Laporan KLB Campak Banyuasin I

March 30, 2017 | Author: gitaris_edane | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan KLB Campak Banyuasin I...

Description

LAPORAN INVESTIGASI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK DI PUSKESMAS SUKAJADI DAN PUSKESMAS KENTEN LAUT KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2014

(A. (B.

Oleh Tim Kerja Seksi Surveilans Epidemiologi Tim ke Puskesmas Kenten Laut : Dr. Dianita Ekawati, SKM., M.Epid; Jimmy Tiarlina, SKM; Vera Susanti, SKM.; Lucky Mardan, SKM) Tim ke Puskesmas Sukajadi : dr. Artineke, M.Kes., Sri Maedalena, SKM., M.Biomed; Bunayah, SKM; Ena Juhaina, SKM)

I. PENDAHULUAN Berdasarkan informasi lisan yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin telah terjadi peningkatan kasus campak yang tidak lazim dan diduga terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di wilayah kerja Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin. Pemastian kriteria penggolongan KLB dilakukan dengan investigasi KLB dan perkembangan kasus dimana kasus campak yang ditemui > 5 orang di 1 wilayah kerja Puskesmas. Untuk mengetahui apakah masih terdapat penderita lain di daerah asal penderita dengan gejala dan tanda-tanda mirip dengan penyakit campak yaitu demam/panas, disertai dengan batuk, pilek, mata merah serta bercak merah pada kulit maka dilakukan pengecekan dan penyelidikan di lapangan dan pada saat itu ditemukan beberapa penderita yang sudah mulai sembuh dan masih ada yang sakit. Beberapa yang telah sembuh meninggalkan tanda adanya bercak berwarna kehitam-hitaman.

Pada saat dilakukan

penyelidikan secara terus menerus ditemukan lagi kasus campaak lainnya di lokasi yang sama dengan gejala dan tanda-tanda yang mirip dengan kasus sebelumnya. Penyakit ini dapat menyebabkan Kejadian Luar Biasa pada kelompok usia balita dan anak-anak. 1

Bertitik tolak dari informasi awal dan pengecekan di lapangan serta untuk memastikan kecurigaan bahwa penyakit tersebut adalah campak maka dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap spesimen darah penderita. Penyakit Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus morbilli termasuk salah satu Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit ini sangat menular dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) atau wabah terutama terhadap penduduk usia balita yang di dalam tubuhnya tidak memiliki daya kekebalan. Penyakit campak dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak, tanpa program imunisasi AR 93,5 per 100,000 penduduk, dan kasus campak dengan gizi buruk akan meningkatkan angka kematian. Cakupan imunisasi campak terhadap anak bayi yang rendah di suatu daerah atau pada daerah dengan akumulasi kelompok rentan (susceptibel) yang tidak tercakup imunisasi selama beberapa tahun (3-5 tahun) berpotensi tinggi terjadi KLB campak. Distribusi kelompok umur pada KLB dengan cakupan imunisasi yang rendah umumnya terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun dan 5-9 tahun, sedangkan pada beberapa daerah dengan cakupan imunisasi tinggi dan merata cenderung bergeser pada kelompok umur yang lebih tua (10-14 tahun) (Subdit Surveilans, 2005). Untuk meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh virus campak maka pengamatan epidemiologi penyakit ini dilakukan di setiap unit pelayanan kesehatan secara berkesinambungan. Pengamatan terhadap kasus Campak dilakukan baik melalui laporan yang ada maupun langsung ke lapangan.

2

II. TUJUAN A. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat perkembangan dan perluasan penyebaran KLB Campak dan mendapat gambaran tentang kejadian campak yang terjadi di wilayah Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Bangka serta faktorfaktor risiko yang mempengaruhinya.

