Laporan KP Rusunawa

January 4, 2019 | Author: Dian Putri Imani 'diput' | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

....

Description

1. 1

Latar Belakang Proyek 

Menyediakan tempat berlindung ( shelter ) yang memadai untuk semua merupakan program utama dalam UN Habitat Agenda 21, dalam topik mempromosikan Pengembangan Hunian yang Suistanable. Memadai diartikan sebagai adanya jaminan keamanan dan kesehatan, baik dalam hal kebutuhan fisik manusia, psikologi, sosial maupun ekonomi. Kesepakatan ini mengisyaratkan  bahwa seluruh penduduk dunia harus mempunyai hunian yang layak la yak baik secara kualitas maupun kuantitas. Sejarah peremajaan kota (urban (urban renewal ) selalu menitikberatkan pada  program housing act   dan slum clearance. clearance. Perumahan selalu menjadi topik yang menarik untuk dipelajari dan dipahami. Dalam kebijakan di bidang perumahan dan permukiman Pemerintah Indonesia juga melakukan penyelesaian masalah  perumahan dengan pendekatan urban renewal hal ini termuat dalam Inpres No. 5/1992 (Setijanti, 2009). Gejala perkembangan penduduk yang semakin mengkota merupakan imbas dari keberhasilan pembangunan. Data ini didukung dengan hasil  pengamatan UN Habitat bahwa 50% (lima puluh persen) penduduk dunia akan tinggal di kota pada tahun 2015. Konsep suistanable mengharapkan kondisi ini harus disikapi denganapresiasi dan kepedulian terhadap tanah, air dan lingkungan (Juliman, 2009). Memanfaatan lahan dengan peruntukan maksimal menjadi  piranti pemikiran yang harus dimiliki oleh setiap kalangan yang mempunyai keterkaitan dalam kebijakan perumahan dan permukiman.

Laporan Kerja Praktek

Roy Michel ( 98 172 016 )

Laporan Kerja Praktek  Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik-Universita Andalas

Kondisi lahan semakin sempit dan mahal menjadi masalah besar dalam  pengadaan perumahan di perkotaan. Kota yang semakin padat, permintaan akan rumah semakin tinggi, pemanfaatan lahan secara besar-besaran, mengakibatkan nilai lahan naik, dan harga unit perumahan menjadi naik, menjadi efek domino yang selalu menyertai program pengadaan perumahan. Masalah-masalah ini kemudian dievaluasi oleh pemerintah yang kemudian melancarkan program 1000 tower rumah susun di kota-kota besar di Indonesia. Pembangunan rumah susun dengan volume besar sangat membutuhkan mutu yang prima dan kecepatan pengerjaan yang tinggi, dan dengan konfigurasi yang modul repetitif. Dalam kaitan ini, sistem beton pracetak menjadi alternatif yang terbaik untuk diterapkan. Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pekerjaan

Umum

(sekarang

Kementerian

Pekerjaan

Umum)

mendorong

kecenderungan ini sekaligus mendukung program 1000 tower rusunami dan rusunawa dengan mengeluarkan Permen No. 5. Inilah yang terutama mendorong  penerapan beton pracetak ( precast ) untuk pembangunan fasilitas perumahan di nusantara, khususnya di kota-kota besar. Sekitar tahun 1995an, pembangunan rumah berlapis dilaksanakan dengan menggunakan sistem waffle-crete, misalnya dalam proyek Cilincing, Cengkareng dan Batam. Tahun 1999 didirikan Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI) sebagai asosiasi yang mewadahi perusahaan dan individual yang  berkiprah dalam pekerjaan dan penelitian sistem beton pracetak. Dalam tahuntahun pendahuluan, terdapat beberapa sistem beton pracetak sebagai paten  penemuan putra-putri Indonesia yang diterapkan dalam proyek rusun. Sistem  pracetak semakin berkembang. Saat ini muncul lagi satu sistem beton pracetak yang dikenal dengan KW-Sistem. Sistem inilah yang dipakai untuk pembangunan rumah susun sederhana sewa yang berlokasi di kota Sawahlunto Sumatera Barat. Beton pracetak KW-System ini merupakan sistem beton pracetak  yang telah dihak-patenkan secara resmi oleh PT Kumala Wandira. 1. 2

Objek Kerja Praktek

Kerja Praktek dilakukan pada proyek Pembangunan Rumah Susun Seder hana Sewa (Ru sun awa) L okasi Sawahl unto , yang terdiri dari 5 lantai dan

I-2

Laporan Kerja Praktek  Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik-Universita Andalas

 berlokasi di Sungai Durian, Kelurahan Durian II, Kec. Berangin, Kota Sawahlunto Propinsi Sumatera Barat.

Gambar 1.1 Model 2 Dimensi Proyek Pembangunan Rusunawa Lokasi Sawahlunto

1. 3

Tujuan dan Manfaat Proyek

Tujuan

dilaksanakannya

Proyek

Pembangunan

Rusunawa

Kota

Sawahlunto adalah : 1. Mensukseskan Program 1000 Tower Rusunawa dan Rusunami yang direncanakan oleh pemerintah. 2. Pengembangan daerah kawasan strategis kota Sawahlunto. Adapun manfaat dari Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) lokasi Sawahlunto ini adalah menyediakan hunian yang layak, sehat dan nyaman bagi masyarakat kota yang memiliki perekonomian menengah ke  bawah dengan menawarkan harga sewa rumah yang terjangkau.

1. 4

Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek 

Kerja Praktek bertujuan memberikan pengalaman visual dan pengenalan tentang segala sesuatu yang menyangkut kegiatan pembangunan fisik nyata dengan segala aspeknya. Aspek tersebut meliputi kerekayasaan, kontraktual administratif, pelaksanaan dan manajemen di lapangan. Sehingga mahasiswa mempunyai pengatahuan dan pemahaman atas masalah-masalah tersebut.

Selain

itu Kerja Praktek juga membina kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara I-3

Laporan Kerja Praktek  Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik-Universita Andalas

optimal dalam aspek pembahasan, kesimpulan dan saran serta kemampuan, untuk menyampaikan dalam bentuk tulisan.

1. 5

Data Proyek

1.5. 1 Data Umum Proyek 

Data umum Proyek Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Lokasi Sawahlunto adalah sebagai berikut:  Nama Proyek

: Pembangunan

Rumah

Susun

Sederhana

Sewa

(Rusunawa) Lokasi Sawahlunto Lokasi

: Sungai Durian, Kelurahan Durian II, Kec. Berangin, Kota Sawahlunto Sumatera Barat

 Nilai Kontrak

: Rp. 27,772,921,000 ,-

Kontraktor Pelaksana

: PT Kumala Wandira

Manajemen Konstruksi

: PT Wahanacipta Bangunwisma

Tahun Anggaran

: 2011/2012

Jangka Waktu

: 270 Hari

Sumber Dana Proyek

: APBN

1.5. 2 Data Teknis

Data teknis Proyek Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Berbasis Prototype T  –  24 Beserta Prasarana Dasarnya yang berlokasi di Kota Sawah Lunto

 –  Sumatera Barat adalah sebagai berikut : 1. Untuk masing-masing lokasi terdiri dari 2 Twin Block, tiap Twin Block (TB) terdiri dari 99 unit type 24 dimana 3 unit terletak pada lantai dasar. Bangunan ini dibuat dengan jumlah lantai = 5 lapis, dengan rincian sbb : a. Luas Lantai Dasar

: 864

m2

 b. Luas Lantai Dua

: 880

m2

c. Luas Lantai Tiga

: 880

m2

d. Luas Lantai Empat

: 880

m2

e. Luas Lantai Lima

: 880

m2

f. Ruang Pengelola (Lt. Dasar)

: 24,3 m2

g. Ruang Ibadah (Lt. Dasar)

: 48,6 m 2 I-4

Laporan Kerja Praktek  Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik-Universita Andalas

h. Ruang Serba Guna (Lt. Dasar)

: 48,6 m 2

i. Ruang Pompa (Lt. Dasar)

: 24,3 m 2

 j. Ruang KM/WC (Lt. Dasar)

: 24,3 m2

k. Roof Tank 

: 45.9 m2

2. Mutu Baja

: Ukuran lebih kecil atau sama dengan

dari ∅  12 mm

menggunakan BJTP 24 atau U24 (Polos). Ukuran melebihi D 13 mm menggunakan BJTD 40 atau U39 (Ulir) 3. Mutu Beton : Mutu beton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi  persyaratan kekuatan tekan karakteristik untuk sloof dan pile cap, dan

 bk 

  = 350 kg/cm 2

 bk 

= 350 kg/cm2 untuk kolom,

 balok dan plat lantai. Untuk pondasi tiang pancang, mutu beton yang digunakan adalah K-450. 4.

Tebal pelat lantai

: 12 cm

5.

Jenis pondasi

: Pondasi Tiang Pancang (Friction Pile)

6.

Elevasi lantai 

Lantai 1

: -0.05 m



Lantai 2

: 3.15 m



Lantai 3

: 5.95 m



Lantai 4

: 8.75 m



Lantai 5

: 11.55m



Lantai Atap

: 14.27m

 Roof Tank 

: 16.07m



7.

Fasilitas Proyek 

Air, sumber air proyek ini berasal dari air sumur bor dan pembelian dari PDAM Kota Sawahlunto yang setiap harinya didatangkan ke lokasi proyek.



Listrik, sumber listrik untuk keperluan proyek berasal dari 1 buah genset dan keperluan kantor dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).



Kamar mandi, mushalla, pantry.



Direksi kit, dibangun dengan tujuan agar koordinasi antar komponen  proyek (Owner , Konsultan, dan Kontraktor) dapat berjalan lancar. I-5

Laporan Kerja Praktek  Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik-Universita Andalas



Gudang

material,

sebagai

tempat

penyimpanan

material

agar

kualitasnya tetap terjaga. 

Gudang safety, tempat penyimpanan barang-barang keselamatan kerja seperti helm, P3K, sepatu boot , dll.



Penerangan / Keselamatan Kerja, penerangan di lokasi proyek dengan memasang lampu-lampu penerangan di lokasi proyek, khususnya apabila pekerjaan dilaksanakan malam hari. Penyediaan penerangan adalah bagian dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat diterapkan pada saat  pekerjaan berlangsung, seperti mewajibkan para pekerja memakai sepatu boot dan helm proyek.



Barak pekerja, sebagai tempat istirahat bagi pekerja yang juga dilengkapi dengan kantin proyek dibangun di lokasi proyek guna memperlancar jalannya kerja. Selain itu ada juga barak pekerja yang disewakan rumah penduduk sekitar lokasi pekerjaan.

1. 6

Lingkup Kerja Praktek

Kerja Praktek ini penulis laksanakan dari tanggal 21 Januari 2012 sampai dengan 13 Februari 2012 di proyek Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Lokasi Sawahlunto. Ruang lingkup dari kerja praktek yang penulis laksanakan adalah sebagai  berikut: 1. Manajemen proyek. 2. Pekerjaan di lapangan adalah perkerjaan struktur. 3. Mempelajari metoda pelaksanaan suatu proyek. Pada kesempatan Kerja Praktek untuk Proyek Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Lokasi Sawahlunto pengamatan lapangan yang kami lakukan mencakup pelaksanaan dari : 1. Pekerjaan pondasi tiang pancang 2. Pekerjaan pilecap dan tiebeam, 3. Pekerjaan shearwall 

I-6

Laporan Kerja Praktek  Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik-Universita Andalas

4. Pabrikasi komponen struktur  beton precast (tiang pancang, balok, kolom, dan pelat). 5. Instalasi komponen precast (balok, kolom, dan pelat lantai)

1. 7

Sistematika Pembahasan

Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan, dan mengacu kepada buku petunjuk Kerja Praktek yang dikeluarkan oleh Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, dan dibimbing oleh seorang dosen pembimbing Kerja Praktek yang telah ditunjuk oleh Koordinator Kerja Praktek.

BAB I PENDAHULUAN

BAB ini membahas tentang latar belakang, objek kerja praktek, tujuan, manfaat proyek, data proyek, lingkup kerja praktek, dan sistematika dari  penulisan laporan.

BAB II TAHAPAN PRA-KONSTRUKSI

BAB ini secara umum membahas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebelum kegiatan pelakasanaan konstruksi dilakukan yaitu: 

Perencanaan Struktur Pada bagian ini membahas dasar-dasar dan pertimbangan konsultan  perencanan dalam menentukan bentuk struktur bawah (pondasi), jenis konstruksi bangunan atas, dan jenis bahan yang digunakan.



Pengadaan Kontraktor Pada bagian ini membahas : 

Metoda pengadaan kontraktor yang digunakan dalam proyek sesuai dengan sumber dana proyek dan peraturan yang berlaku.



Proses dan tata cara pengadaan kontraktor yang dilaksanakan di  proyek. Seperti proses pelelangan umum, pembahasan dari kegiatan

pengumuman

pelelangan

sampai

dengan

kegiatan

 penetapan pemenang pelelangan.

I-7

Laporan Kerja Praktek  Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik-Universita Andalas

BAB III TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB ini membahas tentang : a. Organisasi dan personil 

Pembahasan

tentang

bentuk

organisasi

proyek

yang

dipergunakan. Hubungan antara pemilik proyek, kontraktor, dan konsultan. 

Pembahasan tentang organisasi kontraktor



Sistem pelaporan proyek

 b. Peralatan dan Material 

Jenis ( Nama alat, merek, kapasitas ) dan jumlah yang digunakan.



Sistem pengadaan peralatan ( sewa/beli )



Jenis material yang digunakan, sistem penyimpanan material.

c. Metoda Konstruksi Membahas tentang tata cara pelaksanaan proyek yang diamati selama kerja praktek, berupa peralatan yang digunakan, urutan kegiatan dari suatu proyek. d. Pengawasan Mutu 

Tata cara pengawasan mutu dan jenis-jenis pengujian mutu yang dilakukan di proyek.



Prosedur pengujian mutu di lapangan dan di laboratorium.

e. Administrasi Kontrak Membahas tentang :

f.



Tata cara perhitungan kuantitas / volume pekerjaan.



Tata Cara Pengajuan dan Pengambilan Pembayaran



Tata Cara Perubahan Volume Pekerjaan



Tata Cara Penyerahan Hasil Pekerjaan

Pengendalian Biaya dan Jadwal 

Metoda dan alat pengendalian yang diperlukan



Status proyek (terlambat/tidak terlambat, sesuai/tidak sesuai).



Tindakan

yang

dilakukan

kontraktor

untuk

koreksi

keterlambatan. I-8

Laporan Kerja Praktek  Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik-Universita Andalas

BAB IV

TUGAS KHUSUS

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan

kesimpulan

dan

saran-saran

terhadap

perencanaan,

 pelaksaan pengawasan dan manajemen proyek.

I-9

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF