Laporan Kp

April 22, 2019 | Author: De Det | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Contoh Laporan KP di PT.PLN(Persero)...

Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama yaitu pusat  pembangkit listrik, saluran transmisi, dan jaringan distribusi. Pusat pembangkit listrik seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik  Tenaga Gas Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), danPembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) membangkitkan tenaga listrik dan kemudian

menyalurkannya melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu

dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan ( step-up transformer ) yang ada di pusat pembangkit listrik. Hal ini digambarkan oleh gambar  1.1.Saluran transmisi di PLN kebanyakan mempunyai tegangan tinggi sebesar  70kV, 150kV, dan 500 kV. Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada pula yang berupa kabel tanah.Saluran transmisi PLN kebanyakan berupa saluran udara karena harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel tanah.Kerugian saluran udara dibandingkan dengan kabel tanah adalah bahwa saluran udara mudah terganggu misalnya terkena petir, pohon, layangan yang tersangkut, dan lainlain.Energi listrik yang lewat melalui saluran transmisi kemudian diteruskan ke Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan ( step-down transfomer ) menjadi tegangan menengah atau yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer.Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20kV, l2kV, dan 6kV.Kecenderungan saat ini menunjukkan  bahwa tegangan distribusi primer PLN yang berkembang adalah 20kV.Setelah energi listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka akan diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380 Volt.

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik FakultasTe knik Universitas Andalas

1

Rahman Ikhlas 05 175 089

Gambar 1.1. Skema Pusat Pembangkit Listrik yang Dihubungkan Melalui Saluran Transmisi ke Gardu Induk 

Keterangan: G

= Generator 

T.M. = Tegangan Menengah

P.S. = Pemakaian Sendiri T.T. = Tegangan Tinggi

Peralatan-peralatan yangterpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, busbar, transformator, saluran udara tegangan tinggi,saluran kabel  bawah tanah, dan sebagainya membutuhkan sistem pengaman terhadap kondisi tidak normal operasi sistem tenaga listrik.Tanpa adanya sistem proteksi yang  berfungsi sebagai sistem pengaman, tenaga listrik yang dihasilkantidak dapat ditransmisikan dan didistribusikan kepadakonsumen dengan tingkat kehandalan atau kualitas yangtinggi. Bila suatu jaringan tidak memiliki sumber daya reaktif di daerah sekitar   beban, maka akan mengalir arus reaktif pada jaringan, yang berakibat pada  penurunan faktor daya, peningkatan rugi-rugi jaringan, penurunan tegangan khususnya pada ujung saluran, dan regulasi tegangan yang memburuk. Hal ini Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik FakultasTe knik Universitas Andalas

2

Rahman Ikhlas 05 175 089

akan menimbulkan kerugian baik pada produsen dalam hal ini adalah PLN sebagai penyedia listrik maupun konsumen (pemakai listrik).Alternatif untuk  mengurangi akibat dari meningkatnya arus reaktif ini adalah dengan melakukan kompensasi daya reaktif, yang bertujuan untuk transportasi daya reaktif pada  jaringan tenaga listrik dan menjaga agar profil tegangan selalu s elalu berada pada batasbatas  batas yang diijinkan. Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memasang kapasitor shunt. 1.2

Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 

Maksud dari pelaksanaan kerja praktek di Gardu Induk Pauh Limo ini adalah untuk memenuhi mata kuliah wajib dalam menempuh jenjang pendidikan S-1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Andalas.Sedangkan, tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui aplikasi dari teori-teori ilmu pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama perkuliahan. Dengan adanya kegiatan kerja praktek ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat, diantaranya: A.

Bagi mahasiswa 

Mengenal peralatan yang ada di perusahaan dan mendapatkan  pengalaman kerja dalam rangka pengembangan pengetahuan melalui  penerapan ilmu dan latihan kerja serta pengamatan teknis di lapangan.



Melihat hubungan antara teori yang didapat di perkuliahan dengan yang ada di lapangan (perusahaan).



Mengenali sistem kerja dan organisasi perusahaan serta memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerjasehingga dihasilkan sarjana yang terampil serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam dunia kerja.



Membina hubungan baik antara Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalasdengan Gardu Induk Pauh Limo

B.

Bagi perusahaan 

Membina hubungan yang baik dengan pihak institusi pendidikan.



Merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap perkembangan dunia  pendidikan.

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik FakultasTe knik Universitas Andalas

3

Rahman Ikhlas 05 175 089

1.3

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelaksana an Kerja Praktek 

Tempat pelaksanaan kerja praktek adalah di Gardu Induk Pauh Limo dengan waktu pelaksanaan 6 Desember 2011 –  2011  – 6 Januari 2012.

1.4

Pembatasan Masalah

Pada pelaksanaan kerja praktek ini, penulis membatasi masalah sesuai dengan ilmu yang dipelajari penulis di Gardu Induk Pauh Limo, yaitu mengenai “

Performansi Performansi saluran transmisi pada gardu indik Pauh limo”

1.5

Metode Pengumpulan Data

Selama melakukan kerja praktek, metode yang digunakan penulis dalam  pengumpulan data-data dalam pembuatan laporan adalah sebagai berikut : 1.

Metode Observasi Metode observasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek permasal ahan. Dalam hal ini, mengenai “Performansi saluran transmisi pada gardu indik Pauh limo”

2.

Metode Wawancara Metode wawancara merupakan metode pengumpulan informasi dengan cara melakukan wawancara, tanya jawab, dan diskusi dengan staf   perusahaan Gardu Induk Pauh Limo dan narasumber n arasumber yang mempunyai  pengetahuan mengenai objek permasalahan yang sedang penulis kaji.

3.