B. Tujuan Khusus 1. Untuk memastikan apakah terjadi KLB Campak di wilayah tersebut. 2. Mendapatkan gambaran KLB Campak secara rinci di lokasi kejadian yang meliputi antara lain waktu terjadinya, tempat dan orang-orang yang terkena (variabel epidemiologi berdasarkan waktu, tempat dan orang) 3. Mengidentifikasi penyebab, sumber dan cara penularan 4. Pemberian penyuluhan pada penderita dan keluarga terdekat 5. Mengetahui status imunisasi penderita campak

III. METODE PENYELIDIKAN Metode penyelidikan epidemiologi yang dilakukan pada Kejadian Luar Biasa Campak di wilayah Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut adalah berdasarkan penelitian kuantitatif. 1. Penelitian kuantitatif berupa penelitian epidemiologi deskriptif dengan menggunakan data sekunder laporan STP Puskesmas, W1 dan W2 Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut.

3

2. Penelitian kuantitatif berupa penelitian epidemiologi analitik dengan menggunakan data primer untuk melihat determinan penyakit dan sumber penularan KLB Campak yang terjadi.

IV. PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan langsung ke tempat kejadian KLB Campak dengan menggunakan format yang telah tersedia dan melakukan wawancara dengan beberapa petugas terkait dan keluarga penderita kejadian KLB Campak serta melakukan pelacakan kasus dan observasi di lapangan. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan komputer untuk mendapatkan informasi apakah benar terjadi KLB Campak di wilayah Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin tahun 2014. Pembuatan laporan dilakukan untuk umpan balik kepada Puskesmas yang bersangkutan serta laporan kepada steakholder di Kabupaten Banyuasin dan kepada Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan.

V. HASIL PELACAKAN DAN PENYELIDIKAN Data yang dikumpulkan diolah dalam bentuk table dan grafik dan narasi dan hasilnya dianalisis kemudian dituangkan dalam bentuk laporan hasil penyelidikan Kejadian Luar Biasa. (KLB). Investigasi dan penanggulangan kasus dilakukan bersama dengan Tim dari Dinkes Kabupaten Banyuasin, dan tim kerja seksi surveilans epidemiologi BTKLPP Kelas I

4

Palembang. Pelaksanaan kegiatan mengacu pada Buku Penanggulangan KLB Campak Depkes RI tahun 2005.

Definisi Operasional/Batasan Kerja: 1. Populasi seluruh anak yang berusia 65

282

356

308

239

389

318

12319

12438

2654

2632

3404

5095

Jumlah

Tabel 4. Cakupan Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Kenten Laut Tahun 2011 – 2013 No.

Tahun

Cakupan Imunisasi

1

2011

94

2

2012

95.02

3

2013

96.84

Berdasarkan observasi cold chain ternyata lemari es penyimpanan vaksin yang ada di o

Puskesmas Kenten Laut suhunya tidak standar dimana suhu standar 2 - 8 C dan

7

o

ditemukan suhunya 10 C. Vaksin dan logistik lainnya tersedia dan dalam jumlah yang cukup dan vaksin disusun berdasarkan susunan yang tepat dan rapi. Desa yang terjangkit campak mudah dijangkau dari fasilitas Puskesmas dan kepadatan penduduk termasuk ke dalam golongan sedang. Berdasarkan identifikasi oleh Puskesmas tidak ditemukan faktor sosial yang berpengaruh terhadap pelaksanaan imunisasi dan kondisi gizi masyarakat secara umum baik.

2. Pemastian Diagnosa Pemastian diagnosa penyakit campak dilakukan pemeriksaan klinis campak oleh dokter pemeriksa di Puskesmas.

Berdasarkan hasil pelacakan yang telah

dilaksanakan, 22 kasus. Data yang diperoleh dari hasil wawancara 22 penderita dan keluarganya berdasarkan gejala klinis sebagai berikut : Tabel 5. Distribusi Frekwensi Gejala Penderita KLB Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Kenten Laut Tahun 2014 NO

GEJALA KLINIS

JUMLAH KASUS

PROPORSI

1

Demam/panas

22

100

2

Batuk

22

100

3

Pilek

22

100

4

Mata Merah

22

100

5

Bercak merah di kulit

22

100

Dari 5 kelompok gejala klinis secara berturut-turut adalah panas/demam sebanyak 22 penderita (100 %), batuk 22 penderita (100 %), pilek 22 penderita

(100

%), mata merah 22 penderita (100 %) dan bercak merah dan kulit 22 penderita (100 %).

8

Berdasarkan gejala klinis tersebut di atas maka sebanyak 22 penderita yang dilacak tersebut memenuhi kriteria diagnosa penyakit campak sebanyak 22 penderita.

Tabel 6. Distribusi Kejadian Luar Biasa Campak Menurut Tempat di Wilayah Kerja Puskesmas Kenten Laut Tahun 2014 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Alamat Keramat Indah 3 Perum Jaya Bersama Perum /Graha Elok Persada Dusun II Jalan PU Kenten Azhar Talang Keramat Jumlah

Jumlah Kasus 3 11 3 2 1 1 1 22

CFR 0 0 0 0 0 0 0 0

Dari tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa kasus tertinggi berada di lokasi Komplek Perum Jaya Bersama Kenten Laut, dimana komplek perumahan ini merupakan wilayah yang paling banyak terdapat kasus yaitu 11 kasus. Tabel 7. Distribusi penderita campak menurut golongan umur dan jenis kelamin di Puskesmas Kenten Laut Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014. Jumlah kasus Gol Umur (tahun)

Jumlah penduduk berisiko

Attack Rate (%)

CFR (%)

Perem puan 3

Total

0-4

Lakilaki 7

Jumlah meninggal

10

0

4.971

0,20

0

5 - 14

9

3

12

0

7.381

0,16

0

15 – 44

0

0

0

0

18.389

0

0

45 – 64

0

0

0

0

5.909

0

0

> 65

0

0

0

0

1.892

0

0

Total

16

6

22

0

38.542

0,057

0

Jenis kelamin

9

Dari tabel 7 diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar penderita campak berjenis kelamin laki-laki dan berada pada kelompok umur 5 - 14 tahun. Sedangkan ang berjenis kelamin perempuan berada pada kelompok umur 0 – 4 tahun dan 5-14 tahun.Tidak ditemukan kasus meninggal pada KLB ini sehingga CFR nya adalah nol.

Tabel 8. Attack Rate KLB Campak Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Kenten Laut Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-laki

10

Jumlah penduduk berisiko 5.264

Perempuan

12

7.088

0,085

Total

22

12.352

0.18

Attack Rate (%) 0,304

Tidak, 40.91 Ya, 59.09

Gambar 1. Proporsi KLB Campak Berdasarkan Status Imunisasi di Puskesmas Kenten Laut Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

Dari gambar 1 diatas, dapat dilihat bahwa dari total 22 penderita, 13 diantaranya (59.09 %) sudah pernah di imunisasi, baik 1 dosis maupun lebih dari 1 dosis, sedangkan 9 (40.91 %) tidak pernah mendapat imunisasi.

10

4.5 4 JUMLAH KASUS

3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0

Gambar 2. Distribusi Frekwensi KLB Campak Berdasarkan Waktu di Puskesmas Kenten Laut Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

Dari gambar 2 di atas, dapat di lihat bahwa periode KLB di mulai pada Minggu ke31 dengan 2 kasus sampai minggu ke-40, puncaknya terjadi pada minggu ke-35 dan ke-36 dengan masing-masing 4 kasus.

3. Penanggulangan Sementara Telah dilakukan kegiatan penanggulangan sementara dan memberikan pengobatan simptomatis, pemberian vitamin A kepada anak maupun penderita serta dan penyuluhan kepada masyarakat dan telah dianjurkan kepada puskesmas untuk melakukan ring vaksinasi campak pada anak usia dibawah 5 tahun tanpa memandang status imunisasi di wilayah kelurahan KLB.

11

Puskesmas Sukajadi Berdasarkan observasi cold chain ternyata lemari es penyimpanan vaksin yang ada di Puskesmas Sukajadi dan di Dinas Kesehatan Kab. Banyuasin suhunya bagus / standar o

dimana suhu standar 2 - 8 C dan grafik pencatatan suhu lemari es sebagai alat bantu o

pemantauan diisi dan suhu yang terpantau bagus yakni 2 - 8 C. Vaksin dan logistik lainnya tersedia dan dalam jumlah yang cukup dan vaksin disusun berdasarkan susunan yang tepat dan rapi. Desa yang terjangkit campak mudah dijangkau dari fasilitas Puskesmas dan kepadatan penduduk termasuk ke dalam golongan sedang. Berdasarkan identifikasi oleh Puskesmas tidak ditemukan faktor sosial yang berpengaruh terhadap pelaksanaan imunisasi dan kondisi gizi masyarakat secara umum baik.

3. Pemastian Diagnosa Pemastian diagnosa penyakit campak dilakukan pemeriksaan klinis campak oleh dokter pemeriksa di Puskesmas. Sedangkan Berdasarkan hasil pelacakan yang telah dilaksanakan, 28 kasus. Data yang diperoleh dari hasil wawancara 28 penderita dan keluarganya berdasarkan gejala klinis sebagai berikut : Tabel 9. Distribusi Frekwensi Gejala Penderita KLB Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajadi Tahun 2014 NO GEJALA KLINIS JUMLAH KASUS PROPORSI 1

Demam/panas

28

100

2

Batuk

28

100

3

Pilek

28

100

4

Mata Merah

28

100

5

Bercak merah di kulit

28

100

12

Dari 5 kelompok gejala klinis secara berturut-turut adalah panas/demam sebanyak 28 penderita (100 %), batuk 28 penderita (100 %), pilek 28 penderita

(100 %), mata

merah 28 penderita (100 %) dan bercak merah dan kulit 28 penderita (100 %). Berdasarkan gejala klinis tersebut di atas maka sebanyak 28 penderita yang dilacak tersebut memenuhi kriteria diagnosa penyakit campak sebanyak 28 penderita.

Tabel 10. Distribusi Kejadian Luar Biasa Campak Menurut Tempat di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajadi Tahun 2014 No

Alamat

Jumlah Kasus

CFR

1.

Sei Rengat Talang Bungin

12

0

2.

Tanah Mas

11

0

3.

Sukomoro

1

0

4.

Megah asri

3

0

5.

RT 51 Sukajadi

1

0

Jumlah

28

0

Dari tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa kasus tertinggi berada di Desa Sei Rengit Talang Bungin, dimana komplek perumahan ini merupakan wilayah yang paling banyak terdapat kasus yaitu 12 kasus. Desa Sei Rengit merupakan desa dengan mata pencaharian penduduknya sebagian besar petani dan di beberapa lokasi sanitasi lingkungan kurang bagus, lingkungan yang kurang bersih dimana banyak ditemui kotoran sapi. Perumahan penduduk tidak padat, suhu ruangan rumah penderita 29 - 320C dan kelembaban 45 - 65%.

13

Tabel 11. Distribusi penderita campak menurut golongan umur dan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014. Gol Umur (tahun)

Jumlah kasus Total

Jumlah meninggal

15

1

0

1

0

0

Total

11

17

28

0

0

Jenis kelamin

CFR (%)

Dari tabel 11 di atas, dapat dilihat bahwa penderita campak berjenis kelamin perempuan lebih banyak bila dibandingkan dengan laki-laki dengan proporsi 60,71% dan kasus campak terbesar berada pada kelompok umur 4 - 9 tahun dengan proporsi 60,71%. Tidak ditemukan kasus meninggal pada KLB ini sehingga CFR nya adalah nol. Distribusi frekwensi yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 12. Proporsi Kasus Campak Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

Jenis Kelamin Laki-laki

Jumlah 11

Proporsi (%) 39,29

Perempuan

17

60,71

Total

28

0.18

14

TIDAK, 7.1

YA, 92.9

Gambar 3. Proporsi KLB Campak Berdasarkan Status Imunisasi di Puskesmas Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

Dari gambar 3 di atas, dapat dilihat bahwa dari total 28 penderita, hanya 7,1% penderita yang tidak mendapatkan imunisasi campak.

12 10

FREKWENSI

10 8 6 5

6

3

4 2 2

1

1

0 Minggu ke-35

Minggu ke-36

Minggu ke-37

Minggu ke-38

Minggu ke-39

Minggu ke-40

Minggu ke-41

WAKTU PENGAMATAN Gambar 4. Distribusi Frekwensi KLB Campak Berdasarkan Waktu di Puskesmas Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Tahun 2014.

15

Dari gambar 4 di atas, dapat di lihat bahwa periode KLB di mulai pada Minggu ke35 dengan 2 kasus sampai minggu ke-41, puncaknya terjadi pada minggu ke-40 dengan proporsi 35,71%.

4. Penanggulangan Sementara Telah dilakukan kegiatan penanggulangan sementara dan memberikan pengobatan simptomatis, pemberian vitamin A kepada anak maupun penderita serta dan penyuluhan kepada masyarakat dan telah dianjurkan kepada puskesmas untuk melakukan ring vaksinasi campak pada anak usia dibawah 5 tahun tanpa memandang status imunisasi di wilayah kelurahan KLB.

VI. PEMBAHASAN Menurut WHO kasus penyakit dengan tanda-tanda dan gejala panas/demam disertai dengan batuk, pilek, mata merah dan kemerahan di tubuh berbentuk makulopopular merupakan kasus campak. Selanjutnya setelah satu minggu sampai satu bulan berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik. Bila kasus menunjukkan hiperpigmentasi (kehitaman) perlu dilakukan anamnese dengan teliti dan bila pada masa akut terdapat gejala tersebut, maka kasus ini dinyatakan sebagai kasus campak klinis.

Konfirmasi terhadap kasus campak yang demikian adalah dengan

pemeriksaan serologis (IgM positif atau kenaikan titer antibody 4 kali) dan atau isolasi virus campak positif atau dengan kontak langsung (hubungan epidemiologi dalam waktu 1 – 2 minggu.

16

Disamping itu diketahui bahwa penyakit campak merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam upaya menurunkan atau mendeteksi campak ditempuh kebijhakan yaitu ditemukan adanya 5 penderita dalam kurun waktu 4 minggu berturut-turut dan tempat yang bersamaan maka dianggap sebagai suatu Kejadian Luar Biasa (KLB) yang memerlukan penanganan sebagai suatu kasus kejadian luar biasa. Dari hasil penyelidikan lapangan dengan melakukan wawancara terhadap penderita dan keluarga, diperoleh keterangan bahwa kasus tersebut di wilayah kerja Puskesmas Kenten Laut berasal dari ditemukannya seorang penderita yang bertempat tinggal di Komplek Perum Jaya Bersama dan penularan diduga berlangsung di sekolah. Secara epidemiologi mempunyai hubungan erat karena wilayah kerja Puskesmas Kenten laut merupakan wilayah kerja dengan mobilitas yang tinggi, jalur lalu lintas yang padat karena jarak yang dekat dengan Kota Palembang, dan padat penduduk serta pusat kota dengan kondisi lingkungan perumahan yang tidak bersih dan beberapa kasus berada di lokasi pemukiman yang termasuk kategori kumuh. Rumah yang kecil, padat dan lembab dengan tumpukan sampah dan aliran selokan yang tidak lancar dan menggenang. KLB campak yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Sukajadi kemungkinan disebabkan karena sanitasi lingkungan yang tidak baik, pola hidup bersih dan sehat yang masih kurang dan hyegine individu yang masih kurang. Kejadian Luar Biasa di wilayah kerja Puskesmas Kenten Laut mulai terjadi pada minggu ke-31 tahun 2014 yakni bulan Agustus 2014 ditemukan sebanyak 2 kasus, minggu ke-33 sebesar 3 kasus dan puncaknya terjadi pada minggu ke-35 dan ke-36 sebanyak 4 kasus kemudian kasus turun pada minggu ke-39 dan 40 dengan jumlah kasus

17

1 orang. Sedangkan untuk wilayah kerja Puskesmas Sukajadi, KLB campak berlangsung dari minggu ke-35 sampai 41, dengan puncak kasus di minggu ke-40. Dengan mencermati hubungan epidemiologi, maka secara kronologis terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Puskesmas Kenten Laut dapat disimpulkan terjadi kemungkinan dari satu orang sebagai sumber penularan dan penularan terjadi di sekolah. Penderita pertama bertempat tinggal di Perum Jaya Bersama Talang Keramat. Sedangkan di Puskesmas Sukajadi yang menjadi sumber penularan anak laki-laki yang bertempat tinggal di Desa Sei Rengit Talang Bungin. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan orang tua penderita, ternyata penderita dalam 1 minggu terakhir bepergian ke Kabupaten Ogan Ilir dan di lokasi yang dikunjungi terdapat penderita campak jadi dugaan virus campak tersebut ditularkan dari orang tersebut. Dalam rangka memastikan bahwa kasus campak klinis dari Puskesmas Kenten Laut tersebut adalah benar kasus campak pasti maka telah dikirimkan ke laboratorium sejumlah 9 spesimen darah untuk diperiksa sebagai penegakan diagnose, demikian jug dengan Puskesmas Sukajadi mengambil spesimen darah dari 6 penderita dan mengirimkannya. Selanjutnya masih tetap dilakukan monitoring di lapangan untuk memastikan bahwa KLB yang terjadi telah diatasi dengan baik serta sudah tidak menyebar ke daerah lain serta tidak membahayakan bagi daerah sekitarnya.

18

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Telah terjadi Kejadian Luar Biasa Campak di wilayah kerja Puskesmas Kenten Laut dan Puskesmas Sukajadi dengan adanya peningkatan kasus dari waktu ke waktu diawali minggu ke-31 tahun 2014. KLB di wilayah kerja Puskesmas sukajadi diawali minggu ke-35 dengan puncak minggu ke-40. 2. Penularan virus campak diduga di sekolah baik di Puskesmas Kenten Laut maupun Puskesmas Sukajadi. 3. Dari seluruh penderita yang ditemukan (22 penderita) hanya 59 % yang pernah diimunisasi dan sebanyak 41 % tidak diimunisasi, sedangkan Puskesmas Sukajadi dari 28 penderita hanya 7,1% yang tidak mendapatkan imunisasi campak 4. 9 spesimen darah penderita campak di Puskesmas Kenten Laut dan 6 spesimen dari Puskesmas Sukajadi

dikirimkan ke laboratorium untuk dilakukan

pemeriksaan.

B. Saran-saran 1. Perlu melakukan perencanaan dan pelaksanaan ring vaksinasi campak kelompok umur kurang dari 5 tahun 2. Perlu adanya intervensi ring vaksinasi terutama daerah-daerah yang ada disekitar wilayah kejadian KLB campak jika cakupan imunisasi < 80%

19

3. Perlu lebih ditingkatkan sistem kewaspadaan dini sehingga seluruh kasus yang sifatnya dapat menimbulkan KLB atau wabah segera diketahui dan ditanggulangi. 4. Penyuluhan Kesehatan perlu lebih diintensifkan. 5. Monitoring adanya kasus-kasus baru serta follow up kemungkinan komplikasi campak lebih lanjut. 6. Agar puskesmas membuat dan mencermati laporan W2 tepat waktu sehingga kewaspadaan dini penyakit campak dapat berjalan.

20

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF