Laporan Kkl Fix Banget Banget Banget

November 23, 2018 | Author: Desiana Nurindah Sari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Kkl Fix Banget Banget Banget...

Description

$

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) DI SD SARASWATI 01 DENPASAR PROVINSI BALI

10 s.d. 14 November 2010 DESENTRALISASI PENDIDIKAN BERWAWASAN KEBUDAYAAN





Oleh : KELOMPOK 3

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) PGSD angkatan 2008 di SD Saraswati 01 Denpasar tanggal 10 s.d 14 November 2010 telah disahkan di Semarang

 pada tanggal …. November 2010.

Mengesahkan, Dosen Pendamping II

Dosen Pendamping I

Dra, TRI DARYATI, M.Pd

Dra. MUNISAH, M.Pd

NIP.19561203 198403 2 002

NIP. 19550614 198803 2 001

Mengetahui, Ketua Jurusan PGSD Unnes

Drs. A. ZAENAL ABIDIN, M.Pd NIP. 195605121 98203 1 003

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) PGSD angkatan 2008 di SD Saraswati 01 Denpasar tanggal 10 s.d 14 November 2010 telah disahkan di Semarang

 pada tanggal …. November 2010.

Mengesahkan, Dosen Pendamping II

Dosen Pendamping I

Dra, TRI DARYATI, M.Pd

Dra. MUNISAH, M.Pd

NIP.19561203 198403 2 002

NIP. 19550614 198803 2 001

Mengetahui, Ketua Jurusan PGSD Unnes

Drs. A. ZAENAL ABIDIN, M.Pd NIP. 195605121 98203 1 003

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami tujukan kepada Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan KKL PGSD Universitas Negeri Semarang tahun 2010 ini dengan lancar tanpa ada suatu halangan apapun. Laporan KKL ini disusun guna memenuhi syarat ketuntasan mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan jurusan PGSD Universitas Negeri Semarang yang disusun berdasarkan data-data yang diperoleh melalui pengamatan dan interview secara langsung dengan nara sumber yaitu kepala sekolah, guru-guru kelas, dan siswa di SD Saraswati 1 Denpasar. Dalan pelaksanaan KKL dan pembuatan laporan KKL ini, Penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Drs. A. Zaenal Abidin, M.Pd selaku Kepala Jurusan PGSD UPP Semarang yang telah membierikan ijin untuk melaksanakan kegiatan KKL tahun 2010. 2. Dra. Munisah, M.Pd selaku dosen pebimbing I KKL kelompok 3 yang telah memberikan bimbingan selama proses pelaksanaan KKL 2010. 3. Dra. Tri Daryati, M.Pd. selaku dosen pembimbing II KKL kelompok 3 yang telah memberikan bimbingan selama proses pelaksanaan KKL 2010. 4. Ngakan Made Astagina, S.Pd selaku kepala SD Saraswati 01 Denpasar yang telah memfasilitasi kami untuk melaksanakan KKL di SD Saraswati 01 Denpasar. 5. Bapak Ibu guru, komite sekolah, beserta staf TU di lingkungan SD Saraswati 01 Denpasar yang telah membantu terlaksananya KKL di Sd Saraswati 01 Denpasar. 6. Siswa dan siswi SD Saraswati 01 yang telah bekerjasama melancarkan kegiatan KKL di SD Saraswati 01 Denpasar.

7. Orang tua/wali murid yang telah mendukung kegiatan KKL di SD Saraswati 01 ini. 8. Teman-teman yang telah membantu memberikan bantuan pemikiran dalam penyusunan laporan KKL ini. 9. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga laporan KKL ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa PGSD pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Penyusun menyadari bahwa laporan KKL ini memang jauh dari kata sempurna, sehingga penyusun mengharapkan banyak kritik  dan saran untuk dapat lebih menyempurnakan apa yang telah disusun, sehingga dapat dijadikan pembelajaran pada waktu-waktu berikutnya.

Semarang, November 2010

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Kuliah kerja lapangan (KKL) merupakan salah satu program wajib yang harus

diikuti oleh seluruh mahasiswa PGSD Universitas Negeri Semarang. Berbekal teori, materi, dan konsep yang telah diperoleh selama mengikuti proses perkuliahan, maka mahasiswa diharapkan dapat membandingannya dengan bentuk pelaksanaan pembelajaran yang ada di lapangan. Kegiatan KKL ini bertujuan agar mahasiswa PGSD Universitas Negeri Semarang yang merupakan calon guru sekolah dasar mengetahui seluk beluk serta berbagai aktivitas yang berlangsung di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah, sehingga dengan dilakukannya kegiatan KKL ini mahasiswa diharapkan dapat memiliki bekal pegetahuan tentang kegiatan yang terjadi di SD dan dapat digunakan sebagai acuan pada saat nantinya terjun langsung di lapangan. Bertempat di provinsi Bali, pada tahun 2010 mahasiswa semester 5 PGSD Universitas Negeri Semarang mengadakan kegiatan KKL. Dalam kegiatan KKL ini seluruh mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok besar yang akan melaksanakan kegiatan KKL di 5 SD yang berbeda. Sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditentukan oleh pihak jurusan sebelumnya, kami dari kelompok 3 bertugas untuk  melaksanakan kegiatan KKL di SD Saraswati 1 Denpasar yang bernaung dibawah Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati Denpasar. Yang menjadi bahan observasi pada kegiatan KKLyang telah dilakukan ini terbagi menjadi 5 aspek, yaitu : (1) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), (2) PAIKEM/pembelajaran Inovatif, (3) Muatan Lokal (Mulok), (4) BK (Bimbingan dan Konseling) dan (5) PSM (Peran Serta Masyarakat).

B.

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah konsep dasar dari MBS, PAIKEM, Mulok, BK dan PSM di SD Saraswati 01 Denpasar ? 2. Bagaimanakah implementasi dari MBS, PAIKEM, Mulok, BK dan PSM di SD Saraswati 01 Denpasar ? 3. Bagaimanakah pengaruh penerapan dari MBS, PAIKEM, Mulok, BK dan PSM di SD Saraswati 01 Denpasar ? 4. Bagaimanakah pengaruh kebudayaan MBS, PAIKEM, Mulok, BK dan PSM di SD Saraswati 01 Denpasar ?

C.

TUJUAN KEGIATAN Dari rumusan masalah di atas, diharapkan kegiatan KKL ini dapat : 1. Mengetahui konsep dasar dari MBS, PAIKEM, Mulok, BK dan PSM di SD Saraswati 01 Denpasar. 2. Mengetahui implementasi dari MBS, PAIKEM, Mulok, BK dan PSM di SD Saraswati 01 Denpasar. 3. Mengetahui pengaruh penerapan dari MBS, PAIKEM, Mulok, BK dan PSM di SD Saraswati 01 Denpasar. 4. Mengetahui pengaruh kebudayaan MBS, PAIKEM, Mulok, BK dan PSM di SD Saraswati 01 Denpasar.

D.

TEMPAT PELAKSANAAN Tempat tujuan kegiatan KKL di SD Saraswati 01 Denpasar Bali, JL. GADUNG NO. 28A DENPASAR. Karena SD Saraswati 01 Denpasar Bali merupakan SD swasta yang dikelola oleh Yayasan Saraswati. Yaitu suatu yayasan yang mengelola sekolah swasta yang terdiri dari TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tnggi. Dan menurut keterangan para orang tua, SD Saraswati 01 Denpasar merupakan SD yang terkenal di Bali dan SD tersebut dapat menciptakan hubungan dengan masyarakat atau para orang tua dengan baik.

E.

WAKTU PELAKSANAAN Pelaksanaan observasi di SD Saraswati 01 Denpasar Bali menggunakan waktu Indonesia bagian tengah (WITA) yaitu Pada pukul 08.00 sampai 10.30 WITA, pada hari sabtu, tanggal 13 November 2010.

F.

RENCANA KEGIATAN Rencana kegiatan yang kami lakukan di SD Saraswati 01 Denpasar Bali yaitu : a) Pada pukul 08.00 sampai 09.00 WITA, melakukan observasi lapangan SD Saraswati 2 Denpasar Bali. b) Pada pukul 09.00 sampai 10.30 WITA, melakukan wawancara dengan pihak pihak yang bersangkutan yaitu kepala sekolah guru kelas dan.

G.

METODE PEMBUATAN LAPORAN Metode

yang

digunakan

dalam

penyusunan

laporan

menggunakan metode observasi langsung dan wawancara.

KKL

ini

yaitu

BAB II SD SARASWATI 01 DENPASAR

A. PROFIL SEKOLAH Profil SD Saraswati 01 Denpasar Tahun Ajaran 2010/2011

1. IDENTITAS SEKOLAH Nama

: SD Saraswati 1 Denpasar

Terakiditasi

: A (Amat Baik)

Alamat

: Jalan Gadung No. 28A Denpasar

No.Tlp/Kode Pos

: (0361) 245233 / 80223

Banjar

: Merta Nadi

Desa

: Dangin Puri Kangin

Kecamatan

: Denpasar Utara

Kota

: Denpasar

Propinsi

: Bali

NSS

: 102220901052

NPSN

: 50103255

NSB

: 001311780624047

NIS

: 101560

NDS

: 102209000

2. IDENTITAS KEPALA SEKOLAH Nama

: Ngakan Made Astagina, S.Pd

Tempat/Tgl. Lahir

: Gianyar, 31 Desember 1952

Pendidikan/Jurusan

: S1 / PGSD

Alamat

: Jl. Gandapura No. 82 Denpasar

B. SEJARAH SEKOLAH Sejarah Singkat SD Saraswati 1 Denpasar 

SD Saraswati 1 Denpasar berdiri pada tanggal 1 Januari 1953 sesuai Surat Keputusan Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati Denpasar No. 11/PP/D.2a/1953 tanggal 1 Januari 1953 SD Saraswati 1 Denpasar terletak di Jalan Gadung No. 28A Denpasar, Telp. (0361) 245233. Ada di lingkungan Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kodya Denpasar. Nama Kepala Sekolah sejak Berdiri, sebagai berikut : 1. I. Gusti Putu Oka ; 1 Januari 1953  – 1 Agustus 1988 2. Ni Nengah Sukarini, BA ; 1 Agustus 1988  – 31 Desember 1999 3. Ngakan Made Astagina, A.Md ; 1 Januari 2000  – saat ini

C. VISI SEKOLAH Ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, menghasilkan lulusan yang berkualitas serta taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

D. MISI SEKOLAH 1. Senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang terbaik terhadap masyarakat pengguna jasa pendidikan. 2. Senantiasa berupaya meningkatkan prestasi di bidang akademis maupun non akademis. 3. Senantiasa berupaya meningkatkan rasa keimanan dan ketaqwaan siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

E. TUJUAN SEKOLAH 1. Mendukung dan menyukseskan program pemerintah yakni wajib belajar 9 tahun

2. Menuntaskan calistung (membaca, menulis, dan berhitung) khususnya kelas I, II, dan III. 3. Kelak setelah tamat dan lulus peserta didik mampu bersaing di tingkat yang lebih tinggi dengan lulusan dari sekolah lain, sehingga SD Saraswati 1 Denpasar tetap mendapat tempat di hati masyarakat 4. Disiplin dan budi pekerti anak meningkat serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik disekolah, dirumah, maupun di masyarakat.

F KONDISI UMUM Kondisi Objektif SD Saraswati 1 Denpasar 1.

Bidang Pengajaran Tahun pengajaran 2009/2010 SD Saraswati 1 Denpasar mempunyai kelas Paralel 3 dengan jumlah kelas 18 kelas dari kelas I sampai dengan VI. Dengan pembagian waktu belajaran sebagai berikut : 

Kelas Pagi Hari Senin Upacara Bendera pukul 07.00 Kelas I



: Pukul 07.30  – 10.00

Kelas II

: Pukul 10.00  – 12.40

Kelas V dan VI

: Pukul 07.30  – 12.40

Kelas Siang Kelas III dan IV

: Pukul 13.00  – 17.40

a. Ekstrakurikuler Untuk pengembangan bakat dan minat, SD Saraswati 1 memprogramkan kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh siswa kelas I sampai dengan VI dengan jadwal sebagai berikut :

No

Nama Extra

Jadwal Pelaksanaan

1

Sastra

Sabtu, 11.30  – 13.30

2

Menabuh

Minggu, 10.00- 12.00

3

Pencak Silat

Minggu, 07.30  – 09.30

4

Pramuka

Sabtu, 14.30  – 16.30

5

Melukis

Minggu, 09.00  – 11.00

6

Drum Band

Minggu, 16.00  – 18.00

7

Musik

Minggu, 09.00  – 11.00

8

Magender

Minggu, 08.00  – 09.30

9

Bhs. Inggris

Minggu, 08.00  – 10.00

10

Basket

Minggu, 16.00  – 17.30

11

Perpustakaan

Selasa dan Jumat

12

UKS

Setiap hari sekolah

12

Mading

Minggu, 10.00  – 11.30

14

Menari

Minggu, 08.00  – 10.00 Sabtu, 16.00  – 17.30

15

Sabtu, 16.00  – 17.30

Paskib

b. Pengembangan Diri Untuk pengembangan diri dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, SD Saraswati 1 melaksanakan persembahyangan bersama setiap purnama dan

memberikan

pendidikan

pengembangan

diri

antara

lain

:

Menganyam, Mejejaitan, melukis, Seni Tari, Seni Suara, Bahasa Jepang, Bahasa Inggris, Mekidung

2. Bidang Kesiswaan Seragam Siswa : Senin  – Selasa

: Baju Putih, rompi merah, celana/rok merah, dasi merah

Rabu – kamis

: Baju Putih, rompi biru, celana/rok biru, dasi biru

Jumat – sabtu

: Baju Batik, celana/rok biru

NB

: - Olahraga

: Pakaian olahraga, Sepatu hitam,

kaos putih a. DATA SISWA TAMAT DAN PUTUS SEKOLAH

NO

TAHUN AJARAN

JUMLAH SISWA

JUMLAH LULUS

PUTUS

L

P

JML

L

P

JML

L

P

JML

1

2003/2004

61

55

116

61

55

116

-

-

-

2

2004/2005

68

66

134

68

66

134

-

-

-

3

2005/2006

67

58

125

67

58

125

-

-

-

4

2006/2007

59

69

128

59

69

128

-

-

-

5

2007/2008

67

58

125

67

58

125

-

-

-

6

2008/2009

62

56

118

62

56

118

-

-

-

7

2009/2010

b. DATA TAMPUNG SEKOLAH

NO

TAHUN AJARAN

JUMLAH TERDAFTAR

JUMLAH DITERIMA

PROSEN TASE

L

P

JML

L

P

JML

%

1

2003/2004

79

71

150

79

71

150

100%

2

2004/2005

77

72

149

70

65

135

90.6%

3

2005/2006

69

65

134

63

58

121

90.3%

4

2006/2007

73

64

137

67

59

126

92.0%

5

2007/2008

69

81

161

69

81

150

93.2%

6

2008/2009

67

60

127

58

49

107

84.3%

7

2009/2010

85

69

154

76

58

134

87.0%

c. DATA MUTASI SISWA AWAL THN

MASUK

KELUAR

AKHIR

NO

TAHUN AJARAN

L

P

J

L

P

J

L

P

J

L

P

J

1

2003/2004

443

397

840

2

6

8

25

20

45

420

383

803

2

2004/2005

429

393

822

10

8

18

25

13

38

414

388

802

3

2005/2006

408

381

789

12

5

17

22

19

41

398

367

765

4

2006/2007

398

368

766

2

8

10

17

17

34

383

359

742

5

2007/2008

394

370

764

9

12

21

14

13

27

389

369

758

6

2008/2009

380

359

739

7

7

14

16

11

27

371

355

726

7

2009/2010

385

357

742

3. Bidang Ketenagaan Jumlah Guru dan Karyawan SD Saraswati 1 Denpasar adalah sebagai berikut : NO

TINGKAT PEND

JUMLAH GURU GT

GTT

DPK

KETERANGAN

JML

TU 2

1

S1

7

4

11

2

D3

1

0

1

3

D2

1

2

3

4

SLTA

2

4

6

11

10

21

JUMLAH

PENJ

SAT

1

1

4. Bidang Keuangan a) Bersumber dari SPP anak/bulan b) Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler dan BOS Buku

5. Bidang Sarana.Prasarana SD Saraswati 1 Denpasar mempunyai : KONDISI NO

JENIS BARANG

JML

BAIK

RR

RB

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

Ruang Kelas

9

2

Ruang Guru

1

3

Ruang Kepsek

1

4

Ruang Tamu

1

5

Ruang Perpustakaan

1

6

Ruang UKS

1

7

Ruang KM/WC

9

8

Ruang Komputer

1

9

Ruang Kesenian

1

10

Ruang Kop. Sekolah

1

11

Bangku belajar siswa

216

6. Bidang Humas SD Saraswati 1 tetap mengadakan hubungan harmonis dengan masyarakat, sekolah dan intansi terkait di lingkungan sekitar.

7. Prestasi Yang Pernah Dicapai a). PRESTASI AKADEMIS

NO

TAHUN AJARAN

JENIS LOMBA

PRESTASI

TINGKAT

1

2003/2004

- Matematika

II III

Kecamatan Kodya

2

2004/2005

- Matematika

II I II III

Propinsi Kodya Kecamatan Kodya

- Siswa Berprestasi tingkat SD

3

2005/2006

- Karya tulis lingkungan hidup

Finalis

Nasional

4

2006/2007

- Penulisan Surat dan Esai Nasional II

Favorit I Tingkat SD

Nasional

5

2007/2008

- Matematika

III III

Kodya Kodya

6

2008/2009

- Matematika - Bhs Inggris

III III

Kodya Kodya

b). PRESTASI NON AKADEMIS NO TAHUN AJARAN

JENIS LOMBA

PRESTASI

TINGKAT

1

- Baca Puisi - Aktifitas dan Kreatifitas - Baca Puisi

I II

Se-Bali Kodya

I

Lokal

- Matembang

I I III I

Local Kodya Kodya Lokal

2

2003/2004

2004/2005

- Melukis 3

2005/2006

- Gender Wayang - Geguritan - Langgam Indonesia XIX/2006

I I I

Kecamatan Kecamatan Nasional

4

2006/2007

- Makendang - Gender wayang - Lagu Pop Bali - Baca Puisi - Langgam Indonesia - Baca Puisi Ajeg - Mewarnai - Busana Adat

II I II II Juara Umum I III II II

Kecamatan Kecamatan Kodya Propinsi Nasional

- Bola Basket Putra - Kejuaraan Catur

I I

Lokal Lokal

5

2007/2008

Lokal Lokal Lokal

2009/2010

- Sepak Bola III - Sepak Bola II - Kejuaraan Pencak  II Silat - Lomba Komputer I III

Lokal Lokal Lokal

BAB III HASIL PENGAMATAN

I.

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) A. Kegiatan MBS 1. Pengertian MBS Myers dan Stonehill (1993) mengemukakan bahwa MBS merupakan stratgei untuk memperbaiki pendidikan dengan mentransfer otoritas pengambilan keputusan secara signifikan dari pemerintah pusat dan daerah ke sekolah-sekolah secara individual. Penerapan MBS memberikan kewenangan kepada kepala sekolah, guru, siswa, orang tua dan masyarakat untuk memiliki kontrol yang lebih besar dalam proses pendidikan dan memberikan mereka tanggung jawab untuk mengambil keputusan tentang anggaran, personil, dan kurikulum. Pada

menajemen

berbasis

sekolah,

sekolah

memiliki

otonomi

(kemandirian) untuk berbuat yang terbaik bagi sekolah. Ketergantungan pada tingkat pusat makin kecil, sehingga sekolah harus dewasa dan meyakini bahwa perubahan pendidikan tidak akan terjadi jika sekolah sendiri tidak melakukan perubahan. Tentu saja kemandirian ini menuntut kemampuan sekolah untuk  mengatur dan mengurus sekolahnya menurut prakarsanya sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. Prinsip dan Karakteristik MBS Prinsip-prinsip dalam MBS antar lain: 1. Otonomi Sekolah Yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri (pengelolaan mandiri).

2. Fleksibilitas Yaitu

keluwesan-keluwesan

yang

diberikan

kepada

sekolah

untuk 

mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumber daya sekolah seoptimal mungkin untuk meningkatkan mutu sekolah. 3. Partisipasi Yaitu penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik. Warga sekolah dan

masyarakat

penyelenggaraan pelaksanaaan,

didorong

untuk

pendidikan, dan

evaluasi

terlibat

mulai

dari

pendidikan

secara

langsung

pengambilan yang

4. Mutu Sekolah Yaitu sasaran yang ingin dicapai oleh MBS. Karakteristik sekolah yang melaksanakan MBS antara lain : 1.

Proses belajar-mengajar yang efektivitasnya tinggi

2.

Kepemimpinan sekolah kuat

3.

Lingkungan sekolah aman dan tertib

4.

Pengelolaan tenaga kependidikan efektif 

5.

Memiliki budaya mutu

6.

Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis

7.

Memiliki kewenangan (kemandirian)

8.

Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan masyarakat

9.

Memiliki keterbukaan (transparasi) manajemen

10. Memiliki emauan untuk berubah 11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan 12. Sekoalh responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan 13. Memiliki komunikasi yang baik  14. Memiliki akuntabilitas 15. Memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan

keputusan,

diharapkan

meningkatkan pendidikan.

dalam

dapat

2. Penerapan MBS di SD Saraswati 01 1. Program Pengajaran Observasi MBS yang dilaksanakan tentang bagian program pengajaran terdapat beberapa format yang harus diobservasi. Format-format itu antara lain sebagai berikut : 1. Recana program Pembelajaran Di SD Saraswati 01 rencana program pembelajaran sudah ada cukup baik  karena pembelajaran di sana sangat menekankan pada keaktifan siswa. 2. Jadwal pengajaran Jadwal pengajaran sudah tersusun secara sistemik oleh pihak sekolah, baik  mengenai jam mengajar guru, jam tiap mapel, minggu evektif, pembagian  jam bagi kelas tinggi dan kelas rendah dll. 3. Program evaluasi Di SD Saraswati 01 dalam melakukan evaluasi terhadap peserta didik  selama pembelajaran sama dengan SD lainnya yaitu dengan mengadakan test pada setiap akhir semester. Untuk mengevaluasi dan monitoring pelaksanaan program yang telah dirancang, diadakan rapat satu bulan sekali. Rapat dipimpin oleh kepala sekolah dan diikuti oleh semua jajaran yang ada dibawahnya. Dalam rapat ini, dibahas apa yang menjadi kendala guru dalam proses belajar mengajar, dan keberhasilan serta kegagalan selama proses belajar mengajar. 4. Daftar evaluasi belajar Sudah ada disetiap kelas. 5. Daftar penyerahan STTB, ada. 6. Rekapitulasi kenaikan kelas, ada. 7. Hubungan masyarakat Hubungan sekolah dan masyarakat terjalin baik dan akrab. Pihak sekolah ikut aktif dalam kegiatan masyarakat atau banjai dan banjar, membantu

mengatasi kendala

 –  kendala yang dihadapi sekolah. Apabila banjar

dirasa pihak sekolah dibutuhkan bantuannya, tidak ada keluhan siswa terhadap

pelayanan

yang

diberikan

sekolah.

Sekolah

selalu

mengupayakan untuk menjalin komunikasi yang baik di dalam maupun di luar sekolah. Sekolah ini bisa dikatakan memiliki akuntabilitas karena ketika ada rapat selalu melibatkan pihak orangtua siswa sehingga ada keterbukaan dan pertanggungjawaban terkait pendidikan anak didik. Untuk memecahkan suatu masalah yang asangat besar sekolah akan meminta bantuan komite sekolah,kemudian apabila masih belum terpecahkan akan diajukan ke yayasan. 8. Fungsi yang Didesentralisasikan ke sekolah Proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada SD I saraswati, dapat dikatakan baik dan berhasil. Hal ini melihat beberapa prestasi yang telah dicapai SD I saraswati tiap tahun, baik dalam kegiatan akademis maupun kegiatan non  –  akademis. Meskipun memiliki kurikulum mandiri, tetap kurikulum ini mengacu pada kurikulum acuan nasional. Pihak sekolah hanya mengembangkan kurikulum. Dalam masalah perencanaan, semua pihak sekolah yang terkait untuk pembuatan perencanaan periode I tahun ajaran. Fasilitas yang disediakan sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar, fasilitas pelayanan kesehatan serta kebersihan dari sekolah sudah baik, sekolah bersih dan layak pakai.

2. Bagian Kesiswaan Observasi

MBS

yang

dilaksanakan

tentang

bagian

program

pengajaran terdapat beberapa format yang harus diobservasi. Format-format itu antara lain sebagai berikut : 1. Pendaftaran calon murid baru Ketika tahun ajaran baru, sekolah membuka pendaftaran murid baru, mengisi formulir pendaftaran dan uang pendaftaran Rp 50.000,00.

Persyaratannya adalah usia minimal 6 tahun dan harus lulusan TK. Apabila belum lulusan TK, diadakan tes terlebih dahulu untuk  mengetahui kemampuan anak. 2. Daftar murid baru Anak yang telah mendaftarkan diri akan didata dan formulir dikumpulkan menjadi satu untuk diseleksi. Setelah pihak sekolah menyeleksi calon murid baru, akan ditetapkan murid baru yang akan diterima menjadi murid SD Saraswati 1, kemudian dimasukkan dalam daftar murid baru. 3. Buku induk murid Murid yang sudah dipastikan untuk diterima menjadi murid SD Saraswati 1 akan dimasukkan ke dalam buku induk murid dengan diberikan NIS (Nomor Induk Siswa) 4. Jumlah siswa menurut tingkat : jenis kelamin, usia, asal Ada. Terdapat di ruang Tata Usaha 5. Papan observasi Ada di tiap kelas dan menjadi tanggungjawab guru kelas. 6. Presensi harian murid Ada di tiap kelas. Kelas bekerja sama dengan TU. Presensi sudah ada di masing-masing kelas, tetapi untuk buku absensi siswa terdapat di TU yang selalu merekap. Apabila ada siswa yang berhalangan hadir bisa izin lewat TU, bisa melalui telepon kemudian di data di buku absensi siswa. 7. Rekap presensi murid bulanan Pihak TU bekerja sama dengan tukang kebun untuk mencatat di tiap kelas, dilakukan tiap bulan. 8. Daftar nilai raport Ada tiap kelas.

9. Surat permohonan pindah Ada. Bisa minta di TU sekolah yang bersangkutan untuk diberikan ke sekolah yang dituju. Apabila anak sudah diterima di sekolah yang dituju,

maka harus memberikan “surat keterangan bahwa ia telah diterima” kepada sekolah yang ditinggalkan. Orangtua melakukan pengisian data, mengisi data di formulir yang telah disediakan dan surat pindah. Orangtua mengajukan syrat permohonan kepada kepala sekolah dan diteruskan lewat dinas. 10. Mutasi Pada bulan Oktober ada 1 orang siswa laki-laki yang keluar dan 2 orang siswa yang masuk ke SD Saraswati 1. 11. Catatan peserta UAS Ada. Didokumentasikan dalam stopmap di TU, didapat dari Dinas. 12. Tanda peserta UAS Ada. Diberikan oleh Dinas. 13. Daftar masuk SLTP Terdapat data yang masuk dari Dinas, berkaitan dengan UAN dan hasilnya, kemudian didaftar. 14. Rekap murid naik kelas Ada di tiap kelas. Merupakan tanggungjawab guru kelas.

3. Bagian Kepegawaian Bagian kepegawaian ini mencakup dari semua warga sekolah tersebut mulai dari guru dan karyawan yang bersangkutan di SD Saraswati 01. Observasi MBS yang dilaksanakan tentang bagian kepegawaian terdapat beberapa format yang harus diobservasi. Format-format itu antara lain sebagai berikut : 1. Rencana kebutuhan guru dan pegawai

Di SD Saraswati 1 Denpasar, daftar rencana kebutuhan dari guru dan pegawai telah tercantum dalam RAPBS (Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah). Daftar rencana kebutuhan guru dan pegawai disusun pada awal tahun pembelajaran. Untuk kebutuhan diluar daftar rancangan kebutuhan yang telah ditentukan di RAPBS, akan diambilkan dari anggaran tak terduga/cadangan. 2. Usulan Pengadaan Guru dan Pegawai Dalam

hal

pengadaan

guru

dan

pegawai,

sekolah

diberi

kewenangan/otonomi oleh yayasan untuk mengangkat guru atau pegawai sesuai dengan kebutuhan sekolah saat itu. Mengingat SD I Saraswati sebagai SD swasta, maka tenaga kependidikan berstatus non

 –  PNS,

dengan kualifikasi hampir semua S1. Guru akan dipekerjakan sesuai bidang kependidikannya. 3. Usulan Kenaikan Pangkat, Golongan dan Gaji Seperti halnya di sekolah negeri, guru di SD Saraswati 1 Denpasar juga berhak mengusulkan kenaikan pangkat golongan serta gaji. Kenaikan pangkat golongan dan gaji diperkenankan bagi guru yang telah memenuhi syarat kenaikan dan dilakukan secara berkala 2 tahun sekali. 4. Buku catatan penilaian guru Dalam observasi yang telah dilakukan, di SD Saraswati 1 Denpasar tidak  memiliki buku catatan penilaian guru. Kepala sekolah melakukan penilaian hanya saat guru mengusulkan kenaikan pangkat atau saat guru mengajukan persyaratan sertifikasi. 5. Daftar urutan pangkat golongan / daftar urutan kepangkatan Daftar urutan pangkat golongan / daftar urutan kepangkatan ini dituliskan secara lengkap mulai dari identitas, pangkat golongan, pendidikan terakhir, hingga keterangan surat pengangkatan yang dituliskan pada papan dan dipasang di ruang Tata Usaha.

6. Daftar penilaian pekerjaan Kepala sekolah tidak memiliki daftar penilaian kinerja guru maupun karyawan, jadi tidak diketahui perkembangan dari guru atau karyawan tersebut. 7. Buku Cuti guru dan pegawai Di SD Saraswati 1 Denpasar, ketika seorang guru atau pegawai hendak  cuti dari tugasnya, maka ia wajib meminta izin kepada kepala sekolah dan menuliskan permohonan cuti tersebut beserta alasannya ke dalam buku yang telah disediakan. Sehingga kepala sekolah selalu tahu keberadaan para guru dan pegawainya. 8. Surat Permintaan Pensiun Seorang guru yang telah memenuhi umur untuk mengajukan usulan pensiun atau guru tersebut telah merasa tidak mampu melanjutkan mengajar yang dikarenakan faktor usia, maka ia wajib mengajukan surat permintaan permohonan pensiun kepada kepala sekolah dan kepala yayasan. Surat-surat permintaan/permohonan pensiun tersebut akan dikelola oleh staf administrasi yang bertugas. Aturan syarat usia pensiun di SD Saraswati 1 Denpasar adalah 56 tahun untuk guru dan pegawai. Akan tetapi bagi guru akan diberikan kesempatan perpanjangan 3 tahun mengajar dengan pergantian status menjadi tenaga guru honorer. 9. Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pembayaran pensiun akan diberikan pada saat guru tersebut telah selesai mengajukan syarat pensiun dan resmi berhenti mengajar dari SD tersebut. 10. Daftar Presensi Guru dan Pegawai Daftar presensi guru dan pegawai dicatat dalam dua media yaitu papan yang dipasang diruang guru serta dalam buku catatan kehadiran guru dan pegawai.

11. Data Kepegawaian Data kepegawaian juga dicatat dalam dua media yaitu dalam bentuk  papan yang ditempel di ruang administrasi dan juga dicatat dalam buku catatan khusus kepegawaian guru dan karyawan. 12. Kartu pribadi guru dan pegawai Dalam observasi yang dilakukan, dewan guru dan pegawai di SD Saraswati 1 Denpasar tidak dibekali dengan kartu pribadi

4. Bagian Administrasi Keuangan Biaya/keuangan dalam pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan di sekolah tersebut. Untuk fungsi keuangan SD I Saraswati diserahkan pada TU, dimana pengurus TU membuat laporan keuangan administrasi. Sumber dana pendidikan adalah dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan sebagian lagi dari sumbangan sukarela dari orang tua murid. Siswa dapat memanfaatkan fasilitas dari sekolah dengan baik. SD I Saraswati sanggup menciptakan iklim belajar yang kondusif dalam proses belajar mengajar. Administrasi

keuangan

ini

berhubungan

dengan

pelaksanaan

operasional sekolah ataupun siswa, misal biaya untuk membeli perlengkapan, biaya untuk studi banding , dan biaya untuk bahan praktek siswa, dan lainlain. Adapun administrasi keuangan di SD Saraswati 01 meliputi : 1. Buku kas utama Ada. Buku kas utama berupa laporan pemasukan dan pengeluaran pendapatan sekolah, yang kemudian ditempel di papan pengumuman 2. Buku kas pembantu Laporan pemasukan dan pengeluaran sekolah yang berasal dari dana pendamping, dana BOS, ddl.

Laporan kemudian ditempel di papan

pengumuman agar para orangtua dapat mengetahui untuk apa saja dana yang terkumpul di sekolah.

3. Rangkuman penerimaan dan pengeluaran Semua uang yang masuk dan keluar dicatat untuk LPJ, semua tersusun dengan rapi 4. Laporan penerimaan dan pengeluaran baik tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi Kecamatan tidak memberikan dana untuk sekolah, sehingga tidak ada laporannya. Penerimaan dana dari kabupaten tidak ada yang ada adalah rangkuman penerimaan dan pengeluaran dana hibah dan pendamping dari kota Denpasar. Setiap tahun mendapatkan Rp50.000,00/siswa. Dana diperoleh dari pemerintah provinsi, disebut dengan dana provinsi. Setiap tahun mendapat Rp25.000,00/siswa.