Metode Studi Literatur (studi pustaka) Metode studi literatur dilakukan dengan cara mencari teori dari buku buku dan internet.

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik FakultasTe knik Universitas Andalas

4

Rahman Ikhlas 05 175 089

1.6

Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis membagi dalam lima  bab, antara lain: BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang danpermasalahan, maksud dan tujuan kerja

praktek,

waktu

dan

tempat

pelaksanaan

kerja

 praktek,pembatasan permasalahan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan kerja praktek.

BAB II

TINJAUAN UMUM GI PAUH LIMO

Bab ini berisi deskripsi tentang Profil Perusahaan;Visi, Misi, Motto, dan TugasGardu Induk Pauh Limo; Sejarah Berdirinya Gardu Induk Pauh Limo; Tata Nilai / Budaya Perusahaan; Lokasi Gardu Induk Pauh Limo;Wilayah Kerja; Struktur Organisasi;

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang teori-teori dasar yang digunakan penulis dalam menganalisa judul laporan kerja praktek.

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang judul laporan penulis.

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari permasalahan yang diangkat oleh penulis, serta saran-saran penulis setelah satu bulan kerja  praktek diGardu Induk Pauh Limo.

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

5

Rahman Ikhlas 05 175 089

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Berdirinya PT. PLN (Persero) P3B Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Padang

Sistem kelistrikan di kota Padang dimulai pada tahun 1952 yaitu dengan didirikannya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Simpang Haru yang pada awalnya memiliki daya terpasang 2 x 772 kW. Ketika itu pengelolaannya berada di bawah PLN cabang Padang. Pada tahun 1963 dilakukan penambahan  pembangkit dengan pemasangan diesel 2 x 1 MW di PLTD Simpang Haru. Kemudian, pada tahun 1968 daya terpasang ditambah lagi dengan pemasangan diesel di PLTD Simpang Haru 1 x 900 kW. Pada tahun 1973 dilakukan lagi  penambahan diesel pada PLTD Simpang Haru sebesar 1 x 1240 kW. Kemudian  pada tahun 1975 ditambah lagi dengan pemasangan satu unit diesel PLTD Simpang Haru sebesar 1 x 2430 kW. Pada tahun 1977 ditambah lagi dua unit diesel pada PLTD Simpang Haru dengan daya terpasang 2 x 2520 kW. Dan tahun 1978 ditambah lagi dua unit diesel pada PLTD Simpang Haru sebesar 2 x 4040 kW. Pada tahun 1982 dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Pauh Limo Alsthom I, II dengan daya terpasang 2 x 23,5 kW. Pada tahun 1972  Peraturan Pemerintah No.18/1972 menyatakan bahwa Perusahaan Listrik berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum). Pada tahun 1983  berdiri PLN Sektor Padang dan kemudian dilakukan pemindahan pengelolaan PLTD Simpang Haru yang semula di bawah PLN Cabang Padang menjadi aset PLN Sektor Padang di bawah PLN Wilayah III, dan sebagai kepala PLN Sektor  Padang pertama adalah Ir. Abimanyu Suyoso. Pada tanggal 12 Maret 1983 PLTG Pauh Limo, Alsthom I, II mulai  beroperasi bersamaan dengan SUTM 20 kV antara Pauh Limo - PLTD Simpang Haru dan SUTM 20 kV Pauh Limo - Indarung (khusus untuk pelayanan PT. Semen Padang).

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

6

Rahman Ikhlas 05 175 089

Pada tanggal 26 Mei 1983 Presiden Soeharto meresmikan instalasi peralatan  pembangkit dan penyaluran energi listrik PLN (Persero) Sektor Padang. Kemudian pada 14 September 1983 SUTT 150 kV Pauh Limo Ombilin/Salak   beserta GI Solok dan GI Ombilin/Salak diresmikan pula. Pada Juli 1988 GI Indarung 150 kV mulai dioperasikan. Pada tanggal 26 Desember 1990 dilakukan penggantian kepala PLN Sektor Padang dari Ir. Abimanyu Suyoso kepada Ir. Suharso. Pada 1993 dilakukan penambahan PLTG sebanyak dua unit dengan merk General Electric dengan kapasitas 30 MW perunit di Pauh Limo.  Peraturan pemerintah No. 23/1994 tanggal 16 Juni 1994 tentang pengalihan Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PT. PLN (Persero) dengan akta notaris Sutjipto, S.H No. 169 tanggal 30 Juni 1994 di Jakarta mengubah bentuk   perusahaan PLN menjadi sebuah Persero yang sebelumnya merupakan perusahaan umum. Pada tanggal 5 Agustus 1994 dilaksanakan penambahan satu unit Alsthom PLTG Pauh Limo dengan kapasitas 21,3 MW dan pengoperasian unit General Electric I & II dengan daya terpasang 2 x 34 MW. Pada tahun 1995 kantor PT. PLN (Persero) Sektor Padang dipindahkan dari komplek PLTG Pauh Limo ke kantor baru Jl. By Pass km 6 Lubuk Begalung Padang. Tanggal 16 April 1995 kepala PT.PLN (Persero) Sektor Padang diganti dari Bapak Ir. Suharso kepada Ir. Purwako berdasarkan Surat Keputusan direksi PT.  PLN (Persero) Pusat No.005.K/023/DIR/1994 tanggal 12 Februari 1994 tentang  perubahan struktur organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah III Sumbar Riau Padang Pola VII kelas II. Kemudian sejak bulan November 1996 PLN Sektor Padang yang semula menginduk pada PLN wilayah III yang berkedudukan di Padang selanjutnya menginduk ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan (Kitlur) setelah dibentuknya dua organisasi baru di wilayah Sumatera, PT. PLN (Persero) Kitlur Sumatera Bagian Utara berkedudukan di Medan dan PT. PLN (Persero) Kitlur Sumatera Bagian Selatan berkedudukan di Palembang.

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

7

Rahman Ikhlas 05 175 089

Pada 1997 dibangun Gardu Induk Padang Industrial Park (PIP) yang interkoneksi dengan Gardu Induk pauh Limo dan Gardu Induk Lubuk Alung. Selanjutnya, pada tahun 2000 Gardu Induk Padang Industrial Park diresmikan untuk operasi melayani kebutuhan industri dan penerangan sekitar wilayah Padang Industrial Park dengan daya terpasang 20 MVA. Instalasi yang dikelola PT. PLN (Persero) Sektor Padang ini, pada awal  berdirinya terdiri dari 10 unit PLTD (Simpang Haru) dengan total daya terpasang 15,50 MW. Selanjutnya instalasi pembangkitan dan penyaluran yang semula dikelola Cabang Padang diserahkan pengelolaannya ke PLN Sektor Padang dengan unit asuh : 1. Unit PLTD Simpang Haru 2. Unit PLTG Pauh Limo 3. Unit TRAGI Padang 4. Unit TRAGI Solok  Kemudian PT. PLN (Persero) Sektor Padang yang semula menginduk ke PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel pecah menjadi P3B Sumatera UPT Padang  berdasarkan SK. Direksi No.021.K/010/DIR/2005 tanggal 27 Januari 2005 tentang Organisasi PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Padang yang diberlakukan tanggal 1 Mei 2005 yang diikuti dengan perubahan nama Unit TRAGI Padang menjadi Unit TRAGI PIP (Padang Industrial Park). Sehingga unit asuh yang berada di bawah PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatra Unit Pelayanan Transmisi Padang adalah: 1. TRAGI PIP 2. TRAGI Solok  3. TRAGI Padang Luar  4. TRAGI Payakumbuh 5. TRAGI Kiliran Jao 6. TRAGI Garuda Sakti Pada bulan April 2005 terjadi penyatuan PT. PLN (Persero) Kitlur  Sumbagsel dengan PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagut menjadi P3BS Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

8

Rahman Ikhlas 05 175 089

(Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Sumatera) yang berlokasi di Jl. S Parman Padang (Ulak Karang). Dengan berdirinya P3BS ini maka P3BS mempunyai 6 UPT dan 3 UPB, yaitu: 1. UPT Aceh 2. UPT Pematang Siantar  3. UPT Padang 4. UPT Palembang 5. UPT Bengkulu 6. UPT Lampung Pada tahun 2009 bertambah 2 UPT yakni: 1. UPT Pekanbaru 2. UPT Tanjung Karang Adapun UPB di wilayah Sumatra terdiri atas: 1. Sumbagut (Sumatra bagian utara) 2. Sumbagteng (Sumatra bagian tengah) 3. Sumbangsel (Sumatra bagian selatan) 2.2. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) P3B Sumatera Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Padang

PT. PLN (Persero) P3B Sumatra UPT Padang diepalai oleh seorang Manager yang membawahi: 1. Asisten Manager Engineering, yang membawahi : 

AM Rencana dan Evaluasi Operasi



AM Rencana dan Evaluasi Pemeliharaan SUTT



AM Rencana dan Evaluasi Pemeliharaan Gardu Induk 



AM Kinerja dan Sistem Informasi



AM K3, Lingkungan Hidup dan DIKLAT



Juru Utama Teknik 



Juru Administrasi Teknik 

2. Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan membawahi: 

Supervisor Pembinaan Operasi.

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

9

Rahman Ikhlas 05 175 089



Supervisor Pemeliharaan SUTT dan Sipil



Supervisor Pemeliharaan Relay dan Kontrol



Supervisor Pemeliharaan Gardu Induk 



Supervisor Pemeliharaan Meter dan Telkom

3. Asisten Manajer Keuangan, Administrasi dan SDM membawahi: 

Supervisor Sekretariat Umum



Supervisor Kepegawaian



Supervisor Anggaran dan Keuangan



Supervisor AkuntansiSupervisor Perbekalan

Manajer TRAGI yang terdiri dari 6 TRAGI, yaitu: 1. TRAGI PIP 2. TRAGI Solok  3. TRAGI Padang Luar  4. TRAGI Payakumbuh 5. TRAGI Kiliran Jao 6. TRAGI Garuda Sakti Untuk masing-masing Manajer TRAGI membawahi : 1. Supervisor Operasi 2. Supervisor Pemeliharaan 3. Supervisor Tata Usaha 2.3. Tugas Pokok, Visi, dan Misi 2.3.1.Tugas Pokok 

1. Menyelenggarakan pengoperasian dan pemeliharaan instalasi penyaluran dan gardu induk serta sarana pendukung sesuai pedoman dan petunjuk. 2. Membuat usulan dan Rencana Anggaran Operasi dan Anggaran Investasi. 3. Melakukan Pembinaan SDM dalan rangka terjaminnya pelayanan tenaga listrik yang optimal kepada konsumen untuk mencapai Visi dan Misi Perusahaan PLN. 2.3.2.Visi

1. Mempertahankan posisi sebagai market leader. Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

10

Rahman Ikhlas 05 175 089

2. Mewujudkan perusahaan sejajar kelas dunia. 3. SDM yang profesional. 4. Aktivasi usaha akrab lingkungan. 2.3.3.Misi

1. Memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional. 2. Melakukan usaha sesuai kaidah ekonomi sehat. 3. Menjaga kualitas produk. 4. Memuaskan pelanggan.

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

11

Rahman Ikhlas 05 175 089

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 REPRESENTASI SALURAN

Dalam gambar diperlihatkan saluran fasa tiga dengan kawat netral n. Dalam keadaan tegangan dan arus yang simetris tidak ada arus yang mengalir   pada kawat netral n -

n’ .

Oleh karena ketiga fasanya simetris, artinya ketiga fasa

tergeser -120o dan 120o terhadap fasa referensi, maka analisanya cukup  berdasarkan satu fasa, dan biasanya dipilih fasa a sebagai referensi, dengan jalan  balik arus yang fiktif tanpa impedansi.

Representasi saluran 3 fasa

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

12

Rahman Ikhlas 05 175 089

3.2 KLASIFIKASI SALURAN TRANSMISI

3.2.1

Keperluan Diagram Pengganti (Jarak)

Biasanya terbagi atas tiga kelas yaitu kawat pendek (< 80 km), kawat menengah (80-250 km), dan kawat panjang (>250 km).Tapi klasifikasi dalam  bagian ini ini lebih dilihat dari besar kapasitansi dari salurannya. Jika kapasitansi saluran kecil sehingga dapat diabaikan maka digolongkan pada kawat pendek. Jika kapasitansinya tidak begitu besar tapi tidak bisa diabaikan maka digolongkan kepada kawat menengah. Dan jika kapasitansi sedah besar dan merata pada saluran transmisi maka digolongkan pada kawat panjang.

3.2.2

Menurut Tegangan Kerja

a) High Voltage: s/d 138 KV  b) Extra High Voltage: 220-765 KV c) Ultra High Voltage: >765 KV

3.2.3

Fungsi dalam Operasi

a) Transmisi : Sistem yang menyalurkan daya besar dari pembangkit ke daerah beban.  b) Sub-Transmisi : Percabangan yang menyalurkan daya dari saluran yang tinggi ke yang rendah. c) Distribusi : Sistem dengan tegangan 20 KV

3.3 DIAGRAM PENGGANTI SALURAN TRANSMISI 3.3.1

Saluran Pendek ( < 80 km)

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

13

Rahman Ikhlas 05 175 089

Diagram Pengganti Saluran Pendek  Relasi tegangan dan arus,

            || ||    ||||||  

Pengaturan tegangan :

Untuk kawat pendek 

3.3.2

dan

, maka

Saluran Menengah ( 80  –  250 km)

Pada Saluran Menengah kapasitansi dapat dipusatkan pada satu titik ( nominal T), atau pada dua titik (nominal PI).

3.3.1

Nominal T

Diagram Pengganti Saluran Menengah (Nominal T) Relasi tegangan dan arus :

Tetapi,

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

         ( ) 14

Rahman Ikhlas 05 175 089

Maka,

3.3.2

    (  )      ( )

Nominal PI

Diagram Pengganti Saluran Menengah (Nominal PI) Relasi tegangan dan arus :

Tetapi,

Jadi,

Arus,

Jadi,

   

              ( )              [( )     ]         ( )   ( )    Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

15

Rahman Ikhlas 05 175 089

        ( )    ||            Pengaturan tegangan untuk nominal PI atau T, ;

maka



| |    ||   3.3.3

Saluran Panjang (>250 km)

Diagram Pengganti Saluran Panjang Pandanglah bagian kecil dari, Δx, dari kawat transmisi yang jaraknya x dari ujung terima

[  ][  ] [  ]      [  ]       

atau

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

16

Rahman Ikhlas 05 175 089

      [ ]            

ΔV(x) dan ΔI(x) adalah kenaikan tegangan dan arus bila bergerak dari titik x ke titik (x+Δx), yaitu Δx. Bila Δx dibiarkan menjadi kecil sekali sehingga mendekati nol, maka :

   

mendekati mendekati

   

dan

Juga suku-suku yang mengandung Δx akan hilang. Jadi persamaan

tegangan dan arus per jarak menjadi

   

Subskrip x tidak perlu untuk V dan I karena relasi di atas berlaku untuk  setiap titik. Oleh karena semua suku-suku yang berbeda pada representasi PI dan T, mengandung Δx, maka hasil yang sama akan di peroleh juga seandainya kita memulai dengan reresentasi PI. Jika persamaan diferensial didiferensialkan sekali lagi terhadap x, maka

     

     

Misalkan solusi dari persamaan diferensial linier tingkat dua itu

        √   √ 

Maka,

Maka, Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

17

Rahman Ikhlas 05 175 089

Dengan jalan yang sama,

Pada x=0

Dan juga

Untuk x=0,

√  √ 

√  √         √ √  √ √   √  √    √ √  √ √   √  √        

Sekarang telah ada 4 persamaan dengan 4 unsur yang tidak diketeahui : A 1 ,A2, B1 ,B2 , yaitu

√     √       

Dari keempat parsamaan itu di peroleh :

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

18

Rahman Ikhlas 05 175 089

Maka

Karena :

Maka :

   ⁄         ⁄        ⁄        ⁄       ⁄     √   ⁄     √   ⁄     √   ⁄     √               √      √    √      √                            

Bentuk lain diperoleh dengan mengingat :

Maka

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

19

Rahman Ikhlas 05 175 089

                                                          Misalkan panjang kawat itu l , maka pada

Defenisi :

= impedansi total

Maka pad  x=l  dan setelah Zk  diidikan pada persamaan V dan I (yang menggunakan hiperbolik) diperoleh

    √      √             √     √    √    √     √   ⁄ √     √    √     √   ⁄ √  

Dan

Atau

Tegnagn dan arus adalah fungsi

√  √   √             dan

Dimana :

Sehingga

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

20

Rahman Ikhlas 05 175 089

Dan

                

Dimana : Suku pertama adalah gelombang datang Suku kedua adalah gelombang refleksi Suatu panjang gelombang (wavelenght)

adalah jarak sepanjang saluran

di antara 2 titik pada gelombang yang berbeda fasa sebesar 360 0, atau 2 Jika





rad.

adalah pergeseran fasa dalam radian per mil, panjang gelombang dalam mil

adalah

 

Pada frekuensi 60 Hz, panjang gelombangnya adalah kira  –  kira 3000 mi. Kecepatan rambat suatu gelombang dalam mil per detik adalah hasil kali dari  panjang gelombang dalam mil dan frekuensi dalam herzt, atau Kecepatan = f λ  Jika tidak ada beban pada saluran,



sama dengan nol, teganagn datang

dan pantul sama besarnya dan fasanya pada ujung penerima. Dalam kasus ini arus datang dan arus pantul sama besarnya tetapi berbeda fasa 180 0 pada ujung  penerima. Jika arus datang dan arus pantul itu saling meniadakan satu sama lain  pada ujung penerima saluran terbuka.tetapi tidak demikian halnya pada setiap titik  lain di sepanjang saluran, kecuali jika saluran itu sam sekali tanpa rugi sehingga redaman



sama dengan nol.

3.3.3.1 Ekivalen PI

                                √    √   Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

21

Rahman Ikhlas 05 175 089

Jika dua Z’ disibtitusikan ke persamaan cosh

Tetapi,

    √   √    √      √    √  √    √           √       √ √      √    √ √   √ √         √ √                                    √ √     √ √  

Persamaan Z’ juga dapat diubah menjadi

3.3.3.2 Ekivalen T

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

22

Rahman Ikhlas 05 175 089

BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN

4.1

Pendahuluan

Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik melalui suatu  bahan konduktor. Pada sistem tenaga listrik, jarak antara pembangkit dengan beban yang cukup jauh,akan menimbulkan adanya penurunan kualitas tegangan yang diakibatkan oleh rugi-rugi pada jaringan. Sehingga dibutuhkan suatu peralatan untuk memperbaiki kualitas tegangan dan diletakkan pada saluran

yang

mengalami drop tegangan. 4.2

Perhitungan data

Gambar 4.1 Single Line Diagram Trafo Tiga Belitan

Tabel 4.1 Data Transformator Gardu Induk Pauh Limo

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

23

Rahman Ikhlas 05 175 089

 No. Data Transformator

Besar 

1.

Daya Semu (S)

42 MVA

2.

Impedansi (X)

13,5 %

3.

NGR primer 

0Ω

4.

NGR Sekunder 

40 Ω

5.

Base Daya

100 MVA

6.

Base Tegangan

20 kV

7.

Frekuensi

50 Hz

Tabel 4.2 Data Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV Gardu Induk Pauh Limo  No. Data SUTT

Besar 

1.

Resistansi 20o kabel penghantar ACSR 240 mm 2

0,1442 Ω/km

2.

Diameter kabel penghantar

10,22 mm

3.

Jarak Penghantar Fasa 1 ke kabel Grounding (d 1s)

2500 mm

4.

Jarak Penghantar Fasa 2 ke kabel Grounding (d 2s)

4500 mm

5.

Jarak Penghantar Fasa 3 ke kabel Grounding (d 3s)

11500 mm

6.

Jarak Penghantar antar Fasa 1 (d11)

5800 mm

7.

Jarak Penghantar antar Fasa 2 (d22)

9000 mm

8.

Jarak Penghantar antar Fasa 3 (d33)

11400 mm

9.

Jarak Penghantar antara Fasa 1 dan Fasa 2 (d12)

4500 mm

10.

Jarak Penghantar antara Fasa 1 dan Fasa 3 (d13)

9000 mm

11.

Jarak Penghantar antara Fasa 2 dan Fasa 3 (d23)

4500 mm

12.

Suhu Konduktor (t)

80 oC

13.

Jumlah Konduktor tiap fasa (n)

1 buah

14.

Resistansi 20o kabel Grounding

1,35 Ω/km

15.

Jari-Jari Kabel Grounding

4,8 mm

Berdasarkan tabel-tabel di atas, dilakukan perhitungan untuk menentukan arus gangguan yang terjadi di sisi 150 kV dan di sisi netral belitan primer  transformator. Besar arus gangguan ini kemudian akan menjadi input untuk  menghitung waktu operasi dari relai OCR dan GFR. Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

24

Rahman Ikhlas 05 175 089

4.2

Data Perhitungan

4.2.1 Data Trafo 1 dan Trafo 2

Kapasitas trafo (S)

: 42 MVA

Impedansi trafo (%Z) : 13, 5 Arus nominal SUTT

: 600 A

Impedansi urutan trafo (Xt1) = Zlamax

          x

= 13, 5 x

x

= 0, 3214 pu

Pada trafo, nilai impedansi urutan positif, negatif, dan nol bernilai sama, sehingga dapat dituliskan: Xt1 = Xt2 = Xt0 = 0, 3214 pu

Data NGR 

Resistansi NGR

: sisi primer (RNGRP)

=0Ω

sisi sekunder (RNGRS)

= 40 Ω

Arus Maksimum (Im) NGR

= 300 A

Waktu maksimum NGR

= 10 detik 

Arus nominal (In) NGR =

        √    √  =

4.2.2 Data CT

  

Rasio CT sisi 150 KV

: CT150 =

Rasio CT netral 150 KV

: CT150 =

Rasio CT NGR

: CTNGRS =

= 288, 675 A

A

A

A

4.2.3 Data Impedansi Sumber di Bus 150 KV (GI. PAUH LIMO) 

Impedansi urutan positif (Z s1) Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

25

Rahman Ikhlas 05 175 089

R 1 = 0, 0106 pu X1 = 0, 0688 pu Zs1 = R 1 + j X1 = 0, 0106 + j 0, 0688 pu 

Impedansi urutan negatif (Z s2)

R 2 = 0, 0106 pu X2 = 0, 0688 pu Zs2 = R 2 + j X2 = 0, 0106 + j 0, 0688 pu 

Impedansi urutan nol (Z s0)

R 0 = 0, 0279 pu X0 = 0, 1102 pu Zs0 = R 0 + j X0 = 0, 0279 + j 0, 1102 pu

4.3

Perhitungan Besar Arus Gangguan Hubung Singkat

Untuk menentukan besar arus gangguan hubung singkat, sebelumnya harus dilakukan perhitungan terhadap base (nilai dasar) pada sistem. Base pada sistem adalahperbandingan suatu kuantitas terhadap nilai dasarnya yang dinyatakan dalam desimal. Adapun base yang harus dihitung adalah Z base150 yaitu Impedansi dasar pada sisi 150 kV dan I base150 adalah arus dasar pada sisi 150 kV.  Z base150   I base 150 

V 2  MVAbase

 MVAbase V  LL

 

(150 kV) 2 100 MVA

 225 per unit

100 103 kVA 3 150 kV

 384,9 per unit

Selain itu perhitungan yang harus dilakukan adalah perhitungan terhadap Arus nominal trafo (In) dan impedansi dasar trafo (X t).  I n 

S  V  LL



 X t  X lama

42000 kVA 3 150 kV

 161,66 A

 MVAbase kV line 2 ( )  0,3214 pu  MVAline kV base

4.3.1 Perhitungan Impedansi Urutan Positif, Negatif dan Nol pada SUTT

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

26

Rahman Ikhlas 05 175 089

Dalamsuatu saluran, jatuh tegangan yang disebabkan oleh arus urutan tertentu bergantung pada besar impedansi bagian saluran itu terhadap arus urutan tertentu. Impedansi suatu rangkaian yang hanya mengalir pada arus urutan positif  disebut impedansi terhadap arus urutan positif (Z 1), impedansi yang hanya mengalir pada arus urutan negatif disebut impedansi terhadap arus urutan negatif  (Z2), dan impedansi yang hanya mengalir pada arus urutan nol disebut impedansi terhadap arus urutan nol (Z o). Pendistribusian tenaga pada sisi 150 kV GIS Simpang Haru menggunakan sistem double-line circuit dengan penghantar ACSR  240 mm2.

Gambar 4.2Konfigurasi Menara SUTT

Rumus:

 Z1  Z 2 

 R L

n

 X  L

R L

: Resistansi Saluran

XL

: Reaktansi Saluran

n

: jumlah konduktor pada satu jalur fasa = 1

Untuk menghitung resistansi saluran dapat menggunakan rumus

(3)

:

 R L  (1  0,04(t  20o C ) / oC )  R20  R L  (1  0, 04(80  20o C ) / oC )  0,1442 /km  R L  0,49028 /km

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

27

Rahman Ikhlas 05 175 089

Sedangkan untuk menghitung reaktansi saluran dapat menggunakan rumus



dd '



re d "

 X L   0  ln



(3)

:

1 

  / km

4n 

ω

: Frekuensi angular 

μ0

: Permeabilitas udara

r e

: Jari-jari ekuivalen untuk satu jalur penghantar (r e = 1)

Pada perhitungan ini dikenal beberapa istilah yaitu d, d’ dan d”. Istilah d merupakan jarak ekuivalen antara konduktor pada satu sisi, sedangkan d’ merupakan jarak ekuivalen antara konduktor pada sisi yang lain. Untuk istilah d’’ dikenal beberapa parameter yaitu d”11 (jarak antara konduktor fasa 1 ke konduktor  fasa 1 di sisi yang lain), begitu juga dengan d” 22 dan d”33. dengan

           

        d’ =     d” = d=



5669, 645 10932, 88



10, 22  8411, 21

 X L   0  ln

1    / km 4

 X L  0,429  / km Maka,

 Z1  Z 2  0, 4903  j 0, 429 /km

Untuk mencari impedansi urutan nol, harus memperhatikan hubungan  penghantar saluran dengan kawat tanah. Pada kasus ini saluran yang digunakan dilindungi oleh kawat tanah seperti pada gambar 4.2, maka dapat digunakan rumus (3):  R0  R L 

3 0 8

  dan  X 0   

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

 0 2 

(3ln

28

  3

rd 2



1 4n

)

Rahman Ikhlas 05 175 089

Dengan r

: Jari-jari penghantar 

δ

: earth current penetration

Sehingga:

 R0  0,49075 /km  X 0  1, 421 /km Maka,

 Z 0  0,49075  j1,421 /km

 Namun, akan terjadi perubahan dari besar impedansi urutan nol khusus saluran yang menggunakan kawat tanah (shielding cable) dengan rumus  Z 0 (total )  Z 0  6  Z as 

0 8

  j 

(3)

.

 Z as2  Z  s

 0 2

ln

   as

dengan  as  3 d1s1d2 s1d3 s1d1 s2 d2 s2 d3 s  2

 Z as  0, 0493  j 0, 318  /km  Z s  R 

0 8

  j 

 0 2 

(ln

  r



1 4n

)

 Z s  4, 8493  j 0, 781 /km Maka,

 Z 0 (total )  (0, 49075  j1, 421)  6

(0, 0493   j 0, 318)2 4,8493   j 0, 781

 Z0 (total)  0,5095  j1, 412 /km

4.3.2 Perhitungan besar arus hubung singkat

Sudah diketahui bahwa semakin besar arus hubung singkat yang terjadi maka semakin besar efek gangguan ke system yang akan diproteksi. Besar arus hubung singkat yang akan dirasakan oleh suatu sistem juga dipengaruhi oleh jarak  gangguan tersebut ke sistem. Umumnya semakin dekat jarak gangguan, maka Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

29

Rahman Ikhlas 05 175 089

semakin besar arus hubung singkat yang akan dirasakan oleh suatu sistem. Pada  perhitungan kali ini arus gangguan yang dihitung adalah arus maksimum yang mungkin terjadi dengan mengumpamakan nilai impedansi gangguan adalah nol .

Gambar 4.3 Lokasi Gangguan pada Sistem

Maka nilai impedansi urutan pada saluran 150 kV adalah: ZL1 = ZL2 = 0,4903  j 0,429 Ω/km = 0,5095  j1.412 Ω/km

ZL0

Impedansi saluran dalam kuantitas per unit adalah: ZL1 = ZL2

=

ZL0

=

 Z  L1  Z b150  Z  L 0  Z b150





Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

0,4903   j 0,429 225 0,5095   j1,412 225

 0,0022   j 0,0019 pu

 0,00226   j 0,00627 pu

30

Rahman Ikhlas 05 175 089

4.3.2.1 Hubung Singkat 3 Fasa

Pada perhitungan ini dibutuhkan data-data sebagai berikut:

 X tp1

1 

 X tp 2



 X tp 0



2 1 2 1 2

X t 1

1 

X t 2



X t 0



(0,3214) pu 0,1607 pu 2 1 (0,3214) pu 0,1607 pu 2 1 (0,3214) pu 0,1607 pu 2 





Gambar 4.4 Rangkaian Pengganti Hubung Singkat 3 Fasa

Maka, arus gangguan 3 fasa pada sisi 150 kV adalah: I3f150

=

=

 E   Z s1  Z sutt 1

I b150

1 0, 0106   j 0, 0688

 384,9 A

= 5529, 24  81, 24 A

Gangguan 3 fasa pada sisi 150 kV GI Pauh limo dipengaruhi oleh hanya dua  parameter yaitu impedansi urutan sumber dan impedansi urutan saluran 150 kV.Namun, impedansi urutan saluran bernilai nol dikarenakan oleh lokasi gangguan yang terjadi pada bus 150 kV transformator.

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

31

Rahman Ikhlas 05 175 089

4.3.2.2 Hubung Singkat Antar 2Fasa

Gambar 4.5 Rangkaian Pengganti Hubung Singkat Antar 2Fasa

Maka, arus gangguan 2 fasa pada sisi 150 kV adalah:

I2f150

=

=

 E   Z s1  Z sutt1  Z s 2  Z sutt 2

1 (0, 0106   j 0, 0688)  2

I b150

 384,9 A

= 2764, 62  81, 24 A Gangguan 2 fasa pada sisi 150 kV GI Pauh Limo juga dipengaruhi oleh dua  parameter yaitu impedansi urutan sumber dan impedansi urutan saluran 150 kV.Namun, impedansi urutan saluran bernilai nol dikarenakan oleh lokasi gangguan yang terjadi pada bus 150 kV transformator.

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

32

Rahman Ikhlas 05 175 089

4.3.2.3 Hubung Singkat 1Fasa

Gambar 4.6Rangkaian Pengganti Hubung Singkat 1Fasa

Maka, arus gangguan 1 fasa pada sisi 150 kV adalah:

i1 f 150 

3 E 

 ( X tt 0  X tp 0  NGRp )(Z s 0  Z sutt 0 p )      Z s 2  Z s1  Z sutt1  Z sutt 2    X tt 0  X tp 0  NGRp  Z sutt 0 p  Z s 0  

i f   ( sutt ) 

i f   ( sutt ) 

i f   (sutt ) 

3 E 

 0,321490.0,11371,323    Z   Z   Z   Z         s 2  s1  sutt 1  sutt 2   0,43251,506      3 E 

 0,321490.0,11371,323    Z   Z   Z   Z         s 2  s1  sutt 1  sutt 2   0,43251,506      3 E  0,21871,58

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

I base150

I base150

I base150

 384,9 A  5277,82  80,58 A

33

Rahman Ikhlas 05 175 089

Arus gangguan yang mengalir ke NGR primer:



  I f       (  Z Z ) ( R X X  )   s 0 sutt 0 p NGRP tp 0 tt 0  

 I NGR  

 Z s 0  Z sutt 0 p

 I  NGR  1890,29 A Arus gangguan yang mengalir ke sisi 150 kV:



  I  f   (  Z Z ) ( R X X  )       s 0 sutt 0 p NGRP tp 0 tt 0  

 I150  

 X tt 0  X tp 0

 I 150  3387,54 A

Berbeda dengan dua jenis gangguan lainnya, gangguan 1 fasa pada trafo tiga  belitan tidak hanya dipengaruhi oleh impedansi urutan sumber dan saluran 150 kV namun juga dipengaruhi oleh impedansi belitan primer dan tersier trafo serta besar  resitansi pentanahan primer.

Gambar 4.7 Jaringan urutan ekuivalen gangguan fasa tunggal ke tanah trafo YN-yn

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

34

Rahman Ikhlas 05 175 089

Gambar 4.8 Jaringan urutan ekuivalen gangguan fasa tunggal ke tanah trafo YN-yn-d

Gambar 4.7 menunjukkan hubungan YN-yn tanpa hubungan delta, dapat dilihat bahwa ketika terjadi hubung singkat satu fasa ke tanah pada sisi 150 kV maka tidak ada aliran arus ke sisi NGR primer yang mengakibatkan relay GFR tak  akan bekerja. Namun, hal sebaliknya terjadi jika hubungan transformatornya adalah YN-yn- Δ, seperti gambar 4.8, adanya hubungan tambahan delta pada sisi sekunder mengakibatkan adanya jalur arus ke NGR primer.

Tabel 4.3. Perbandingan arus yang mengalir ke NGR primer saat terjadi gangguan  No. Lokasi gangguan

Besar 

1

Sisi 150 kV

1890,29 Ampere

2.

Sisi 20 kV (penyulang GH Kandis)

287,863 Ampere

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa arus yang mengalir ke  NGR primer saat terjadi gangguan di sisi 150 kV lebih besar daripada sewaktu terjadi gangguan di sisi 20 kV. Nilai arus yang cukup besar ini akan menyebabkan relay GFR pada sisi NGR trafo akan trip lebih dahulu dibandingkan pada relay Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

35

Rahman Ikhlas 05 175 089

SUTT. Oleh karena itu, kondisi ini memerlukan penyesuaian settingan relay GFR   pada sisi primer trafo.

4.3

Perbandingan Settingan Relay OCR dan GFR Pada Sisi Primer Trafo

Perhitungan ini bertujuan untuk menghitung nilai setting relay sesuai dengan parameter yang dimiliki relay tersebut terhadap arus gangguan yang dirasakannya.

4.3.1 Setelan Relay OCR pada Sisi 150 kV GI Pauh Limo

Arus nominal relay

:5A

Rasio CT

:300/5

Setelan arus primer (Iset)

: 1,05 × In150 = 169,74 A

Setelan arus sekunder

:

 Nilai Tap Trafo

:

Waktu Tunda Relay (ingin)

: 1,5 s

Setting arus

: 171 A

Arus Hubung Singkat 1 fasa

: 5277,82 A

 Arus Hubung Singkat    Iset   td =

Setelan Arus Primer  Rasio CT

Setelan Arus Sekunder  Arus Nominal

 0,56A

0,02

1 t

0,14

top =

 2,83A

0,14

 Arus Hubung Singkat    Iset  

 td

0,02

= 0,76 s

= 1,495 s

1

4.3.2 Setelan Relay GFR pada SUTT 150 kV

Waktu Tunda Relay (ingin)

:1s

Setting arus

: 120 A

Arus Hubung Singkat 1 fasa

: 3387,54 A

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

36

Rahman Ikhlas 05 175 089

 Arus Hubung Singkat    Iset   td =

0,02

1 t

0,14

top =

0,14

 Arus Hubung Singkat    Iset  

= 0,49 s

 td

0,02

= 0,993 s

1

4.3.3 Setelan Relay GFR pada Sisi 150 kV GI Pauh Limo

Arus nominal relay

:5A

Rasio CT

:300/5

Setelan arus primer (Iset)

: 0,5 × In150 = 80,83 A

Setelan arus sekunder

:

 Nilai Tap Trafo

:

Setting arus

: 90 A

Waktu Tunda Relay (ingin)

: 1,5 s

Setelan Arus Primer  Rasio CT

 1,35A

Setelan Arus Sekunder  Arus Nominal

 0,27A

Arus hubung singkat 1 fasa yang mengalir ke netral trafo : 1890,29 A

 Arus Hubung Singkat    Iset   td =

0,02

1 t

0,14

top =

4.4

0,14

 Arus Hubung Singkat    Iset  

= 0,697 s

 td

0,02

= 1,499 s

1

Koordinasi Antar Relay pada Sisi 150 kV Transformator

Perhitungan ini bertujuan untuk melihat koordinasi antar relay ketika terjadi gangguan di busbar sisi 150 kV. Waktu kerja relay GFR trafo: Setting waktu yang digunakan (t d)

: 0, 76 s

Arus hubung singkat yang terjadi

: 1890,29 A

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

37

Rahman Ikhlas 05 175 089

top =

0,14

 Arus Hubung Singkat    Iset  

 td

0,02

= 1,635 s

1

Waktu kerja relay GFR SUTT: Setting waktu yang digunakan (t d)

: 0, 76 s

Arus hubung singkat yang terjadi

: 3387,54 A

top =

0,14

 Arus Hubung Singkat    Iset  

 td

0,02

= 1,54 s

1

Perhitungan di atas memperlihatkan koordinasi antar relay saat terjadi gangguan di sisi 150 kV transformator. Pada perhitungan di dapatkan waktu tunda relay GFR SUTT adalah sebesar 1,54 sekon sedangkan waktu tunda relay GFR  trafo adalah 1,635 sekon. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi antar relay sudah benar dikarenakan relay GFR SUTT akan trip lebih dahulu dibandingkan relay GFR trafo.

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

38

Rahman Ikhlas 05 175 089

BAB V PENUTUP

5.1

Kesimpulan

Penggunaan belitan delta pada sisi tersier transformator akan membuat jalur  arus ke sisi netral transformator saat terjadi gangguan satu fasa di sisi 150 kV transformator sesuai dengan rangkaian ekuivalen transformator tersebut. Hal ini akan mempengaruhi besar arus gangguan yang akan mengalir di sisi netral ini sehingga yang akan mempengaruhi setting relay pada sisi 150 kV transformator. Pada perhitungan yang telah dilakukan didapatkan koordinasi waktu tunda yang sudah benar yaitu 1,54 sekon pada GFR SUTT dan 1,635 sekon pada GFR trafo ketika terjadi gangguan hubung singkat satu fasa.

5.2. Saran

1.

Bagi mahasiswa yang melakukan kerja praktek diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya di lapangan.

2.

Sebaiknya

perusahaan

tempat

dilaksanakannya

Kerja

menyediakan buku referensi yang lengkap, agar mahasiswa

Praktek  mudah

untuk mendapatkan data. 3.

Untuk meningkatkan keandalan sistem sebaiknya PT. PLN (Persero) memperbaharui peralatan-perlatan yang digunakan pada gardu-gardu induk pada umumnya dan pada Gardu Induk Pauh Limo khususnya

Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas

39

Rahman Ikhlas 05 175 089

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF