350
47400
6979
1245
8224
9
73190
-
47950
2820
1367
4187
10
63690
12350
50200
6970
1223
8193
Jumlah
660810
46850
496600
57847
12278
70125
11
74980
-
48500
3563
1175
4738
12
72660
-
44400
12535
502
13037
13
74830
-
47200
3502
244
3746
14
74610
-
52450
4061
355
4416
15
63650
-
48350
7441
547
7988
16
73400
-
61270
3271
509
3780
17
60970
9850
47900
5183
1478
6661
18
73380
-
48750
4025
1283
5308
19
74170
-
40550
11538
1356
12894
20
71650
-
50150
3718
993
4711
Jumlah
714300
9850
489520
58837
8442
67279
21
74450
-
49040
3328
1324
4652
22
73620
-
40240
8856
1346
10202
23
62610
11900
51460
3287
1409
4696
24
64890
12350
44800
6854
1261
8115
25
64870
-
57450
3276
1170
4446
26
74370
-
38550
12646
1448
14094
27
68190
-
48230
3712
1223
4935
28
76690
-
50750
4307
1303
5610
29
63850
12350
40610
6353
1481
7834
30
57190
-
49850
3538
1126
4664
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
65
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) 31
46670
11900
58850
8070
1268
9338
Jumlah
727400
48500
529830
64227
14359
78586
TOTAL
2102510
105200
1515950
180911
35079
215990
C.
Rata-Rata Produksi Perhari dan Selisih Antara April-Mei April-12
Rata-Rata Produksi Perhari Frisian Flag Indonesia Ultra Jaya Indomilk Non IPS Pasteurisasi Freshmilk Milk Treatment KPBS Milk Cooling Unit KPBS Total Kirim Ke IPS
Selisih April-Mei
May-12 121798 69388 50025 2385 6411 5351 1060 100879 27698 121798
Rata-Rata Produksi Perhari Frisian Flag Indonesia Ultra Jaya Indomilk Non IPS Pasteurisasi Freshmilk Milk Treatment KPBS Milk Cooling Unit KPBS Total Kirim Ke IPS
128111
128111
67823
(1565)
48902 3394 6967 5836 1132
(1123) 1009 557 485 72
100581
(298)
27531
(168)
120118
(1680)
Keterangan : Angka Merah = jumlah produksi berkurang Angka Hitam = jumlah produksi meningkat
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
66
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1
Hasil Analisa Dari hasil analisa pengujian kualitas komposisi susu bahwa susu yang baik untuk di konsumsi adalah yang memenuhi standar kualitas sebagai berikut : 1. Ciri Fisik Susu Dari warna putih kekuning-kuningan rasanya tawar, susu bersih tidak ada kotoran yang terdapat di susu, tidak pecah, serta baunya amis tidak basi.
Laporan Praktek Kerja Industri SMK Negeri 7 Bandung 2012
67
KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN PANGALENGAN (Milk Treatment KPBS) Organoleptik : warna, bau, rasa dan kekentalan tidak ada perubahan kotoran dan benda asing negatif. 2. Standar Kualitas Komposisi Susu Berat Jenis (BJ) pada suhu 27oC minimal 1,0260 Fat (pagi) : 3,5% Fat (siang) : 3,9% SNF (pagi) : 7,8% SNF (siang) : 7,80% Total Solid (pagi) : 11,3% Total Solid (siang) : 11,7% Protein : 2,6%-3,4% Lactose : 3,9%-4,8% Freezing Point :