Laporan Kp (1)
July 17, 2019 | Author: Chaidir Transmission | Category: N/A
Short Description
a...
Description
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerja praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa S-1 Program Studi teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar. Kegiatan tersebut diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman tentang te ntang dunia industri diharapkan mahasiswa dapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap dan mampu untuk berkompetisi nantinya ketika memasuki dunia kerja. Selain maksud di atas mata kuliah kerja praktek menjadi salah satu pendorong utama bagi tiaptiap mahasiswa untuk mengenal kondisi lapangan kerja dan untuk melihat keselarasan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan aplikasi praktis di dunia kerja. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, pada umumnya sasaran perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal demi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kondisi tersebut, perusahaan memerlukan suatu perencanaan yang tepat, sehingga aktivitas yang dilakukan perusahaan terus berkembang. Dimana setiap perusahaan harus mempunyai strategi untuk mendapatkan konsumen
melalui
tawaran
yang
lebih
menarik
dan
mempertahankan
konsumennya melalui suatu jaminan kepuasan salah satu strategi yang dapat ditempuh perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut adalah memberikan pelayanan purna jual (after sales) sales) pada konsumen yang salah satu bentuknya adalah penawaran garansi (warranty), untuk pembelian jenis produk tertentu. PT. Surveyor Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kegiatan pemeriksaan, penelitian, pengkajian dan pengawasan atas suatu obyek yang ditentukan, dan meliputi kondisi luar, pembungkusan atau kemasan, mutu, 1
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
jumlah, kondisi luar, pembungkusan pembungkusan atau kemasan, mutu, jumlah, ukuran-ukuran panjang, berat maupun isi dan tanda-tanda pengenal serta persyaratan yang ditetapkan atas hasil kegiatan tersebut diatas dibuktikan dengan menerbitkan laporan survey ( survey report ) dan atau sertifikat pengawasan (inspection (inspection certificate). certificate). Dalam sistem yang dianut PT.Surveyor Indonesia, maka sangat diperlukan kepercayaan konsumen dengan cara memberikan penawaran penawaran salah satunya dengan memberikan layanan yang terbaik. Oleh karenanya, penulis tertarik untuk membahas :
“Control
liquid pada saat
unloading di Port TBBM TBBM Makassar”.
B. Tujuan Kerja Praktek
Tujuan pelaksanaan kerja praktek dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya. 2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan nasional. 3. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami aplikasinya di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh. 4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia industri, sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh yang terjadi di dunia industri. 5. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir secara konstruktif, serta memahami permasalahn yang terjadi di dunia khususnya di dalam aplikasi teknik dan manajemen industri.
2
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
Tujuan Khusus
1. Mengenal lebih jauh tentang bidang yang sesuai dengan mata kuliah yang dipelajari di program studi Teknik Industri Universitas Hasanuddin dengan mata kuliah yang dipelajari di program studi Teknik Industri Universitas Hasanuddin dengan penerapannya di dunia industri, khususnya di PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR. 2. Melakukan analisis kontrol pada saat pembongkaran liquid. 3. Menganalisis penyebab terjadi loss. C. Tempat Dan Jadwal Kegiatan Kerja Praktek
Kegiatan Kerja Praktek ini dilaksanakan di PORT di PORT Timbunan Timbunan Bahan Bakar Minyak makassar, Jl Soekarno - Hatta no.1 yang berlangsung pada periode maret april april 2017.
–
D. Batasan Masalah
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis hanya membatasi pembahasan dalam lingkup Unloading (pembongkaran), untuk mengetahui penyebab terjadinya loss liquid pada saat unloading (pembongkaran) (pembongkaran) dilakukan. Liquid yang yang dianalisa hanya sebatas bahan bakar solar,premium dan pertamax.
3
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
BAB II TINJAUAN UMUM
A. Gambaran Umum PT Surveyor Indonesia ( Persero )
PT Surveyor Indonesia ( Persero ) atau PTSI merupakan salah satu BUMN yang bergerak di bidang survei, inspeksi, dan konsultasi. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 1 Agustus 1991. Pada awalnya misi perusahaan adalah untuk membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam memperlancar aliran barang modal dan peralatan ke Indonesia dari seluruh dunia melalui jasa pemeriksaan pra-pengapalan yang bertaraf internasional. Sejak bulan April 1997, perusahaan telah merumuskan misi sebagai perusahaan jasa surveyor dalam arti luas. Dengan rumusan misi yang baru, perusahaan memberikan beberapa layanan berupa pemeriksaan teknis, survei, pengkajian, penilaian pengawasan, auditing serta konsultasi. Perusahaan melayani pasar mencakup berbagai bidang jasa termasuk industri, pemerintah, pengembangan wilayah, minyak dan gas bumi, mineral, sistem dan sertifikasi, lingkungan, pertanian serta manajemen outsourcing. PT Surveyor Indonesia melalui pengalaman di berbagai bidang telah membangun pengetahuan luas dalam proses bisnis yang membuat perusahaan mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan khusus dari pengguna jasanya. Perusahaan telah banyak mengembangkan dan memberikan berbagai jasa survei, inspeksi dan konsultasi kepada pelanggan-pelanggan kami, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan perusahaan-perusahaan swasta.
4
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
B. Profil
1991 Surveyor Indonesia didirikan pada tanggal 1 Agustus 1991 dengan misi awal membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam memperlancar aliran barang modal dan peralatan ke Indonesia. Didukung kantor cabang di 22 negara, Surveyor Indonesia menjalankan fungsi Preshipment Inspection (PSI) dengan melakukan pemeriksaan pra-pengapalan yang bertaraf internasional.
1997 Dengan berakhirnya penugasan PSI, sejak April 1997, Surveyor Indonesia telah merumuskan misi sebagai perusahaan jasa surveyor dalam arti luas. Kami memberikan beberapa layanan berupa pemeriksaan teknis, survei, pengkajian, penilaian pengawasan, auditing serta konsultansi.
1998 PTSI melakukan sejumlah diversifikasi produk jasa berbasis survey, verifikasi, monitoring dan konsultansi.
2008 PTSI melakukan re-focusing pada bisnis yang sudah dijalankan dengan mengoptimalkan kekuatan sebagai independent assurance.
2010 PTSI membentuk 6 Unit Bisnis Strategis dengan mengembangkan kompetensi karyawan terkait.
2015 Penguatan pada empat sektor bisnis, yaitu Penguatan Institusi Kelembagaan, Infrastruktur, Mineral dan Batubara, Migas dan Sistem Pembangkit.
2016 PTSI meluncurkan tagline baru: Your Tr usted Partner for Assurance.
5
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
Pasar yang di layani mencakup berbagai bidang jasa termasuk industri, pemerintah, pengembangan wilayah, minyak dan gas bumi, mineral, sistem dan sertifikasi, lingkungan, pertanian serta manajemen outsourcing .
Melalui pengalaman di berbagai bidang, PTSI telah membangun pengetahuan luas dalam proses bisnis. Sehingga mampu memberikan pelayanan sesuai kebutuhan khusus para pengguna jasa kami. PTSI telah banyak mengembangkan dan memberikan berbagai jasa survei, inspeksi dan konsultansi kepada pelanggan-pelanggan PTSI, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan perusahaan-perusahaan swasta. PTSI terus melakukan inovasi jasa-jasa baru dengan dukungan teknologi sehingga memberi nilai tambah kepada pelanggan. Jasa-jasa inovatif ini memberi manfaat yang sesuai dan berkontribusi strategis bagi kepentingan nasional dalam jangka panjang. Surveyor Indonesia berkantor pusat di Jakarta, memiliki enam kantor cabang dan beberapa unit wilayah kerja di seluruh Indonesia, menyediakan pelayanan baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
C. Visi dan Misi VISI
Menjadi perusahaan Independent Assurance Nasional yang diakui dunia dalam memberikan solusi menyeluruh kepada pelanggan. MISI
Mendorong pelanggan untuk mampu memenuhi persyaratan pelanggan global sehingga memiliki daya saing global.
Mitra strategis pemerintah, swasta dan lainnya untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya dan produk dalam negeri pada bidang infrastruktur, kemaritiman, energi dan ketahanan pangan.
6
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
Menyediakan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi nasional dan atau internasional dan teknologi terkini untuk memenuhi tuntutan pasar.
D. Struktur Organisasi Perusahaan
CARGO MONITORING
KORDINATOR WILAYAH TIMUR
KORDINATOR WILAYAH BARAT
KORDINATOR WILAYAH SULAWESI
LEADER MAKASSAR
LEADER PALOPO
LEADER KOLAKA
LEADER RAHA
LEADER BAU-BAU
LEADER KENDARI
SURVEYOR
Gambar 1. Struktur Organisasi PT.Surveyor Indonesia
7
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pengendalian Mutu (quality control) I. Pengertian Pengendalian Mutu
Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control ) yang berkembang di Indonesia adalah sebagai berikut: 1.
Pengendalian mutu (quality control ) adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang terpadu secara efektif dan dapat digunakan untuk mengembangkan, melestarikan, dan meningkatkan kualitas dari berbagai usaha (berupa produk maupun jasa) seekonomis mungkin dan sekaligus memenuhi kepuasan. (Dewan Produktivitas Nasional, 1985)
2. Pengendalian mutu (quality control ) adalah sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh jajaran pekerja di semua tingkatan, dengan menerapkan konsepsi pengendalian mutu dan metode statistik, untuk mendapatkan kepuasan pelanggan maupun karyawan. (Astra TQC, 1984). 3. Pengendalian mutu (quality control ) merupakan keseluruhan rangkainan terpadu (sistem) yang efektif guna melakukan pengembangan kualitas, menjaga dan meningkatkan mutu kerja, melalui usaha-usaha berbagai kelompok di dalam organisasi, sehingga memungkinkan untuk memproduksi barang/jasa dengan sangat ekonomis, serta untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Stephen, Productivity Series No. 14, APO). 4. Pengendalian mutu (quality control ) adalah suatu sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh pimpinan dan karyawan dari semua tingkat jabatan secara musyawarah untuk meningkatkan mutu serta
8
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
produktivitas kerja dan memberikan kepuasan kepada pelanggan maupun karyawan. (Pusat Produktivitas Nasional, 1985)
B. Proses pengendalian mutu (quality control)
Menurut Mockler (1972), proses pengendalian mutu dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan sasaran Sasaran pokok proyek adalah menghasilkan produk atau instalasi dengan batasan anggaran, jadwal, dan mutu yang telah ditentukan. Sasaran ini dihasilkan dari suatu perencanaan dasar dan menjadi salah satu faktor pertimbangan utama dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau membangun proyek, sehingga sasaran-sasaran tersebut merupakan tonggak tujuan dari kegiatan pengendalian. 2. Lingkup kegiatan untuk memperjelas sasaran, maka lingkup proyek perlu didefinisikan lebih lanjut, yaitu mengenai ukuran, batas, dan jenis pekerjaan apa saja (paket kerja, SPK, RKS) yang harus dilakukan untuk menyelesaikan lingkup proyek keseluruhan. 3. Standar dan kriteria dalam usaha mencapai sasaran secara efektif dan efisien, perlu disusun suatu standar, kriteria, atau spesifikasi yang dipakai sebagai tolok ukur untuk membandingkan dan menganalisis pekerjaan. Standar, kriteria, dan patokan yang dipilih dan ditentukan harus bersifat kuantitatif, demikian pula metode pengukuran dan perhitungannya harus dapat memberikan indikasi terhadap pencapaian sasaran, seperti : a. Berupa satuan uang, seperti anggaran per satuan unit pekerjaan (SRK), anggaran pekerjaan per unit per jam, penyewaan alat per unit per jam, biaya angkutan per ton per km; b. Berupa jadwal, misalnya waktu yang ditentukan untuk mencapai deadline; c. Berupa unit pekerjaan yang berhasil diselesaikan; d. Berupa standar mutu, kriteria, dan spesifikasi, misalnya yang berhubungan dengan kualitas material, dan hasil uji coba peralatan.
9
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
4. Merancang sistem informasi Satu hal yang perlu ditekankan dalam proses pengendalian
proyekadalah
perlunya
suatu
sistem
informasi
dan
pengumpulan data yang mampu memberikan keterangan yang tepat, cepat, dan akurat. Sistem informasi tersebut harus dapat mengolah data yang telah dikumpulkan tersebut menjadi suatu bentuk informasi yang dapat dipakai untuk tindakan pengambilan keputusan. Pada akhir suatu kurun waktu yang ditentukan, diadakan pelaporan dan pemeriksaan, pengukuran dan pengumpulan data serta informasi hasil pelaksanaan pekerjaan. Agar memperoleh gambaran yang realistis, pelaporan sejauh mungkin didasarkan atas pengukuran penyelesaian fisik pekerjaan. 5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan Pada langkah ini diadakan analisis atas indikator yang diperoleh dan mencoba membandingkan dengan kriteria dan standar yang ditentukan. Hasil analisis ini penting karena akan digunakan sebagai landasan dan dasar tindakan pembetulan. Oleh karena itu, metode yang digunakan harus tepat dan peka terhadap kemungkinan adanya penyimpangan. 6. Mengadakan tindakan pembetulan Apabila hasil analisis menunjukkan adanya indikasi penyimpangan yang cukup berarti, maka perlu diadakan langkah-langkah pembetulan. Tindakan pembetulan dapat berupa: a. Realokasi sumber daya, misalnya memindahkan peralatan, tenaga kerja, dan kegiatan pembangunan fasilitas pembantu untuk dipusatkan ke kegiatan konstruksi instalasi dalam rangka mengejar jadwal produksi. b. Menambah tenaga kerja dan pengawasan serta biaya dari kontingensi. c. Mengubah metode, cara, dan prosedur kerja, atau mengganti peralatan yang digunakan. Hasil analisis dan pembetulan akan berguna sebagai umpan balik perencanaan pekerjaan selanjutnya dalam rangka mengusahakan tetap tercapainya sasaran semula. Pengendalian mutu sebaiknya dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
10
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
Menurut
Soeharto
(1997),
tanda-tanda
sebuah
kegiatan
pengendalian mutu dikatakan efektif, apabila: a. Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan Metode atau cara yang digunakan harus cukup peka, sehingga dapat mengetahui adanya penyimpangan selagi masih awal. Dengan demikian dapat diadakan koreksi pada waktunya sebelum persoalan berkembang menjadi besar sehingga sulit untuk diadakan perbaikan. b. Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar Untuk maksud ini diperlukan kemampuan dan kecakapan menganalisis indikator secara akurat dan objektif. c. Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis, dilihat dari segi penyelenggaraan proyek Dalam hal ini diperlukan kecakapan memilih titik atau masalah yang strategis agar penggunaan waktu dan tenaga dapat efisien. d. Mampu mengetengahkan dan mengkomunikasikan masalah dan penemuan, sehingga dapat menarik perhatian pimpinan maupun pelaksana proyek yang bersangkutan, agar tindakan koreksi yang diperlukan segera dapat dilaksanakan e. Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan Biaya yang dipakai untuk kegiatan pengendalian tidak boleh melampaui faedah atau hasil dari kegiatan tersebut, karena dalam merencanakan suatu pengendalian perlu dikaji dan dibandingkan dengan hasil yang akan diperoleh. f.
Dapat memberikan petunjuk berupa prakiraan hasil pekerjaan yang akan datang, bila mana pada saat pengecekan tidak mengalami perubahan
Dan penyebab sebuah kegiatan pengendalian mutu dikatakan tidak efektif, biasanya dikarenakan:
11
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
1. Karakteristik proyek proyek umumnya bersifat kompleks, dan melibatkan banyak organisasi peserta dan lokasi kegiatan sering terpencar-pencar letaknya. Hal ini mengakibatkan:
Tidaklah mudah mengikuti kinerja masing-masing kegiatan dan menyimpulkan menjadi laporan yang terkonsolidasi.
Masalah komunikasi dan koordinasi makin bertambah dengan besarnya jumlah peserta dan terpencarnya lokasi.
2. Kualitas informasi laporan yang tidak tepat pada waktunya dan tidak pandai memilih materi akan banyak mengurangi faedah suatu informasi, ditambah lagi dengan bila didasarkan atas informasi atau sumber yang kurang kompeten. 3. Kebiasaan diorganisasi pemilik, pengelola proyek sebagian besar berasal dari bidangbidang fungsional (teknik, operasi, pengadaan, dll), dengan pekerjaan yang sifatnya rutin dan stabil. Mereka yang sudah mapan dengan sikap dan kebiasaan yang selama ini dialami, umumnya sulit menyesuaikan diri dalam waktu yang relatif singkat dan cenderung resistant terhadap perubahan yang semestinya diperlukan untuk mengelola proyek.
12
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
BAB IV PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi PT.Surveyor indonesia DIREKTUR
CARGO MONITORING
KORDINATOR WILAYAH TIMUR
KORDINATOR WILAYAH BARAT
KORDINATOR WILAYAH SULAWESI
LEADER MAKASSAR
LEADER PALOPO
LEADER KOLAKA
LEADER RAHA
LEADER BAU-BAU
LEADER KENDARI
SURVEYOR Gambar 2. Struktur Organisasi PT.Surveyor Indonesia
13
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
B. Jenis-jenis kapal
Kapal sebagai alat transportasi laut mempunyai pengertian sebagai suatu benda terapung yang digunakan sebagai sarana pengangkutan diatas air berupa barang, penurnpang, hewan dll. Oleh karena fungsinya tersebut maka besar kecilnya kapal tidak saja dinyatakan dalam uknran-ukuran memanjang atau membujur, melebar alau melintang, tegak atau dalamnya saja. Tetapi juga dinyatakan dalam ukuran isi maupun berat. Kapal sebagai alat transportasi laut ditinjau dari peruntukan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis kapal ialah sbb. : a. Kapal General Cargo Sebagai alat transportasi laut khusus untuk mengangkut muatan umum ( general cargo). Pada umumnya bentuk penampang melintang dari kapal jenis ini adalah agak tirus. b. Kapal Tanker Dibangun khusus untuk mengangkut muatan cair berupa minyak,baik minyak mentah maupun minyak matang ( product ). Bentuk badan kapal tanker pada umumnya besar dan pendek sesuai dengan sifat umum pelayarannya masuk kepedalaman/ sungai. c. Kapal Container/ kapal peti kemas Dibangun khusus untuk menangani pengangkutan barang2 dalam bentuk peti2 kemasan tertentu dan dibongkar pada terminal peti kemas saja. d. Kapal Gandeng, Tug boat & Kapal ringan Dibangun untuk keperluan penggandengan ( Ocean Tug ), penyandaran kapal-kapal (harbour tug ) , pemanduan ( pilot boat ) dan sarana angkutan di pelabuhan. e. Kapal Penumpang/ Passenger Ship Dibangun untuk keperluan pengangkutan penumpang, pada umumnya bentuk kapal ini besar meskipun tonagse kecil dan banyak kompartemen yang digunakan uutuk tempat dan kamar bagi penumpang.
14
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
f. Kapal Perang. Sebagai alat/lerang dan senjata untuk membela diri bagi suatu negara yang mengoperasikan. Pada umumnya bentuk badannya pipih dan tirus mengacu pada kebutuhan kecepatan dan kelincahan kapal dalam bermanoeuvre. C. Pengelompokan kapal tanker pertamina
Guna mempermudah baik dalam bidang pengelolaan administrasi maupun dalam mengopepasikan kapal tanker sesuai dengan peruntukan lokasi dimana kapal tanker dioperasikan. Seperti kapal tanker untuk line samudra, antar pulau atau untuk masuk kepedalamany ang biasanya melalui alur pelayaran sungai, akan berpengaruh terhadap ukuran maupun dimensi kapal tanker tersebut.dengan kata lain kapal harus disesuaikan dengan kondisi Iaut, dermaga dimana kapal dioperasikan. pengelompokan kapal tanker Pertamina adalah sebagai berikut : TYPE KAPAL
:
UKURAN I D W T.
I. LIGHTER
:
2. SMALL TANKER I
:
1.250 s/d 3.499
3. SMALL TANKER II
:
3.500 s/d 6.499
4. GENERAL PUI-lOSE I
:
6.500 s/d 16.499
5. GENERAL PURPOSE II
:
16.500 s/d 24.999
6. MEDIUM RANGE
:
25.000 s/d 44.999
7. LARGE RANGE I
:
45.000 s/d 79.999
8. L ARGE RANGE II
:
80.000 s/d 159.999
9. VLCC
:
160.000 s/d 299.999
s/d 1.249
15
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
10. ULTRA LARGE CRUDE CARRIER :
300.000 s/d Keatas
D. Istilah-Istilah Pokok Diatas Kapal
a. TONAGE Adalah ukuran untuk mengetahui besar kecilnya daya angkut sebuah kapal, dan sekaligus untuk mengetahui besarnya biaya yang harus dikeluarkan pemilik kapal di pelabuhan. b. GRT Adalah isi dari sebuah kapal dikurangi isi sejumlah ruangan tertentu yang berfungsi sebagai ruangan untuk keamanan kapal. Ruangan-ruangan tersebut disebut juga sebagai ruangan yang dikecualikan (Exempted spaces) atau ruangan-ruangan yang dikurangi ( deducted spaces).Jadi isi kotor sebuah kapal dapat diartikan juga sebagai isi sebuah kapal dikurangi dengan ruanganruangan yang dikecualikan seperti :
Double bottom (dasar berganda), Fore peack tank (tangki ceruk depan)
After Peak Tank (tangki ceruk belakang), shelter deck, galley (dapur).
Bridge, Master Office, ruangan kosong diatas kamar mesin dll. Besarnya isi kotor tertera didalam sertifikat kapal tersebut, dan isi
kotor ini merupakan jumlah dari :
lsi ruangan dibawah geladak ukur atau geladak tonge/geladak jalan terus yang paling atas ( upper mast continuously deck).
lsi ruangan/tempat antara geladak kedua dan geladak atas.
lsi ruangan yang tertutup secara permanent pada geladak atas atau geladak diatasnya.
lsi dari ambang palka (0.5 % dari Brt kapal).
16
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
lsi atau volume ruangan dibawah geladak ukur mengandung pengertian volume dari ruangan yang dibatasi oleh :
Di sebelah atas oleh geladak jalan terus paling atas.
Di sebelah bawah oleh bagian atas dari jalur dasar dalam.
Di sebelah samping oleh bagian sebelah dalam gading-gading.
c. NRT ( Nett Register Ton)/ Nett Tonnage = lsi bersih lsi bersih dari sebuah kapal diperoleh dari isi koto,' ( GRT ) dikurangi dengan isi sejumlah ruangan yang berfungsi tidak dapat dikapai untuk mengangkut barang dagangan scpcrti :
Master and Crew accommodation.
Toilet dan Bath room.
Chart room, radio room.
Chain Locker (ruangan jangkar), Bossun store, Deck store.
Propelling machinery spaces meliputi : Engine room, shaft tunnel atau shaft alley, escape trunk, daily consumption tank, engine store, steering gear room dan engine workshop. Cara pengurangan volume ruang kamar mesin dari gross ton untuk
mendapatkan nett Oil disesuaikan dengan besarnya ruangan kamar mesin tersebut. Perhitungan-perhitungan mengenai hal ini diatur didalam DANUBE RULE. d. DISPLACEMENT Displacement sebuah kapal yang terapung di atas air ialah berat air yang dipindahkan olch kapal itu.dengan demikian isi tolak sebuah kapal sama dengan jumlah ton air yang dipindahkan atau sama dengan berat seluruh kapal beserta isinya.
17
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
lsi tolak merupakan jumlah dari :
Berat kapal kosong hanya dengan inventaris tetap saja.
Berat muatan.
Berat bahan bakar, FW, Ballast dan gudang.
Berat perlengkapan dan inventaris tidak tetap.
untuk menghitung volume kapal yang terapung di air laut, dapat menggunakan rumus : VOLUME = L x B x D x Cb.
L = panjang kapal
B = lebar kapal
D = dalam kapal sarat kapaI
Cb = block coefficient .
1 long ton = 1016 kg = 2240 Ibs.
Bj air laut = 1,025.
Cb berkisar antara 0.65 - 0.68, 1 kaki kubik air laut = 64 Ibs. Jadi 1 long ton air laut volumenya = 2240 / 64 kaki kubik =35 cubic feet . Untuk air tawar ( fresh water ) = 35,84 cubic feet. Jadi berat sebuah kapal di air laut = L x B x U x Cb/35 Displacement dapat dilihat pada skala isi tolak sarat rata-rala kapal tertentu (mean draft ). HEAD WEIGHT TON (D W T ) = Bobot mati Adalah isi tolak ( Displacement ) dikurangi dengan berat karal kosong dan inventaris tetap saja. Dengan demikian Bobot Mati dapat diartikan
18
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
dengan,jumlah berat muatan,bahan bakar, air tawar, ballast, gudang dan inventaris tidak tetap, sehinggan kapal tenggelam sampai sarat maksimumnya. CARGO DWT Adalah berat muatan yang darat diangkut oleh kapal itu. Dengan kata lain cargo DWT merupakan bobot mati dikurangi bahan bakar, air tawar, gudang dan inventaris tidak tetap. STOWAGE FACTOR Stowage Factor atau factor pemuatan adalah jumlah kaki kuhik ruangan yang dipakai untuk memadatkan 1 long ton muatan. LIGHT DISPLACEMENT = Berat kapal kosong Adalah berat kapal hanya dengan inventaris tetapnya saja (tanpa muatan, bahan bakar, air tawar, ballast dll). LENGTH OVER ALL (LOA) atau I'anjang Scluruhn) Adalah jarak membujur sebuah kapal dari titik terdepan ( Iinggi depan haluan kapal) sampai titik terbelakang dari buritan kapal,diukur sejajar lunas.jarak ini merupakan jarak terpanjang dari sebuah kapal yang gunanya sangat penting untuk memperkirakan panjang dermaga. LENGTH BETWEEN PERPENDICULARS (LBP) atau Panjang Sepanjang Garis tegak
Adalah panjang kapal dihitung dari garis tegak depan sampai ke garis tegak belakang.
Garis tegak depan ( forward perpendicular ) ialah sebuah garis khayal yang memotong tegak lurus garis muat perancang kapal dengan linggi haluan
19
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
Garis tegak belakang ( after perpendicular) adalah sebuah garis khayal yang biasanya lerletak pada lengah-tengah cagak kemudi atau bagian belakang dari poros kemudi.
Panjang sepanjang garis tegak diukur sejajar lunas dan merupakan panjang lambung bebas ( free board ).
EXTREME BREADTH (Iebar terbesar atau lebaI' ekslrem ) Adalah jarak melintang dari suatu titik terjauh disebelah kiri sampai ke titik terjauh disebelah kakan badan kapal, diukur pada lebar terbesar dan sejajar lunas. Dalam hal ini kulit dihitung lebar ekstrem yang merupakan lebar kapal terbesar dan terdaftar (registered breadth). MOULDED BREADTH ( lebar dalam) Adalah lebar kapal dihitung dari sebelah dalam kulit kapal/lambung yang satu sampai ke sebelah dalam lambung lainnya, diukur pada lebar kapal terbesar dan sejajar lunas. Dapat juga diartikan lebar dari bagian luar gading-gading lambung yang satu sampai kebagian luar gading-gading lambung lainnya, diukur pada lebar kapal terbesar dan sejajar lunas.Lebar dalam merupakan lebar menurul Biro Klasifikasi dimana kapal tersebut dikelaskan. Lebar dalam juga disebut lebar rancangan, dimana tebal kulit kapal tidak dihitung. SARAT KAPAL Adalah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai garis air. FREE BOARD (Iambung Bebas) Adalah jarak tegak yang diukur dari garis air sampai geladak lambung bebas atau garis deck .
20
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
DEPTH (Dalam ) Adalah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai ke titik di geladak lambung bebas tersebut. E. PENGUKURAN MUATAN DlATAS KAPAL .
A.
Peralatan yang dipakai Peralatan yang dipakai dalam pengukuran berupa : 1. Alat ukur yang berupa bandulan dari bahan yang tahan karat biasanya dari bahan kuningan atau logam campuran. Pita ukur dalam skala mili meter atau disebut steel tape dengan ukuran standard 3/8 atau 1/2 inchi lebar dan tebal 0.008 - 0.0012 inchi. 2. Pasta minyak (oil finding pasta) dan pasta air (water finding pasta). 3. Tank ticket , yang merupakan data resmi sebagai pencatat hasil pengukuran yang sah. Persyaratan terhadap alat ukur tinggi cairan harus diketahui sebagai berikut: 1. Bandulan harus runcing, bila tumpul cara innage tidak akan menghasilkan pengukuran yang tepat, dimana bandul tidak dapat duduk tepat pada meja ukur apabila ada pasir atau kotoran. 2. Pita ukur harus dalam keadaan bersih,kering dan dalam kondisi sempurna. Pita yang basah tidak akan memberi batas (cut ) yang jelas 3. Pita yang karatan sulit dibaca dan jangan dipakai lagi 4. Jangan sekali-kali memakai pita ukur yang tidak sempurna 5. Untuk minyak hitam (minyak mentah, fuel oil , dll) penunjukan batas akan lebih jelas bila memakai pita chrome-clad . 6. Untuk kerosene, avtur, solvent penunjukan batas lebih jelas dengan pita hitam . 7. Untuk minyak yang "tidak mudah menguap" dapat melekat cukup lama pada pita ukur, sehingga cukup waktu untu dapat dibaca batasnya dengan baik.
21
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
8. Untuk minyak yang mudah menguap, misalnya gas oline, LPG akan hilang batasnaya sebelum sempat dibaca.untuk hal-hal yang demikian diperlukan pasta minyak agar dapat memperoleh batas pengukuran gas oline, LPG atau minyak yang mudah menguap lainnya. F. METODE PENGUKURAN
Cara pengukuran tinggi cairan minyak dan hasilnya dalam tangki kapal menggunakan cara pengukuran
Outage (Ullage), kecuali untuk
pengkuran Free Water dan sediment dengan menggunakan cara pengukuran Innage. Cara pengukuran Outage atau Ullage yaitu cara pengukuran tinggi cairan minyak dimana yang diukur adalah kosongannya (jarak antara Reference Point dengan permukaan minyak). Tinggi minyak adalah lubang pengukuran ( Reference Dpeth) dikurangi kosongannya. Cara ini dipakai apabila didalam tangki terjadi timbunan sedimen atau apabila jenis minyak yang diukur mempunyai viscositas yang tinggi sehingga pengukuran secara innage sulit dilakukan. Dalam praktek pengukuran cairan tangki darat kita menggunakan " INNAGE
METHODE "
tetapi
dalam
pengukuran
tangki
kapal
kita
menggunakan "OUTAGE / ULLAGE METHODE ".pengukuran dengan system ukur isi muatan digunakan untuk mengukur sedimen yang ada dipermukaan dasar tangki. Cara outage pada tangki darat dipakai pada kondisi sebagai berikut : 1. Terdapat endapan didasar tangki yang menghalangi masuknya
bandulan sampai ke dalam plate/dasar tangki. 2. Terjadi perubahan bentuk pada datum plate/dasar tangki yang
mengakibatkan pengukuran berubah-ubah. 3. Pada
jenis minyak mentah hasil yang pekat antara lain
mengakibatkan pengukuran berubah-ubah.
22
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
Outage /Ullage tidak memerlukan bandulan harus sampai menyentuh "datum plate/ dasar tangki, tetapi pita ukur / bandulan hanya di turunkan sampai mengenai cairan minyak dan tinggi minyak dapat dihitung dari "reference depth" dikurangi deogan bagian yang kosong. Tank Table kapal dibuat untnk system
UIIage
maka hasil
pengukuran Ullage dapat langsung dibaca pada Tank Table kapal untuk mendapatkan jumlah volume minyak. Turunkan pita ukur/bandulan dari reference point sampai bandulannya terendam/masuk ke dalam minyak. Pita ukur/bandulan ditarik, bersihkan dan ulangi. Atau ulurkan lagi sampai hasilnya memperoleh angka genap. G. Persiapan Pengukuran
1. Catal Draft dan Trim kapal. 2. Catat penunjukan Clinometer untuk menentukan Trim kapal. 3. Lihat table kalibrasi kapal. Table ini dibuat dalam keadaan tangki kosong dan kapal dalam keadaan tegak serta rata (even keel ). Apabila pengukulran tidak pada keadaan tegak dan rata atau seimbang maka harus diadakan koreksi kemiringan dan trim. 4. Tanyakan kepada pihak kapal bagaimana tatacara perhitungan minyak dikapal. 5. Table ASTM mana yang dipakai, table baru atau table lama. 6. Kalibrasi tablenya apakah masih asli atau sudah ada revisi perlu pengesahan dari Dinas Operasi Perkapalan. 7. Pastikan kita menggunakan methode outage sesuai dengan ASTM D 1085API 2545.
23
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
H. Pengukuran Cairan Ditangki Kapal
Pada waktu membuka penutup lubang ukur harap berdiri menghindari uap gas yang keluar dari lubang tersebut dengan memperhatikan arah angin, tunggu sebentar agar uap/gas keluar sebelum melakukan pengukuran. •
Turunkan bandul perlahan-lahan dari "reference point ".
•
Selama menurunka, pita harus tetap bersinggungan dengan metal tangki. Ini perlu untuk menghindari terbentuknya " listrik statis "
•
Apabila terdapat perbedaan suhu cukup besar antara bandulan dan cairan,cairan dapat mendidih. Tunggu sampai berhenti mendidihnya sebelum bandul diturunkan terus.
•
Turunkan pita ukur dan handulan sampa ujung handul menyentuh permukaan minyak, perhatikan agar bandulan tetap vertical.
•
Bacalah batas yang terjadi pada pita ukur, ini adalah tinggi minyak dalam tangki. Ulangi pengukuran sekali lagi, apabila hasilnya sama, atau identik catatlah sebagai hasil pengukuran.
•
Misalkan bandulan akan terendam apabila pita ukur diturunkan /diulurkan sepanjang 7.402 mm.
•
Ulurkan terus pita sampai > 7.402 misalnya 7489 mm.
•
Tarik pita ukur keatas baca batasnya. Hasil pembacaan 75 mm (diatas skala nol). Ini menunjukan bagian pita ukur/bandul yang masuk dalam minyak.
•
Dari pembacaan 7489 mm kurangi dengan 57 mm maka tinggi kosongan 7414 mm menunjukan tinggi kosongan minyak dalam tangki kapal.
•
Apabila pada saat mengulurkan pita ukur/bandul memperoleh angka yang sulit untuk dikurangi/tambah, maka perlu diubah angka dimaksud dengan angka yang mudah.
24
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
•
Pengukuran harus tegak lurus dari mulai titik batas ukur diatas tadi (mulut tangki reference point ) sampai kepermukaan dasar tangki dengan keadaan kapal pada posisi rata/seimbang (even keel ).
•
Tingginya hasil pengukuran diambil dari titik batas ukur (reference point ) kalibrasi dan dibaca pada daftar tangki (Tank Table). Daftar isi tangki pada umumnya disesuaikan dengan pengukuran system ukur kososngan (Ullage).
•
Sistem ukuran kosongan merupakan tinggi dari permukaan cairan sampai ke titik batas ukur ,diatas tangki, dengan demikian pengukuran ini sudah termasuk sedimen (endapan dan air). Istilah Ullage ini diterangkan untuk mengingatkan kita pada tatacara pengukuran selanjutnya yang akan diuraikan .
•
Trim adalah perbedaan bagian yang terendam dalam air pada hagian haluan kapal dibandingkan dengan bagian butirannya. Angka perbedaan ini dapat ditujukan dengan istilah, draft haluan vs draft buritan.
•
Pengukuran baik secara sistem ukuran kosongan/isi menggunakan alat ukur dengan bandulan untuk kosongan/isi. Bandulan untuk system ukuran isi, titik nolnya dimulai dari ujung bandulan dan ujungnya lancip agar dapal menembus endapan pada dasar tangki.
•
Pengukuran dengan system ukur kosongan titik nol pita dimulai dari ujung sambungan pipa dengan ujung pangkal bandulan, dan ujung bandulan adalah datar/papak. Pada umumnya panjang bandulan 15 cm dihitung dari pangkal bandulan sampai kebawah (ujung bandulan).
•
Pengukuran secara ukur kosong dapat juga dilakukan dengan menggunakan alat pengukur untuk mengukur system, ukur isi dengan menggantikan bandulannya dengan bandulan untuk pengukuran kosongan.
•
Hal ini bertujuan memperkecil kesalahan pita ukur untuk pengukuran system ukur kosongan dan memperkecil kesalahan bandulan untuk pengukuran ukuran system ukur isi. Bandulan tetap 15cm dengan
25
LAPORAN KERJA PRAKTEK “Analisis
control liquid pada saat unloading
”
PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR
ujung datar/papak. Alat ukur pada umumnya memakai skala dalam system metric. I. Pembacaan Hasil Pengukuran Untuk pengukuran tinggi cairan/minyak secara manual, pembacaan hasil pengukuran ditentukan sebagai :
Pengukuran pertama harus diyakini dulu oleh si pengukur tentang kebenarannya.
pengukuran kedua dan seterusnya : o
Apabila hasil pcngukuran nlang, hasilnya berheda melebihi atau sama
dengan
3mm,
lakukan
pengukuran
ulang
sampai
didapatkan dua angka yang identic (
View more...
Comments