Laporan Kp (Ardi Rahmanto)
March 29, 2017 | Author: Oerip Gates Cahyadi | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Kp (Ardi Rahmanto)...
Description
LAPORAN KERJA PRAKTEK “ANALISIS EFISIENSI KERJA POMPA PADA SEA WATER PUMP PT. PUSAKA JAYA PALU POWER (PJPP)”
Oleh
ARDI RAHMANTO F 331 08 008
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO 2012
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ANALISIS EFISIENSI KERJA POMPA PADA SEA WATER PUMP PT. PUSAKA JAYA PALU POWER
Oleh
ARDI RAHMANTO F 331 08 008
Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Kerja Praktek
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO 2012
KATA PENGANTAR Assalamuallaikum WR. WB Ucapan puji dan syukur tiada putusnya penulis haturkan Ke Hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Bimbingan-Nya sehingga penyusunan laporan kerja praktek dapat terwujud . Penyusunan laporan kerja praktek ini merupakan salah satu persyaratan dalam pelaksanaan Kerja praktek (KP) serta bentuk penyelesaian mata kuliah pada Fakultas Teknik khususnya program studi teknik mesin Universitas Tadulako. Melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian kegiatan praktek sampai penyusunan laporan, yaitu kepada : 1. Bapak Ir. Armin Basong, M.Si selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Tadulako. 2. Pimpinan serta menejemen PT. Pusaka Jaya Palu Power 3. Bapak Budi. S selaku Kabag. Divisi Maintenance PT. Pusaka Jaya Palu Power. 4. Bapak Leno. F selaku Supervisor Mechanical Maintenance PT. Pusaka Jaya Palu Power. 5. Bapak Sri Candra Bakti ST,M.Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik mesin. 6. Bapak Kennedy Marsan, ST.,MT. selaku Ketua Program Studi S1 Teknik mesin . 7. Bapak Ir. Daud Patabang. MT. selaku Dosen pembimbing Kerja Praktek. 8. Bapak-bapak Dosen serta staff dilingkungan Jurusan Teknik Mesin. 9. Pak Basri, pak Nawawi, pak Ketut, serta semua personel Mechanical Maintenance PT. Pusaka Jaya Palu Power. 10. Rekan-rekan satu team kerja praktek. 11. Semua pihak yang tidak sempat disebut satu-persatu namanya, baik yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung.
v
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis sebagai manusia. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan dan manfaat tulisan ini di masa datang.
Palu,
Juni 2012
Penulis
vi
ABSTRAK Kajian ilmiah ini ditujukan untuk mengetahui besarnya efisiensi kerja pompa air laut (Sea Water Pump) pada sistem pembangkit listrik tenaga uap di PT. Pusaka Jaya Palu Power untuk jenis pompa tipe CHY18, serta faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada pompa. Hasil dari analisis ini adalah efisensi pompa tipe CHY18 yang bekerja sebesar 79%, disamping itu juga ditemukan terjadinya kavitasi pada pompa yang menyebabkan kerusakan dan penurunan efisiensi kerja pompa. Kata kunci : efisiensi pompa dan kavitasi.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
iii
KATA PENGANTAR................................................................................
v
ABSTRAK...............................................................................................
vii
DAFTAR ISI...........................................................................................
Viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
x x xi
DAFTAR TABEL...................................................................................... BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang...................................................................
1
1.2 Tujuan dan Kegunaan........................................................
2
1.3 Batasan masalah................................................................
2
1.4 Manfaat............................................................................
2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. PJPP 2.1 Gambaran umum Perusahaan.............................................
3
2.2 Struktur Organisasi............................................................
6
2.3 Tugaas, wewenang dan tanggung jawab.............................
8
BAB III TEORI DASAR
BAB IV
BAB V
3.1 Prinsip Dasar Pompa..........................................................
23
3.2 Karakteristik sistem pemompaan.........................................
24
3.3 Jenis-jenis Pompa..............................................................
30
3.4 Pompa Sentrifugal..............................................................
32
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan efisiensi kerja sea water pump (SWP)...............
36
4.2 Pembahasan......................................................................
43
PENUTUP 5.1 Kesimpulan........................................................................
48
viii
5.2 Saran................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
49
LAMPIRAN Lembar kerja harian .............................................................
50
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Oeganisasi Bagian Maintenance...............................
6
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Mechanic Maintenance...........................
7
Gambar 3.1 Sistem pemompaan dalam sebuah industri............................
23
Gambar 3.2 Sistem kerja pompa.............................................................
24
Gambar 3.3 Head statik.......................................................................... 27 Gambar 3.4 Kurva kinerja sebuah pompa................................................
28
Gambar 3.5 Titik operasi pompa.............................................................
39
Gambar 3.6 Berbagai jenis pompa..........................................................
30
Gambar 3.7 Lintasan aliran cairan pompa sentrifugal................................
32
Gambar 3.8 Komponen utama pompa sentrifugal.....................................
33
Gambar 3.9 Impeler jenis tertutup dan terbuka........................................
34
Gambar 4.1 Skema circulating water system............................................
37
Gambar 4.2 Sea water pump.................................................................
37
Gambar 4.3 Diagram Moody..................................................................
38
Gambar 4.4 Proses kavitasi.................................................................... 46 Gambar 4.5 Proses kavitasi..............................................................
46
Gambar 4.4 Kerusakan impeler karena kavitasi........................................
47
x
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tugas, wewewnang dan tanggung jawab bagian maintenance...
8
Tabel 4.1 Hubungan antara kecepatan spesifik dengan efisiensi hidrolis...... 40 Tabel 4.2 Hubungan antara kecepatan spesifik dengan efisiensi hidrolis...... 41 Tabel 4.3 Hubungan antara kecepatan spesifik dengan efisiensi volumetris.
41
xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) merupakan pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi kalor dari batubara. Untuk mengkonversi energi ini tentunya memerlukan air sebagai fluida kerja yang akan dipanaskan hingga menjadi uap bertemperatur dan bertekanan tinggi. Tentu saja proses mengubah air menjadi uap memerlukan suatu wadah atau yang disebut boiler yang materialnya bisa tahan terhadap panas tingggi. Namun pada hakekatnya material bila dipanaskan secara terus menerus dengan temperatur tinggi akan mengalami
fatigue atau kelelahan. Untuk itu dibutuhkan media pendingin untuk mengatasi masalah tersebut. Pada umumnya media pendingin yang digunakan berupa air yang terus mengalir secara continue. Namun pada dasarnya air hanya bisa mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, sehingga dibutuhkan suatu alat yaitu pompa untuk menaikkan air dari tempat rendah ketempat yang tinggi. Salah satu jenis pompa yang digunakan di PT. Pusaka Jaya Palu Power yaitu jenis pompa sentrifugal. Pompa ini terdiri atas dua bagian yaitu motor penggerak dan impeler. Motor penggerak berfungsi untuk memutar impeler didalam rumah impeler. Keduanya dihubungkan oleh satu shaft atau poros, sehingga bila motor penggerak berputar maka impeler akan ikut berputar. Impeler merupakan salah satu jenis turbin yang digunakan pada pompa untuk menaikkan tekanan air. Pada rumah impeler terdapat lubang hisap (inlet flow) dan lubang keluar (Outlet flow). Pada sistem PT. Pusaka Jaya Palu Power, pompa ini digunakan untuk mengisap air laut yang digunakan sebagai media pendingin, sehingga pompa pada sistem ini disebut pompa air laut atau Sea Water Pump (SWP). Sea water pump yang digunakan merupakan pabrikan germany type CHY18 sebanyak lima unit dengan efisiensi masing-masing kerja pompa sebesar 85%. Namun dari efisiensi pompa tersebut tidak sepenuhnya termanfaatkan secara maksimal, sehingga efisiensi kerja pompa bisa saja turun yang diakibatkan oleh faktor-
1
faktor tertentu. Hal inilah yang menjadi fokus perhatian penulis untuk menganalisis dan memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan hal tersebut penulis mengambil topik “Analisis Efisiensi Kerja Pompa pada Sea Water Pump PT. PUSAKA JAYA PALU POWER (PJPP)” untuk dibahas dalam laporan hasil kerja praktek di PT. Pusaka Jaya Palu Power. 1.2 Tujuan dan Kegunaan Adapun tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Menganalisis efisiensi kerja Sea Water Pump (SWP). 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penurunan efisiensi kerja Sea Water Pump (SWP). 1.3 Batasan Masalah Adapun Batasan masalah dalam penulisan ini adalah : 1.
Efisiensi pompa yang akan dianalisa pada Sea Water Pump tipe CHY18 .
2.
Analisis ditinjau berdasarkan pada data manual pompa dan hasil kerja pompa.
1.4 Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah : Bagi
Industri,
dapat
dijadikan
mengoptimalkan kinerja pompa dan
sebagai
pertimbangan
dalam
memudahkan perawatan atau
maintenance.
2
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERMASALAHAN 2.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pusaka Jaya Palu Power atau PT.PJPP adalah merupakan perusahaan yang mempunyai status sebagai Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) yang didirikan pada tahun 2002. Adapun kegiatan bisnis utama dari PT. PJPP ialah membangkitkan listrik untuk didistribusikan oleh Perusahaan Listrik Negara atau PLN. Skema ini juga lebih dikenal sebagai “Listrik Swasta”. Saham dari PT. PJPP sendiri dimiliki oleh tiga pihak, yaitu: PT. Toba Sejahtera, PT. PJPP sendiri dan Pemerintah daerah Kota Palu. Ketiga pihak ini memiliki komitmen bersama untuk membantu pertumbuhan ekonomi dan
industrial infrastructure untuk kota Palu dan sekitarnya. Ibu Kota Jakarta dalam hal ini merupakan kantor untuk keperluan koordinasi dan kebutuhan logistik lainnya. Salah satu alasan PT. PJPP berdiri, diantaranya adalah sebagai usaha penanggulangan masalah listrik nasional khususnya di daerah Kota Palu dan sekitarnya yang merupakan salah satu agenda utama pemerintah untuk mengurangi subsidi pada Bahan Bakar Minyak atau BBM yang dipakai oleh PLTD – PLN, yang mana pada beberapa tahun terakhir ini mengalami kenaikan harga secara terus-menerus, yang sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia. PT. PJPP mempunyai visi dan misi dalam menjalankan bisnis penyediaan tenaga listriknya. Dimana Visi dan Misinya nya adalah sebagai berikut:
Visi Diakui sebagai perusahaan swasta yang berkembang terpercaya dengan bertumpu pada potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam.
Misi 1. Menjalankan
bisnis
kelistrikan
yang
berorientasi
pada
kepuasan pelanggan. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat
dan
menjadi
pendorong
kegiatan ekonomi.
3
3. Ikut berpartisipasi mengatasi krisis tenaga listrik 4. Membantu
merealisasikan
program
pemerintah
dalam
penghematan bahan bakar minyak. Di dalam pengelolaan PLTU milik PT.PJPP, terdapat 3 (Tiga) bagian penting yang sangat menunjang operasional dari PT.PJPP. Yaitu:
2.1.1
1.
Bagian Manajemen
2.
Bagian Produksi
3.
Bagian Maintenance:
a.
Instrument atau DCS dan Electric Maintenance
b.
Mechanic Maintenance
Kegiatan PT. PJPP PT. PJPP adalah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa
penyedia tenaga listrik berupa PLTU, dan mempunyai daya 2 x 15 MW turbin uap (kapasitas terpasang) dengan rencana penambahan daya 2 x 15 MW untuk total daya output 60 MW. Untuk saat ini sistem yang bekerja adalah 2 unit dengan kapasitas per unit sebesar 15 MW yang bekerja secara bersamaan. Bahan bakar yang digunakan adalah solar dan batu bara. Batu bara ini diimpor dari provinsi Kalimantan Timur menggunakan kapal tongkang. Untuk menjamin keramahan lingkungan, PLTU Palu menggunakan batu bara dengan nilai kalori 5.000 cal/gr yang kandungan kadar abu rendah (Low Ash Coal). Dengan penggunaan batu bara berkadar debu rendah, PT. PJPP dapat mengurangi emisi yang dapat mengganggu kualitas udara di kota Palu dan sekitarnya. 2.1.2
Hari dan Jam Kerja Sesuai dengan tuntutan produksi, jam kerja efektif bagi perusahaan PT.
PJPP adalah 24 jam sehari tanpa istirahat. Jam kerja diberlakukan oleh perusahaan terdiri dari dua jenis. Yaitu jam kerja normal, berlaku 6 hari kerja dan 1 hari istirahat bagi karyawan non-shift adalah hari minggu. Sedangkan hari istirahat bagi karyawan shift diatur secara bergiliran.
4
Jam kerja normal bagi karyawan non-shift adalah sebagai berikut: Senin-Kamis : 08.00-16.15 (istirahat 1 jam pada pukul 12.00-13.00) Jumat : 08.00-16.15 (istirahat 1,5 jam pada pukul 11.30-13.00) Sabtu : 08.00-12.15 (tanpa istirahat) Jam kerja bagi karyawan shift adalah sebagai berikut: Shift 1: 07.30-15.30 Shift 2: 15.30-23.30 Shift 3: 23.30-07.30
5
Leno .F 2008025
Sup. Mechanic Maintenance
1. Mr Li (Boiler) 2. Mr Sun (T/G)
Mechanical Maintenance
Denik Purbasari
Admin. Maintenance
Budi P. 2007014
Kabag. Maintenance
Ruslan R 2002015
Sup. Electrical Maintenance
2.2 Struktur Organisasi
2.2.1 Struktur Organisasi Badan Maintenance
Gambar 2.1 Striktur Organisasi Bagian Manitenance Sumber : PT. Pusaka Jaya Palu Power (2012)
6
2.2.2 Struktur Organisasi Bagian Mechanic Maintenance
Mechanic maintenance Budi .P 2007014
Mechanic maintenance 1. Mr. Li (Boiler) 2. Mr. Sun (T/G) Mechanic maintenance Leno .F 2008025
Admin. maintenance Denok Purbasari
Gambar 2.2. Struktur organisasi Mechanic Maintenance Sumber : PT. Pusaka Jaya Palu Power (2012)
7
2.3 Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Tabel 2.1 Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Bagian Maintenance No. 1.
Jabatan
Keterangan
Kepala Bagian
Fungsi
Fungsi
Maintenantce
Utama
Maintenance adalah di bawah langsung
utama
dari
Kepala
Bagian
koordinasi Plant Manager, bertanggung jawab mengkoordinasi dan mengawasi seluruh
aktivitas bawahan “Supervisor
Maintenance Electrical / Instrument – DCS, Supervisor Maintenance Mechanic dan
Admin
Maintenance”
menjalankan
fungsi
(pemeliharaan)
sesuai prosedur
target
yang diinginkan
untuk
maintenance dan
perusahaan.
Selain itu, Kepala Bagian Maintenance bertanggung jawab menyusun program maintenance (preventive dan corrective) dan anggaran maintenanance secara keseluruhan
untuk
memastikan
dan
membantu tercapainya target produksi yang direncanakan perusahaan. Tugas
1.
Memastikan
kebijakan
dan
Pokok dan
peraturan perusahaan termasuk Visi
Tanggung
dan Misi, sudah didelegasikan dan
Jawab
dilaksanakan
oleh
masing-masing
Supervisor ke semua bawahan. 2.
Memastikan
himbauan
dan
pelaksanaan
keselamatan
kerja
sudah dipahami
dan diterapkan di
tempat kerja oleh semua bawahan
8
(kebijakan menyusul). 3.
Menentukan dan menyusun rencana kerja
tahunan
pemeliharaan atasan,
untuk
program
berdasarkan arahan
catatan
inspeksi
dan
masukan pihak produksi. 4.
Bertanggung
jawab
penyusunan
dan
dalam
penggunaan
budget maintenance. 5.
Bertanggung
jawab
dokumentasi
data
memelihara dan
gambar
teknik (Engineering) termasuk ada perubahan di dalamnya. 6.
Memastikan Supervisor
kepada
seluruh
Maintenance
bahwa
prosedur / instruksi kerja , sudah dilaksanakan
di
maintenance
seluruh secara
unit
benar
,
konsisten. dan aman. 7.
Memastikan
fasilitas
semua
peralatan pendukung kerja untuk keperluan operasional maintenance termasuk
prosedur
tersedia dan
perawatan,
berkerja
dengan
benar. 8.
Memastikan schedule dan status kalibrasi peralatan berjalan sesuai target dan konsisten.
9.
Berkoordinasi
dan
memberikan
informasi kepada atasan, adanya
gangguan
operasional
atau
(terencana
perihal kendala maupun
9
tidak terencana) yang
merupakan
bentuk koordinasi kerja. 10. Mereview
laporan
Maintenance langkah
Supervisor
serta
koordinasi
mengambil setiap
saat
(terutama jika terjadi emergency). 11. Berkoordinasi
dengan
Maintenance
Supervisor
perihal penyusunan
dan pemberian
materi training ke
bawahan untuk tujuan peningkatan skill. 12. Mengevaluasi
performance
bawahan
tujuan
untuk
kerja
penilaian
prestasi. 13. Mengkoordinasi dan menjadwalkan pertemuan intern (bawahan maupun atasan), untuk tujuan menciptakan komunikasi
yang
baik
bawahan-
atasan,
antara
sekaligus
peningkatan kinerja 14. Membuat laporan berkala ke atasan perihal kinerja maintenance. 15. Memastikan kondisi lingkungan kerja bawahan,
selalu
terjaga
dalam
keadaan bersih dan aman. 16. Memastikan system administrasi dan management
mutu
(Quality
Management System) perusahaan berjalan dengan baik dan benar. 17. Menjaga komunikasi
terselenggaranya yang
baik
dengan
atasan, rekan kerja dan department
10
lain. Wewenang
1.
Mengajukan saran atau usul yang positif kepada atasan yang berkaitan dengan perbaikan kinerja.
2.
Membuat
budget
operasional
maintenance. 3.
Mengajukan atau
insentif
award
ke
atau
bonus
atasan
untuk
motivasi
kerja
memeriksa
dan
permintaan
barang
meningkatkan bawahan. 4.
Mengajukan, menyetujui
untuk keperluan maintenance. 5.
Mengajukan
atau
peringatan
atau
Memberikan sangsi
bawahan
yang
pelanggaran
aturan
kepada
melakukan perusahaan,
sesuai dengan prosedur. 6.
Mengatur
dan
merencanakan
penempatan tenaga kerja bawahan berdasarkan pertimbangan skill atau kemampuan. 7.
Memberikan penilaian performance kerja bawahan secara periodic dan objektif.
8.
Mengajukan untuk
training
peningkatan
bawahan , skill
dan
pengetahuan 1.
Admin
Fungsi
Dibawah koordinasi langsung Manager
Maintenance
Utama
Maintenace,
bertanggung
melaksanakan
fungsi
terselenggaranya
kegiatan
jawab atau harian
11
administrasi maintenance dan ISO-QMS Tugas
1. Melaksanakan
kebijakan
atau
Pokok dan
peraturan perusahaan secara benar
Tanggung
dan konsisten.
Jawab
2. Memastikan
kegiatan
terselenggaranya kegiatan laporan harian,
mingguan
dan
bulanan
maintenace secara benar dan tepat waktu. 3. Memastikan
terselenggaranya
pelaksanaan sistem administrasi dan dokumentasi seperti : data data drawing pendukung plant, absensi harian
dan
perfomance
kerja
karyawan, surat masuk dan luar perusahaan, intern
dan
penerimaan extern
dilingkungan benar
langsung,
maintenance
dan
pengontrolan pencatatan
berita secara
baik karyawan
dll
(adanya terhadap
waktu lembur,
waktu
kerja dll ) 4. Memelihara terselenggaranya sistem dokumen
maintenace
dan
management secara baik, rapi dan aman. 5. Selalu
aktof
mengikuti
dan
memonitor jadwal kegiatan pimpinan ( koordinasi secara baik, rapi, dan aman ) 6. Terselenggaranya komunikasi yang baik
dengan
atasan
maupun
12
departemen lain. Wewenang
1. Menyelenggarakan pengaturan dan penyimpanan dokumen kerja supaya lebih otomatis dan aman. 2. mengajukan saran atau usul yang positif kepada atasan yang berkaitan dengan perbaikan kinerja. 3. Mengajukan training keatasan untuk mpeningkatan skill dan pengetahuan.
3.
Supervisor
Fungsi
Dibawah langsung koordinasi Manager
Mekanik
Utama
Maint, bertanggung jawab membantu dan melaksanakan koordinasi aktivitas seluruh unit kepala regu atau bawahan meliputi : unit mekanik Maint, unit instrument DCS Maint sesuai prosedur .
Tugas
1. Melaksanakan tugas yang diberikan
Pokok dan
oleh
atasan
langsung
Tanggung
sungguh-sungguh
Jawab
tanggung
jawab,
setándar
dengan
dan
penuh
sesuai
dengan
keselamatan
kerja
dan
metode kerja yang sudah ditetapkan. 2. Menyusun
materi
dan
program
internal training secara berkala dan berkesinambungan meningkatakan
untuk
pengetahuan
dan
keterampilan kerja bawahan. 3. Membuat
prosedur
format
pencatatan
pelaksanaan
kerja
atau
metode,
data untuk
dan setiap
equipment unit pembangkit, sesuai dengan
yang
dipersyaratkan
pihak
pabrikan,
baik
oleh untuk
13
pelaksanaan
“
Preventive
Action”
maupun “ Corrective Action”. 4. Secara
berkala
melakukan
audit.
Terhadap ketersediaan kelengkapan alat
dan
bahan
kerja
yang
dibutuhkan, untuk dilaporkan hasilnya kepada atasan. 5. Memberikan motivasi positif kepada bawahan untuk bersama-sama bisa memanfaatkan waktu kerja secara efective dan efisien guna memenuhi target
kerja
serta
peningkatan
efisiensi Kerja 6. Melakukan
evaluasi
terhadap
pencapaian target hasil kerja baik yang sifatnya
“Preventive Action”
maupun “ Corrective Action” maupun terhadap equipment unit pembangkit, sebagaimana
yang
sudah
direncanakan oleh management atau atasan. 7. Melakukan “Total Quality Control” terhadap penggunaan alat dan bahan kerja serta kwalitas hasil kerja semua karyawan bagian mekanik maint yang menjadi
bawahannya
berkesinambungan
dan
secara
bersama-sama
melakukan upaya effisiensi kerja dan peningkatan kualitas dan kuwantitas hasil kerja. 8. Memeriksa
dan
menyetujui
Surat
Perintah Lembur yang diajukan oleh
14
masing-masing Kepala Regu mekanik, jika
benar-benar
memerlukan
pelaksanaan pekerjaan di luar jam kerja normal, sebelum diajukan ke bagian HRD. 9. Memeriksa
setiap
Permohonan
Pembelian Barang yang diajukan oleh kepala
regu
Mekanik
untuk
menghindari kesalahan spesifikasi dan jumlah barang yang harus dibeli. 10.
Melakukan evaluasi dan koreksi
terhadap
hasil
penilaian
kinerja
bawahan yang sudah dilakukan oleh masing-masing Kepala Regu, sebelum diajukan ke atasan. 11.
Melakukan evaluasi dan koreksi
laporan kerja harian masing-masing Kepala
Regu
terimakan
ke
sebelum bagian
diserah
administrasi
maintenance. Wewenang
1. Mengajukan
saran/usulan
yang
positip kepada atasan yang berkaitan dengan perbaikan kinerja. 2. Mengajukan
atau
Memberikan
peringatan kepada bawahan yang melakukan
pelanggaran
ditempat
kerja, sesuai prosedur perusahaan. 3. Mengatur penempatan
dan
merencanakan tenaga
kerja
berdasarkan skill atau kemampuan. 4. Memberikan
penilaian
performance
kerja bawahan secara periodik dan
15
objective. 5. Memberikan
penyuluhan
koordinasi
atau
instruksi
dan kerja
bawahan. 6. Mengajukan training keatasan untuk peningkatan skill dan pengetahuan. 7. Menyetujui
dan
membatalkan
permohonan pembelian barang yang di ajukan oleh kepala regu Mekanik untuk
menghindari
kesalahan
spesfikasi dan jumlah pembelian agar sesuai dengan tingkat kebutuhan. 4.
Kepala Regu
Fungsi
Mekanik
Utama
Dibawah langsung koordinasi Supervisor Mekanik,
bertanggung
membantu
dan
jawab
melaksanakan
koordinasi aktivitas wakil kepala regu astau bawahan mekanik maintenance sesuai prosedur . Tugas
1. Melaksanakan tugas yang diberikan
Pokok dan
oleh
atasan
langsung
Tanggung
sungguh-sungguh
Jawab
tanggung
jawab,
dengan
dan
penuh
sesuai
dengan
Setandar keselamatan dan kerja dan metode kerja yang sudah ditetapkan 2. Memastikan
himbauan
dan
pelaksanaan keselamatan kerja sudah dipahami dan diterapkan ditempat kerja oleh bawahan. 3. Secara
berkala
melakukan
audit
terhadap kelengkapan alat dan bahan kerja
yang
dilakukan
dibutuhkan
hasilnya
kepada
untuk atasan
16
langsung. 4. Memberikan motovasi positif kepada bawahan untuk bersama sama bisa memanfaatkan waktu kerja secara efektif dan efisien guna memenuhi target
kerja
serta
peningkatkan
efisiensi kerja. 5. Menentukan pencapaian target kerja harian dan memberikan pengarahan dan pengaturan tugas kerja secara jelas
kepada
bawahan
untuk
menghindari kesalahan prosedur kerja dan ketidak layakkan hasil kerjaan oleh bawahan. 6. Melakukan koordinasi kerja dengan pihak produksi, berkenaan dengan kegiatan kerja yang dilakukan oleh bawahan
baik
berupa
preventive
action maupun corrective action. 7. Bersama
sama
bawahan
melakukan
penghematan alat
dengan
dan
terhadap bahan
semua upaya
pemakaian
kerja
untuk
menunjang penghematan biaya kerja. 8. Memeriksa dan mengajukan surat permintaan barang kepada bagian gudang untuk kebutuhan bahan dan alat kerja yang akan dipergunakan oleh bawahan. 9. Mengajukan surat perintah lembur kepada
atasan
langsung
untuk
melaksanakan pekerjaan diluar jam
17
kerja normal. 10.
Melakukan evaluasi dan penilaian
secara
berkala
terhadap
pengetahuan, kwalitas
disiplin
keterampian,
kerja
dan
bawahan
untuk
dilaporkan hasilnya kepada atasan langsung sebagai dasar pengajuan demosi atau promosi karyawan. 11.
Membuat laporan harian yang
komprenhensif
secara
tertulis
terhadap semua tindakan kerja, serta pemakaian alat
dan bahan kerja
kepada atasan langsung. 12.
Bertanggung
efektivitas
jawab
pelaksanaan
terhadap kerja,
pemakaian alat dan bahan kerja oleh bawahan kepada atasan langsung. 13.
Bertanggung
jawab
terhadap
kualitas dan pencapaian target hasil kerja harian kepada atasan langsung. 14.
Bertanggung
jawab
terhadap
pelaksaan kinerja bawahan kepada atasan langsung. Wewenang
1. Mengajukan saran atau usulan yang positip kepada atasan yang berkaitan dengan perbaikan kinerja. 2. Mengajukan
atau
memberikan
peringatan kepada bawahan yang melakukan
pelanggaran
ditempat
kerja, sesuai prosedur perusahaan. 3. Mengatur penempatan
dan
merencanakan tenaga
kerja
18
berdasarkan skill atau kemampuan. 4. Memberikan
penilaian
performance
kerja bawahan secara periodik dan objective. 5. Memberikan
penyuluhan
koordinasi
atau
dan
instruksi
kerja
bawahan. 6. Mengajukan training keatasan untuk peningkatan skill dan pengetahuan. 5.
Wakil Kepala
Fungsi
Regu Mekanik
Utama
Dibawah langsung koordinasi Kepala regu
Mechanic
maintenance,
bertanggung jawab membantu dan melaksanakan
koordinasi
aktivitas
teknisi mechanic maintenance sesuai prosedur. Tugas
1. Melaksanakan tugas yang diberikan
Pokok dan
oleh
atasan
Tanggung
sungguh-sungguh
Jawab
tanggung setándar
langsung
jawab,
dengan
dan
penuh
sesuai
dengan
keselamatan
kerja
dan
metode kerja yang sudah ditetapkan. 2. Menjaga kebersihan dan keamanan area tempat kerjanya. 3. Menjaga kebersihan dan kelengkapan alat serta bahan kerja yang menjadi tanggung jawabnya. 4. Melakukan
upaya
penghematan
terhadap pemakaian alat dan bahan kerja untuk menunjang penghematan biaya kerja. 5. Memberikan motivasi positif kepada bawahan untuk bersama sama bisa
19
memanfaatkan waktu kerja secara efektif dan efisien guna memenuhi target
kerja
serta
peningkatan
efisiensi kerja. 6. Memberikan
pengarahan
dan
pengaturan tugas kerja secara jelas kepada bawahan untuk menghindari terjadinya kesalahan prosedur
kerja
dan hasil pekerjaan oleh bawahan. 7. Memberikan motovasi positif kepada bawahan untuk bersama sama bisa memanfaatkan waktu kerja secara efektif dan efisien guna memenuhi target
kerja
serta
peningkatkan
efisiensi kerja. 8. Melakukan koordinasi kerja dengan pihak produksi, berkenaan dengan kegiatan kerja yang dilakukan oleh bawahan
baik
berupa
preventive
action maupun corrective action. 9. Bersama
sama
bawahan penghematan alat
dan
dengan
semua
melakukan terhadap bahan
upaya pemakaian
kerja
untuk
menunjang penghematan biaya kerja. 10.
Bertanggung
jawab
terhadap
kualitas dan pencapaian target hasil kerja harian kepada atasan langsung . 11.
Bertanggung
keselamatan
,
jawab
terhadap
keamanan,
dan
kebersihan kerja. 12.
Bertanggung
jawab
terhadap
20
kelengkapan bahan dan alat kerja yang dipergunakan. 13.
Bertanggung
jawab
terhadap
target pencapaian hasil pekerjaan yang sudah ditugaskan oleh atasan langsung. Mengajukan saran/usulan yang positip Wewenang
kepada atasan yang berkaitan dengan perbaikan kinerja.
6.
Teknisi Mekanik
Fungsi
Melaksanakan aktivitas Mekanik maint
maint.
Utama
sesuai
prosedur
dibawah
koorrdinasi
wakil kepala regu Mekanik maint. Tugas
1. Melaksanakan tugas yang diberikan
Pokok dan
oleh
atasan
Tanggung
sungguh-sungguh
Jawab
tanggung setándar
langsung
jawab,
dengan
dan
penuh
sesuai
dengan
keselamatan
kerja
dan
metode kerja yang sudah ditetapkan. 2. Menjaga kebersihan dan keamanan area tempat kerjanya. 3. Menjaga kebersihan dan kelengkapan alat serta bahan kerja yang menjadi tanggung jawabnya. 4. Melakukan
upaya
penghematan
terhadap pemakaian alat dan bahan kerja untuk menunjang penghematan biaya kerja. 5. Memanfaatkan waktu kerja secara efektif dan effesien untuk mencapai peningkatan efisiensi kerja. 6. Memeberikan
laporan
yang
konprehensip
terhadap
semua
21
tindakan kerja yang dilakukan kepada atasan langsung. 7. Melakukan koordinasi kerja dengan pihak produksi, berkenaan dengan kegiatan kerja yang dilakukan baik berupa preventive action maupun corrective action. 8. Bertanggung jawab terhadap kualitas dan pencapaian target hasil kerja harian kepada atasan langsung . 9. Bertanggung
jawab
terhadap
kelengkapan bahan dan alat kerja yang dipergunakan. 10.
Bertanggung
keselamatan,
jawab keamanan
terhadap dan
kesehatan kerja. 11.
Bertanggung
jawab
terhadap
hasil pekerjaan yang sudah dilakukan. Wewenang
Mengajukan saran atau usulan yang positif kepada atasan yang berkaitan dengan perbaikan kinerja.
22
BAB III TEORI DASAR 3.1 Prinsip Dasar Pompa Sistem pemompaan bertanggung jawab terhadap hampir 20% kebutuhan energi listrik dunia dan penggunaan energi dalam operasi pabrik industri tertentu berkisar 25-50% (US DOE, 2004). Pompa memiliki dua kegunaan utama yaitu Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer bawah tanah ke tangki penyimpan air) dan Mensirkulasikan cairan sekitar sistem (misalnya air pendingin atau pelumas yang melewati mesin-mesin dan peralatan). Pompa dan mesin penggerak biasanya merupakan komponen yang paling efisien energinya. Komponen utama sistem pemompaan adalah:
Mesin penggerak: motor listrik, mesin diesel atau sistem udara.
Impeler sebagai perangkat kerja yang meneruskan putaran motor untuk mengisap dan meneruskan fluida.
Rumah impeler merupakan tempat impeler yang terdiri dari lubang isap dan lubang keluaran.
Pemipaan, digunakan untuk membawa fluida
Kran, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam sistim
Sambungan, pengendalian dan instrumentasi lainnya
Gambar 3.1 Sistem Pemompaan dalam sebuah industri Sumber : Industri (US DOE, 2001)
23
3.2 Karakteristik sistem pemompaan 3.2.1 Tinggi tekan (head) Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa, atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang umumnya dinyatakan dalam satuan tinggi kolom zat cair. Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari sistem instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial Hal ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : (3.1)
Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat bervariasi pada penampang yang berbeda. Namun pada kenyataannya selalu ada rugi energi (losses).
Gambar 3.2 Sistem kerja pompa Sumber : Harahap (2007)
24
Pada kondisi yang berbeda seperti pada gambar di atas maka persamaan Bernaulli adalah sebagai berikut :
( 3.2)
a) Head Tekanan Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi isap.
25
b) Head Kecepatan Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap. Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus : (3.3)
c) Head statik
Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari cairan yang dipompakan. Head statik merupakan aliran yang independen. Head statik pada tekanan tertentu tergantung pada berat cairan dan dapat dihitung dengan persamaan perikut: ..............(3.4)
Head statik terdiri dari Head hisapan statis (hS): dihasilkan dari pengangkatan cairan relatif terhadap garis pusat pompa. hS nilainya positif jika ketinggian cairan diatas garis pusat pompa, dan negatif jika ketinggian cairan berada dibawah garis pusat pompa (juga disebut “pengangkat H hisapan”) dan
Head pembuangan statis (hd): jarak vertikal antara garis pusat pompa dan permukaan cairan dalam tangki tujuan.
26
Gambar 3.3 Head Statik Sumber : Harahap (2007) d) Head gesekan atau friksi (hf)
Head gesekan atau friksi (hf) ini merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi tahanan akibat gesekan antara fluida dan permukaan pipa.
Head ini tergantung pada ukuran, kondisi dan jenis pipa, debit aliran, dan sifat dari cairan. e) Head Statis Total Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan dengan permukaan zat cair pada sisi isap. Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus : Z = Zd – Zs .........................(3.5) Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap
Tanda +
:
Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari
sumbu pompa (Suction lift).
Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu pompa (Suction head).
27
3.2.2 Kurva kinerja pompa Head dan debit aliran menentukan kinerja sebuah pompa yang secara grafis ditunjukan pada kurva kinerja atau kurva karakteristik pompa.
H E A D
Debit
(
)
Gambar 3.4 Kurva kinerja sebuah pompa Sumber : Harahap (2007) Gambar memperlihatkan kurva pompa sentrifugal dimana head secara perlahan turun dengan meningkatnya aliran. Dengan meningkatnya tahanan sistem, head juga akan naik. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan debit aliran berkurang dan akhirnya mencapai nol. Debit aliran nol hanya dapat diterima untuk jangka pendek tanpa menyebabkan pompa terbakar. 3.2.3 Titik operasi pompa Debit aliran pada head tertentu disebut titik tugas. Kurva kinerja pompa terbuat dari banyak titik-titik tugas. Titik operasi pompa ditentukan oleh perpotongan kurva sistim dengan kurva pompa sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3.5.
28
Gambar 3.5 Titik Operasi Pompa Sumber : US DOE (2001)
3.2.4 Net Positive Suction Head (NPSH) Kavitasi atau penguapan adalah pembentukan gelembung dibagian dalam pompa. Hal ini dapat terjadi manakala tekanan statik fluida setempat menjadi lebih rendah dari tekanan uap cairan (pada suhu sebenarnya). Kemungkinan penyebabnya adalah jika fluida semakin cepat dalam kran pengendali atau disekitar impeler pompa. Bila kecepatan berkurang dan tekanan bertambah, uap akan menguap dan jatuh. Hal ini memiliki tiga pengaruh yang tidak dikehendaki:
Erosi permukaan baling-baling, terutama jika memompa cairan berbasis air.
Meningkatnya kebisingan dan getaran, mengakibatkan umur sil dan
bearing menjadi lebih pendek.
Menyumbat sebagian lintasan impeler, yang menurunkan kinerja pompa dan dalam kasus yang ekstrim dapat menyebabkan kehilangan head total. Head Hisapan Positif Netto Tersedia / Net Positive Suction Head Available
(NPSHA) menandakan jumlah hhisapan pompa yang melebihi tekanan uap cairan, dan merupakan karakteristik rancangan sistim. NPSH yang diperlukan (NPSHR) adalah hisapan pompa yang diperlukan untuk menghindari kavitasi, dan merupakan karakteristik rancangan pompa.
29
3.3 Jenis-Jenis Pompa Bagian ini menjelaskan berbagai jenis pompa.2 Pompa hadir dalam berbagai ukuran untuk penggunaan yang luas. Pompa-pompa dapat digolongkan menurut prinsip operasi dasarnya seperti pompa dinamik atau pompa pemindahan positif.
Gambar 3.6 Berbagai jenis pompa Sumber : US DOE (2011)
Pada prinsipnya, cairan apapun dapat ditangani oleh berbagai rancangan pompa. Jika berbagai rancangan pompa digunakan, pompa sentrifugal biasanya yang paling ekonomis diikuti oleh pompa rotary dan reciprocating. Walaupun, pompa perpindahan positif biasanya lebih efisien daripada pompa sentrifugal, namun keuntungan efisiensi yang lebih tinggi cenderung diimbangi dengan meningkatnya biaya perawatan. 3.3.1 Pompa perpindahan positif Pompa perpindahan positif dikenal dengan caranya beroperasi: cairan diambil dari salah satu ujung dan pada ujung lainnya dialirkan secara positif untuk setiap putarannya. Pompa perpindahan positif digunakan secara luas untuk
30
pemompaan fluida selain air, biasanya fluida kental. Pompa perpindahan positif selanjutnya digolongkan berdasarkan cara perpindahannya.
Pompa Reciprocating jika perpindahan dilakukan oleh maju mundurnya jarum piston. Pompa reciprocating hanya digunakan untuk pemompaan cairan kental dan sumur minyak.
Pompa Rotary jika perpindahan dilakukan oleh gaya putaran sebuah gir,
cam atau balingbaling dalam sebuah ruangan bersekat pada casing yang tetap. Pompa rotary selanjutnya digolongkan sebagai gir dalam, gir luar, dan baling-baling dorong dll. Pompa-pompa tersebut digunakan untuk layanan khusus dengan kondisi khusus yang ada di lokasi industri. Pada seluruh pompa jenis perpindahan positif, sejumlah cairan yang sudah ditetapkan dipompa setelah setiap putarannya. Sehingga jika pipa pengantarnya tersumbat, tekanan akan naik ke nilai yang sangat tinggi dimana hal ini dapat merusak pompa. 3.3.2 Pompa Dinamik Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh cara pompa tersebut beroperasi: impeler yang berputar mengubah energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan yang diperlukan untuk memompa fluida. Terdapat dua jenis pompa dinamik:
Pompa sentrifugal
merupakan pompa yang sangat umum digunakan
untuk pemompaan air dalam berbagai penggunaan industri. Biasanya lebih dari 75% pompa yang dipasang di sebuah industri adalah pompa sentrifugal. Untuk alasan ini, pompa ini dijelaskan dibawah lebih lanjut.
Pompa dengan efek khusus terutama digunakan untuk kondisi khusus di lokasi industri.
31
3.4 Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal merupakan salah satu peralatan yang paling sederhana dalam berbagai proses pabrik. Gambar 3.7 memperlihatkan bagaimana pompa jenis ini beroperasi:
Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau dalam hal jet pump oleh tekanan buatan.
Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeler pada kecepatan tinggi.
Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.
Gambar 3.7 Lintasan aliran cairan pompa sentrifugal Sumber : Sahdev M (2008)
3.4.1 Komponen dari pompa sentrifugal Komponen utama dari pompa sentrifugal terlihat pada Gambar 3.8 dan diterangkan dibawah ini:
Komponen berputar: impeller yang disambungkan ke sebuah poros
Komponen satis: casing, penutup casing, dan bearings.
32
Gambar 3.8 Komponen Utama Pompa Sentrifugal Sumber : Sahdev M (2008)
a) Impeler Impeler merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan untuk aliran fluida yang sudah terpasang. Impeler biasanya terbuat dari perunggu, polikarbonat, besi tuang atau stainless steel, namun bahan-bahan lain juga digunakan. Sebagaimana kinerja pompa tergantung pada jenis impelernya, maka penting untuk memilih rancangan yang cocok dan mendapatkan impeler dalam kondisi yang baik. Jumlah impeler menentukan jumlah tahapan pompa. Pompa satu tahap memiliki satu impeler dan sangat cocok untuk layanan head (tekanan) rendah. Pompa dua tahap memiliki dua impeler yang terpasang secara seri untuk layanan head sedang. Pompa multi-tahap memiliki tiga impeler atau lebih terpasang seri untuk layanan head yang tinggi. Impeler dapat digolongkan atas dasar :
Arah utama aliran dari sumbu putaran: aliran radial, aliran aksial, aliran campuran
Jenis hisapan: hisapan tunggal dan hisapan ganda
Bentuk atau konstruksi mekanis: 1. Impeler yang tertutup memiliki baling-baling yang ditutupi oleh mantel (penutup) pada kedua sisinya. Biasanya digunakan untuk pompa air, dimana baling-baling seluruhnya mengurung air. Hal ini mencegah perpindahan air dari sisi pengiriman ke sisi penghisapan, yang akan mengurangi efisiensi pompa. Dalam rangka untuk memisahkan ruang
33
pembuangan dari ruang penghisapan, diperlukan sebuah sambungan yang bergerak diantara impeler dan wadah pompa. Penyambungan ini dilakukan oleh cincin yang dipasang diatas bagian penutup impeler atau dibagian dalam permukaan silinder wadah pompa. Kerugian dari impeler tertutup ini adalah resiko yang tinggi terhadap rintangan. 2. Impeler terbuka dan semi terbuka kemungkinan tersumbatnya kecil. Akan tetapi utnuk menghindari terjadinya penyumbatan melalui resirkulasi internal, volute atau back-plate pompa harus diatur secara manual untuk mendapatkan setelan impeler yang benar. 3. Impeler pompa berpusar atau vortex cocok untuk bahan-bahan padat dan
“berserabut” akan tetapi pompa ini 50% kurang efisien dari
rancangan yang konvensional.
Gambar 3.9 Impeler Jenis Tertutup dan Terbuka Sumber : Sahdev M (2008) b) Batang torak Batang torak memindahkan torque dari motor ke impeler selama startup dan operasi pompa. c) Wadah Fungsi utama wadah adalah menutup impeler pada penghisapan dan pengiriman pada ujung dan sehingga berbentuk tangki tekanan. Tekanan pada ujung penghisapan dapat sekecil sepersepuluh tekanan atmosfir dan pada ujung pengiriman dapat dua puluh kali tekanan atmosfir pada pompa satu tahap. Untuk
34
pompa multi tahap perbedaan tekanannya jauh lebih tinggi. Wadah dirancang untuk tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk menjamin batas keamanan yang cukup. Fungsi wadah yang kedua adalah memberikan media pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan impeler. Oleh karena itu wadah pompa harus dirancang untuk:
Memberikan kemudahan mengakses ke seluruh bagian pompa untuk pemeriksaan, perawatan dan perbaikan peralatan energi listrik yaitu pompa dan sistem pemompaan
Membuat wadah anti bocor dengan memberikan kotak penjejal
Menghubungkan pipa-pipa hisapan dan pengiriman ke flens secara langsung.
Mudah dipasang dengan mudah ke mesin penggerak (motor listrik) tanpa kehilangan daya.
35
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan efisiensi kerja sea water pump (SWP) 1.
Data Operasi atau spesifikasi teknis
Pabrik : Siemens (Germany) Model/serie: CHY18 400WFB-BD1
Efisiensi Pompa : 85%
Kapasitas pompa : 2000 m3/h
Tekanan: 0.353 Mpa
Kecepatan putar pompa : 1450 rpm
Head isap pompa : 6 m
Head total : 18 m
Head tekan pompa : 12 m
Berat pompa : 2650 Kg
Jumlah pompa : 5 Unit
Jenis material pipa : Stainless steel
Jenis material impeler : Steinless steel
Diameter pipa isap : 0.4 m
Panjang pipa isap : 12 m
Panjang pipa tekan : 209 m
Diameter pipa buang : 0.4 m
36
Gambar 4.1 Skema Circulating Water System Sumber : PT. Pusaka Jaya Palu Power (PJPP) (2010)
Gambar 4.2 Sea Water Pump Sumber : PT. Pusaka Jaya Palu Power (PJPP) (2010)
37
2. Debit (Q) (m3/s) Q
= 2000 m3/h = 0,5 m3/s
3. Head (hf) a. H Friction losses dimana Vs = Q A =
,
A = π.r2
0,5 m3/s 3,14 x (0,2 m)2
= 3,98 m/s Re = p . D . V
μ
= 1000 kg/m3 . 0,4 m . 3,98 m/s 0,38 N s/m2 = 4189
(Aliran turbulen)
Berdasarkan jenis aliran fluida yang mengalir didalam pipa yang diisap oleh pompa didapatkan nilai koefisien gesek (f) dari diagram Moody sebesar 0,075
Gambar 4.3 Diagram Moody Sumber : Shadev M (2008)
38
hf
= 0,075
12 m 0,4 m
(3,98 m/s)2 2 x 9,8 m/s2
= 0,075 x 30 x 0,81 m = 1,82 m b. Kerugian head akibat peralatan instalasi pada pipa isap ( hms)
= 1,57 x 3,98 m/s 2 x 9,8 m/s2 = 1,27 m Keterangan : nilai 1,57 didapatkan dari Pump Handbook, Igor J. Karasik,
William
C.Krutzsc,
Waren
H.
Frase,
Joseph
Messina
berdasarkan jumlah belokan, elbow dan sambungan. c. Kerugian head akibat gesekan pipa tekan ( Hfd )
= 0,075 x 209 m x 3,987 m/s)2 0,4 m 2 x 9,8 m/s2 = 0,075 x 522,5 x 0,81 m = 31,7 m d. Kerugian head akibat peralatan instalasi pada pipa tekan (hmd)
= 3,77 x (3,98 m/s)2 2 x 9,8m/s2 = 3,05 m
39
Keterangan : Nilai 3,77 di dapat dari Pump Handbook, Igor J. Karasik, William C.Krutzsc, Waren H. Frase, Joseph Messina berdasarkan jumlah belokan, elbow dan sambungan. e. Total Head Losses HLosses total = hf + hms + hfd + hmd = 1,82 m + 1,27 m + 31,7 m + 3,05 m = 37,8 m f. Htotal pompa
=
Hs + Hlosses total
= 18 m + 37,8 m =
55,8 m
4. Efisiensi Hidrolis Efisiensi
hidrolis
merupakan
perbandingan
antara
head
pompa
sebenarnya dengan head pompa teoritis dengan jumlah sudu tak berhingga. Besarnya efisiensi hidrolis dapat ditentukan dengan cara interpolasi dari data dibawah ini:
Tabel 4.1 Hubungan antara kecepatan spesifik dengan efisiensi hidrolis Sumber : Fritz dietzel (2005) Besarnya
kecepatan
spesifik
dapat
dicari dengan
menggunakan
persamaan (Turbin, Pompa dan Compresor. Fritz diesel hal: 258 ):
Maka, nq = 1450 x √ √
3
/s
3
m
menit-1
= 1450 x 0,03 x 1/menit = 43,5/menit
40
Maka akan didapat nilai efisiensi hidrolis sebesar: nq
30
43,5
50
Ƞh
0,96
Ƞh
0,97
Tabel 4.2 Hubungan antara kecepatan spesifik dengan efisiensi hidrolis Sumber : Fritz dietzel (2005) Dengan cara intrerpolasi sehingga : 50 - 43,5 50 - 30
=
0,97 - Ƞh 0,97 - 0,96
0,97 - Ƞh = (50 - 43,5) x (0,97 - 0,96) 50 - 30 0,97 - Ƞh = 0,00325 Ƞh = 0,97 - 0,00325 = 0,96 5. Efisiensi Volumetris. Kerugian volumetris disebabkan adanya kebocoran aliran setelah melalui impeler, yaitu adanya aliran balik menuju sisi isap. Efisiensi volumetris dapat ditentukan berdasarkan interpolasi antara kecepatan spesifik impeller:
Tabel 4.3 Hubungan antara kecepatan spesifik dengan efisiensi volumetris Sumber : Fritz dietzel (2005) Kecepatan spesifik impeller dapat dicari dengan menggunakan persamaan (Marine AuxiliaryMachinery and System,. M. Khetagurov. Hal: 205 ): ns = 3,65 x nq = 3,65 x 43,5/menit = 158,7/menit Berdasarkan tabel 4.3 diatas didapatkan nilai ns melebihi 150, maka evisiensi volumetrisnya sebesar 0,98.
41
6. Efisiensi Mekanis. Besarnya efisiensi mekanis sangat dipengaruhi oleh kerugian mekanis yang terjadi yang disebabkan oleh gesekan pada bantalan, gesekan pada cakra dan gesekan pada paking. Besarnya efisiensi mekanis menurut M. Khetagurov berkisar antara 0.8 – 0.9. Pada data didapatkan harga efisiensi mekanis 0,85. 7. Efisiensi total Ƞtotal = Ƞh x Ƞs x Ƞm = 0,96 x 0,98 x 0,85 = 0,79 = 79% 8. Kerugian Efisiensi kerja Ƞaktual = 85% - 79% = 6%
42
4.2 Pembahasan 4.2.1 Permasalahan dihadapi dan Solusinya 4.2.1.1 Permasalahan di hadapi Permasalahan yang dihadapi di lapangan yaitu seringnya terjadi kerusakan pada pompa air laut baik kerusakan pada motor penggerak, keretakan dan kebocoran rumah impeler dan kerusakan pada impeler pompa. Kerusakan ini bisa terjadi karena efek dari kavitasi dan penurunan debit masuk, sementara kerja motor pompa konstan. Sehingga terjadi kerusakan pada lilitan motor pompa (hangus atau terbakar). Tidak hanya itu penurunan debit masuk yang tidak sebanding degan besarnya kerja pompa akan membuat terjadinya perbedaan tekanan fluida pada sisi isap pompa dan didalam rumah pompa sehingga timbul gelembung-gelembung air bertekanan tinggi yang akan menempel pada impeler dan dinding-dinding rumah impeler. Gelembunggelembung ini kemudian akan pecah dan dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan kerusakan pada impeler dan rumah impeler. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja sistem pembangkit listrik tenaga uap di PT. Pusaka Jaya Palu Power karena peran dari pompa air laut ini adalah untuk menaikkan atau memompa air laut yang digunakan sebagai media pendingin pada sistem pembangkit uap. Selain itu hal ini menimbulkan kerugian baik secara finansial karena perbaikan atau penggantian alat dan suku cadang dari pompa. Jika ditinjau dari hasil analisis efisiensi pompa, pompa tersebut tergolong dalam pompa yang memiliki efisiensi kerja yang cukup tinggi yaitu 79%, namun hal tersebut terjadi penurunan efisiensi kerja pompa dari 85% kerja pompa direncanakan dalam pembuatannya. Dengan kata lain efisiensi kerja aktual pompa sea water pump di PT. Pusaka Jaya Palu Power terjadi penurunan efisiensi sebesar 6%. Penurunan efisiensi kerja pompa ini terjadi karena beberapa faktor yang terjadi di lapangan. Permasalahan khusus yang menjadi topik perhatian yaitu masalah kavitasi dan penurunan debit air masuk yang dihisap oleh pompa sea water pump.
43
4.2.1.2 Solusi dari permasalahan Terjadinya kavitasi dan kerusakan pada motor penggerak bisa dicegah dengan cara mengoptimalkan kerja pompa dengan debit masuk yang seimbang. Di Pusaka Jaya Palu Power menggunakan filter SWP yang harus dijaga kebersihan dari sampah yang dapat menyumbat dan menghalang air laut yang akan dihisap oleh pompa. Kemudian gunakan bahan pompa yang sesuai dengan kondisi dilapangan yaitu daerah pantai atau air laut dan sering melakukan kontrol terhadap pompa air laut tersebut, sehingga kerusakan-kerusakan dapat di cegah dan diminimalisirkan. 4.2.2 Hal yang mempengarui efisiensi pompa Ada beberapa faktor pada pompa yang dapat mempengaruhi terjadinya penurunan atau kenaikan efisiensi kerja pompa. Kerusakan impeler pada pompa adalah hal yang paling mempengaruhi efisiensi pompa. Hal hal berikut, yang berhubungan dengan impeler pompa yaitu kecepatan impeler, diameter impeler, jumlah sudu impeler, ketebalan dari impeler, sudut pitch dari sudu impeler. Adapun faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi dari efisiensi pompa adalah sebagai berikut ini : a. Kondisi permukaan dalam pompa. b. Kerugian mekanis dari pompa c. Diameter impeler d. Kekentalan zat cair e. Kondisi zat cair yang dipompa 4.2.3 Kavitasi 4.2.3.1 Tekanan uap zat cair Tekanan uap dari zat cair adalah tekanan mutlak pada temperatur tertentu dimana pada kondisi tersebut zat cair akan menguap atau berubah fasa dari cairan menjadi gas. Tekanan uap zat cair naik demikian juga dengan temperatur zat cair tersebut. Pada tekanan atmosfir temperatur pendidihan air pada suhu 1000C, akan tetapi apabila kondisi tekanan zat cair tersebut diturunkan
tekanannya
dibawah
1
atm
proses
pendidihan
memerlukan
0
temperatur kurang dari 100 C.
44
Kondisi sebaliknya apabila kondisi tekanan zat cair naik labih dari 1 atm maka akan dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi dari 1000C. Pada instalasi pompa penurunan tekanan terjadi disepanjang perpipaan terutama bagian pipa hisap (suction), didalam pompa sendiri penurunan tekanan pompa terjadi pada bagian nosel suction, karena dibagian tersebut terjadi penyempitan saluran yang mengakibatkan kenaikan kecepatan dan penurunan tekanan. 4.2.3.2. Proses kavitasi Dalam pembahasan mesin-mesin hidrolik termasuk pompa ada suatu gejala pada proses aliran zat cair yang cenderung mengurangi unjuk kerja atau efesiensi dari pompa, gejala tersebut adalah kavitasi. Gejala kavitasi terjadi karena menguapnya zat cair yang sedang mengalir didalam pompa atau diluar pompa, karena tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Air pada kondisi biasa akan mendidih dan menguap pada tekanan 1 atm pada suhu 1000C, apabila tekanan berkurang sampai cukup rendah, air pada suhu udara lingkungan yaitu sekitar 20oC-330C akan mendidih dan menguap. Penguapan akan menghasilkan gelembung gelembung uap. Tempat-tempat bertekanan rendah atau berkecepatan tinggi mudah terjadi kavitasi, terutama pada sisi hisap pompa. Kavitasi akan timbul apabila tekanannya terlalu rendah. Gejala kavitasi yang timbul pada pompa biasanya ada suara berisik dan getaran, unjuk kerjanya mejadi turun, kalau dioperasikan dalam jangka waktu lama akan terjadi kerusakan pada permukaan dinding saluran. Permukaan dinding saluran akan berlubang-lubang karena erosi kavitasi sebagai akibat tumbukan gelembung gelembung yang pecah pada dinding secara terus menerus.
45
Gambar 4.4 Proses Kavitasi Sumber : White (2011)
Gambar 4.5 Proses Kavitasi Sumber : White (2011) 4.2.3.3 Pencegahan kavitasi Cara menghindari proses kavitasi yang paling tepat adalah dengan memasang instalasi pompa dengan NPSH yang tersedia lebih besar dari pada NPSH yang diperlukan. NPSH yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai pompa sehingga nilainya lebih besar dari NPSH yang diperlukan. Berikut ini halhal yang diperlukan untuk instalasi pompa :
46
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus dibuat serendah mungkin agar head hisap statis lebih rendah . Pipa hisap harus dibuat sependek mungkin. JIka tidak memungkinkan, dipakai pipa hisap yang panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter lebih besar untuk mengurangi kerugian gesek. 2. Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan menghambat aliran disisi hisap. 3. Head total pompa harus ditentukan hingga sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya. 4. Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi. Dalam beberapa hal terjadinya kavitasi tidak dapat dihindari dan akan mempengarui performa pompa, sehingga perlu dipilih bahan impeler yang tahan erosi karena kavitasi.
Gambar 4.6 Kerusakan impeler karena kavitasi Sumber : White (2011)
47
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulanan Dari hasil perhitungan dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Besarnya efisiensi pompa air laut yang digunakan yaitu sebesar 79% dari efisiensi perancangan pompa sebesar 85%, dimana terjadi penurunan efisiensi (losses) sebesar 6%. 2. Permasalahan yang dihadapi di lapangan yaitu seringnya terjadi kerusakan pada pompa air laut baik kerusakan pada motor penggerak, keretakan dan kebocoran rumah impeler dan kerusakan pada impeler pompa. Kerusakan ini bisa terjadi karena efek dari kavitasi dan penurunan debit masuk, sementara kerja motor pompa konstan. 3. Terjadinya kavitasi dan kerusakan pada motor penggerak bisa dicegah dengan cara mengoptimalkan kerja pompa dengan debit masuk yang seimbang. Di Pusaka Jaya Palu Power menggunakan filter SWP yang harus dijaga kebersihan dari sampah yang dapat menyumbat dan menghalang air laut yang akan dihisap oleh pompa. Kemudian gunakan bahan pompa yang sesuai dengan kondisi dilapangan yaitu daerah pantai atau air laut dan sering melakukan kontrol, sehingga kerusakankerusakan dapat di cegah dan diminimalisirkan. 5.2 Saran Pemilihan bahan dan jenis material pompa yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi atau situasi lapangan yang ada.
48
DATAR PUSTAKA Anonim. 2008. Perancangan Spesifikasi Pompa. Universitas Sumatera Utara , termuat di http://Perancanganpompa.PDF.com. Diakses 20 november 2007 Anonim. 2009. Pump and Pumping System (Bahasa Indonesia). PDF-Adobe Reader, termuat di http://Jenis.systempompa.co.id, diakses 14 januari 2009 Budi P. 2012. Kabag. Divisi Maintenance Pusaka Jaya Palu Powe. PLTU Palu DOE. 2004. Kebutuhan Energi Listrik Dunia Dan Penggunaan Energi Dalam
Operasi Pabrik Industri Tertentu.
Harahap. 2007. Pompa Sentrifugal. Tersedia di http://pompa sentrifugal.com, diakses 24 mei 2007 Khetagurov M.1998. Marine AuxiliaryMachinery and System,.. Hal: 205 White, Frank M. “Fluid mechanics” Fourth Edition, McGraw-Hil Ltd, 2001
49
View more...
Comments