Laporan Kimia Indikator Asam Basa

Nama

: Nia Kurnianingsih

NIM

: 1157040041

Kelas

: Kimia II B

VI. PEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil percobaan dan data pada tabel hasil pengamatan dapat diuraikan bahwa dalam percobaan kali ini yaitu pada “Indikator Asam Basa” dilakukan 3 kali percobaan yaitu pembuatan ekstrak tumbuh-tumbuhan, penentuan trayek perubahan warna, dan pemakaian ekstrak tumbuh-tumbuhan sebagai indikator. Dalam pembuatan ekstrak tumbuhan-tumbuhan digunakan bunga sepatu sebagai indikator alami. Penggunaan bunga sepatu sebagai indikator alami ini karena bunga sepatu mempunyai zat warna yang disebut antosianin dan mampu memberikan perubahan warna baik pada senyawa asam maupun basa. Selain Bunga sepatu, dalam percobaan ini menggunakan akohol sebagai pengesktrak bunga sepatu karena alkohol mempunyai rantai carbon yang akan berfungsi untuk mengikat zat dalam tumbuhan yang akan diekstrak. Dalam tumbuhan terdepat senyawa hydrocarbon yang nantinya akan berikatan dengan rantai carbon pada alkohol. Pada percobaan kali ini hasil dari ekstrak bunga sepatu yaitu berwarna merah yang menandakan bahwa hasil ekstrak tersebut bersifat asam. Karena bunga sepatu ketika di dalam larutan asam akan memberikan warna merah. Dalam percobaan penentuan trayek perubahan warna, NaCl 5% ditetesi ekstrak bunga sepatu warnanya berubah menjadi merah. Itu karena larutan NaCl yang ditambahkan ekstrak tersebut bersifat asam dan pHnya juga 6. Pada larutan H2SO4 0,05 M ditetesi ekstrak bunga sepatu, warna larutannya berubah menjadi warna orange dan pH nya 2 itu berarti larutan H2SO4 tersebut bersifat asam. Pada larutan NaOH 0,01 M ketika ditetesi ekstrak bunga sepatu, warna larutannya berubah menajdi warna hijau tua dan pH nya 11 itu berarti larutan NaOh tersebut bersifat basa. Karena jika ekstrak bunga sepatu ketika di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau. Dalam percobaan pemakaian ekstrak tumbuhan sebagai indikator, larutan HCl ketika ditetesi ekstrak bunga sepatu menghasilkan warna orange, itu berate

larutan HCl tersebut bersifat asam. Pada larutan NaOH ketika ditetesi ekstrak bunga sepatu larutannya berubah warna menjadi warna hijau pekat pada tetesan ke 20, itu berarti larutan NaOH tersebut bersifat asam. Dalam percobaan menggunakan indicator universal, fenolftalien dan alami, pada lubang A plat mikro menggunakan indikator universal dan dihasikan lubang 2 samapi lubang 8 bersifat asam karena memiliki nilai pH 1 sampai 6 itu karena lubang 2 sampai 8 mengandung asam asetat (CH3COOH) yaitu asam lemah yang membuat larutan yang ada pada plat tersebut bersifat asam.sedangkan lubang 9 sampai 11 bersifat basa dengan nilai pH 10 sampai 11 itu karena pada lubang 9 sampai 11 mengandung ammonium hidroksida (NH4OH) yaitu basa lemah yang menyebabkan larutan pada lubang 9 sampai 11 bersifat asam. Pada lubang plat B menggunakan indikator fenolftalien. Pada lubang 2 sampai 7 tidak berwarna karena prinsip dari fenolftalein itu sendiri yaitu jika fenolftalien dilarutkan pada larutan yang memililki pH sekitar 8 atau kurang, maka larutan tersebut akan tetap tidak berwarna. Sedangkan pada lubang 8 sampai 11 berwarna merah dan semakin merah itu karena pada lubang 8 sampai 11 bersifat asam karena prinsip kerja dari fenolftalien yaitu jika feolftalien dilarutkan pada larutan yang memiliki pH atau tingkat keasaman sekitar 8 sampai 10, maka warna larutan tersebut akan berubah warna menjadi warna merah atau merah muda. Pada plat mikro C menggunakan indikator alami (elstrak bunga sepatu). Pada lubang 2 sampai 5 larutannya berwarna orange itu karena ektrak bunga sepatu ketika di dalam larutan asam akan memberikan warna merah atau orange. Pada lubang 6 tidak berwarna itu menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat netral, karena prinsip kerja dari ekstrak bunga sepatu yaitu jika di dalam larutan netral maka larutan tidak akan berwarna. Sedangkan pada lubang 7 sampai 11 larutannya berwarna hijau itu menunjukan bahwa larutan tersebut bersifat basa. Karena prinsip kerja dari ekstrak bunga sepatu yaitu jika di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau. Pada percobaan dengan menggunakan bahan rumah tangga. Ketika sabun cair ditetesi dengan fenolftalein warnanya berubah menjadi merah muda itu karena jika fenolftalein dicampurkan dengan larutan yang memiliki pH sekitar 8 sampai 10, maka warna larutan tersebut akan berubah warna menjadi warna merah atau merah mudan dan bersifat basa. Ketika deterjen ditetesi dengan fenolftalien warnanya berubah menjadi ungu itu karena jika fenolftallien dicampurkan dengan larutan yang memiliki pH melebihi 10, maka warna larutan akan berubah menjadai ungu dan

bersifat basa. Ketika shampoo ditetesi dengan fenolfatlien warnanya tidak berubah karena prinsip dari fenolftalein itu sendiri yaitu jika fenolftalien dilarutkan pada larutan yang memililki pH sekitar 8 atau kurang, maka larutan tersebut warna akan tetap / tidak berubah. Dan ketika susu ditetsi dengan fenolftalien warnanya tidak berubah yaitu putih karena prinsip dari fenolftalein itu sendiri yaitu jika fenolftalien dilarutkan pada larutan yang memililki pH sekitar 8 atau kurang, maka larutan tersebut warna akan tetap / tidak berubah. VI. KESIMPULAN 1. Suatu larutan jika ditetesi dengan indikator alami (ekstrak bunga sepatu) akan bersifat asam jika larutan tersebut berubah warna menjadi merah, bersifat basa jika berubah warna menjadi hijau dan akan bersifat netral jika tidak terjadi perubahan warna pada larutan. 2. Suatu larutan jika ditetesi dengan indikati sintetis (fenolftalein) akan bersifat netral jika tidak terjadi perubahan warna terhadap larutan. Akan bersifat asam jika larutan berubah warna menjadi warna merah atau merah muda. Dan aka bersifat basa jika larutan berubah warna menjadi warna ungu.

VII. DAFTAR PUSTAKA Agustine Sumanti. 2012. Pembuatan-bahan—antimikroba-dengan.html?m=1. http://agustinesumanti.blogspot.co.id. Diakses 6 Februari 15:30 Hidayatul mayyani. 2012. Kenapa-ekstrak-bunga sepatu-digunakan-untuk indikator-asam-basa. https://hidayatulmayyani.wordpress.com