Laporan Kimia Anorganik Penyepuhan
November 28, 2018 | Author: Ayu Novi Rianty | Category: N/A
Short Description
inorganic chemistry in industry...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK Produksi CaO dan CaCl2, Penyepuhan Logam Tembaga, dan Pemurnian Bioetanol Skala Laboratorium Sebagai Aplikasi Kimia Anorganik di Bidang Industri
Tanggal percobaan
: Rabu, 8 November 2017
Tanggal pengumpulan pengumpulan : Rabu, Rabu, 6 Desember 2017
Disusun oleh: Kelompok 6 Ayu Novi Rianty
1157040008
Cita Rachmi Andini
1157040012
Desi Asiati
1157040013
Desmawati
1157040014
Fajar Gunawan
1157040022
JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2017
I.
TUJUAN
1. Membuat CaO dan CaCl 2 dari bahan kapur (CaCO3) dalam skala laboratorium 2. Menentukan aplikasi dari CaO,CaCl2, dan CaCO3 3. Menentukan persen rendemen dari CaO dan CaCl 2 yang dihasilkan 4. Menentukan berat koin logam sebelum dan sesudah penyepuhan 5. Menentukan kesesuaian berat koin logam hasil perhitungan dengan hasil penyepuhan 6. Menentukan kadar etanol sebelum dan sesudah pemurnian dengan zeolit alam yang ditangani dan yang tidak ditangani
II.
TEORI DASAR Kalsium Klorida (CaCl2. 2 H2O)
Kalsium klorida (CaCl2) adalah senyawa ionik yang terdiri dari unsur kalsium (logam alkali tanah) dan klorin. Tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak beracun, yang digunakan secara ekstensif di berbagai industri dan aplikasi di seluruh dunia. Berlaku sebagai ion khalida yang khas dan padat pada suhu kamar. Sebuah senyawa yang terjadi secara alami, Kalsium Klorida cair dapat ditemukan paling sering dalam air laut dan mata air mineral. Sebuah deposit alam besar air garam bawah tanah di Alberta utara telah memberikan Ward Chemical dengan kualitas konsentrasi tinggi statis kalsium klorida sejak tahun 1985, memungkinkan kita untuk menjadi salah satu produsen terbesar cairan kalsium klorida premium di Amerika Utara. Kalsium klorida digunakan untuk perawatan kayu, semen beton, batubara dan sebagai pendingin air garam di industri pendingin dan proses. Permintaan untuk kalsium klorida karena aplikasi baru untuk aneka penggunaan seperti pengisi dalam ban traktor dan pestisida, serta formulasi yang lainnya, telah diperkirakan lebih dari 9000 ton per tahun-terhadap produksi saat ini 7500 ton pertahun. Oleh karena itu, kapasitas yang besar harus direncanakan untuk mengisi produksi saat ini dan permintaan masa depan dari produk. Hal ini dihasilkan oleh sejumlah proses seperti : a. Dengan produk dari cairan limbah air garam dan unit garam amonia tanaman Solvay soda. b. Oleh asam klorida 30% di atas batu kapur atau kalsium karbonat. c. Oleh kapur pada magnesium klorida. Namun proses ketiga tidak ekonomi.
Reaksi yang terjadi dalam pembuatan CaCl 2 sebagai berikut : -
Dengan menggunakan bahan CaCO 3 : CaCO3 + 2HCl → CaCl 2 + H2O + CO2
-
Dengan menggunakan bahan CaO : CaO + 2HCl → CaCl 2 + H2O
Sifat dari CaCl2 (kalsium klorida) : CaCl2 tersedia dalam bentuk kristal putih, butiran, bubuk atau serpih. CaCl 2 tersedia dalam berbagai golongan seperti anhidrat, monohidrat, dihidrat, hexahydrate, dll. Semua CaCl2 larut dalam air dan alkohol. Kelarutan dalam air pada suhu 0 oC dan 26oC adalah 59,5 gram dan 347 gram dalam 100 gram air.
Penggunaan CaCl 2 sebagai berikut : CaCl2 sering di aplikasikan dalam bidang industri dan beberapa kegunaannya sering di terapkan dalam pencairan batu bara, untuk mengikat permukaan beraspal, pengeboran lumpur, kertas dan pulp pengeboran, beton dan semen, fungisida / formulasi pestisida, pendinginan dan pendingin udara, air aditif dalam pemadam kebakaran dan pendingin air, ban karet untuk traktor dan mobil, dan desinfectan. Selain CaCl2 murah, CaCl2 juga termasuk dalam zat pengering, aditif makanan, dan untuk pembuatan gliserol, penstabil dan filter.
Penyepuhan Logam
Penyepuhan logam sering dikenal dengan istilah electroplating. Electroplating merupakan peapisan logam dengan logam lainnya melalui proses elektrolis. Electroplating sering digunakan untuk menghasilkan benda-benda yang lebih menarik dan tahan lama, misalnya pisau, garpu (yang dilapisi denga perak), atau bemper mobil (yang dilapisi dengan kromium). Electroplating juga digunakan untuk melindungi logam dari korosi. Logam besi atau baja mudah terkena korosi atau karat. Untuk melindungi besi atau baja dari korosi makannya besi atau baja tersebut dilapisi oleh suatu logam yang sukar teroksidasi, misalnya logam nikel, timah, perak , atau emas. Pada proses electroplating, benda (logam) yang akan dilapisi dugunakan sebagai kutub katoda dan logam yang melapisi digunakan sebagai kutub anoda. Larutan elektrolit yang digunakan mengandung garam dari logam yang akan melapisi. Arus listrik yang
kecil meyebakan ion-ion loigam yang berasal dari larutan elektrolit menangkap elektron (terjadi reaksi reduksi) dan terendapkan dengan membentuk lapisan pada kutub katoda. Hal itu menyebabkan atom-atom logam pada kutub anoda kehilangan elektron (terjadi reaksi oksidasi) dan larut dalam larutan elektrolit sebagai ion.
Pemurnian dengan Zeolit
Zeolit adalah mineral kristal alumina silikat berpori terhidrat yang mempunyai struktur kerangka tiga dimensi terbentuk dari tetrahedral [SiO 4]4- dan [AlO4]5-. Kedua tetrahedral di atas dihubungkan oleh atom-atom oksigen, menghasilkan struktur tiga dimensi terbuka dan berongga yang didalamnya diisi oleh atom-atom logam biasanya logam-logam alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas (Breck, 1974; Chetam, 1992; Scot
et al.,
2003).
Umumnya, struktur zeolit adalah suatu polimer anorganik berbentuk tetrahedral unit TO4, dimana T adalah ion Si 4+ atau Al3+ dengan atom O berada diantara dua atom T, seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.
Struktur zeolit memiliki rumus umum Mx/n [(AlO2)x(SiO2)y].wH2O, dimana M adalah kation alkali atau alkali tanah, n adalah jumlah valensi kation, w adalah banyaknya molekul air per satuan unit sel, x dan y adalah angka total tetrahedral per satuan unit sel, dan nisbah y/x biasanya bernilai 1 sampai 5, meskipun ditemukan juga zeolit dengan nisbah y/x antara 10 sampai 100 (Bekkum
et al. ,
1991). Dewasa ini dikenal dua jenis
zeolit, yakni zeolit alam dan zeolit sintetis, namun sekarang zeolit yang paling banyak digunakan adalah zeolit sintesis.
Zeolit Alam
Zeolit alam ditemukan dalam bentuk mineral dengan komposisi yang berbeda, terutama dalam nisbah Si/Al dan jenis logam yang menjadi komponen minor, seperti diperlihatkan dalam Tabel 1
Zeolit alam terbentuk karena adanya proses kimia dan fisika yang kompleks dari batuan-batuan yang mengalami berbagai macam perubahan di alam. Para ahli geokimia dan mineralogi memperkirakan bahwa zeolit merupakan produk gunung berapi yang membeku menjadi batuan vulkanik, batuan sedimen dan batuan metamorfosa yang selanjutnya mengalami proses pelapukan karena pengaruh panas dan dingin (Lestari, 2010). Sebagai produk alam, zeolit alam diketahui memiliki komposisi yang sangat bervariasi, namun komponen utamanya adalah silika dan alumina. Di samping komponen utama ini, zeolit juga mengandung berbagai unsur minor, antara lain Na, K, Ca (Bogdanov et al., 2009), Mg, dan Fe (Akimkhan, 2012). Terlepas dari aplikasinya yang luas, zeolit alam memiliki beberapa kelemahan, diantaranya mengandung banyak pengotor seperti Na, K, Ca, Mg dan Fe serta kristalinitasnya kurang baik. Keberadaan pengotor-pengotor tersebut dapat mengurangi aktivitas dari zeolit. Untuk memperbaiki karakter zeolit alam sehingga dapat digunakan sebagai katalis, adsorben, atau aplikasi lainnya, biasanya dilakukan aktivasi dan modifikasi terlebih dahulu (Mockovciakova
et al.,
2007).
III.
PROSEDUR KERJA 1. Eksperimen Produksi Senyawa Yang Berhubungan dengan Kapur
Padatan CaCO3 ditimbang sebanyak 3 gram kemudian dilarutkan dalam HCL encer secara bertahap sampai tepat larut. Kemudian larutan dipanaskan hingga air hampir habis. Setelah itu larutan didinginkan dan disaring. Endapan hasil penyaringan dicuci dengan aquades sampai pH netral. Endapan lalu dikeringkan dan ditimbang. Endapan ditentukan rendemennya.
2. Eksperimen Penyepuhan Logam Tembaga
Koin tembaga disiapkan, lalu diampelas sampai telihat warna tembaganya dan ditimbang. Disiapkan juga 6 buah baterai 1,5 V yang dirangkai seri serta dibungkus dengan kertas koran. Rangkaian baterai tersebut diikat dengan karet gelang atau selotip. Koin tembaga yang telah diampelas dilubangi sisi permukaannya lalu ditimbang. Disiapkan 2 buah kabel masing-masing panjangnya 30 cm. Salah satu kabel diikatkan pada koin logam yang telah ditulisi nama kelompok. Sedangkan kabel satunya digunakan untuk mengikat grafit. Grafit dan koin dicelupkan ke dalam larutan NiSO4 yang telah diencerkan. Kabel (koin) dihubungkan ke kutub negatif baterai sedangkan kabel (grafit) dihubungkan ke kutub positif baterai, lalu didiamkan dan diamati selama 10 menit. Setelah 10 menit, arus listrik diputuskan, dan koin dibilas dengan aquades lalu tulisan yang terdapat pada koin dihapus dengan kapasyang telah dibasahi aseton. Koin tersebut ditimbang kembali dan diamati perubahannya.
3. Eksperimen Pemurnian Bioetanol dengan Zeolit Alam
Zeolit disiapkan, dibagia dua lalu ditimbang dengan berat masing-masing 5 gram. Zeolit I direndam dalam aquades sambil diaduk selama 2 jam. Zeolit kemudian disaring dan dicuci dengan aquades. Seolit dikeringkan pada suhu 105 oC selama 2 jam. Zeolit kering kemudian dicampurkan ke dalam etanol 70%. Setelah itu diaduk dengan magnetic stirer selama 1 hari. Larutan etanol tersebut disaring lalu ditentukan kadar etanolnya dengan menimbang dengan piknometer. Sebelumnya telah dilakukan pembuatan standar etanol 30%-70% yang hasilnya dibuat buat grafik hubungan massa jenis etanol dengan kadar (%) etanol.
IV.
HASIL PENGAMATAN 1. Eksperimen Produksi Senyawa Yang Berhubungan dengan Kapur PERLAKUAN
PENGAMATAN
CaCO3 ditimbang
Padatan putih, berat: 3,0066 gram
Ditambah HCl encer
Larutan putih
Dipanaskan
Endapan putih, larutan tidak berwarna
Disaring
m kertas saring: 0,9670 gram filtrat: larutan tak berwarna residu: endapan putih
Dikeringkan
Padatan putih kering m padatan+kertas saring : 4,9873 gram m padatan : 4,0203 gram
2. Penyepuhan Logam Tembaga PERLAKUAN
PENGAMATAN
Koin tembaga ditimbang
Padatan kuning tua, m: 5,2675 gram
Diampelas sampai warna tembaga terlihat
Padatan kuning
Dulubangi bagian sisi permukaan lalu
Massa: 5,1562 gram
ditimbang Kabel
diikatkan
pada
koin
dan
Katoda
Kabel yang lain diikatkan pada grafit dan
Anoda
dihubungkan ke kutub negatif
dihubungkan ke kutub positif Eloktroda-elektroda tersebut dicelupkan
Muncul gelembunggas di sisi grafit dan
ke dalam larutan NiSO4 dengan elektroda
disekitar koin
koin sebelumnya diberi tulisan bebas pada kedua sisinya Didiamkan sampai bagian koin logam
Gelembung tambah banyak, bagian logam
tersepuh hitam
berwarna hitam dan disisi lain terbentuk nikel, te = 89 menit = 5340 s
Koin dibersihkan dengan kapas yang
Logam tetap hitam
telah dibahasi aseton Berat koin ditimbang kembali
Massa: 5,1446
3. Eksperimen Pemurnian Bioetanol dengan Zeolit Alam
a. Zeolit tanpa ditangani PERLAKUAN
PENGAMATAN
5 gram zeolit ditimbang
Serbuk abu-abu, 5,0045 gram
Dilarutkan dalam aquades sambil diaduk
Larutan abu-abu
dengan magnetic stirer selama 1 jam Endapan disaring dan dicuci beberapa
Filtrat: larutan tak berwarna
kali
Residu: endapan abu-abu
Endapan dipanaskan pada suhu 105 oC Berat endapan : 5,4043 gram selama 2 jam Endapan (zeolit) dimasukkan ke dalam larutan
etanol
70%,
diaduk
Larutan abu-abu
dengan
magnetic stirer selama 1 hari Disaring
Filtrat: larutan tak berwarna Residu: endapan abu-abu
Filtrat dimasukkan ke piknometer 25mL
Berat: 43,6793 gram
lalu ditimbang
b. Zeolit yang ditangani PERLAKUAN
PENGAMATAN
5 gram zeolit ditimbang
Serbuk abu-abu, 5,0020 gram
Dilarutkan dalam 20 mL HCl 2N sambil
Larutan putih keabu-abuan
diaduk dengan magnetic stirer Dilarutkan dalam 10 mL aquades sambil
Larutan abu-abu
diaduk dengan magnetic stirer selama 1 jam Endapan disaring dan dicuci beberapa
Filtrat: larutan tak berwarna
kali
Residu: endapan abu-abu
Endapan dipanaskan pada suhu 105 oC Berat endapan : 7,1975 gram selama 2 jam Endapan (zeolit) dimasukkan ke dalam larutan
etanol
70%,
diaduk
magnetic stirer selama 1 hari
dengan
Larutan abu-abu
Disaring
Filtrat: larutan tak berwarna Residu: endapan abu-abu
Filtrat dimasukkan ke piknometer 25mL
Berat: 43,9565 gram
lalu ditimbang
4. Pengukuran standar etanol PENGUKURAN
V.
BERAT (gram)
Piknometer kosong
20,8836
Pikno + aquades
46,3665
Pikno + etanol 30%
45,3040
Pikno + etanol 40%
44,9115
Pikno + etanol 50%
44,5672
Pikno + etanol 60%
44,0900
Pikno + etanol 70%
43,3924
PERHITUNGAN 1) Pembuatan Larutan HCl 2N 200 mL N =
% 10
=
36 1,19 10 36,5
=11,7369 N
(V1.N1) = (V2. N2) V1. 11,7369 N V1
= 250 mL. 2 N
= 42 mL
2) Pembuatan Larutan Standar Etanol
Etanol 30%
Etanol 50%
V1 . %1 = V2 . %2
V1 . %1 = V2 . %2
V1. 70% = 30 mL . 30%
V1. 70% = 30 mL . 50%
V1 = 12,85 mL
V1 = 21,42 mL
Etanol 40%
Etanol 60%
V1 . %1 = V2 . %2
V1 . %1 = V2 . %2
V1. 70% = 30 mL . 40%
V1. 70% = 30 mL . 60%
V1 = 17,14 mL
V1 = 25,71 mL
Etanol 70 % 30 mL Etanol 70%
3) Menghitung V pikno
V pikno =
=
( +)− ( )
46,3665 −20,8836 1 /
=25,4829 mL
4) Menghitung Massa Jenis Larutan Standar
-
ρ 30% =
-
ρ 40% =
-
ρ 50% =
-
ρ 60% =
-
ρ 70% =
45,3040 – 20,8836 25,4829 44,9115 – 20,8836 25,4829 44,5672 – 20,8836 25,4829 44,0900 – 20,8836 25,4829 43,3924 – 20,8836 25,4829
= 0,9597 g/mL = 0,9429 g/mL = 0,9294 g/mL = 0,9107 g/mL = 0,8833 g/mL
5) Grafik Hubungan Massa Jenis terhadap kadar etanol
6) Menghitung Massa Jenis Etanol Setelah Pemurnian dengan Zeolit Tanpa Ditangani
ρ etanol TD =
43,6793 – 20,8836 25,4829
= 0,8914 g/mL
dari grafik diperoleh y= -0,0018x + 1,0161 0,8914 = -0,0018x + 1,0161 x = 69,28%
7) Menghitung Massa Jenis Etanol Setelah Pemurnian dengan Zeolit yang Ditangani
ρ etanol TD =
43,9565 – 20,8836 25,4829
= 0,9054 g/mL
dari grafik diperoleh y= -0,0018x + 1,0161 0,9054 = -0,0018x + 1,0161 x = 61,5%
8) Penambahan Berat Koin Setelah Penyepuhan
Diketahui: Berat awal = 5,1562 gram
t = 5340 s
Berat akhir = 5,1446 gram
Ar Ni = 58,6934 g/mol
I = 1,5 V e = Ar Ni/ Muatan Ni = 58,6934/ 2 = 29,3467 g/mol w = e.t.i/96500 =
29,3467
5340 1,5
96500
= 2,4359 gram
9) Persen Rendemen CaCl 2
%rendemen CaCl2
= =
4,0203 3,0066
= 133,72%
VI.
PERSAMAAN REAKSI
1. Pembuatan CaCl2
x 100%
x 100%
CaCO3 (s) + 2HCl
(aq)
CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2(g)
CaCl2 (aq) 105oC CaCl2 (s) +H2O(g) 2. Penyepuhan Reduksi
: Ni2+(aq) + 2e
Oksidasi
: 2H2O(aq) 4H+(aq) + O2(g) + 4e
Net
: 2Ni2+(aq) + 2H2O(aq) 2Ni(s) +4H+(aq) + O2(g)
Ni(s)
3. Pemurnian dengan Zeolit Si4+ + H2O Si(OH)4 Al3+ + H2O Al(OH)3 AlO4 + 3HCl AlCl3 + 3H2O SiO4 + 4HCl SiCl4 + 2H2O
x2 x1
View more...
Comments