Laporan Kp
April 22, 2019 | Author: De Det | Category: N/A
Short Description
Contoh Laporan KP di PT.PLN(Persero)...
Description
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama yaitu pusat pembangkit listrik, saluran transmisi, dan jaringan distribusi. Pusat pembangkit listrik seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), danPembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) membangkitkan tenaga listrik dan kemudian
menyalurkannya melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu
dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan ( step-up transformer ) yang ada di pusat pembangkit listrik. Hal ini digambarkan oleh gambar 1.1.Saluran transmisi di PLN kebanyakan mempunyai tegangan tinggi sebesar 70kV, 150kV, dan 500 kV. Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada pula yang berupa kabel tanah.Saluran transmisi PLN kebanyakan berupa saluran udara karena harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel tanah.Kerugian saluran udara dibandingkan dengan kabel tanah adalah bahwa saluran udara mudah terganggu misalnya terkena petir, pohon, layangan yang tersangkut, dan lainlain.Energi listrik yang lewat melalui saluran transmisi kemudian diteruskan ke Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan ( step-down transfomer ) menjadi tegangan menengah atau yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer.Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20kV, l2kV, dan 6kV.Kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang berkembang adalah 20kV.Setelah energi listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka akan diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380 Volt.
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik FakultasTe knik Universitas Andalas
1
Rahman Ikhlas 05 175 089
Gambar 1.1. Skema Pusat Pembangkit Listrik yang Dihubungkan Melalui Saluran Transmisi ke Gardu Induk
Keterangan: G
= Generator
T.M. = Tegangan Menengah
P.S. = Pemakaian Sendiri T.T. = Tegangan Tinggi
Peralatan-peralatan yangterpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, busbar, transformator, saluran udara tegangan tinggi,saluran kabel bawah tanah, dan sebagainya membutuhkan sistem pengaman terhadap kondisi tidak normal operasi sistem tenaga listrik.Tanpa adanya sistem proteksi yang berfungsi sebagai sistem pengaman, tenaga listrik yang dihasilkantidak dapat ditransmisikan dan didistribusikan kepadakonsumen dengan tingkat kehandalan atau kualitas yangtinggi. Bila suatu jaringan tidak memiliki sumber daya reaktif di daerah sekitar beban, maka akan mengalir arus reaktif pada jaringan, yang berakibat pada penurunan faktor daya, peningkatan rugi-rugi jaringan, penurunan tegangan khususnya pada ujung saluran, dan regulasi tegangan yang memburuk. Hal ini Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik FakultasTe knik Universitas Andalas
2
Rahman Ikhlas 05 175 089
akan menimbulkan kerugian baik pada produsen dalam hal ini adalah PLN sebagai penyedia listrik maupun konsumen (pemakai listrik).Alternatif untuk mengurangi akibat dari meningkatnya arus reaktif ini adalah dengan melakukan kompensasi daya reaktif, yang bertujuan untuk transportasi daya reaktif pada jaringan tenaga listrik dan menjaga agar profil tegangan selalu s elalu berada pada batasbatas batas yang diijinkan. Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memasang kapasitor shunt. 1.2
Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Maksud dari pelaksanaan kerja praktek di Gardu Induk Pauh Limo ini adalah untuk memenuhi mata kuliah wajib dalam menempuh jenjang pendidikan S-1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Andalas.Sedangkan, tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui aplikasi dari teori-teori ilmu pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama perkuliahan. Dengan adanya kegiatan kerja praktek ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat, diantaranya: A.
Bagi mahasiswa
Mengenal peralatan yang ada di perusahaan dan mendapatkan pengalaman kerja dalam rangka pengembangan pengetahuan melalui penerapan ilmu dan latihan kerja serta pengamatan teknis di lapangan.
Melihat hubungan antara teori yang didapat di perkuliahan dengan yang ada di lapangan (perusahaan).
Mengenali sistem kerja dan organisasi perusahaan serta memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerjasehingga dihasilkan sarjana yang terampil serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam dunia kerja.
Membina hubungan baik antara Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalasdengan Gardu Induk Pauh Limo
B.
Bagi perusahaan
Membina hubungan yang baik dengan pihak institusi pendidikan.
Merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap perkembangan dunia pendidikan.
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik FakultasTe knik Universitas Andalas
3
Rahman Ikhlas 05 175 089
1.3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelaksana an Kerja Praktek
Tempat pelaksanaan kerja praktek adalah di Gardu Induk Pauh Limo dengan waktu pelaksanaan 6 Desember 2011 – 2011 – 6 Januari 2012.
1.4
Pembatasan Masalah
Pada pelaksanaan kerja praktek ini, penulis membatasi masalah sesuai dengan ilmu yang dipelajari penulis di Gardu Induk Pauh Limo, yaitu mengenai “
Performansi Performansi saluran transmisi pada gardu indik Pauh limo”
1.5
Metode Pengumpulan Data
Selama melakukan kerja praktek, metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data-data dalam pembuatan laporan adalah sebagai berikut : 1.
Metode Observasi Metode observasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek permasal ahan. Dalam hal ini, mengenai “Performansi saluran transmisi pada gardu indik Pauh limo”
2.
Metode Wawancara Metode wawancara merupakan metode pengumpulan informasi dengan cara melakukan wawancara, tanya jawab, dan diskusi dengan staf perusahaan Gardu Induk Pauh Limo dan narasumber n arasumber yang mempunyai pengetahuan mengenai objek permasalahan yang sedang penulis kaji.
3.
Metode Studi Literatur (studi pustaka) Metode studi literatur dilakukan dengan cara mencari teori dari buku buku dan internet.
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik FakultasTe knik Universitas Andalas
4
Rahman Ikhlas 05 175 089
1.6
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis membagi dalam lima bab, antara lain: BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang danpermasalahan, maksud dan tujuan kerja
praktek,
waktu
dan
tempat
pelaksanaan
kerja
praktek,pembatasan permasalahan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan kerja praktek.
BAB II
TINJAUAN UMUM GI PAUH LIMO
Bab ini berisi deskripsi tentang Profil Perusahaan;Visi, Misi, Motto, dan TugasGardu Induk Pauh Limo; Sejarah Berdirinya Gardu Induk Pauh Limo; Tata Nilai / Budaya Perusahaan; Lokasi Gardu Induk Pauh Limo;Wilayah Kerja; Struktur Organisasi;
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori-teori dasar yang digunakan penulis dalam menganalisa judul laporan kerja praktek.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang judul laporan penulis.
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari permasalahan yang diangkat oleh penulis, serta saran-saran penulis setelah satu bulan kerja praktek diGardu Induk Pauh Limo.
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
5
Rahman Ikhlas 05 175 089
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Berdirinya PT. PLN (Persero) P3B Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Padang
Sistem kelistrikan di kota Padang dimulai pada tahun 1952 yaitu dengan didirikannya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Simpang Haru yang pada awalnya memiliki daya terpasang 2 x 772 kW. Ketika itu pengelolaannya berada di bawah PLN cabang Padang. Pada tahun 1963 dilakukan penambahan pembangkit dengan pemasangan diesel 2 x 1 MW di PLTD Simpang Haru. Kemudian, pada tahun 1968 daya terpasang ditambah lagi dengan pemasangan diesel di PLTD Simpang Haru 1 x 900 kW. Pada tahun 1973 dilakukan lagi penambahan diesel pada PLTD Simpang Haru sebesar 1 x 1240 kW. Kemudian pada tahun 1975 ditambah lagi dengan pemasangan satu unit diesel PLTD Simpang Haru sebesar 1 x 2430 kW. Pada tahun 1977 ditambah lagi dua unit diesel pada PLTD Simpang Haru dengan daya terpasang 2 x 2520 kW. Dan tahun 1978 ditambah lagi dua unit diesel pada PLTD Simpang Haru sebesar 2 x 4040 kW. Pada tahun 1982 dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Pauh Limo Alsthom I, II dengan daya terpasang 2 x 23,5 kW. Pada tahun 1972 Peraturan Pemerintah No.18/1972 menyatakan bahwa Perusahaan Listrik berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum). Pada tahun 1983 berdiri PLN Sektor Padang dan kemudian dilakukan pemindahan pengelolaan PLTD Simpang Haru yang semula di bawah PLN Cabang Padang menjadi aset PLN Sektor Padang di bawah PLN Wilayah III, dan sebagai kepala PLN Sektor Padang pertama adalah Ir. Abimanyu Suyoso. Pada tanggal 12 Maret 1983 PLTG Pauh Limo, Alsthom I, II mulai beroperasi bersamaan dengan SUTM 20 kV antara Pauh Limo - PLTD Simpang Haru dan SUTM 20 kV Pauh Limo - Indarung (khusus untuk pelayanan PT. Semen Padang).
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
6
Rahman Ikhlas 05 175 089
Pada tanggal 26 Mei 1983 Presiden Soeharto meresmikan instalasi peralatan pembangkit dan penyaluran energi listrik PLN (Persero) Sektor Padang. Kemudian pada 14 September 1983 SUTT 150 kV Pauh Limo Ombilin/Salak beserta GI Solok dan GI Ombilin/Salak diresmikan pula. Pada Juli 1988 GI Indarung 150 kV mulai dioperasikan. Pada tanggal 26 Desember 1990 dilakukan penggantian kepala PLN Sektor Padang dari Ir. Abimanyu Suyoso kepada Ir. Suharso. Pada 1993 dilakukan penambahan PLTG sebanyak dua unit dengan merk General Electric dengan kapasitas 30 MW perunit di Pauh Limo. Peraturan pemerintah No. 23/1994 tanggal 16 Juni 1994 tentang pengalihan Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PT. PLN (Persero) dengan akta notaris Sutjipto, S.H No. 169 tanggal 30 Juni 1994 di Jakarta mengubah bentuk perusahaan PLN menjadi sebuah Persero yang sebelumnya merupakan perusahaan umum. Pada tanggal 5 Agustus 1994 dilaksanakan penambahan satu unit Alsthom PLTG Pauh Limo dengan kapasitas 21,3 MW dan pengoperasian unit General Electric I & II dengan daya terpasang 2 x 34 MW. Pada tahun 1995 kantor PT. PLN (Persero) Sektor Padang dipindahkan dari komplek PLTG Pauh Limo ke kantor baru Jl. By Pass km 6 Lubuk Begalung Padang. Tanggal 16 April 1995 kepala PT.PLN (Persero) Sektor Padang diganti dari Bapak Ir. Suharso kepada Ir. Purwako berdasarkan Surat Keputusan direksi PT. PLN (Persero) Pusat No.005.K/023/DIR/1994 tanggal 12 Februari 1994 tentang perubahan struktur organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah III Sumbar Riau Padang Pola VII kelas II. Kemudian sejak bulan November 1996 PLN Sektor Padang yang semula menginduk pada PLN wilayah III yang berkedudukan di Padang selanjutnya menginduk ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan (Kitlur) setelah dibentuknya dua organisasi baru di wilayah Sumatera, PT. PLN (Persero) Kitlur Sumatera Bagian Utara berkedudukan di Medan dan PT. PLN (Persero) Kitlur Sumatera Bagian Selatan berkedudukan di Palembang.
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
7
Rahman Ikhlas 05 175 089
Pada 1997 dibangun Gardu Induk Padang Industrial Park (PIP) yang interkoneksi dengan Gardu Induk pauh Limo dan Gardu Induk Lubuk Alung. Selanjutnya, pada tahun 2000 Gardu Induk Padang Industrial Park diresmikan untuk operasi melayani kebutuhan industri dan penerangan sekitar wilayah Padang Industrial Park dengan daya terpasang 20 MVA. Instalasi yang dikelola PT. PLN (Persero) Sektor Padang ini, pada awal berdirinya terdiri dari 10 unit PLTD (Simpang Haru) dengan total daya terpasang 15,50 MW. Selanjutnya instalasi pembangkitan dan penyaluran yang semula dikelola Cabang Padang diserahkan pengelolaannya ke PLN Sektor Padang dengan unit asuh : 1. Unit PLTD Simpang Haru 2. Unit PLTG Pauh Limo 3. Unit TRAGI Padang 4. Unit TRAGI Solok Kemudian PT. PLN (Persero) Sektor Padang yang semula menginduk ke PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel pecah menjadi P3B Sumatera UPT Padang berdasarkan SK. Direksi No.021.K/010/DIR/2005 tanggal 27 Januari 2005 tentang Organisasi PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Padang yang diberlakukan tanggal 1 Mei 2005 yang diikuti dengan perubahan nama Unit TRAGI Padang menjadi Unit TRAGI PIP (Padang Industrial Park). Sehingga unit asuh yang berada di bawah PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatra Unit Pelayanan Transmisi Padang adalah: 1. TRAGI PIP 2. TRAGI Solok 3. TRAGI Padang Luar 4. TRAGI Payakumbuh 5. TRAGI Kiliran Jao 6. TRAGI Garuda Sakti Pada bulan April 2005 terjadi penyatuan PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel dengan PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagut menjadi P3BS Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
8
Rahman Ikhlas 05 175 089
(Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Sumatera) yang berlokasi di Jl. S Parman Padang (Ulak Karang). Dengan berdirinya P3BS ini maka P3BS mempunyai 6 UPT dan 3 UPB, yaitu: 1. UPT Aceh 2. UPT Pematang Siantar 3. UPT Padang 4. UPT Palembang 5. UPT Bengkulu 6. UPT Lampung Pada tahun 2009 bertambah 2 UPT yakni: 1. UPT Pekanbaru 2. UPT Tanjung Karang Adapun UPB di wilayah Sumatra terdiri atas: 1. Sumbagut (Sumatra bagian utara) 2. Sumbagteng (Sumatra bagian tengah) 3. Sumbangsel (Sumatra bagian selatan) 2.2. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) P3B Sumatera Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Padang
PT. PLN (Persero) P3B Sumatra UPT Padang diepalai oleh seorang Manager yang membawahi: 1. Asisten Manager Engineering, yang membawahi :
AM Rencana dan Evaluasi Operasi
AM Rencana dan Evaluasi Pemeliharaan SUTT
AM Rencana dan Evaluasi Pemeliharaan Gardu Induk
AM Kinerja dan Sistem Informasi
AM K3, Lingkungan Hidup dan DIKLAT
Juru Utama Teknik
Juru Administrasi Teknik
2. Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan membawahi:
Supervisor Pembinaan Operasi.
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
9
Rahman Ikhlas 05 175 089
Supervisor Pemeliharaan SUTT dan Sipil
Supervisor Pemeliharaan Relay dan Kontrol
Supervisor Pemeliharaan Gardu Induk
Supervisor Pemeliharaan Meter dan Telkom
3. Asisten Manajer Keuangan, Administrasi dan SDM membawahi:
Supervisor Sekretariat Umum
Supervisor Kepegawaian
Supervisor Anggaran dan Keuangan
Supervisor AkuntansiSupervisor Perbekalan
Manajer TRAGI yang terdiri dari 6 TRAGI, yaitu: 1. TRAGI PIP 2. TRAGI Solok 3. TRAGI Padang Luar 4. TRAGI Payakumbuh 5. TRAGI Kiliran Jao 6. TRAGI Garuda Sakti Untuk masing-masing Manajer TRAGI membawahi : 1. Supervisor Operasi 2. Supervisor Pemeliharaan 3. Supervisor Tata Usaha 2.3. Tugas Pokok, Visi, dan Misi 2.3.1.Tugas Pokok
1. Menyelenggarakan pengoperasian dan pemeliharaan instalasi penyaluran dan gardu induk serta sarana pendukung sesuai pedoman dan petunjuk. 2. Membuat usulan dan Rencana Anggaran Operasi dan Anggaran Investasi. 3. Melakukan Pembinaan SDM dalan rangka terjaminnya pelayanan tenaga listrik yang optimal kepada konsumen untuk mencapai Visi dan Misi Perusahaan PLN. 2.3.2.Visi
1. Mempertahankan posisi sebagai market leader. Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
10
Rahman Ikhlas 05 175 089
2. Mewujudkan perusahaan sejajar kelas dunia. 3. SDM yang profesional. 4. Aktivasi usaha akrab lingkungan. 2.3.3.Misi
1. Memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional. 2. Melakukan usaha sesuai kaidah ekonomi sehat. 3. Menjaga kualitas produk. 4. Memuaskan pelanggan.
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
11
Rahman Ikhlas 05 175 089
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 REPRESENTASI SALURAN
Dalam gambar diperlihatkan saluran fasa tiga dengan kawat netral n. Dalam keadaan tegangan dan arus yang simetris tidak ada arus yang mengalir pada kawat netral n -
n’ .
Oleh karena ketiga fasanya simetris, artinya ketiga fasa
tergeser -120o dan 120o terhadap fasa referensi, maka analisanya cukup berdasarkan satu fasa, dan biasanya dipilih fasa a sebagai referensi, dengan jalan balik arus yang fiktif tanpa impedansi.
Representasi saluran 3 fasa
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
12
Rahman Ikhlas 05 175 089
3.2 KLASIFIKASI SALURAN TRANSMISI
3.2.1
Keperluan Diagram Pengganti (Jarak)
Biasanya terbagi atas tiga kelas yaitu kawat pendek (< 80 km), kawat menengah (80-250 km), dan kawat panjang (>250 km).Tapi klasifikasi dalam bagian ini ini lebih dilihat dari besar kapasitansi dari salurannya. Jika kapasitansi saluran kecil sehingga dapat diabaikan maka digolongkan pada kawat pendek. Jika kapasitansinya tidak begitu besar tapi tidak bisa diabaikan maka digolongkan kepada kawat menengah. Dan jika kapasitansi sedah besar dan merata pada saluran transmisi maka digolongkan pada kawat panjang.
3.2.2
Menurut Tegangan Kerja
a) High Voltage: s/d 138 KV b) Extra High Voltage: 220-765 KV c) Ultra High Voltage: >765 KV
3.2.3
Fungsi dalam Operasi
a) Transmisi : Sistem yang menyalurkan daya besar dari pembangkit ke daerah beban. b) Sub-Transmisi : Percabangan yang menyalurkan daya dari saluran yang tinggi ke yang rendah. c) Distribusi : Sistem dengan tegangan 20 KV
3.3 DIAGRAM PENGGANTI SALURAN TRANSMISI 3.3.1
Saluran Pendek ( < 80 km)
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
13
Rahman Ikhlas 05 175 089
Diagram Pengganti Saluran Pendek Relasi tegangan dan arus,
|| || ||||||
Pengaturan tegangan :
Untuk kawat pendek
3.3.2
dan
, maka
Saluran Menengah ( 80 – 250 km)
Pada Saluran Menengah kapasitansi dapat dipusatkan pada satu titik ( nominal T), atau pada dua titik (nominal PI).
3.3.1
Nominal T
Diagram Pengganti Saluran Menengah (Nominal T) Relasi tegangan dan arus :
Tetapi,
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
( ) 14
Rahman Ikhlas 05 175 089
Maka,
3.3.2
( ) ( )
Nominal PI
Diagram Pengganti Saluran Menengah (Nominal PI) Relasi tegangan dan arus :
Tetapi,
Jadi,
Arus,
Jadi,
( ) [( ) ] ( ) ( ) Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
15
Rahman Ikhlas 05 175 089
( ) || Pengaturan tegangan untuk nominal PI atau T, ;
maka
| | || 3.3.3
Saluran Panjang (>250 km)
Diagram Pengganti Saluran Panjang Pandanglah bagian kecil dari, Δx, dari kawat transmisi yang jaraknya x dari ujung terima
[ ][ ] [ ] [ ]
atau
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
16
Rahman Ikhlas 05 175 089
[ ]
ΔV(x) dan ΔI(x) adalah kenaikan tegangan dan arus bila bergerak dari titik x ke titik (x+Δx), yaitu Δx. Bila Δx dibiarkan menjadi kecil sekali sehingga mendekati nol, maka :
mendekati mendekati
dan
Juga suku-suku yang mengandung Δx akan hilang. Jadi persamaan
tegangan dan arus per jarak menjadi
Subskrip x tidak perlu untuk V dan I karena relasi di atas berlaku untuk setiap titik. Oleh karena semua suku-suku yang berbeda pada representasi PI dan T, mengandung Δx, maka hasil yang sama akan di peroleh juga seandainya kita memulai dengan reresentasi PI. Jika persamaan diferensial didiferensialkan sekali lagi terhadap x, maka
Misalkan solusi dari persamaan diferensial linier tingkat dua itu
√ √
Maka,
Maka, Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
17
Rahman Ikhlas 05 175 089
Dengan jalan yang sama,
Pada x=0
Dan juga
Untuk x=0,
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sekarang telah ada 4 persamaan dengan 4 unsur yang tidak diketeahui : A 1 ,A2, B1 ,B2 , yaitu
√ √
Dari keempat parsamaan itu di peroleh :
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
18
Rahman Ikhlas 05 175 089
Maka
Karena :
Maka :
⁄ ⁄ ⁄ ⁄ ⁄ √ ⁄ √ ⁄ √ ⁄ √ √ √ √ √
Bentuk lain diperoleh dengan mengingat :
Maka
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
19
Rahman Ikhlas 05 175 089
Misalkan panjang kawat itu l , maka pada
Defenisi :
= impedansi total
Maka pad x=l dan setelah Zk diidikan pada persamaan V dan I (yang menggunakan hiperbolik) diperoleh
√ √ √ √ √ √ √ ⁄ √ √ √ √ ⁄ √
Dan
Atau
Tegnagn dan arus adalah fungsi
√ √ √ dan
Dimana :
Sehingga
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
20
Rahman Ikhlas 05 175 089
Dan
Dimana : Suku pertama adalah gelombang datang Suku kedua adalah gelombang refleksi Suatu panjang gelombang (wavelenght)
adalah jarak sepanjang saluran
di antara 2 titik pada gelombang yang berbeda fasa sebesar 360 0, atau 2 Jika
rad.
adalah pergeseran fasa dalam radian per mil, panjang gelombang dalam mil
adalah
Pada frekuensi 60 Hz, panjang gelombangnya adalah kira – kira 3000 mi. Kecepatan rambat suatu gelombang dalam mil per detik adalah hasil kali dari panjang gelombang dalam mil dan frekuensi dalam herzt, atau Kecepatan = f λ Jika tidak ada beban pada saluran,
sama dengan nol, teganagn datang
dan pantul sama besarnya dan fasanya pada ujung penerima. Dalam kasus ini arus datang dan arus pantul sama besarnya tetapi berbeda fasa 180 0 pada ujung penerima. Jika arus datang dan arus pantul itu saling meniadakan satu sama lain pada ujung penerima saluran terbuka.tetapi tidak demikian halnya pada setiap titik lain di sepanjang saluran, kecuali jika saluran itu sam sekali tanpa rugi sehingga redaman
sama dengan nol.
3.3.3.1 Ekivalen PI
√ √ Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
21
Rahman Ikhlas 05 175 089
Jika dua Z’ disibtitusikan ke persamaan cosh
Tetapi,
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Persamaan Z’ juga dapat diubah menjadi
3.3.3.2 Ekivalen T
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
22
Rahman Ikhlas 05 175 089
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
4.1
Pendahuluan
Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik melalui suatu bahan konduktor. Pada sistem tenaga listrik, jarak antara pembangkit dengan beban yang cukup jauh,akan menimbulkan adanya penurunan kualitas tegangan yang diakibatkan oleh rugi-rugi pada jaringan. Sehingga dibutuhkan suatu peralatan untuk memperbaiki kualitas tegangan dan diletakkan pada saluran
yang
mengalami drop tegangan. 4.2
Perhitungan data
Gambar 4.1 Single Line Diagram Trafo Tiga Belitan
Tabel 4.1 Data Transformator Gardu Induk Pauh Limo
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
23
Rahman Ikhlas 05 175 089
No. Data Transformator
Besar
1.
Daya Semu (S)
42 MVA
2.
Impedansi (X)
13,5 %
3.
NGR primer
0Ω
4.
NGR Sekunder
40 Ω
5.
Base Daya
100 MVA
6.
Base Tegangan
20 kV
7.
Frekuensi
50 Hz
Tabel 4.2 Data Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV Gardu Induk Pauh Limo No. Data SUTT
Besar
1.
Resistansi 20o kabel penghantar ACSR 240 mm 2
0,1442 Ω/km
2.
Diameter kabel penghantar
10,22 mm
3.
Jarak Penghantar Fasa 1 ke kabel Grounding (d 1s)
2500 mm
4.
Jarak Penghantar Fasa 2 ke kabel Grounding (d 2s)
4500 mm
5.
Jarak Penghantar Fasa 3 ke kabel Grounding (d 3s)
11500 mm
6.
Jarak Penghantar antar Fasa 1 (d11)
5800 mm
7.
Jarak Penghantar antar Fasa 2 (d22)
9000 mm
8.
Jarak Penghantar antar Fasa 3 (d33)
11400 mm
9.
Jarak Penghantar antara Fasa 1 dan Fasa 2 (d12)
4500 mm
10.
Jarak Penghantar antara Fasa 1 dan Fasa 3 (d13)
9000 mm
11.
Jarak Penghantar antara Fasa 2 dan Fasa 3 (d23)
4500 mm
12.
Suhu Konduktor (t)
80 oC
13.
Jumlah Konduktor tiap fasa (n)
1 buah
14.
Resistansi 20o kabel Grounding
1,35 Ω/km
15.
Jari-Jari Kabel Grounding
4,8 mm
Berdasarkan tabel-tabel di atas, dilakukan perhitungan untuk menentukan arus gangguan yang terjadi di sisi 150 kV dan di sisi netral belitan primer transformator. Besar arus gangguan ini kemudian akan menjadi input untuk menghitung waktu operasi dari relai OCR dan GFR. Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
24
Rahman Ikhlas 05 175 089
4.2
Data Perhitungan
4.2.1 Data Trafo 1 dan Trafo 2
Kapasitas trafo (S)
: 42 MVA
Impedansi trafo (%Z) : 13, 5 Arus nominal SUTT
: 600 A
Impedansi urutan trafo (Xt1) = Zlamax
x
= 13, 5 x
x
= 0, 3214 pu
Pada trafo, nilai impedansi urutan positif, negatif, dan nol bernilai sama, sehingga dapat dituliskan: Xt1 = Xt2 = Xt0 = 0, 3214 pu
Data NGR
Resistansi NGR
: sisi primer (RNGRP)
=0Ω
sisi sekunder (RNGRS)
= 40 Ω
Arus Maksimum (Im) NGR
= 300 A
Waktu maksimum NGR
= 10 detik
Arus nominal (In) NGR =
√ √ =
4.2.2 Data CT
Rasio CT sisi 150 KV
: CT150 =
Rasio CT netral 150 KV
: CT150 =
Rasio CT NGR
: CTNGRS =
= 288, 675 A
A
A
A
4.2.3 Data Impedansi Sumber di Bus 150 KV (GI. PAUH LIMO)
Impedansi urutan positif (Z s1) Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
25
Rahman Ikhlas 05 175 089
R 1 = 0, 0106 pu X1 = 0, 0688 pu Zs1 = R 1 + j X1 = 0, 0106 + j 0, 0688 pu
Impedansi urutan negatif (Z s2)
R 2 = 0, 0106 pu X2 = 0, 0688 pu Zs2 = R 2 + j X2 = 0, 0106 + j 0, 0688 pu
Impedansi urutan nol (Z s0)
R 0 = 0, 0279 pu X0 = 0, 1102 pu Zs0 = R 0 + j X0 = 0, 0279 + j 0, 1102 pu
4.3
Perhitungan Besar Arus Gangguan Hubung Singkat
Untuk menentukan besar arus gangguan hubung singkat, sebelumnya harus dilakukan perhitungan terhadap base (nilai dasar) pada sistem. Base pada sistem adalahperbandingan suatu kuantitas terhadap nilai dasarnya yang dinyatakan dalam desimal. Adapun base yang harus dihitung adalah Z base150 yaitu Impedansi dasar pada sisi 150 kV dan I base150 adalah arus dasar pada sisi 150 kV. Z base150 I base 150
V 2 MVAbase
MVAbase V LL
(150 kV) 2 100 MVA
225 per unit
100 103 kVA 3 150 kV
384,9 per unit
Selain itu perhitungan yang harus dilakukan adalah perhitungan terhadap Arus nominal trafo (In) dan impedansi dasar trafo (X t). I n
S V LL
X t X lama
42000 kVA 3 150 kV
161,66 A
MVAbase kV line 2 ( ) 0,3214 pu MVAline kV base
4.3.1 Perhitungan Impedansi Urutan Positif, Negatif dan Nol pada SUTT
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
26
Rahman Ikhlas 05 175 089
Dalamsuatu saluran, jatuh tegangan yang disebabkan oleh arus urutan tertentu bergantung pada besar impedansi bagian saluran itu terhadap arus urutan tertentu. Impedansi suatu rangkaian yang hanya mengalir pada arus urutan positif disebut impedansi terhadap arus urutan positif (Z 1), impedansi yang hanya mengalir pada arus urutan negatif disebut impedansi terhadap arus urutan negatif (Z2), dan impedansi yang hanya mengalir pada arus urutan nol disebut impedansi terhadap arus urutan nol (Z o). Pendistribusian tenaga pada sisi 150 kV GIS Simpang Haru menggunakan sistem double-line circuit dengan penghantar ACSR 240 mm2.
Gambar 4.2Konfigurasi Menara SUTT
Rumus:
Z1 Z 2
R L
n
X L
R L
: Resistansi Saluran
XL
: Reaktansi Saluran
n
: jumlah konduktor pada satu jalur fasa = 1
Untuk menghitung resistansi saluran dapat menggunakan rumus
(3)
:
R L (1 0,04(t 20o C ) / oC ) R20 R L (1 0, 04(80 20o C ) / oC ) 0,1442 /km R L 0,49028 /km
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
27
Rahman Ikhlas 05 175 089
Sedangkan untuk menghitung reaktansi saluran dapat menggunakan rumus
dd '
re d "
X L 0 ln
(3)
:
1
/ km
4n
ω
: Frekuensi angular
μ0
: Permeabilitas udara
r e
: Jari-jari ekuivalen untuk satu jalur penghantar (r e = 1)
Pada perhitungan ini dikenal beberapa istilah yaitu d, d’ dan d”. Istilah d merupakan jarak ekuivalen antara konduktor pada satu sisi, sedangkan d’ merupakan jarak ekuivalen antara konduktor pada sisi yang lain. Untuk istilah d’’ dikenal beberapa parameter yaitu d”11 (jarak antara konduktor fasa 1 ke konduktor fasa 1 di sisi yang lain), begitu juga dengan d” 22 dan d”33. dengan
d’ = d” = d=
5669, 645 10932, 88
10, 22 8411, 21
X L 0 ln
1 / km 4
X L 0,429 / km Maka,
Z1 Z 2 0, 4903 j 0, 429 /km
Untuk mencari impedansi urutan nol, harus memperhatikan hubungan penghantar saluran dengan kawat tanah. Pada kasus ini saluran yang digunakan dilindungi oleh kawat tanah seperti pada gambar 4.2, maka dapat digunakan rumus (3): R0 R L
3 0 8
dan X 0
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
0 2
(3ln
28
3
rd 2
1 4n
)
Rahman Ikhlas 05 175 089
Dengan r
: Jari-jari penghantar
δ
: earth current penetration
Sehingga:
R0 0,49075 /km X 0 1, 421 /km Maka,
Z 0 0,49075 j1,421 /km
Namun, akan terjadi perubahan dari besar impedansi urutan nol khusus saluran yang menggunakan kawat tanah (shielding cable) dengan rumus Z 0 (total ) Z 0 6 Z as
0 8
j
(3)
.
Z as2 Z s
0 2
ln
as
dengan as 3 d1s1d2 s1d3 s1d1 s2 d2 s2 d3 s 2
Z as 0, 0493 j 0, 318 /km Z s R
0 8
j
0 2
(ln
r
1 4n
)
Z s 4, 8493 j 0, 781 /km Maka,
Z 0 (total ) (0, 49075 j1, 421) 6
(0, 0493 j 0, 318)2 4,8493 j 0, 781
Z0 (total) 0,5095 j1, 412 /km
4.3.2 Perhitungan besar arus hubung singkat
Sudah diketahui bahwa semakin besar arus hubung singkat yang terjadi maka semakin besar efek gangguan ke system yang akan diproteksi. Besar arus hubung singkat yang akan dirasakan oleh suatu sistem juga dipengaruhi oleh jarak gangguan tersebut ke sistem. Umumnya semakin dekat jarak gangguan, maka Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
29
Rahman Ikhlas 05 175 089
semakin besar arus hubung singkat yang akan dirasakan oleh suatu sistem. Pada perhitungan kali ini arus gangguan yang dihitung adalah arus maksimum yang mungkin terjadi dengan mengumpamakan nilai impedansi gangguan adalah nol .
Gambar 4.3 Lokasi Gangguan pada Sistem
Maka nilai impedansi urutan pada saluran 150 kV adalah: ZL1 = ZL2 = 0,4903 j 0,429 Ω/km = 0,5095 j1.412 Ω/km
ZL0
Impedansi saluran dalam kuantitas per unit adalah: ZL1 = ZL2
=
ZL0
=
Z L1 Z b150 Z L 0 Z b150
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
0,4903 j 0,429 225 0,5095 j1,412 225
0,0022 j 0,0019 pu
0,00226 j 0,00627 pu
30
Rahman Ikhlas 05 175 089
4.3.2.1 Hubung Singkat 3 Fasa
Pada perhitungan ini dibutuhkan data-data sebagai berikut:
X tp1
1
X tp 2
X tp 0
2 1 2 1 2
X t 1
1
X t 2
X t 0
(0,3214) pu 0,1607 pu 2 1 (0,3214) pu 0,1607 pu 2 1 (0,3214) pu 0,1607 pu 2
Gambar 4.4 Rangkaian Pengganti Hubung Singkat 3 Fasa
Maka, arus gangguan 3 fasa pada sisi 150 kV adalah: I3f150
=
=
E Z s1 Z sutt 1
I b150
1 0, 0106 j 0, 0688
384,9 A
= 5529, 24 81, 24 A
Gangguan 3 fasa pada sisi 150 kV GI Pauh limo dipengaruhi oleh hanya dua parameter yaitu impedansi urutan sumber dan impedansi urutan saluran 150 kV.Namun, impedansi urutan saluran bernilai nol dikarenakan oleh lokasi gangguan yang terjadi pada bus 150 kV transformator.
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
31
Rahman Ikhlas 05 175 089
4.3.2.2 Hubung Singkat Antar 2Fasa
Gambar 4.5 Rangkaian Pengganti Hubung Singkat Antar 2Fasa
Maka, arus gangguan 2 fasa pada sisi 150 kV adalah:
I2f150
=
=
E Z s1 Z sutt1 Z s 2 Z sutt 2
1 (0, 0106 j 0, 0688) 2
I b150
384,9 A
= 2764, 62 81, 24 A Gangguan 2 fasa pada sisi 150 kV GI Pauh Limo juga dipengaruhi oleh dua parameter yaitu impedansi urutan sumber dan impedansi urutan saluran 150 kV.Namun, impedansi urutan saluran bernilai nol dikarenakan oleh lokasi gangguan yang terjadi pada bus 150 kV transformator.
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
32
Rahman Ikhlas 05 175 089
4.3.2.3 Hubung Singkat 1Fasa
Gambar 4.6Rangkaian Pengganti Hubung Singkat 1Fasa
Maka, arus gangguan 1 fasa pada sisi 150 kV adalah:
i1 f 150
3 E
( X tt 0 X tp 0 NGRp )(Z s 0 Z sutt 0 p ) Z s 2 Z s1 Z sutt1 Z sutt 2 X tt 0 X tp 0 NGRp Z sutt 0 p Z s 0
i f ( sutt )
i f ( sutt )
i f (sutt )
3 E
0,321490.0,11371,323 Z Z Z Z s 2 s1 sutt 1 sutt 2 0,43251,506 3 E
0,321490.0,11371,323 Z Z Z Z s 2 s1 sutt 1 sutt 2 0,43251,506 3 E 0,21871,58
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
I base150
I base150
I base150
384,9 A 5277,82 80,58 A
33
Rahman Ikhlas 05 175 089
Arus gangguan yang mengalir ke NGR primer:
I f ( Z Z ) ( R X X ) s 0 sutt 0 p NGRP tp 0 tt 0
I NGR
Z s 0 Z sutt 0 p
I NGR 1890,29 A Arus gangguan yang mengalir ke sisi 150 kV:
I f ( Z Z ) ( R X X ) s 0 sutt 0 p NGRP tp 0 tt 0
I150
X tt 0 X tp 0
I 150 3387,54 A
Berbeda dengan dua jenis gangguan lainnya, gangguan 1 fasa pada trafo tiga belitan tidak hanya dipengaruhi oleh impedansi urutan sumber dan saluran 150 kV namun juga dipengaruhi oleh impedansi belitan primer dan tersier trafo serta besar resitansi pentanahan primer.
Gambar 4.7 Jaringan urutan ekuivalen gangguan fasa tunggal ke tanah trafo YN-yn
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
34
Rahman Ikhlas 05 175 089
Gambar 4.8 Jaringan urutan ekuivalen gangguan fasa tunggal ke tanah trafo YN-yn-d
Gambar 4.7 menunjukkan hubungan YN-yn tanpa hubungan delta, dapat dilihat bahwa ketika terjadi hubung singkat satu fasa ke tanah pada sisi 150 kV maka tidak ada aliran arus ke sisi NGR primer yang mengakibatkan relay GFR tak akan bekerja. Namun, hal sebaliknya terjadi jika hubungan transformatornya adalah YN-yn- Δ, seperti gambar 4.8, adanya hubungan tambahan delta pada sisi sekunder mengakibatkan adanya jalur arus ke NGR primer.
Tabel 4.3. Perbandingan arus yang mengalir ke NGR primer saat terjadi gangguan No. Lokasi gangguan
Besar
1
Sisi 150 kV
1890,29 Ampere
2.
Sisi 20 kV (penyulang GH Kandis)
287,863 Ampere
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa arus yang mengalir ke NGR primer saat terjadi gangguan di sisi 150 kV lebih besar daripada sewaktu terjadi gangguan di sisi 20 kV. Nilai arus yang cukup besar ini akan menyebabkan relay GFR pada sisi NGR trafo akan trip lebih dahulu dibandingkan pada relay Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
35
Rahman Ikhlas 05 175 089
SUTT. Oleh karena itu, kondisi ini memerlukan penyesuaian settingan relay GFR pada sisi primer trafo.
4.3
Perbandingan Settingan Relay OCR dan GFR Pada Sisi Primer Trafo
Perhitungan ini bertujuan untuk menghitung nilai setting relay sesuai dengan parameter yang dimiliki relay tersebut terhadap arus gangguan yang dirasakannya.
4.3.1 Setelan Relay OCR pada Sisi 150 kV GI Pauh Limo
Arus nominal relay
:5A
Rasio CT
:300/5
Setelan arus primer (Iset)
: 1,05 × In150 = 169,74 A
Setelan arus sekunder
:
Nilai Tap Trafo
:
Waktu Tunda Relay (ingin)
: 1,5 s
Setting arus
: 171 A
Arus Hubung Singkat 1 fasa
: 5277,82 A
Arus Hubung Singkat Iset td =
Setelan Arus Primer Rasio CT
Setelan Arus Sekunder Arus Nominal
0,56A
0,02
1 t
0,14
top =
2,83A
0,14
Arus Hubung Singkat Iset
td
0,02
= 0,76 s
= 1,495 s
1
4.3.2 Setelan Relay GFR pada SUTT 150 kV
Waktu Tunda Relay (ingin)
:1s
Setting arus
: 120 A
Arus Hubung Singkat 1 fasa
: 3387,54 A
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
36
Rahman Ikhlas 05 175 089
Arus Hubung Singkat Iset td =
0,02
1 t
0,14
top =
0,14
Arus Hubung Singkat Iset
= 0,49 s
td
0,02
= 0,993 s
1
4.3.3 Setelan Relay GFR pada Sisi 150 kV GI Pauh Limo
Arus nominal relay
:5A
Rasio CT
:300/5
Setelan arus primer (Iset)
: 0,5 × In150 = 80,83 A
Setelan arus sekunder
:
Nilai Tap Trafo
:
Setting arus
: 90 A
Waktu Tunda Relay (ingin)
: 1,5 s
Setelan Arus Primer Rasio CT
1,35A
Setelan Arus Sekunder Arus Nominal
0,27A
Arus hubung singkat 1 fasa yang mengalir ke netral trafo : 1890,29 A
Arus Hubung Singkat Iset td =
0,02
1 t
0,14
top =
4.4
0,14
Arus Hubung Singkat Iset
= 0,697 s
td
0,02
= 1,499 s
1
Koordinasi Antar Relay pada Sisi 150 kV Transformator
Perhitungan ini bertujuan untuk melihat koordinasi antar relay ketika terjadi gangguan di busbar sisi 150 kV. Waktu kerja relay GFR trafo: Setting waktu yang digunakan (t d)
: 0, 76 s
Arus hubung singkat yang terjadi
: 1890,29 A
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
37
Rahman Ikhlas 05 175 089
top =
0,14
Arus Hubung Singkat Iset
td
0,02
= 1,635 s
1
Waktu kerja relay GFR SUTT: Setting waktu yang digunakan (t d)
: 0, 76 s
Arus hubung singkat yang terjadi
: 3387,54 A
top =
0,14
Arus Hubung Singkat Iset
td
0,02
= 1,54 s
1
Perhitungan di atas memperlihatkan koordinasi antar relay saat terjadi gangguan di sisi 150 kV transformator. Pada perhitungan di dapatkan waktu tunda relay GFR SUTT adalah sebesar 1,54 sekon sedangkan waktu tunda relay GFR trafo adalah 1,635 sekon. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi antar relay sudah benar dikarenakan relay GFR SUTT akan trip lebih dahulu dibandingkan relay GFR trafo.
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
38
Rahman Ikhlas 05 175 089
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Penggunaan belitan delta pada sisi tersier transformator akan membuat jalur arus ke sisi netral transformator saat terjadi gangguan satu fasa di sisi 150 kV transformator sesuai dengan rangkaian ekuivalen transformator tersebut. Hal ini akan mempengaruhi besar arus gangguan yang akan mengalir di sisi netral ini sehingga yang akan mempengaruhi setting relay pada sisi 150 kV transformator. Pada perhitungan yang telah dilakukan didapatkan koordinasi waktu tunda yang sudah benar yaitu 1,54 sekon pada GFR SUTT dan 1,635 sekon pada GFR trafo ketika terjadi gangguan hubung singkat satu fasa.
5.2. Saran
1.
Bagi mahasiswa yang melakukan kerja praktek diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya di lapangan.
2.
Sebaiknya
perusahaan
tempat
dilaksanakannya
Kerja
menyediakan buku referensi yang lengkap, agar mahasiswa
Praktek mudah
untuk mendapatkan data. 3.
Untuk meningkatkan keandalan sistem sebaiknya PT. PLN (Persero) memperbaharui peralatan-perlatan yang digunakan pada gardu-gardu induk pada umumnya dan pada Gardu Induk Pauh Limo khususnya
Jurusan Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Andalas
39
Rahman Ikhlas 05 175 089
View more...
Comments