5. Bagian Administrasi Perlengkapan Barang Administrasi perlengkapan barang mencakup semua perlengkapan yang ada di sekolah tersebut guna menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Administrasi perlengkapan barang tidak hanya mencakup dalam lingkup kantor saja, tetapi juga ruangan kelas dan juga perpustakaan sekolah. Administrasi perlengkapan berisi tentang pengadaan barang, penyimpanan, perbaikan alat-alat, pengkodean dan penginventarisasian barang yang masuk maupun yang keluar. Administrasi kelengkapan barang pada SD I Saraswati , terbilang lengkap dan terorganisir secara baik. Untuk pengurusan administrasi, inventaris barang diserahkan pada staf tata usaha, yaitu Ni Made Dwi Setyaningsih beserta rekan kerjanya. Setiap tahun pengurus tata usaha melakukan pengecekan inventaris barang, ruang, kelas, beserta inventaris lainnya. Untuk pemeriksaan barang, ruang dan kelas pihak tata usaha akan akan menerima usulan dari wali kelas masing

 –  masing, untuk pengusulan

barang apa saja yang diperlukan dan yang perlu diganti atau pun diperbarui

serta diperbaiki. SD I Saraswati merupakan SD berstatus swasta, dan bernaung dibawah satu yayasan dengan SD II Saraswati. Untuk kartu inventaris gedung, masing

 –  masing SD tersebut memiliki kartu inventaris

mandiri tetapi untuk kepemilikan menjadi satu yaitu kepemilikan yayasan. Administrasi kelengkapan barang, sudah lengkap dan sangat menunjang kegiatan belajar mengajar. Namun pada inventaris kendaraan, SD I saraswati tidak memiliki inventaris kendaraan. Dalam observasi kami di SD Saraswati 01 menggunakan beberapa format instrument, antara lain adanya : 1. Buku pemeriksaan perlengkapan barang 2. Buku infentaris ruangan / kelas 3. Kartu infentaris/barang lunak dan keras 4. Kartu infentaris gedung 5. Kartu infentaris kendaraan 6. Inventaris barang lain 7. Usulan pengadaan barang 8. Usulan pengadaan barang dan ruangan

6. Sesi Wawancara dengan Kepsek Sebagai Nara Sumber SD Saraswati 1 memiliki tujuan, kebijakan, dan sasaran mutu yang  jelas. Ini terlihat pada terpampangnya visi misi yang dipasang pada aula yang digunakan untuk kegiatan ekstra kurikuler tari. Staf dan karyawan tata usaha SD Saraswati merupakan suatu sumber daya yang cukup berkualitas. Karyawan pada setiap bagiannya melakukan pencatatan dan pembukuan yang rinci dan jelas bahkan sampai ke hal-hal yang kecil sekalipun. Karena termasuk sekolah favorit di Bali maka untuk prestasi siswa tidak di ragukan lagi. Untuk masuk SD Saraswati 1 para calon siswa diadakan tes masuk dan tes fisik terlebih dahulu. Tes masuk ini diadakan dalam rangka setiap siswa yang masuk di SD Saraswati 1 harus sudah mempunyai ketrampilan membaca

permulaan dan sehat jasmani rohani. SD Saraswati 1 tidak mempunyai fokus dan pelanggan siswa. Siswa yang masuk umumnya berasal dari keluarga menengah keatas dan tidak fokus pada masyarakat sekitar. input manajemen semua berpusat pada pegawai TU. Segala bentuk input telah diatur dan awasi oleh bagian tata usaha. Dalam merumuskan visi, misi dan tujuan sekolah dilakukan bersamasama semua staf yang ada di SD Saraswati 01. Walaupun satu yayasan dan satu kompleks dengan SD Saraswati 02 visi, misi dan tujuan sekolah berbeda. Sekolah diberikan kebebasan dalam mengelola rumah tangganya. Sedangkan untuk melakukan rencana peningkatan mutu, kepala sekolah membuat rencana dan kemudian akan dirapatkan dengan semua jajaran yang ada dibawahnya. Apakah setuju atau tidak, apabila tidak setuju akan dibahas jalan keluarnya. Salah satu contoh peningkatan mutu yang telah berjalan selama ini adalah dengan adanya mata pelajaran pengembangan diri seperti Bahasa Inggris, tari,dan berbagai ekstrakulikuler seperti langgam, basket, drum band dll. Dengan

adanya

pengembangan

diri

ini

diharapkan

siswa

mampu

mengembangkan bakat dan minatnya semaksimal mungkin, sekolah sudah memfasilitasi semuanya. Dari ketiga macam pengembangan diri tersebut SD Saraswati 01 telah menunjukkan prestasinya di bidang drum band, SD Saraswati 01 menjadi juara umum tingkat nasional sebanyak dua kali. Untuk

merumuskan

sasaran

mutu

yang

baru,

sekolah

akan

mengadakan rapat intern terlebih dahulu. Memusyawarahkan apa yang akan dilaksanakan

untuk

meningkatkan

mutu

sekolah

dan

belum

pernah

dilaksanakan di SD Saraswati 01, kemudian hasil musyawarah akan diajukan ke yayasan untuk disetujui. SD Saraswati 1 memiliki keterbukaan manajemen yang selalu berupaya agar ada perubahan dan perbaikan dalam melakukan manajemen. Di sekolah tersebut, kepala sekolah mempunyai 3 orang wakil yaitu 1 di bidang kurikulum, 1 di bidang sarpras (sarana prasarana), dan 1 di bidang humas

(hubungan masyarakat). Wakil kepala sekolah yang bertugas di bidang humas besar peranannya apabila berkaitan dengan jejaring sosial khususnya ketika mengadakan evaluasi dan perbaikan yang dilaksanakan berkelanjutan di sekolah.

“Sekolah mengadakan rapat rutin 1 bulan 1 kali, menerima masukan dari guru dan orangtua siswa sebagai koreksi”, tutur Ngk. Md. Astagina, S.Pd. yang merupakan kepala SD Saraswati 1 ketika beliau diwawancarai (13/11). Berdasarkan wawancara tersebut diketahui bahwa rapat tersebut dilakukan secara rutin. Di dalam forum, mereka, peserta rapat yang meliputi pihak sekolah dan orangtua siswa membahas tentang kelemahan-kelemahan yang ada dan memberikan solusi untuk perbaikan bersama termasuk juga saling intropeksi tentang kinerja guru. Selain itu, mereka juga membahas tentang masalah-masalah siswa. Hal demikian bisa dibahas secara langsung ataupun tidak. Dalam melakukan analisis SWOT, yang dilakukan sekolah bersama dewan guru adalah mengidentifikasi dahulu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kemudian menilai yang mana yang menduduki peringkat pertama dan memerlukan suatu penanganna khusus.

3. Analisis SWOT SD Saraswati 01 Denpasar 1. Kekuatan (Strength) SD Saraswati 01 Denpasar adalah : a. Memiliki prestasi di bidang ekstra kurikuler yang bagus, seperti grup drum band b. Memiliki Mata pelajaran mulok berupa bahasa asing yang dapat menambah kompetensi siswa seperti bahasa Jepang c. Memiliki Kepala sekolah, guru, dan staff yang berkompeten di bidangnya

2. Kelemahan (weakness) SD Saraswati 01 Denpasar adalah : a. Lahan sekolah sempit sehingga penambahan sarana dan prasarana yang berupa gedung mengalami kendala. b. Tidak memiliki perpustakaan yang memadai. c. Satu lokasi dan berdampingan dengan SD Sarawawati 02 Denpasar sehingga persaingan antara kedua sekolah sangat terasa d. Guru yang dimiliki baru sebagian besar masih Diploma, yang sudah menempuh Sarjana hanya 3 orang. e. Karena dikelola oleh yayasan yang bersifat swasta sehingga keterlibatan orang tua / wali murid dan masyarakat secara umum kurang bagi SD Sarawati 01 Denpasar. 3. Kesempatan (opportunity) yang dimiliki SD Sarawati 01 Denpasar : a. Dengan adanya otonomi yang diberikan kepada sekolah, maka sekolah dapat mengembangkan kegiatan-kegiatan potensial yang dapat membanggakan sekolah, misalnya di bidang budaya lokal b. Mampu mempertahankan prestasi yang diraih seperti juara nasional. 4. Ancaman (threat) yang ada di SD Sarawati 01 Denpasar : a. Suasana sekolah yang ramai kurang mendukung pembelajaran yang berlangsung baik di kelas maupun di luar kelas b. Karena terletak satu lokasi dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, pengaruh pergaulan berdampak bagi anak usia SD.

II. PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) A. Konsep Dasar PAIKEM 1. Dasar Pemikiran Pembelajaran dilandasi strategi yang berprinsip pada: 1. Berpusat pada peserta didik  2. Mengembangkan kreativitas peserta didik 

3. Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna 4. Prinsip pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) 5. Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna 6. Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat 7. Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan 8. Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya 9. Menggunakan pembelajaran tuntas di sekolah

2. Pengertian PAIKEM PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,

dan

Menyenangkan.

Aktif

dimaksudkan

bahwa

dalam

proses

pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak  akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah

suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan

 perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut

hasil

penelitian,

tingginya

waktu

curah

perhatian

terbukti

meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak  ubahnya seperti bermain biasa.

B. Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 2.

Guru

menggunakan

berbagai

alat

bantu

dan

berbagai

cara

dalam

membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok  bagi siswa. 3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih

menarik dan menyediakan „pojok baca‟ 4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk  cara belajar kelompok. 5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang

perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.

C. Pelaksanaan pendekatan PAIKEM di SD Saraswati 01 Dalam laporan pendekatan PAIKEM yang digunakan ini kami mengamati dari kelas tinggi dan kelas rendah, yaitu kelas satu dan kelas lima. Pada saat itu kelas satu terdapat pembelajaran Bahasa Indonesia sedangkan kelas lima terdapat pembelajaran mekidung atau mulok yang berkaitan dengan tembang-tembang agama Hindu. Lebih jelasnya demikian hasil pengamatan yang telah kami lakukan:

1. Peran Guru dan Siswa a. Peran Guru 1. Fasilitator Dalam pembelajaran guru senantiasa memfasilitasi siswa untuk belajar, diantaranya pada kegiatan mekidung guru mefasilitasi siswa untuk dapat menyanyi dengan teks lagu

2. Motivator Sebagai motivator guru senantiasa memberikan dukungan kepada siswanya untuk rajin dan semangat dalam belajar. Dikelas tinggi guru sering memberikan penguatan positif bagi siswa yang aktif, sering maju, sering menjawab pertanyaan dsb, sehingga siswa lebih terdorong untuk aktif dan mengejakan tugas guru di kelas. Pada kelas satu guru memotivasi pengembangan keaktifan siswa dengan mengerjakan soal bagi siswa yang selesai mengerjakan soal terlebih dahulu mendapat reward dengan memperoleh nilai lebih baik dan dinilai terlebih dahulu daripada temantemannya.

3. Informator Dalam pembelajarannya guru senantiasa memberikan informasi tentang pengetahuan baru kepada siswa. Diantaranya selain memberikan teks lagu guru juga menginformasikan arti dari lirik lagu tersebut.

4. Transformator Sebagai transformator guru berusaha untuk menerjemahkan, memberikan contoh memperagakan sistem nilai dalam berinteraksi dengan siswa. Hal ini dapat dilihat suatu ketika siswa kesusahan dalam memanjangkan pensil, guru membantu mereka, bahkan ketika siswa kesulitan untuk membuka makanan waktu istirahat guru juga membantu membukanya. Pada kegiatan tersebut guru menerjemahkan nilai tolong-menolong dan membantu teman yang kesusahan secara langsung memberikan contoh dalam interaksinya dengan siswa.

5. Transmitor Guru harus meneruskan nilai tersebut kepada siswa melalui ketauladanan. Hal ini tampak ketika siswa mengalami kesulitan karena tidak membawa pensil guru menjadi contoh bagi siswa-siswanya dengan meminjamkan pensil kepada siswa tersebut.

6. Organisator Guru sebagai organisator harus menciptakan lingkungan yang kondusif, dapat dipertanggungjawabkan secara profesional, intelektual dan moral baik kepada siswa. Dalam upaya tersebut guru membagi kelas menjadi empat regu sesuai dengan deret bangku, untuk membantu mempermudah waktu maju penilaian, sehingga siswa tidak berdesak dan berebutan menilaiakan pekerjaan mereka.

7. Inovator Sebagai pembeharu yang berkaitan dengan pengetahuan ini guru senantiasa memberikan ilmu-ilmu baru yang disajikan melalui materi pelajaran. Meskipun dalam mekidung yang hanya bernyanyipun siswa mendapat pengetahuan baru tentang arti kata. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa guru sudah melaksanakan perannya

dengan

baik

dalam

melaksakan

tugas

upaya

menciptakan

pembelajaran yang optimal dengan pendekatan PAIKEM meskipun tidak 

semua semua aspek dilaksanakan dalam tiap pembelajaran, namun secara keseluruhan guru sudah mampu menciptakan suasana yang kondusif.

b. Peran Siswa 1. keaktifan siswa Mulai dari awal kegiatan sudah terlihat keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini tampak dengan siswa berlomba untuk  bertanya ketika diberi kesempatan bertanya oleh guru. Begitu pula antusias siswa dalam menjawab dan berpendapat, ketika diberi soal oleh guru dan meminta

untuk

menjawab,

maka

anak-anak

sangat

bersemangat

mengangkat jari bahkan berlomba cepat sehingga terpilih untuk menjawab pertanyaan tersebut.

2. antusisme dan perhatian siswa Semua siswa memperhatikan penyampaian materi yang diberikan oleh guru serta mengerjakan dengan baik tugas yang telah diberikan, hal tersebut menunjukkan bahwa antusiasme dan perhatian siswa tinggi. Hal tersebut  juga didukung dengan pengaturan posisi tempat duduk, dimana siswa yang kurang mampu diposisikan di depan sehingga lebih termotivasi dan dapat memperhatikan

pelajaran

kemampuannya,

sedangkan

dengan siswa

baik yang

untuk

sudah

meningkatkan

pandai

diposisikan

dibelakang jadi kelas sangat kondusif, tidak rame dibelakang karena siswa pandai lebih cenderung berminat dala pelajaran.

3. siswa memberi apresiasi Apresiasi disini siswa dapat memberikan timbal balik dalam pembelajaran dengan membuat kalimat sesuai petunjuk guru untuk kelas satu, sedangkan kelas lima siswa memberikan apresiasi dengan mengartikan satu persatu lirik yang dibacakan oleh guru.

4. siswa melakukan kegiatan Kegiatan yang dilakukan kelas satu yaitu menulis tegak bersambung, membuat kalimat dan kemudian berlomba untuk dapat membacakan hasil pekerjaan mereka. Sedangkan siswa kelas lima setelah menulis lirik lagu dan berlatih bersama, siswa berebutan untuk maju dan menyayikan lagu yang baru saja dipelajrainya.

5. siswa dapat memecahkan masalah Pada siswa kelas lima, dalam kegiatan menyanyi mereka maju secara kelompok lima siswa, walaupun awalnya berebutan namun pada akhirnya mereka dapat merapikan barisan dan bernyanyi dengan kompak. Sedangkan pada kelas satu siswa dapat menyelesaikan masalah melalui menyelesaikan tugas dengan baik.

2. Kurikulum a.

Penggunaan RPP Pakem Dalam praktek mengajarnya guru-guru di SD Saraswati 01 ini dari kelas rendah sampai kelas tinggi menggunakan RPP yang telah ditetapkan bersama oleh daerah setempat. Namun kemudian dikembangkan dan di sesuaikan dengan kondisi siswa, masyarakan dan di SD tersebut.

b. Sumber Belajar Sebagaimana materi yang diajarkan, sumber belajar berasal dari buku panduan, LKS, Guru, lingkungan setempat, agama hindu, dsb.

c.

Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Sudah ada, terutama pada pelajaran mekidung. Karena mekidung itu merupakan nyanyian orang Hindu yang berkenaan dengan upacara adat. Jadi pembelajaran itu berdasarkan keadaan yang biasa dialami dijumpai siswa dalam lingkungannya.

d.

Tambahan Jam Pelajaran Pada kelas rendah tambahan jam pelajaran sering dilaksanakan guru untuk  siswa yang kurang mampu pada saat istirahat. Untuk kelas tinggi sendiri tambahan jam pelajaran tidak selalu dilaksanakan dalam setiap harinya, biasanya dilaksanakan pada hari senin, rabu dan jumat. Namun, pada kelas rendah maupun kelas tinggi, mereka semua mendapat jam tambahan ekstra dan mulok. Kurikulum yang digunakan SD Saraswati 01 sebagaimana kurikulum yang ditetapkan oleh daerah, serta RPP yang masih ditetapkan pula melalui pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan kondisi sekolah, siswa serta lingkungan belajar di SD tersebut. Dengan demikian secara keseluruhan penggunaan kurikulum disini sudah baik.

3. Strategi Pembelajaran a. Penggunaan Model Pembelajaran Inovatif  Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada SD Saraswati 01 ini kebanyakan menggunakan model pembelajaran terpadu yang saling mengaitkan antara pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain, materi sebelum dan materi yang sedang yang diajarkan, serta mengacu pada pembelajran yang mengitkan dengan lingkungan keseharian siswa.

b. Penggunaan Metode yang Efektif  Dari hasil pengematan menunjukkan bahwa tidak semua kelas menggunakan metode pembelajaran yang efektif, sebagaimana dikelas satu yang hanya menggunkan metode ceramah saja. Namun, dilain pihak pada siswa kelas Vb menggunakan metode yang cukup efektif dalam meningkatkan keefektifan siswa yakni dengan diskusi pada kelompok kecil.

c. Pengelolaan Kelas Dalam kelas guru harus dapat mengkondisikam keadaan fisik dan sosial kelas sehingga kelas menjadi nyaman dan mendukung proses belajara

mengajar. Dalam rangka menciptakan kondisi kelas yang sedemikian rupa, pada tiap awal semester guru mengkonsikan tempat duduk siswa ini sesuai prestasi mereka di kelas, jadi siswa yang pandai duduk dibelakang sedangkan siswa yang kurang duduk di bagian depan. Selain itu guru juga memposisikan tiap deret bangku siswa menjadi regu yang mereka pakai satu semester tersebut. Deret pertama regu A, deret kedua regu B, deret ketiga regu C dan begitu seterusnya. Hal ini dilakukan agar siswa tidak rame berjejal dan berebutan ketika menilaian pekerjaan pada guru. Jadi pada saat penilaian guru tinggal memanggila regu manan yang harus menilaikan pekerjaan ya terlebih dahulu.

d. Pembelajaran Terpadu Pengguanaan pembelajaran terpadu belum terlihat dengan jelas, masih menekankan pada satu mata pelajaran, namun guru sudah mengaitkan anatara pelajaran sebelumnya dengan pelajaran yang akan dilkukan pada saat itu sehingga beban siswa untuk berfikir berat kurang karena sudah ada kaitan dengan pelajaran yang sudah dilaluinya dan dialaminya, jadi siswa akan lebih mudah dalam mengungkapkan pikirannya dan turut aktif dalam pembelajaran

e. Tata Tertib Tata tertib yang digunakan oleh guru di kelas merupakan tata tertib yang telah ditentukan secara bersama antara siswa dan guru. Misal pada pelajaran

bahasa

Inggris

dengan

materi

maju

untuk

memperagakan

percakapan, sanksi bagi siswa yang tidak mau maju sudah ditetapkan bersama guru dan siswa saat pelajaran dimulai. Demikian pula dengan regu di kelas, posisi tempat duduk, baris dan berdoa sebelum pulang, ketua kelas maju kedepan untuk memimpin doa, bersalaman dengan guru sebelum dan selesai  jam pelajaran, semua peraturan tersebut ditetapkan bersama sehingga siswa melakukan dengan tertib dan senang hati tanpa paksaan.

4. Penilaian Kompetensi Guru a. Penguasaan Materi (A) Guru-guru di SD Saraswati 01 ini tampak sangat menguasai materi pelajaran yang mereka bawakan di dalam kelas. Salah satunya pada guru kelas V yang mengajarkan materi mekidung, guru mampu menyanyikan dengan baik, mengetahui makna lagu, mengetahui kegunaan lagu dengan baik  meskipun Guru merupakan guru kelas bukan guru seni musik. Begitu pula dengan guru-guru kelas yang lain yang paham benar materi yang disampaikan. Maka guru-guru tersebut pantas mendapat nilai A berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran.

b. Kemampuan Membuka Pelajaran (A) Membuka pelajaran di mulai dengan masuk kelas secara tertib dan berbaris lalu bersalaman dan mencium tangan guru. Saat semua siswa sudah duduk rapi di kelas, bersama-sama mengucapkan salam kepada guru dan ketua kelas maju kedepan memimpin doa. Kemudian guru melakukann presensi, menanyakan pelajaran kemarin dan memberikan informasi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan tersebut. Dalam hal ini guru sudah dapat membuka pelajaran dengan baik bahkan mengaitkan pelajaran sebelum dengan yang akan dilaksanakan, dengan demikian guru mendapat nilai A karena kompetensinya yang baik.

c. Kemampuan Bertanya (A) Secara spontan guru bertanya kepada siswa yang tidak aktif, kurang mampu dan siswa-siswa lain yang sekiranya harus ditanya untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selain itu secara spontan guru  juga mampu bertanya dan menjawab pertanyaan siswa yang berkaitan dengan materi. Sehingga kemampuan guru tidak diragukan lagi dan nilainya A.

d. Kemampuan Mengadakan Variasi Pembelajaran (AB) Dalam menggunakan variasi pembelajaran ini guru masih dirasa kurang, kebanyakan guru seringnya hanya menggunakan metode ceramah dan

penugasan, meskipun ada yang sudah menggunakan variasi pembelajaran dengan diskusi kelompok dan sebagainya.

e. Kejelasan dan Penyajian Materi (A) Dalam penyajian materi sudah jelas, hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan siswa menjawab dan mengerjakan tugas yang diberikan guru setelah pemberian materi selesai. Hanya saja yang membedakan disini kemampuan siswa itu sendiri, ada yang cepat mengerjakan karena kemampuannya yang cukup tinggi dan anak yang kurang dikelas biasanya mengerjakan lebih lambat.

f. Kemampuan Mengelola Kelas (AB) Kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah baik, karena kelaskelas dapat terkondisi sebagaimana yang diharapakn dapat mendukung dalam proses pembelajaran. Selain posisi duduk dan regu kelas, guru juga

beruasaha

supaya semua siswa memperhatikan dengan baik agar mampu menguasai materi dengan baik,memberikan motivasi untuk terus belajar, menegur dan mengingatkan siswa yang tidak memperhatikan. Meskipun demikian siswa yang berada dibelakang kadang tidak memperhatikan guru, namun karena siswa yang berada di belakang adalah siswa yang pandai tetap saja mereka dapat menguasai pelajaran.

g. Kemampuan Menutup Pelajaran (A) Menutup pelajaran dilakukan guru dengan memberikan penguatan materi yang telah dipelajari, pemberian tugas dirumah untuk kepentingan pertemuan selanjutnya, kemudian berdoa. Setelah itu siswa berbaris dan satu persatu dari regu pulang sambil bersalaman dengan guru terlebih dahulu.

h. Ketepatan Materi Pelajaran (AB) Materi pelajaran yang disampaikan pada pelajaran bahasa Indonesia kelas satu SD itu menulis tegak bersambung dengan rapi, materi ini sudah cukup tepat karena kerapian dalam menulis haruslah diajarkan sejak dini

sebagaimana kelas satu ini agar anak menjadi terbiasa untuk menulis dengan rapi. Sedangkan materi yang diberikan pada kelas lima mekidung dengan bernyanyi serta mengartikan dan memahami arti lirik juga tepat, karena usia anak kelas lima sudah mampu untuk memahami akan peribadatan mereka, sehingga dalam beribahnya mereka tau maksud dan tujuannya. Walaupun sedikit kurang efisien karena mereka sudah mempelajari dirumah saat beribadah. Maka ini masih dirasa kurang.

5. Media pembelajaran a. Audio Di dalam kelas terlihat adanya speaker yang terpasang di sisi kanan tembok kelas, namun dalam pembelajarannya kami belum temukan adanya penggunaan media berupa audio tersebut, guru hanya berceramah seperti biasanya guru mengajar di SD yang pernah kami jumpai sebelumnya.

b. Visual Di dalam kelas-kelas yang kami jumpai terdapat bahwa kelas tersebut sangat kaya dengan pajangan-pajangan gambarnya, mulai dari papan tempat duduk siswa, gambar berbagai macam anyaman, gambar makanan, hewanhewan, gambar pemandangan, jam kedatangan siswa, dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua gabar tersebut dapat membantu siswa dalam kegiatan beljar mengajar serta membantu meningkatkan kemampuan anak.

c. Audio Visual Di dalam kelas-kelas tersebut tidak terdapat dan guru juga tidak  menggunakan media audio visual.

d. Alat Peraga Alat peraga biasa digunakan pada pembelajaran yang memerlukan alat peraga seperti IPA dan matematika, sedangkan untuk pembelajaran Bahasa Indonesia seperti yang kami amati kemarin tidak menggunakan alat peraga dalam proses pembelajarannya.

Penggunaan media pembelajaran oleh guru di SD Saraswati 02, meskipun belum memanfaatkan media yang ada secara optimal namun pemilihannya sudah cukup tepat guna dan cukup memadai kebutuhan siswa untuk meningkatkan kemampuan dan membantu terhadap proses belajar mengajar di dalam kelas.

6.

Evaluasi Pembelajaran a. Pre tes Pada pembelajarannya guru tidak menggunakan pos tes, karena guru merupakan guru kelas jadi sudah paham akan kemampuan siswa-siswanya sehingga pelaksanaan pos tes dirasa tidak perluu. Hanya saja di awal guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya baru kemudian dilnjutkan pada materi yang akan dibahas pada hari itu.

b. Kuis Dalam kegiatan pengamatan disana kami juga tidak mrnjumpai adanya pelaksanaan kuis pada pembelajaran.

c. Post test Pada pembelajarannya guru disana menggunakan penilaian proses dan hasil. Penilaian hasil disini dapat disebut juga penilaian dengan pos tes karena berada diakhir kegiatan. Hanya saja tidak dapat disebut pos tes karena tidak  ada pre tes. Jadi hanya penilaian biasa.

d. Penilaian proses Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru berputar-putar melihat pekerjaan setiap siswanya, hal tersebut dilaksanakan dalam rangka menilai seperti apa proses kegiatan yang dilakukan siswa serta sampai mana pemahaman siswa tentang suatu materi. Selain itu, pada pembelajaran membuat kalimat penilaian proses juga dilakukan oleh guru dengan meminta siswa membacakan hasil kalimatnya sebelum tugas dan KBM selesai.

e. Pengayaan Pengayaan dilaksanakan kepada siswa yang mempunyai kemampuan lebih dibanding teman-teman yang lain. Pengayaan ini berupa pemberian tugas tambahan, ketika mengerjakan soal dan siswa ini selesai lebih dahulu kemudian pekerjaan siswa tersebut di nilai dan meminta siswa melanjutkan ke tugas halaman berikutnya sampai siswa lain juga selesai mengerjakan tugas yang pertama tadi.

f. Remidial Untuk kelas rendah, dalam remidial guru memakai sistem bahwa siswa yang kurang mampu, diberi pekerjaan rumah sampai pekerjaan yang telah dicapai oleh siswa lain di kelas, sehingga siswa yang kurang menjadi mampu mengerjakan tugas sebagaimana yang lain, hanya saja waktunya berbeda sebagai kegiatan remidial. Berbeda dengan kelas rendah, pada kelas tinggi biasa menggunakan kegiatan remidial dengan menambah jam bagi

siswa

yang kurang saat jam pelajaran berakhir. Secara keseluruhan dari semua penilaian yang dilakukan oleh guru pada SD Saraswati 02 sudah baik. Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir kegiatan saja, namun juga diawal sebelum pembelajaran dengan tanya jawab dan penilaian proses kegiatan siswa yang dapat meningkatkan semangat siswa dalam mengerjakan tugas selanjutnya. Disamping itu ada hal lain yang perlu diperhatikan sebagai tambahan yang belum pernah dilakukan pada SD sebelumnya yang kami jumpai yakni penilaian dilakukan per regu secara bergantian dan antri sehingga anak-anak  tidak berebutan di depan guru untuk menilaikan hasil pekerjaannya. Regu tersebut dibentuk pada awal masuk kelas satu, sehingga sudah menjadi kesepakatan antara guru dan siswa.

III. MUATAN LOKAL (MULOK) A. PENGERTIAN MULOK Muatan lokal diartikan sebagai program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada siswa. Isi dalam pengertian di atas adalah bahan pelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan muatan lokal Sedangkan media penyampaian merupakan metode dan sarana yang digunakan dalam penyampaian isi muatan lokal. Kegiatan belajar mengajar yang bermuatan lokal harus mencakup baik  isi

maupun

media

penyampaiannya.

Misalnya,

pada

suatu

daerah

tertentudianggapperiumelestarikan pakaian tradisional daerah sedangkan dalam kurikulum terdapat pokok bahasan mengenai kebutuhan pakaian. Untuk maksud tersebut dalam mengajarkan subpokok bahasan kebutuhan pakaian, selain fungsi dan jenis pakaian secara nasional, guru juga membahas tentang pakaian yang mencakup antara lain tentang arti dari bagian-bagian penting dari pakaian adat, cara memakainya, dan kapan serta di mana pakaian adat itu pantas digunakan, baik di masa kini maupun di masa lalu. Di samping itu guru juga mengajak murid untuk menemutunjukkan apa perbedaan pakaian adat masa lalu dan masa kini serta persamaan dalam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Cara penyajian yang sederhana dapat menggunakan gambar-gambar yang melukiskan penggunaan pakaian adat masa lalu dan masa kini. Dengan cara demikian maka isi dan media penyampaian dapat menunjang tercapainya tujuan muatan lokal yaitu antara lain murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya dan murid dapat menjadi lebih akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.

Lingkungan alam adalah Lingkungan hidup dan tidak hidup yang mencakup komponen bi natang dan tanaman beserta tempat tinggalnya dan hubungan timbal balik antar komponen tersebut. Jadi dalam lingkungan alam terdapat ekosistem antara lain kolam, tambak, sungai, hutan, tanah kebun, lapangan rumput, sawah, keindahan alam, beserta isinya. Secara geografis lingkungan alam ini dapat dibagi menjadi lingkungan pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan/gunung dengan ekosistem yang terdapat di dalamnya. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang mencakup hubungan timbal balik (interaksi) antara manusia satu dengan lainnya sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Contoh-contoh lingkungan sosial antara lain adalah interaksi antarmanusia yang terdapat dalam lingkungan sekolah. lingkungan kelurahan/desa, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan lembaga=lembaga formal seperti: Koperasi Unit Desa, Puskesmas, dan Posyandu, serta lembaga-lembaga informal seperti: Subak di Bali dan sejenisnya. Lingkungan budaya adalah lingkungan yang mencakup segenap unsur budaya yang dimiliki masyarakat di suatu daerah tertentu.Termasukdi dalamnya antara lain adalah kepercayaan, kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, aturan-aturan yang umumnya tidak tertulis (misalnya, tata krama dan tata cara pergaulan dengan orang tua sendiri atau orang lain yang usianya lebih tua, pergaulan dengan teman sebayadan tetangga),nilai-nilai, sertapenampiIan perlambang-perlambangyangmenyatakanperasaan, yang antara lain terdapat dalam upacara adat/tradisional, bahasa daerah (aksara, tutur kata, dan rasa bahasa daerah), dan kesenian daerah (termasuk tari-tarian daerah). Keterpaduan antara lingkungan alam, sosial dan budaya pada hakikatnya membentuk suatu kehidupan yang memiliki ciri tertentu yang disebutpo/a kehidupan. Jadi pola kehidupan masyarakat mencakup interaksi antar anggota masyarakat berkenaan dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Interaksi antar anggota masyarakat itu meliputi interaksi antar individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok, baik  formal maupun informal. Dalam kenyataannya pola kehidupan satu masyarakat dapat berbeda dengan masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan karena

kondisi

lingkungan

alamnyadan

sejarah

perkembangan

kebudayaannya. Kebudayaansuatu masyarakat antara lain mencakup gagasan, keyakinan, pengetahuan, aturan dan nilai, dan perlambang (simbol-simbol) yang digunakan untuk menanggapi lingkungannya. Dengan demikian, pengembangan bahan pelajaran bermuatan lokal yang mengacu pada pola kehidupan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung mengembang kanwawasan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya.

B. KEDUDUKAN MULOK DALAM KURIKULUM Muatan lokal dalam kurikulum dapat merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri atau bahan kajian suatu mata pelajaran yang telah ada. Sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, muatan lokal mempunyai alokasi waktu tersendiri. Tetapi sebagai bahan kajian mata pelajaran, muatan lokal dapat sebagai tambahan bahan kajian dari mata pelajaran yang telah ada atau disampaikan secara terpadu dengan bahan kajian lain yang telah ada. Karena itu, untuk muatan lokal dapat dan tidak dapat diberikan alokasi waktu tersendiri. Muatan lokal sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri tentu dapat diberikan alokasi jam pelajaran. Misalnya, mata pelajaran bahasa daerah, pendidikan kesenian, dan pendidikan keterampilan. Demikian pula, sebagai bahan kajian tambahan dari bahan kajian yang telah ada atau sebagai satu atau lebih pokok bahasan dapat diberikan alokasi waktu. Tetapi muatan lokal sebagai bahan kajian yang merupakan penjabaran yang lebih mendalam dari pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang telah ada sukar untuk  diberikan aiokasi jam pelajaran. Bahkan muatan lokal berupa disiplin di

sekolah, sopan santun berbuat dan berbicara, kebersihan sena keindahan sangat sukar bahkan tidak mungkin diberikan alokasi waktu.

C. MULOK DI SD SARASWATI 1 DENPASAR SD Saraswati 1 Denpasar merupakan salah satu SD swasta di Bali. Mulok atau Muatan Lokal merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di SD Saraswati 1, dalam pelaksanaannya Mulok di SD ini dibagi menjadi 2 yaitu mulok wajib dan mulok pilihan. Mulok wajib di SD Saraswati 1 yaitu: 1. Bahasa Bali 2. Bahasa Inggris Mulok wajib ini diikuti siswa mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Dalam pelaksanaannya kedua mulok wajib ini dilaksanakan seminggu sekali dengan masing-masing jam pelajaran 2 jam. Selain itu, ada juga mulok lain di Saraswati 1 ini yaitu: 1. Mengkidung Mengkidung ini adalah salah satu mulok yang diberikan di SD Saraswati 1. Mengkidung ini berupa nyanyian atau puji-pujian yang dinyanyikan atau dikidungkan saat upacara agama. Pelajaran mengkidung ini diberikan selama satu jam pelajaran. Dan diikuti oleh siswa mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. 2. Mejejahitan Mejejahitan ini merupakan mulok yang berupa keterampilan menghias atau membuat sesaji saat upacara. Keterampilan membuat sesaji ini di sesuaikan dengan tingkat kelas masing-masing peserta didik. Misalnya membuat tangkih untuk kelas rendah, membuat ketupat untuk kelas 4 dan membuat plangen untuk kelas 5. Pelajaran mejejahitan ini dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Selain dari pelajaran mulok ini, sekolah juga menyediakan ekstra kurikuler untuk dipilih siswa sesuai dengan minat dan bakat masing-

masing siswa. Adapun beberapa di antara ekstra kurikuler yang disediakan di sekolah adalah sebagai berikut : a. Belebandung Sejenis ekstra kurikuler yang berupa tetabuhan dengan alat musik atau nabuh. b. Melukis Ekstra kurikuler yang berupa menggambar di kanvas dengan media cat air atau cat lukis. c. Beleganjur Ekstra kurikuler ini merupakan kegiatan yang berbentuk kesenian yaitu dengan mengeluarkan suara bising. Biasanya suara-suara bising ini digunakan saat ada pementasan tari (tari kecak). d. Drum band Drum band ini sering dijumpai di sekolah-sekolah lain. Yaitu berupa kesenian alat musik yang terdiri dari drum, bass drum, kulintang, pianika dan lain-lain yang dibunyikan secara serentak dengan ritme yang senada. Dalam pelaksanaan mulok dan ekstra kurikuler ini SD Saraswati 1 menyediakan guru-guru yang berkompeten di bidangnya. Sedangkan untuk pementasan hasil dari ekskul ini dilakukan setiap akhir tahun dihadapan orang tua siswa. Di SD Saraswati 1 ini sering mengikuti lomba-lomba dan sering meraih juara terutama di bidang Drum band yang sering meraih juara umum. Sedangkan untuk supervisor atau pengawas dari semua kegiatan yang ada di sekolah yaitu orang tua dan komite (yayasan).

D. TUJUAN MUATAN LOKAL Secara umum tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan murid agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang

lingkungannya

serta

sikap

dan

perilaku

bersedia

melestarikan

dan

mengembangkan sumber daya alam ,kualitassosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat. Tujuan penerapan muatan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan langsung adalah tujuan dapat segera dicapai. Sedangkan tujuan tidak iangsung merupakan tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk  mencapainya. Tujuan tidak langsung pada dasarnya merupakan dampak dan tujuan langsung.

a, Tujuan langsung 1) Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid 2) Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan 3)

Murid

dapat

menerapkanpengetahuan

yangdipelajarinyauntuk

memecahkan

dan

masalah

yang

keterampilan ditemukan

di

sekitarnya. 4) Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya yang terdapat di daerahnya.

b. Tujuan tak langsung 1) Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya. 2) Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. 3)

Murid

menjadi

akrab

dengan

lingkungannya

dan

terhindar

dari

keterasingan terhadap lingkungannya sendiri. Dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar maka besar kemungkinan murid dapat mengamati, melakukan percobaan atau kegiatan belajar sendiri. Belajar mencari, mengolah, menemukan informasi sendiri dan menggunakan

informasi

untuk

memecahkan

masalah

yang

adadi

lingkungannya merupakan pola dasar dari belajar. Belajar tentang lingkungan dan dalam lingkungan mempunyai daya tank tersendiri bagi seorang anak. Jean Piaget (1958) telah mengatakan bahwa makin banyak seorang anakmelihat dan mendengar, makin ingin ia melihat dan mendengar. Lingkungan secan. keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap cara belajar seseorang. Benyamin S. Bloom menegaskan bahwa lingkungan sebagai

kondisi, daya dan dorongan eksternal dapat memberikan suatu situasi “kerja” di sekitar murid. Karena itu, lingkungan secara keseluruhan dapat berfungsi sebagai daya untuk membentuk dan memberi kekuatan/dorongan eksternal untuk belajar pada seseorang.

IV. BIMBINGAN KONSELING A. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh manusia yang memeiliki pengertian-pengertian yan khas. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara, dan bahan agar individu dapat mandiri dalam mencegah, memecahakan masalah-masalah yang dihadapinya dan akhirnya dapat mengembangakan diri. Sedangkan konseling merupakan proses pemberiain bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Pelaksanaan observasi bimbingan dan konseling

di SD Saraswati 01

mengambil sampel kelas IC untuk kelas rendah dan kelas VC

untuk kelas

tinggi. Dari hasil observasi diketahui bahwa di SD Saraswati 01 telah dilaksanakan bimbingan dan konseling, hanya saja tidak dikemas dalam mata pelajaan khusus. Sehingga tidak ada jadwal khusus pemberian bimbingan dan konseling. Jam khusus yang mengarah pada hal tersebut ada setiap hari sabtu

setelah jam istirahat yaitu pada kegiatan pembiasaan yang serentak dilaksanakan oleh seluruh siswa. Sedangakan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara khusus jika muncul kasus tertentu saja, ataupun saat muncul masalah pada siswa. Masalah-masalah tersebut dapat berupa masalah perkembangan individu, masalah perbedaan individu, masalah kebutuhan individu, masalah penyesuaian diri dan masalah belajar. Pemberian bimbingan dan konseling disisipkan pada pembelajaran, guru kelas yang bertindak sebagai konselor. Tenaga ahli belum secara khusus disediakan untuk bimbingan dan konseling. Pelaksana bimbingan dan konseling adalah

guru kelas, bagian kesiswaan, orang tua, kepala sekolah yang saling

bekerja sama. Dalam pelaksanaan yang melibatkan orang tua tidak ada waktu khusus atau pertemuan khusus, pertemuan antara orang tua dengan guru kelas sering berlangsung saat orang tua mengantar atau menjemput anaknya sekolah. Berdasarkan wawancara dengan orang tua siswa, guru-guru di SD Saraswati 01 dikenal ramah oleh masyarakat sekitar, sehingga orang tua tidak segan untuk  berkonsultasi kepada guru saat mengantar atau menjempuat anakanya. Di kelas yang kami jadikan sampel tidak terdapat anak berkebutuhan khusus, kemampuan siswanya rata-rata dan tidak ada kasus mencolok yang perlu bimbingan dan konseling secara khusus. Hanya kenakalan siswa yang dapat segera ditangani oleh guru kelas saja, seperti membuat kegaduhan di kelas dan perselisihan antar teman. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan pendekatan yang disesuaikan dengan tingkat

perkembangan siswa dan disisipkan dalam mata

pelajaran-mata pelajaran. Seperti nilai, moral, norma dan hubungan sosial disisipkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

B. Bentuk Bimbingan Secara formal kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan di dalam Undang-undang No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan pemerintahnya. Hal-hal yang berkenaan dengan pendidikan Dasar, dimana Sekolah Dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus dalam PP No.28 tahun 1989. pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa: 1.

bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka

upaya

menemukan

pribadi

,

mengenal

lingkungan

dan

merencanakan masa depan 2.

bimbingan diberikan oleh guru pembimbing, sesuai dengan peraturan tersebut setiap sekolah khususnya sekolah dasar diwajibkan memberikan bimbingan kepada siswa-siswinya. Pemberian bimbingan dan konseling di SD Saraswati 01 diserahkan dan

dilakukan oleh guru kelas sesuai dengan kebutuhan atau masalah yang terjadi dalam kelas yang diampu oleh masing-masing guru. Bentuk pemberian bimbingan yang telah dilaksanakan di SD Saraswati 01 khususnya di kelas 1C dan 5C lebih kepada bimbingan bagi siswa bermasalah dan bagi siswa berprestasi. Untuk bimbingan bagi siswa berkebutuhan khusus sendiri, belum pernah diterapkan di SD Saraswati 01 karena tidak ada siswa yang mengalami kelainan (berkebutuhan khusus) di sekolah ini. Untuk pemberian bimbingan bagi siswa bermasalah, untuk kelas rendah biasanya hanya berupa pemberian nasihat, karena masalah yang sering muncul dikelas rendah (kelas 1 C) ini masih bersifat ringan seperti lupa mengerjakan PR dan kenakalan anak-anak. Jika siswa lupa mengerjakan PR, guru menasihati siswa terlebih dahulu, kemudian siswa diminta mengerjakan tugas tersebut didepan kelas. Bimbingan secara individu di kelas rendah ini dilaksanakan ketika ada siswa yang mengalami kesulitanndalm mengerjakan tugas. Siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, akan

dibimbing secara individu oleh guru pendamping. Untuk bimbingan kelompok pada kelas rendah ini dilaksanakan dengan cara membentuk  kelompok

kecil

pada

mata

pelajaran

tertentu

dengan

tujuan

untuk 

mengembangkan aspek sosial antar siswa, agar siswa mampu berkomunikasi dengan teman lainnya dan dapat mengembangkan kemmpuan sosialnya dengan baik. Untuk kelas tinggi, karena permasalahan yang sering muncul berupa kekurang seriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang disebabkan karena kejenuhan yang dialami siswa, maka bentuk bimbingan atau pelayanan yang diberikan guru berupa penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Penggunaan alat peraga ini dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa dan sebagai sarana untuk menyegarkan pikiran siswa. Selain itu, masalah yang  juga sering muncul dalam kelas tinggi yaitu ketidak seriusan siswa yang ditunjukkan dengan berbuat gaduh didalam kelas sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar. Jika hal ini terjadi, guru biasanya menegur siswa yang menyebabkan kekacauan dan memberikan nasihat kepada nya secara individu, baru kemudian memberikan peringatan, nasihat dan penguatan kepada siswa lainnya secara klasikal untuk tidak berbuat gaduh dan memperhatikan pembelajaran dengan baik. Bentuk bimbingan lain yang dilaksanakan di SD Saraswati 01 yaitu bimbingan bagi siswa berprestasi. Tidak ada program pembelajaran khusus bagi siswa seperti jam tambahan. Akan tetapi bagi siswa yang meraih prestasi lebih akan diikutsertakan dalam ajang perlombaan. Siswa yang diikutsertakan dalam lomba sebelumnya akan diseleksi terlebih dahulu yaitu siswa yang memperoleh peringkat 1-3 dalam kelas. Baru kemudian diadakan pembinaan khusus sebelum lomba dilaksanakan dan akan memperoleh bimbingan dari tim guru mata pelajaran yang sudah ditentukan.

C. Asas Kegiatan dalam Bimbingan Konseling Hasil usaha layanan bimbingan dan konseling tidak akan berarti bila peserta didik yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirnya tetapi harus diraih oleh peserta didik yang bersangkutan. Guru hendaknya menimbulkan suasana agar peserta didik yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud dalam penyelesaian masalahyang menjadi pokok pembicaraan dalam konseling.

D. Aplikasi Bimbingan Konseling Mulok Budi Pekerti dan Pembiasaan Di SD Saraswati 01 telah dilaksanakan beberapa kegiatan yang mendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya melalui mulok  budi pekerti, dan melalui pembiasaan. Mulok budi pekerti termasuk dalam salah satu mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1. Mulok dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah untuk membangun karakter peserta didik. Materi mulok budi pekerti mencakup ajaran menghormati orangtua, menghargai orang lain, tata krama, serta mengkaji nilai-nilai sosial. Dalam proses kegiatan belajar-mengajar, guru

juga

mengaplikasikan budi pekerti di dalam kelas. Aspek yang menjadi sasaran pembelajaran lebih dominan pada aspek sikap/afektif peserta didik, yang difokuskan pada pencapaian prestasi dan perubahan sikap/perilaku peserta didik. Dalam Pembelajaran Mulok budi pekerti ini, secara tidak langsung siswa

telah

diberi

layanan

bimbingan

konseling

yang mengarahkan

kepribadian peserta didik sendiri. Pembiasaan yang dimaksud merupakan pembiasaaan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di

luar

mata

pelajaran

dan

pelayanan

konseling

untuk

membantu

pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan

minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik

dan

atau

tenaga

kependidikan

yang

berkemampuan

dan

berkewenangan di sekolah tersebut. Di sini peserta didik bebas untuk memilih  jenis kegiatan ekstrakurikuler yang mereka inginkan. Kegiatan ekstrakurikuler memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Dengan kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat memperoleh pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. Kegiatan pendukung yang meliputi adanya mulok budi pekerti dan pembiasaan ini dalam rangka mengarahkan dan membantu peserta didik  peserta didik untuk dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal.

E. Evaluasi dan Tindak Lanjut Bimbingan Konseling Kegiatan evaluasi pada bimbingan konseling di Sekolah Dasar Saraswati 01 dilakukan oleh guru kelas. Evaluasi dilakukan oleh guru dengan cara

mengadakan

pengamatan

terhadap

siswa

yaitu,

setelah

siswa

mendapatkan bimbingan apakah terjadi perubahan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Peran orang tua juga sangat penting dalam kegiatan bimbingan konseling yaitu memberikan dorongan kepada siswa agar dapat menjalankan tugas perkembangannya dengan baik. Setelah mengadakan evaluasi maka guru melakukan tindak lanjut dari kegiatan bimbingan yang telah dilakukan. Kegiatan tindak lanjut tersebut diberikan kepada semua siswa, tidak hanya siswa yang bermasalah saja. Tindak lanjut dapat berupa tugas yang mendidik dan menyenangkan bagi siwa, serta pemberian motivasi kepada siswa.

Pada bimbingan yang dilakukan pada kelas rendah hampir tidak  ditemukan masalah yang berat, karena pada kelas rendah masalah yang dihadapi relatif masih bersifat ringan sehingga penanganannya cukup dengan memberikan nasihat. Namun, pada kelas tinggi masalah yang dihadapi relative lebih sulit sehingga dalam penanganannya sedikit berbeda mulai dari memberikan nasihat, peringatan, teguran, sampai dianjurkan untuk pindah sekolah apabila telah melakukan pelanggaran yang cukup berat. Akan tetapi untuk siswa yang sampai pindah sekolah hampir tidak pernah terjadi meningat input sekolah yang cukup baik. Kegiatan bimbingan dan konseling di SD Saraswati 02 diawasi oleh kepala sekolah dan orang tua siswa sendiri sebagai stakeholders, tujuannya agar bimbingan konseling dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat mencapai tujuan dari visi dan misi yang telah ditetapkan oleh sekolah. Secara garis besar kegiatan bimbingan konseling yang dilaksanakan di SD Saraswati 02 sudah berhasil yang didukung dari input siswa yang telah terseleksi sehingga dalam pelaksanaannya tidak menghadapi kendala yang berarti, selain itu ditunjukkan dengan sikap dan perilaku siwa yang baik serta berbagai prestasi yang telah dicapai oleh siswa.

V. PERAN SERTA MASYARAKAT (PSM) A. Kegiatan PSM 1. Konsep Dasar Peran Serta Masyarakat ( PSM ) Pada hakikatnya sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, khususnya masyarakat publiknya, seperti para orang tua murid / anggota Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan ( BP3), dan atasannya langsungnya. Demikian pula hasil pendidikan pelaksanaan sekolah akan menjadi harapan bahkan dambaan masyarakatnya, maka kegiatan

 – 

kegiatan sekolah juga harus terpadu dengan derap masyarakatnya. Sekolah  juga menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan

masyarakat. Tetapi orang tua hanya sebagai pembantu penyelenggara pendidikan, dan tidak berhak untuk mempengaruhi apalagi mengubah arah sasaran pendidikannya. Masyarakat

mempunyai

peran

yang

sangat

penting

dalam

meningkatkan prestasi sekolah. Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 19 ditegaskan bahwa masyarakat berkewajiban memberikan sumber daya penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya pada PP No. 19 tahun 2005 menyebutkan pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Ayat 1 Pasal 54 UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas menyatakan

 bahwa “ Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Kemudian disebutkan lebih lanjut pasal 2 menyatakan

 bahwa “ masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pe ndidikan

“. Penyelenggaraan pendidikan merupakan

tanggungjawab bersama antara pemerintah, orangtua, dan masyarakat. Ketiga komponen tersebut, sesuai dengan fungsi dan peran masing

 –  masing, harus

berupaya agar mutu program pendidikan terselenggara secara optimal.

2. Implementasi Peran Serta Masyarakat ( PSM ) Peran serta masyarakat dalam pendidikan di SD 1 Saraswati cukup besar. Peran serta tersebut antara lain dari tingkatan rendah

 –  tinggi adalah

adanya : 1. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Yakni adanya peran serta massyarakat dengan memanfaatkan jasa sekolah untuk mendidik anak   –  anak mereka. Hal ini terbukti

dengan tanggapan masyarakat yang positif terhadap SD 1 Saraswati. 2. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Yakni masyarakat ikut berpatisipasi dalam pelaksanaan pendidikan di SD 1 Saraswati baik dari kepala dusun, ketua adat orang tua murid

dan

masyarakat

lain.

Bentuk

kontribusinya

dengan

menyumbangkan dana, barang dan tenaga. 3. Peran serta secara pasif  Yaitu masyarakat dalam tingkatan ini menyetujui dan menerima apa yang diputuskan pihak sekolah ( yayasan ), misalnya yayasan memberi keputusan jumlah iuran yang harus dibayarkan orang tua murid bagi anakny ayang bersekolah dan orang tua mematuhinya. Selain itu orang tua juga menerima keputusan program

 –  program

yang telah ditetapkan dan akan dilaksanakan sekolah dengan mematuhinya. 4. Peran serta melalui adanya kegiatan konsultasi dengan guru kelas Yaitu orang tua senantiasa berkomunikasi untuk berkonsultasi dengan guru kelas mengenai kemajuan akademik anaknya selain itu juga mengenai permasalahn akademik yang dialami murid di dalam pembelajaran di SD 1 Saraswati. 5. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan Yaitu sekolah meminta orang tua/masyarakat untuk memberikan penyuluhan

pentingnya

pendidikan,

masalah

gizi

dan lain

sebagainya. Bisa dijadikan nara sumber dalam pembelajaran selama profesi yang digeluti orang tua sesuai dengan materi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran di SD 1 Saraswati juga terdapat peran internal dari pihak sekolah. Berdasrkan wawancara adalah sebagai berikut:

1.

Komite Sekolah SD 1 Saraswati merupakan sekolah swasta yang statusnya disamakan. Sehingga yang berperan sebagi komite sekolah adalah dari pihak yayasan bukan dari perwakilan orang tua murid, kecuali orang tua murid itu bekerja di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan pendidikan sekolah mendapat dana dari yayasan, wali murid dan juga dana BOS dari pemerintah. Dana yang diperoleh selalu ditransparasikan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan dari beberapa pihak dan menjadikan masyarakat percaya pada pengelolaan keuangan SD 1 Saraswati.

2.

Wali murid Para wali murid memberikan iuran siswa yang ditentukan pihak sekolah untuk

kemajuan

sarana

dan

prasarana

yang

mendukung

proses

pembelajaran. Karena dengan sarana pendukung yang terpenuhi tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai. 3.

Tokoh masyarakat Tokoh masyarakat di SD 1 Saraswati membantu dalam hal pelaksanaan kegiatan di d=kelurahan tersebut sepert drum band atau pertunjukan tari. Karena memang sudah ada kerja ama antara sekolah dengan tokoh masyarakat setempat.

3. Dampak Peran Serta Masyarakat ( PSM ) Dampak peran serta masyarakat bagi SD 1 Saraswati Denpasar Utara, Bali diantaranya adalah : a.

Memberikan dukungan dalam segala progaram

 –  program yang

ditetapkan sekolah b.

Memberikan dukungan kualitas dan kuantitas infrastruktur sekolah

c.

Meningkatkan kualitas belajar siswa dengan segala dukungan sarana dan prasarana pembelajaran di rumah, motivasi orang tua dan hal

 – hal

penunjang lain. d.

Membantu segala usaha pemberdayaan siswa yang dilaksanakan sekolah.

e.

Membantu

dalam

pelaksanaan

kegiatan

ekstrakurikuler

untuk 

meningkatkan potensi dan minat siswa dalam suatu kegiatan. Dengan adanya peran masyarakat di dalam proses pendidikan maka akan memudahkan susatu sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik, berkualitas, berwawasan global, berbudaya dan menjunjung tinggi etika dalam berperilaku. Baik di dalam proses pembelajaran ataupun peningkatan kreatifitas siswa melalui berbagai ekstrakurikuler yang dilaksanakan sekolah. Karena peningkatan mutu pendidikan itu harus senantiasa dilakukan oleh instansi sekolah untuk  menuju negara yang maju dan berkompeten dalam bersaing dengan negara lain dalam hal yang positif.

BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN Dari pembahasan hasil observasi di SD Saraswati 01 Denpasar, didapat berbagai simpulan yang menjelaskan keadaan pelaksanaan pendidikan di SD Saraswati 01 Denpasar, yaitu : a. SD Saraswati 01 Denpasar memiliki keterbukaan manajemen yang selalu berupaya agar ada perubahan dan perbaikan dalam melakukan manajemen. Salah satu bentuk keterbukaan ini ditunjukkan dengan adanya rapat rutin yang diadakan 1 bulan 1 kali, dalam rapat tersebut sekolah menerima masukan dari guru dan orangtua siswa sebagai koreksi. Di dalam forum, peserta rapat yang meliputi pihak sekolah dan orangtua siswa membahas tentang kelemahankelemahan yang ada dan memberikan solusi untuk perbaikan bersama termasuk juga saling intropeksi tentang kinerja guru. Selain itu, mereka juga membahas tentang masalah-masalah siswa. b. Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru menggunakan pendekatan inovatif sehingga anak tidak merasa jenuh dan bosan selama mengikuti proses pembelajaran. c. Untuk

muatan

lokal,

SD

Saraswati

01

sangat

menekankan

pada

pengambangan kebudayaan Bali. Seperti mejejahit atau membuat sesaji untuk  upacara, dan lain-lain. d. Pada bimbingan konseling, sekolah sudah mengikutsertakan orangtua atau wali murid serta guru sehingga pada keseharian siswa di sekolah, semua kegiatan bisa berjalan lancar. e. SD Saraswati 01 telah melibatkan masyarakat dalam banyak kegiatan yang diadakan oleh sekolah. Hal ini menunjukkan hubungan yang baik antara

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF